Anda di halaman 1dari 25

Teori Kognitif

Anti Darojatun
Dodi Suswandi
Kognitivisme
• Kognitivisme adalah sebuah teori belajar yang didasarkan pada proses
mental yang memediasi pembelajaran dan dalam pembelajaran
membutuhkan konstruksi atau pembentukan kembali skema mental.

• Kognitivisme menitikberatkan pada apa yang dipikirkan oleh pelajar


dalam kerangka memproses informasi untuk disimpan dan dipanggil
kembali.

• Kognitivisme merupakan salah satu paradigma dalam psikologi yang


memandang pembelajaran dalam memproses informasi dalam otak.
Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif merupakan sebuah teori yang luas dan mencoba untuk
menjelaskan tentang proses berpikir dan berbagai proses mental.
Selain itu, teori belajar kognitif juga menjelaskan bagaimana berbagai proses
mental ini dipengaruhi oleh faktor faktor yang berasal dari internal dan
eksternal untuk menghasilkan pembelajaran secara individu.
Teori Kognitif – Jean Piget
Jean Piaget mengemukakan bahwa proses belajar akan terjadi apabila ada aktivitas individu berinteraksi
dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya.Pertumbuhan dan perkembangan individu merupakan
suatu proses sosial. Individu tidak berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu
terikat, tetapi sebagai bagian dari kelompok sosial

Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, individu yang tadinya memiliki pandangan subyektif
terhadap sesuatu yang diamatinya akan berubah pandangannya menjadi obyektif.

Piaget mengemukakan bahwa, perkembangan kognitif memiliki peran yang sangat penting dalam
proses belajar. Perkembangan kognitif pada dasarnya merupakan proses mental. Proses mental tersebut
pada hakekatnya merupakan perkembangan kemampuan penalaran logis (development of ability to
respon logically). Bagi Piaget, berfikir dalam proses mental tersebut jauh lebih penting dari sekedar
mengerti
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget

Tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun) memahami sesuatu atau tentang dunia dengan
mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman
sensoris, (seperti melihat, dan mendengar)

Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun) Individu mulai melukiskan dunia melalui tingkah
laku dan kata-kata. Tetapi belum mampu untuk
melakukan operasi

Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun) Individu mulai berpikir secara logis tentang
kejadian-kejadian yang bersifat konkret.
(sama/tidak sama)

Tahap operasional formal (11 tahun ke atas) individu mulai memasuki dunia “kemungkinan”
dari dunia yang sebenarnya atau individu
mengalami perkembangan penalaran abstrak
Menurut Peaget, ada tiga proses yang Implikasi Teori Kognitif Piaget dalam
mendasari perkembangan individu yaitu Pembelajaran

Asimilasi ialah pemaduan data atau • Individu dapat mengembangkan


informasi baru dengan struktur kognitif pengetahuannya sendiri
yang ada

Akomodasi ialah penyesuaian struktur • Individualisasi dalam pembelajaran


kognitif yang sudah ada dengan situasi
baru

Ekuilibrasi ialah penyesuaian secara


seimbang, terus-menerus yang dilakukan
antara asimilasi dan akomodasi.
Teori Kognitif – J. S. Bruner
Teori kognisi J. S Bruner menekankan pada cara individu mengorganisasikan apa yang telah
dialami dan dipelajari, sehingga individu mampu menemukan dan mengembangkan sendiri
konsep, teori-teori dan prinsip-prinsip melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam
kehidupannya

Untuk meningkatkan proses belajar, menurut Bruner diperlukan lingkungan yang dinamakan
“discovery learnig envoirment” atau lingkungan yang mendukung individu untuk melakukan
eksplorasi dan penemuan-penemuan baru

Menurut Bruner, belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan yang terjadi
dalam proses belajar. Guru harus menciptakan situasi belajar yang problematis, menstimulus
siswa dengan pertanyaanpertanyaan, mencari jawaban sendiri dan melakukan eksperimen
Tingkat perkembangan individu menurut Bruner hampir sama dengan pendapat
Piaget. Menurut Bruner, perkembangan intelektual anak dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu :

Tahap pra-operasional individu belum dapat mengadakan perbedaan


yang tegas antara perasaan dan motif
pribadinya dengan realitas dunia luar.
Tahap operasional konkret individu hanya dapat memecahkan masalah
yang langsung dihadapinya secara nyata.
Tahap operasional formal / Tahap simbolik Individu telah sanggup beroperasi berdasarkan
kemungkinan hipotesis dan tidak lagi dibatasi
oleh apa yang berlangsung dihadapinya
sebelumnya
Menurut Bruner, ada beberapa hal yang perlu Implikasi Teori Belajar Jerome Bruner
diperhatikan dalam pembelajaran agar pengetahuan dalam Pembelajaran
dapat dengan mudah ditransformasikan, yaitu:

• Struktur pengetahuan • Partisipasi aktif individu dan mengenal


perbedaan
• Kesiapan belajar
• Guru sebagai tutor, fasilitator, motivator
dan evaluator
• Motivasi

• Intuisi
Teori Kognitif – Ausubel
Menurut Ausubel belajar haruslah bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan
secara tetap/tidak berubah-ubah dan berhubungan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki sebelumnya.

Menurut Ausubel, belajar dapat dilkasifikasikan ke dalam dua dimensi:

• Dimensi pertama, berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran


disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan.

• Dimensi kedua, menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu
pada struktur kognitif yang ada.
Implikasi Teori Belajar Ausubel dalam
Faktor-faktor dan Syarat Belajar menurut Ausubel
Pembelajaran

• Materi yang akan dipelajari harus bermakna • Kunci keberhasilan dalam belajar terletak pada
secara potensial. Materi pelajaran dikatakan kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau
bermakna secara potensial apabila materi yang dipelajari oleh siswa.
tersebut logis dan relevan dengan struktur
kognitif siswa.

• Siswa yang akan belajar harus bertujuan untuk • Belajar bermakna akan berhasil apabila ada
melaksanakan belajar bermakna, (memiliki motivasi intrinsik dari dalam diri siswa
kesiapan dan minat untuk belajar bermakna).
Teori Kognitif – Gestalt
Menurut teori Gestalt belajar adalah proses pengembangan yang didasarkan pada
pemahaman atau insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian
dalam suatu situasi permasalahan.

Belajar dengan insight adalah sebagai berikut :


• Insight tergantungg dari kemampuan dasar;
• Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan;
• Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala
aspek yang perlu dapat diamati;
• Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit;
• Belajar dengan insight dapat diulangi;
• Insight sekali didapat dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi baru.
Prinsip-prinsip Belajar menurut Teori Gestalt Implikasi Teori Gestal dalam Pembelajaran

• Tujuan belajar adalah untuk mendapatkan • Perilaku bertujuan. Belajar harus terarah
pemahaman atau insight pada tujuan.

• Belajar dimulai dari keseluruhan.


• Pembelajaran akan bermakna apabila
• Individuasi bagian-bagian dari keseluruhan. siswa mampu memahami secara totalitas
terhadap objek yang dipelajar
• Individu belajar dengan menggunakan
pemahaman atau insight.
Teori Belajar Kognitif
Prinsip Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar:
• Pembelajar aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman.
• Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang
telah mereka ketahui.
• Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.
• Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.
Proses Teori Belajar Kognitif

Perhatian Presepsi Pengulangan Pengkodean Penyimpanan Pemanggilan


Kelebihan Teori Belajar Kognitif Kelemahan Teori Belajar kognitif

• Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri. • Teori tidak menyeluruh untuk semua
tingkat pendidikan
• Membantu siswa memahami bahan belajar
• Sulit di praktikkan khususnya di tingkat
secara lebih mudah
lanjut.

• Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit


dipahami dan pemahamannya masih
belum tuntas.
Teori Kognitivistik pada Pendidikan
Kejuruan dan Vokasi
Dalam Pembelajaran Abad 21 menjadikan siswa memiliki kemampuan 4C (critichal
thinking, creativity, collaboration & communication).
Kemampuan 4C ini sangat dibutuhkan untuk menyambut era disruption. Kemampuan
tersebut diantaranya:
• Berpikir kritis, siswa dituntut untuk memiliki rasa kepekaan terhadap
gejala/masalah sosial yang ada di masyarakat.
• Kreatif, pada pembelajaran abad 21 ini siswa tidak hanya lagi dituntut untuk
menghafal serta memahami ilmu yang diberikan oleh guru.
• Kolaborasi, maksud dari kemampuan kolaborasi yakni siswa dituntut untuk
dapat bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah tugas ataupun pekerjaan.
• Komunikasi, Siswa dituntut untuk dapat mengkomunikasikan sebuah pekerjaan
yang telah mereka lakukan kepada guru serta teman-teman kelasnya.
Digunakan Pada pembelajaran Thinking Skills Pada TIVET Modern High Order Thinking Skills
(HOTS):

Anderson & Krathwohl (2001) mengembangkan taksonomi Bloom menjadi mengingat


(remember), memahami, (understand), mengaplikasikan (apply), menganalisis (analyze),
mengevaluasi (evaluate) dan menciptakan (create )

Pembelajaran yang berorientasi pada HOTS


yang melibatkan 3 aspek yaitu;
• Transfer of knowledge
• Critical and Creative
• Problem Solving.
Teori Kognitivistik pada Pendidikan
Kejuruan dan Vokasi
• Pembelajaran TVET membutuhkan keaktifan dalam interakaksi sosial,
membangun ikon, menggunakan simbol-simbol atau bahasa dan
didisplaykan menjadi rumus, model, konsep, algoritma program, dan
sebagainya.

• Belajar dengan memecahkan masalah dari yang sederhana ke yang


komplek.

• Dalam pengembangan kompetensi TVET diperlukan konsep belajar hand-on,


mind on, dan heart on.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai