Sistem EFI
Sistem EFI
Sumber: http://dony-orlando-oc.blogspot.com/2010/03/sistem-efi-dan-sistem-bahan-
bakar.html
Sistem EFI dan Sistem Bahan Bakar Konvensional
SISTEM EFI
Sistem Electronic Fuel Injection (EFI) merupakan perkembangan dari sistem sebelumnya
yaitu karburator. Dalam dunia otomotif, sistem EFI merupakan suatu sistem terbaru dalam
pengaturan perbandingan bahan bakar dan udara secara optimal. Komponen-komponen yang
terdapat pada sistem EFI umumnya merupakan komponen elektronik.
Komponen EFI terdiri dari beberapa macam sensor yang melakukan pengukuran dalam hal
antara lain : jumlah udara yang dihisap, beban mesin, temperatur air pendingin, temperatur
udara masuk, saat akselerasi maupun deselerasi, dan lain-lain, kamudian mengirim sinyal
tersebut ke Electronic Computer Unit (ECU) dan ECU menjamin perbandingan bahan bakar
dan udara (air-fuel ratio) ke silinder-silinder dengan menentukan volume penginjeksian bahan
bakar yang bekerja secara kelistrikan sesuai dengan kondisi dan beban dari mesin.
Tujuan EFI (Electronic Fuel Injection) dibuat adalah untuk menutupi kelemahan system
bahan bakar konvensional dengan menggunakan karburator. Dimana pada karbuarator terjadi
ketidak konsistenan AFR (Air Fuel Ratio/Perbandingan Bahan bakar dengan Udara) yg
dihasilkan. Angka AFR yg ideal adalah 14,7 (stoichiometri) pada setiap tingkatan putaran
mesin (RPM). Pada karburator biasanya terjadi saat rpm rendah AFR cenderung kaya (rich)
sedangkan pada rpm tinggi malah terjadi campuran miskin (lean) atau bisa juga terjadi hal hal
sebaliknya.
Kelemahan lain pada karburator adalah proses jalannya hasil pengkabutan bahan bakar +
udara dari karburator menuju ruang bakar mengalami kesulitan, krn harus melalui lekukan
dan sudut sudut yg tajam pada saluran masuk(intake manifold), dan hasil pengkabutan bahan
bakar tsb adalah tidak merata pada setiap silindernya bagi mesin yg menganut multi silinder,
tetapi bagi yg menganut single silinder tentu hal tsb tidak menjadi masalah.
Karena keterbatasan peran karburator tsb maka para tukang insinyur menciptakan system
bahan bakar pada sebuah mesin dengan menggunakan bantuan perangkat elektronik agar
hasilnya lebih efisien terutama adalah menutupi kelemahan2 pada karburator.
Komponen-komponen utama pada EFI system terdiri dari :
1. Injector
2. ECU (Electronic Control Unit) ==> otaknya dari EFI
3. Wiring Harness (Kabel Body)
4. Fuel Pump (Pompa bahan bakar)
5. Fuel Pressure Regulator (Pengatur Tekanan Bahan Bakar)
6. Sensor-sensor, sebagai contoh :
- TPS (Throttle Position Sensor),
- MAP (Manifold Absolute Pressure) Sensor,
- AFM (Air Flow Mass) Sensor,
- IAT (Intake Air Temperature) Sensor,
- RPM Sensor
- Coolant Temperature Sensor
- Vacuum Sensor,
- Crank/Cam sensor... dan lain lain. masih banyak lagi macam sensor sensor.
Cara kerja secara sederhananya adalah :
1. Pada saat kunci kontak di nyalakan ECU akan memeriksa terlebih dahulu kondisi sensor
sensor
2. Setelah dapat data input dari sensor sensor spt data suhu udara dari IAT, suhu coolant,
crank/cam sensor mengenai basic timing ignition dll
3. ECU akan mengkalkulasi semua input tsb guna menghitung seberapa banyak bahan bakar
yg akan disemprotkan melalui injector
4. Start engine ==> engine running
5. Setelah engine running, pada periode ini ECU terus memonitor pengoperasian parameter-
parameter mesin melalui sensor2 tsb, gunanya adalah untuk menentukan proses penentuan
jumlah bahan bakar yg akan di injeksi kan.
Memang ada benarnya pada mesin2 EFI ini gak perlu di setel setel lagi. jadi boleh dibilang
lebih jarang datang ke bengkel. Namun ada bbrp point penting yg harus diperhatikan untuk
perawatan mesin EFI ini , yaitu :
1. Jaga kebersihan filter bensin dan udara
2. Jaga kebersihan fuel system ==> injector sangat sensitive dengan kotoran krn lobang2nya
sangat halus
3. Jaga kondisi accu agar tetap dalam kondisi prima, krn nyawa ECU berasal dari accu
4. Jaga kondisi wiring / kabel2 dan soket2nya agar tetap bersih dan tersambung dengan benar,
ada short (korslet) sedikit aja akan berakibat fatal bagi ECU
5. Perawatan selebihnya sama aja dengan karburator.
Ternyata HCS tetap butuh airmix , mana mungkin bisa Fuel to air ratio 1:14,7 angin dr mana
lg kalo gak ditambah.
Memang kondisi Vacum intake jadi Lean karena kebanyakan angin ( padahal bukan hanya
angin , tapi h2 fuel + angin ), kata ECU !!
JADI gimana supaya ECU nggak tau kalo di ruang intake EFI ketambahan benda HCS itu
adalah jawabnya..........
Pakde sudah Test berkali-kali Di Kebo Carnival , setelah airmix dibuka throtle lebih Uenteng
banget , ditest hasilnya over 50% sampai kira2 60% irit
Kebo Carnival Bengsin 1:6 sekarang bisa 1:10,5 sebetulnya bisa lebih dgn catatan jerigen
agak boros , tapi itungan masih untung ,apalagi di kombine sama methanol / atau pake
Pertamax plus
ini saja baru di enhance MAF nya doang , Kerna letak MAP nya ngumpet , jd besok kudu
dibawa ke bengkel KIA
Sampai2 juga ada trik 20 liter bengsin premium + 1,5 liter Petamax plus masuk tangky utama
mobil
jadinya bisa di tukar guling jerigen pake 1 tapi yg 1 liter dimasukin tangki utama ( kusus yg
injection ) dengan pbandingan 20 liter prem = 1,5 lt ptmax / plus . Cuma nyampur2nya bisa
ruwet perbandingan2 , mending isi jerigen HCS aja lebih gampang mau dicampur apa aja fuel
hi octane
Karena mbl injektion punya banyak sensor jadi harus dimanipulasi untuk bisa hemat
jadi ruwet hehehhe malah pakde seneng kaya mainan Tamiya , batery di ganti2 pake nicad yg
amper gede atau ganti merek motornya.. hehehe
HCS enak kaya dolanan anak2
kuncinya,, Map enhancer and soon di ON maka mesin jadi turun , karena ECU mengurangi
pasokan injection ke blok, maka penyelesaiannya bagaimana mengatasi kekurangan power
pada waktu semprotan injeksi dicekek oleh ECU /ECM / KOMPUTER ( tapi cekekannya kan
bisa diatur = makin banyak cekeknya makin irit poll )
Kalo yg mobilnya tergolong agak hi end ( mewah) dia masih tersedia 1 atau 2 sensor lagi yi
O2 sensor , yg tugas akirnya menyelamatkan over heat engine ,,, jadi aman
Sistem bahan bakar terdiri dari sistem suplai bahan bakar dan sistem penakar bahan bakar.
Sistem suplai bahan bakar berfungsi mengalirkan bahan bakar dari tangki ke sistem penakar
bahan bakar.
Selanjutnya sistem penakar bahan bakar baik yang menggunakan karburator atau sistem
injeksi bahan bakar berfungsi sebagai berikut:
* Penakar jumlah udara dan bahan bakar agar diperoleh campuran udara-bahan bakar yang
dapat dibakar dengan cepat dan sempurna di dalam silinder
* Atomisasi dan penyebar bahan bakar di dalam aliran udara
Dalam hal ini dikenal parameter yang disebut dengan Air-Fuel Ratio (AFR) yaitu
perbandingan jumlah udara terhadap bahan bakar dalam berat. Nilai perbandingan teoritis
untuk proses pembakaran sempurna atau disebut juga dengan AFR stoichiometri untuk motor
bensin sekitar 14,7. Sistem bahan bakar harus mampu menghasilkan perbandingan udara-
bahan bakar yang dibutuhkan di silinder sesuai dengan kondisi operasi mesin. Sebagai contoh
pada waktu start dingin, dibutuhkan campuran yang kaya bahan bakar. Dalam kondisi mesin
masih dingin otomatis bahan bakar yang menguap hanya sebagian sehingga diperlukan extra
bahan bakar untuk memperoleh campuran yang siap dibakar di dalam silinder.
Dewasa ini sudah banyak kendaraan yang menggunakan sistem injeksi bahan bakar sebagai
pengganti karburator dengan pertimbangan sebagai berikut:
* Karburator tidak mampu mengalirkan campuran udara-bahan bakar dengan harga
perbandingan yang sama untuk setiap silinder.
* Uap bahan bakar yang lebih berat daripada udara , akan mengalami kesulitan ketika
mengalir melalui belokan dan sudut-sudut tajam dari saluran isap (intake manifold)
* Dengan sistem injeksi, bahan bakar dapat dikabutkan langsung ke dalam saluran isap, dekat
dengan katup isap
* Lebih presisi dalam mengatur jumlah bahan bakar yang dikabutkan sebagai fungsi dari
kondisi operasi mesin yang dideteksi oleh berbagai sensor
Ada dua jenis sistem injeksi bahan bakar untuk motor bensin berdasarkan posisi injektornya,
yaitu:
1. Multipoint fuel-injection atau Port fuel injection (PFI), dimana injektor terletak di atas
lubang isap (intake port) pada setiap silinder.
2. Single-point fuel-injection atau disebut juga Throttle-body fuel injection (TBI), dimana
injektor dipasang sebelum saluran isap yaitu di atas katup throttle.
Kelebihan PFI dibandingkan dengan TBI adalah distribusi campuran udara-bahan bakar yang
lebih seragam untuk masing-masing silinder, respon terhadap perubahan posisi throttle lebih
cepat, dan lebih akurat dalam mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan
kondisi operasi. Dengan demikian prestasi mesin menjadi lebih baik, emisi berkurang, dan
pemakaian bahan bakar lebih irit. Sebaliknya TBI hanya memerlukan lebih sedikit injektor
dan sistemnya lebih sederhana. Dalam sistem ini, distribusi campuran udara-bahan bakar
sangat dipengaruhi oleh desain saluran isap.
Selain itu berdasarkan metoda penyaluran bahan bakar, dikenal juga sistem sebagai berikut:
* Injeksi kontinu atau Continuous Injection System (CIS), dimana bahan bakar diinjeksikan
secara kontinu dengan laju aliran massa yang terkontrol.
* Injeksi tak kontinu, dimana bahan bakar diinjeksikan selama selang waktu tertentu pada
saat diperlukan.
MENGHIDUPKAN DAN MEMANASKAN MESIN EFI (Electronic Fuel Injection)
1. Hidupkan mesin dengan pedal gas yang tidak diinjak sedikitpun;
2. ECU (Electronic Control Unit) pada mesin EFI yang masih dingin akan mengkompensasi
putaran mesin secara otomatis, dimana ketinggian putaran mesin tergantung pada suhu udara
luar. Semakin dingin udara luar, semakin tinggi putaran mesin. Jadi jangan menginjak pedal
gas sama sekali;
3. Putaran mesin akan turun secara otomatis. Untuk suhu pagi hari di Jakarta, biasanya
putaran mesin akan turun dalam waktu 5-10 detik semenjak mesin hidup;
4. Mulai jalankan kendaraan perlahan-lahan, jangan di-akselerasi tiba-tiba atau dipaksa
berputar pada RPM tinggi atau pada RPM terlalu rendah. Kisaran 2.000 s/d 3.000 RPM
cukup ideal untuk periode pemanasan mesin ini. Ya, mesin Anda masih butuh pemanasan,
namun bukan pemanasan di tempat seperti yang dilakukan kebanyakan orang melainkan
pemanasan sambil jalan!