Anda di halaman 1dari 40

Penilaian

status gizi
Balita
Eva Supriatin,S.Kp.,M.Kep

A. CARA MENENTUKAN
STATUS GIZI

ANTROPOMETRI :
BB/U, TB/U, BB/ TB, IMT/U,
LILA, LIKA, Tebal lemak

BIOKIMIA/ LABORATORIUM :
Darah, kemih, tinja, cairan spinal
Pemeriksaan biokimia zat gizi
Ada beberapa indikator laboratorium untuk menentukan
status besi yaitu:
Hemoglobin (hb) dan Hematokrit
Total limfosit
Serum albumin
Transferin
Keseimbangan Nitrogen
Lipit serum
Glukosa serum

CLINIS

/ klinical sign
Pemeriksaan clinis adalah metode yang
sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissue) seperti kulit,
mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid.

No Bagian Tubuh

Tanda klinik

Kemungkinan kekurangan

Tanda umum

Penurunan berat badan dehidrasi,


haus pertumbuhan terhambat

Kalori,Air, dan vitamin A

Rambut

Kekuningan
kekurangan pigmen,kusut

Protein

Kulit

Deatitis
Dermatosis pada bayi
Petechial hemorrhages
Eksema

Niasin, riboflavin, biotin


Lemak
Asam askorbat

Mata

Photopobia
Rabun senja

Riboflavin
Vitamin A

Mulut

Stomatitis
Glositis

Riboflavin
Niasin, asam folik, vitamin
B12, zat besi

Gigi

Karies

Flour

Neuromoskuler

Kejang otot
Lemah otot

Vitamin D

Tulang

Riketsia

Vitamin D

Gastrointestinal

Anoreksia Mual dan muntah

Thiamin, garam dapur, NaCl

10 Endokrin

Gondok

Iodium

11 Kardipovaskuler

Pendarahan peny, Jantung, anemia

Vitamin K, thiamin,
pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf

Kelainan mental dan saraf

Vitamin B12

DIET

Kualitas
Kuantitas
Pola Makan

Kurang Energi Protein (KEP),


2. Kurang Vitamin A (KVA),
3. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY) dan
Anemia Gizi
44.masalah
giziBesi
utama yang terjadi di
(Depkes RI, 2004 ).
Indonesia:
1.

1. Kurang Energi Protein


Kurang

Kalori Protein
Gizi Kurang/Gizi Buruk
Malnutrisi :
Marasmus Kwashiorkor

2. Anemia Gizi
Terbanyak:

defisiensi zat besi

Akibat:

Kemampuan intelektual
Produktifitas kerja
Morbiditas anak
Mortality ibu
BBLR dan keguguran

Penyebab Anemia Gizi


Jumlah

Fe tidak cukup dalam makanan


Absorbsi Fe rendah
Kebutuhan naik
Kehilangan darah

Prevalensi Anemia Gizi


Wanita

dewasa: 30 40%
Wanita hamil: 50 70%
Anak balita: 30 40%
Anak sekolah: 25 35%
Pria dewasa: 20 30%

3. Kekurangan Vit. A
Prevalensi : 0.7%
Akibat KVA :
Tingkat mortalitas tinggi
Anak rentan infeksi
Biaya kesehatan tinggi
Perkembangan mental terganggu
Penyakit degeneratif menyerang usia
dini

Kekurangan Vitamin A
Klinis:

xerophthalmia
KVA: gangguan epitelisasi
gampang infeksi ( diare dan
ISPA )

Apa bahaya Xeroftalmia?

Bila tidak segera


diobati dapat
menyebabkan

kebutaan

4. Gangguan Akibat Kekurangan


Iodium (GAKY)
Akibat GAKI:
Pembesaran kelenjar gondok
Gangguan pertumbuhan (cebol, bisu,
tuli)
Gangguan mental
Gangguan neuro motor

Penilaian Status Gizi


Anak
Penggunaan

antropometri sebagai salah

satu
metode untuk mengukur status gizi
masyarakat sangat luas
Antropometri adalah cara pengukuran
status gizi yang paling sering digunakan
di masayarakat

Penggunaannya untuk:
Sebaran status gizi (prevalensi berdasarkan usia,
jenis kelamin, status sosial dll)
Menentukan prioritas intervensi gizi
Evaluasi hasil intervensi
Penilaian hasil pengukuran antropometri:
Usia
Berat badan
Panjang badan (usia kurang 2 tahun), atau
Tinggi badan (usia 2 tahun atau lebih)
Lingkar lengan atas (LiLA)
Lain2: tebal lipatan kulit

USIA/UMUR

Umur /Usia sangat memegang peranan dalam


penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan
menyebabkan interpretasi status gizi yang salah.
Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1
bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah
dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari
tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004)
Dilakukan pembulatan keatas bila lebih dari 15 hari
dan sebaliknya
Bila tidak ingat tanggal lahir, maka tanggal lahir
ditentukan sebagai tanggal 15
Bila tidak ingat bulan lahir, maka ditentukan
sebagai bulan 6

Kategorisasi

usia:
0 - <6 bulan
6 - <12 bulan
12 - <24 bulan
24 - <59 bulan

BERAT BADAN
Berat

badan salah satu ukuran yang


memberikan
gambaran
massa
jaringan,
termasuk cairan tubuh.
Berat badan sangat peka terhadap perubahan
.
yang mendadak baik karena penyakit infeksi
maupun konsumsi makanan yang menurun
Berat badan ini
dinyatakan dalam bentuk
indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur)

Ada 2 macam timbangan:


Tipe Salter spring balance:
- Timbangan gantung (Posyandu)
- Maksimum berat 25 kg dengan ketelitian 100 g
Tipe Bathroom scale:
- Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri,
atau
- Menimbang anak bersama ibunya
- Maksimum berat 100 kg dengan ketelitian 100
g

Tipe Salter spring balance:

Tipe Bathroom scale:

Tinggi Badan/Panjang Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi


pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus
kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat
baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu
terutama yang berkaitan dengan keadaan
berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada
masa balita.
Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks
TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga
indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi
Badan) jarang dilakukan karena perubahan
tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya
dilakukan setahun sekali.

Tinggi Badan/Panjang Badan


Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan
gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,
kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun
( Depkes RI, 2004)
Ada 2 macam alat ukur:
Baby length board:
- Untuk bayi dan anak kurang 2 tahun
- Mengukur crown-heel length dengan ketelitian 0,1 cm
Vertical measures (microtoise):
- Untuk anak yang sudah bisa berdiri sendiri (2 tahun
atau >)
- Mengukur tinggi badan dengan ketelitian 0,1 cm

Baby length board:

Panjang Badan

Microtoise

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu


parameter penting untuk menentukan status
kesehatan manusia, khususnya yang
berhubungan dengan status gizi.
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan
lebih jelas dan sensitive/peka dalam
menunjukkan keadaan gizi kurang bila
dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO
bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 %
menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai
masalah gizi yang sangat serius dan
berhubungan langsung dengan angka kesakitan.

Tabel Penilaian Status Gizi berdasarkan


Indeks
BB/U,TB/U,
BB/TB Standart Baku
Indeks
yang
No
Batas Pengelompokan Sebutan Status Gizi
dipakai
Antropometeri WHO-NCHS

BB/U

TB/U

BB/TB

< -3 SD
- 3 s/d <-2 SD
- 2 s/d +2 SD
> +2 SD
< -3 SD
- 3 s/d <-2 SD
- 2 s/d +2 SD
> +2 SD
< -3 SD
- 3 s/d <-2 SD
- 2 s/d +2 SD
> +2 SD

Sumber : Depkes RI 2004.

Gizi buruk
Gizi kurang
Gizi baik
Gizi lebih
Sangat Pendek
Pendek
Tinggi
Sangat Kurus
Kurus
Gemuk

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan


BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil
(persentile) dan skor simpang baku (standar
deviation score = z).
Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegaranegara yang populasinya relative baik (wellnourished), sebaiknya digunakan presentil,
sedangkan dinegara untuk anak-anak yang
populasinya relative kurang (under nourished)
lebih baik menggunakan skor simpang baku
(SSB) sebagai persen terhadap median baku
rujukan ( Djumadias Abunaim,1990)

Tabel 2. Interpretasi Status Gizi


Berdasarkan
Tiga Indeks Antropometri
Indeks yang digunakan
No
Interpretasi
(BB/U,TB/U,
Baku
BB/U BB/TB
TB/U Standart
BB/TB
Antropometeri WHO-NCHS)
1

Rendah
Rendah
Rendah

Rendah
Tinggi

Normal, dulu kurang gizi


Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Sekarang kurang +

2
Tinggi
Rendah
Tinggi
Rendah

Rendah Sekarang kurang


Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang
3
Tinggi
Tinggi, normal
Tinggi
Tinggi Obese
Tinggi
Tinggi Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Pengukuran

Skor Simpang Baku (Zscore) dapat diperoleh dengan


mengurangi Nilai Induvidual Subjek
(NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan
(NMBR) pada umur yang bersangkutan,
hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang
Baku Rujukan (NSBR)

Z-score

= (NIS-NMBR) / NSBR

Contoh:
Diketahui

BB= 60 kg TB=145 cm
Umur : karena umur dengan indeks
BB/U, TB/U dan BB/TB berdasarkan
WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun
maka disini dicontohkan anak laki-laki
usia 15 tahun

Table weight (kg) by age of


boys aged 15 year from WHONCHS
Age
Standard Deviations
Yr mth -3sd

-2sd

-1sd

Media +1sd
n

+2sd

+3sd

15 0

39.9

48.3

56.7

81.6

94.1

31.6

69.2

Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa


1985

Jadi

untuk indeks BB/U adalah


= Z Score = ( 60 kg 56,7 ) / 8.4 = + 0,4
SD
= status gizi baik

LINGKAR LENGAN ATAS


(LiLA)
Diukur

dengan pita ukur non-elastis


Sebagai alternatif bila tidak
memungkinkan mengukur BB dan TB
(keadaan darurat atau untuk skrining)
Nilai ambang batas untuk balita 12,5 13
cm dapat menggantikan interpretasi BB-TB
rendah atau wasting

Software penilaian
antropometri
WHO

anthro-2000
Epi-Info 2000
Nutrisurvey
WHO Anthro 2005.lnk
Epi Info 2002.LNK
ENA for SMART.lnk

Anda mungkin juga menyukai