Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI KURIKULUM

DENGAN MODEL
ILUMINATION
BAYU CIPUTRA SATRIO
ANTY
• Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks
program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang
EVALUASI program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan

• Kumpulan rencana, tujuan, materi pembelajaran, dan


bahkan cara mengajar yang digunakan sebagai
KURIKULUM pedoman oleh para pengajar demi tercapainya tujuan
akhir pembelajaran

• KERANGKA KONSEPTUAL YANG DIGUNAKAN SEBAGA PEDOMAN


MODEL ATAU RUJUKAN DALAM MELAKUKAN PENGUKURAN ATAU
PENILAIAN TERHADAP PELAKSANAAN RENCAANA PELAJARAN

ILUMINATIF DAN PENGGUNAAAN SUMBER-SUMBER PENDIDIKAN TERMASUK


PENCAPAIAN TUJUAN
TUJUAN MODEL ILUMINATION
• Mengadakan studi yang cermat terhadap sistem yang bersangkutan,
studi difokuskan pada permasalahan bagaimana implementasi suatu
sistem dipengaruhi oleh situasi sekolah, tempat sistem tersebut
dikembangkan, keunggulan, kelemahan, serta pengaruhnya terhadap
proses belajar siswa.
Hasil Evaluasi

HASIL EVALUASI
(2)
DESKRIPSI
Catatan.
Interprestasi
Bukan pengukuran
dan prediksi
sebagaimana model
sebelumnya
Objeck Evaluasi ilumination

Latar Belakang

Perkembang sistem

Proses Implementasi Sistem

Hasil Belajar
Langkah Observasi. Mengamati kegiatan yang berlangsung dalam
lembaga pendidikan
Evaluasi Didukung. Wawancara, Kuesioner, Tes, dan Studi Documenter
Iluminatif
Inkuiri Lanjutan. Pedomannya hasil observasi sebagai
pemantapan validasi isu, kecenderungan dan permasalahan-
permasalahan untuk menarik kesimpulan

Penjelasan. Evaluator menunjukan prinsip umum dan pola


hubungan sebab-akibat, sebagai penjelasan rasional berhasil
atau gagalnya kegiatan lingkungan pendidikan
Iluminatif Model

Keungulan Keterbatasan
1. Kegiatan penilaian tidak didahului oleh adanya perumusan
Menekankan pentingnya dilakukan penilaian yang kontinu kriteria secara eksplisit
selama proses pelaksaan pendidikan sedang berlangsung
2. Objektivitas penilaian yang dilakukan perlu dipersoalkan

3. Adanya kecenderungan untuk menggunakan alat penilaian


Jarak antara pengumpulan data dan laporan hasil peniaian yang “Trbuka” dalam arti kurang spesifik dan berstruktur
cukup pendek sehingga informasi yang hasil dapat digunakan 4. Tidak menekankan pentingnya penilaian terhadap program
pada waktunya bahan-bahan kurikulum selama bahan-bahan tersebut disusun
dalam tahap perencanaan.
Model Iluminatif didasarkan pada paradigm
Anthropologi social memiliki Dua Konsep

Sistem Instruksional Lingkungan Belajar


• Perencaaan pengajaran yang menggunakan • Lingkungan social-psikologis dan materi atau
pendekatan sistem (komponen atau elemen interaksi antara guru dengan siswa
yang berhubungan), atau sistem pengajaran
yang terdiri dari komponen yang saling
berinteraksi dan saling berhubugan satu
sama lain untuk mencapai tujuan
Model Dasar Sistem Instruksional.
 Model merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
atau rujukan dalam melakukan suatu kegiatan
 Sistem adalah seperangkat bagian-bagain atau komponen di mana yang satu
sama lain saling berkaitan dan berintekrasi dalam mencapai suatu tujuan
 Instruksi. Proses pembelajaran yang merupakan bentuk operasional
pelaksanaan kurikulum
 Tatanan aktivitas belajar-mengajar yang mengandung dimensi perencanaan
kegiatan belajar-mengajar. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
menerapkan tujuan, isi, proses dan evaluasi pengajaran
 Model kurikulum/pengajaran dikembangkan oleh Tyler (1948) dapat diterima
sebagai model dasar sistem instruksional dan dari situ.
Model Dasar Lingkungan Belajar

Menciptakan lingkungan belajar yang baik

Pengorganisasian kelas

Pemanfaatan Sumber Belajar

Pajangan

Ketrampilan Bertanya
Model Generik Pengelolaan Pembelajaran
• Konsep dan Masalah pengelolaan Kelas.
1. Pengelolaan kelas menyangkut berbagai unsur yakni. Guru, peserta didik, sarana
belajar-mengajar, dan iklum kelas secaara keseluruhan.
2. Pengelolaan kelas memiliki hubungan timbal balik dengan proses pembelajaran
3. Pengelolaan kelas mencakup tiga dimensi:
a) Perilaku guru yang dapat menghasilkan keterlibatan pembelajaran yang tinggi
dalam kegiatan kelas
b) Perilaku mengganggu dari pembelajaran yang sangat minimal
c) Pengunaan waktu belajar yang efisien.
4. Guru sebagai manajer kelas yang baik menuntut penguasaan keterampilan pengelolaan
kelas yang baik dan perlu menghindari hal-hal yang menjadi ciri manajer kelas yang tidak
efektif.

Anda mungkin juga menyukai