Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuhan dalam bahasa Arab disebut illah yang berarti “ma’bud” (yang
disembah). Perkara illah yang diterjemahkan sebagai “Tuhan” dalam Al-Qur’an
dipakai untuk menyatakan berbagi objek yang digunakan untuk menyebut pribadi
atau tunggal (mufrad), ganda (mutsanna),atau banyak (jama’). Selain itu Tuhan
dalam arti Illah dapat pula berwujud benda yang nyata dan memaksakan untuk
harus tunduk padanya. Contoh seperti pribadi Fir’aun yang menyebut dirinya
sebagai Tuhan atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja.
Berdasarkan konsep Islam Tuhan adalah Dzat Yang Maha Esa. Esa dalam arti
tidak ada sekutu dengan dia. Konsep islam ini mengajarkan suatu kalimat “la
ilaaha illa Allah” Artinya : Tiada Tuhan Selain Allah” kalimat ini menunjukkan
ke Esaan Allah yang.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja Ayat yang menyangkut Arti ketuhanan?
1.2.2 Apa saja perbedaan surah An-Nas, Al-Insan, dan surah Al-Bashar?
1.2.3 Masalah apa saja yang terjadi di lingkungan masyarakat yang
bertentangan dengan agama dan hukum?
1.2.4 Apa perbedaan Akidah, Syariah, dan Akhlak?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui Ayat yang menyangkut Arti ketuhanan.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan surah An-Nas, Al-Insan, dan
surah Al-Bashar
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui Masalah apa saja yang terjadi di lingkungan
masyarakat yang bertentangan dengan agama dan hukum.
1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahui Apa perbedaan Akidah, Syariah, dan
Akhlak
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketuhanan

Tuhan dalam bahasa Arab disebut illah yang berarti “ma’bud” (yang
disembah). Perkara illah yang diterjemahkan sebagai “Tuhan” dalam Al-Qur’an
dipakai untuk menyatakan berbagi objek yang digunakan untuk menyebut
pribadi atau tunggal (mufrad), ganda (mutsanna),atau banyak (jama’). Selain itu
Tuhan dalam arti Illah dapat pula berwujud benda yang nyata dan memaksakan
untuk harus tunduk padanya. Contoh seperti pribadi Fir’aun yang menyebut
dirinya sebagai Tuhan atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja.
Tuhan Dalam Falsafah, atau dalam idea manusia merupakan imajinasi
manusia, karena Tuhan disifati sesuai dengan citra manusia. Hal ini sangat
bertentangan denga firman Allah dalam surah Al-Mu’minun: 91 dan Al-An-am:
yang artinya:
“Allah sma sekali tidak mempunyai anak, dan tidak ada Tuhan (yang lain)
beserta-Nya, kalua ada Tuhanbersma-Nya, masing-masing Tuhan itu akan
membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari Tuhan-tuhan itu akan
mengalahkan sebagian yang. Maha Suci Allah dari apa yang disifatkan itu”.

2.2 Perkembangan Pemikiran Manusia Tentang Tuhan

Konsep ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang


didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah,
baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin.

Dalam proses perkembangan pemikiran manusia dikenal suatu teori


evolusionisme, yaitu suatu pandangan yang menyatakan bahwa adanya proses dari
suatu kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaanmeningkat menjadi
sempurna.
Proses perkembangan pemikiran manusia tentang Tuhan menurut evolusionisme
adlah munculnya berbagai paham kepercayaan sebagai berikut :

a) Dinamisme
Kepercayaan yang menganggap benda sebagai pusat kekuatan yang
paling berpengaruh pada kehidupanmanusia baik secara positif
maupun secara negatif.
b) Animisme
Kepercayaan kepada makhluk gaib seperti roh-roh nenk moyang
c) Politeisme
Kepercayaan kepada dewa-dewa.
d) Monoteisme
Gabungan dari kepercayaan dinamisme, animisme dan politeisme.

2.3 Pemikiran Umat Islam Tentang Tuhan

Bagi umat islam pemikiran tentang Tuhan melahirkan Ilmu Tauhid, ilmu
Kalama atau ilmu Ushuluddin yang muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Pengertian Tauhid diambil dari kata : Wahhada-Yuwahhidu-Tauhidan, yang


artinya ; mengesahkan.

2.4 Keimanan dan Ketakwaan

Keimanan dapat berwujud tingkah laku, dan dapat pula berwujud perbuatan
manusia. Sedangkan ketakwaan adalah berwujud pada ketaatan dan kepatuhan
tingkah laku, dan perbuatan atau sebagai aplikasi dari keimanan.

Anda mungkin juga menyukai