Proposal Tab
Proposal Tab
DISUSUN OLEH
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal kegiatan terapi bermain di Ruang Melon
RSUD Cengkareng. Kami menyadari bahwa penulisan proposal kegiatan ini tidak
akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan sumbangan pemikiran dari
berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Ibu Ns. Neli Husniawati, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan motivasi dan bimbingan sehingga proposal ini dapat
tersusun dengan baik.
2. Ibu Evi selaku Pembimbing Klinik stase Keperawatan anak yang telah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan proposal TAB ini
dengan baik.
Kami juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
proposal ini. Kami berharap, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
Topik : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit
Sub Topik : Terapi Barmain Anak Usia Pra Sekolah (3-6 tahun)
Sasaran : Anak usia pra sekolah (3-6 tahun)
Tempat : Ruang TAB Melon
Waktu : 14 Maret 2018
A. Latar Belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain
ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat
dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi
beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan
melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah
agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Anak yang dikategorikan anak usia prasekolah adalah anak usia 3-5 tahun,
seorang ahli psikologi Hurlock mengatakan bahwa masa usia prasekolah adalah
masa emas (the golden age). Di usia ini anak mengalami perubahan baik fisik dan
mental dengan berkembangnya konsep diri, munculnya egosentris, rasa ingin tahu
yang tinggi, imajinasi yang tinggi, belajar menimbang rasa, dan mengatur
lingkungannya. Namun, anak juga dapat berperilaku buruk dengan berbohong,
mencuri, bermain curang, gagap, tidak mau pergi ke sekolah dan takut akan
monster atau hantu. Hal inilah yang membuat anak sulit berpisah dengan orangtua
sehingga saat anak dirawat di rumah sakit ia akan merasa cemas akan prosedur
rumah sakit yang tidak dipahaminya (Elfira, 2011).
Bercerita juga adalah salah satu terapi bermain yang merupakan aktivitas yang
sangat sesuai dengan perkembangan emosi anak-anak. Kebanyakan anak kecil
lebih menyukai cerita tentang suatu kisah yang dapat mengungkapkan emosi.
Mereka menyukai karakter ini karena kualitas pribadi atau humornya. Karena
mereka mampu mengidentifikasi diri dengan hewan, mereka memperoleh
kegembiraan yang besar dari mendengar hal-hal yang dilakukan karakter itu
(Hurlock, 2005).
B. Tujuan Umum
Setelah diajak bermain, diharapkan anak dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan
Merangsang pertumbuhan dan perkembangan sensoris motorics karena penyakit
dan di rawat di rumah sakit.
C. Tujuan Khusus
Setelah diajak bermain selama 35 menit, anak diharapkan :
1. Mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2. Meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan
alat yang menghasilkan atau memberikan informasi, memberi kesenangan
maupun mengembangkan imajinasi anak. Menurut Patmonodewo (Misbach,
Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau
bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan
dengan bongkar pasang.
Misalnya, merebut mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan
membereskan alat permainan sesudah bermain adalah membelajarkan anak
untuk bertanggung-jawab terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya.
Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi anak usia toddler dan
prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk mengembangkan nilai
moral dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena itu, penting
peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas
bermain dan mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.
4. Katagori Bermain
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif
dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif
kesenangan didapatkan dari orang lain.
a. Bermain aktif
Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-
ngocok apakah ada bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang
berusaha membongkar.
Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi
rumah-rumahan. Dll.
Bermain drama (dramatik play)
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-
saudaranya atau dengan teman-temanny
Bermain bola, tali, dan sebagainya
b. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar.
Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contohnya:
Melihat gambar- gambar dibuku- buku/ majalah
Mendengarkan cerita atau musik
Menonton televis
Tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.
b. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
Memperkenalkan sumber suara.
Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
Melatih imajinasinya.
Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok
besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret,
krayon/pensil berwarna.
c. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
Mengembangkan keterampilan berbahasa.
Melatih motorik halus dan kasar.
Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
Melatih kerjasama mata dan tangan.
Melatih daya imajinansi.
Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
Alat-alat untuk menggambar.
Lilin yang dapat dibentuk
Pasel (puzzel) sederhana.
Manik-manik ukuran besar.
Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
Bola.
d. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
Mengembangkan kemampuan berbahasa.
Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
Membedakan benda dengan permukaan.
Menumbuhkan sportivitas.
Mengembangkan kepercayaan diri.
Mengembangkan kreativitas.
Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak,
alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
15. Sasaran
a. Kelompok usia : anak pra sekolah 3-6 Tahun
b. Keadaan umum baik
c. Tidak terdapat keterbatasan mobilitas
d. Kooperatif
e. Jumlah peserta: 12 Anak
E. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Leader : Klien
: Co Leader : Observer
: Fasilitator
Petunjuk:
Klien duduk melingkar membuat kelompok- kelompok kecil bersama
perawat
Adriana, Dian, 2011. Tumbuh Kembang dan Therapy Bermain pada anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Medika Salemba.