Alat Navigasi
Alat Navigasi
LapanganTerbang
Nim : 41114010047
Alat Navigasi Penerbangan
Non Directional Radio Beacon (NDB) merupakan salah satu fasilitas rambu udara
radio yang paling sederhana dan menjadi persyaratan minimal yang diperlukan bagi
suatu bandarudara. NDB membantu penerbang untuk mengetahui posisi suatu Bandar
udara dengan memancarkan sinyal gelombang radio ke segala arah. Peralatan NDB bekerja
pada frekuensi antara 190 KHz – 1750 KHz.
DVOR adalah sebuah alat navigasi udara yang berfungsi untuk memberikan informasi
arah kepada pesawat udara terhadap suatu bandara dengan azimuth tertentu dari 0 derajat
sampai 360 derajat dalam bentuk display visual. Daerah frekuensi kerja dari DVOR yaitu 108
Mhz – 118 MHz. Sistem yang digunakan pada DVOR yaitu antena yang digunakan pada
DVOR merupakan suatu antena yang seolah-olah berputar secara horizontal dengan
antenna tetap yang terletak di bagian tengah antena. Pesawat udara yang terletak pada
suatu jarak tertentu akan menerima perubahan frekuensi pada saat putaran menuju
pesawat dan akan mengalami pengurangan frekuensi apabila perputaran antenna menjauhi
pesawat (Efek Doppler).
DVOR mempunyai 48 antena side band yang di bagian pinggir dan satu antena carrier yang
diletakkan di bagian tengah. Antena DVOR pada prinsipnya berfungsi untuk memancarkan
sinyal variable sebesar 30 Hz yang dimodulasikan secara FM dan sinyal referensi sebesar 30
Hz yang dimodulasikan secara AM. DVOR menggunakan system antenna tunggal yang
memberikan pancaran kesegala arah (omni-directional) dan 48 antena non-directional yang
diletakkan mengelilingi antenna pusat dalam bentuk lingkaran dengan diameter 44 ft yang
memberikan pancaran Doppler.
Pola pancaran dari DVOR dihasilkan antara sinyal referensi yang dipancarkan oleh antena
carrier dan sinyal variabel yang dipancarkan oleh antenna side band.
Sinyal DVOR. DVOR memancarkan dua sinyal yang berbeda yaitu:
1. Sinyal Referensi
2..Sinyal Variabel
DME (Distance Measuring Equipment) adalah alat navigasi udara yang berfungsi
memberikan informasi jarak kepada pesawat, jarak yang di berikan adalah sudut miring
antara pesawat dan transmitter dari DME ini dan bukan jarak sesungguhnya antara pesawat dan
DME.
Prinsip kerja DME adalah pesawat memberikan pertanyaan berupa kode yang
terdapat pada interrogator pesawat yang akan dikirimkan pada DME, pertanyaan dari
interrogator pada pesawat tersebut kemudian mentriger (memicu) DME akan mengirimkan
pulsa jawaban pada pesawatdengan frekuensi yang berbeda. Pesawat mengetahui jarak dari
DME berdasarkan perbedaan waktu antara sinyal yang dikirim oleh pesawat dengan sinyal
yang diterima di pesawat dan kemudian di nyatakan dalam nautical miles. Apabila pesawat
menerima sinyal reply dari pesawat dalam waktu 8 microsecond, berarti jarak antara
pesawat dan groundstatiom adalah 8 x 6.173 = 49.384 NM
DME beroperasi pada frekuensi VHF sehingga pancarannya line of sight. Ketika
pesawat memilih frekuensi VOR atau ILS suatu bandara, maka pesawat tersebut secara
otomatis juga akan mendapatkan frekuensi dari DME.
DME beroperasi dalam 252 channel dengan range frekuensi 962 sampai 1213 MHz.
channel-channel ini terdiri dari beberapa jenis frekuensi dan spasi antara pasangan pulsa
yaitu pada 126 pasang frekuensi terdapat “X” channel dan pada 126 pasangan frekuensi
lainnya terdapat “Y” channel. Lebar pulsa yang dipakai adalah 3,5 mikrosecond dengan
efisiensi 0,5 mikrosecond. Pada “X channel jarak antara pulsa adalah 12 mikrosecond pada
interrogator dan pulsa jawaban. Pada “Y” channel jarak antara pulsa adalah 36 mikrosecond
pada interrogator dan 30 mikrosekond pada pulsa jawaban. Jarak antara frekuensi
interrogator dengan pulsa jawaban adalah 63 MHz.
Makin buruk cuaca di sekitar landasan, efisiensi penerimaan akan semakin kecil.
Komputer RVR dilengkapi dengan system tanda bahaya yang dapat disetel pada nilai
tertentu tergantung katagorinya. Apabila kondisi jarak pandang di sekitar landasan lebih
rendah dari nilai tersebut, maka system tanda bahaya akan berbunyi. Jika hal ini terjadi,
berarti peralatan ILS yang dipasang, tidak lagi dapat melakukan bimbingan pada pesawat
yang akan melakukan pendaratan.
Instrument Landing System (ILS) merupakan system pemandu pendaratan pesawat udara
menggunakan instrument elektronika. Sistem ini membantu pesawat udara untuk mendarat tepat
pada centre line (garis tengah) runway dan dengan sudut pendaratan yang tepat.
Pemanduan dilakukan agar pilot mengetahui jarak pesawat terhadap area pendaratan
(touchdown zone) pada runway. Pemanduan dilakukan untuk mengatur posisi kanan kiri (center
line) pesawat, sehingga dapat landing dengan tepat di garis tengah landasan. Pemanduan dilakukan
juga untuk mengatur posisi atas bawah pesawat, sehingga dapat landing dengan tepat pada sudut ±
3° terhadap landasan.
1. Marker Beacon
2. Localizer
3. Glide Slope
6. RADAR (Radio Detection and Ranging)