Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas semua rahmat dan kuasa-NYA,
sehingga Aplikasi Database Akses Pangan dan Modul Aplikasi Database Akses
Pangan pada Bidang Analisis Akses Pangan, Pusat Distribusi Pangan BKP
Anggaran 2010 ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah di
tetapkan.
Modul Aplikasi Database Akses Pangan ini berisi tentang uraian latar
belakang kegiatan, kajian analisis akses pangan dan database, indikator
analisis akses pangan serta aplikasi database akses pangan. Uraian-uraian ini
diwujudkan dalam bentuk narasi ilmiah, tabel, diagram, dan gambar. Modul
Aplikasi Database Akses Pangan ini merupakan salah satu tahapan akhir
sekaligus merupakan sebagai petunjuk/pedoman dalam penggunaan Operasi
Sistem Aplikasi Database Akses Pangan yang berbasis Microsoft Acces.
1.2 Tujuan
Pembuatan Aplikasi Database Akses Pangan bertujuan :
1.3 Sasaran
Sasaran dari penyusunan Aplikasi Database Akses Pangan maupun buku
panduan (modul) aplikasi database akses pangan adalah sebagai berikut:
a. Memahami dan mengerti tentang konsep dan indikator-indikator yang
digunakan dalam metode analisis akses pangan;
b. Memahami pentingnya analisis akses pangan dalam mengidentifikasi
lokasi dan rumah tangga yang mengalami masalah akses pangan;
a) Pendahuluan
Pada bab pendahuluan berisi penjelasan latar belakang, tujuan, sasaran
dan sistematika penyusunan Modul Aplikasi Database Akses Pangan;
b) Kajian Analisis Akses Pangan
Pada bab ini berisi penjelasan mengenai konsep akses pangan, indikator
analisis akses pangan serta penjelasan dari database Microsoft Access.
c) Indikator Analisis Akses Pangan
Pada bab indikator analisis akses pangan menjelaskan semua indikator
yang mempengaruhi aksesibilitas pangan suatu wilayah meliputi indikator
fisik (ketersediaan pangan dan infrastruktur), indikator ekonomi (PDRB
Ekonomi kerakyatan, persentase penduduk miskin dan jam kerja yang ≥
Dengan data dan informasi yang berasal dari identifikasi lapangan dan
pemetaan daerah setempat akan menjadi bahan yang sangat berharga dalam
mendukung perbaikan aksesibilitas pangan masyarakat ke depan.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan suatu aplikasi database sebagai
salah satu sarana pendukung jejaring informasi yang tersebar menjadi satu
kesatuan data untuk kemudian dilakukan proses pengolahan sampai dengan
analisis hingga menjadi informasi yang akurat, tepat waktu dan dapat
Modul Aplikasi Database Akses Pangan ini masih bersifat ringkas, namun
diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pengelolaan kegiatan Analisis
Akses Pangan. Kritik dan saran dari berbagai pihak senantiasa kami harapkan
untuk lebih menyempurnakan modul ini, semoga dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang menggunakan.
d) Kondisi akses pangan dibagi dalam 6 tingkatan mulai dari sangat rendah –
rendah – cukup rendah – cukup tinggi – tinggi – sangat tinggi berdasarkan
nilai indeks komposit.
Untuk pemetaan pada tingkat provinsi (atau level yang lebih rendah),
kita tidak bisa begitu saja menggunakan range yang ditetapkan untuk
pemetaan nasional, karena bisa saja range tersebut tidak sesuai dengan
distribusi data (nilai minimum-maksimum) dan kondisi lokal. Dan tidak ada
aturan yang kaku dalam penentuan range indikator individu.
a) Tabel
Tabel merupakan salah satu objek dalam database MS Access, dengan
struktur tabel terdiri dari nama kolom, tipe data dan keterangan
mengenai kolom. Suatu tabel terdiri dari kumpulan field dan record. Field
merupakan atribut tabel, sedangkan record merupakan isi tabel. Masing-
masing record menggambarkan atribut-atribut yang dimiliki oleh sutu
objek tertentu.
Record
/ Baris
a) Padi
1) Ambil data produksi padi untuk seluruh kabupaten pada satu provinsi
(biasanya dalam bentuk GKG, jika dalam bentuk GKP dikonversi dulu
ke dalam GKG)
2) Kurangi dengan susut yang terdiri dari Bibit (s), Pakan (f), industri (i)
dan Tercecer (w) untuk mendapatkan data netto ketersediaan Padi
(Pnet). Nilai untuk bibit , pakan, industri dan tercecer adalah 0.90%,
0.44%, 0.56%, dan 5.40%
3) Untuk mendapat produksi beras (R), kalikan data netto padi dengan
Faktor Konversi (c) di masing-masing kabupaten dengan Faktor
Konversi beras secara nasional adalah 0,632 (atau 63,2%).
Maka, produksi beras dihitung sebagai berikut:
R = c * Pnet
di mana
Pnet = P * {1 – (s+f+i+w)}
4) Untuk mendapatkan produksi beras bersih (Rnet), kurangi dengan
susut beras (pakan (f), industri non makanan (i), dan tercecer (w)).
Nilai untuk susut beras adalah masing-masing 0.17%, 0.66%, dan
2.50%.
Maka, produksi beras bersih dihitung sebagai berikut:
Rnet = R * {1-(f+i+w)}
b) Jagung
c) Ubi Kayu
Sama halnya dengan jagung, tidak semua produksi ubi kayu dikonsumsi
oleh manusia. Ubi kayu yang dikonsumsi adalah ubi kayu lepas kulit.
1) Ambil data produksi ubi kayu untuk seluruh kabupaten pada satu
provinsi (P)
2) Kurangi dengan susut yang terdiri dari Pakan (f) dan Tercecer (w)
untuk mendapatkan produksi ubi kayu
3) Nilai konversi untuk pakan dan tercecer masing-masing adalah 2 %
dan 13 %
4) Untuk mendapat produksi netto ubi kayu yang dikonsumsi (UK net),
kalikan data produksi ubi kayu dengan Faktor Konversi (c) ubi kayu
yaitu 28 %. :
UKnet = UK * c,
5) Untuk memperoleh rasio konsumsi normatif maka kalori ubi kayu
harus disetarakan/dikonversi dengan kalori beras. Untuk itu produksi
netto ubi kayu dikalikan dengan 0,3 sehingga kalorinya setara dengan
beras.
Sama halnya dengan ubi kayu, ubi jalar yang dikonsumsi adalah ubi jalar
lepas kulit.
1) Ambil data produksi ubi jalar untuk seluruh kabupaten pada satu
provinsi (P)
2) Kurangi dengan data Pakan (f) dan Tercecer (w) untuk mendapatkan
data produksi ubi jalar
3) Nilai konversi untuk pakan dan tercecer masing-masing adalah 2 %
dan 1%
4) Untuk mendapat produksi netto ubi jalar yang dikonsumsi (UJ net),
kalikan data produksi ubi jalar dengan Faktor Konversi (c) ubi jalar
yaitu 14 % :
UJnet = UJ * c,
5) Untuk memperoleh rasio konsumsi normatif maka kalori ubi jalar
harus disetarakan/dikonversi dengan kalori beras. Untuk itu produksi
netto ubi jalar dikalikan dengan 0,29 sehingga kalorinya setara dengan
beras.
Produksi Netto Pangan Pokok (Padi, Jagung, Ubi Kayu dan Ubi Jalar)
atau Pfood:
Pfood = Rnet + Mnet + UKnet + UJnet
Penghitungan Ketersediaan Pangan Biji-Bijian per Kapita per Hari
Gunakan data Total Populasi (tpop) kabupaten pada tahun yang sama dengan
data produksi pangan biji-bijian. Ketersediaan pangan biji-bijian per kapita
per hari (F) dihitung dengan cara sebagai berikut:
Pfood
F = --------------
tpop * 365
Satuan untuk perhitungan ini adalah dalam gram.
Cnorm
IK = -----------------
F
Cnorm : Konsumsi Normatif (300g)
F : Ketersediaan Pangan Serealia
Jika nilai ‘IK’ lebih dari 1, maka daerah tersebut defisit pangan serealia, atau
kebutuhan konsumsi tidak bisa dipenuhi dari produksi bersih serealia (beras
dan jagung) yang tersedia di daerah tersebut. Dan bila nilai ‘IK’ kurang dari 1,
maka ini menunjukkan kondisi surplus pangan serealia di daerah tersebut.
Setelah itu, data ini harus diubah/dikonversi ke dalam suatu indeks, yang
menggunakan skala 0 sampai 1.
dimana,
‘min’ dan ‘max’ = nilai minimum dan maksimum dari indikator tersebut.
Simbol “$” ini digunakan agar nilai dari range tertentu suatu kelompok
data tidak berubah selama proses penghitungan. Seperti terlihat pada lembar
Excel di atas ini, Indeks IAV dihitung dengan menggunakan formula seperti
yang dijelaskan sebelumnya. Bila nilai dari satu cell sudah dihitung, copy dan
paste formula tersebut untuk cell-cell berikutnya (penghitungan indeks
berikutnya). Nilai Indeks keseluruhan akan secara otomatis dihitung oleh
excel.
Salah satu indikator utama untuk melihat kondisi akses pangan dari
aspek fisik adalah infrastruktur jalan. Pertimbangannya mengingat bahwa
sarana tersebut paling penting untuk perhubungan/transportasi darat.
Sarana jalan memfasilitasi masyarakat menjadi dekat dengan pasar dan
fasilitas lain. Keterbelakangan infrastruktur menghalangi laju perkembangan
dari suatu wilayah. Akses jalan memberikan akses yang lebih baik ke pasar
bagi produsen, penjual, dan pembeli. Jalan memungkinkan orang untuk
mengakses pelayanan dasar lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dsb. yang
sangat penting untuk memperbaiki standar kehidupan. Karena itu, semakin
baik akses jalan di suatu wilayah, maka semakin baik pula aksesnya terhadap
pangan.
Dalam hal ini, persentase desa yang tidak dapat dilalui kendaraan roda
empat digunakan sebagai indikator yang mewakili akses/infrastruktur jalan.
Semakin besar persentase desa yang tidak dapat dilalui kendaraan roda
empat, maka semakin buruk aksesnya terhadap pangan. Jika persentase desa
yang tidak dapat dilalui kendaraan roda empat lebih besar dari 20 persen,
maka akses pangannya masuk dalam kategori rendah. Data jumlah desa yang
tidak dapat dilalui kendaraan roda empat diperoleh dari Buku Podes, BPS
tahun terakhir.
3.1.2.2 Persentase Desa Yang Tidak Mempunyai Pasar Dan Jarak Terdekat
Ke Pasar Minimum 3 Km
3.2.2 Persentase Penduduk Yang Bekerja Kurang Dari 36 Jam Per Minggu
Tidak memiliki pekerjaan yang memadai merupakan cerminan tekanan
ekonomi. Jika tidak ada sumber pendapatan yang memadai, maka ketahanan
pangan di rumah tangga tersebut akan beresiko. Untuk analisa akses pangan
ini dipakai indikator “persentase penduduk yang bekerja kurang dari 36 jam
per minggu” sebagai cerminan kondisi ekstrim dari tekanan ekonomi. Di
pilihnya persentase penduduk yang bekerja < 36 jam per minggu sebagai
Karena fokus analisis lebih kepada kondisi akses yang rendah, maka
pada indikator komposit indeks PDRB Ekonomi Kerakyatan di-invers sehingga
dapat menggambarkan bahwa indeks yang mendekati 1 berarti akses
pangannya semakin rendah.
Setelah itu akan keluar program Microsoft Access 2007 seperti pada
Gambar 4.3, lalu klik more untuk mencari lokasi penyimpanan file database
dan kemudian membuka nama file database (Aplikasi Database Akses). Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Setelah file Aplikasi Database Akses Pangan dibuka maka akan muncul
tampilan (Swictboard) seperti terlihat pada Gambar 4.5. Kemudian klik
options lalu pilih menu enable to content, agar Aplikasi Database Akses
Pangan yang berbasis MS Access 2007 dapat bekerja dengan sempurna.
b) Tombol Dropdown
c) Kotak untuk
mengisi /
input data.
b) Tombol Dropdown
c) Kotak untuk
mengisi /
input data.
b) Tombol Dropdown
c) Kotak untuk
mengisi /
input data.
b) Tombol Dropdown
Apabila ingin mencetak laporan tersebut klik Menu file lalu pilih print,
berikut langkah-langkahnya :
Klik Office Button
Select / klik Menu Print
Pada preview print and document klik print
Klik OK