Anda di halaman 1dari 3

Lotus Birth, Membiarkan Plasenta Lepas Alami

SELASA, 24 JAN 2017 06:00

HAPPY: Andien Aisyah menjadi salah satu orangtua yang memutuskan melakukan
lotus birth. (Instagram Andien Aisyah)

JawaPos.com - Penyanyi Andien Aisyah mengunggah foto buah hatinya yang baru
lahir pekan lalu. Di samping si bayi, terlihat plasentanya yang masih menempel di
pusar. Andien menyebutnya lotus birth. Seperti apa itu?

---

Umumnya, plasenta langsung dipotong begitu bayi lahir. Tapi, bagaimana kalau
plasenta dibiarkan lepas sendiri? Proses itulah yang dinamakan lotus birth. Plasenta
dibiarkan tetap terhubung dengan bayi hingga mengering dan puput (terlepas) sendiri.

Dalam dunia medis, lotus birth sebetulnya kurang disarankan. Memang belum ada
penelitian detail mengenai plus minusnya. Namun, lotus birth ditakutkan bisa
meningkatkan risiko pendarahan setelah kelahiran. Jika terjadi pendarahan, ibu dan
bayi rawan terinfeksi. ’’Pemotongan langsung pada tali pusat menjadi salah satu
metode penurunan risiko tersebut,’’ ujar dr I Nyoman Hariyasa Sanjaya, SpOG(K),
MARS.

Meski masih menimbulkan pro kontra, sejumlah orang menganggap lotus birth punya
segudang manfaat. Hal itu tak sepenuhnya salah, tapi juga belum bisa dibenarkan.
World Health Organization (WHO) memang menyarankan untuk menunda
pemotongan tali plasenta. Namun, hanya satu sampai tiga menit setelah bayi lahir.
Tujuannya, membuat darah terus mengalir dari plasenta ke bayi. Dalam plasenta yang
masih berdenyut, terdapat 40–60 ml darah ekstra dari ibu.
Darah tersebut bisa meningkatkan kandungan zat besi bayi hingga enam bulan setelah
lahir. Aliran sel-sel induk dari plasenta juga mampu membantu menyempurnakan
organ dalam tubuh bayi. Jika plasenta langsung dipotong, otomatis bayi tidak
mendapatkan darah itu. Ada kemungkinan bayi mengalami anemia alias kurang
darah. ’’Kalau anemia, bayi menerima transfusi darah dari orang lain. Sayang sekali,
padahal dia bisa memperoleh darah dari plasentanya sendiri,’’ jelas Hariyasa yang
bertugas di Bali Royal Hospital, Denpasar, tersebut.

Dalam lotus birth, pemotongan plasenta tak sekadar ditunda, tetapi juga dibiarkan
lepas secara alami. Tali plasenta biasanya putus tiga sampai sepuluh hari, bergantung
pada ketebalan atau diameternya. ’’Sel-sel di dalam plasenta itu masih hidup hingga
plasenta mengering. Tapi, komponen seperti DNA masih ada,’’ imbuh Hariyasa.

Dia menerangkan, plasenta yang putus secara alami membuat pusar bayi lebih cepat
sembuh. Biasanya, hanya dibutuhkan waktu satu hari untuk recovery. Sementara itu,
untuk tali pusat yang diklem, diperlukan waktu penyembuhan lima hingga sepuluh
hari. ’’Bahkan, ada yang sampai dua minggu. Ibarat daun yang dipetik, kan
mengeluarkan getah. Berbeda dengan daun yang jatuh sendiri,’’ tuturnya.

Terlepas dari pro-kontra, penundaan atau pemotongan tali pusat bayi menjadi otoritas
penuh sang ibu. Hariyasa menyebutkan, biasanya ibu yang melakukan lotus birth
mengedepankan aspek psikologi dan spiritual. Menangani pasien lotus birth sejak
2008, Hariyasa menyatakan bahwa plasenta membawa dampak psikologis bagi bayi.
’’Plasenta punya peran. Berdasar pengamatan saya, meski bukan nutrisi, bayi jadi
lebih tenang,’’ katanya.

Meski begitu, dia menegaskan bahwa lotus birth lebih kompleks. Perlakuan terhadap
plasenta tidak boleh sembarangan. Plasenta harus dirawat, sama seperti ibu merawat
bayi. Tiap hari dibersihkan agar tidak membusuk. Kalau sampai membusuk, plasenta
bisa menjadi sarang bakteri yang memicu infeksi.
Namun, tidak semua ibu boleh melakukan lotus birth. Jika kondisi bayi dan ibu
kurang baik saat melahirkan, pemotongan tali pusat setelah lahir harus dilakukan.
’’Pasien boleh menolak pemotongan tali plasenta. Tapi, kondisi kesehatannya tetap
harus dipertimbangkan,’’ ujar Hariyasa.

Mengenai lotus birth yang bisa memberikan ketenangan, psikolog anak A. Twingky,
Spsi, Cht, kurang sependapat. Menurut dia, plasenta hanya bertugas menyalurkan
nutrisi kepada bayi. Untuk memberikan ketenangan, cara yang paling efektif adalah
mendekatkan bayi ke dada ibu. ’’Bayi bisa tenang kalau dekat dengan jantung ibu.
Sebab, selama di dalam rahim, bayi sering mendengar detak jantung ibu,’’ terang
psikolog yang juga dosen di Universitas Airlangga itu. (adn/c18/ayi/tia)

http://www.jawapos.com/read/2017/01/24/104410/lotus-birth-membiarkan-plasenta-
lepas-alami

Anda mungkin juga menyukai