Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kegiatan APK

Upaya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa


Kesamben RT 01 RW 03 Melalui Pembuatan Sate Tempe
dan Permen Jelly Jeruk

Tahun 2023

XII IPS 3
Oleh
1. Dewi Wardani (10)
2. M Fahris Fanani (16)
3. Rifana Aulia Salsabila (26)
4. Sheila Silfiana RRP (28)
5. Silfia Afiana (29)
6. Ulyasari (30)
7. Wahyudi Nuriski (31)

COVER
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BULULAWANG
TERAKREDITASI “ A “
Jl. Raya Bululawang Telp. 0341-804010 Bululawang Malang 65171
Email : smanbululawanginfo@yahoo.com

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan

hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan tugas aksi pemberdayaan

masyarakat (APK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Perekonomian

Masyarakat Desa Kesamben RT 01 RW 03 Melalui Pembuatan Sate

Tempe dan Permen Jelly Jeruk” dengan tepat waktu.

Laporan tugas ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata

pelajaran sosiologi. Selain itu, laporan APK ini bertujuan untuk

melaporkan seluruh kegiatan kami selama APK dan juga untuk

menambah wawasan tentang pengolahan modifikasi tempe dan jeruk

yang dapat diterima oleh masyarakat global.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sri Sulistiyani selaku

guru mata pelajaran sosiologi dan kepada orang tua kami yang telah

memberikan doa dan dukungannya kepada kami. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

diselesaikannya tugas APK ini.

Kami menyadari laporan APK ini masih jauh dari sempurna. Oleh

sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi

kesempurnaan laporan APK ini.

Malang, Februari 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................I
KATA PENGANTAR...................................................................................II
DAFTAR ISI................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................2
1.3. Tujuan APK....................................................................................3
1.4. Manfaat APK..................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................5
2.1. Profil Daerah APK.........................................................................5
2.2. Ketimpangan Sosial.....................................................................5
2.2.1. Pengertian Ketimpangan Sosial...........................................5
2.2.2. Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial....................................6
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Sosial. .7
2.2.4. Dampak Ketimpangan Sosial................................................7
2.2.5. Cara Mengatasi Ketimpangan Sosial...................................8
2.2.6. Ketimpangan yang Ada di Desa Kesamben........................8
2.3. Aksi Pemberdayaan Komunitas..................................................9
2.3.1. Pengertian...............................................................................9
2.3.2. Jenis-jenis Aksi Pemberdayaan Komuitas........................10
2.3.3. Ciri-ciri Aksi Pemberdayaan Komunitas...........................11
2.3.4. Aksi Pemberdayaan yang akan Dilaksanakan di Desa
Kesamben...........................................................................................12
2.4. Kearifan Lokal.............................................................................12
2.4.1. Pengertian Kearifan Lokal...................................................12
2.4.2. Ciri-Ciri Kearifan Lokal........................................................13
2.4.3. Fungsi - Fungsi Kearifan Lokal..........................................13
2.4.4. Kearifan Lokal yang Ada di Desa Kesamben....................14
2.4.5. Kearifan Lokal sebagai Objek Aksi Pemberdayaan
Komunitas..........................................................................................14

III
BAB III METODOLOGI..............................................................................16
3.1. Pendekataan dan Jenis Aksi Pemberdayaan Komunitas.......16
3.2. Kehadiran Penulis.......................................................................17
3.3. Tempat dan Waktu Aksi Pemberdayaan Komunitas...............17
3.4. Populasi Sampel dalam Aksi Pemberdayaan..........................17
3.5. Teknik Aksi Pemberdayaan Komunitas...................................18
3.6. Rencana Aksi Pemberdayaan Komunitas................................18
3.6.1. Susunan Kepanitiaan...........................................................18
3.6.2. Jadwal Kegiatan APK..........................................................19
3.6.3. Anggaran...............................................................................21
BAB IV HASIL KEGIATAN APK...............................................................23
4.1. Pelaksanaan Kegiatan APK.......................................................23
4.2. Respon Peserta Kegiatan APK..................................................26
BAB V PENUTUP......................................................................................28
5.1. Kesimpulan..................................................................................28
5.2. Saran............................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................31
LAMPIRAN................................................................................................32

IV
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemberdayaan komunitas adalah progam yang diupayakan

dengan tujuan untuk membentuk sikap dan perilaku individu dan

masyarakat yang mandiri. kemandirian tersebut dipandang dari

berbagai sisi, meliputi kemandirian dalam berfikir, berperilaku,

mengendalikan apa yang dilakukan serta mampu memecahkan

masalah yang dihadapi dengan menggunakan potensi yang

melekat pada diri. Secara mendasar, pemberdayaan didefiniikan

sebagai proses menumbuhkembangkan, mendorong kemandirian

atau menswadayakan, memperkuat posisi pertahanan masyarakat

lapisan bawah terhadap tekanan – tekanan yang relatif kuat di

segala aspek dan bidang kehidupan (Sutoro Eko, 2002).

Tujuan pemberdayaan komunitas adalah agar masyarakat

menjadi lebih aktif, berinisiatif, dan berdaya dalam membangun dan

menyelesaikan masalah.

Di era globalisasi seperti ini banyak sekali negara – negara

berkembang yang mengalami persaingan – persaingan yang lebih

kompleks dan bervariasi. Sehingga kelompok – kelompok yang

tidak bisa menempatkan diri dengan keadaan tersebut perlahan –

lahan akan berada pada posisi pinggiran atau tertinggal. Oleh

1
karenanya dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar

bisa mendorong dan memotivasi masyarakat agar bisa mengubah

keadaaan tersebut. Misalnya saja dengan melakukan aksi

pemberdayaan komunitas.

Pada kesempatan kali ini, kita mendapatkan kesempatan

untuk melakukan aksi pemberdayaan komunitas dengan

mengedepankan nilai – nilai kearifan lokal untuk memberikan

inovasi baru dalam masyarakat yang akan dilakukan di Desa

Kesamben RT 01 RW 03 Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang.

Dalam kegiatan kali ini kami mengambil tema aksi pemberdayaan

komunitas untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa

Kesamben. Maka pada kesempatan kali ini akan memfokuskan

pada masalah ketimpangan sosial di bidang ekonomi yang ada di

Desa Kesamben RT 01 RW 03.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang

diangkat dalam aksi pemberdayaan komunitas ini adalah:

a. Bagaimana upaya meningkatkan perekonomian Desa

Kesamben melalui sate tempe dan pemanfaatan jeruk?

b. Bagaimana keadaan ekonomi masyarakat Desa Kesamben

sebelum adanya upaya peningkatan perekonomian melalui

pembuatan sate tempe dan pembuatan permen jelly jeruk?

2
c. Apakah pembuatan tempe yang dimodifikasi menjadi sate

tempe dan pembuatan permen jelly jeruk dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kesamben?

1.3. Tujuan APK

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin

peneliti capai dalam aksi pemberdayaan komunitas ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana upaya meningkatkan

perekonomian desa Kesamben melalui sate tempe dan

permen jelly jeruk.

b. Untuk mengetahui keadaan perekonomian masyarakat di

Desa Kesamben sebelum adanya upaya peningkatan

perekonomian melalui pembuatan sate tempe dan

pembuatan permen jelly jeruk.

c. Untuk mengetahui apakah pembuatan tempe yang

dimodifikasi menjadi sate tempe dan buah jeruk yang diolah

menjadi permen jelly dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat Desa Kesamben.

1.4. Manfaat APK

Aksi pemberdayaan komunitas ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi :

a. Bagi penulis

3
 Memperoleh pengetahuan tentang bagaimana cara

mengembangkan kearifan lokal.

 Memperoleh pengalaman yang dijadikan sebagai

pembelajaran bagi penulis.

 Sebagai pemenuhan tugas sosiologi.

 Sebagai wadah dalam melatih siswa bekerja sama

dan melatih kekreatifan.

 Sebagai kegiatan untuk melatih siswa dalam

menghadapi masyarakat dikehidupan nanti.

b. Bagi sekolah / guru

 Sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran

sosiologi.

 Bisa digunakan sebagai media penilaian bagi guru.

c. Bagi masyarakat

 Sebagai wadah pengembangan bakat atau potensi

masyarakat.

 APK ini diharapkan bisa membantu perekonomian

warga Desa Kesamben menjadi meningkat.

 Meningkatkan kreatifitas warga Desa Kesamben agar

perekonomiannya berkembang.

 Diharapkan menambah pengetahuan masyarakat

mengenai pengolahan tempe dan jeruk.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Profil Daerah APK

Desa Kesamben merupakan salah satu dari 9 (sembilan)

desa di Kecamatan Ngajum. Secara geografis Desa Kesamben

terletak pada posisi 7°21′-7°31′ Lintang Selatan dan 110°10′-

111°40′ Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa

daratan sedang yaitu sekitar 156 m di atas permukaan air laut.

Sebagian dari masyarakat desa Kesamben memiliki mata

pencaharian sebagai petani, pedagang, pegawai pabrik, guru, dll.

Di desa Kesamben juga ada beberapa orang yang membuat tempe

yang dijadikan sebagai sumber perekonomi.

2.2. Ketimpangan Sosial

2.2.1. Pengertian Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial adalah suatu keadaan dimana terdapat

kondisi yang tidak seimbang dalam masyarakat yang disebabkan

karena adanya perbedaan dalam masyarakat atau bisa juga

karena adanya perbedaan memanfaatkan sember daya. Adapun

beberapa pendapat para ahli mengenai ketimpangan sosial antara

lain.

5
a) Andrinof A Chaniago

Ketimpangan adalah buah pada pembangunan yang

berfokus pada aspek sosial dan ekonomi saja.

b) Budi Winarno

Ketimpangan adalah akibat dari adanya kegagalan

dalam pembangunan pada era globalisasi yang mana untuk

memenuhi kebutuhan fisik dan psikis dari masyarakat

c) Jonathan Haughtn dan Shahidur R Khandker

Ketimpangan sosial dalam masyarakat adalah bentuk

ketidakadilan yang merupakan dampak dari adanya proses

pembangunan.

d) Roichatul Aswwidah

Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak

residual dari proses pertumbuhan ekonomi.

e) Naido dan Wills

Ketimpangan sosial adalah perbedan-perbedaan dalam

pemasukan (income)., Sumberdaya (resource), kekuasaan

(power), status di dalam dan antara masyarakat.

2.2.2. Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial

Menurut Andrinod Chaniago, terdapat 6 ketimpangan sosial

yang terjadi diantaranya :

a) Ketimpangan desa dan kota

b) Kesenjangan pembangunan diri masyarakat Indonesia

c) Ketimpangan antar golongan sosial ekonomi

6
d) Ketimpangan penyebaran asset di kalangan swasta

e) Ketimpangan antar sektor ekonomi dengan ciri sebagian sektor

f) Ketimpangan antara wilayah dan sub wilayah dengan konsentrasi

ekonomi yang terputus pada wilayah perkotaan.

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Sosial

a) Faktor Struktural

Sangat berkaitan erat dengan tata kelola yang merupakan

kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat, baik yang

bersifat legal formal maupun kebijakan-kebijakan dalam

pelaksanaannya.

b) Faktor Kultural

Dalam hal ini berkaitan dengan sifat atau karakter

masyarakat dalam menjalankan kehidupannya, apakah ia malas

atau rajin, ulet atau mudah menyerah, jujur atau menghalalkan

berbagaicara, menerima apa adanya atau suka berompetisi dan

sebagainya. Kultur dalam hal ini berkaitan dengan nilai-nilai hidup

yang dianut oleh suatu masyarakat.

2.2.4. Dampak Ketimpangan Sosial

a) Kriminalitas

b) Kemiskinan

c) Kemrosotan moral

7
Muncul sebagai akibat adanya suatu ketimpangan sosial

yang tidak hanya dirasakan oleh kelompok yang kurang mampu

saja, tetapi juga kelompok masyarakat yang terpenuhi segala

kebutuhannya ikut mengalami kemrosotan moral. Hal ini terjadi

karena tumbuh dan berkembangnya sikap individualistis dan

materialistis

d) Pencemaran lingkungan alam

e) Melemahnya jiwa wirausaha

f) Monopoli

2.2.5. Cara Mengatasi Ketimpangan Sosial

a) Kebijakan pemenrintah

Yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 dan 2 dan

UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

b) Bank Dunia

c) Buku Pegangan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pemerataan yang adil dengan memberikan kesempatan

yang sama seluruh masyarakat dalam berperan serat dalam

pembangunan dan menikmati hasil pembangunan, meningkatkan

akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan dan sebagainya.

2.2.6. Ketimpangan yang Ada di Desa Kesamben

8
Ketimpangan yang ada di Desa Kesamben dapat dilihat

dari kondisi perekonomian masyarakatnya. Dimana masyarakat

khusunya ibu-ibu banyak yang tidak mempunyai mata

pencaharian tetap. Maka dari itu dibutuhkan SDM yan dapat

mengembangkan kearifan lokal yang ada di Desa Kesamben

contohnya pengolahan tempe menjadi sate tempe agar dapat

diterima oleh masyarakat global.

2.3. Aksi Pemberdayaan Komunitas

2.3.1. Pengertian

Pemberdayaan komunitas adalah program yang

diupayakan dengan tujuan untuk membentuk sikap dan perilaku

individu dan masyarakat yang mandiri. Kemandirian tersebut

dipandang dari berbagaisisi, meliputi kemandirian dalam berfikir,

berperilaku, mengendalikan apa yang dilakukan serta mampu

memecahkan masalah yang dihadapi dengan menggunakan

potensi yang melekat pada diri. Adapun beberapa pendapat para

ahli :

a) Rappaport (1985)

Pemberdayaan masyarakat adalah serangkaian

praktisi dan kegiatan yang diimplementasikan dengan keberadaan

simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut kemudian dapat

menyampaikan tujuan untuk diharapkan, baik dalam diri individu

9
maupun kelompok bersangkutan.Kemudian pada nantinya,

dampaknya akan dirasakan dengankecenderungan perubahan

maupun perkembangan kehidupan sebagaimakna pemberdayaan.

b) Pyne (1991)

Pemberdayaan komunitas didefinikan sebagai upaya

sekumpulan orang perorangan maupun kelompok yang

bersangkutan dalam mencapai kehdupan yang adil dan beradap,

serta kesejahteraan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti

bidang ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya

c) Rusel Erlic dan Rievera (1986)

Pemberdayaan masyarakat merupakan serangkaian

tanggapan untuk dapat mengikuti perubahan kehidupan,

khususnya dalam bidang ekonomi serta politik, yang bernilai

penting bagi kehidupanmasyarakat.

2.3.2. Jenis-jenis Aksi Pemberdayaan Komuitas

a) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM)

Merupakan salah satu jenis pemberdayaan komunitas

yang bertujuan untuk percepata penanggulangan masalah-

masalah terkait kemiskinan serta perluasan lapangan peerjaan.

PNPM Mandiri secara mendasar dalam pelaksanaannya

menggunakan mekanisme, sistem, dan tata aturan yang

berkembang.

b) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

10
Merupakan jenis pemberdayaan komunitas yang

berfokus pada kegiatan pelayanan public atau masyarakat umum

atas dasar asas sukarela serta tidak berorientasi mencari

keuntungan.

c) Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)

Jenis pemberdayaan komunitas ini merupakan upaya

Pemerintah dalam bentuk pembangunan pada bidang

pembanguna sosial dan ekonomi, serta lingkungan dalam lingkup

penaggulangan kemiskinan. Pada pembangunan lingkungan

sosial yang kondusif dal perspektif spiritual maupun material

2.3.3. Ciri-ciri Aksi Pemberdayaan Komunitas

a) Pemberdayaankomunitasmemerlukan break even atau

keseimbangan, keuntungan dan kerugian dalam setiap kegiatan

yang diupayakan

b) Pemberdayaan komunitas melibatkan partisipasi masyarakat

Pemberdayaan komunitas, baik dalam proses perencanaan

maupun pelaksanaan masyarakat yang dilakukan, tidak terlepas

dari keikutsertaan masyarakat yang berperan penting.

Keberhasilan program pemberdayaan memerlukan partisipasi

masyarakat di dalamnya.

c) Pemberdayaan komunitas melibatkan kegiatan pelatihan Kegiatan

pelatihan dalam sebuah program pemberdayaan komunitas

11
merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha

pembangunan yang dikebangkan. Kegiatan-kegiatan pelarihan

dinilai mampu mendukung pelaksanaan pemberdayaan

d) Pemberdayaan komunitas harus dapat memaksimalkan

pembiayaan sumberdaya Pemberdayaan komunitas secara

mendasar bertujuan untuk melakukan beragam perubahan,

misalnya yang terus diupayakan dalam hal pembangunan.

e) Pemberdayaan komunitas berfungsi sebagai penghubung antara

kepentingan pemerintah yang bersifat makro dan mikro.

2.3.4. Aksi Pemberdayaan yang akan Dilaksanakan di Desa

Kesamben

Adapun beberapa aksi pemberdayaan yang dilakukan

oleh kelompok di Desa Kesamben antara lain sebagai berikut :

a) Memberikan beberapa materi yang akan disampaikan oleh

pemateri sesuai dengan agenda yang telah direncanakan.

b) Mengaplikasikan secara langsung melalui kegiatan pembuatan

sate tempe dan pembuatan manisan/permen jelly jeruk.

2.4. Kearifan Lokal

2.4.1. Pengertian Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah pandangan terhadap kehidupan

dan ilmu pengetauan, serta berbagai strategi kehidupan yang

12
diwujudkan pada sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh

masyarakat setempat dalam mengatasi berbagai problematika

dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Dalam bahasa asing sering

juga dikonsepsikan sebagai kebijakan setempat, dalam konsep “

local wisdom ” yang bermakna pengetahuan setempat serta “

local knowledge ” yang bermakna kecerdasan di wilayah

setempat. Adapun beberapa pendapat para ahli antara lain sebgai

berikut :

a) Edy Sedyawati

Kearifan lokal adalah beragamnya pola perilaku

sebagai wujud hasil budaya. Kemudian dalam cakupan makna

yang lebih luas, kearifan lokal itu terstruktur dalam keseluruhan

warisan budaya, baik seni budaya yang nampak maupun yang

tidak Nampak

b) Wales

Kearifan lokal memiliki makna yang dapat dilihat dari dua

perspektif yang saling berlawanan. Yakni munculnya pengertian

extreme acculturation dan a less extreme acculturation.

2.4.2. Ciri-Ciri Kearifan Lokal

a) Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan

b) Menjadi pertahanan terhadap pengaruh budaya luar

c) Mempunyai kemampuan mengakomodasi terhadap budaya luar

13
d) Mempunyai kemampuan dalam mengarahkan perkembangan

budaya

e) Mempunyai kemampuan memadukan budaya asli dengan budaya

luar

2.4.3. Fungsi - Fungsi Kearifan Lokal

a) Sebagai sarana konservasi dan pelestarian SDA

b) Sebagai sarana mengembangkan kebudayaan serta ilmu

pengetahuan

c) Sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan

d) Sebagai sarana integrasi sosial

e) Sebagai sarana perwujudan etika dan moral

2.4.4. Kearifan Lokal yang Ada di Desa Kesamben.

a) Pengolahan kedelai menjadi tempe.

b) Banyaknya masyarakat yang bermatapencahariaan sebagai

petani

c) Budaya gotong royong yang masih kental di masyarakat Desa

Kesamben.

2.4.5. Kearifan Lokal sebagai Objek Aksi Pemberdayaan Komunitas

Objek yang akan dipergunakan sebagai objek aksi

pemberdayaan.

14
a) Pengolahan Tempe

Tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat

dari fermentasi kedelai atau beberapa bahan lain yang

menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus. Bahan

fermentasi ini secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”. Tempe

banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia.

Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah

menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya, saat

ini tempe tidak hanya diproduksi di Indonesia tetapi juga di banyak

tempat di dunia. Peneliti ingin mengolah tempe menjadi suatu

produk yang dapat diminati oleh pasar global yaitu sate tempe

agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa

Kesamben. Proses pembuatan sate tempe juga dibilang mudah

karena tidak membutuhkan proses yang lama dan juga semua

kalangan bisa membuatnya karena bahan pokoknya yang relatif

murah.

b) Pembuatan Manisan Jelly Jeruk

Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga

anggota marga Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan).

Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging

dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara

anggotanya yang memiliki rasa manis. Pada APK kali ini kami

akan melakukan pengenalan mengenai jeruk dan tata cara

pembuatan manisan jeruk.

15
BAB III

METODOLOGI

3.1. Pendekataan dan Jenis Aksi Pemberdayaan Komunitas

Aksi Pemberdayaan Komunitas ini berusaha untuk

memahami kondisi yang sebenarnya yang ada di lapangan. Oleh

karena itu, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif dan berbentuk deskripsi. Mengacu pada pendekatan yang

digunakan, maka metodologi yang digunakan juga metodologi

penelitian kualitatif. Menurut Fielsteada (dalam

Chadwich, :1991:234), metode kualitatif mengacu pada strategi

penelitian seperti observasi partisipasif, wawancara mendalam,

partisipasi total kedalam aktivitas mereka yang diselidiki, kerja

16
lapangan, dan sebagainya, yang memungkinkan peneliti

memperoleh informasi dari tangan pertma mengenai masalah

sosial empiris yang hendak dipecahkan. Metode ini menyajikan

langsung mengenai hakekat hubungan antara peneliti dan subyek

terteliti. Selain itu, metode ini lebih peka dan lebih dapat

menyesuaikan dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 1988: 4).

Penelitian deskripsi adalah penelitian yang

menggambarkan karakteristik yang ada, yang dalam hal ini adalah

kehidupan sosial dan adanya ketimpangan sosial yang ada di Desa

Kesamben Kec. Ngajum Kab. Malang sesudah dan sebelum

diadakannya Aksi Pemberdayaan Komunitas . Hal ini sesuai

dengan pendapat Arifin (1994 :13), bahwa penelitian deskripsi

menggambarkan sifat-sifat atau karakteristik suatu individu,

keadaan gejala atau menentukan frekuensi atau persebaran suatu

gejala atau frekuensi adanya.

3.2. Kehadiran Penulis

Salah satu karakteristik dalam penelitian kualitatif adalah

penelitian sendiri merupakan alat pengumpulan data yang utama.

Oleh karena itu, kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Peneliti

melakukan pengamatan bahkan sebagai observer aktif, peneliti

turut terlibat dalam aktifitas yang diselenggarakan pada Aksi

Pemberdayaan Komunitas sebagai panitia penyelenggara.

17
3.3. Tempat dan Waktu Aksi Pemberdayaan Komunitas

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui ketimpangan

sosial dan kearifan lokal yang ada di Desa Kesamben RT/RW

01/03 Kec. Ngajum Kab. Malang yang bertepat di rumah salah satu

panitia yakni Ulyasari. Waktu Aksi Pemberdayaan Komunitas ini

sendiri akan dilaksanakan 3 hari yang dimulai pada hari Minggu, 25

Desember 2022 sampai Selasa, 27 Desember 2022.

3.4. Populasi Sampel dalam Aksi Pemberdayaan

Dalam Aksi Pemberdayaan kali ini populasi yang akan

dituju adalah Desa Kesamben Rt.01 Rw. 03 dengan sampel 10 dari

kalangan ibu – ibu.

3.5. Teknik Aksi Pemberdayaan Komunitas

Pada Aksi Pemberdayaan Komunitas ini kelompok kami

melakukan APK secara langsung berhadapan dengan sampel,

yakni Ibu-Ibu. Teknik penyampaian yang kami lakukan adalah

dengan menggunakan beberapa metode seperti brosur rangkuman

materi dan beberapa materi pendukung lain kami sampaikan

secara lisan serta memberikan contoh. Pada dasarnya APK ini

dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat yang dulunya berada

pada kondisi sosial ekonomi yang rendah sehingga menyebabkan

18
mereka tidak tahu dan tidak mampu, menjadi masyarakat yang

berdaya dan mandiri.

3.6. Rencana Aksi Pemberdayaan Komunitas

3.6.1. Susunan Kepanitiaan

 Penanggunng Jawab : Dra. Sri Sulistiyani, M. Pd


 Ketua : Wahyudi Nuriski
 Sekertaris : Silfia Afiana
 Bendahara : Rifana Aulia Salsabila
 Sie Acara : Ulyasari
 Sie Konsumsi : Sheila Silfiana RRP
 Sie Perlengkapan : M. Fahris Fanani
 Sie Dokumentasi : Dewi Wardani

3.6.2. Jadwal Kegiatan APK

a) Hari Minggu, 25 Desember 2022

Waktu Kegiatan Petugas


12.15 - 12.45 Persiapan Rifana Aulia S
12.45 - 13.00 Brefing Panitia Seluruh Panitia
Kedatangan Ibu-Ibu -
13.00 - 13.15

13.15 – 13.45 Materi Pengenalan Ulyasari dan Sheila


Tempe Silfiana RRP
Materi Pembuatan Seluruh Panitia dan
13.45 - 14.30 Sate Tempe dibantu Ibu-Ibu

14.30 – 14.45 Mencicipi Hasil Sate Seluruh Panitia dan Ibu-

19
Tempe Ibu

14.45 – 15.00 Merapikan Tempat Wahyudi Nuriski


dan penutupan

b) Hari Senin, 26 Desember 2022

Waktu Kegiatan Petugas

12.15 - 12.45 Persiapan Seluruh Panitia

12.45 - 13.00 Brefing Panitia Seluruh Panitia

13.00 - 13.15 Kedatangan Ibu-Ibu -

13.15 – 13.45 Materi Mengenai Wahyudi Nuriski dan


Manfaat Jeruk Silfia Afiana

13.45 - 14.30 Materi Pembuatan Seluruh Panitia dan


Manisan Jeruk dibantu Ibu-Ibu

14.30 – 14.45 Mencicipi Manisan Seluruh Panitia dan Ibu-


Jeruk Ibu

14.45 – 15.00 Merapikan Tempat Wahyudi Nuriski


dan penutupan

c) Hari Selasa, 27 Desember 2022

Waktu Kegiatan Petugas

20
12.15 - 12.45 Persiapan Seluruh Panitia
12.45 - 13.00 Brefing Panitia Seluruh Panitia
13.00 - 13.15 Kedatangan Ibu-Ibu -
 

13.15 – 13.20 Doa Bersama Wahyudi Nuriski


13.20 – 13.45 Pengulangan Materi Panitia dan Ibu-Ibu
13.45 – 14.10    Seluruh Panitia dan Ibu
Pesan dan Kesan Ibu

14.10 – 14.20 Doa Penutup dan Seluruh Panitia dan Ibu-


Pemberian Bingkisan Ibu
 
14.20 – 14.30 Merapikan Tempat Seluruh Panitia

3.6.3. Anggaran

Anggaran yang kami gunakan untuk APK ini kami

kumpulkan dengan cara iuran, dengan jumlah iuran setiap

anggota sebesar Rp 55.000,00. Dari hasil iuran kami, uang yang

terkumpul sebanyak Rp 385.000,00 (Rp 55.000,00 × 7 = Rp

385.000,00). Dari jumlah uang yang kami kumpilkan tadi, kami

membelanjakannya untuk beberapa keperluan APK yang meliputi

perlengkapan, bahan baku, konsumsi dan bingkisan.

21
a) Anggaran Perlengkapan
No . Uraian Pengeluaran
1. Banner 28. 000
2. ID Card 14. 000
3. Brosur 20. 000
TOTAL 62. 000

b) Anggaran Bahan Baku Sate Tempe dan Manisan Jeruk


No . Uraian Pengeluaran
1. Tempe 14.000
2. Kacang tanah 8.000
3. Rempah – rempah 20.000
4. Minyak goreng 6.000
5. Jeruk 20.000
6. Agar – agar sriti 15.000
7. Gula 8.000
8. Pewarna makanan 2.000
TOTAL 93.000

c) Anggaran Konsumsi
No . Uraian Pengeluaran
1. Air mineral 18.500
2. Keripik 20.000
3. Semangka 30.000
4. Tahu gembos 10.000
5. Petis 6.000
TOTAL 84.500

d) Anggaran Bingkisan
No . Uraian Pengeluaran
1. Teh celup 2 renteng 31.200
2. Kopi 2 renteng 20.000

22
3. Mie instan 1 dus 56.000
TOTAL 107.200

e) Total Anggaran
No . Uraian Pengeluaran
1. Perlengkapan 62. 000
2. Bahan Baku 93.000
3. Konsumsi 84.500
4. Bingkisan 107.200
TOTAL 346.700

BAB IV
HASIL KEGIATAN APK

4.1. Pelaksanaan Kegiatan APK

Penyelenggaraan kegiatan Aksi Pemberdayaan Komunitas

ini kami laksanakan di Desa Kesamben RT 01 RW 03 dengan

mengambil tema Upaya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

Desa Kesamben RT 01 RW 03 Melalui Pembuatan Sate Tempe

dan Permen Jelly Jeruk. Untuk pelaksanaannya kami lakukan pada

23
hari Minggu, Senin dan Selasa. Berikut adalah perincian kegiatan

APK kami.

Tempat : (Rumah Ulyasari) Desa Kesamben RT/RW 01/03

Kec. Ngajum Kab. Malang

Waktu : - Minggu, 25 Desember 2022

- Senin, 26 Desember 2022

- Selasa, 27 Desember 2022

Sebelum kami melaksanakan kegiatan APK ini, terlebih

dahulu kami melakukan persiapan pada hari Sabtu, 24 Desember

2022 terlebih dahulu, yang meliputi.

 Minta ijin ke Pak RT

Disini kami meminta ijin kepada Bapak RT yang menjabat di

Desa Kesamben RT/RW 01/03 yang bernama Sampur. Kami

disambut dengan ramah oleh beliau dan diizinkan untuk

melaksanakan APK di RT-nya.

 Mengundang Ibu-Ibu

Ibu-ibu yang kami undang untuk menjadi sampel dalam APK

ini rata-rata berkeseharian sebagai ibu rumah tangga dan beberapa

bekerja sebagai petani. Berikut adalah nama ibu-ibu yang kami

undang untuk menjadi peserta di Aksi Pemberdayaan Komunitas

Kami.

- Bu Sunarti

- Bu Sarti

24
- Bu Sugik

- Bu Pipit

- Bu Lastri

- Bu Lasiah

- Bu Las

- Bu Siati

- Bu Sumani

- Bu Lianah

 Pemasangan Banner

Banner kami pasang sehari sebelum APK dimulai, yang

kami pasang di teras rumah Ulyasari.

 Menyiapkan ID Card

 Pembelian konsumsi

Konsumsi disini kami berikan untuk ibu-ibu, yang terdiri dari

tahu petis, semangka, dan minuman kemasan gelas.

 Pembelian bingkisan

Bingkisan disini akan kami berikan kepada ibu-ibu yang telah

bersedia menjadi peserta APK kami dan juga sebagai tanda

berterima kasih kami kepada mereka. Untuk isi dari bingkisan kami

terdiri dari teh, kopi dan mie instan.

 Persiapan bahan-bahan untuk masakan

Bahan-bahan disini meliputi bahan untuk masakan saat

materi APK, yakni bahan untuk

 Persiapan dan mematangkan konsep.

25
Pada APK ini, kami bersepakat untuk membuat aturan dan

konsep bagi kami sendiri, diantaranya sebagai berikut.

 Panitia harus datang paling lambat 12.30 WIB ke lokasi

(Rumah Ulya) untuk melakukan persiapan

 Seluruh perlengkapan APK harus siap 10 menit sebelum APK

dimulai

 APK dimulai Pukul 13.00 dan bisa menyesuaikan

 Boleh menggunakan Bahasa Jawa halus saat APK

 Panitia tidak harus terpatok dengan tugasnya

 Semua harus saling bekerja sama dan kompak

 Saat APK tidak boleh berkata kasar, merokok dan berbuat hal

buruk

4.2. Respon Peserta Kegiatan APK

Respon peserta kegiatan APK merasa sangat antusias

dalam mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan. Seperti

contohnya pada hari pertama kegiatan APK kami memberikan

materi dan tutorial untuk membuat sate tempe dan pada keesokan

harinya terdapat salah satu peserta yang mencoba mempraktikkan

pembuatan sate tempe secara langsung di rumahnya.

26
Pada hari kedua kegiatan APK, peserta terlihat sangat

antusias dan memperhatikan apa yang kita sampaikan tentang

permen jeruk. Peserta kegiatan APK secara aktif mengeluarkan

beberapa pertanyaan semisal “Jeruknya bisa diganti dengan buah

yang lainya atau tidak?” . Para peserta juga mengusulkan idenya

bahwa permen jeruk bisa digunakan untuk suguhan pada hari raya

atau hari besar lainnya karena menurut mereka permen jeruk

tersebut mudah dibuat dan berbentuk menarik sehingga dapat

membuat orang lain penasaran dan ingin mencobanya.

Pada hari ketiga peserta kegiatan APK memberikan banyak

sekali kesan dan pesan untuk panitia kegiatan APK. Berikut ini

kami sajikan beberapa kesan dan pesan yang disampaikan oleh

peserta.

“Semoga panitia APK dapat mengunjungi


kembali Desa Kesamben Rt 01 Rw 03 dan
memberikan banyak ilmu lain untuk peserta yang
ada disana.”
“Peserta kegiatan APK juga memberi pesan
kepada panitia APK agar terus melangka maju dan
terus belajar sampai tujuan dan cita-citanya
tercapai.”
“Terima kasih buat mas-mas nya dan mbak-
mbak nya yang meberikan materi resep makanan
buat kami, kami berterima kasih banyak dan
mudah-mudahan resep yang kalian berikan bisa
bermanfat bagi Kami, kami sampai mempunyai ide
membuat manisan jelly jeruk buat dihidangkan
waktu hari raya”.

27
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Aksi Pemberdayaan komunitas adalah suatu kegiatan yang

dilakukan dengan cara terjun langsung di lingkungan masyarakat

yang memiliki tujuan dalam meningkatkan kemampuan, keahlian,

kesejahteraan, dan pendapatan masyarakat dengan cara melatih

dan memberikan wawasan baru terhadap masyarakat.

28
Adanya Aksi Pemberdayaan Komunitas ini adalah untuk

melatih dan memberikan bimbingan kepada peserta APK tentang

cara meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan

harga jual tempe dan jeruk dengan cara mengolahnya terlebih

dahulu menjadi sebuah produk baru yang lebih menarik. Contoh

dari produk yang kita angkat di kegiatan APK ini dalam rangka

untuk meningkatkan perekonomian warga di Desa Kesamben RT

01 RW 03 adalah sate tempe dan permen jelly jeruk.

Selain itu, adanya Aksi Pemberdayaan Komunitas ini bagi

para panitia adalah untuk menambah pengalaman panitia dalam

menghadapi dan terjun langsung di lingkungan masyarakat. Ada

pula manfaat lainnya seperti, melatih public speaking,

meningkatkan kemandirian, mengasah kemampuan panitia dalam

menghadapi permasalahan sehari-hari, dan panitia dapat

menyalurkan pengetahuan yang dapat digunakan untuk

memperbaiki perekonomian masyarakat di Desa

Kesamben RT 01 RW 3.

5.2. Saran

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah harus memberikan dorongan dan semangat

kepada masyarakat pedesaan agar memiliki motivasi dalam

mengembangkan potensi daerah masing-masing. Pemerintah

dapat melakukannya dengan mengadakan sosialisasi atau

29
pendampingan secara langsung ke daerah pedesaan, agar tercapai

keberhasilan pemberdayaan dalam melalui kegiatan produksi,

distribusi dan konsumsi masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan kedepannya agar dapat mengikuti

kegiatan APK lainnya dengan baik, sehingga diharapkan dapat

mengembangkan desanya dan mendapatkan kesempatan kerja.

3. Bagi panitia

Panitia diharapkan dapat menyelenggarakan kegiatan APK

yang lebih bervariasi dan inovatif agar kegiatan APK tidak

membosankan. Dengan melakukan kegiatan ini semoga peneliti

mampu untuk ikut menggali potensi yang dimiliki oleh daerahnya

sehingga suatu saat dapat melakukan strategi pemberdayaan untuk

mencapai keberhasilan.

4. Bagi angkatan selanjutnya

Angkatan selanjutnya diharapkan dapat menyelenggarakan

kegiatan APK kedepannya dengan lebih baik dari APK sebelumnya.

Yang lebih bervariasi dan inovatif agar kegiatan APK kedepannya

berjalan dengan lancar dan memberikan kesan yang lebih baik.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan pertimbangan

bagi jurusan Pendidikan IPS khusunya di SMAN 1 Bululawang,

untuk dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dalam

pembahasan terkait Aksi Pemberdayaan Komunits berdasarkan

kearifan lokal.

30
DAFTAR PUSTAKA

https://pertanian.uma.ac.id/jeruk-budidaya-dari-bibit/#:~:text=Jeruk
%20atau%20limau%20adalah%20semua,anggotanya%20yang
%20memiliki%20rasa%20manis.

https://www.pelajaran.co.id/2019/07/pengertian-ketimpangan-sosial-
bentuk-p enyebab-dampak-akibat-dan-cara-mengatasi-ketimpanagn-
sosial.html

https://pengajar.co.id/tag/ruang-lingkup-kearifan-lokal/

https://citraalam.id/mendekatkan-diri-kepada-allah-dengan-tadabur-alam

31
http://dosensoisologi.com/pemberdayaan-komunitas/

http://ibn.adreasch.co

https://bbksdariaubidwil2.wordpress.com/2017/10/04/penyusunan-draf-
rencan a-aksi-pemberdayaan-masyarakat-pulau-rupat/

LAMPIRAN

A. Persiapan

32
33
B. Hari Pertama

34
35
C. Hari Kedua

36
37
D. Hari Ketiga

38
39
40

Anda mungkin juga menyukai