OLEH :
ELEKTRONIKA DASAR 2
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN ( Muhammad Arkan)
Kita juga telah mengenal pengikut emitor, yang mempunyai penguatan tegangan
keluaran kurang dari satu. Tegangan isyarat keluaran lebih kecil dari tegangan isyarat
masukan. Penguat ini mempunyai impedansi keluaran yang kecil sehingga dapat diberi
beban dengan hambatan yang kecil. Jika tegangan keluaran besar dapat dihasilkan arus
isyarat yang besar. Kemampuan ini dibatasi oleh kemampuan daya lesapan transistor
yang digunakan
Pada penguat daya isyarat tegangan yang kecil diperkuat dan dibuat agar mampu
memberikan arus siyarat yang besr, untuk menggetarakan,pengeras suara, menggerakkan
motor listrik atau beban lain yang memerlukannya. Jadi pada penguat daya, tegangan
isyarat besar dan arus isyarat juga besar.
Ada dua cara yang lazimdigunakan untuk membuat penguat tegangan,yaitu dengan
menggunakan transformator keluarandan dan menggunakan penyangga degnan impedansi
keluaran yang kecil dilihat dari keluaran. Transistro yang digunakan pada keluaran
haruslah mampu memberikan lesapan daya sesuai dengan daya keluaran.
BAB II
DASAR TEORI
II. 2 Penguat Daya Dengan Trafo Keluaran ( Nurkhaliq Futhra Maulana)
Transformator dapat digunakan untuk transformasi impedansi. Impedansi
masukan tidaklah sama dengan impedansi keluaran jika jumlah lilitan primer
berbeda dengan jumlah lilitan sekunder.
Hubungan antara V 1 dan V 2 dapat diperoleh dengan menggunakan
hukum imbas Faraday, yaitu bahwa perubahan fluks magnetik terhadap waktu
d
akan menimbulkan tegangan gerak listrik. Secara matematik diperoleh V N
dt
jika ada N lilitan yang ditembus fluks magnetik.
Pada transformator seperti tampak pada gambar berikut
d
V2 n2
dt
Dengan fluks dalam primer sama dengan fluks dalam lilitan sekunder.
Dari persamaan di atas diperoleh:
V1 V2
n1 n2
atau
n2
V2 V1
n1
n1
Misalkan n1 > n 2 dan n > 1 maka
n2
V1
V2
n
Tegangan pada sekunder lebih kecil dari pada tegangan pada primer.
Selanjutnya, transformator adalah komponen pasif yang dapat bekerja
tanpa memerlukan daya listrik dari luar. Ini berarti daya keluaran tak akan lebih
besar daripada daya masukan. Jika daya yang hilang pada transformator
diabaikan, daya pada keluaran akan sama daya masukan.
Oleh karena daya listrik P = IV maka:
V1
I1V1 I 2V2 atauI2 I1 nI1
V2
V2
dan impedansi dilihat dari keluaran yaitu : Z 2 ?
I2
atau Z1 n 2 Z 2
V1
V V Z
Persamaan Z 2 2 n 1 2 21 berarti bahwa dilihat dari keluaran,
I 2 nI1 I 1n n
Z1
impedansi Z 1 yang ada pada primer tampak mempunyai nilai
n2
Persamaan Z1 n 2 Z 2 berarti impedansi Z 2 yang ada pada sekunder jika
dilihat dari primer mempunyai nilai n 2 Z 2 . Agar lebih jelas, hal yang terakhir ini
ditunjukkan pada gambar 1.2.
nilai n 2 RL
Pada penguat daya tegangan isyarat besar, sehingga tidak dapat dibahas
dengan menggunakan rangkaian serta isyarat kecil.
Kita dapat menggunakan ciri keluaran transistor dan menentukan bentuk
isyarat keluaran secara grafik.
Dilihat dari pengeluaran penguat, hambatan beban RL untuk isyarat ac
sedemikian rupa sehingga memotong sumbu VCE pada nilai VCE = 2 VCC , maka
VCE ( q ) = VCC . Berapa nilai n yang diperlukan agar garis beban ac memotong
Gambar 2.4 Penyelesaian grafik untuk penguat daya dengan keluaran trafo
I C (q)
Dari gambar di atas kemiringan beban adalah yang harus sama
VCC
1
dengan 2
n RL
Jadi
I C (q) 1
= 2
VCC n RL
Atau
VCC
n2
I C ( q ) RL
Jika dipilih nilai n yang memenuhi persamaan di atas, isyarat keluaran
dapatlah dibuat simetrik. Biasanya nisbah jumlah lilitan sekunder dan lilitan
primer n adalah tertentu (bergantung pada transformator keluaran yang kita
punyai). Dalam hal ini kita atur I C ( q ) melalui arus basis I B ( q ) agar garis beban ac
VCC
V2 p adalah isyarat puncak (amplitudo) pada ujung sekunder
n
transformator.
Daya masukan yang diambil dari catu daya jika isyarat keluaran
maksimum. Tegangan VCC haruslah tetap karena VCC adalah sumber tegangan
tetap. Dari gambar 1.4 tampak arus I C berubah dari 0 hingga sama dengan
2VCC
IA secara sinusoida, sehingga arus kolektor rata-rata adalah
n 2 RL
2VCC V
I C (q) 2
2CC .
2n RL n RL
Arus ini diambil dari sumber tegangan tetap VCC , sehingga daya masukan
haruslah
V 2 CC
Pi I C ( q )VCC 2
n RL
2
V 1 V 2p
2
Dari persamaan P0 1 CC dapatlah disimpulkan bahwa
2 n R 2 RL
L
jika titik-q ada ditengah garis beban (ac), maka daya guna atau efisiensi
maksimum adalah
Po
1/2=50%
Pi
Penguat dengan titik kerja (q) di tengah garis beban disebut penguat kelas
A. Secara umum dapatlah disimpulkan bahwa untuk penguat kelas A daya guna
maksimum adalah 50%.
II.2 Penguat Tolak-Tarik (zulhayyir)
Pada penguat tolak tarik Q1 dan Q2 bekerja dengan fase berlawanan.
Transformator T1 berfungsi sebagai pemecah fasa agar isyarat yang masuk Q1 dan
Q2 mempunyai fasa berlawanan. Transformator T1 juga dikatakan berfungsi
sebagai pembalik fasa. TransformatorT2 digunakan untuk pemandanan impedansi
agar beban berhambatan rendah RL tampak mempunyai nilai yang tinggi yaitu
sebesar n2 RL dengan . Penguat tolak tarik sering digunakan pada radio transistor
kecil, dimana transformator pembalik fasa dan transformator keluaran mempunyai
ukuran yang sangat kecil.
Gambar 2.5
Dari rajah diatas ,isyarat +ve mengalir melalui lilitan pendua T7-A. Lilitan
B tidak boleh mengalirkan arus kerana berlawanan dengan laluan isyarat A dan
pincang ke bumi melalui diod D3. Bagi isyarat –ve pula,lilitan B yang
mengalirkannya masuk ke tapak transistor Q5 dan lilitan A di potong ke bumi.
PDC = VCCIDC
Dengan IDC adalah arus ke transistor yang dirata-ratakan dalam satu siklus, yaitu:
sehingga :
sedangkan:
Disipasi Daya Penguat Kelas B Disipasi daya maksimum pada penguat kelas B
dinyatakan sebagai berikut
II.4.1 Rangkaian Dasar Amplifier Kelas B
Pada amplifier kelas B, transistor bekerja hanya dalam daerah aktif selama
setengah periode. Selama setengah periode lainnya transistor tersebut tersumbat
(cut off). Titik kerja amplifier kelas B (Q) terletak di cut off pada garis beban ac.
Keuntungan dari amplifier kelas B adalah lebih kecilnya kehilangan daya
transistor, daya beban dan efisiensi penguatan yang lebih besar. Bentuk
gelombang output amplifier kelas B dapat dilihat pada gambar berikut
Dimana Iom adalah arus maksimal dan Vo adalah tegangan output dan VDD adalah
tegangan titik kerja transistor.
Untuk keperluan penguat sinyal audio amplifier kelas B dapat digunakan dengan
membuat konfigurasi rangkaian amplifier kelas B secara push-pull. Rangkaian
amplifier kelas B push-pull ini juag merupakan rangkaian dasar power amplifier
OT, OCL, OTL maupun BTL. Konfigurasi rangkaian dasar power amplifier kelas
B secara push-pull dapat dilihat pada gambar berikut.