Anda di halaman 1dari 7

HIPERTENSI

Hipertensi adalah masalah kesehatan utama pada negara maju. Meskipun


kadang-kadang bermanifestasi sebagai serangan akut dan agresif, tekanan darah
tinggi pada umumnya lebih sering bersifat asimptomatik selama bertahun-tahun.
Kondisi ini sering disebut sebagai hipertensi jinak, walaupun faktanya sama sekali
tidak jinak. Selain meningkatkan risiko terkena strok dan penyakit jantung koroner
aterosklerotik, hipertensi dapat mengakibatkan hipertrofi jantung dan gagal jantung
(penyakit jantung hipertensi), diseksi aorta, demensia multi-infark, dan gagal ginjal.
Meskipun jalur molekuler regulasi tekanan darah telah dimengerti dengan baik,
namun mekanisme yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada sebagian besar
orang masih belum diketahui. Pengertian yang diterima saat ini adalah
"hipertensiesensial" terjadi akibat kerja sama berbagai polimorfisme genetik (yang
jika tunggal tidak banyak berarti) serta faktor-faktor lingkungan, yang berkonspirasi
meningkatkan volume darah dan atau resistensi perifer.1

Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC VII :2


obat antihipertensi yang akan diberikan kepada pasien yang
terdiagnosis hipertensi

Diuretik3
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan
curah jantung dan tekanan darah . Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretik juga
menurunka.n resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensinya. Efek ini
diduga akibat penurunan natrium di ruang interstisial dan di dalam sel otot polos
pembuluh darah yang selanjutnya menghambat influks kalsium. Hal ini terlihat jelas
pada diuretik tertentu seperti golongan tiazid yang mulai menunjukkan efek
hipotensif pada dosis kecil sebelum timbulnya diuresis yang nyata. Pada pemberian
kronik curah jantung akan kembali normal, namun efek hipotensif masih tetap ada.
Efek ini diduga akibat penurunan resistensi perifer.

Adapun golongan obat diuretic ini terdiri dari :

 GOLONGAN TIAZID
Obat golongan ini bekerja dengan menghambat transport bersama
(symport) Na-Cl di tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na+ dan Cl
meningkat.
Tiazid dapat digunakan sebagai obat tunggal pada hipertensi ringan sampai
sedang, atau dalam kombinasi dengan antihipertensi lain bila TD tidak
berhasil diturunkan dengan diuretik saja. Tiazid jarang menyebabkan
hipotensi ortostatik dan ditoleransi dengan baik, harganya murah, dapat
diberikan satu kali sehari, dan efek antihiperetensinya bertahan pada
pemakaian jangka panjang .

0bat Dosis (mg) pemberian sediaan


hidrokorotiazid 12,5-25 1 x sehari Tab 25 dan 50 mg
klortalidon 12,5-25 1 x sehari Tab 50 mg
indapamid 1,25-2,5 1 x sehari Tab 2,5 mg
Bandroflumetiazid 2,5-5 1 x sehari Tab 5 mg
Metolazon 2,5-5 1 x sehari Tab 2,5 ; 5 dan 10 mg
Metolazon rapid 0,5-1 1 x sehari Tab 0,5 mg

Beta adrenergic blocking agents3


Jenis obat ini efektif terhadap hipertensi. obat ini menurunkan irama jantung
dan curah jantung. Betablocker juga menurunkan pelepasan renin dan lebih efektif
pada pasien dengan aktivitas renin plasma yang meningkat.
Beberapa mekanisme aksi antihipertensi diduga terdapat pada golongan obat ini,
mencakup:
1. Menurunkan frekuensi irama jantung dan curah jantung
2. Menurunkan tingkat renin plasma
3. Memodulasi aktivitas eferen saraf perifer
4. Efek sentral tidak langsung
Betabloker merupakan kelas obat yang heterogen dengan derajat yang berbeda
terhadap kardioselektivitas dan variasi aktivitas intrinsik-simpatomimetik.
Propanolol
Dosis : Dosis sebesar 20-40mg diberikan per oral, sebanyak 2-3xsehari

Dosis boleh ditambahkan dengan jarak mingguan sesuai dengan respon pasien

Dosis maks:480mg/hari

Cara penggunaan : hati – hati pada pasien dengan asma bronkial dan ibu hamil

Aluminium hidroksida dan etanol dapat mempengaruh absorbs


ACE – inhibitor3
ACE – inhibitor sudah bertambah sering digunakan terhadap hipertensi ringan
dan sedang. Cara kerja utamanya ialah menghambat sistem renin-angiotensin-
aldosteron, namun juga menghambat degradasi bradikinin, menstimulasi sintesis
prostaglandinvasodilating, dan kadang-kadang mereduksi aktivitas saraf simpatis.
Suatu penelitian yang besar, acak, berkelola placebo, menunjukkan bahwa
ACE – inhibitor remipril mengurangi serangan jantung sebanyak 22% (risiko relative
0,78) dan kematian sebanyak 16% pada orang yang beresiko tinggi.
Obat Sediaan Dosis
Catopril Tab 12,5; 15; 50 mg 2 x 12,5 mg
Ramipril Tab 1,25; 2,5; 5 mg 1 x 1,25 mg
Lisinopril Tab 5; 10 mg 1 x 5 mg

Calcium Chanel Blocker3


calcium channel blockers mengikat saluran kalsium ditemukan di pembuluh
darah. Sebagai hasil dari blokade saluran kalsium, CCBs menyebabkan vasodilatasi
(pelebaran) pembuluh darah. Hal ini menyebabkan tekanan pada jantung menurun
dan menurunkan tekanan darah.

Blockade kanal calcium di myocardial dan otot vascular menghambat masukan


ion CA2+ ekstracelluler tidak ada kontraksi dilatasi tekanan darah
menurun.
Obat Dosis (mg/hari)
Amiodipine 2,5-10 mg
Felodipine 2,5-5 mg
Isradipine 5-10 mg
Nicardipine 60-120 mg
Nisoldipine 17-34 mg

Antagonis Aldosteron3
Antagonis aldosteron adalah pengobatan lini kedua lain untuk hipertensi. Antagonis
aldosteron termasuk spironolactone dan eplerenon memblokir tindakan aldosteron.
Biasanya, aldosteron meningkatkan penyerapan garam dan air dalam ginjal, yang
meningkatkan volume dalam aliran darah dan meningkatkan tekanan darah. Sistem
kerja dari obat golongan ini adalah dengan menghalangi aldosteron, volume dalam
aliran darah akan turun, sehingga tekanan darah akan turun.

Beberapa obat anti hipertensi yang direkomendasikan pada kondisi


tertentu :4

Golongan obat anti hipertensi yang lebih superior dibandingkan


golongan antihipertensi lainnya4
Terapi lini pertama untuk kebanyakan pasien Petunjuk dari JNC 7
merekomendasikan diuretik tipe tiazid bila memungkinkan sebagai terapi lini pertama
untuk kebanyakan pasien, baik sendiri atau dikombinasi dengan salah satu dari kelas
lain (ACEI, ARB, penyekat beta, CCB).2 Diuretik tipe thiazide sudah menjadi terapi
utama antihipertensi pada kebanyakan trial. Pada trial ini, termasuk yang baru
diterbitkan Antihypertensive and LipidLowering Treatment to Prevent Heart Attack
Trial (ALLHAT), diuretik tidak tertandingi dalam mencegah komplikasi
kardiovaskular akibat hipertensi. Kecuali pada the Second Australian National Blood
Pressure Trial; dimana dilaporkan hasil lebih baik dengan ACEI dibanding dengan
diuretik pada laki-laki kulit putih. Diuretik meningkatkan efikasi antihipertensi dari
banyak regimen obat, berguna dalam mengontrol tekanan darah, dan harganya lebih
dapat dijangkau dibanding obat antihipertensi lainnya. Sayangnya disamping
kenyataan ini, diuretik tetap kurang digunakan (underused). Pada gambar 2 dapat
dilihat algoritme pengobatan hipertensi. Rekomendasi ini terutama untuk pasien tanpa
indikasi khusus dan berdasarkan bukti terbaik yang ada yang menunjukkan
penurunan mortalitas dan morbiditas. Walaupun begitu, diuretik juga berguna pada
pasien dengan indikasi tertentu, tetapi tidak selalu sebagai obat pilihan pertama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Robbins, Cotran dan Kumar. 2010. Buku Ajar Patologi. 7th ed. :
Jakarta: EGC
2. Martin Jeffery. Hypertension Guidelines: revisiting the JNC 7
Recommendations. Thr journal of lancaster general hospital.2008.vol
3. no.3.
3. Gunawan, gan sulistia. Farmakologi dan terapi edisi 5. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2007.
4. Pharmatceutical Care untuk PenyakitHipertensi. Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasiandan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan 2006

Anda mungkin juga menyukai