Anda di halaman 1dari 23

Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

PROBLEMATIKA PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL


(KAT) SUKU SAKAI DI KECAMATAN BATHIN SOLAPAN
KABUPATEN BENGKALIS

Abu Bakar
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Email : jambuair@gmail.com

Abd. Ghofur
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Email : ghofur06@yahoo.com

Abstrak
Persebaran pemukiman Suku Sakai di Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten
Bengkalis yaitu di Desa Kesumbo Ampai; Desa Petani (dusun Belading + 112 KK) dan Desa
Bumbung (dusun V Talang Jenang atau Talang Nagoi + 60 KK). Mayoritas orang sakai
bermukim di Desa Kesumbo Ampai + 173 KK yang terdiri dari tiga Dusun yaitu dusun
Sebangar Asal; Dusun Patang Butam; dan dusun Tanah Pujung. Suku Sakai mayoritas
menempati wilayah Dusun Sebanga Asal di mana di dusun ini pula berdiri rumah adat; di
kelilingi hutan adat seluas +260 Ha. Program pemberdayaan bagi suku sakai telah dilakukan
oleh pihak pemerintah maupun swasta meliputi beberapa hal yaitu pemberian beasiswa; bidang
peternakan; pertanian dan perkebunan; program Alokasi Dana Desa dan program UED-SP.
Bila dikelompokkan program itu ada dikategorikan sifatnya produktif dan non produktif.
Bantuan sifatnya non-produktif tidak banyak mengalami kendala seperti bantuan langsung
dalam bentuk beasiswa; bantuan rumah RLH; bantuan uang untuk karang taruna; posyandu;
PKK; surau dan masjid. Problem program pemberdayaan produktif mengalami beberapa
kendala karena kurangnya pendampingan dan pelatihan yang sustainable (berkelanjutan).
Tulisan ini mencoba mengurai berbagai persoalan kendala dari program pemberdayaan bagi suku
Sakai.

Keywords : Sakai, Pemberdayaan; dan People Centre.

sustainable (Friedman, 1998: 54). Konsep


Pendahuluan
pemberdayaan lebih luas dari hanya
Pemberdayaan adalah sebuah
semata-mata untuk memenuhi
konsep pembangunan masyarakat yang
kebutuhan dasar atau mekanisme untuk
merangkum dan melibatkan nilai-nilai
mencegah proses pemiskinan, yang
sosial-budaya masyarakat. Konsep ini
pemikirannya saat ini lebih banyak
mencerminkan paradigma baru
dikembangkan sebagai upaya mencari
pembangunan, yakni bersifat “people-
konsep-konsep peningkatan kualitas
centered”, participatory, empowering, and
hidup masyarakat. Program

91 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

pemberdayaan masyarakat dikatakan Berdasarkan Keppres No.


terencana apabila pembangunannya 111/1999 Pasal 2, dijelaskan tentang
mempertimbangkan aneka akses, pembinaan kesejahteraan sosial
partisipasi, kontrol dan manfaaat yang Komunitas Adat Terpencil (KAT)
setara dan seimbang diterima oleh semua diamanatkan bahwa Pembinaan
komponen atau kelompok masyarakat; kesejahteraan sosial komunitas adat
kaya-miskin, tua-muda, laki-laki- terpencil bertujuan untuk
perempuan, berdaya-tak berdaya, difabel- memberdayakan komunitas adat
non-difabel, masyarakat biasa, masyarakat terpencil dalam segala aspek kehidupan
adat tertinggal dan sebagainya.( dan penghidupan agar mereka dapat
)
Rinnusu,2014: 6 . hidup secara wajar baik jasmani, rohani,
dan sosial sehingga dapat berperan aktif
Ada sebagian masyarakat yang
dalam pembangunan, yang
tinggal di desa terisolasi secara fisik dan
pelaksanaannya dilakukan dengan
kebudayaanya disebabkan oleh beberapa
memperhatikan dan tidak boleh
alasan, pertama, masyarakat yang tinggal
mengabaikan adat istiadat, dan nilai-nilai
di desa-desa terpencil itu sendiri yang
sosial-budaya setempat.
justru mengisolasi diri dari pengaruh
kebudayaan luar seperti Komunitas Adat Keterasingan sebuah masyarakat
Terpencil (KAT) yang tersebar di dengan beberapa alasan di atas,
beberapa kabupaten di propinsi Riau, sebenarnya telah diupayakan
seperti Kabupaten Bengkalis, Meranti, pemberdayaan oleh pemerintah maupun
dan Siak. Kedua, keadaan geografis yang kelembagaan lain. Hal ini mengingat
sulit dihubungkan dengan desa-desa lain perubahan sebuah masyarakat ke arah
atau kota kecil lain sehingga warganya yang lebih maju dari berbagai sisi baik
tidak bisa mengakses berbagai fasilitas nilai, norma, budaya, pembangunan fisik
yang tersedia. Ketiga, kendati satuan maupun non fisik adalah sebuah
wilayahnya mudah terjangkau tetapi keniscayaan.
karena masyarakatnya sendiri tidak mau Penelitian tentang Komunitas
berinteraksi dengan masyarakat luar Adat Terpencil (KAT) khususnya suku
karena alasan-alasan menjaga adat- Sakai di Kecamatan Batin Solapan
isitiadat yang asli atau karena alasan lain. kabupaten Bengkalis telah banyak
Tiga ciri tersebut paling tidak bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan,
menandai batas-batas pengertian mengingat suku Sakai memiliki
mengenai Komuintas Adat Terpencil karakteristik unik dan belum terjadi
(KAT) atau masyarakat terpencil yang perubahan yang lebih baik sisi ekonomi,
dibedakan dengan masyarakat pedesaan sosial, budaya dan pendidikannya.
yang selama ini dikenal. Penelitian tentang identifikasi

92 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

problematika pemberdayaan komunitas menguntungkan bagi suku Sakai.(Husni


adat terpencil (KAT) khususnya suku Thamrin, 2003, 7).
Sakai di Kecamatan Bathin Solapan Pada tahun 1994, Suparlan
Kabupaten Bengkalis masih belum melakukan penelitian bahwa program
dilakukan. PKMT di Sialang Rimbun yang semula
Pentingnya identifikasi berjumlah 75 rumah warga Sakai,
problematika program pemberdayaan ternyata yang dihuni suku Sakai tinggal
masyarakat khususnya Komunitas Adat 18 rumah, dengan keadaan bentuk tiang
Terpencil suku Sakai pada dasarnya yang sudah roboh dan sebagian besar
untuk menilai sejauh mana efektifitas mereka kembali ke pemukiman Sakai
dan progres dari suatu program setelah asal.( Parsudi Suparlan, 1998: 39).
beberapa waktu dilaksanakan di suatu Berdasarkan pengamatan beberapa
desa atau wilayah. Berdasarkan permasalahan di atas, menarik untuk
pengamatan pendahuluan (preliminary
dilakukan penelitian berkenaan dengan
research) bahwa telah terdapat program- identifikasi problematika program
program pemberdayaan yang dilakukan pemberdayaan masyarakat Komunitas
pemerintah terhadap Suku Sakai di Duri Adat Terpencil (KAT) suku Sakai di
Kabupaten Bengkalis dan kelembagaan Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten
lain, misalnya sejak tahun 1963 ada Bengkalis. Rumusan masalah penelitian
upaya pemerintah mendirikan Pos PMT ini adalah
(pemukiman Masyarakat Terasing) oleh
Kantor Inspeksi Sosial Riau dari tahun Pertama, Apa saja Program
1964-1970. Saat itu pembinaan dan pemberdayaan masyarakat Komunitas
pemberdayaan pemerintah terhadap suku Adat Terpencil (KAT) suku Sakai di
Sakai sebatas aspek fisik dan kurang Kecamatan Bathin Solpan? Kedua,
memperhatikan aspek sosial budaya Bagaimana efektifitas Program
hingga tidak berjalan dengan baik. pemberdayaan masayarakat Komunitas
Adat Terpencil (KAT) suku Sakai di
Kemudian pada tahun 1976
Kecamatan Bathin Solapan? Dan Ketiga,
muncul program pengganti dengan nama Apa saja persoalan-persoalan yang
PKMT (Pembinaan Kesejahteraan dihadapi Komunitas Adat Terpencil
Masayarakat Terasing) diantara (KAT) suku Sakai dalam proses
kelompok yang dibina adalah PKMT perubahan sosial di Kecamatan Bathin
buluh Kasab (1977); PKMT Buluh Solapan Kabupaten Bengkalis?
Kasab (1979); PKMT Sialang Rimbun
(1979); PKMT Kandis (1980), namun Kerangka Teori
hasil program pemberdayaan ini banyak Ada beberapa konsep yang bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak dipakai untuk menjawab permasalahan

93 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

penelitian di atas yaitu :Pemberdayaan bergantung kepada pihak luar dalam


Komunitas Adat Terpencil (KAT) suku penyediaan sumber daya yang
Sakai, perlu pendekatan dan dibutuhkan serta mau menciptakan
pemberdayaan khusus sebagaimana cara- alternatif serta tatanan ekologis, sosial,
cara belajar orang asli (indegenous learning budaya, dan eknomi berkelanjutan di
sistem). tingkat lokal masyarakat; munculnya
partisipasi aktif dari masyarakat pada
Dalam penelitian Francisco
semua program pemberdayaan
terdapat tiga aspek pendekatan
khususnya dalam perencanaan dan
pemberdayaan komunitas Adat yaitu life
pelaksanaannya. (Mohammad Zein,
cycle complex, social control mechanism dan
2006: 127).
ritual yang diterapkan dalam sistem
kepercayaan orang-orang asli. Anak-anak Program pemberdayaan pada
mematuhi pantang-larang yang telah dasarnya bagian dari konsep
dibuat, mengikuti upacara ritual, dan pembangunan masyarakat. Menurut UU
melakukan tindak-tanduk yang dapat No. 25 Tahun 2004, pembangunan
diterima dalam masyarakatnya melalui masyarakat memerlukan perencanaan,
proses sosialisasi dari keluarga. Mereka karena membutuhkan proses untuk
menerima dan mempelajari nilai-nilai menentukan tindakan masa depan yang
dari masyarakat yang dibutuhkana tepat, melalui urutan pilihan dengan
sebagai acuan untuk menempuh memperhitungkan sumber daya yang
kehidupan. (Mohammad Zein, 2006: tersedia. Sistem perencanaan
127). pembangunan nasional adalah satu
kesatuan tata cara perencanaan
Pemberdayaan masyarakat
pembangunan untuk menghasilkan
(community empowerment) memiliki makna
rencana pembangunan dalam jangka
meningkatkan kemampuan atau
panjang, jangka menengah dan tahunan
meningkatkan kemandirian masyarakat.
yang dilaksanakan oleh unsur
Pemberdayaan masyarakat bukan hanya
penyelenggara negara dan masyarakat di
meliputi penguatan individu-individu
tingkat pusat dan daerah (Rinnusu, 2014
dalam masyarakat tetapi mencakup
:8).
pranata-pranata sosial lainnya.
Menurut Ginanjar Kartasasmita
Ciri-ciri masyarakat yang berdaya
memberdayakan masyarakat adalah
menurut Soemodiningrat antara lain
upaya untuk meningkatkan harkat dan
memiliki kemandirian khususnya dalam
martabat kelompok masyarakat yang
penyediaan kebutuhan hidup mereka
tidak mampu untuk melepaskan diri dari
serta tanpa memerlukan bantuan dari
perangkap kemiskinan dan
pihak lain; adanya kebebasan dalam diri
keterbelakangan. Dengan demikian
untuk menentukan pilihan sendiri; tidak

94 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

memberdayakan masyarakat adalah Bodgan dan Taylor, metode kualitatif


memampukan dan memandirikan merupakan prosedur penelitian yang
masyarakat agar dapat bertahan hidup, menghasilkan data deskreptif berupa
dan mampu mengembangkan diri untuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang
mencapai kemajuan. (Ginnanjar dan prilaku yang diamati (Moelong Lexi,
Kartasasmita, 2000 : 43). 2000: 3). Penelitian ini juga
menggunakan pendekatan penelitian
Upaya penting dan mendasar
kualitatif dengan tradisi penelitian studi
dalam rangka pemberdayaan masyarakat
Kasus. Studi kasus merupakan penelitian
adalah peningkatan taraf pendidikan,
empiris yang menyelidiki dan
kesehatan, serta akses terhadap sumber-
menguraikan fenomena terkini dalam
sumber kemajuan ekonomi, seperti:
konteks kehidupan nyata. dengan
modal, teknologi, informasi dan pasar
menggunakan berbagai sumber yaitu
dan sarana prasaran jalan, pasar, serta
observasi, wawancara, dan dokumen.
sekolah.
Penelitian ini menggunakan
Kegagalan dan keberhasilan
langkah-langkah 14 karakteristik
pemberdayaan masyarakat (community
pendekatan kualitatif menurut Lincoln
empowerment) sangat ditentukan oleh
dan Guba (Chaidir Al-wasilah, 2002 :
kemampuan semua pihak yang terlibat
104-107), berikut ini :1. Latar ilmiah
dalam proses pengembangan masyarakat
(natural setting). 2. Manusia sebagai
untuk memahami realitas masyarakat;
instrumen (human instrument). 3.
lingkungan; sistem kepercayaan; sistem
Penggunaan pengetahuan yang tidak
nilai sosial-budaya masyarakat tentang
eksplisit. 4. Metode-metode kualitatif. 5.
arti perubahan. Pemberdayaan
Sampel purposif (purposive sampling). 6.
masyarakat berupaya meningkatkan
Analisis data induktif. 7. Teori
pendapatan masyarakat, diperlukan
berdasarkan data di lapangan (grounded
adanya berbagai akses yang mendukung
theory). 8. Desain penelitian mencuat
diantaranya; sumberdaya fisik;
secara alamiah (emergent design). 9. Hasil
pembiayaan; akses terhadap teknologi
penelitian berdasarkan negosiasi. 10.
tepat guna; informasi dan pasar.
Cara pelaporan studi kasus (case study
Demikian pula akses untuk mendapatkan
reporting mode). 11. Interpretasi
pendidikan, pelatihan, dan bimbingan
kontekstual 12. Aplikasi temuan
agar masyarakat dapat diberdayakan
tentatif.13. Batasan ditentukan focus.14.
hingga mampu meningkatkan
Keterpercayaan dengan kriteria khusus.
kesejahteraannya.
Penelitian dimulai dengan
Desain Penelitian
menggali informasi secara mendalam
Penelitian ini menggunakan (lingkungan fisik, lingkungan sosial,
metode penelitian kualitatif. Menurut

95 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

budaya, nilai-nilai yang dianut suku informan pokok adalah orang yang
Sakai). Karena data ini untuk dipandang mampu memberikan
menggambarkan keberadaan suku Sakai informasi secara umum dan mampu
bagaimana mereka hidup dan menunjuk orang lain sebagai informan
mempertahankannya. Proses pangkal yang dapat memberikan
pengumpulan data dilakukan beberapa informasi yang lebih mendalam.(
tahapan berikut. Pertama, Melakukan Kontjoroningrat , 1992: 130).
identifikasi ulang daerah hunian suku Teknik pengumpulan data
Sakai yang ada di wilayah itu. Kedua,
menyusun items (variable) yang bisa Teknik pengumpulan data dalam
segera dicari dari dokumen pemerintah, penelitian ini adalah peneliti sebagai
dan pelacakan langsung ke lapangan. instrumen. Peran peneliti menentukan
dalam setiap proses penjaringan data.
Sasaran dan Sumber Data Ciri-ciri umum manusia sebagai
Sasaran penelitian ini adalah instrumen mencakup segi responsiv,
Komunitas Adat Terpencil (KAT) Suku dapat menyesuaikan diri, menekankan
Sakai di Kecamatan Bathin Solapan yang keutuhan, mendasarkan diri atas
tersebar di beberapa desa. Fokus pengetahuan, memproses data
penelitiannya adalah untuk menelaah secepatnya(Moelong Lexi, 2000: 32).
secara mendalam problematika Data dalam penelitian ini dikumpulkan
pemberdayaan Komunias Adat Terpencil berdasarkan pengelompokan data primer
(KAT) suku Sakai yang dilakukan dan data sekunder. Teknik pengumpulan
pemerintah dan lembaga lain. datanya adalah wawancara mendalam,
observasi atau pengamatan dan
Sedangkan sumber data penelitian
penggunaan dokumen.
ini adalah aparat pemerintah Kabupaten
dan Kecamatan seperti dinas sosial, dan Teknik Analisis Data
aparat kecamatan, tokoh Adat sakai, Untuk menata secara sistematis
aparat desa dan tokoh agam yang bisa catatan hasil observasi, wawancara dan
memberikan jawaban mengenai dokumentasi, analisis data menggunakan
persoalan penelitian. Teknik tahapan model Mathew dan Huberman
pengumpulan data diperoleh melalui (Mathew Miles & Hubermen Micahel,
observasi dan wawancara mendalam dari 1992 : 76) :
informan, di mana informan dipilih
secara purposif atau dengan menggunakan a. Kategorisasi dan mereduksi, yaitu
model snow ball. Informan dalam melakukan pengumpulan semua
penelitian ini nantinya terdiri dari informasi penting terkait dengan
informan pangkal dan informan kunci masalah penelitian ini.
(key informan). Menurut Koentjaraningrat

96 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

b. Data yang telah dikelompokkan lalu Hasil Penelitian dan analisis


disusun dalam bentuk narasi-narasi, Kecamatan Mandau berdasarkan
sehingga data berbentuk rangkaian data statistik BPS tahun 2017 luas
informasi yang bermakna sesuai. wilayahnya 937,47 Km², terbagi ke dalam
c. Melakukan interpretasi data, yaitu 24 desa/kelurahan. Pada bulan Februari
tahun 2017 Kecamatan Mandau
dengan menginterpretasi apa yang
dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu
telah diberikan informan terhadap
Pertama, Kecamatan Mandau
masalah yang diteliti.
meliputi 11 desa/ kelurahan yang status
d. Pengambilan kesimpulan hukumnya sudah menjadi
berdasarkan susunan narasi yang desa/kelurahan defenitif. Kedua,
Kecamatan baru, yaitu Bathin Solapan
telah disusun pada tahap ketiga,
yang membawahi 13 desa/kelurahan.
hingga dapat memberi jawaban atas
Kecamatan Bathin Solapan, membawahi
masalah penelitian. 13 desa yaitu : 1. Desa Buluh Manis; 2.
Desa Petani; 3. Desa Tambusai Batang
e. Melakukan verifikasi hasil analisis
Doi; 4. Desa Simpang Padang; 5. Desa
data dengan informan, yang
Pematang Obo; 6. Desa Air Kulim ; 7.
didasaarkan pada simpulan tahap Desa Sebangar ; 8. Desa Boncah
keempat, untuk menghindari Mahang; 9. Desa Bathin Sobanga ;10.
kesalahan interpretasi dari hasil Desa Pamesi; 11. Desa Balai Makam ;12.
wawancara dengan sejumlah Desa Kesumbo Ampai ; dan 13. Desa
Bumbung.
informan.
Tabel. 1
Jumlah penduduk Kecamatan Bathin Solapan
NO Kelurahan/Desa Laki-Laki Perempuan Jumlah KK
1 Balai Makam 5.520 5.042 10.562 2.688
2 Petani* 3.879 3.582 7.461 2.082
3 Sebangar 5.245 4.816 10.061 2.338
4 Bumbung* 2.090 1.924 4.014 1.090
5 Kesumbo Ampai* 3.403 3.094 6.497 1.658
6 Tambusai Batang Doi 6.501 6.003 12.504 3.218
7 Simpang Padang 7.052 6.590 13.642 3.419
8 Pematang Obo 3.251 2.916 6.167 1.525
9 Air Kulim 3.223 3.015 6.238 1.655
10 Buluh Manis 2.236 2.119 4.355 1.149
11 Boncah Mahang 5.499 5.126 10.625 3.167
12 Parmesi 1.306 1.159 2.465 641
13 Bathin Sobanga 1.407 1.304 2.711 748
Jumlah 50.612 45.386 97.302 25.378
Data Monografi Kecamatan 2016 dan hasil Observasi lapangan!

97 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

Berdasarkan peta yang dibuat oleh tertinggi berada pada jenjang Sekolah
Moszkowski, seorang antropolog Jerman Dasar yang mencapai 30 murid untuk
yang melakukan penelitian tentang Sakai tiap guru.
tahun 1911, wilayah Suku Sakai meliputi Suku Sakai dan persebarannya
Minas, Belutu, Tingaran, Sinangan,
Semunai, Panaso dan Borumban. Akan Persebaran pemukiman Suku Sakai
tetapi wilayah yang masih memiliki tanah di Kecamatan Mandau setelah
ulayat dan benar-benar alami terlihat pemekaran 5 Juni 2017, mereka saat ini
eksistensinya sebagai Desa Adat; hukum berada di beberapa desa di Kecamatan
adat; struktur sistem sosial Bathin serta Bathin Solapan yaitu di Desa Kesumbo
terjaganya hutan adat adalah di Ampai; Desa Petani (pemukiman sakai di
Kecamatan Bathin Solapan Desa dusun Belading + 112 KK)(Wawancara,
Kesumbo Ampai(Ahmad Arif, 2007:14.) Jamal: -05-09-2017). dan Desa Bumbung
( pemukiman sakai di dusun V Talang
Keadaan Pendidikan
Jenang atau Talang Nagoi + 60 KK).
Perkembangan pendidikan di Mayoritas orang sakai bermukim di Desa
Kecamatan Mandau dan Kecamatan Kesumbo Ampai + 173 KK(Wawancara:
Pemekaran yaitu Bathin Solapan terus Anita, 06-08-2017) yang terdiri dari tiga
berbenah dan terus mendapat perhatian Dusun yaitu dusun Sebangar Asal;
baik pemerintah maupun swasta. Jumlah Dusun Patang Butam; dan dusun Tanah
sarana pendidikan di Kecamatan Pujung. Suku Sakai mayoritas menempati
Mandau dan Bathin Solapan relatif wilayah Dusun Sebanga Asal di mana di
banyak dan cukup merata di seluruh dusun ini pula berdiri rumah adat; di
desa/kelurahan. Berdasarkan data BPS kelilingi hutan adat yang masih alami
Kecamatan tahun 2016, bahwa sarana seluas +260 Ha.(Wawancara : Swardino,
pendidikan berjumlah 223 unit, dengan 04-09-2017) Peran Bathin yang
perincian 67 unit Taman Kanak-Kanak, dipimpin oleh Babak M. Yatim di desa
103 unit Sekolah Dasar, 29 unit Sekolah Kesumbo Ampai masih dominan untuk
Menengah Pertama, 17 unit Sekolah melestarikan nilai-nilai adat sakai yang
Menengah Atas, dan 7 unit Sekolah telah berakulturasi dengan Islam.
Menengah Kejuruan. Hampir seluruh Sehingga wajar para tokoh sakai
desa/kelurahan memiliki Sekolah Dasar berupaya mengusulkan Desa Kesumbo
sebagai sarana pendidikan dasar untuk Ampai sebagai Desa Adat. Karena dari
masyarakat. Tingkat rasio murid-guru prasarat yang ditetapkan dalam UU Desa
cenderung bervariasi pada tiap jenjang Adat sudah terpenuhi.
pendidikan. Secara rata-rata, rasio murid- Ketiga desa tempat bermukimnya
guru di Kecamatan Mandau sebesar 15- suku sakai tersebut yakni Desa Kesumbo
16 murid per guru. Rasio murid-guru Ampai; Bumbung dan Desa Petani, saat

98 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

ini berada dalam wilayah kecamatan berkonsultasi dan berinteraksi dengan


Bathin Solapan. Pemukiman Sakai di masyarakat di luar suku sakai. Di desa
desa Petani terletak di dusun Blading Kesumbo Ampai, kebun yang digarap
tempat bermukim mayoritas warga sakai oleh oleh masyarakat sakai adalah tanah
tetapi tidak lagi memiliki hutan adat dan adat, dan hanya memiliki sertifikat tanah
tidak pula disebut sebagai desa adat, tunggal, bukan milik perseorangan.
sehingga adat dan trdisi warga sakai Apabila suku sakai ingin memiliki lahan
sudah mulai kurang dilestarikan karena milik sendiri dengan bersertifikat
mereka harus berbaur dengan etnik lain perorangan, maka mereka harus membeli
seperti Jawa, Batak, Minang dan Melayu. lahan yang ada di luar tanah adat.
Oleh karena itu tantangan bagi warga Sedangkan sebagian suku sakai ada yang
sakai untuk hidup atau terpaksa berada menjadi nelayan dalam mencukupi
dalam satu lingkup pemukiman yang kebutuhan sehari-hari mereka. Sebagian
heterogen berbaur dengan penduduk suku sakai di desa Petani mata pencarian
lain. Proses pembauran di desa Petani mereka pencari ikan. Mereka memancing
dengan beberapa bentuk seperti suku ikan air tawar di Jembatan I dan
Sakai sudah mau menikah dengan suku Jembatan II di sungai Pudu desa Petani.
lain, misalnya adalah ketua RW I dusun (Observasi: 08-08-2017).
Blading desa Petani Bapak Musriadi. Ia Penduduk Sakai sebelum tahun
adalah keturunan warga sakai menikahi 1970 lebih senang tinggal di hulu sungai
perempuan Jawa dan telah dikaruniai 3 dan membangun rumah dan ladang
orang anak. Bapak Kepala Dusun mereka di tepi sungai atau rawa. Pada
Blading desa Petani Bapak Jamal berasal waktu itu sarana penghubung mereka
dari blasteran Bapak Melayu dan ibu asli adalah jalur air. Namun saat ini jalur
Sakai.(Wawancara : Jamal, 06-09-2017) Di penghubung dalam kehidupan mereka
Keecamatan Mandau terdapat juga suku adalah jalur darat dengan menggunakan
Sakai yang mengelompok di desa sepeda, motor, bahkan sebagian suku
Pematang Pudu sekitar +70 KK. sakai memakai mobil sebagai transportasi
Mata pencarian suku Sakai di desa untuk angkutan barang dan orang. Awal
Kesumbo Ampai; desa Bumbung; desa mula Suku sakai juga terpencar dalam
Petani; dan desa Pematang Pudu satuan wilayah yang dinamakan
umumnya adalah petani sawit. Rata-rata perbatinan. Saat ini perbatinan ada empat,
mereka memiliki 2 Hektar kebun sawit pertama Batin Sobanga; kedua Bathin
tetapi kurang menghasilkan buah, karena Solapan, ketiga Bathin Bomban dan
tidakng pemelihaaraan dan pupuk. keempat batin batuah. Bathin Sobanga
Kalaupun ada yang menghasilkan panen pimpinan Bapak M. Yatim wilayahnya
yang memuaskan, itu hanya sebagian meliputi beberapa desa di Kecamatan
kecil suku sakai saja yang sering Bathin Solapan seperti Desa Kesumbo

99 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

Ampai, Desa Bumbung. Batin Batuah Pada masa lalu kedudukan Bathin
terdapat desa Pematang Pudu dalam masyarakat Sakai adalah sangat
Kecamatan Mandau. Bathin Solapan penting dalam mengatur tatanan sosial
wilayahnya meliputi penduduk Sakai masyarakat. Kedudukan batin diperoleh
yang menghuni Kecamatan Pinggir seseorang karena diwarisi oleh ayahnya
seperti di Desa Penaso dan Muara yang batin. Orang yang mewarisi batin
Basung (Wawancara, Swardino, 05-09- biasanya anak laki-laki tertua, pandai dan
2017). Selanjutnya keempat Bathin cerdik, inilah seringkali syarat terakhir
Bomban pimpinannya Bapak Bukhari, yang lebih penting bagi penentuan
berada di desa Petani dusun Blading. seseorang untuk menduduki jabatan
Kewenangan Bathin banyak berkurang bathin. Di samping itu sarat lain seorang
seiring dengan munculnya pemerintah bathin harus pandai berkata, berwibawa
Desa seperti Lurah atau Kepala Desa. dan menguasai ilmu ghaib (Husni
Sejak tahun 2000 perbatinan tidak Thamrin, 2003: 124-126). Anak yang
adalagi kekuasaannya di institusi formal, akan dipilih menjadi batin biasanya
namun secara adat dan simbolisasi diajari orang tuanya sedikit demi sedikit
pelestarian nilai-nilai adat istiadat dalam berbagai pengetahuan magis orang sakai
ritual sistem perbathinan masih dan seluk beluknya. Pengangkatan
dibutuhkan oleh warga Sakai. seorang Batin pada zaman kerajaan Siak
selalu dilakukan dengan suatu upacara
Sebenarnya telah diberlakukan UU
Penobatan yang diikuti dengan pesta
Desa Nomor 6 tahun 2014 terkait
minum-minum selama tujuh hari tujuh
tentang prasarat suatu desa ingin menjadi
malam. Tugas seorang Batin dalam
Desa Adat terdapat dalam Pasal 96
zaman kerajaan Siak yang kemudian juga
hingga Pasal 111 menguraikan dengan
dilanjutkan dalam masa kolonilaisme
rinci tentang Penataan Desa Adat;
Belanda.(Parsudi Suparlan, 1995: 82).
Kewenangan Desa Adat; Pemerintahan
Desa Adat dan; Peraturan Desa Adat. Otoritas kekuasan Perbathinan
Karena kewenangan Desa adat sangat mulai berkurang saat berlaku Undang-
kuat dalam pelestarian nilai-nilai sosial Undang pemerintahan Desa No. 5 tahun
dan adat istiadat asli Suku Sakai, maka 1979. Kebijakan pemerintah ini berhasil
salah satunya Ketua bathin Solapan M. menggeser pemimpin non-formal yang
Yatim berharap pemeliharaan dan awalnya sangat beragam di suatu daerah
penataan yang baik tentang hutan adat atau desa di seluruh tanah Air.
yang luasnya kurang lebih 260 Ha. Hutan Kepemimpinan Bathin misalnya yang
adat di Desa Kesumbu Ampai, menjadi tradisi dalam masyarakat Sakai;
Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Gampong di Aceh, Nagari di Sumatera
Bengkalis, ini berada di dusun Dusun Barat, Marga di Palembang, dan Banjar di
Sebanga Asal. Bali. Kemudian beberapa tahun

100 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

berikutnya keluar pula Undang-Undang Malaya (Malaysia). Ini dikuatkan dengan


Pemerintahan Desa UU No. 32 Tahun temuan yang dilakukan oleh Hans
2004 tentang Pemerintah daerah. Pada Kalipke, seorang antropolog Jerman
tahun 2014 dikeluarkan lagi yang melakukan penelitian di Riau tahun
penyempurnaan pemerintahan desa, 1968-1998; berdasarkan analisa
dalam UU Desa (UU No. 6 Tahun antropologi fisik dan budaya struktur
2014), materi tentang pemerintahan desa sosial dan budaya Sakai, ada kesamaan
terutama diatur pada pasal 23-66. . dengan orang Semang di Semenanjung
Malaya (Husni Thamrin, 2003: 124-126.
Pada awalnya suku Sakai sering di
Kelompok suku Sakai hingga saat ini
sebut dengan suku terasing sebagai mana
masih berada dalam kondisi yang sangat
suku-suku terpencil lain seperti di
memprihatinkan dari aspek ekonomi,
wilayah suku anak dalam di Jambi, suku
sosial, dan budaya.
Ekagi di Papua, Suku Loitas di Nusa
Tenggara Timur; suku Samin di Jawa Nama sakai dalam sebutan bagi
Tengah, suku Badui di Banten, suku penduduk pengembara yang terpencil
Tengger di pinggiran Gunung Bromo dari lalu lintas kehidupan dunia kekinian
Jawa Timur, suku Gayo di Aceh, suku di Riau. Sebagian mereka juga tinggal di
Dayak Sekadau di Kalimantan Barat. Kecamatan Kandis kabupaten Siak
Menurut Suparlan, penamaan masyarakat bagian hulu sungai Siak. Di wilayah ini
suku terasing kurang tepat(Abd. Ghofur, penduduk sakai berada dalam
2014: 92), sebaiknya mereka disebut perlindungan Bathin Betuah, sedangkan di
orang Asli sebagaimana dilakukan di Kecamatan Mandau dan Bathin Solapan
Malaysia, karena mereka adalah berada dalam wilayah kekuasaan Bathin
penduduk yang paling “asli” di bumi Sobanga dan bathin Bomban (Wawancara :
nusantara ini. Kelompok masyarakat Swardino, 08-09-2017). Menurut Boehari
Suku Sakai, untuk istilah sekarang Hasmi dalam Parsudi Suparlan,
termasuk dalam Komunitas Adat menjelaskan bahwa orang sakai datang
Terpencil (KAT) sebagai pengganti dari kerajaan Pagaruyung Minangkabau
istilah masyarakat terasing. Selanjutnya Sumatera Barat. Penduduk sakai
istilah tersebut dikukuhkan dengan Surat bermigrasi dalam dua tahap, pertama
Keputusan Presiden No 111 tahun diperkirakan terjadi sekitar abad ke 14 M
1999. langsung ke daerah Mandau dan
sekitarnya seperti persebaran tersebut di
Menurut Husni Thamrin, bahwa
atas.(Parsudi Suparlan, 1995: 82)..
orang Sakai di Desa Kuala Penaso masuk
Sedangkan penduduk sakai gelombang
dari desa Muara Basung saat ini masuk
kedua diperkirakan tiba di Riau abad ke
wilayah Kecamatan Pinggir Bengkalis
18 M, yang datang menuju kerajaan
diduga keras berasal dari Semenanjung
Gasib selang beberapa waktu kerajaan

101 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

itu hancur diserang oleh kerajaan Aceh keramat lainnya baik dalam kategori
Darussalam, sehingga penduduknya lari animisme maupun dinamisme.
ke dalam hutan belantara, mereka Islam berkembang dalam
membangun rumah dan ladangnya secara masyarakat Sakai cenderung dipengaruhi
terpisah. oleh Tharikat Naqsabadiyah
Sosial-Keagamaan Babussalam(UU Hamidi, 1992: 86). yang
dibawa oleh Syekh Abdul Wahab Rokan
Orang Sakai di beberapa Desa Di
(1811-1826 M) Syekh Abdul Wahab
Kecamatan Mandau dan Kecamatan
dilahirkan tanggal 19 Rabiul Akhir 1230
Bathin Solapan seperti di desa Kesumbo
H di Kampung Danau Runda,
Ampai, Desa Bumbung, Desa Petani,
Desa Rantau Binuang Sakti Kecamatan
dan Desa Pematang Pudu umumnya
Kepenuhan Kabupaten rokan hulu. Saat
beragama Islam. Karena dipengaruhi
zaman kerajaan Siak Sri Indrapura tahun
oleh ekspansi Islam zaman kerajaan Siak
1916 M , Sultan memberikan ruang bagi
Sri Indrapura (1723-1942). Namun
para khalifah pemimpin tariqat untuk
dalam pengamalan ajaran Islam masih
mengislamkan orang sakai di kawasan
ada kecenderungannya bercampur
ini. Dengan menggunakan pendekatan
dengan paham keagamaan lama yang
Islam tarekat masyarakat mulai
bersifat sinkretis. Pada saat dilakukan
meninggalkan kepercayaan pra-islamnya.
acara-acara ritual adat-istiadat seperti
Syekh Ali Ibrahim adalah khalifah yang
memasuki hutan, mendirikan rumah;
ditugaskan untuk mengembangkan Islam
acara kelahiran; kematian dan lainnya
di daerah Rokan, hingga memasuki
masih bercampur dengan hal-hal mistik.
kawasan masyarakat Sakai Bathin
Barangkali hal ini disebabkan karena
Solapan. Dalam pelaksasnaan Syekh Ali
tidak ada kontinuitas dakwah Islam yang
dibantu oleh Khalifah Panjang dan
dikembangkan oleh kerajaan Siak,
Khalifah Mahmud, sedangkan didaerah
maupun lembaga lain setelah Indonesia
tersebut juga dibantu oleh Lebai Dowi
merdeka. Suku Sakai di wilayah ini
dan Imam abdul khalid.(Ahmad Fuad,
adalah menganut agama Islam yang
2001: 16).
bertarekat karena sejak dari awal Islam
masuk dengan praktek tarekat yang Suku sakai dan sebagian penduduk
dibawa oleh pemimpin tarekat. Inti dari non-sakai di desa Petani masih rutin
agama nenek moyang masyarakat Sakai menyelenggarakan kegiatan suluk, karena
adalah kepercayaan terhadap keberadaan di desa ini berdiri selain surau Suluk juga
‘hantu‘, atau mahluk gaib yang ada di berdiri madarasah Suluk sejak tahun
sekitar mereka di pohon-pohon, tempat- 1983 yang bernama Madrasah Suluk
tempat keramat dan benda-benda Tarekat Naqsabandiyah Syeikh Sulaiman.
Madrasah Suluk ini dipimpin oleh

102 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

Khalifah Ahmad Jamban. Beliau adalah Kesumbo Ampai meneglompok di


adalah anak dari syeikh H Sulaiman Dusun Sebanga Asal; Suku Sakai di desa
khalifah pendiri awal Madrasah Suluk Bumbung mengelompok di Dusun
dan Surau tarekat Naqsabandiyah di Talang Jenang; dan Suku Sakai di desa
Desa Petani Kecamatan Bathin Solapan Petani mengelompok di Dusun Blading.
(Wawancara; Khalifah Ahmad, 05-09- Pemukiman penduduk yang
2017). Di Madrasah Suluk tersebut rutin homogen tersebut, hanya terdiri dari
dilakukan praktek suluk tarekat mayoritas Suku Sakai, sulit untuk cepat
Naqsabandiyah secara reguler baik laki- menerima cara hidup dan budaya dari
laki maupun perempuan secara masyarakat luar. Hal ini dilatarbelakangi
bersamaan di ruang terpisah dalam Surau oleh kuatnya adat dan tradisi yang
yang sama. Pengikut tarekat ini memagari kehidupan penduduk Sakai.
umumnya berasal dari kalangan generasi Pola pemukiman penduduk seperti ini
usia 40 tahun ke atas. Pelaksanaan suluk tentu saja akan menghambat arus
bervariasi ada 10 hari dan ada pula 40 pengalaman, pengetahuan dari luar
hari secara berturut-turut. Surau tarekat masuk ke dalam komunitas Sakai.
di desa Kesumbo Ampai tidak rutin
Pemukiman Sakai yang mengelompok
dalam menyelenggarakan praktek suluk dalam satu wilayah seperti di Desa
sebagaimana di Madrasah Suluk tarekat Kesumbo Ampai, lebih spesifik lagi
Naqsabandiyah desa Petani. Meskipun berada di dusun Sebanga Asal. Dusun
ceramah keagamaan dan dakwah Islam Sebanga Asal tempat pemukiman Sakai,
disampaikan oleh para khalifah yang di mana dibangun beberapa bangunan
berasal dari tarekat naqsabadiyah. Di Rumah adat sebagai simbol tradisi dan
desa Kesumbo areal tanah adat dan adat istiadat yang membentengi
hutan adat berdiri 2 rumah ibadah masyarakat Sakai sekaligus tempat untuk
pertama masjid dan kedua adalah surau melakukan acara adat seperti
tarekat naqsabandiyah rumah suluk penyambutan bulan suci ramadhan,
(Observasi: 05-09-2017). pengangkatan atau penabalan ninik
Perubahan Sosial-budaya mamak dan Bathin; serta penyambutan
tokoh-tokoh penting baik dari
Ada beberapa faktor yang menjadi
pemerintah maupun tokoh adat dari luar.
penyebab terjadinya kelambanan dalam
Homogenitas kelompok sakai di dusun
perubahan sosial budaya masyarakat
sebanga Asal didukung pula dengan
suku Sakai. Pertama, kehidupan sosial
adanya hutan adat 260 Ha; pemukiman
suku Sakai mayoritas penduduknya
penduduknya menempati tanah desa
punya karakteristik berkelompok dalam
adat; adanya sistem sosial perbathinan
komunitas yang homogen yaitu satu
dan hukum ada yang masih kuat.
rumpun etnik. Misalnya di desa

103 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

Kedua, faktor kemiskinan dan maupun informal; serta interaksi yang


lemahnya akses penduduk di bidang intens dan mobilitas yang tinggi sebagian
pendidikan, ekonomi, dan sosial. penduduk Sakai. (Wawancara : Swardino,
Mayoritas penduduk sakai mendapatkan 08-09-2017).
penghidupan dari bertani, sehingga Ada beberapa fakta di lapangan
sebagian besar belum mampu menjadi terkait beberapa faktor cepatnya
petani yang bisa menyekolahkan anak- perubahan sosial budaya bagi sebagian
anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi. kecil penduduk Sakai. Pertama, faktor
Tanah yang dikelola oleh penduduk pendidikan dan kawin campur (blasteran),
Sakai di dusun Sebanga Asal Kesumbo Swardino adalah contoh salah seorang
Ampai adalah tanah adat bukan milik tokoh sakai yang telah mengenyam
pribadi. Ketiga, faktor adat istiadat dan pendidikan tinggi. Tingkat Sarjana (S1)
tradisi yang begitu kuat menyebabkan jurusan Administrasi Negara di UIR. Ia
penduduk sakai dalam merespon juga telah menyelesaikan (S2) di jurusan
perubahan sosial dari luar lebih ketat yang sama di UNRI. Latar belakang
untuk membentengi diri agar tidak keluarga Swardino lahir dari ibu orang
terpengaruh dan bahkan cenderung
sakai dan ayah berasal dari etnik Jawa
menutup diri dengan dikelilingi hutan (Jawa Tengah). Dua faktor tersebut yang
adat dan tanah adat serta hukum adat. menjadikan proses percepatan
Penduduk sakai berpegang teguh pada perubahan sosial-budaya dan kerangka
adat dan nilai tradisi yang begitu kuat berpikir Swardino dalam beberapa aspek
karena mereka menganggap warisan lebih maju dibanding penduduk Sakai
budaya nenek moyang adalah sesuatu lainnya. Contoh lain adalah Dr,
yang agung dan luhur serta mesti Muhammad Agar seorang Sakai yang
dilestarikan. juga telah lebih dulu berpikiran maju
Selanjutnya ada beberapa faktor karena telah menyelesaikan pendidikan
yang menjadi penyebab terjadinya tinggi ke jenjang program Doktor. yaitu
perubahan sosial budaya yang dinamis Dr. Muhammad Agar, kini bermukim
dalam masyarakat suku Sakai. di Hamburg Jerman karena telah diambil
Diantaranya Pertama, faktor latar belakang sebagai anak angkat oleh Prof. Hans
pendidikan; adanya perkawinan campur Kalipke sejak beliau umur 5 tahun
antara orang sakai dengan etnik lain baik (Wawancara : Rasyid, 06-09-2017).
perkawinan pria sakai dengan Faktor pendidikan masyarakat
perempuan bukan sakai maupun sakai bisa berubah dapat dicontohkan
sebaliknya; kedua, adanya pelatihan dan munculnya tokoh Syahril pemuda Sakai
pembinaan bagi sebagian orang sakai dari yang bisa menjadi anggota DPRD
berbagai pihak; dan keteladanan dari Bengkalis; Bupati Bengkalis bapak Amril
pemimpin lokal baik pemimpin formal

104 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

Mukminin; dan dari generasi mudanya Penyelesaian sengketa adat berdasarkan


saat ini Andika Putra Kenedi yang mau hukum adat; Pemeliharaan ketertiban
merubah dirinya dengan mengambil masyarakat desa adat berdasarkan
jurusan teknik Geologi dan lainnnya. hukum adat; dan Pengembagan
Bahkan saat ini pemerintah kabupaten kehidupan hukum adat.
Bengkalis mendirikan sekolah Menengah Pemukiman penduduk sakai di
Kejuruan ( SMKN 2) di Desa Kesumbo kecamatan Bathin Solapan khususnya di
Ampai, agar banyak dari siswa-siswa Desa Kesumbo Ampai pada dasarnya
suku Sakai sekolah. sudah layak menjadi Desa Adat, karena
Terjadinya percepatan perubahan sudah memenuhi sarat yang ditetapkan
sosial-budaya bagi sebagian orang sakai Undang-Undang Desa Nomor 6 Tahun
juga bisa dilihat dari aspek adanya 2014 sebagaimana persyaratan utamanya
pembinaan dan pelatihan dalam berbagai adalah adanya Hutan Adat; Rumah Adat;
bidang. Sebagai contoh bidang struktur organisasi Bathin atau struktur
peternakan dan pertanian. Salah seorang kelembagaan asli; pelestarian nilai-nilai
sakai bernama bapak Ahmad Jais, telah sosial dan adat istiadat.oleh karena itu
mendapatkan pelatihan cara beternak pihak Desa Adat Kesumbo Ampai telah
Sapi di Ciamis Jawa Barat. Kini ia mengajukan kepada pihak pemerintah
mencoba beternak sapi secara lebih baik kabupaten Bengkalis untuk dibuat surat
telah memiliki 39 ekor Sapi. ketetapan.(Wawancara : Andika Putra
Kenedi, 06-09-2017). Desa Adat selain
Desa Adat dan Hutan Adat
menjalankan tugas kewenangan
Desa Adat menurut Undang- berdasarkan hak asal usul diatas dibawah
undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 kewenangan Bathin yang diketuai oleh
adalah pengakuan masyarakat hukum Bapak M. Yatim. Sedangankan
adat sebagai subjek hukum dalam sistem kewenangan desa adat yang dilimpahkan
pemerintahan, yaitu menetapkan unit pemerintah pusat dan daerah dijalankan
sosial masyarakat hukum adat seperti oleh Kepala desa dalam hal ini dipimpin
nagari, huta, kampong, mukim dan lain- oleh Ibu Anita sebagai Kepala Desa
lain sebagai badan hukum publik. Kesumbo Ampai. Banyak contoh Desa
Selanjutnya Pasal 103 UU Nomor 6 Adat yang berkembang di Indonesia dan
tahun 2014, Desa adat sebagai badan telah ditetapkan oleh pemerintah untuk
hukum publik mempunyai kewenangan kelestarian Adat serta untuk proses
tertentu berdasarkan hak asal usul, yaitu : percepatan pembangunan seperti Desa
Pengaturan dan pelaksanaan Wae Rebo Di Nusa Tenggara Timur
pemerintahan berdasarkan susunan asli. (NTT; Desa Les Di Bali; Desa
Pengaturan ulayat atau wilayah adat; Sindangbarang di Jawabarat; Kampung
Pelestarian nilai sosial- budaya adat;

105 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

Naga di Jawa Barat dan desa Silanan di pemerintah Kabupaten Bengkalis;


Sulawesi Selatan. pemerintah propinsi; dan pihak
swasta seperti PT Chevron Pacific
Hutan adat maupun tanah adat
Indonesia (Chevron); pertamina
tidak bisa diperjualbelikan kepada pihak
maupun lainnya kepada putra-putri
manapun dan surat tanahnya hanya
sakai dari jenjang sekolah Dasar (SD)
tunggal. Penduduk sakai bisa menguasai
hingga ke Perguruan Tinggi.
dan mendapatkan kepemilikan tanah,
Berdasarkan penuturan dari Humas
tetapi harus mencari tanah yang berada
HPMSR (Himpunan Pemuda dan
di luar tanah adat dan hutan adat. Hutan
Mahasiswa Sakai Riau), Andika Putra
Adat di Desa Kesumbu Ampai ini kaya
Kenedi bahwa salah satu Pihak swasta
dengan sumber daya hayati karena di
Chevron (CPI) mulai tahun 2000
dalamnya banyak terdapat kayu kulim,
selalu menyediakan beasiswa kepada
seminai, kempas, gaharu, meranti,
putra-putri Sakai yang melanjutkan
kepayang dan lain-lainnya. Disamping itu
pendidikan pada jenjang SI. Pada
di hutan adat Desa kesumbu Ampai ini
tahun 2017 ini PT Cevron memberi
juga masih banyak tumbuhan berkhasiat
beasiswa Program SI kepada
untuk obat-obatan, sehingga sampai saat
mahasiswa Sakai yang melanjutkan ke
ini masyarakat Sakai bila ada yang sakit
Perguruan Tinggi seperti UNRI; UIR;
masih banyak yang mengandalkan
UIN ; Universitas Tabrani dan
ramuan obat tradisional dengan cara
Universitas Lancang Kuning. Tahun
meracik obat-obatan tradisional dari
ini tercatat sebanyak 76 mahasiswa
tumbahan di hutan adat tersebut. Bapak
Sakai yang tinggal di Asrama Sakai
Yatim sebagai Ketua Bathin Solapan
Riau di Jalan Taman Karya Tampan
desa Kesumbu Ampai sangat berharap
Pekanbaru semuanya mendapatkan
agar hutan adat tersebut dijadikan
beasiswa dari Chevron dengan rincian
sebagai objek wisata hutan. Karena
Biaya masing-masing orang sebesar
sekiranya hutan adat ini dijadikan objek
Rp. 1500.000 untuk kebutuhan
wisata, tentu akan ramai pengunjung
bulanan; ditambah Rp. 250.000/bulan
yang datang ke sini dan secara otomatis
biaya buku dan untuk biaya SPP
akan meningkatkan potensi
persemester tergantung jumlah besar
perekonomian masyarakat Sakai di Desa
masing-masing Perguruan
ini (Wawancara: M. Yatim, 07-09-2017).
Tinggi/Fakultas/Prodi yang diambil
Program pemberdayaan Suku Sakai (Wawancara : Andika Putra Kenedi,
1. Pemberian beasiswa 06-09-2017).

Program pemberian beasiswa


kepada suku Sakai dilakukan oleh
beberapa pihak diantaranya

106 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

2. Bidang Peternakan Kelompok peternak ayam dan bebek


di desa Petani tidak hanya berasal dari
Pada tahun 2015, PT Chevron
masyarakat suku sakai saja
Pacific Indonesia (Chevron)
sebagaimana di Desa Kesumbo
memberikan bantuan sebanyak
Ampai, tetapi kelompok tani desa
360.000 bibit ikan air tawar kepada
Petani gabungan dari beberapa suku
masyarakat di sekitar wilayah operasi
yang diberi nama dengan Sakai Rokan
propinsi Riau. Bantuan berupa bibit
Jawa (Saroja).
ikan Lele, Nila, Patin dan Gurame
tersebut diserahkan kepada Pemberdayaan masyarakat
perwakilan kelompok tani/ternak di bidang peternakan juga dilakukan
Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Prisma Chevron kepada salah satu
dan Rokan Hulu. Berkaitan bantuan kelompok tani yang dipimpin oleh
bibit ikan air tawar di wilayah masyarakat Sakai bernama bapak
kabupaten Bengkalis diberikan kepada Ahmad Jais pada tahun 2012
penduduk Sakai yang tinggal di desa (Wawancara : Ahmad Jais, 08-08-2017).
Pematang Pudu kecamatan Mandau. Beliau memimpin Kelompok Tani-
Bantuan ini merupakan bagian dari Ternak Sakai Mandiri Sejahtera (KTT
program Corporate Social Responsibility SMS). Bapak Ahmad Jais beserta
(CSR) Perusahaan melalui Promoting kelompoknya telah mendapatkan
Sustainable Integrated Farming, Small pelatihan cara beternak Sapi beberapa
Enterprise Cluster and Microfinance Access tahap. Pada tahap pertama kali
(PRISMA Chevron) yang sudah pelatihan diikuti di Ciamis Jawa Barat
dikembanagkan sejak tahun 2015 di mana bapak Ahmad jais sebagai
(Wawancara: Sazli, 08-08-2017). salah satu pesertanya. Ahmad Jais
merupakan salah seorang dari 20
Pada tahun 2016 pihak CPI
orang yang telah dikirim ke Ciamis
(Chevron Pacific Indonesia) melalui
Jawa Barat untuk mengikuti pelatihan
community Development juga
beternak sapi oleh CPI (Chevron)
memberikan 250 ekor ayam kampung
pada tahun 2012, kemudian pelatihan
untuk kelompok tani di Desa Buluh
dilanjutkan tahap kedua untuk
Manis dan 300 ekor bebek untuk
kelompok tani lain sebanyak 20 orang
kelompok tani di Desa Petani,
lagi tahun 2013 di Pekanbaru. Ahmad
Kecamatan Mandau (sejak 2017 Desa
Jais adalah penduduk sakai yang
Petani masuk Kecamatan Bathin
berani terjun sebagai peternak sapi
Solapan). Bantuan ayam dan bebek ini
setelah mengikuti pelatihan selama
untuk dapat melatih keterampilan
dua minggu. Saat observasi di
dalam beternak dan meningkatkan
lapangan, beliau telah memiliki 39
kesejahteraan masyarakat Sakai.
ekor Sapi. Sapi sebanyak 9 ekor

107 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

adalah bantuan yang dilakukan CPI untuk dikembangbiakkan oleh suku


awalnya sebanyak 2 ekor pada tahun sakai tidak ada lagi yang tersisa,
2013. Pada tahun 2016 bapak karena menurut bapak Kepala Dusun
Ahamad Jais membeli 30 ekor sapi Blading desa Petani Bapak Jamal dan
bakalan khusus penggemukan saja. Ia RW 3 Bapak Musriadi (Dusun
berusaha mencari pinjaman dari Bank Blading mayoritas dihuni penduduk
Syariah Mandau atas Jaminan dari Sakai) ada beberapa sebab kegagalan
pihak CPI melalui PRISMA. ini, diantaranya sapi mati mendadak;
kemudian ada alasan sapinya sakit lalu
Pemberdayaan bidang
disembelih dan sebagian lain sapinya
peternakan juga dilakukan Chevron
dijual karena kurang bisa merawat
ke desa Petani pada tahun 2014
sehingga sapinya kurus dan tidak
dengan cara memberikan bantuan 31
hamil-hamil. (Wawancara : Jamal, 06-
ekor sapi. Bantuan sapi ini tidak
09-2017).
hanya diberikan kepada suku sakai
tetapi juga masyarakat lain Jawa dan Selain CPI (Chevron), terdapat
Batak dan Melayu karena di desa juga pemberdayaan yang dilakukan
Petani penduduk sakai hanya terdiri oleh perusahaan Ivomas pada tahun
dari 112 KK. Mereka sudah tinggal 2012. Perusahaan Ivomas telah
dalam kelompok masyarakat yang membantu masyarakat suku Sakai
heterogen. Bantuan Sapi ternak seperti bantuan buku, baju, tas dan
diberikan kepada 3 kelompok tani. uang saku bagi siswa, dan pihak
Masing-masing kelompok tani terdiri Ivomas juga memberikan jaminan
dari 10 orang. Dan masing-masing kesehatan bagi masyarakat suku Sakai
orang diberikan bantuan 1 ekor sapi dalam bentuk mendatangkan dokter.
betina. Dari 30 ekor sapi yang
3. Pertanian dan perkebunan
diserahkan ke desa petani dengan
perbandingan 30 ekor sapi dan 1 ekor Salah satu pemberdayaan yang
sapi jantan. Secara rinci bisa dilakukan PT Arara Abadi kepada
dikalkulasi menjadi 3 Kelompok Tani, suku Sakai Kesumbo Ampai adalah
dengan masing-masing kelompok 10 dalam bentuk penanaman kebun karet
orang dan masing-masing orang seluas 300 Ha di lahan tanah adat. PT
mendapatkan 1 ekor sapi Arara Abadi adalah perusahaan yang
betina.(Wawancara : Jamal, 06-09- bergerak dalam pengelolaan HTI
2017). (Hutan Tanaman Industri) jenis
akasia. Letak HTI milik PT Arara
Pada tahun 2017 saat penulis Abadi ini berdampingan langsung
melakukan survei dan wawancara, dengan tanah adat sakai yang seluas
ternyata bantuan sapi yang dipelihara 300 Ha. Perusahaan Arara Abadi

108 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

setelah melakukan negoisasi dengan Pemberdayaan bagi petani Sakai


tokoh Sakai sebagai bentuk Community bidang pertanian dilakukan oleh
Development , bersedia menanami lahan Chevron dimulai dengan
kosong tersebut dengan pohon karet pembentukan kelompok pertanian
secara bertahap. Saat ini sudah 200 Terpadu Suku Sakai di Kelurahan
Ha yang sudah ditanami oleh Pematang Pudu. Bapak Mus Mulyadi
perusahaan dan sebagian besar telah diangkat sebagai ketua kelompok tani
berproduksi. (Wawancara : Andika menjelaskan bahwa kelompok tani
Putra Kenedi, 06-09-2017). Sayangnya dilibakan dalam pelatihan tentang tata
berdasarkan musyawarah adat, cara bercocok tanam sayur-sayuran
pengerjaan menakik getah (karet) seperti cabe, kangkung dan kacang
diupahkan kepada orang jawa yang panjang. Cevron juga melatih petani
tinggal di sekitar Desa kesumbo sakai lain untuk beternak bebek dan
Ampai tetapi tidak bermukim dalam burung puyuh serta pelatihan
desa adat Sakai. Saat ini harga karet budidaya ikan air tawar seperti ikan
turun, sehingga bagi hasil yang lele dan dan ikan patin. Setelah
didapat oleh suku sakai dari produksi diberikan pembinaan dan pelatihan,
kebun karet tersebut kurang para petani diberikan bantuan sesuai
memadai. dengan kebutuhan, antara lain pupuk;
bibit; pakan untuk ternak. dan
Kebun karet seluas 300 Ha yang
pendampingan dalam proses
berasal dari tanah adat tersebut bukan
kelangsungan sebelum panen.
berasal dari hutan adat yang
Hasilnya memang positif.
dilindungi. Hutan adat suku sakai
seluas 260 Ha berada di antara 4. Pengalokasian dari Dana Desa
pemukiman penduduk sakai dusun
Prioritas penggunaan Dana Desa
Sebanga asal. Hutan adat maupun untuk program dan kegiatan bidang
tanah adat tidak bisa diperjualbelikan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
kepada pihak manapun dan surat dialokasikan untuk mendanai kegiatan
tanahnya hanya tunggal. Hutan Adat yang bertujuan meningkatkan
di Desa Kesumbu Ampai banyak kapasitas warga dalam pengembangan
terdapat kayu kulim, seminai, peningkatan pendapatan dan
kempas, gaharu, meranti, kepayang kesejahteraan mereka. Anggaran
dan tumbuhan berkhasiat untuk obat- Dana Desa selain untuk pembiayaan
obatan. Suku Sakai bila ada yang sakit infrastruktur di desa juga disalurkan
masih mengandalkan obat-obatan Kepala desa Ibu Anita pada program
tradisional dari tumbahan di hutan pemberdayaan masyarakat seperti
adat dengan cara diracik. memberikan bantuan rutin kepada

109 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

anak-anak miskin dan anak yatim pengembalian dana yang


dalam bentuk uang; bantuan untuk berkelanjutan, masyarakat menjadi
operasional kegiatan masjid dan mandiri dalam menggali potensi usaha
mushalla masing-masing sebesar 10 ekonomi di desa. Perputaran uang
Juta; Posyandu 10 Juta; PKK 10 Juta; UED-SP sat ini antara 5 Miliar- 11
Poskamling 10 Juta dan untuk Miliar. Bila di desa Induk sejak awal
kegiatan lain yang sifatnya insidentil. dikelola maka perputaran uang
ADD juga dilakukan untuk pembelian mencapai lebih 10 Miliar, namun bila
ambulan desa.(Wawancara : Amrizal, di desa pemekaran hanya kisaran 5
09-09-2017). Miliar. UED-SP di desa Kesumbo
Ampai menurut Bapak Tuigiman
5. Program dari Dana UED-SP
perputaran uangnya hingga 2017
(Usaha Ekonomi-Desa Simpan
mencapai 11 Miliar.(Wawancara :
Pinjam)
Togiman, 05-09-2017). Uang
Program ini digagas dan tersebut dipinjamkan kepada setiap
dilaksanakan oleh mantan Gubernur masyarakat yang membutuhkan.
Riau HM Rusli zainal saat ia Namun harus melengkapi syarat-
menjabat. Kelanjutannya pemerintah syarat diantaranya memakai
Kabupaten Bengkalis masa Bapak anggunan. Setiap peminjam harus
Herliyan Saleh tahun 2011. Program menyerahkan borg (jaminan).
UED-SP sudah diimplementasikan Pinjaman dengan menggunakan
sejak 7 tahun lalu untuk seluruh desa- jaminan maksimum Rp. 20-30 juta
desa dalam membantu peningkatan sedangkan Pinjaman dengan tidak
perekonomian masyarakat di desa menggunakan jaminan maksimum
yang bersifat pinjaman lunak Rp. 10 juta.
khususnya bagi usaha kecil. Namun
Berdasarkan penjelasan bapak
Program UED-SP yang semula tahun
Toegiman terkait masyarakat sakai di
pertama berasal dari APBD propinsi,
desa Kesumbo Ampai ini dalam
selanjutnya untuk empat tahun
keaktifan memanfaatkan dana UED-
terakhir sudah menjadi program
SP dan cicilan bulanan ia prihatin
pemerintah kabupaten Bengkalis pada
karena pertama, sebagian besar
kepemimpinan Bapak Bupati Herliyah
masyarakat Sakai tidak bisa
Saleh serta dilanjutkan pula oleh
meminjam lebih besar dari angka
Bapak Bupati Amril Mukminin saat
maksimum karena sebagian
ini.
masyarakat sakai yang tinggal di desa
Pemberdayaan Suku Sakai dari adat, tidak memiliki sertifikat tanah
jenis UED-SP dengan cara untuk dijadikan jaminan. Kedua, Suku
penyaluran kredit lunak dan Sakai umumnya memanfaatkan dana

110 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

pinjaman UED-SP untuk tidak menggunakan jaminan sehingga


pemeliharaan kebun sawit dan karet hingga kini tunggakan semakin
seperti untuk membeli pupuk; membesar. Langkah-langkah yang
membeli racun rumput; biaya diusulkan bapak Toeigiman kepada
penebasan semak dan penyemprotan ibu Anita kepala Desa yaitu bagi
rumput. Namun banyak suku sakai peminjam yang menunggak atau tidak
meminjam untuk alasan pemeliharaan mencicil hutangnya akan ditunda
tanaman, tetapi kenyataanya dana proses pengurusan administrasi di
pinjaman untuk kebutuhan harian Desa seperti membuat KTP; Akta
yang sifatnya konsumtif bukan untuk kelahiran; KK; surat Tanah; surat-
pembiayaan produktif (Wawancara : surat keterangan untuk anak sekolah
Togiman, 05-09-2017). dan lainya. .(Wawancara : Togiman,
05-09-2017).
Ketiga, banyak suku Sakai di
Kesumbo Ampai ini yang menunggak Kegagalan dan ketidakmampuan
atau tidak bisa mencicil pinjaman sebagian warga sakai dalam mengelola
UED-SP akibat dari kebun yang pinjaman UED-SP menurut Swardino
kurang produktif dan dana yang perlu berbagai pihak untuk
dipinjam hanya untuk kebutuhan melakukan bimbingan, pelatihan dan
konsumtif. Menurut bapak Ketua pembinaan kepada suku sakai. Sebab
UED-SP pertengahan tahun 2017 dalam beberapa kasus ada sebagian
tunggakan pinjaman khusus dari kelompok masyarakat sakai yang telah
masyarakat Sakai Kesumbo Ampai dilatih secara baik seperti bapak
mencapai 200 Juta rupiah. Bahkan Ahmad Jais ternyata bisa menjadi
ada peminjam sengaja tidak mencicil peternak Sapi yang sukses.(Wawancara
sejak pertama ia meminjam. Karena : Swardino, 07-08-2017). Sejak tahun
ada anggapan sebagian kecil suku 2016 dana UED-SP menjadi bagian
sakai bahwa dana tersebut merupakan yang dikelola oleh BUMDes (Badan
hibah atau bantuan bukan pinjaman. Usaha Milik Desa), di Desa Kesumbo
Ampai BUMDes menaungi tiga unit
Bila masyarakat pengguna
usaha secara terpisah menajemenya
pinjaman lunak UED-SP tidak dapat
yaitu pertama UED-SP; kedua kantin
mengembalikan cicilan perbulan
yang lokasinya di samping kantor
selama tiga bulan akan ada pembinaan
Desa dan ketiga, pengelolaan Air
dan teguran, hingga masuki bulan
Bersih.
keenam maka akan ada penyitaan
terhadap aset yang dijaminkan. Tetapi Kesimpulan
karena banyak masyarakat suku Sakai Dari uraian di atas dapat diambil
di Kesumbo Ampai dalam meminjam beberapa kesimpulan sebagai berikut :

111 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

Pertama, Persebaran pemukiman lunak UED-SP banyak suku sakai tidak


Suku Sakai di Kecamatan Bathin Solapan bisa memanfaaatkan dan gagal dalam
yaitu di Desa Kesumbo Ampai; Desa menjalankan program tersebut, karena
Petani (dusun Belading + 112 KK) dan kurangnya pendampingan; bimbingan
Desa Bumbung (dusun V Talang Jenang dan pelatihan yang berkelanjutan dari
atau Talang Nagoi + 60 KK). Mayoritas mulai proses pelaksanaan sampai pada
orang sakai bermukim di Desa Kesumbo hasil (out put). Namun ada sebagian kecil
Ampai + 173 KK yang terdiri dari tiga penduduk sakai yang berhasil mengikuti
Dusun yaitu dusun Sebangar Asal; program pemberdayaan tersebut.
Dusun Patang Butam; dan dusun Tanah
Pujung. Suku Sakai mayoritas menempati
wilayah Dusun Sebanga Asal di mana di
dusun ini pula berdiri rumah adat; di
kelilingi hutan adat seluas +260 Ha.
Kedua, program pemberdayaan
bagi suku sakai meliputi beberapa hal
yaitu pemberian beasiswa; bidang
peternakan; pertanian dan perkebunan;
program Alokasi Danan Desa dan
program UED-SP. Bila dikelompokkan
program itu ada dikategorikan sifatnya
produktif dan non produktif.
Ketiga, pemberdayaan bagi suku
sakai yang sifatnya non-produktif tidak
banyak mengalami kendala seperti
bantuan langsung dalam bentuk
beasiswa; bantuan rumah RLH;
Ambulan; bantuan uang untuk karang
taruna; posyandu; PKK; surau dan
masjid.
Keempat, problem program
program pemberdayaan yang produktif
seperti bantuan sapi bakalan; bibit ayam
kampung; itik; bebek; ikan lele; gurami
dan nila; kemudian bantuan benih sayur
kangkung; bayam; kacang panjang dan
lainnya. Ada pula program pinjaman

112 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017
Abu Bakar dan Abd Ghofur: Problematika Pemberdayaan...

DAFTAR KEPUSTAKAAN Mohamad Zen, 2006, Orang Laut: Studi


Etnopedagogi, (Jakarta: Yayasan
Chaidar, 2002, Dasar-Dasar Merancang dan
Bahari Nusantara)
Melakukan Penelitian Kualitatif,
(Jakarta : Alwasilah Pustaka Jaya) Mulyana, Dedi, 2002, Metode Penelitian
Kualitatif, (Bandung : Remaja
Edi Suharto, 2010, Membangun
Rosda Karya,)
Masyarakat Memberdayakan
Masyarakat, (Bandung; Refika Rinnusu, Singkronisasi Perencanaan dan
Aditama) Penganggaran Pembangunan Daerah,
(makalah Pelatihan Anggaran
Friedman, F., 1998, Empowerment: The
Responsif Gender, 2014).
Politic of Alternative Development.
(Cambridge: Blackwell,) Sri Sumantri, HRT, 2008, Otonomi
Daerah, ( LP3; Jakarta).
Garna, Judistira, K. 1999, Masyarakat
Baduy dan Siliwangi, (Depsos RI – Soetomo, 2008, Pembangunan Masyarakat,
Gramedia. Jakarta) Merangkai sebuah Kerangka, (Bentang,
Yoyakarta)
Hamidi, UU, 1996, Islam dan masyarakat
Melayu di Riau, (Pekanbaru, UIR Suparlan, Parsudi, 1998, Orang Sakai di
Pres) Riau-Masyarakat Terasing dalam
Masyarakat Indonesia. (Jakarta:
Husni Thamrin, 2003, Sakai, Kekuasaan,
Yayasan Obor Indonesia).
Pembangunan dan Marginalisasi,
(Pekanbaru : gagasan Press,) Taliziduhu Ndraha, 2006, Pembangunan
Masyarakat. (Rineka Cipta: Jakarta)
Kartasasmita, Ginandjar. 1996.
Pembagunan Untuk Rakyat.(Jakarta;
Cides)
Kontjoroningrat, 1992, Metode Penelitian
Masyarakat, (Jakarta : Gramedia)
Liliweri, Alo, 2002, Gatra-Gatra
Komunikasi Antar Budaya
(Yoyakarta, Pustaka Pelajar).
Mathew Miles & Hubermen Micahel,
1992, Analisis data Kualitatif,
terjemahan (Jakarta : UI Press)
Moelong Lexy, 2000, Metode penelitian
Kualitatif, (Bandung : Remaja
Rosda Karya)

113 TOLERANSI: Media Komunikasi umat Beragama


Vol. 9, No. 1, Januari – Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai