Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

“TUMOR GINJAL”

DISUSUN OLEH:

Kelompok 7

Ayu Widya P. (161397)

Eriskha Ayu H. P. (161405)

Ferdinan Adi N. (161408)

Marta Indah T. R. (161413)

DIPLOMA III AKPER PANTI WALUYA MALANG


Jl. YULIUS USMAN NO 62 MALANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan kasih karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Tumor
Ginjal” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kami tentang “Tumor Ginjal”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat kedepannya, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Terima Kasih,

Malang, 10 November 2017

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
2.1 Definisi .......................................................................................................... 6
2.2 Etiologi .......................................................................................................... 6
2.3 Tanda dan Gejala ........................................................................................... 7
2.4 Patofisiologi................................................................................................... 7
2.5 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................. 8
2.6 Penatalaksanaan ............................................................................................. 9
2.7 Prognosis ..................................................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................. 11
ASKEP TEORI ..................................................................................................... 11
3.1 Pengkajian .................................................................................................. 11
3.2 Analisa Data ................................................................................................ 12
3.3. Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 14
BAB IV ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................. 18
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 18
4.2 Saran-Saran ................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan
melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisma tubuh.
Penkajian keperawatan pada system perkemihan adalah salah satu dari
komponen dari proses keperawatan yang merupakan suatau usaha yang
dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari klien meliputi
usaha pengumpulan data, membuktikan data tentang status kesehatan seorang
klien. Keahlian dalam melakukan observasi komunikasi, wawancara, dan
pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses keperawatan.
Tumor ginjal merupakan tumor urogenetalia nomor tiga terbanyak setelah
tumor prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan
ultrasonografi abdomen sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring)
di klinik-klinik rawat jalan, makin banyak ditemukan kasus-kasus tumor ginjal
yang masih dalam stadium awal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada
orang dewasa. Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang
sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada
orang dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosis tiap tahun di Amerika Serikat.
75% ditemukan pada anak-anak yang normal, 25%nya terjadi dengn kelainan
pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien
bertahan hidup hingga 5 tahun. Kanker ginjal sedikit lebih banyak terjadi pada
laki-laki dibanding wanita (2:1) dan umumnya terdiagnosa pada usia antara 50-
70 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia berapa saja juga.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian tumor ginjal?
b. Apa etiologi dari tumor ginjal?
c. Apa tanda dan gejala tumor ginjal?
d. Bagaimana patofisiologi tumor ginjal?
e. Apa sajakah pemeriksaan penunjang untuk tumor ginjal?
f. Bagaimana penatalaksanaan pada tumor ginjal?
g. Bagaimana prognosis pada tumor ginjal?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari tumor ginjal
b. Untuk mengetahui etiologi dari tumor ginjal
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari tumor ginjal
d. Untuk mengetahui patofisiologi pada tumor ginjal
e. Untuk mengetahui berbagai pemeriksaan penunjang untuk penyakit tumor
ginjal
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien tumor
ginjal
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. Tumor
Ginjal atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-
anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa.

2.2 Etiologi
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan
membelah secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali
dan menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini
akan menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan,
yang dikenal sebagai tumor.
Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas
disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan di
sekitarnya. Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah
atau sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya (proses ini
dikenal sebagai metastase tumor).
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko
terjadinya kanker ginjal. Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat
dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor resiko lainnya antara lain :
• Kegemukan
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi,
juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
• Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki
resiko tinggi)
• Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor
genetik.
Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi
secara sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi
perkembangan sel-sel di ginjal.

2.3 Tanda dan Gejala


Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang
dilaporkan adanya nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi
infasi tumor yang menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi
tumor yang menembus system velveo kalises. Demam dapat terjadi sebagai
reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa
muncul adalah:
a) Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b) Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c) Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi
jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
d) Anemia
e) Penurunan berat badan
f) Infeksi saluran kencing
g) Demam
h) Malaise
i) Anoreksia
j) Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam
saluran kencing.

2.4 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada
di dalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang
ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan
diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau
bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau enyimpang ke luar
renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif
atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di
kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami
distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan
memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga
ke abdomen dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada
abdominal dengan di lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam
perkembangan embrio dan aka tumbuh dengan cepat setelah lahir.
Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan
menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi
nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik
pada renal.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


1.Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya
metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk
pasien dengan tumor Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
2. Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan
tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah
ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada
potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak
mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa
hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
3. CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor
Wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang
biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel;
penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar
dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa
heterogenus di ginjal kiri danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan
level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasishepar multipel
dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
4. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk
tumor Wilms adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan
Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat
menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga
terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien
dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada
analisa serum.
5.Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan
mikroskopik.Biopsi tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.

2.6 Penatalaksanaan
Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di
sebelah kontralateral normal, dilakukan nefrektomi radikal. Pembedahan ini
kadang kala diawali dengan pemberian sitostatika atau radiasi (Basuki, 2003).
1. Sitostatika. Pemberian sitostatika dimulai sebelum pembedahan dan
dilanjutkan beberapas eri setelah pembedahan dengan memberikan hasil yang
cukup memuaskan. Sitostatika yang dipergunakan adalah kombinasi dari
Actinomisin D dengan Vincristine.
2. Radiasi Eksterna. Tumor Wilm memberikan respon yang cukup baik
terhadap radioterapi (bersifat radiosensitif). Radiasi diberikan sebelum atau
setelah operasi dan kadang kala diberikan berselingan dengan sitostatika
sebagai terapi sandwich (Basuki, 2003).
3. Nefrektomi radikal merupakan terapi terpilih apabila tumor belum
melewati garis tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran
kelenjar limf retroperitoneal total tidak perlu dilakukan, tetapi biopsi kelenjar
di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi (sampai 10%). Apabila ditemukan penjalaran tumor ke v. Kava, tumor
tersebut harus diusahakan diangkat. Pada waktu pembedahan harus diusahakan
agar tidak terjadi penyebaran untuk mencegah kenaikan tingkat keganasan
klinis. Pada awal pembedahan v. Renalis dan v. Kava sebaiknya ditutup dengan
klem, sebelum memanipulasi ginjal yang kena tumor. Pada tumor bilateral
harus dilakukan pemeriksaan patologi dengan biopsi jarum untuk menentukan
diagnosa dan perangai histologik. Apabila termasuk golongan prognosis baik,
dapat diberikan kemoterapi disusul dengan nefrektomi parsial. Kalau termasuk
golongan prognosis buruk harus dilakukan nefrektomi bilateral, kmoterapi dan
radiotrapi kemudian dialisis atau transplantasi ginjal (De Jong, 2000).
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif. Akan tetapi
radioterapi dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit
jantung, paru dan hati. Oleh karena itu radioterapi hanya diberikan pada
penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis buruk atau
stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan radioterapi
(De Jong, 2000).
Tumor Wilms merupakan tumor yang kemosensitif terhadap beberapa obat
anti tumor, seperti aktinomisin D, vinkristin, doksorubisin, siklofosfamid dan
sisplatin. Biasanya kemoterapi diberikan prabedah selama 4 – 8 minggu.
Dengan terapi kombinasi seperti di atas dapat dicapai kelanjutan hidup lebih
dari 90% dan bebas penyakit 85%. Pada tumor bilateral, kelanjutan hidup 3
tahun adalah 80% (De Jong, 2000).

2.7 Prognosis
Tumor ini tumbuh dengan cepat dan agresif. Pada waktu didiagnosis telah
ditemukan penyebaran dalam paru. Kombinasi pengobatannya radioterapi,
khemoterapi dan pembedahan meningkatkan secara nyata prognosis penyakit
ini. Prognosis buruk menunjukkan gambaran histologik dengan bagian yang
anaplastik, inti yang atipik, hiperdiploidi dan banyak translokasi kompleks (De
Jong, 2000).
BAB III

ASKEP TEORI

3.1 Pengkajian
a. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging,
bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare.
Badan panas hanya 1 hari pertama sakit.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal
sebelumnya, atau gejala-gejala tumor wilms.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker
atau tumor sebelumnya.
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan
pemeriksaan secara head to toe yang harus diperhatikan adalah palpasi
abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah pada klien.
Tumor dapat memproduksi rennin atau menyebabkan kompresi
vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi pada anak.
d. Pemeriksaan kebutuhan Fisik dan Psikososial
1. Pola Nutrisi dan Metabolik.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya
retensi natrium dan air,edema pada sekitar mata dan seluruh
tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi
sistem imun. Adanya mual,muntah,dan anoreksia menyebabkan
intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya
edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.

2. Pola Eliminasi.
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus
menyebabkan sisa-sisa metabolisme tidak dapat di ekskresi dan
terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus ginjal
yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguri,
anuria, proteinuria, dan hematuria.

3. Pola Aktivitas dan latihan.


Pada klien dengan kelemahan malaise,kelemahan otot dan
kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam
perawatan,klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung
dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk
di mulai bila tekanan darah udah normal selama satu minggu.
Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi
dada,penggunaan otot bantu napas, teraba massa, auskultasi
terdengar rales, dispnea, ortopnea, dan pasien terlihat lemah (
kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan pembesaran
jantung ), anemia, dan hipertensi yang di sebabkan oleh spasme
pembuluh darah.

4. Pola Tidur dan Istirahat.


Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal
karena adanya uremi, keletihan, kelemahan malaise, keemahan
otot dan kehilangan tonus.

5. Pola Kognitif dan Perseptual.


Penigkatan ureum darah menyebabkan kuit bersisik kasar
dan gatal-gatal karena adanyauremia. Gangguan penglihatan
dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.

6. Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya
warna urine yang berwarna merah, adanya edema, serta
perawatan yang lama.

3.2 Analisa Data


Data Etiologi Masalah
Pre Operasi
Data subjektif : Tumor wilms  Nyeri
 Anakmengatakan ↓
nyeri di daerah Tumor belum
perutnya menembus
Data objektif : kapsul ginjal
 Anak tampak ↓
memegangdaerah Berdiferensiasi
perutnya Nyeri ↓
akut Tumor
 Tekanan darah menembus
140/110mmHg kapsul ginjal
 Takikardi dan (perineal, hilus,
takipnea vena renal

Nyeri
Data subjektif : Tumor wilms  Perubahan
 Anak mengatakan ↓ nutrisi:
tidak mau makan
kurang dari
 Data objektif : Tumor belum kebutuhan
 Terjadi penurunan menembus tubuh.
berat bada kapsul ginjal
 Makanan tidak di ↓
habiskan Berdiferensiasi

Tumor
menembus
kapsul ginjal
(perineal, hilus,
vena renal

Disfungsi ginjal

Gangguan
keseimbangan
asam dan basa

Asidosis
metabolic

Mual dan
muntah

Nafsu makan
berkurang
Data Subjektif: Tumor wilms  Kecemasan
 Keluarga klien ↓
selalu bertanya Pre operasi
tentang ↓
kesehatan Kurang
anaknya pengetahuan
Data Objektif: Keluarga dan
 Orang tua anak
terlihat cemas ↓
dan gelisah Kecemasan
dengan
keadaan
anaknya
 TTV
meningkat
Data subjektif : Tumor wilms  Intoleransi
 Anak mengatakan ↓ aktivitas
lemas dan lelah Tumor belum
Data objektif : menembus
 Terbaring lemas di kapsul ginjal
tempat tidur ↓
Berdiferensiasi
 Anak kurang ↓
bersemangatdalam Tumor
beraktivitas menembus
 Malaise kapsul ginjal
(perineal, hilus,
vena renal
Post Operasi
Data subjektif: Tumor wilms  Nyeri
 Klien ↓
mengeluh nyeri Sayatan operasi
Data Objektif ↓
 Wajah tampah Terputusnya
meringis kontinuitas
 Skala nyeri 0- jaringan
10 ↓
 TTV Merangsang
 Meningkat pengeluaran zat
gangguan tidur proteolitik
(bradikinin,
histamine,
serotin)

Nyeri
Data Objektif: Tumor wilms  Resiko
 Adanya tanda ↓ Tinggi
infeksi Sayatan operasi
↓ Infeksi
(bengkak,
kemerahan, Adanya luka
nyeri, demam) operasi
 Peningkatan ↓
suhu tubuh Luka terbuka

Resiko tinggi
infeksi

3.3. Diagnosa Keperawatan

a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan
kebutuhan
metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3) Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua
tentang
penyakit dan prosedur pembedahan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b. Pasca operasi
1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
3) Rencana Asuhan Keperawatan

Pre Operasi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
 Nyeri  Pasien tidak  Kaji tingkat nyeri  Menentukan
berhubungan mengalami  Lakukan tindakan selanjutnya
nyeri atau nyeri
dengan efek teknik pengurangan  Sebagai analgesik
menurun
fisiologis nyeri nonfarmakologis tambahan
sampai tingkat
dari yang dapat  Berikanan analgesik  Mengurangi rasa
neoplasia diterima anak. sesuai ketentuan sakit
Dalam waktu :  Berikan obat dengan  Untuk mencegah
.....x24 jam,
jadwal preventif kambuhnya nyeri
dengan kriteria:
 Nyeri hilang  Hindari aspirin atau  Karena aspirin
 Tekanan darah senyawanya meningkatkan
dalam batas kecenderungan
normal pendarahan
 Tidak
Takikardi dan
takipnea
 Perubahan  Dalam waktu …x  Catat intake dan output  Monitoring
Nutrisi :Kurang 24 jam, makanan secara akurat asupan nutrisi
dari Kebutuhan kebutuhannutrisi  Kaji adanya tanda- bagi tubuh
berhubungan
dengan
tubuh dapat tanda perubahan nutrisi  Gangguan
peningkatan terpenuhi dengan : Anoreksi, Letargi, nutrisi dapat
kebutuhan kriteria: hipoproteinemia. terjadi secara
metabolime,  Anak mau makan  Beri diet yang bergizi berlahan
kehilangan  Tidak Terjadi  Beri makanan dalam  Diare sebagai
protein dan penurunan berat
porsi keciltapi sering reaksi oedema
penurunan badan
intake  Porsi makan habis  Beri suplemen vitamin intestine dapat
dan besi sesuai memperburuk
instruksi status nutrisi
 Mencegah status
nutrisi menjadi
lebih buruk
 Membantu
dalam proses
metabolism
 Kecemasan  Setelah  Kaji tingkat  Untuk
berhubungan dilakukan kecemasan klien mengetahui
dengan perawatan  Gunakan media seberapa besar
kurangnya selama …x24 untuk menjelaskan kecemasan yang
pengetahuan jam, mengenai penyakit dirasakan klien
orang tua pasiecemas  Jelaskan tentang  Untuk
tentang berkurang pengobatan yang mempermudah
penyakit dan sampai dengan diberikan dan pemahaman
prosedur hilang, dengan prosedur tindakan orang tua
pembedahan kriteria:  Dorong orang tua  Untuk
 Keluarga klien untuk mengurangi
tidak bertanya mengungkapkan kecemasan pada
tentang perasaan dan orang tua
kesehatan dengarkan dengan
anaknya  Untuk
penuh perhatian
 Orang tua mengetahui
terlihat tenang tingkat
dengan kecemasan
keadaan
orang tua dan
anaknya
 TTV dalam memberi solusi
batas normal sesuai tingkat
kecemasan
orang tua
Intoleransi aktivitas  Setelah  Pertahankan tirah  Mengurangi
berhubungan dilakukan baring bila terjadi pengeluaran
energy
dengan kurangnya perawatan edema berat
 Mengurangi
nutrisi tubuh selama …x 24  Seimbangkan kelelahan pada
jam, istrahat dan pasien
pasiendapat aktivitas bila  Untuk
istirahat dengan ambulasi menghemat
adekuat dengan  Intrusikan pada energy
kriteria: anak untuk istrahat
 § Anak tampak bila anak merasa
segar Lelah
bersemangat
dalam
beraktivitas
Pasca Operasi
Nyeri berhubungan  Pasien tidak  Kaji tingkat nyeri  Menentukan
dengan mengalami  Lakukan tindakan
inkontinuitas nyer iatau nyeri tehnik pengurangan selanjutnya
jaringan menurunsampai nyeri  Sebagai
tingkat yang nonfarmakologis analgesik
dapat diterima  Berikanan algesik tambahan
anak.Dalam sesuai ketentuan  Mengurangi rasa
waktu : .....x24  Berikan obatdengan sakit
jam, dengan jadwal preventif  Untuk mencegah
kriteria:  Hindariaspirin atau kambuhnya
 Nyeri hilang senyawanya nyeri
 Tekanan darah
 Karena aspirin
dalam batas
normal meningkatkan
 Tidak kecenderungan
Takikardi dan pendarahan
takipnea
 Resiko  Pasien tidak  Pantau tanda-tanda  Peningkatan
tinggi mengalami vital suhu dapat
mengidentifikasi
infeksi resiko infeksi  Kaji tanda-tanda
adanya infeksi
berhubungan Dalam waktu : infeksi  Mengidentifikasi
dengan .....x24 jam,  Lakukan perawatan tanda infeksi
adanya insisi dengan kriteria: luka dengan tekhnik lebih dini
pembedahan  Tidak Adanya aseptic sehingga bisa
tanda infeksi segera diatasi
 Kolaborasi
(bengkak,  Perawatan yang
kemerahan, pemberian benar akan
nyeri, demam) antibiotic mempercepat
 Suhu dalam proses
batas normal penyembuhan
yang cepat
 Mencegah
perkembangan
bakteri
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal
adalah organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem
kemih seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari
aliran darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari
tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal.

4.2 Saran-Saran
Biasakan untuk gaya hidup sehat, karena dengan ini membuat kita terhindar
dari berbagai macam penyakit. Kita bisa hidup sehat sehingga kitapun tidak
mudah untuk terkena tumor ginjal
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito,L.J. (2000) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC.
2. Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
3. Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa,Budi (2005) Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.
4. Nelson, Waldo (2000) Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai