BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teory Legitimasi
cara untuk menjamin operasi mereka berada dalam batas dan norma yang berlaku
suka rela melaporkan aktivitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal ini
adalah yang diharapkan oleh semua pihak (Deegan, 2000). Legitimasi merupakan
beroperasi dalam perilaku yang konsisten dengan norma sosial. Hal ini seringkali
B. Pengertian Bank
Bank memiliki tiga fungsi utama, yaitu melakukan aktivitas dalam menghimpun
dana kepada pihak ketiga, aktivitas penyaluran dana kepada pihak ketiga yang
membutuhkan dana, dan aktivitas bank dalam memberikan pelayanan jasa kepada
masyarakat.
adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
10
11
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Menurut Taswan
(2010), bank ialah suatu lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun
dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan lainnya dari pihak ketiga
(surplus spending unit) yang kemudian disalurkan kembali kepada pihak yang
membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang
C. Fungsi Bank
1. Agent of Trust
mau menitipkan dananya di bank karena adanya kepercayaan. Pihak bank juga
2. Agent of Development
3. Agent of service
tagihan.
D. Kesehatan Bank
Tahun 1992 tentang Perbankan dimana ditegaskan bahwa bank wajib memelihara
kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang
berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan
prinsip kehati-hatian.
Al-Baqarah: 282
َ يَآأَيُّ َها الَّ ِذينَ َءا َمنُوا إِ َذا تَدَايَنت ُ ْم بِ َدي ٍْن إِلَى أ َ َج ٍل ُّم
ٌ ِس ًّمى فَا ْكتُبُوهُ َو ْليَ ْكتُب بَّ ْينَ ُك ْم كَات
َب بِا ْلعَ ْد ِل َوال
ْ ق هللاَ َربَّهُ َوالَ يَ ْب َخ
س ِ َّ ق َو ْليَت َ علَّ َمهُ هللاُ فَ ْليَ ْكت ُ ْب َو ْليُ ْم ِل ِل الَّذِي
ُّ علَ ْي ِه ا ْل َح َ ُ ب أَن يَ ْكت
َ ب َك َما ٌ ِب كَات َ ْ يَأ
ُست َ ِطي ُع أَن يُ ِم َّل ُه َو فَ ْليُ ْم ِل ْل َو ِليُّه
ْ َض ِعيفًا أ َ ْوالَ ي
َ س ِفي ًها أ َ ْو
َ ق َ ش ْيئ ًا فَ ِإن كَانَ الَّذِي
ُّ علَ ْي ِه ا ْل َح َ ُِم ْنه
ِ َ ام َرأَت
ان ِم َّمن ْ ستَش ِْهدُوا ش َِهي َدي ِْن ِمن ِ ِّر َجا ِل ُك ْم فَ ِإ ْن لَ ْم يَكُونَا َر ُجلَي ِْن فَ َر ُج ُلُُ َو
ْ بِا ْلعَ ْد ِل َوا
ش َهدَآ ُء إِ َذا َما ُدعُوا َ ْ َاء أ َ ْن ت َ ِض َّل إِحْ دَا ُه َما فَت ُ َذ ِك َِّر إِحْ دَا ُه َما اْأل ُ ْخ َرى َوال َ يَأ
ُّ ب ال ُّ ت َ ْرض َْونَ ِمنَ ال
ِ ش َهد
َّ هللا َوأ َ ْق َو ُم ِلل
ش َها َد ِة َوأ َ ْدنَى َ يرا إِلَى أ َ َج ِل ِه َذ ِل ُك ْم أ َ ْق
ُ س
ِ ط ِعن َد ً ِيرا أ َ ْو َكب َ ُسئ َ ُموا أ َ ْن ت َ ْكتُبُوه
ً ص ِغ ْ َ َوالَ ت
ح أَال َّ ت َ ْكتُبُو َها
ٌ علَ ْي ُك ْم ُجنَا َ ِيرونَ َها بَ ْينَ ُك ْم فَلَي
َ ْس ُ اض َرةً تُد َ أَال َّ ت َ ْرتَابُوا إِال َّ أ َ ْن تَكُونَ تِ َج
ِ ارةً َح
َقُُ بِ ُك ْم َواتَّقُوا هللا ُ ُبُُ َوالَ ش َِهيدُُُ َوإِن ت َ ْفعَلُوا فَ ِإنَّهُ ف
ُ سو ُ َِآر كَات َّ َوأَش ِْهدُوا إِ َذا تَبَايَ ْعت ُ ْم َوال َ يُض
ُُع ِلي ُم َ َويُعَ ِلِّ ُم ُك ُم هللاُ َوهللاُ بِ ُك ِ ِّل
َ ش ْي ٍء
13
Terjemahan:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika yang berutang itu
orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu). Jika
tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan
dari saksi-saksi yang kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun
besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi
Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah
itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi
kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual
beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan
(yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu.
Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.” Al Baqarah : 282
Dalam Ayat tersebut dapat dimaknai bahwa pencatatan dalam hal ini
adalah laporan keuangan yang posisinya sangat penting bagi semua pihak
dikarenakan dengan pencatatan seseorang mampu melihat aset, laba, modal dan
tersirat dalam surah Al-Baqarah: 282 juga secara tegas untuk malakukan aktivitas
Mei 2004, penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan
datang sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain dapat digunakan sebagai sarana
Kredit penilaian kesehatan bank dibagi atas empat kategori, namun sistem
“reward system” dengan nilai kredit antara 0 sampai 100, yakni sebagai berikut:
pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank, dan Bank
kesehatan bank merupakan hasil penelitian kuantitatif atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui faktor permodalan,
kualitas aset, manajemen, likuiditas, dan sensivitas terhadap resiko pasar, dan
judgement.
15
Menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa sisi. Penilaian
ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup
sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas
Penilaian kesehatan bak dilakukan setiap tahun untuk mengetahui apakah ada
hatian (prudential banking), dalam dunia perbankan, maka Indonesia merasa perlu
menetapkan aturan tentang kesehatan bank. Dengan adanya aturan bank tentang
kesehatan bank ini, perbankan selalu dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan
3. Metode CAMELS
a. Capital (Permodalan)
untuk mengantisipasi resiko masa kini dan resiko yang akan datang. Kecukupan
modal yang dimiliki suatu bank berdasarkan pada sistem kebijakan dan perbankan
tidak hanya dihitung berdasarkan dari nominalnya saja, tetapi juga dilihat dari
rasio kecukupan modal. Salah satu rasio keuangan yang digunakan untuk
Modal Bank
CAR =
ATMR
dimiliki bank serta kecukupan manajemen resiko kredit. Tingkat kualitas aktiva
produktif suatu bank mempunyai pengaruh terhadap modal bank. Tingkat modal
yang bagus dapat menjadi buruk apabila bank tidak mampu memelihara tingkat
kualitas aktiva produktif yang dimiliki. Salah satu rasio keuangan yang digunakan
adalah Non Performing Asset yaitu kredit bermasalah terhadap total aktiva
produktif.
Rasio NPA (Non Performing Asset). Rasio NPA adalah rasio untuk
bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini maka akan
semakin buruk kualitas aktiva produktif yang menyebabkan PPAP yang tersedia
semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
kurang lancar, diragukan, dan macet. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
c. Management (Manajemen)
kepatuhan bank terhadap ketentuan yang belaku. Hal ini didukung dengan adanya
Indonesia. Manajemen yang baik dalam suatu bank diharapkan dapat memelihara
kesehatan bank.
sistem, sumber daya manusia, kepimimpinan, dan budaya kerja. Manajemen risiko
berisi pertanyaan mengenai risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit, risiko
karena adanya keterbatasan yang ada. Pembatasan ini dilakukan mengingat bahwa
untuk dapat melakukan penilaian tingkat kesehatan suatu bank, tidak cukup hanya
tetapi juga data data pendukung lainnya yang bersifat internal. Data yang
mengandalkan dari data publikasi bank, tetapi haris melalui survey kuisioner dan
18
wawasan. Di Indonesia, hanya Bank Indonesia dan bank yang bersangkutan saja
d. Earning (Rentabilitas)
Penilaian ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
rentabilitas adalah Return on Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan Beban
sebagai berikut:
Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang
sebagai berikut:
e. Liquidity (Likuidasi)
diajukan. Rasio ini menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu kredit
LDR (Loan to Deposit Ratio) atau rasio kredit terhadap deposit atau
semakin rendah kemampuan likuiditas bank tersebut. Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
kompleks dan beragam dapat meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko
penilaian tingkat kesehatan bank dapat lebih digunakan sebagai alat untuk
fokus pada risiko yang signifikan, dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku
bank umum Bank Indonesia telah menetapkan sistem penilaian tingkat kesehatan
komprehensif dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang
21
tindakan pengawasan yang sesuai dan tetap waktu karena penilaian dilakukan
secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian dan difokuskan pada risiko
yang signifikan serta dapat segera dikomunikasikan kepada bank dalam rangka
4. Metode RGEC
risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank
yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko, yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko
likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, dan risiko stratejik, risiko kepatuhan
dan risiko reputasi. Berdasarkan hasil pengawasan, jenis risiko yang menonjol
dalam industry perbankan nasional adalah risiko kredit operasional. Hal ini
mengandalkan penyaluran kredit. Dari sisi risiko kredit, hal-hal yang masih perlu
ditingkatkan pada beberapa bank antara lain adalah penyempurnaan kebijakan dan
Adapun risk profile dalam penelitian ini terdiri dari 5 rasio yaitu sebagai
berikut:
1) Credit Risk
lancar, diragukan, dan macet. Risiko kredit ditujukan dengan besaran Non
kriteria kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap tota; kredit yang disalurkan
bank. Semakin rendah rasio ini maka kemungkinan bank mengalami kerugian
sangat rendah yang secara otomatis laba akan semakin meningkat (negatif).
𝐵𝑎𝑑 𝐷𝑒𝑏𝑡
𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑜𝑎𝑛 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑛
2) Liquidity Risk
Liquidity Risk adalah risiko yang dihadapi oleh bank karena tidak dapat
memenuhi kewajibannya. Yang telah jatuh tempo dengan harta likuid yang
dimilikinya. Rasio yang digunakan untuk menetukan Liquidity Risk adalah Loan
to Deposit Ratio (LDR). Rasio keuangan ini menerangkan bahwa LDR digunakan
untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membandingkan antara jumlah
kredit yang diberikan oleh bank dan dana pihak ketiga, termaksud pinjaman yang
termasuk kredit kepada bank lain. Dan pihak ketiga adalah giro, tabungan,
23
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐿𝐷𝑅 = × 100
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
Interest rate risk adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku
bunga yang terjadi dipasaran uang mampu memberi pengaruh negative bagi
pendapatan perusahaan. Interest Rate Risk (IRR) ini merupakan salah satu
kategori dari risiko pasar. Rasio ini memperlihatkan risiko yang mengukur
besaran bunga yang diterima oleh bank dibandingkan dengan bunga yang dibayar.
sebaliknya semakin rendah rasio ini maka secara otomatid laba akan meningkat
Interest Sensitivity Asset, yaitu Interest income atau hasil bunga berupa
giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang
Sensitivity Liabilities yaitu Interest expenses atau biaya bunga berupa giro,
4) Solvency Risk
bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya, dimana kerugian
24
ini dapat dipenuhi dengan ketersediaan modal bank. Rasio keuangan yang
memproksikan untuk solvency risk yaitu Deposit Ratio. Deposit ratio adalah
dana yang disimpan para deposannya. Semakin tinggi rasio ini maka
kemungkinan bagi bank rugi semakin kecil secara otomatis laba semakin
meningkat (profit). Rumus untuk menghitung nilai Deposit Rasio adalah sebagai
berikut:
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡
5) Efficiency Risk
dialokasikan untuk fixed asset dan investasi lainya. Hal tersebut dapat dihitung
income, cost, dan expanses. Dalam penelitian ini, rasio-rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur efficiency risk adalah Fixed to Asset to Capital Ratio
(FACR).
operasional bank dalam menghasilkan incomes dari dana yang dialokasikan untuk
investasi. FACR adalah perbandingan antara aktiva tetap dan inventaris dengan
modal yang dimiliki oleh bank. Semakin tinggi rasio FACR, mengidentifikasi
kerugian sangat tinggi secara otomatis laba semakin menurun (negatif). Rumus
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
𝐹𝐴𝐶𝑅 = × 100%
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
corporate governance dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau
c. Earning (Rentabilitas)
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan.
Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus
kerugian secara kontinyu dalam kegiatan operasinya maka kerugian tersebut akan
memakan modalnya. Bank yang dalam kondisi demikian tentu saja tidak dapat
dikatakan sehat.
tingkat aset tertentu. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan
(laba) yang dicapai bank (positif). Besarnya nilai ROA dapat dihitung berdasarkan
laba setelah pajak dengan modal (modal inti) bank. Rasio ini digunakan untuk
modal sendiri. Semakin tinggi nilai ROE, semakin tinggi laba bank tersebut
bergantung dari selisih antara suku bunga dari kredit yang disalurkan dengan suku
Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kemungkinan laba bank akan meningkat
(positif). Rumus untuk menghitung besarnya nilai NIM adalah sebagai berikut:
yang dikeluarkan oleh bank dalam rangk menjalankan aktivitas usaha utamanya
seperti biaya bunga, biaya pemasaran, biaya tenaga kerja, dan biaya opersi
Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisiensi biaya operasional yang
semakin meningkat (negatif). Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus:
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
BOPO = × 100%
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
d. Capital (Permodalan)
aspek ini yang dinilai adalah permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan
kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
28
Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR).
Bank secara konsilidasi dan informasi keuangan lainnya. Rasio untuk menilai
permodalan ini adalah Capital Adaquacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang
risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut
diluar bank. Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐶𝐴𝑅 = × 100%
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜
mendanai aktiva produk. Semakin rendah biaya dana yang dikeluarkan oleh bank.
Semakin rendah biaya dana maka semakin meningkatkan laba bank (positif).
E. Penelitian Terdahulu
penelitan Kusumawati (2014), Kevin (2013), dan Khisti, Fransisca, dan Nila
Metode
No. Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil
Penelitian
1 Kusumawati (2014) Analisis Kuantitatif Metode CAMELS
Komparatif Deskriptif menunjukkan bahwa
Kinerja Keuangan Teknik kinerja Bank Mandiri rata-
Perbankan Analisis rata dinilai sangat baik.
Berdasarkan Deskriptif Hal demikian ditunjukkan
Metode CAMELS pada penilaian dengan
dan RGEC pada metode
PT. Bank Mandiri RGEC yang nilai rasio NPL,
(Persero) TBK Likuiditas, ROA dan CAR
mengalami peningkatan
selama tahun 2010-2012.
Tidak ada perbedaan
signifikan antara hasil
analisis kinerja
keuangan Bank Mandiri
yang dilakukan dengan
menggunakan metode
CAMELS
dan RGEC.
2 Kevin (2013) Analisis Laporan Kuantitatif Bank Mandiri, Bank Negara
Keuangan komparatif: Indonesia, Bank
Dengan Membanding Rakyat Indonesia, dinilai
Menggunakan kan tingkat Sehat, dimana Bank
Metode CAMEL kesehatan mampu dan memiliki
untuk Menilai bank milik ketahanan dalam
Tingkat pemerintah menghadapi gejolak
Kesehatan daerah (Bank perekonomian dan
Perbankan Mandiri, pengaruh negatif yang
Bank BNI, berasal dari lingkungan
Bank BTN, eskternal bank. Bank
dan BRI) Tabungan Negara,
mendapat predikat Cukup
Sehat, dimana meskipun
bank telah beroperasi
dengan baik dan mampu
menghadapi
gejolak perekonomian,
tetapi terdapat kelemahan
yang harus menjadi titik
fokus manajemen dalam
membenahi
tingkat kesehatan Bank
30
BTN.
3 Khisti, Fransisca, Analisis Tingkat Kuantatif penilaian kesehatan Bank
dan Nila (2014) Kesehatan Bank Deskriptif BCA untuk rasio NPL
dengan Teknik dengan rata-rata 1,31%
Menggunakan Analisis masih dalam kategori bank
Pendekatan Deskriptif sehat menurut Peraturan
RGEC (Risk Bank Indonesia, yaitu 2%.
Profile, Good Penilaian faktor GCG,
Corporate memiliki manajemen yang
Governance, dan baik yang terstruktur dengan
Capital) (Studi rapi dan tugas serta masing-
pada PT Bank masing tanggung jawab
Central Asia, telah dilaksanakan dengan
TBK periode baik. Untuk faktor Earning
2010-2012) BCA yang meliputi rasio
ROA mengalami penurunan
dikarenakan bertambahnya
aset namun tidak diikut
dengan pertambahan dari
pendapatan, sedangkan
untuk rasio NIM setiap
tahun mangalami kenaikan
dikarenakan meningkatnya
pendapatan bunga yang
diikuti dengan
bertambahnya aktiva
produktif yang
menghasilkan bunga.
Sedangkan untuk rasio CAR
menunjukkan BCA
memiliki modal yang cukup
besar dan kuat dalam
mengatasi kemungkinan
terjadinya kemungkinan
kerugian yang dialami
dengan menggunakan modal
bank.
31
F. Kerangka Konseptual
Laporan Keuangan
baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan Bank
Indonesia selaku Pembina pengawas bank. Penilaian kesehatan bank adalah suatu
Dengan penilaian kesehatan bank, maka dapat menentukan apakah bank tersebut
dalam kondisi sangat sehat, sehat, cukup sehat, kurang sehat, atau tidak sehat.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah menggunakan metode
CAMELS dan RGEC, adapun tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan
kesehatan bank.
yang diukur dengan metode CAMELS adalah Capital, Asset, Earning, dan
Liquidity. Sedangkan pada RGEC yaitu Risk Profile, Earning dan Capital.
33
G. Hipotesis Penelitian
secara signifikan
secara seignifikan
H3: metode RGEC belum mampu mengidentifikasi tingkat kesehatan bank secara
signikian