Anda di halaman 1dari 10

SEKOLAH ANGGARAN DESA

Badi’ul Hadi
085325990822
Manager Riset, Seknas FITRA
KONSEP TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA YANG BAIK

Dalam Perspektif Hak ...


1. Konsep Transparansi berkonsekuensi terhadap pemenuhan hak atas
informasi (right to know). Masyarakat desa memiliki hak untuk tahu apa
yang akan, sedang, dan telah dikerjakan oleh Pemerintah Desa, baik pada
tahap perencanaan, penganggaran, implementasi dan pertanggungjabawan
anggaran. Termasuk tahu jumlah kekayaan Kepala Desa sebelum dan
sesudah menjabat;
2. Konsep Partisipasi berkonsekuensi terhadap hak masyarakat desa untuk
diundang dan terlibat dalam pembangunan (right to involve), baik laki-laki
maupun perempuan, termasuk kelompok-kelompok rentan (lansia, anak,
penyandang disabilitas, masyarakat adat, dan lain sebagainya);
3. Konsep Akuntabilitas berkonsekuensi terhadap hak untuk mengklaim
(right to claim) maanfaat atas program, kegiatan, dan anggaran yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan secara optimal, berkinerja baik, dan dapat
dipertanggungjawabkan (audited), baik kepada Badan Permusyawaratan Desa
(BPD), Supra Desa (Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Pusat), dan
yang terpenting adalah kepada masyarakat desa sebagai pemegang
kedaulatan.
Apa itu Sekar Desa
TUJUAN
Sekar Desa adalah “Ruang belajar bagi
masyarakat desa – termasuk kelompok
perempuan, penyandang disabilitas,
lansia & anak, masyarakat adat, &
kelompok rentan lainnya, mengenai Tata
Kelola pemerintahan desa yang baik,
transparan, partisipatif, akuntabel,
responsif gender, dan inklusif’
Apa Materi Sekar Desa?

1. Konsep ‘Berdesa’ Berdasarkan UU Desa – Desa Membangun,


Membangun Desa, Azas Berdesa, Kewenangan Desa, dst;

2. Prinsip Dasar Perencanaan dan Penganggaran Desa (Transparansi,


Partisipasi, Akuntabel, Responsif Gender, dan Inklusif);

3. Analisis RPJMDesa, RKPDesa, & APBDesa yang Responsif Gender dan


Inklusif;

4. Penyusunan Perdes/Perkades Layanan Dasar Desa (Pendidikan,


Kesehatan, Dukcapil, dan Ekonomi);

5. Mekanisme Pengelolaan Pengaduan Warga;

6. Peran Masyarakat & BPD dalam Tata Kelola Pemerintahan Desa.


Pentingnya Sekar Desa
(1) Sebagai ‘embrio’ terwujudnya Desa Melek Anggaran;
(2) Sebagai wahana literasi bagi Masyarakat Desa, terutama kelompok perempuan,
penyandang disabilitas, lansia, anak, dan kelompok rentan lainnya;
(3) Agar masyarakat, BPD, Pemerintah Desa, dan Kelembagaan desa lainnya
mempunyai kemampuan dan keterampilan membaca dan menganalisis RPJMDesa,
RKPDesa, dan APBDesa untuk perbaikan pembangunan di desa
(4) Agar BPD, dan Pemerintah Desa mempunyai kemampuan dan keterampilan
mengelola aspirasi dan menyelesaikan pengaduan yang disampaikan oleh warga
desa;
(5) Agar BPD dan Pemerintah Desa mampu melahirkan regulasi-regulasi di tingkat
desa (Perdes/Perkades) yang berpihak kepada masyarakat miskin, perempuan,
anak, penyandang disabilitas, dan masyarakat rentan lainnya; dan
(6) Agar masyarakat desa dan atau melalui BPD mempunyai kemampuan dan
keterampilan melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa dan perangkat
desa.
Impelementasi Sekar Desa

REPLIKASI

Fase 3
PELEMBAGAAN Fase dimana kegiatan sekar desa menjadi
model penguatan kapasitas SDM di
daerah dan desa, dilaksanakan secara
Fase 2 mandiri.
PENGUATAN MODEL Mendorong lahirnya komitmen pemerintah
daerah dan desa dalam kebijakan baik
peraturan maupun kebijakan anggaran
Fase 1 untuk menjaga keberlanjutan kegiatan.
DESAIN PROGRAM Fokus implementasi model Sekolah
Anggaran Desa (sekar Desa) dan Pekan
Pengaduan (Rumah/Posko Aspirasi &
Pengaduan) di 33 Desa di seluruh
Indonesia. Yang ditunjang dengan
kegiatan Musyawarah Desa penyelesaian
pengaduan dan aspirasi, serta kampanye
media.
Lokasi Implementasi Sekar Desa
NTB 12 Desa
Aceh 10 Desa Lombok Utara 6 Desa
Aceh Barat 10 Desa Kab. Bima 6 Desa Sulawesi Selatan 16 Desa
Pangkep 6 Desa
Bantaeng 10 Desa

Jawa Tengah 22 Desa


Pekalongan 6 Desa Jawa Timur 22 Desa
Pemalang 6 Desa Trenggalek, 10 Desa
Brebes 6 Desa Bondowoso 6 Desa
Jepara 4 Desa Lumajang 6 Desa

Pelaksanaan Sekolah Anggaran Desa dengan total pesertamencapai 5,200 lebih. 2018: Peserta 1.847 orang, 1.184 laki-laki (64%)
dan 663 perempuan (36%) dan 2019: 3.358 orang, Laki-laki 1935 perempuan 1423.
Sekar Desa dilaksanakan di 33 desa, sebanyak 168 kali dengan
penerima manfaat (beneficiary) sebanyak 2.488 terdeiri dari
permpuan sebanyak 1.452 orang dan laki-laki sebanyak 1.036
orang.
Beberapa desa mengalokasikan anggaran untuk pelasanaan
sekar desa, seperti desa Nipa-nipa mengalokasikan anggaran
sebesar Rp 7. 150.000;

Posko Pengaduan dan Aspirasi, kegiatan dilaksanakan di 33


desa, dengan total pengaduan 3.161 pengaduan dan aspirasi
terakit dengan pelayanan dasar; kesehatan, pendidikan,
adminduk. Infrastruktur; jalan, sanitasi, air besrsih, dll
Beberapa pengaduan dan aspirasi tahun 2019 masuk dalam
dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa, dan yang
sudah menyusun RAPBDesa juga masuk di APBDesa,
Kolaborasi ini dilakukan dalam rangka menguatkan
masyarakat, kegiatan yang dilakukan:
1. Di tingkat Kabupaten (2019) banyak daerah yang sudah
mengaokasikan anggaran di APBD untuk penguatan kapasitas
BPD. Kabupaten Trenggalek mengalokasikan Rp 390 juta,
Lumajang Rp 25 juta, Pekalongan Rp 73 juta, Bondowoso Rp
23 juta, Pemalang Rp 100 juta, Pangkep Rp 20 juta, dan
Bantaeng 50 juta.
2. Penguatan partisipasi kelompok perempuan dalam
kepemimpinan (BPD) di Kabupaten Bima
3. Kolaborasi dengan PTPD dan PD, PLD
SAVE OURBUDGET

Anda mungkin juga menyukai