Anda di halaman 1dari 6

KERTAS KEBIJAKAN

SINERGI SEKTORAL: MEMPERKUAT KOLABORASI ANTARA KAMPUNG DAN UNIT LAYANAN DASAR DI
TANAH PAPUA

Sinergi Sektoral: Memperkuat Kolaborasi antara Kampung dan


Unit Layanan Dasar di Tanah Papua

Kertas kebijakan ini dihasilkan dari studi evaluasi


program KOMPAK di Tanah Papua (Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat). Temuan utama penelitian
Disusun oleh: antara lain sebagai berikut:
AKATIGA – Center for Social
Analysis | Jl. Tubagus Ismail II Pertama, intervensi KOMPAK berkontribusi dalam
No 2 Bandung 40134 | (022) meningkatkan komunikasi antara pemerintah
2502302 office@akatiga.org | kampung dengan dengan pelaku unit layanan.
www.akatiga.org

Juni 2022 Kedua, terbukanya akses dana bagi unit layanan dasar
terhadap dana yang dikelola oleh kampung.

Ketiga, meskipun unit layanan dapat mengakses dana


yang dikelola kampung, namun kondisi ini belum
menunjukkan adanya transparansi penggunaan
anggaran dari unit layanan kepada kampung.

Keempat, terjadi peningkatan pengetahuan dan


kapasitas aparat kampung serta pelaku unit layanan
dasar dalam menyusun dokumen perencanaan,
namun peningkatan ini perlu diperkuat agar menjadi
perubahan yang menerus.

1
SINERGI SEKTORAL: MEMPERKUAT KOLABORASI ANTARA KAMPUNG DAN UNIT LAYANAN DASAR DI
TANAH PAPUA

PENDAHULUAN mewawancarai 367 informan yang terdiri dari


pemerintah kampung, kabupaten, distrik, dan
KOMPAK merupakan program fasilitasi yang provinsi, pelaku unit layanan, kader kampung,
didanai oleh Pemerintah Australia (DFAT) untuk serta rumah tangga sebagai penerima manfaat.
mendukung Pemerintah Indonesia dalam
mencapai target mengurangi tingkat kemis-
kinan dan mengatasi kesenjangan di Indonesia. TEMUAN UTAMA
Pada 2021, AKATIGA melakukan studi evaluasi
atas model-model kerja KOMPAK di Tanah 1. Terbukanya ruang komunikasi antara unit
layanan dan pemerintah kampung
Papua pada periode 2017-2021. Salah satu
aspek utama yang diteliti dalam studi ini adalah KOMPAK berhasil mempertemukan dan
sinergi sektoral. memperbaiki komunikasi antara unit layanan
dan pemerintah kampung dalam satu forum
Dalam kerangka program, sinergi sektoral pada
perencanaan bersama yang sebelumnya belum
dasarnya merupakan inisiatif untuk me-
atau jarang terjadi. Sebelum adanya fasilitasi
madukan upaya dan sumber daya yang dimiliki
sinergi sektoral, kepala SD dan kepala
antara kampung dan unit layanan dasar
Puskesmas merasa segan berkomunikasi
kesehatan (Puskesmas) dan pendidikan (Seko-
dengan kepala kampung (yang sebagian juga
lah Dasar/SD) untuk menjawab permasalahan
merupakan kepala suku), khususnya memper-
yang dialami bersama dan mencapai tujuan
tanyakan dana kampung. Perencanaan pem-
bersama. Sinergi sektoral bertujuan mem-
bangunan kampung lebih banyak dilakukan
perbaiki tata kelola dan bantuan teknis kepada
oleh aparat kampung dengan tidak melibatkan
kampung sehingga kampung bisa berperan
perwakilan kelompok dan warga kampung
sebagai pusat tata kelola peningkatan kualitas
serta unit layanan. Dengan kata lain, unit
layanan dasar. KOMPAK memberikan berbagai
layanan dasar baik SD maupun Puskesmas
pelatihan kepada aparat kampung dan pelaku
jarang atau tidak pernah diundang/dilibatkan
unit layanan kesehatan dan pendidikan untuk
dalam proses perencanaan di kampung.
mengidentifikasi permasalahan di kampung,
pengusulan kegiatan, penyusunan dokumen Pelatihan dan pendampingan sinergi sektoral
perencanaan, termasuk mengakomodir dari KOMPAK memfasilitasi proses komunikasi
kebutuhan unit layanan dasar yang dapat dan koordinasi ini. Intervensi KOMPAK
diupayakan bersama-sama dengan kampung. mempertemukan ketiga unit untuk saling
bertukar pendapat mengenai permasalahan
Studi ini dilaksanakan pada November-
layanan dasar yang dihadapi di kampung dan
Desember 2021, tersebar di lima kabupaten
mencari solusi yang dapat dilakukan bersama-
yaitu Jayapura, Asmat, Nabire di Provinsi Papua
sama.
serta Sorong dan Manokwari Selatan di Provinsi
Papua Barat. Total kampung yang menjadi
lokasi studi adalah 60 kampung (kuantitatif) 2. Terbukanya akses dana kampung oleh unit
dan 15 kampung (kualitatif) yang merupakan layanan dasar
gabungan antara kampung intervensi dan non-
Dengan terbukanya komunikasi antara
intervensi KOMPAK. Studi ini melakukan survei
pemerintah kampung dan unit layanan
pada 2.159 responden yang terdiri dari rumah
memunculkan dukungan anggaran dana
tangga, kepala kampung, kader kampung, dan
kampung kepada unit layanan pendidikan dan
unit layanan. Selain itu, studi ini juga

2
SINERGI SEKTORAL: MEMPERKUAT KOLABORASI ANTARA KAMPUNG DAN UNIT LAYANAN DASAR DI
TANAH PAPUA

kesehatan yang berada di wilayah kampung. penggunaan dana kampung yang diprioritaskan
Pelatihan yang dilakukan oleh KOMPAK selaras untuk mendukung layanan dasar di kampung,
dengan insentif kepala Puskesmas dan kepala termasuk kesehatan dan pendidikan. Misalnya:
SD untuk terus berkomunikasi dengan kepala
a. UU Desa dan aturan turunannya seperti
kampung dalam rangka mendapatkan tam-
PP 43/2014 tentang Peraturan
bahan dana untuk kegiatan layanan kesehatan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6
dan pendidikan.
tentang Desa mengamanatkan desa
Dukungan dana dari pemerintah kampung (kampung) untuk melaksanakan tugas
kepada unit layanan dasar digunakan untuk peningkatan kualitas sumber daya
berbagai kebutuhan seperti honor bidan desa, manusia melalui peningkatan kesejahte-
pemberian makanan tambahan (PMT) bagi raan keluarga yang meliputi peningkatan
anak/ibu hamil/anak sekolah, pembelian alat kesehatan, pendidikan, usaha keluarga,
medis bagi Puskesmas, insentif tenaga dan ketenagakerjaan.
kesehatan atau kader Posyandu, dan beasiswa b. PP 60/2014 tentang Dana Desa yang
kampung untuk anak usia sekolah. Hal ini Bersumber dari APBN juga mengatur
tercermin dari hasil survei kepada kepala penggunaannya yang diprioritaskan
kampung, kepala SD, kader Posyandu, dan untuk membiayai pembangunan dan
kepala Puskesmas mengenai dukungan pemberdayaan masyarakat antara lain
pemerintah kampung pada layanan dasar yang pembangunan pelayanan dasar pendidi-
ada dalam dokumen Rencana Pembangunan kan, kesehatan, dan infrastruktur.
Jangka Menengah Kampung (RPJMK) dan c. Permendes, PDT dan Transmigrasi
Rencana Kerja Pemerintah Kampung (RKPK). No.19/2017 tentang Penetapan Prioritas
Hasil survei menunjukkan terdapat 70% Penggunaan Dana Desa juga menye-
responden kepala Puskesmas (kampung butkan bahwa berdasarkan kemanfaatan
intervensi) dan 58% responden kader Posyandu prioritas Dana Desa digunakan untuk
(kampung intervensi) menyatakan ada meningkatkan kualitas kesehatan, pendi-
dukungan dana kampung untuk layanan dikan, dan kebudayaan.
kesehatan yang tertuang dalam RKPK.
Dukungan dari kampung dalam dokumen RKPK
lebih konkret karena menunjukkan adanya 3. Meskipun unit layanan dapat mengakses
anggaran dari kampung yang turun ke layanan dana yang dikelola kampung, namun kondisi
kesehatan. ini belum menunjukkan adanya transparansi
penggunaan anggaran dari unit layanan
Sementara itu, kegiatan pendukung layanan kepada kampung.
pendidikan lebih sedikit tercantum dalam
Akses dana kampung oleh unit layanan dasar
dokumen RPJMK dan RKPK. Sebanyak 57%
tetap berlanjut karena selaras dengan insentif
responden kepala SD di kampung intervensi
dan motivasi pelaku unit layanan dasar untuk
menyatakan dukungan pemerintah kampung
berkomunikasi lebih lanjut dengan pemerintah
untuk layanan pendidikan dalam RPJMK dan
kampung. Akan tetapi, studi ini menunjukkan
hanya 30% pada RKPK. Meski begitu,
bahwa pelaporan penggunaan dana oleh unit
persentase keduanya masih lebih tinggi
layanan dasar lebih bersifat vertikal ke atas
dibandingkan dengan responden di kampung
kepada masing-masing dinas terkait dan di sisi
non-intervensi.
lain belum ada mekanisme pengawasan yang
Terbukanya akses dana kampung oleh unit efektif dari pemerintah kampung kepada unit
layanan dasar juga sejalan dengan aturan layanan dasar.

3
SINERGI SEKTORAL: MEMPERKUAT KOLABORASI ANTARA KAMPUNG DAN UNIT LAYANAN DASAR DI
TANAH PAPUA

Hal ini salah satunya dikarenakan pendam- 4. Meningkatnya pengetahuan dan kapasitas
pingan oleh fasilitator sinergi sektoral (biasanya aparat kampung serta pelaku unit layanan
adalah staf Organisasi Perangkat Daerah-OPD dasar dalam menyusun dokumen
perencanaan, namun peningkatan ini perlu
yang telah dilatih KOMPAK) tidak lagi me-
diperkuat agar menjadi perubahan yang
lanjutkan pendampingan atau fasilitasi pada menerus.
pemerintah kampung dan unit layanan dasar.
Pelatihan yang diberikan KOMPAK kepada
Pendampingan lebih banyak dilakukan pada
pemerintah kampung memberikan penga-
ruang-ruang formal seperti pada saat workshop
laman dan pengetahuan baru khususnya dalam
sinergi perencanaan yang diselenggarakan
pembuatan dokumen RPJMK. Kepala kampung
KOMPAK. Ketidakberlanjutan pendampingan
meningkat pengetahuan dan keterampilannya
dan pengawasan disebabkan mutasi dan rotasi
dalam proses penyusunan dokumen peren-
fasilitator sinergi perencanaan. Selain itu, tugas
canaan yang sistematis dan sinergis dengan
sebagai fasilitator ini dianggap sebagai tam-
unit layanan dasar. Sebelumnya, belum pernah
bahan pekerjaan selain kewajiban rutin kerja
ada pendampingan serupa yang dilakukan oleh
dinas. Sedangkan fasilitator sinergi yang berasal
pihak lain seperti oleh Program Pembangunan
dari level kampung dan distrik cenderung
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD).
memiliki komunikasi yang lebih baik dengan
Akan tetapi, pada tahun berikutnya proses
aparat kampung (hanya ditemukan di Asmat).
perencanaan kampung kembali ke pola lama
dan lebih bergantung pada pendamping P3MD
dengan alasan kepraktisan dan tidak adanya
Di salah satu kampung intervensi di Asmat, keberlanjutan pendampingan dari KOMPAK.
pemerintah kampung berkomitmen mem-
berikan dukungan untuk Pemberian Sedangkan bagi pelaku unit layanan dasar,
Makanan Tambahan Anak Sekolah terdapat pengetahuan baru mengenai proses
(PMTAS) kepada salah satu SD di kampung
sebesar Rp15.000.000. Namun, tambahan
perencanaan dan penganggaran di masing-
dana tersebut digunakan untuk membiayai masing unit layanan dasar dengan tujuan
kebutuhan sekolah lainnya — bukan meningkatkan akreditasi Puskesmas dan SD.
sebagai tambahan kebutuhan PMTAS. Namun demikian, pemenuhan standar akre-
Dana tersebut digunakan untuk mem-
bangun ruang guru dan jembatan ditasi ini sulit dipenuhi. Studi ini menemukan
penghubung kampung dengan sekolah. bahwa 60% SD di lokasi studi kualitatif
terakreditasi C dan 40% SD terakreditasi B.
Sebagian dana lainnya dibagikan kepada
Demikian juga untuk Puskesmas di wilayah
sepuluh guru yang membantu pem-
bangunan ruang guru, serta untuk intervensi program, di mana hampir 70% belum
membiayai kegiatan rapat dengan orang terakreditasi.
tua dan dewan guru. Kepala SD
mengatakan; Sulitnya meningkatkan akreditasi unit layanan
ini dikarenakan banyak aspek akreditasi yang
“Untuk kebutuhan LPJ ke kampung, foto- perlu dipenuhi oleh SD dan Puskemas tetapi
foto pembagian tambahan makanan untuk
tidak mampu diupayakan sendiri oleh unit
siswa bisa dari foto-foto pelaksanaan
PMTAS dari BOS.” layanan dasar, seperti ketersediaan tenaga
kesehatan dan pengajar, ketersediaan obat,
pemenuhan standar kurikulum pengajaran, dan
lain sebagainya. Aspek-aspek ini sangat
tergantung dari kemampuan dan kesediaan

4
SINERGI SEKTORAL: MEMPERKUAT KOLABORASI ANTARA KAMPUNG DAN UNIT LAYANAN DASAR DI
TANAH PAPUA

dinas yang menaunginya. Dengan anggaran dan d. Konteks periode pencairan dana kam-
perencanaan yang top-down dari dinas, maka pung yang tidak menentu dan cenderung
kondisi ini dapat menurunkan motivasi pelaku terlambat sangat memengaruhi keber-
unit layanan untuk berinovasi dalam menyusun lanjutan sinergi sektoral yang sudah
perencanaan dan penganggaran sesuai dengan disepakati sebelumnya.
kebutuhan bersama.
Dari temuan studi di atas, maka beberapa
rekomendasi yang diusulkan adalah:

PEMBELAJARAN DAN a. Melakukan pendampingan yang kontinu


setelah workshop/pelatihan untuk
REKOMENDASI membangun komunikasi dan ruang
Pembahasan di atas menunjukkan beberapa diskusi antar-aktor kampung dan unit
perubahan yang terjadi pada level kampung layanan dasar. Proses pendampingan
dan unit layanan dasar akibat kontribusi pasca-pelatihan akan memberikan ruang
KOMPAK. Namun di sisi lain, perubahan yang interaksi yang lebih besar untuk
sudah terjadi masih memerlukan proses membangun kepercayaan antar-aktor
pengembangan dan perbaikan untuk mencapai kunci, membangun proses diskusi dalam
tujuan dari sinergi sektoral. Beberapa faktor kelompok kecil, menyepakati isu layanan,
yang memengaruhi perubahan-perubahan di dan menemukan cara mensinergikan
atas antara lain adalah: sumber daya antar-tiga sektor untuk
perbaikan layanan kesehatan dan
a. Minimnya keberlanjutan pendampingan
pendidikan.
dan pengawasan dari fasilitator sinergi
b. Perlu melibatkan aktor kunci strategis
perencanaan (staf OPD yang dilatih
lainnya seperti Dinas Pemberdayaan
KOMPAK) terhadap proses perencanaan
Masyarakat Kampung (DPMK), fasilitator
dan penganggaran kampung dan unit
dan tenaga ahli Program Pembangunan
layanan pasca-pelatihan.
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
b. Intervensi KOMPAK lebih fokus pada
(P3MD), dan masyarakat. DPMK dan
prosedur administratif seperti Standar
P3MD merupakan aktor kunci yang
Operasional Prosedur (SOP) dan doku-
bertanggungjawab atas perencanaan dan
men-dokumen perencanaan. Sedangkan
penganggaran kampung sehingga ke
akreditasi membutuhkan aspek lain yang
depannya desain program perlu
sulit dipenuhi Puskemas dan SD sendirian
membangun jaringan dengan kedua
(seperti adanya guru, tenaga kesehatan
instansi tersebut untuk mendukung
yang lengkap, ketersediaan obat, dll).
sinergi sektoral.
c. Kurang optimalnya dukungan dari Dinas
c. Memperkuat koordinator distrik (pe-
Pemberdayaan Masyarakat Kampung
nanggung jawab program KOMPAK level
(DPMK) dalam mendorong sinergi sek-
distrik) untuk memfasilitasi proses sinergi
toral di tingkat kampung. Sedangkan
sektoral yang tidak terbatas pada akses
DPMK merupakan aktor kunci dalam
dana saja, tapi sekaligus menjaga proses
perumusan dokumen perencanaan dan
pendampingan yang berkualitas.
laporan pertanggungjawaban kampung
d. Menyederhanakan tugas-tugas admin-
sebagai persyaratan pencairan dana
istrasi pelaporan koordinator distrik dan
kampung.
membangun alat monitoring koordinator

5
SINERGI SEKTORAL: MEMPERKUAT KOLABORASI ANTARA KAMPUNG DAN UNIT LAYANAN DASAR DI
TANAH PAPUA

yang lebih mencerminkan proses dan REFERENSI


kualitas fasilitasi.
e. Memperkuat fungsi kelompok aktivis AKATIGA. (2022). Studi Evaluasi Program
yang menetap di lokasi setempat, Kompak di Tanah Papua. Kolaborasi
memiliki pengetahuan mengenai Masyarakat dan Pelayanan untuk
perencanaan kampung, dan memiliki Kesejahteraan (KOMPAK): Jakarta.
relasi/pengaruh di masyarakat. Misalnya, KOMPAK. (2020). Kegiatan Unggulan
aktivis gereja dan kader Posyandu. Dalam KOMPAK. Diambil dari
studi, kedua aktor ini berpotensi menjadi https://www.kompak.or.id/id/download
aktor yang mampu memfasilitasi proses /283/Flagship%20Flyer%20ID_KOMPAK_
membangun komunikasi formal dan FINAL_200330.pdf (diakses April 2022).
informal antar Puskesmas, sekolah, dan
KOMPAK. (2020). Tentang KOMPAK. Diambil
pemerintah kampung secara berke-
dari
sinambungan.
https://www.kompak.or.id/id/download
f. Menguatkan fungsi aktor di tingkat distrik
/282/About%20KOMPAK%20Flyer%20ID
yang berpotensi menjadi aktor yang
_200331.pdf (diakses April 2022).
mampu membangun komunikasi antara
pemerintah kampung dan unit layanan KOMPAK. (2020). Memahami Sinergi
dasar. Perencanaan Kampung dan Unit Layanan
g. Mengoptimalkan penguatan aspek dalam Program LANDASAN. Diambil dari
administrasi unit layanan dasar dengan https://www.kompak.or.id/id/article/pa
berkolaborasi bersama organisasi atau nduan-menerapkan-sinergi-
program lain yang melakukan intervensi perencanaan-dalam-perencanaan-di-
di area yang sama, misalnya penyediaan kampung (diakses September 2021).
guru atau tenaga kesehatan (dokter) dan
peningkatan kapasitas guru dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
h. Membangun insentif (materiil dan non-
materiil) untuk aktor-aktor kunci sinergi
sektoral, misalnya staf ODP yang menjadi
fasilitator sinergi sektoral dan DPMK. Hal
ini dapat dilakukan melalui dukungan
pendanaan, memastikan pengawasan
dan pendampingan sebagai bagian dari
tupoksi, atau pengakuan/penghargaan
dari dinas terkait.

Anda mungkin juga menyukai