PENDAHULUAN
Tuhan dalam bahasa Arab disebut illah yang berarti “ma’bud” (yang
disembah). Perkara illah yang diterjemahkan sebagai “Tuhan” dalam Al-Qur’an
dipakai untuk menyatakan berbagi objek yang digunakan untuk menyebut
pribadi atau tunggal (mufrad), ganda (mutsanna),atau banyak (jama’). Selain itu
Tuhan dalam arti Illah dapat pula berwujud benda yang nyata dan memaksakan
untuk harus tunduk padanya. Contoh seperti pribadi Fir’aun yang menyebut
dirinya sebagai Tuhan atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja.
Tuhan Dalam Falsafah, atau dalam idea manusia merupakan imajinasi
manusia, karena Tuhan disifati sesuai dengan citra manusia. Hal ini sangat
bertentangan denga firman Allah dalam surah Al-Mu’minun: 91 dan Al-An-am:
yang artinya:
“Allah sma sekali tidak mempunyai anak, dan tidak ada Tuhan (yang lain)
beserta-Nya, kalua ada Tuhanbersma-Nya, masing-masing Tuhan itu akan
membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari Tuhan-tuhan itu akan
mengalahkan sebagian yang. Maha Suci Allah dari apa yang disifatkan itu”.
a) Dinamisme
Kepercayaan yang menganggap benda sebagai pusat kekuatan yang
paling berpengaruh pada kehidupanmanusia baik secara positif
maupun secara negatif.
b) Animisme
Kepercayaan kepada makhluk gaib seperti roh-roh nenk moyang
c) Politeisme
Kepercayaan kepada dewa-dewa.
d) Monoteisme
Gabungan dari kepercayaan dinamisme, animisme dan politeisme.
Bagi umat islam pemikiran tentang Tuhan melahirkan Ilmu Tauhid, ilmu
Kalama atau ilmu Ushuluddin yang muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Keimanan dapat berwujud tingkah laku, dan dapat pula berwujud perbuatan
manusia. Sedangkan ketakwaan adalah berwujud pada ketaatan dan kepatuhan
tingkah laku, dan perbuatan atau sebagai aplikasi dari keimanan.