DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena nikmat dan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas tugas observasi ini dengan tepat waktu. Tak lupa juga kami ucapkan
terimakasih banyak terhadap keluarga dan teman-teman khususnya kepada
Anna Setiyani yang telah membantu kami dalam pelaksanaannya. Kami
menyadari bahwa laporan obeservasi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Demi memperbaiknya di kemudian hari, kami sangat
berharap kritik, saran dan masukan. Semogga laporan ini dapat bermanfaat
bagi yang membacanya.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUHUAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Panti Sosial Tresna Werdha
diartikan sebagai tempat merawat dan menampung Panti Sosial Tresna Werdha
dan Perda No. 15 Tahun 2002 mengenai Perubahan atas Perda No.15 Tahun 2000
Tentang Dinas Daerah, maka Panti sosial Tresna Werdha berganti nama menjadi
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha.
PEMBAHASAN
Panti Sosial Tresna Werdha adalah sarana yang disediakan untuk manula sebagai
tempat tinggal alternatif dengan kebutuhan khusus yang memberikan pelayanan
dan perawatan serta berbagai aktifitas yang dapat dimaanfaatkan manula untuk
mengatasi kemunduran fisik dan mental secara bersama-sama dalam komunitas.
Disini manula berperan mandiri dan tidak dimanjakan sehingga manula terdorong
untuk tetap aktif. Beberapa aktifitas yang dijadwalkan adalah senam pagi,
melukis, menari bermain musik dan lain sebagainya. Selain itu, pelayanan dan
perawatan yang diberikan adalah konsumsi, cek kesehatan secara rutin, terapi dan
lain sebagainya
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 berdiri Tahun 1965 dengan
nama Panti Sosial Tresna Werdha 4 Jakarta Timur berlokasi di Kelurahan Ceger.
Disebabkan ada pelebaran lokasi pembangunan Taman Mini Indonesia Indah
(TMII), maka panti dipindahkan ke Kelurahan Dukuh Kecamatan Kramat
Jati,dengan luas lahan 23.000 m2 dengan memakai sistem pelayanan cottage.
Pada tahun 1999 Kanwil Departemen Sosial Republik Indonesia melimpahkan
asset-asetnya kepada Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Pada Tahun 2002 (Eks Kantor Wilayah Departemen Sosial) Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 dipindahkan ke Jalan Margaguna Radio Dalam
Jakarta Selatan dengan nama Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4
dengan daya tampung sebanyak 200 orang Warga Binaan Sosial (WBS).
Pada Tahun 2014 terjadi perubahan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
( SOTK ) yaitu sesuai dengan Peraturan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Nomor 277 Tahun 2014 pada SKPD Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang
semula Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 menjadi Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia 3.
A. Program Kegiatan
4. Pelayanan kesehatan
6. Rekrasi
1. Pendataan
a. Sasaran
a. tidak ada / tidak di ketahui oleh keluarganya ataupun tidak diurus nyata-
nyata oleh keluarganya
sehingga terlantar
lanjut usia;
2. Penerimaan Layanan
1. Penerimaan
a. Pendekatan Awal
b. Registrasi
2. Bimbingan
b. Bimbingan ketrampilan
b. Resosialisasi
3. Pembinaan lanjut
4. Terminasi / Penyaluran
Sarana Fisik
1. Kantor
2. Ruangan WBS
3. Aula / Lobby Terbuka
4. Poliklinik
5. Dapur umum
6. Musholla
7. Sarana Olahraga (Tennis Lown)
8. Ruangan Ketrampilan
9. Ruangan Isolasi
10. Kendaraan Operasional
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi kami keberadaan Panti Werdha Budi Mulia
dengan segala program dan fasilitas yang ada telah menjadi wadah bagi
masyarakat lansia untuk lebih sering bersosialisasi satu sama lain. Programnyapun
mewadahi lansia untuk menggunakan waktu luangnya untuk berlatih hal-hal yang
bermanfaat atau sekedar berkumpul dengan para lansia lainnya, tentu hal ini dapat
membantu lansia untuk meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat.
Sikap gigih serta kreatif pengelola, kinerja pemerintah serta lansia yang
selalu aktif, serta masyarakat dapat menjadi panutan agar dapat menjalankan
program panti werdha dengan baik. Dewasa ini banyak lansia yang diacuhkan
oleh keluarga atau masyarakat. Kami harap kedepannya dengan membaca laporan
observasi ini dapat menjadi masukan bagi masayarakat lainnya untuk dapat
menghidupkan merangkul kembali para lansia.
LAMPIRAN