Abu Bakar
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Email : jambuair@gmail.com
Abd. Ghofur
Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Email : ghofur06@yahoo.com
Abstrak
Persebaran pemukiman Suku Sakai di Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten
Bengkalis yaitu di Desa Kesumbo Ampai; Desa Petani (dusun Belading + 112 KK) dan Desa
Bumbung (dusun V Talang Jenang atau Talang Nagoi + 60 KK). Mayoritas orang sakai
bermukim di Desa Kesumbo Ampai + 173 KK yang terdiri dari tiga Dusun yaitu dusun
Sebangar Asal; Dusun Patang Butam; dan dusun Tanah Pujung. Suku Sakai mayoritas
menempati wilayah Dusun Sebanga Asal di mana di dusun ini pula berdiri rumah adat; di
kelilingi hutan adat seluas +260 Ha. Program pemberdayaan bagi suku sakai telah dilakukan
oleh pihak pemerintah maupun swasta meliputi beberapa hal yaitu pemberian beasiswa; bidang
peternakan; pertanian dan perkebunan; program Alokasi Dana Desa dan program UED-SP.
Bila dikelompokkan program itu ada dikategorikan sifatnya produktif dan non produktif.
Bantuan sifatnya non-produktif tidak banyak mengalami kendala seperti bantuan langsung
dalam bentuk beasiswa; bantuan rumah RLH; bantuan uang untuk karang taruna; posyandu;
PKK; surau dan masjid. Problem program pemberdayaan produktif mengalami beberapa
kendala karena kurangnya pendampingan dan pelatihan yang sustainable (berkelanjutan).
Tulisan ini mencoba mengurai berbagai persoalan kendala dari program pemberdayaan bagi suku
Sakai.
budaya, nilai-nilai yang dianut suku informan pokok adalah orang yang
Sakai). Karena data ini untuk dipandang mampu memberikan
menggambarkan keberadaan suku Sakai informasi secara umum dan mampu
bagaimana mereka hidup dan menunjuk orang lain sebagai informan
mempertahankannya. Proses pangkal yang dapat memberikan
pengumpulan data dilakukan beberapa informasi yang lebih mendalam.(
tahapan berikut. Pertama, Melakukan Kontjoroningrat , 1992: 130).
identifikasi ulang daerah hunian suku Teknik pengumpulan data
Sakai yang ada di wilayah itu. Kedua,
menyusun items (variable) yang bisa Teknik pengumpulan data dalam
segera dicari dari dokumen pemerintah, penelitian ini adalah peneliti sebagai
dan pelacakan langsung ke lapangan. instrumen. Peran peneliti menentukan
dalam setiap proses penjaringan data.
Sasaran dan Sumber Data Ciri-ciri umum manusia sebagai
Sasaran penelitian ini adalah instrumen mencakup segi responsiv,
Komunitas Adat Terpencil (KAT) Suku dapat menyesuaikan diri, menekankan
Sakai di Kecamatan Bathin Solapan yang keutuhan, mendasarkan diri atas
tersebar di beberapa desa. Fokus pengetahuan, memproses data
penelitiannya adalah untuk menelaah secepatnya(Moelong Lexi, 2000: 32).
secara mendalam problematika Data dalam penelitian ini dikumpulkan
pemberdayaan Komunias Adat Terpencil berdasarkan pengelompokan data primer
(KAT) suku Sakai yang dilakukan dan data sekunder. Teknik pengumpulan
pemerintah dan lembaga lain. datanya adalah wawancara mendalam,
observasi atau pengamatan dan
Sedangkan sumber data penelitian
penggunaan dokumen.
ini adalah aparat pemerintah Kabupaten
dan Kecamatan seperti dinas sosial, dan Teknik Analisis Data
aparat kecamatan, tokoh Adat sakai, Untuk menata secara sistematis
aparat desa dan tokoh agam yang bisa catatan hasil observasi, wawancara dan
memberikan jawaban mengenai dokumentasi, analisis data menggunakan
persoalan penelitian. Teknik tahapan model Mathew dan Huberman
pengumpulan data diperoleh melalui (Mathew Miles & Hubermen Micahel,
observasi dan wawancara mendalam dari 1992 : 76) :
informan, di mana informan dipilih
secara purposif atau dengan menggunakan a. Kategorisasi dan mereduksi, yaitu
model snow ball. Informan dalam melakukan pengumpulan semua
penelitian ini nantinya terdiri dari informasi penting terkait dengan
informan pangkal dan informan kunci masalah penelitian ini.
(key informan). Menurut Koentjaraningrat
Berdasarkan peta yang dibuat oleh tertinggi berada pada jenjang Sekolah
Moszkowski, seorang antropolog Jerman Dasar yang mencapai 30 murid untuk
yang melakukan penelitian tentang Sakai tiap guru.
tahun 1911, wilayah Suku Sakai meliputi Suku Sakai dan persebarannya
Minas, Belutu, Tingaran, Sinangan,
Semunai, Panaso dan Borumban. Akan Persebaran pemukiman Suku Sakai
tetapi wilayah yang masih memiliki tanah di Kecamatan Mandau setelah
ulayat dan benar-benar alami terlihat pemekaran 5 Juni 2017, mereka saat ini
eksistensinya sebagai Desa Adat; hukum berada di beberapa desa di Kecamatan
adat; struktur sistem sosial Bathin serta Bathin Solapan yaitu di Desa Kesumbo
terjaganya hutan adat adalah di Ampai; Desa Petani (pemukiman sakai di
Kecamatan Bathin Solapan Desa dusun Belading + 112 KK)(Wawancara,
Kesumbo Ampai(Ahmad Arif, 2007:14.) Jamal: -05-09-2017). dan Desa Bumbung
( pemukiman sakai di dusun V Talang
Keadaan Pendidikan
Jenang atau Talang Nagoi + 60 KK).
Perkembangan pendidikan di Mayoritas orang sakai bermukim di Desa
Kecamatan Mandau dan Kecamatan Kesumbo Ampai + 173 KK(Wawancara:
Pemekaran yaitu Bathin Solapan terus Anita, 06-08-2017) yang terdiri dari tiga
berbenah dan terus mendapat perhatian Dusun yaitu dusun Sebangar Asal;
baik pemerintah maupun swasta. Jumlah Dusun Patang Butam; dan dusun Tanah
sarana pendidikan di Kecamatan Pujung. Suku Sakai mayoritas menempati
Mandau dan Bathin Solapan relatif wilayah Dusun Sebanga Asal di mana di
banyak dan cukup merata di seluruh dusun ini pula berdiri rumah adat; di
desa/kelurahan. Berdasarkan data BPS kelilingi hutan adat yang masih alami
Kecamatan tahun 2016, bahwa sarana seluas +260 Ha.(Wawancara : Swardino,
pendidikan berjumlah 223 unit, dengan 04-09-2017) Peran Bathin yang
perincian 67 unit Taman Kanak-Kanak, dipimpin oleh Babak M. Yatim di desa
103 unit Sekolah Dasar, 29 unit Sekolah Kesumbo Ampai masih dominan untuk
Menengah Pertama, 17 unit Sekolah melestarikan nilai-nilai adat sakai yang
Menengah Atas, dan 7 unit Sekolah telah berakulturasi dengan Islam.
Menengah Kejuruan. Hampir seluruh Sehingga wajar para tokoh sakai
desa/kelurahan memiliki Sekolah Dasar berupaya mengusulkan Desa Kesumbo
sebagai sarana pendidikan dasar untuk Ampai sebagai Desa Adat. Karena dari
masyarakat. Tingkat rasio murid-guru prasarat yang ditetapkan dalam UU Desa
cenderung bervariasi pada tiap jenjang Adat sudah terpenuhi.
pendidikan. Secara rata-rata, rasio murid- Ketiga desa tempat bermukimnya
guru di Kecamatan Mandau sebesar 15- suku sakai tersebut yakni Desa Kesumbo
16 murid per guru. Rasio murid-guru Ampai; Bumbung dan Desa Petani, saat
Ampai, Desa Bumbung. Batin Batuah Pada masa lalu kedudukan Bathin
terdapat desa Pematang Pudu dalam masyarakat Sakai adalah sangat
Kecamatan Mandau. Bathin Solapan penting dalam mengatur tatanan sosial
wilayahnya meliputi penduduk Sakai masyarakat. Kedudukan batin diperoleh
yang menghuni Kecamatan Pinggir seseorang karena diwarisi oleh ayahnya
seperti di Desa Penaso dan Muara yang batin. Orang yang mewarisi batin
Basung (Wawancara, Swardino, 05-09- biasanya anak laki-laki tertua, pandai dan
2017). Selanjutnya keempat Bathin cerdik, inilah seringkali syarat terakhir
Bomban pimpinannya Bapak Bukhari, yang lebih penting bagi penentuan
berada di desa Petani dusun Blading. seseorang untuk menduduki jabatan
Kewenangan Bathin banyak berkurang bathin. Di samping itu sarat lain seorang
seiring dengan munculnya pemerintah bathin harus pandai berkata, berwibawa
Desa seperti Lurah atau Kepala Desa. dan menguasai ilmu ghaib (Husni
Sejak tahun 2000 perbatinan tidak Thamrin, 2003: 124-126). Anak yang
adalagi kekuasaannya di institusi formal, akan dipilih menjadi batin biasanya
namun secara adat dan simbolisasi diajari orang tuanya sedikit demi sedikit
pelestarian nilai-nilai adat istiadat dalam berbagai pengetahuan magis orang sakai
ritual sistem perbathinan masih dan seluk beluknya. Pengangkatan
dibutuhkan oleh warga Sakai. seorang Batin pada zaman kerajaan Siak
selalu dilakukan dengan suatu upacara
Sebenarnya telah diberlakukan UU
Penobatan yang diikuti dengan pesta
Desa Nomor 6 tahun 2014 terkait
minum-minum selama tujuh hari tujuh
tentang prasarat suatu desa ingin menjadi
malam. Tugas seorang Batin dalam
Desa Adat terdapat dalam Pasal 96
zaman kerajaan Siak yang kemudian juga
hingga Pasal 111 menguraikan dengan
dilanjutkan dalam masa kolonilaisme
rinci tentang Penataan Desa Adat;
Belanda.(Parsudi Suparlan, 1995: 82).
Kewenangan Desa Adat; Pemerintahan
Desa Adat dan; Peraturan Desa Adat. Otoritas kekuasan Perbathinan
Karena kewenangan Desa adat sangat mulai berkurang saat berlaku Undang-
kuat dalam pelestarian nilai-nilai sosial Undang pemerintahan Desa No. 5 tahun
dan adat istiadat asli Suku Sakai, maka 1979. Kebijakan pemerintah ini berhasil
salah satunya Ketua bathin Solapan M. menggeser pemimpin non-formal yang
Yatim berharap pemeliharaan dan awalnya sangat beragam di suatu daerah
penataan yang baik tentang hutan adat atau desa di seluruh tanah Air.
yang luasnya kurang lebih 260 Ha. Hutan Kepemimpinan Bathin misalnya yang
adat di Desa Kesumbu Ampai, menjadi tradisi dalam masyarakat Sakai;
Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Gampong di Aceh, Nagari di Sumatera
Bengkalis, ini berada di dusun Dusun Barat, Marga di Palembang, dan Banjar di
Sebanga Asal. Bali. Kemudian beberapa tahun
itu hancur diserang oleh kerajaan Aceh keramat lainnya baik dalam kategori
Darussalam, sehingga penduduknya lari animisme maupun dinamisme.
ke dalam hutan belantara, mereka Islam berkembang dalam
membangun rumah dan ladangnya secara masyarakat Sakai cenderung dipengaruhi
terpisah. oleh Tharikat Naqsabadiyah
Sosial-Keagamaan Babussalam(UU Hamidi, 1992: 86). yang
dibawa oleh Syekh Abdul Wahab Rokan
Orang Sakai di beberapa Desa Di
(1811-1826 M) Syekh Abdul Wahab
Kecamatan Mandau dan Kecamatan
dilahirkan tanggal 19 Rabiul Akhir 1230
Bathin Solapan seperti di desa Kesumbo
H di Kampung Danau Runda,
Ampai, Desa Bumbung, Desa Petani,
Desa Rantau Binuang Sakti Kecamatan
dan Desa Pematang Pudu umumnya
Kepenuhan Kabupaten rokan hulu. Saat
beragama Islam. Karena dipengaruhi
zaman kerajaan Siak Sri Indrapura tahun
oleh ekspansi Islam zaman kerajaan Siak
1916 M , Sultan memberikan ruang bagi
Sri Indrapura (1723-1942). Namun
para khalifah pemimpin tariqat untuk
dalam pengamalan ajaran Islam masih
mengislamkan orang sakai di kawasan
ada kecenderungannya bercampur
ini. Dengan menggunakan pendekatan
dengan paham keagamaan lama yang
Islam tarekat masyarakat mulai
bersifat sinkretis. Pada saat dilakukan
meninggalkan kepercayaan pra-islamnya.
acara-acara ritual adat-istiadat seperti
Syekh Ali Ibrahim adalah khalifah yang
memasuki hutan, mendirikan rumah;
ditugaskan untuk mengembangkan Islam
acara kelahiran; kematian dan lainnya
di daerah Rokan, hingga memasuki
masih bercampur dengan hal-hal mistik.
kawasan masyarakat Sakai Bathin
Barangkali hal ini disebabkan karena
Solapan. Dalam pelaksasnaan Syekh Ali
tidak ada kontinuitas dakwah Islam yang
dibantu oleh Khalifah Panjang dan
dikembangkan oleh kerajaan Siak,
Khalifah Mahmud, sedangkan didaerah
maupun lembaga lain setelah Indonesia
tersebut juga dibantu oleh Lebai Dowi
merdeka. Suku Sakai di wilayah ini
dan Imam abdul khalid.(Ahmad Fuad,
adalah menganut agama Islam yang
2001: 16).
bertarekat karena sejak dari awal Islam
masuk dengan praktek tarekat yang Suku sakai dan sebagian penduduk
dibawa oleh pemimpin tarekat. Inti dari non-sakai di desa Petani masih rutin
agama nenek moyang masyarakat Sakai menyelenggarakan kegiatan suluk, karena
adalah kepercayaan terhadap keberadaan di desa ini berdiri selain surau Suluk juga
‘hantu‘, atau mahluk gaib yang ada di berdiri madarasah Suluk sejak tahun
sekitar mereka di pohon-pohon, tempat- 1983 yang bernama Madrasah Suluk
tempat keramat dan benda-benda Tarekat Naqsabandiyah Syeikh Sulaiman.
Madrasah Suluk ini dipimpin oleh