Hal yang paling mendasar dalam LARAP adalah dampak yang diakibatkan dalam
pemukiman kembali tersebut yaitu kehilangan kekayaan fisik dan non fisik.
Termasuk di dalamnya adalah rumah, lingkungan sosial, tanah produktif, modal
dan sumber pendapatan, nafkah, sumberdaya, lokasi peninggalan budaya, struktur
sosial, jaringan kerjasama dan relasi, identitas/ nilai sosial budaya, mekanisme
tolong menolong.
III – Hal. 1
LARAP Rencana Waduk Cipanas
Proyek-proyek yang merubah pola penggunaan lahan, air dan sumberdaya alam
lainnya dapat menyebabkan dampak pemukiman kembali. Dampak ini sering
timbul akibat pengadaan lahan yang didapat melalui ekspropriasi (tindakan
pemerintah mengambil atau merubah hak milik sesuai dengan kewenangannya)
atau melalui pengaturan lainnya. Perumahan, struktur dan sistem masyarakat,
hubungan sosial dan pelayanan sosial dapat terganggu. Sumber-sumber
produktif, termasuk lahan, pendapatan dan mata pencaharian dapat hilang.
Kultur budaya dan kegotong-royongan yang ada dalam masyarakat dapat
menurun. Kehilangan sumber kehidupan dan pendapatan dapat mendorong
timbulnya eksploitasi ekosistem, kesulitan hidup, ketegangan sosial, dan
kemiskinan. Di perkotaan, penduduk yang tergusur akan menimbulkan
peningkatan tempat-tempat kumuh. Oleh karena itu, orang terkena dampak ini
tidak mempunyai pilihan selain harus mencoba membangun kembali kehidupan,
pendapatan dan segala potensi yang dimilikinya di tempat lain.
III – Hal. 2
LARAP Rencana Waduk Cipanas
III – Hal. 3
LARAP Rencana Waduk Cipanas
III – Hal. 4
LARAP Rencana Waduk Cipanas
waduk
Orang-orang yang terkena dampak (OTD) adalah mereka yang akan mengalami
kerugian sebagai akibat adanya proyek, seluruh atau sebagian kekayaan baik
fisik maupun non fisik, termasuk rumah, masyarakat, lahan produktif,
sumberdaya seperti hutan, persawahan, lokasi penangkapan ikan, kawasan
pusat budaya, barang komersial, barang sewaan, kesempatan memperoleh
pendapatan, jaringan dan kegiatan sosial budaya. Dampak seperti ini bisa
permanen atau bisa sementara. Hal ini sering terjadi karena ekspropriasi
penggunaan wewenang khusus atau ata tana atau pengaturan lainnya.
III – Hal. 5
LARAP Rencana Waduk Cipanas
Relokasi merupakan hal yang sulit dari keseluruhan tugas yang menyangkut
pemukiman kembali, karena membangun kembali kondisi kehidupan dan dalam
beberapa kasusu pemukiman dan pola hidup seluruh masyarakat dapat menjadi
tugas yang menantang. Permasalahan yang sering timbul dalam perencanaan
lokasi :
Apakah diperlukan relokasi untuk semua orang yang terkena dampak ?
Apakah ada pola-pola pemukiman ?
Bagaimana letak rumah mereka satu sama lain saat ini ?
Apakah ada fasilitas sosial masyarakat saat ini di lokasi terkena dampak ?
Berapa sering orang-orang menggunakan berbagai sarana ? Apakah
variasi ini atas dasar musim, jenis kelami, umur, status pendapatan atau
faktor lain ?
Berapa kisaran ukuran lahan dan rata-rata luas lahan di lokasi terkena
dampak ?
Bagaimana tingkat kepadatan pemukiman sekarang ?
Bagaimana tingkat kemudahan menjangkau pusat-pusat pasar dan kota
sekarang ?
Bagaimana pola angkutan dan komunikasi di lokasi terkena dampak ?
Bagaimana pola penggunaan fasilitas agama dan budaya ?
Loksi dan kualitas tempat relokasi baru adalah faktor penting dalam perencanaan
lokasi, karena sangat menentukan hal-hal sebagai berikut: kemudahan menuju
ke lahan usaha, jaringan sosial, pekerjaan, bidang usaha, kredit dan peluang
pasar. Setiap lokasi mempunyai keterbatasan dan peluang masing-masing.
Memilih lokasi yang sama baik dengan kawasan yang dahulu dari segi
kareakteristik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi akan lebih memungkinkan
III – Hal. 6
LARAP Rencana Waduk Cipanas
relokasi dan pemulihan pendapatan yang berhasil. Jadi pemilihan lokasi harus
mempertimbangkan sebagai bagian dari studi.
III – Hal. 7
LARAP Rencana Waduk Cipanas
III – Hal. 8
LARAP Rencana Waduk Cipanas
Suatu rencana LARAP yang dikategorikan “penting” maka wajib bagi pemerintah
untuk:
Mengadopsi tujuan dan prinsip kebijaksanaan untuk diterapkan dalam
kerangka hukum, kebijaksanaan, administratif dan kelembagaannya
sendiri.
Meningkatkan kemampuan pemerintah dan sponsor lain secara efektif
untuk merencanakan dan melaksanakan Pemukiman Kembali Rudapaksa.
Meningkatkan kerangka makro dan kapasitas ANB (anggota negara
berkembang) dalam Pemukiman Kembali Rudapaksa
Membantu pemerintah dan sponsor proyek lainnya dalam mempersiapkan
dan menyerahkan dokumen RPK yang memadai dengan jadwal kegiatan
dan anggaran kepada Bank, sebelum penilaian pinjaman.
Studi LARAP harus memuat lengkap (i) tujuan, kebijaksanaan dan strategi; (ii)
tanggungjawab organisasi; (iii) partisipasi dan integrasi masyarakat dengan
penduduk setempat; (iv) survai sosial ekonomi; (v) kerangka hukum termasuk
mekanisme bagi penyelesaian perselisihan dan prosedur permohonan banding;
(vi) identifikasi lokasi alternatif dan seleksi; (vii) penaksiran dan ganti rugi
kekayaan yang hilang; (viii) kepemilikan, status, pengadaan dan penggantian
lahan; (ix) perlindungan dan pengelolaan lingkungan; (x) perumahan, prasarana
dan fasilitas sosial; (xi) kemudahan mendapat latihan, pekerjaan dan kredit; (xii)
jadwal pelaksanaan, anggaran dan P&E. Termasuk di dalamnya adalah langkah-
langkah yang akan diambil untuk mengurangi atau menghindarkan dampak
Pemukiman Kembali serta tahap persiapan sosial.
Tabel 3.3. Kerangka Rekomendasi untuk Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali
Topik Kerangka
Lingkup Pengadaan lahan dan Jelaskan dengan bantuan peta, lingkup
pemukiman kembali pengadaan lahan dan mengapa diperlukan bai
suatu proyek
Uraikan pilihan alternatif yang dapat memperkecil
dampak dari Larap
Buat ringkasan dampak utama berkenaan
dengan lahan yagn dibutuhkan, kekayaan yagn
hilang dan orang yang dipindahkan rumah dan
mata pencahariaannya
Tentukan tanggungjawab pokok untuk kegiatan
III – Hal. 9
LARAP Rencana Waduk Cipanas
III – Hal. 10
LARAP Rencana Waduk Cipanas
III – Hal. 11
LARAP Rencana Waduk Cipanas
Sesuai dengan uraian yang telah dijelaskan dalam KAK, konsultan memahami
bahwa maksud dan tujuan dari studi Larap ini adalah untuk memperoleh data
mengenai kepemilikan tanah, bangunan, tanaman, dan informasi yang dibutuhkan
secara rinci dalam rangka pelaksanaan pembebasan lahan dan relokasi penduduk
di daerah rencana bendungan Rababaka Komplek serta antisipasi yang mungkin
timbul. Untuk mencapai tujuan ini maka kerangka rekomendasi yang telah ada,
III – Hal. 12
LARAP Rencana Waduk Cipanas
dijelaskan dalam sistem inventarisasi data untuk dikaji oleh setiap pihak yang
terkait.
Sementara sasaran yang hendak dicapai pada studi ini adalah terciptanya
keselarasan dan kesesuaian pelaksanaan bendungan Rababaka Komplek dengan
memperkecil dampak negatif yang timbul dari kegiatan pengadaan tanah dan
pemukiman kembali.
Sesuai dengan uraian yang telah dijelaskan dalam KAK, konsultan memahami
bahwa lingkup kegiatan studi ini secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Mensosialisasikan rencana pengembangan Rababaka Komplek kepada
masyarakat terkena dampak melalui struktur masyarakat yang terkait, instansi
pelaksana, LSM dan organisasi masyarakat setempat, mengapa perlu
adanya pengadaan lahan dan pemukiman kembali.
2. Menginventarisir jumlah kepala keluarga dan jiwa yang terkena dampak,
termasuk inventarisasi atas harta kekayaan, hak milik lahan dan bangunan.
3. Melaksanakan pendataan tanah dan bangunan serta tanaman di atasnya.
4. Melakukan survei kadastral pada daerah rencana genangan
5. Melaksanakan koodinasi dengan aparat pemerintah setempat dan instansi
terkait
6. Melaksanakan koordinasi dan pendekatan dengan tokoh masyarakat yang
memiliki pengaruh pada masyarakat
7. Menginventarisir matapenaharian OTD beserta bentuk matapencahariannya
8. Melaksanakan sosialiasi kepada masyarakat setempat tentang funsi dan
manfaat bendungan Rababaka Komplek, serta rencana tempat relokasi
9. Menginventarisir dan menyusun permasalahan yang dihadapi berdasarkan
urgensi masyarakat
10. Melaksanakan survei dan inventarisasi sikap dan budaya masyarakat
setempat yang menghalangi dan mendukung kegiatan ini
11. Membuat prakiraan biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pembebasan
lahan dan rekolasi penduduk
12. Menyusun rekomendasi yang ada dengan skala prioritas
13. Menyusun skenario penyelesaian masalah yang timbul akibat relokasi
penduduk.
III – Hal. 13
LARAP Rencana Waduk Cipanas
Lokasi kegiatan ini secara administratif meliputi wilayah Kecamatan Manggala dan
Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Provinsi NTB.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini membutuhkan tenaga ahli seperti dibawah ini:
Team Leader,
Tenaga Ahli
Ahli Geodesi
Ahli Kelembagaan dan Kebijakan Publik
Ahli Konservasi Lahan
Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya
Ahli Hokum Pertanahan
Ahli Teknik Lingkungan
Ahli Tata Ruang/ Planologi
Ahli Teknik Sipil
Tenaga Sub Ahli dan Tenaga Pendukung
- Ass. Ahli Geodesi
- Ass. Ahli Sosekbud
- Ass. Ahli Kelembagaan dan Kebijakan Publik
- Ass. Ahli Teknik Sipil
Tenaga Pendukung
Surveyor
Drafman/ Operator CAD
Operator Komputer
Buruh Lapangan
III – Hal. 14
LARAP Rencana Waduk Cipanas
Laporan hasil studi selain berupa buku (hard cover), juga dibuat dalam bentuk 1
(satu) set CD yang bebas virus dengan menggunakan software Microsoft Word,
Microsoft Excel, Microsoft Power Point dan Gambar dalam CAD serta pendukung
lainnya yang digunakan.
Jenis pelaporan yang diminta oleh pihak proyek dapat dilihat pada tabel berikut :
III – Hal. 15
LARAP Rencana Waduk Cipanas
2) Laporan Bulanan
Laporan bulanan adalah laporan hasil pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu)
bulan pada bulan bersangkutan. Laporan bulanan dibuat 5 (lima) rangkap untuk
setiap bulannya dan serahkan kepada Direksi pekerjaan pada setiap akhir bulan
yang bersangkutan.
3) Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan (inception report) berisikan uraian tentang pekerjan
persiapan, mobilisasi tenaga dan peralatan. identifikasi permasalahan dan
metodologi pelaksanaan pekerjaan guna memperoleh hasil yang optimal, rencana
pernecahan masalah yang ada, serta program pelaksanaan.
Inception report harus diserahkan kepada Direksi pekerjaan paling lambat 1 (satu)
bulan setelah SPMK diterbitkan dan dibuat 15 (lima belas) rangkap sebagai bahan
diskusi.
4) Laporan Interim
Laporan interim memuat alternative pemilihan sumber air hasil identifikasi potensi
dan permasalahan yang ada serta konsep sistem penyediaan air baku, laporan
interim harus sudah didiskusikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah SPMK
diterbitkan dibuat dalam rangkap 15 (lima belas) dan diserahkan setelah mendapat
persetujuan direksi pekerjaan.
5) Draf Final Report (Konsep Laporan Akhir/Sementara)
Draft final report memuat laporan semua analisa serta evaluasi, kesimpulan dan
rekomendasi sementara dari hasil pelaksanaan pekerjaan, dan diserahkan kepada
Direksi pekerjaan paling lambat pada minggu ke-2 bulan ke-6 setelah
diterbitkannya SPMK sebanyak 10 (sepuluh) rangkap sebagai bahan diskusi
dengan pihak-pihak lain yang terkait.
6) Final Report (Laporan Akhir)
Final report adalah merupakan hasil perbaikan dan penyempurnaan dari Draft Final
Report yang harus diserahkan kepada Direksi pekerjaan paling lambat 6 (lima)
bulan setelah diterbitkannya SPMK sebanyak 10 (sepuluh) rangkap untuk
didistribusikan kepada pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan.
7) Laporan Penunjang
Laporan penunjang yang harus diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan
adalah meliputi:
a. Executive Summary : 10 buku
b. Laporan Survei Sosial Ekonomi : 5 buku
c. Laporan Survei Kepemilikan Lahan : 5 buku
III – Hal. 16
LARAP Rencana Waduk Cipanas
III – Hal. 17