Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

GAMBARAN PELAYANAN KESEHATAN SECARA KHUSUS DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA (PSKW) SIDOARUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Disusun oleh: Rianingsih Yeni Trilestari Waris Nurhayati Fitriani Sugeng Widodo RR Wahyu Trisna Puspajati Ratih Suryaningtyas Ni Putu Isabela Sudewi Ida Fajarini Elfani Febria Rahmawati Antonius Fendy Kristiawan NIM. P07120108025 NIM. P07120109039 NIM. P07120109038 NIM. P07120109036 NIM. P07120109030 NIM. P07120109026 NIM. P07120109021 NIM. P07120109015 NIM. P07120109010 NIM. P07120109003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Panti Sosial Karya Wanita Yogyakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi DIY sebagai lembaga pelayanan masyarakat (Public Service) yang memberikan pelayanan konsultasi, rehabilitasi dan pelayanan sosial untuk membantu merubah sikap dan perilaku psikologis wanita rawan sosial psikologis (WRSP), keluarga dan lingkungan.

B. Latar Belakang Didirikannya PSKW Globalisasi Industrialisasi Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Krisis Ekonomi

Meningkatnya kebutuhan hidup Persaingan hidup Keterbatasan kemampuan Ketidakmampuan untuk beradaptasi

Menurunnya tingkat ekonomi Penyimpangan norma dan perilaku Meningkatnya masalah sosial Menurunnya kualitas kesehatan Menurunnya tingkat keamanan

Maraknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

C. Sejarah Didirikannya PSTW Pada tahun 1981, Kanwil Depsos Provinsi DIY mendirikan tempat rehabilitasi wanita rawan sosial psikologis dengan nama Sasana Rehabilitasi Karya Wanita (SRKW). Tahun 1995 nama SRKW berubah menjadi Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta sesuai dengan Keputusan Menteri Sosial RI No. 22/HUK/1995. Kemudian pada tahun 2002, dengan dibubarkannya Departemen Sosial, dalam era otonomi daerah PSKW menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dengan Peraturan Daerah Provinsi DIY Jo SK Gubernur Nomor 160 Tahun 2002 tentang Uraian tugas dan tata kerja di UPTD di lingkungan Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan sosial Provinsi DIY . selanjutnya pada tahun 2008 diterbitkan Peraturan

Daerah Nomor : 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata KerjaDinas Sosial Provinsi DIY dan Peraturan Daerah Nomor : 36 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD Provinsi DIY. D. Visi dan Misi 1. Visi Terwujudnya wanita yang bermanfaat, berguna, dan mandiri. 2. Misi a. Meningkatkan sumberdaya wanita melalaui pelatihan pelatihan sosial, mental, ketrampilan usaha untuk kemandirian b. Melindungi dan meningkatkan martabat wanita melalui rehabilitasi dan pelayanan sosial c. Meningkatkan peran wanita dalam pembangunan d. Mengembangkan teknologi pelayanan dan potensi pegawai melalui studi dan penelitian, sebagai laboratorium e. Menggali potensi masyarakat untuk dapat berpartisipasi melalui informasi dan kegiatan sosial kemasyarakatan PSKW f. Mengembangkan jalinan kerja dan jaringan sosial untuk

pengembangan PSKW

E. Tujuan Tujuan adanya PSKW yaitu untuk memulihkan kembali harga diri, kepercayaan diri, tanggungjawab sosial yang berkualitas serta kemauan dan kemampuan agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan dan penghidupan bermasyarakat yang normatif.

F. Sasaran Sasarannya meliputi Wanita Rawan Sosial Psikologis (WRSP) yaitu wanita usia 15 35 tahun dengan kondisi pribadi dan lingkungan rawan penyimpangan norma dan apabila tidak segera ditolong akan menimbulkan penyimpangan sosial. Ciri permasalahan WRSP antara lain: 1. Wanita yang merasakan kehilangan kasih sayang, krisis kepercayaan diri, merasa tersisih/terlantar dan dalam keputusasaan. 2. Wanita korban tindak kekerasan

3. Wanita Tuna Susila atau Mantan Tuna Susila 4. Ibu rumah tangga yang mengalami permasalahan dalam rumah tangga G. Sistem dan Waktu Pelayanan 1. Sistem Sistem yang digunakan yaitu Penyelenggaraan Rehabilitasi melalui sistem panti yaitu sistem pelayanan yang memerlukan pelayanan sercara khusus dan intensif di PSKW agar dengan sadar tidak kembali melakukan masyarakat. 2. Waktu Waktu disesuaikan dengan kemampuan warga binaan, kurang lebih 1 tahun. H. Struktur Organisasi Secara keseluruhan, PSKW Yogyakarta memiliki 31 orang pegawai yang terdiri dari 21 orang PNS dan 10 orang honorer. Untuk struktur organisasi di PSKW sebagai berikut: penyimpangan-penyimpangan sesuai norma sosial di

KEPALA PANTI

KEPALA SUB BAGIAN UMUM TATA USAHA

FUNGSIONAL PEKERJA SOSIAL

KEPALA SEKSI PERLINDUNGAN DAN REHABILITASI SOSIAL

I.

Tahap Pelayanan 1. Tahap Sosialisasi a. Penyebarluasan informasi b. Penjangkauan c. Rekrutmen klien 2. Tahap Penerimaan Klien a. Pendekatan awal b. Orientasi dan konsultasi c. Identifikasi d. Motivasi e. Seleksi f. Registrasi

g. Assessment h. Penempatan dalam program pelayanan 3. Tahap Rehabilitasi Sosial

Bimbingan Fisik, Mental, Sosial dan Ketrampilan 4. Tahap Resosialisasi a. b. c. Bimbingan kesiapan dan peran serta masyarakat Bimbingan usaha/kerja Penyaluran

5. Tahap Bimbingan Lanjut a. b. c. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat Bimbingan penempatan usaha/kerja Bantuan pengembangan usaha/kerja

6. Tahap Terminasi a. b. Penutupan pencatatan kasus klien Penutupan hubungan pelayanan

J. Sumber Dana Kegiatan pelayanan di PSKW Yogyakarta dibiayai dengan dana APBD Pemerintah Propinsi DIY.

K. Sarana dan Prasarana 1. Kapasitas tampung 2. Kapasitas isi 3. Jangkauan pelayanan 4. Luas tanah 5. Luas bangunan 6. Bukti kepemilikan a. Sertifikat b. Status tanah 7. Kantor 8. Aula 9. Asrama 3 unit a. Kunthi b. Sembodro c. Srikandi 10. Ruang pendidikan : 120 m2 : 120 m2 : 120 m2 : 120 m2 : ada : hak pakai : 240 m2 ( L.Dasar ) : 240 m2 ( L.Atas ) : 65 orang : 50 orang : D.I.Yogyakarta : 9.995 m2 : 1750 m2

11. Ruang keterampilan Menjahit: 180 m2 Bordir,Ruang Pameran

(Shaltered Workshop) 12. Ruang Tata Rias 13. Ruang Olahan Pangan 14. Ruang Poliklinik 15. Ruang Konsultasi 16. Ruang Dapur/makan 17. Ruang Musholla 18. Rumah Petugas 19. Gudang 20. Gasebo 21. Emergency 22. Lapangan OR/Upacara 23. Lahan Kebun : 70 m2 : 70 m2 : 70 m2 : 70 m2 : 160 m2 : 50 m2 : 36 m2 : 53 m2 : 68 m2 : 36 m2 : 680 m2 : 1.350 m2 : 1.300 m2 : 1 unit : 1 unit : Motor 30 m2 dan Mobil 40 m2

24. Lahan Pertanian/perikanan : 1.000 m2 25. Pagar pengamanan 26. Pintu Gerbang 27. Gardu Satpam 28. Garasi dan Tempat Parkir

29. Sarana transportasi/komunikasi a. Kendaraan roda 4 b. Kendaraan roda 2 : 1 unit : 3 unit : 1 unit/saluran : 1 unit, 6 saluran

c. Telepon 30. Aiphone L. Mitra Kerja 1. Rekruitmen Calon Klien

Pilar-pilar partisipasi usaha kesejahteraan sosial antara lain: a. Masyarakat (PSM, KT, dll) b. Organisasi sosial / LSM c. PKK d. Jajaran Pemerintahan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta hingga tingkat Desa/Kelurahan. 2. Bimbingan Fisik a. Puskesmas b. RSU Pusat/ Daerah/ PKBI

c. Pengabdian masyarakat dan Perguruan Tinggi d. PORPI 3. Bimbingan Mental Sosial a. b. c. d. e. f. Departemen agama Tokoh agama Tokoh Masyarakat Perguruan Tinggi Polres / Polsek Volunteer

BAB II PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pelayanan

Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) merupakan panti sosial yang menangani wanita yang bermasalah atau rawan sosial psikologis, namun demikian dalam perjalanan atau prakteknya tidak terlepas dari masalah kesehatan fisik. PSKW memiliki fasilitas-fasilitas dan kegiatan kesehatan yang lebih menekankan pada masalah preventif. Fasilitas dan kegiatan tersebut antara lain promosi kesehatan, konseling dan pelayanan klinik. 1. Promosi kesehatan Promosi kesehatan di PSKW dilakukan dengan pemberian

penyuluhan kesehatan oleh dokter dari puskesmas dan dari petugas PKBI. Penyuluhan ini dilakukan setiap satu minggu sekali. Pada minggu pertama dan ketiga diadakan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan reproduksi dan kekerasan terhadap wanita yang dilakukan oleh petugas dari PKBI serta pada saat minggu kedua dan keempat diadakan penyuluhan kesehatan oleh dokter dari puskesmas. Penyuluhan kesehatan dilakukan di dalam kelas dengan metode komunikasi dua arah, Dalam kegiatan ini kelayan bebas menanyakan tentang masalah kesehatan yang sesuai dengan tema pada saat itu. Waktu pelaksanaan penyuluhan dilakukan pada siang hari pada pukul 13.30 WIB-15.00 WIB.

2. Konseling Kegiatan konseling yang ada di PSKW biasanya dilakukan oleh seorang psikolog dan pekerja sosial yang sudah dibekali ilmu psikologi. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu maupun secara kelompok di dalam ruangan konseling. Waktu konseling dilakukan secara incidental dan tidak memiliki waktu khusus. Tujuan dari kegiatan konseling adalah untuk menggali permasalahan psikologi penghuni secara lebih mendalam guna menentukan penanganan yang tepat dalam rangka penyelesaian masalah yang dialami klien.

3. Pelayanan klinik Di PSKW terdapat poliklinik, namun dalam pemanfaatnya belum maksimal. Pelayanan klinik hanya beroperasi saat ada dokter dari puskesmas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dilayani meliputi keluhan ringan seperti sakit kepala, sakit gigi, sakit perut, panu, dan lain lain. Untuk kasus yang lebih

kompleks yang sekiranya tidak bisa ditangani, pihak panti akan langsung membawa ke puskesmas pembantu atau ke Rumah Sakit Daerah Sleman. Sarana dan prasarana yang ada poliklinik PSKW antara lain tensimeter, timbangan badan, snellen chart, bed, stetoskop, obat obatan ringan, wastafel, dan lain lain.

4. Fasilitas kesehatan lain Di PSKW juga menyediakan alat P3K yang disediakan di setiap wisma. Pemeriksaan darah dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh Pemerintah Daerah setempat. Sesekali penghuni panti diajak oleh pengelola untuk melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi. Jika terjadi kasus yang lebih kompleks, penghuni panti akan segera dirujuk ke Rumah Sakit. B. Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan di PSKW sebagian besar berasal dari APBD Kabupaten Sleman. Sedangkan pembiayaan kesehatan lain berasal dari APBN. Jika penghuni panti mengalami masalah kesehatan yang seperti diharuskan untuk rawat inap dan operasi yang

kompleks

membutuhkan biaya yang besar, PSKW dibantu oleh BAPEL JAMKESOS dalam pembiayaan dengan JAMKESOS Kelompok. C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan terdapat beberapa

hambatan, yaitu : 1. Keterbatasan SDM Jumlah pengelola panti 31 orang. 21 PNS dan 10 honorer. Dari semua pegawai panti berlatar belakang pendidikan sosial dan tidak ada pegawai yang berlatar belakang pendidikan kesehatan. 2. Keterbatasan biaya Dana yang dianggarkan tidak sebesar kebutuhan dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan. 3. Manajemen pelaksanaan pelayanan kesehatan Manajemen pelayanan berkaitan dengan pembiayaan. 4. Sarana dan prasarana

Alat alat pemeriksaan di panti tidak lengkap.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawancara pada petugas Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) dapat disimpulkan bahwa : 1. PSKW memiliki berbagai program pelayanan kesehatan sebagai upaya preventif antara lain promkes, konseling, dan poliklinik. 2. Pelayanan kesehatan sebagai upaya preventif belum berjalan dengan maksimal. 3. Masalah pendanaan, fasilitas, dan SDM merupakan kendala utama dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

B. Saran 1. Sebaiknya di PSKW ada petugas kesehatan yang khusus membantu pelayanan kesehatan. 2. Program-program pelayanan kesehatan yang telah ada seperti promkes, konseling dan pelayanan klinik sebaiknya dijalankan dan dilaksanakan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai