Anda di halaman 1dari 26

Proposal APK

Upaya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Kesamben


RT 01 RW 03 Melalui Pembuatan Sate Tempe dan Permen Jelly
Jeruk

Tahun 2023

XII IPS 3
Oleh
1. Dewi Wardani (10)
2. M Fahris Fanani (16)
3. Rifana Aulia Salsabila (26)
4. Sheila Silfiana RRP (28)
5. Silfia Afiana (29)
6. Ulyasari (30)
7. Wahyudi Nuriski (31)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
BULULAWANG
TERAKREDITASI “ A “
Jl. Raya Bululawang Telp. 0341-804010 Bululawang Malang 65171 \
Email : smanbululawanginfo@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-

nya, kami dapat menyelesaikan tugas aksi pemberdayaan masyarakat (APK) yang

berjudul “Upaya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Kesamben RT

01 RW 03 Melalui Pembuatan Sate Tempe dan Permen Jelly Jeruk” dengan tepat

waktu.

Laporan tugas ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran

sosiologi. Selain itu, laporan APK ini bertujuan untuk melaporkan seluruh

kegiatan kami selama APK dan juga untuk menambah wawasan tentang

pengolahan modifikasi tempe dan jeruk yang dapat diterima oleh masyarakat

global.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Sulistiyani selaku guru

mata pelajaran sosiologi dan kepada orang tua kami yang telah memberikan doa

dan dukungannya kepada kami. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

semua pihak yang telah membantu diselesaikannya tugas APK ini.

Kami menyadari laporan APK ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab

itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan

APK ini.

Malang, Februari 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pemberdayaan komunitas adalah progam yang diupayakan dengan

tujuan untuk membentuk sikap dan perilaku individu dan masyarakat yang

mandiri. kemandirian tersebut dipandang dari berbagai sisi, meliputi

kemandirian dalam berfikir, berperilaku, mengendalikan apa yang

dilakukan serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi dengan

menggunakan potensi yang melekat pada diri. Secara mendasar,

pemberdayaan didefiniikan sebagai proses menumbuhkembangkan,

mendorong kemandirian atau menswadayakan, memperkuat posisi

pertahanan masyarakat lapisan bawah terhadap tekanan – tekanan yang

relatif kuat di segala aspek dan bidang kehidupan (Sutoro Eko, 2002).

Tujuan pemberdayaan komunitas adalah agar masyarakat menjadi

lebih aktif, berinisiatif, dan berdaya dalam membangun dan menyelesaikan

masalah.

Di era globalisasi seperti ini banyak sekali negara – negara

berkembang yang mengalami persaingan – persaingan yang lebih

kompleks dan bervariasi. Sehingga kelompok – kelompok yang tidak bisa

menempatkan diri dengan keadaan tersebut perlahan – lahan akan berada

pada posisi pinggiran atau tertinggal. Oleh karenanya dibutuhkan sumber

daya manusia yang berkualitas agar bisa mendorong dan memotivasi


masyarakat agar bisa mengubah keadaaan tersebut. Misalnya saja dengan

melakukan aksi pemberdayaan komunitas.

Pada kesempatan kali ini, kita mendapatkan kesempatan untuk

melakukan aksi pemberdayaan komunitas dengan mengedepankan nilai –

nilai kearifan lokal untuk memberikan inovasi baru dalam masyarakat

yang akan dilakukan di Desa Kesamben RT 01 RW 03 Kecamatan

Ngajum Kabupaten Malang. Dalam kegiatan kali ini kami mengambil

tema aksi pemberdayaan komunitas untuk meningkatkan perekonomian

masyarakat di Desa Kesamben. Maka pada kesempatan kali ini akan

memfokuskan pada masalah ketimpangan sosial di bidang ekonomi yang

ada di Desa Kesamben RT 01 RW 03.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang diangkat

dalam aksi pemberdayaan komunitas ini adalah:

a. Bagaimana upaya meningkatkan perekonomian Desa Kesamben

melalui sate tempe dan pemanfaatan jeruk?

b. Bagaimana keadaan ekonomi masyarakat Desa Kesamben sebelum

adanya upaya peningkatan perekonomian melalui pembuatan sate

tempe dan pembuatan permen jelly jeruk?

c. Apakah pembuatan tempe yang dimodifikasi menjadi sate tempe

dan pembuatan permen jelly jeruk dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat Desa Kesamben?


c. Tujuan APK

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin peneliti

capai dalam aksi pemberdayaan komunitas ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan perekonomian

desa Kesamben melalui sate tempe dan permen jelly jeruk.

b. Untuk mengetahui keadaan perekonomian masyarakat di Desa

Kesamben sebelum adanya upaya peningkatan perekonomian

melalui pembuatan sate tempe dan pembuatan permen jelly jeruk.

c. Untuk mengetahui apakah pembuatan tempe yang dimodifikasi

menjadi sate tempe dan buah jeruk yang diolah menjadi permen

jelly dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa

Kesamben.

d. Manfaat APK

Aksi pemberdayaan komunitas ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi :

a. Bagi penulis

 Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana cara

mengembangkan kearifan lokal.

 Memperoleh pengalaman yang dijadikan sebagai

pembelajaran bagi penulis.

 Sebagai pemenuhan tugas sosiologi.

 Sebagai wadah dalam melatih siswa bekerja sama dan

melatih kekreatifan.
 Sebagai kegiatan untuk melatih siswa dalam menghadapi

masyarakat dikehidupan nanti.

b. Bagi sekolah / guru

 Sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran sosiologi.

 Bisa digunakan sebagai media penilaian bagi guru.

c. Bagi masyarakat

 Sebagai wadah pengembangan bakat atau potensi

masyarakat.

 APK ini diharapkan bisa membantu perekonomian warga

Desa Kesamben menjadi meningkat.

 Meningkatkan kreatifitas warga Desa Kesamben agar

perekonomiannya berkembang.

 Diharapkan menambah pengetahuan masyarakat mengenai

pengolahan tempe dan jeruk.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Profil Daerah APK

Desa Kesamben merupakan salah satu dari 9 (sembilan) desa di

Kecamatan Ngajum. Secara geografis Desa Kesamben terletak pada posisi

7°21′-7°31′ Lintang Selatan dan 110°10′-111°40′ Bujur Timur. Topografi

ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 156 m di

atas permukaan air laut. Sebagian dari masyarakat desa Kesamben

memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang, pegawai pabrik,

guru, dll. Di desa Kesamben juga ada beberapa orang yang membuat

tempe yang dijadikan sebagai sumber perekonomi.

B. Ketimpangan Sosial

1. Pengertian Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial adalah suatu keadaan dimana terdapat

kondisi yang tidak seimbang dalam masyarakat yang disebabkan

karena adanya perbedaan dalam masyarakat atau bisa juga karena

adanya perbedaan memanfaatkan sember daya. Adapun beberapa

pendapat para ahli mengenai ketimpangan sosial antara lain

a) Andrinof A Chaniago

Ketimpangan adalah buah pada pembangunan yang

berfokus pada aspek sosial dan ekonomi saja.

b) Budi Winarno
Ketimpangan adalah akibat dari adanya kegagalan dalam

pembangunan pada era globalisasi yang mana untuk memenuhi

kebutuhan fisik dan psikis dari masyarakat

c) Jonathan Haughtn dan Shahidur R Khandker

Ketimpangan sosial dalam masyarakat adalah bentuk

ketidakadilan yang merupakan dampak dari adanya proses

pembangunan.

d) Roichatul Aswwidah

Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak

residual dari proses pertumbuhan ekonomi.

e) Naido dan Wills

Ketimpangan sosial adalah perbedan-perbedaan dalam

pemasukan (income)., Sumberdaya (resource), kekuasaan

(power), status di dalam dan antara masyarakat.

2. Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial

Menurut Andrinod Chaniago, terdapat 6 ketimpangan sosial

yang terjadi diantaranya :

a) Ketimpangan desa dan kota

b) Kesenjangan pembangunan diri masyarakat Indonesia

c) Ketimpangan antar golongan sosial ekonomi

d) Ketimpangan penyebaran asset di kalangan swasta

e) Ketimpangan antar sektor ekonomi dengan ciri sebagian sektor


f) Ketimpangan antara wilayah dan sub wilayah dengan konsentrasi

ekonomi yang terputus pada wilayah perkotaan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketipangan Sosial

a) Faktor Struktural

Sangat berkaitan erat dengan tata kelola yang merupakan

kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat, baik yang

bersifat legal formal maupun kebijakan-kebijakan dalam

pelaksanaannya.

b) Faktor Kultural

Dalam hal ini berkaitan dengan sifat atau karakter

masyarakat dalam menjalankan kehidupannya, apakah ia malas

atau rajin, ulet atau mudah menyerah, jujur atau menghalalkan

berbagaicara, menerima apa adanya atau suka berompetisi dan

sebagainya. Kultur dalam hal ini berkaitan dengan nilai-nilai

hidup yang dianut oleh suatu masyarakat.

4. Dampak Ketimpangan Sosial

a) Kriminalitas

b) Kemiskinan

c) Kemrosotan moral

Muncul sebagai akibat adanya suatu ketimpangan sosial

yang tidak hanya dirasakan oleh kelompok yang kurang mampu

saja, tetapi juga kelompok masyarakat yang terpenuhi segala


kebutuhannya ikut mengalami kemrosotan moral. Hal ini terjadi

karena tumbuh dan berkembangnya sikap individualistis dan

materialistis

d) Pencemaran lingkungan alam

e) Melemahnya jiwa wirausaha

f) Monopoli

5. Cara Mengatasi Ketimpangan Sosial

a) Kebijakan pemenrintah

Yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 dan 2

dan UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

b) Bank Dunia

c) Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pemerataan yang adil dengan memberikan kesempatan

yang sama seluruh masyarakat dalam berperan serat dalam

pembangunan dan menikmati hasil pembangunan, meningkatkan

akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan dan sebagainya.

6. Ketimpangan yang ada di Desa Kesamben

Ketimpangan yang ada di Desa Kesamben dapat dilihat

dari kondisi perekonomian masyarakatnya. Dimana masyarakat

khusunya ibu-ibu banyak yang tidak mempunyai mata

pencaharian tetap. Maka dari itu dibutuhkan SDM yan dapat

mengembangkan kearifan lokal yang ada di Desa Kesamben


contohnya pengolahan tempe menjadi sate tempe agar dapat

diterima oleh masyarakat global.

C. Aksi Pemberdayaan Komunitas

1. Pengertian

Pemberdayaan komunitas adalah program yang diupayakan

dengan tujuan untuk membentuk sikap dan perilaku individu dan

masyarakat yang mandiri. Kemandirian tersebut dipandang dari

berbagaisisi, meliputi kemandirian dalam berfikir, berperilaku,

mengendalikan apa yang dilakukan serta mampu memecahkan

masalah yang dihadapi dengan menggunakan potensi yang melekat

pada diri. Adapun beberapa pendapat para ahli :

a) Rappaport (1985)

Pemberdayaan masyarakat adalah serangkaian

praktisi dan kegiatan yang diimplementasikan dengan

keberadaan simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut kemudian

dapat menyampaikan tujuan untuk diharapkan, baik dalam diri

individu maupun kelompok bersangkutan.Kemudian pada

nantinya, dampaknya akan dirasakan dengankecenderungan

perubahan maupun perkembangan kehidupan sebagaimakna

pemberdayaan.

b) Pyne (1991)
Pemberdayaan komunitas didefinikan sebagai upaya

sekumpulan orang perorangan maupun kelompok yang

bersangkutan dalam mencapai kehdupan yang adil dan beradap,

serta kesejahteraan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti

bidang ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya

c) Rusel Erlic dan Rievera (1986)

Pemberdayaan masyarakat merupakan serangkaian

tanggapan untuk dapat mengikuti perubahan kehidupan,

khususnya dalam bidang ekonomi serta politik, yang bernilai

penting bagi kehidupanmasyarakat.

2. Jenis-jenis Aksi Pemberdayaan Komuitas

a) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM)

Merupakan salah satu jenis pemberdayaan

komunitas yang bertujuan untuk percepata penanggulangan

masalah-masalah terkait kemiskinan serta perluasan lapangan

peerjaan. PNPM Mandiri secara mendasar dalam

pelaksanaannya menggunakan mekanisme, sistem, dan tata

aturan yang berkembang.

b) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)


Merupakan jenis pemberdayaan komunitas yang

berfokus pada kegiatan pelayanan public atau masyarakat

umum atas dasar asas sukarela serta tidak berorientasi mencari

keuntungan.

c) Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

(PLPBK)

Jenis pemberdayaan komunitas ini merupakan

upaya Pemerintah dalam bentuk pembangunan pada bidang

pembanguna sosial dan ekonomi, serta lingkungan dalam

lingkup penaggulangan kemiskinan. Pada pembangunan

lingkungan sosial yang kondusif dal perspektif spiritual

maupun material

3. Ciri-ciri Aksi Pemberdayaan Komunitas

a) Pemberdayaankomunitasmemerlukan break even atau

keseimbangan, keuntungan dan kerugian dalam setiap kegiatan

yang diupayakan

b) Pemberdayaan komunitas melibatkan partisipasi masyarakat

Pemberdayaan komunitas, baik dalam proses perencanaan

maupun pelaksanaan masyarakat yang dilakukan, tidak terlepas

dari keikutsertaan masyarakat yang berperan penting.


Keberhasilan program pemberdayaan memerlukan partisipasi

masyarakat di dalamnya.

c) Pemberdayaan komunitas melibatkan kegiatan pelatihan

Kegiatan pelatihan dalam sebuah program pemberdayaan

komunitas merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari

usaha pembangunan yang dikebangkan. Kegiatan-kegiatan

pelarihan dinilai mampu mendukung pelaksanaan

pemberdayaan

d) Pemberdayaan komunitas harus dapat memaksimalkan

pembiayaan sumberdaya Pemberdayaan komunitas secara

mendasar bertujuan untuk melakukan beragam perubahan,

misalnya yang terus diupayakan dalam hal pembangunan.

e) Pemberdayaan komunitas berfungsi sebagai penghubung antara

kepentingan pemerintah yang bersifat makro dan mikro.

4. Aksi pemberdayaan yang akan dilaksanakan di Desa Kesamben

Adapun beberapa aksi pemberdayaan yang dilakukan oleh

kelompok di Desa Kesamben antara lain sebagai berikut :

a) Memberikan beberapa materi yang akan disampaikan oleh

pemateri sesuai dengan agenda yang telah direncanakan.


b) Mengaplikasikan secara langsung melalui kegiatan pembuatan

sate tempe dan pembuatan manisan/permen jelly jeruk.

D. Kearifan Lokal

1. Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah pandangan terhadap kehidupan dan

ilmu pengetauan, serta berbagai strategi kehidupan yang diwujudkan

pada sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat setempat

dalam mengatasi berbagai problematika dalam pemenuhan kebutuhan

mereka. Dalam bahasa asing sering juga dikonsepsikan sebagai

kebijakan setempat, dalam konsep “ local wisdom ” yang bermakna

pengetahuan setempat serta “ local knowledge ” yang bermakna

kecerdasan di wilayah setempat. Adapun beberapa pendapat para ahli

antara lain sebgai berikut :

a) Edy Sedyawati

Kearifan lokal adalah beragamnya pola perilaku

sebagai wujud hasil budaya. Kemudian dalam cakupan makna

yang lebih luas, kearifan lokal itu terstruktur dalam

keseluruhan warisan budaya, baik seni budaya yang nampak

maupun yang tidak Nampak

b) Wales

Kearifan lokal memiliki makna yang dapat dilihat

dari dua perspektif yang saling berlawanan. Yakni munculnya


pengertian extreme acculturation dan a less extreme

acculturation.

2. Ciri-Ciri Kearifan Lokal

a) Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan

b) Menjadi pertahanan terhadap pengaruh budaya luar

c) Mempunyai kemampuan mengakomodasi terhadap budaya luar

d) Mempunyai kemampuan dalam mengarahkan perkembangan

budaya

e) Mempunyai kemampuan memadukan budaya asli dengan

budaya luar

3. Fungsi – Fungsi Kearifan Lokal

a) Sebagai sarana konservasi dan pelestarian SDA

b) Sebagai sarana mengembangkan kebudayaan serta ilmu

pengetahuan

c) Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan

d) Sebagai sarana integrasi sosial

e) Sebagai sarana perwujudan etika dan moral

4. Kearifan lokal yang ada di Desa Kesamben.

a) Pengolahan kedelai menjadi tempe.

b) Banyaknya masyarakat yang bermatapencahariaan sebagai

petani
c) Budaya gotong royong yang masih kental di masyarakat Desa

Kesamben.

5. Kearifan lokal yang akan dijadikan objek aksi pemberdayaan :

Objek yang akan dipergunakan sebagai objek aksi

pemberdayaan.

a) Pengolahan Tempe

Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat

dari fermentasi kedelai atau beberapa bahan lain yang

menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus. Bahan

fermentasi ini secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”.

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah

mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah

menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya, saat

ini tempe tidak hanya diproduksi di Indonesia tetapi juga di

banyak tempat di dunia. Peneliti ingin mengolah tempe

menjadi suatu produk yang dapat diminati oleh pasar global

yaitu sate tempe agar dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat Desa Kesamben. Proses pembuatan sate tempe juga

dibilang mudah karena tidak membutuhkan proses yang lama

dan juga semua kalangan bisa membuatnya karena bahan

pokoknya yang relatif murah.


b) Pembuatan Manisan Jelly Jeruk

Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan

berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutaceae (suku

jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah

yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun

banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Pada

APK kali ini kami akan melakukan pengenalan mengenai jeruk

dan tata cara pembuatan manisan jeruk.


BAB III

METODOLOGI

A. Pendekataan dan Jenis Aksi Pemberdayaan Komunitas

Aksi Pemberdayaan Komunitas ini berusaha untuk memahami

kondisi yang sebenarnya yang ada di lapangan. Oleh karena itu,

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan berbentuk

deskripsi. Mengacu pada pendekatan yang digunakan, maka metodologi

yang digunakan juga metodologi penelitian kualitatif. Menurut Fielsteada

(dalam Chadwich, :1991:234), metode kualitatif mengacu pada strategi

penelitian seperti observasi partisipasif, wawancara mendalam, partisipasi

total kedalam aktivitas mereka yang diselidiki, kerja lapangan, dan

sebagainya, yang memungkinkan peneliti memperoleh informasi dari

tangan pertma mengenai masalah sosial empiris yang hendak dipecahkan.

Metode ini menyajikan langsung mengenai hakekat hubungan antara

peneliti dan subyek terteliti. Selain itu, metode ini lebih peka dan lebih

dapat menyesuaikan dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 1988: 4).

Penelitian deskripsi adalah penelitian yang menggambarkan

karakteristik yang ada, yang dalam hal ini adalah kehidupan sosial dan

adanya ketimpangan sosial yang ada di Desa Kesamben Kec. Ngajum

Kab. Malang sesudah dan sebelum diadakannya Aksi Pemberdayaan

Komunitas . Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (1994 :13), bahwa

penelitian deskripsi menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik suatu


individu, keadaan gejala atau menentukan frekuensi atau persebaran suatu

gejala atau frekuensi adanya.

B. Kehadiran Penulis

Salah satu karakteristik dalam penelitian kualitatif adalah

penelitian sendiri merupakan alat pengumpulan data yang utama. Oleh

karena itu, kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Peneliti melakukan

pengamatan bahkan sebagai observer aktif, peneliti turut terlibat dalam

aktifitas yang diselenggarakan pada Aksi Pemberdayaan Komunitas

sebagai panitia penyelenggara.

C. Tempat dan Waktu Aksi Pemberdayaan Komunitas

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui ketimpangan sosial

dan kearifan lokal yang ada di Desa Kesamben RT/RW 01/03 Kec.

Ngajum Kab. Malang yang bertepat di rumah salah satu panitia yakni

Ulyasari. Waktu Aksi Pemberdayaan Komunitas ini sendiri akan

dilaksanakan 3 hari yang dimulai pada hari Minggu, 25 Desember 2022

sampai Selasa, 27 Desember 2022.

D. Populasi Sampel dalam Aksi Pemberdayaan

Dalam Aksi Pemberdayaan kali ini populasi yang akan dituju

adalah Desa Kesamben Rt.01 Rw. 03 dengan sampel 10 dari kalangan ibu

– ibu.

E. Teknik Aksi Pemberdayaan Komunitas


Pada Aksi Pemberdayaan Komunitas ini kelompok kami

melakukan APK secara langsung berhadapan dengan sampel, yakni Ibu-

Ibu. Teknik penyampaian yang kami lakukan adalah dengan menggunakan

beberapa metode seperti brosur rangkuman materi dan beberapa materi

pendukung lain kami sampaikan secara lisan serta memberikan contoh.

Pada dasarnya APK ini dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat yang

dulunya berada pada kondisi sosial ekonomi yang rendah sehingga

menyebabkan mereka tidak tahu dan tidak mampu, menjadi masyarakat

yang berdaya dan mandiri.

F. Rencana Aksi Pemberdayaan Komunitas

1. Susunan Kepanitiaan

 Penanggunng Jawab : Dra. Sri Sulistiyani, M. Pd


 Ketua : Wahyudi Nuriski
 Sekertaris : Silfia Afiana
 Bendahara : Rifana Aulia Salsabila
 Sie Acara : Ulyasari
 Sie Konsumsi : Sheila Silfiana RRP
 Sie Perlengkapan : M. Fahris Fanani
 Sie Dokumentasi : Dewi Wardani

2. Jadwal Kegiatan APK

a) Hari Minggu, 25 Desember 2022

Waktu Kegiatan Petugas


12.15 - 12.45 Persiapan Rifana Aulia S
12.45 - 13.00 Brefing Panitia Seluruh Panitia
Kedatangan Ibu-Ibu -
13.00 - 13.15

13.15 – 13.45 Materi Pengenalan Ulyasari dan Sheila Silfiana


Tempe RRP
Materi Pembuatan Sate Seluruh Panitia dan dibantu
13.45 - 14.30 Tempe Ibu-Ibu

14.30 – 14.45 Mencicipi Hasil Sate Seluruh Panitia dan Ibu-Ibu


Tempe
14.45 – 15.00 Merapikan Tempat dan Wahyudi Nuriski
penutupan

b) Hari Senin, 26 Desember 2022

Waktu Kegiatan Petugas

12.15 - 12.45 Persiapan Seluruh Panitia

12.45 - 13.00 Brefing Panitia Seluruh Panitia

13.00 - 13.15 Kedatangan Ibu-Ibu -

13.15 – 13.45 Materi Mengenai Wahyudi Nuriski dan Silfia


Manfaat Jeruk Afiana

13.45 - 14.30 Materi Pembuatan Seluruh Panitia dan dibantu


Manisan Jeruk Ibu-Ibu

14.30 – 14.45 Mencicipi Manisan Seluruh Panitia dan Ibu-Ibu


Jeruk

14.45 – 15.00 Merapikan Tempat dan Wahyudi Nuriski


penutupan
c) Hari Selasa, 27 Desember 2022

Waktu Kegiatan Petugas

12.15 - 12.45 Persiapan Seluruh Panitia

12.45 - 13.00 Brefing Panitia Seluruh Panitia

Kedatangan Ibu-Ibu -
13.00 - 13.15

13.15 – 13.20 Doa Bersama Wahyudi Nuriski

13.20 – 13.45 Pengulangan Materi Panitia dan Ibu-Ibu

Seluruh Panitia dan Ibu

13.45 – 14.10 Pesan dan Kesan Ibu

14.10 – 14.20 Doa Penutup dan Seluruh Panitia dan Ibu-Ibu

Pemberian Bingkisan

14.20 – 14.30 Merapikan Tempat Seluruh Panitia

3. Anggaran

Anggaran yang kami gunakan untuk APK ini kami kumpulkan dengan

cara iuran, dengan jumlah iuran setiap anggota sebesar Rp 55.000,00.

Dari hasil iuran kami, uang yang terkumpul sebanyak Rp 385.000,00

(Rp 55.000,00 × 7 = Rp 385.000,00). Dari jumlah uang yang kami

kumpilkan tadi, kami membelanjakannya untuk beberapa keperluan


APK yang meliputi perlengkapan, bahan baku, konsumsi dan

bingkisan.

a) Anggaran Perlengkapan

No . Uraian Pengeluaran

1. Banner 28. 000

2. ID Card 14. 000

3. Brosur 20. 000

TOTAL 62. 000

b) Anggaran Bahan Baku Sate Tempe dan Manisan Jeruk

No . Uraian Pengeluaran

1. Tempe 14.000

2. Kacang tanah 8.000

3. Rempah – rempah 20.000

4. Minyak goreng 6.000

5. Jeruk 20.000

6. Agar – agar sriti 15.000

7. Gula 8.000

8. Pewarna makanan 2.000

TOTAL 93.000

c) Anggaran Konsumsi

No . Uraian Pengeluaran
1. Air mineral 18.500

2. Keripik 20.000

3. Semangka 30.000

4. Tahu gembos 10.000

5. Petis 6.000

TOTAL 84.500

d) Anggaran Bingkisan

No . Uraian Pengeluaran

1. Teh celup 2 renteng 31.200

2. Kopi 2 renteng 20.000

3. Mie instan 1 dus 56.000

TOTAL 107.200

e) Total Anggaran

No . Uraian Pengeluaran

1. Perlengkapan 62. 000

2. Bahan Baku 93.000

3. Konsumsi 84.500

4. Bingkisan 107.200

TOTAL 346.700
DAFTAR PUSTAKA

https://pertanian.uma.ac.id/jeruk-budidaya-dari-
bibit/#:~:text=Jeruk%20atau%20limau%20adalah%20semua,anggotanya
%20yang%20memiliki%20rasa%20manis.

https://www.pelajaran.co.id/2019/07/pengertian-ketimpangan-sosial-bentuk-p
enyebab-dampak-akibat-dan-cara-mengatasi-ketimpanagn-sosial.html

https://pengajar.co.id/tag/ruang-lingkup-kearifan-lokal/

https://citraalam.id/mendekatkan-diri-kepada-allah-dengan-tadabur-alam

http://dosensoisologi.com/pemberdayaan-komunitas/

http://ibn.adreasch.co

https://bbksdariaubidwil2.wordpress.com/2017/10/04/penyusunan-draf-rencan a-
aksi-pemberdayaan-masyarakat-pulau-rupat/

Anda mungkin juga menyukai