Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yufiter Garlay L.

Benamen

NPM : 202186206052

Kelas :B

Tugas : Ringkasan Teori Kognitif

1. Pengertian Teori Belajar Kognitif


Kognitif berasal dari kata cognition, yang memilki persamaan dengan knowing,
yang berarti mengetahui. Kognitif merupakan kemampuan berpikir yang dimiliki seorang
individu untuk memahami keterampilan dan konsep baru, maupun untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada di sekitarnya. Setiap individu memiliki tingkat kemampuan
kognitif yang berbeda-beda. Menurut pandangan teori ini, tingkah laku seseorang sangat
ditentukan oleh pemahamannya terhadap situasi yang berkaitan dengan tujuan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa teori belajar kognitif adalah teori belajar yang
ingin menekankan kemampuan berpikir lebih kompleks serta melakukan pemecahan
masalah dibandingkan dengan hanya sekedar menguasai pengetahuan umum lewat
hafalan atau latihan saja.

Teori Belajar Kognitif menurut Piaget


Jean Piaget merupakan psikolog Swiss (1896-1980) yang ahli dalam perkembangan
kognitif di abad ke dua puluh. Teorinya banyak dirujuk dalam dunia pendidikan, terutama
mengenai teori belajar kognitif. Djiwandono (2018, hlm. 72-73) mengungkapkan bahwa
perkembangan kognitif menurut Piaget dibedakan menjadi 4 tahapan perkembangan,
yaitu sebagai berikut.
1. Sensory-motor, usia 0 – 2 tahun.
Kemampuan pada tahap sensomotorik merujuk pada konsep permanensi objek, yaitu
kecakapan psikis untuk mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada.
2. Praoperasional, usia 2 – 7 tahun.
Kemampuan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di
sekitarnya. Cara berfikirnya masih egosentris dan terpusat.
3. Concrete Operational, usia 7 – 11 tahun
Mampu berpikir dengan logis dan konkret. Memperhatikan lebih dari satu dimensi dan
juga dapat menghubungkan antar dimensi. Kurang egosentris dan belum bisa berpikir
abstrak.
4. Formal Operational, usia remaja – dewasa.
Mampu berpikir secara abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah hingga
kemudian menyelesaikan masalah.
2. Ciri Belajar Kognitif
Melalui pemaparan teori kognitif Piaget di atas, kita dapat menarik implikasi-
implikasi dasar yang dapat menjadi ciri belajar kognitif. Beberapa ciri tersebut adalah
sebagai berikut.
 Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak
sekedar pada hasilnya.
Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang
digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. Pengamatan belajar yang
sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap kognitif siswa, dan jika guru
penuh perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai pada
kesimpulan tertentu, barulah guru dapat dikatakan berada dalam posisi
memberikan pengalaman sesuai yang dimaksud.
 Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif
dalam kegiatan belajar.
Dalam kelas, Piaget menekankan pengajaran pengetahuan jadi (ready made
knowledge) tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan
sendiri pengetahuan itu (discovery) melalui interaksi spontan dengan
lingkungannya. Oleh karena itu guru dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan
secara langsung dengan dunia fisik.
 Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan.
Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan
perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan
yang berbeda. Sebab itu guru mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan
kelas dalam bentuk kelompok kecil dari pada bentuk kelas yang utuh (Trianto,
2019, hlm. 18).

3. Prinsip Kognitivisme
Teori belajar kognitif telah banyak digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan
proses pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsipnya. Menurut Hartley dan Davies (dalam
Daryanto & Rachmawati, 2015, hlm. 67-68) prinsip-prinsip kognitivisme adalah sebagai
berikut.
1. Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila
pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
2. Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sifatnya sederhana ke materi yang
sifatnya lebih rumit.
3. Belajar dengan memahami akan lebih baik dibanding menghapal tanpa
pengertian.
4. Perbedaan individu pada setiap peserta didik haus diperhatikan karena sangat
mempengaruhi proses belajar.
4. Jenis Pengetahuan Kognitif

Menurut pendekatan kognitif, unsur penting dalam proses pembelajaran adalah


pengetahuan yang dimiliki individu itu sendiri sesuai dengan situasi belajarnya.
Tentunya situasi belajar ini juga ditentukan oleh jenis pengetahuan yang sedang
dipelajari. Menurut  (Suyono & Hariyanto, 2016, hlm. 75) perspektif pengetahuan
kognitif terbagi menjadi tiga berdasarkan jenis-jenisnya, yakni sebagai berikut.

1. Pengetahuan deklaratif,
adalah pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata atau disebut pula
pengetahuan konseptual. Pengetahuan deklaratif jangkauannya luas, dapat
berupa fakta, konsep, generalisasi, pengalaman pribadi atau tentang hukum dan
aturan.
2. Pengetahuan prosedural,
adalah pengetahuan tentang langkah-langkah atau proses-proses yang harus
dilakukan atau pengetahuan tentang bagaimana untuk melakukan sesuatu.
Pengetahuan ini dicirikan oleh adanya praktik dari suatu konsep.
3. Pengetahuan kondisional,
adalah pengetahuan tentang kapan dan mengapa suatu pengetahuan deklaratif
dan pengetahuan prosedural digunakan. Pengetahuan ini dianggap sangat
penting karena menentukan kapan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat
dalam pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai