Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan, meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyrakat
berpengaruh terhadap meningkatnya usia harapan hidup dan jumlah lanjut usia. Semakin
meningkatnya tuntutan ekonomi, khususnya dikota-kota besar, menyebabkan terjadinya
pergeseran nilai dalam keluarga. Kondisi ini mengarah kepada semakin berkurangnya
perhatian keluarga terhadap lanjut usia karena keterbatasan waktu yang tersedia.
Akibatnya banyak lanjut usia terlantar dan harus hidup sendiri tanpa perhatian dan
pendampingan keluarga serta tidak dapat melakukan aktivitas yang bermakna dalam
mengisi hari tuanya, selanjutnya keberadaan lanjut usia menjadi beban bagi keluarga.
Kondisi ini menuntut pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan sosial kepada para
lanjut usia sehingga dapat menghindarkan mereka dari keterlantaran dari berbagai aspek.
PSTW Budi Mulia 1 merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provensi
DKI Jakarta dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia
terlantar. Dibangun pada tahun 1968 diatas tanah seluas 9.999 m 2 yang dikukuhkan
menjadi PANTI WERDHA 1 CIPAYUNG melalui SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta
No.736 Tahun 1996.

Dengan berlakunya Perda No. 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata kerja Perangkat
Daerah dan Sekretaris DPRD, SK Gubernur DKI Jakarta No. 41Tahun 2002 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina Metal Spiritual dan Kesejahteraan Sosial
Provinsi DKI Jakarta, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung, dikukuhkan
kembali berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 163 Tahun. 2002 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas
Bintal dan Kesos Provinsi DKI Jakarta, dan Peraturan Gebernur No. 57 Tahun 2010
tentang Organisasi Tata Kerja PSTW Budi Mulia 1.
2. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah yang terjadi dan upaya yang
dilakukan terhadap lansia yang dirawat di Panti Werdha 1 Cipayung.

3. Sistemika Penulisan
a. Bab I Pendahuluan : latar belakang, tujuan penelitian, sistematika penulisan.
b. Bab II Orientasi dan Observasi: Makna orientasi dan observasi, hasil orientasi, dan
observasi.
c. Bab III Pelaksanaan kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut, upaya promotif, upaya
prefentif, upaya kuratif, upaya rehabilitatif,
d. Bab IV Kesimpulan dan Saran
BAB II

ORIENTASI DAN OBSERVASI

A. Makna Orientasi dan Observasi


B. Hasil Orientasi dan Observasi
1. Identitas panti
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 merupakan salah satu unit pelaksana teknis
dinas sosial provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar. Dibangun pada tahun 1968 diatas lahan
seluar 9.999 m2 yang dikukuhkan menjadi PANTI WERDHA 1 CIPAYUNG melalui
SK Gubernur DKI Jakarta No. CA11/29/1/1972. Selanjutnya mengalami pergantian
menjadi PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI MULIA 1
CIPAYUNG melalui SK Gubernur Provins DKI Jakarta No. 736 tahun 1996.
Dengan berlakunya Perda No. 3 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat daerah dan sekretaris DPRD, SK Gubernur DKI Jakarta No. 41 tahun 2002
tentang struktur organisasi dan tata kerja dinas bina mental spirituan dan
kesejahteraan sosial privinsi DKI Jakarta, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1
Cipayung, dikukuhkan kembali berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta NO. 163
tahun 2002 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis
dilingkungan dinas bintal dan kesos Provinsi DKI Jakarta, dan peraturan gubernur
No. 57 tahun2010 tentang organisasi tata kerja PSTW Budi Mulia 1.

2. Keadaan sekitar lingkungan panti


a. PSTW berdampingan dengan 2 panti yang di sebelah kanan terdapat panti sosial
bina laras untuk melayani orang-orang yang mengalami gangguan jiwa
b. Disebelah kiri berdampingan dengan panti sosial tunas bangsa untuk melayani
balita dan anak-anak yang terlantar, yang berusia dibawah 5 tahun, karena jika
sudah 5 tahun keatas dipindahkan ke PSAA
3. Keadaan Fisik Panti
Luas tanah 9.999 m2 banguna tingkat 2 dengan jumlah 19 ruangan, yaitu : gedung
kantor utama, 6 wisma, poli klinik, aula, dapur, musholla, asrama tenaga pelayanan
sosial, ruang VIP, rumah dinas, ruang keterampilan, ruang konsultasi, taman bacaan,
ruang pemulasaran jenazah dan lapangan.

4. Fasilitas Panti

a. Gedung Kantor Utama


b. 6 Wisma
c. Poli Klinik
d. Aula
e. Dapur
f. Musholla
g. Asrama Tenaga Pelayanan
Sosial
h. Ruang VIP
i. Rumah Dinas
j. Ruang Keterampilan
k. Ruang Konsultasi
l. Taman Bacaan
m. Ruang Pemulasaran Jenazah
n. Lapangan
5. Denah / sketsa Panti
6. Struktur Organisasi
KEPALA PANTI

Drs. H. AKMAL TOWE, M.SI

KA. SUBAG TATA USAHA

SITI KOMARFIAH, S. SOS

SATPEL. PELAYANAN SATPEL PEMBINAAN


MUDJIYATI, S.SOS Dra. WINDANARUM. G

MARINTAN TAMJUANAN, S.SOS MUJIONO AKs


SUB JABATAN FUNGSIONAL
SITI FATONAH S.SOS

MANGIRING PURBA, S.SOS


7. Bentuk Pelayanan
a. Pengasramaan
Lansia-lansia yang didapatkan dari hasil penyeleksian di jalan di bawa ke
panti sosial bina insan untuk diidentifikasi. Selanjutnya Warga Binaan Sosial
(WBS) yang dikategorikan lansia dibawa ke Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Bina Mulia Cipayung. Setelah dimasukkan ke PSTW, lansia
tersebut diidentifikasi lanjut dan ditempatkan di wisma sesuai dengan
kategori kebutuhan lansia tersebut.

b. Pemberian makanan bergizi


Lansia diberikan makan 3x sehari sesuai 4 sehat 5 sempurna dan diberikan
tambahan makanan snack.

c. Pembinaan: fisik/ olahraga, mental keagamaan, rekreasi, dan hiburan


PSTW Cipayung memiliki kegiatan keolahragaan senam di hari selasa dan
jumat. Pembinaan kegamaan untuk lansia yang beragama islam seperti solat
berjamaah, mengaji, yasinan di malam jumat, solat jumat dan rebana. Untuk
yang beragama non muslim diadakan kegiatan keagamaan kebaktian di hari
selasa dan kamis. Kegiatan rekreasi diadakan 2x dalam setahun biasanya
dipertengahan tahun dan diakhir tahun. Selain itu di PSTW Cipayung
mengadakan kegiatan hiburan berupa kesenian angklung dan panggung
gembira.

d. Penyaluran/ rujukan
Penyaluran lansia dari PSTW Cipayung terdiri dari 2 penyaluran yaitu:
penyaluran dari PSTW ke keluarga, dan dari PSTW ke pemakaman jika
lansia itu meninggal.

e. Pembinaan lanjut
Lansia yang berada di PSTW Cipayung dibina sampai tutup usia atau dibawa
oleh keluarganya.
f. Pelayanan informasi bagi masyarakat
Apabila ada keluarga yang mencari lansia maka akan dilayani oleh petugas
untuk mencari ke sekitar wisma akan tetapi keluarga tersebut harus
membawa bukti seperti identitas keluarga dan apabila lansia ada di wisma,
keluarga berhak membawa lansia tersebut pulang dengan menandatangani
surat persetujuan.
8. Alur Penerimaan Penghuni Panti (Syarat dll)
ASAL WBS
- PSBI
PEMBINAAN FISIK
- Dinas Sosial
-Olahraga
- Sudin Sosial
REGISTRASI -Pemeriksaan Kesehatan
- Polisi
Pencatatan di -Perawatan Kebersihan
- masyarakat Kegiatan dengan
- Masyarakat buku induk masyarakat kembali ke
Verifikasi Menerima keluarga
persyaratan PEMBINAAN MENTAL kunjungan Rujukan ke
adminitrasi PIRITUAL masyrakat lembaga lain
-Bimbingan Keagamaan

PENDEKATAN
AWAL PENEMPATAN
- Obse rvasi PENERIMAAN PEMBINAAN /
DALAM PANTI RESOSIALISASI PENYALURAN TERMINASI
- Indentifikasi Asrama BIMBINGAN
- Motivasi Pakaian
- Seleksi Permakanan
BIMBINGAN SOSIAL
Pemeliharaan
Bimbingan kepada WBS agar mengenal
kebersihan
peran dan fungsi sosialnya baik sebagian
individu maupun masyarakat

ASSESMENT
Pengungkapan BIMBINGAN KETERAMPILIN
masalah yang membuat keset
dihadapi menjahit dan menyulam
Potensi yang berkebun dan berkebun & beternak
dimiliki
REKREASI DAN
HIBURAN
9. Penghuni Panti
Dahlia : 40 0rang
Cempaka : 40 orang
Flamboyan : 43 Orang
Edelwies : 40 Orang
Bougenvil : 13 Orang
Catelia : 38 Orang

10. Tata Tertib


a. Tata tertib petugas/pengurus panti
1) Datang tepat waktu
2) Menjalankan tupoksinya

11. Peran dan Tugas Perawat di Panti Werdha


a. Jumlah perawat.
1) Wisma Dahlia = 2 perawat
2) Wisma Flamboyan = 2 perawat
3) Wisma Bougenvil = 1 perawat
4) Wisma Cempaka = 1 perawat
5) Wisma Edelwis = 1 perawat
6) Wisma Catleya = 1 perawat

b. Tugas khusus perawat


1) Memberikan obat
2) Mendampingi WBS saat dibawa ke RS
3) Pemeriksaan TTV saat ada yang sakit
4) Intervensi mandiri keperawatan seperti perawatan luka yang menggunakan
SOP, mengajarkan berjalan pada lansia yang stroke

c. PHL

11
PHL adalah pekerja harian lepas yang terdiri dari satpam, petugas dapur,
cleaning service, pramu social, dan perawat. Pendidikan terakhir dari PHL ini
bervariasi yaitu mulai dari lulusan SMP sampai dengan S1. Pendidikan
minimal untuk cleaning service adalah SMP sedangkan satpam dan petugas
dapur di PTSW harus memiliki ijazah atau sertifikat pelatihan. Satpam harus
memiliki sertifikat pelatihan security dan petugas dapur harus memiliki
sertifikat pelatihan masak-memasak. Untuk menjadi pramu social di PTSW
Cipayung minimal harus berpendidikan SMK Kesehatan atau SMK
Keperawatan dan yang terakhir perawat di PTSW berpendidikan minimal D3
Keperawatan. Namun saat ini PSTW Cipayung sudah memiliki perawat yang
berpendidikan S1 Ners.
Adapun jumlah PHL yang bertugas di wisma yaitu:
a. Wisma Bougenvil terdiri dari 2 orang pramu social wanita dan 1 orang
perawat
b. Wisma Dahlia terdiri dari 3 orang pramu social laki-laki, 2 orang pramu
social wanita dan 2 orang perawat
c. Wisma Cempaka terdiri dari 2 orang pramu social laki-laki, 2 orang
pramu social wanita dan 1 orang perawat
d. Wisma Edelweis terdiri dari 1 orang pramu social laki-laki, 3 orang
pramu social wanita dan 1 orang perawat
e. Wisma flamboyan terdiri dari 2 orang pramu social laki-laki, 3 pramu
social wanita dan 2 orang perawat
f. Wisma catelya terdiri dari 1 orang pramu social laki-laki, 1orang pramu
social wanita dan 1 orang perawat.

12
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBINAAN KESEHATAN USIA LANJUT

A. Upaya Promotif
Kegiatan yang dilakukan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung dalam upaya
promotif yaitu dilakukannya kegiatan dalam pemeliharaan kebersihan diri
seperti memandikan WBS , mengganti linen, membiasakan untuk berjemur di
sinar pagi hari dan memotivasi untuk mengikuti senam. Melakukan latihan fisik
yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut
agar tetap merasa sehat dan segar dengan cara mengajak untuk senam dan ROM
aktif pasif sesuai dengan kondisi WBS. Untuk makanan pihak dapur sudah
berkonsultasi dengan ahli gizi yang aman untuk lansia. WBS juga dibina
keterampilannya agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya sesuai
dengan kemampuan seperti membuat keset, mute-mute, gantungan kunci,
gelang-gelang, tempat tisu, dll.

B. Upaya Preventif
Yang dilakukan dalam upaya preventif yaitu melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala , tetapi untuk yang memiliki penyakit asam urat, diabetes dan
kolesterol biasanya ada pemeriksaan secara berkala dan di sesuaikan dengan
kebutuhan, terkadang juga di bantu oleh mahasiswa yang sedang praktik.
Untuk lansia yang menggunakan alat bantu seperti kacamata, kruk dan alat bantu
yang lain setiap lansia mendapatkan sosialisasi yang di dapat dari petugas.
Lansia yang menggunakan alat bantu wisma cempaka melakukan pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan karena lansia mulai mengalami
penurunan fungsi khususnya di system musculoskeletal seperti melakukan
latuhan keseimbangan, menghindari lantai licin dan menguatkan penerangan
disetiap ruangan.

13
C. Upaya Kuratif
Upaya kuratif yang dilakukan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung apabila WBS
mengalami keluhan apabila bersifat emergency langsung dirujuk ke RS atau
UGD puskesmas apabila masih bisa ditangani maka pihak wisma sendiri yang
menangani.

D. Upaya Rehabilitatif
Upaya untuk mengembalikan fungsi organ yang telah menurun dilakukan
fisioterapi. Lansia menggunakan alat bantu seperti plate makan, kruk, tripod,
kursi roda dan alat tersebut menunjang kehidupan lansia.

14
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus
Panti Sosial Tresna Werdha Bina Mulia 1 terdiri dari 6 wisma yaitu wisma
dahlia, wisma cempaka, wisma flamboyan, wisma catleya, wisma edlewise,
wisma bougenvile. Dilakukan pengkajian terhadap 3 wisma dengan jumlah
Warga Binaan Sosial (WBS) 121 orang. Hasil dari pengkajian dan observasi
yang sudah dilakukan dengan data sebagai barikut, lansia lebih memiliki
masalah di aktivitas yang tidak banyak membutuhkan gerakan fisik tertalu
banyak, banyak lansia yang mengeluh kaki sedang sakit ataupun susah berjalan
saat ada aktivitas, sehingga kurangnya minat untuk mengikuti kegiatan tersebut,
dan banyak lansia yang lebih menyukai berdiam diri di kamar kurangnya
motivasi dari lansia dan kegiatan dalam memulihkan kekuatan otot kembali.
Dari data tersebut di dapatkan hasil presentasi 51,2 % masalah Gangguan
Mobilitas Fisik.

B. Asuhan Keperawatan Kelompok Lansia


Fasilitas, yankes No Register
Nama Perawat yg Perawat Universitas Tanggal Pengkajian 10 Juli 2018
Mengkaji Mh. Thamrin
Nama kelompok Panti Sosial Tresna Alamat Jln. Bina marga
Werdha Budi Mulia no. 58 cipayung
1 jakarta timur

PENGKAJIAN

1. Identitas kelompok

a. Umur : 60 - 80 thn

b. Besar kecilnya Kelompok : 196 orang dari 5 Wisma

15
c. Agama yang di anut : Islam, Kristen

d. Lokasi : Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1

2. Masalah kesehatan yang terjadi

Hasil Data Berdasarkan Kelompok

DATA DEMOGRAFI

1. Jumlah lansia : 121 orang dari 3Wisma


 Perempuan : 79 orang
 Laki-laki : 42 orang

2. Mayoritas agama : Islam dan Kristen

1) Distribusi lansia yang mempunyai masalah gangguan mobilitas fisik


berdasarkan jumlah lansia yang telah di skrinning.

Masalah gangguan mobilitas fisik ∑ %

 Yang mengalami gangguan mobilitas fisik 51,2 dari 121 orang dari 3
wisma
 Yang tidak mengalami masalah 48,8 dari 121 orang dari 3 wisma
3. Klasifikasi data
Masalah gangguan mobilitas fisik:
 51,2 % lansia mengalami gangguan mobilitas fisik
 48,8 % lansia tidak mengalami masalah gangguan mobilitas fisik
4. Analisa Data
 Lansia yang mengalami gangguan mobilitas fisik 51,2 %
 Lansia tidak mengalami gangguan mobilitas fisik 48,8 %

16
ANALISA DATA

No DATA Masalah
1. DS : gangguan mobilitas fisik
- Lansia mengatakan susah berjalan untuk
melakukan kegiatan di lapangan ataupun
di lingkungan panti.
- Lansia mengatakan lebih menyukai
berdiam diri diwisma
- Lansia mengatakan kakinya sakit
mengikuti kegiatan olah raga
DO :
- Lansia terlihat kurang memiliki minat
untuk mengikuti kegiatan panti
- Lansia terihat kurang memiliki kurang
motivasi untuk mengikuti kegiatan panti
- 51,2 % lansia mengalami gangguan
mobilitas fisik

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik

17
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN GERONTIK

DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 1

Data Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi

DS: 00085 gangguan Prevensi Primer Prevensi Primer


mobilitas fisik 1805 1. Pengetahuan: perilaku 6610 1. Identifikasi Risiko
- Lansia kesehatan  Kaji ulang riwayat
mengatakan 1600  Manfaat olahraga kesehatan masa lalu dan
susah berjalan teratur. dokumentasikan bukti
untuk melakukan 1209
 Efek penggunaan yang menunjukkan
kegiatan di kafein. adanya penyakit medis,
lapangan ataupun  Stategi untuk diagnose keperawatan
2006
di lingkungan mengurangi resiko serta perawatannya.
panti. cedera karena  Implementasikan
1902
- Lansia kecelakaan. aktivitas-aktivitas

18
mengatakan lebih 1702 2. Pengetahuan : Gaya Hidup pengurangan resiko.
menyukai Sehat  Rencakan rindak lanjut
berdiam diri  Factor lingkungan strategi dan aktivitas
diwisma yang mempengaruhi pengurangan resiko
- Lansia kesehatan. jangka panjang.
5510
mengatakan  Strategi mencegah 2. Pendidikan Kesehatan
1504
kakinya sakit kecelakaan.  Identifikasi factor internal
2000
mengikuti  Pentingnya skrining atau eksternal yang dapat
kegiatan olah pencegahan. meningkatkan atau
raga 3. Motivasi mengurangi motivasi
DO :  Mengembangkan untuk berperilaku sehat.
- Lansia terlihat rencana tindakan.  Lakukan demonstrasi /
kurang memiliki  Memulai perilaku demonstrasi ulang,
minat untuk mencapai target yang partisipasi pembelajaran
mengikuti diarahkan dari diri dan manipulasi bahan
kegiatan panti sendiri. pembelajaran ketika
- Lansia terihat  Menyelesaikan tugas- mengajarkan
kurang memiliki tugas. keterampilan.
kurang motivasi  Rencanakan tindak lanjut

19
untuk mengikuti Prevensi Sekunder masa panjang untuk
kegiatan panti 1. Status kesehatan memperkuat perilaku
- 51,2 % lansia komunitas kesehatan atau adaptasi
mengalami  Status kesehatan terhadap gaya hidup
4310
gangguan lansia. Prevensi Sekunder
mobilitas fisik  Angka penyakit kronis. 1. Terapi aktivitas
 Angka cidera.  Pertimbangkan
2. Kontrol Resiko kemampuan lansia dalam

 Memonitor faktor berpartisipasi melalui

resiko dilingkungan. aktifitas fisik

 Memonitor faktor  Bantu lansia tetap fokus

resiko individu. pada kekuatan

 Berpartisipasidalam dibandingkan dengan

skring masalah kelemahan

kesehatan.  Dorong aktifitas kreatif

 Memonitor perubahan yang tepat

status kesehatan. 2. Terapi latihan : mobilitas

Prevensi Tersier sendi


 Tentukan batasan

20
1. Dukungan sosial pergerakan sendi dan
 Kemauan untuk efeknya terhadap fungsi
menghubungi orang sendi
lain untuk meminta  Dukung latihan rom aktif
bantuan. sesuai jadwal yang tratur
 Hubungan teman karib dan terencana
 Orang-orang yang  Bantu lansia untuk
6520
dapat membantu sesuai membuat jadwal latihan
kebutuhan. rom aktif dan pasif
2. Kualitas hidup 2. Skrining Kesehatan
 Status kesehatan.  Ukur TD, TB, BB,
 Kondisi lingkungan. persentasi lemak tubuh,
Kemandirian dalam kolesterol dan GDS, dan
melakukan dalam pemeriksaan urine yang
melakukan aktivitas sesuai.
hidup sehari-hari.  Lakukan atau rujuk untuk
pap smear, mamografi,
pemeriksaan prostat,
EGK, pemeriksaan testis,

21
dan pemeriksaan mata
sesuai kebutuhan.
 Rujuk pasien pada
5450
penyedia perawatan
kesehatan lainnya jika
diperluka.
3. Terapi Kelompok
 Bentuk kelompok dengan
jumlah optimal 5-12
orang
 Dukung untuk membuka
diri dan diskusi dari hal
yang hanya jika berkaitan
dengan fungsi dan tujuan
kelompok.
 Bantu anggota untuk
5440
terminasi dari kelompok.

22
Prevensi Tersier
1. Peningkatan Sistem Dukungan
 Anjurkan pasien untuk
berpatisipasi dalam
kegiatan social dan
masyarakat
8100
 Rujuk pada program
pencegahan atau
pengobatan berbasis
masyarakat yang sesuai
2. Rujukan
 Identifikasi perawatan
yang diperlukan
 Identifikasi rekomendasi
penyedia layanan
kesehatan terkait rujukan
yang diperlukan

23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia1 merupakan salah satu unit pelaksanaan
teknis Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Panti ini melayani para lansia terlantar dan
yang tidak memiliki keluarga. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia1 melatih para
lansia dengan melakukan kegiatan-kegiatan dengan tujuan untuk meningkatkan
produktivitas lansia, melatih jiwa sosialisasi antar lansia, dll. Sehingga membuat para
lansia merasa lebih berguna dan mengangkat harga diri lansia.

Setiap wisma melakukan kegiatan dalam pemeliharaan kebersihan diri seperti,


memandikan WBS, mengganti linen, menggunting kuku, memakai lotion serta
menjemur lansia di sinar pagi hari. Untuk makanan pihak dapur sudah berkonsultasi
dengan ahli gizi yang aman untuk lansia. Lansia juga dibina keterampilannya agar
dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya sesuai dengan kemampuan seperti
membuat taplak meja, tas, keset, gelang, bunga dari mute-mute, dll. Pemeriksaan
kesehatan biasanya dilakukan dengan melakukan tanda-tanda vital, GDS, dll. Apabila
WBS mengalami keluhan kesehatan dilakukan pemeriksaan diklinik panti atau
kepuskesmas, dan apabila darurat dan tidak bisa ditangani akan dirujuk ke RS duren
sawit, RS Budi Asih dan RS Koja. Lansia juga mendapat informasi atau penyuluhan
tentang penyakit atau yang di alami dari pihak panti maupun mahasiswa yang praktik.
Untuk mengembalikan fungsi organ yang telah menurun dilakukan fisioterapi atau
mengajarkan ROM aktif/pasif sesuai kemampuan lansia.

B. Saran
1. Profesi keperawatan
Profesi keperawatan peran penting dalam proses kemandirian lansia, maka
diperlukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan memberikan kebutuhan dasar
bagi lansia. Selain itu keperawatan harus lebih mengenal faktor-faktor yang
berhubungan dengan kemandirian pada pasien.

24
2. Panti Sosial Tresna Werda
a. Bagi petugas panti
Disarankan agar adanya pemantauan tingkat kemandirian lansia dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk kesesuaian dalam
memenuhi kebutuhan lansia. Serta perlu adanya peningkatan dan
pengembangan program kegiatan yang telah di programkan agar memotivasi
lansia dalam peningkatan kemandiriannya.
b. Bagi lansia
Terus mempertahankan untuk melakukan kegiatan seperti senam lansia,
mengikuti pengajian, kebaktian, memakaikan lotion, menggunting kuku,
menjemur lansia di pagi hari, dengan seperti itu diharapkan lansia dapat
menjalani hari tua aman, nyaman, dan menyenangkan, serta mandiri dalam
melakukan aktivitas sehari-hati.

25
LAMPIRAN

a. Laporan Hasil Pemeriksaan di Ruang Flamboyan

Jumlah : 42 orang
Tingkat Ketergantungan : Total Care (42 orang)
Struktur Organisasi :

PJ

Perawat Perawat PHL PHL

Pemeriksaan TD, Gula Darah dan Asam Urat


Tekanan Kekuatan
No Nama Darah Gula Darah Asam Urat Otot
1 Ali 103/70 174 4,2 Lemah
2 Wicitiong 80/50 tidak terkaji tidak terkaji Normal
3 Hanim 150/90 159 5,1 Normal
4 Maspur 110/70 100 4,3 Normal
5 Husen Tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji Tidak Terkaji
6 Azari 150/90 124 8,2 Lemah
7 Pardi 100/50 129 4,6 Normal
8 Sunarna 140/90 126 5,0 Normal
9 Netra 100/70 100 4,1 Lemah
10 Pagiri 150/90 104 4,4 Lemah
11 Kusdiono 110/60 134 4,6 Normal
12 Mulyadi 120/80 tidak terkaji tidak terkaji Lemah
13 Kasmat 130/90 126 5,6 Normal
14 Misnan 90/60 145 5,2 Normal

26
15 Didi 120/80 tidak terkaji tidak terkaji Normal
16 Yanto 90/80 105 4,5 Normal
17 Gani 100/70 125 8,2 Lemah
18 Budi 110/60 110 4,9 Normal
19 Nama 120/80 123 4,7 Normal
20 Yuni 110/70 tidak terkaji tidak terkaji Normal
21 Ivan Liem 90/60 106 4,8 Lemah
22 Radjab 170/130 122 5 Normal
23 Muhi Tidak terkaji tidak terkaji tidak terkaji Normal
24 Tama 80/60 tidak terkaji tidak terkaji Normal
25 Hasym 100/70 90 8,4 Lemah
26 Gindo 140/70 162 4.9 Lemah
27 Rahmat 110/70 105 3,7 Normal
28 Hanom 100/60 106 5,0 Normal
29 Arman 90/60 101 4,7 Normal
30 Zakaria 90/60 tidak terkaji tidak terkaji Normal
31 Yopi 170/100 151 6,4 Lemah
32 Kristanto 90/80 tidak terkaji tidak terkaji Normal
33 Sulaeman 110/80 143 7,6 Lemah
34 Sukri 130/70 111 6 Normal
35 Subur 150/80 107 8,1 Normal
36 Tohar 160/100 tidak terkaji tidak terkaji Normal
37 Jumhana 100/70 126 4,3 Normal
38 Janawi 145/100 107 4,4 Lemah
39 Kardi 90/60 146 6,0 Lemah
40 Sunardi 135/70 131 4,6 Lemah
41 Sanwani 145/100 132 4,5 Lemah
42 Damat 120/60 123 3,8 Normal

27
Hasil
Tekanan Darah
Riwayat Hipertensi : 10 Orang
Normat : 30 Orang
Tidak Terkaji : 2 Orang

Gula Darah (2 jam setelah makan)


Hiperglikemi : -
Normal : 32 orang
Tidak Terkaji : 10 orang

Asam Urat
Riwayat Asam Urat : 6 orang
Normal : 26 orang
Tidak Terkaji : 10 orang

Kekuatan Otot
Riwayat Lemah : 18 orang
Normal : 23 orang
Tidak Terkaji : 1 orang

28
b. Hasil Pemeriksaan Wisma Cempaka
Nama TD N RR GDS nilai asam urat
Ny. Ai 120/80 80 22 127 Tidak terkaji
Ny. Yati 130/70 96 18 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Esih 120/90 85 22 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Deen 110/60 80 20 159 Tidak terkaji
Ny. Mardiana 120/70 78 23 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Parinten 130/70 95 22 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Partiyah 150/90 96 24 154 12,1
Ny. Hj. 120/70 78 20 184 8,7
Minah
Ny. Sulastri b 130/80 86 18 420 Tidak terkaji
Ny. Sriwati 130/70 74 20 128 Tidak terkaji
Ny. Sutini 130/70 82 20 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Uning 130/80 72 22 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Opung 130/80 78 20 135 7,7
Ny. Mimi 110/70 86 23 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Elok 120/70 80 22 75 5,6
Ny. Rosmiati 100/70 96 24 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Diana 110/80 85 20 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Sutilah 120/80 80 18 Tidak terkaji Tidak terkaji
Ny. Irah 110/80 78 20 107 12,4
Ny. Warti 120/90 95 20 123 Tidak terkaji
Ny. Sonya 110/70 96 22 158 Tidak terkaji
Ny. Krtini 100/70 78 20 137 Tidak terkaji
Ny. Gemi 110/80 86 23 127 Tidak terkaji
Ny. Yohena 130/70 74 22 291 3,3
Ny. Dasniar 120/90 82 24 153 7,2
Ny. Manisih 118/90 72 20 164 7,3
Ny. Leli 130/80 78 18 148 9,7
Ny. Rosdiana 130/70 86 20 148 Tidak terkaji
Ny. Tinah 146/74 112 20 154 Tidak terkaji
Ny. Minah 120/70 88 24 145 Tidak terkaji
Ny. Benjol 110/90 78 20 115 Tidak terkaji
Ny. Lasmini 120/80 88 18 147 Tidak terkaji
Ny. Eneng 110/80 76 20 115 Tidak terkaji
Ny. Rosmiati 120/70 78 20 Tidak terkaji

29
c. Hasil Pemeriksaan di Wisma Dahlia

NAMA TEKANAN DARAH GDS KEKUATAN OTOT


Rosiana 170/107 131 Lemah
Gartini 140/85 Tidak terkaji Lemah
Titin 186/121 115 Lemah
Aspani 193/126 125 Lemah
Ani 123,85 125 Lemah
Aisah 181/146 Tidak terkaji Lemah
Enah 149/93 Tidak terkaji Lemah
Samilah 113/65 Tidak terkaji Lemah
Asiyah 167/77 116 Normal
Khasnah 186/112 136 Lemah
Kasmiran 145/74 Tidak terkaji Lemah
Eneng 152/93 Tidak terkaji Lemah
Jamilah 98/89 Tidak terkaji Lemah
Suyati 190/100 Tidak terkaji Lemah
Suyatun 120/61 Tidak terkaji Lemah
Titi AW 99/60 196 Lemah
Talita 122/62 148 Lemah
Titi 111/64 Tidak terkaji Lemah
Suparti 108/72 Tidak terkaji Lemah
Sumiati 130/86 170 Normal
Marwati 120/80 139 Lemah
Andiyani 117/72 131 Lemah
Uni 140/70 Tidak terkaji Normal
Oce 130/80 Tidak terkaji Normal
Yatinah 124/48 138 Normal
Maya 106/80 163 Normal
Sri 119/72 126 Lemah

30

Anda mungkin juga menyukai