PEMBAHASAN
2.1Konsep Manusia
2.1.1 Pandangan universal
Ada 3 teori dalam konsepsi manusia yaitu :
a) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mengontrol dirinya serta mampu menentukan nasibnya.
c) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.
d) Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati
e) Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas
f) Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat.
g) Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa
hidup di dalam lingkungan sosial.
h) Makhluk yang berfikir. Berfikir adalah bertanya, bertanya berarti mencari jawaban,
mencari jwaban berarti mencari kebenaran.[4]
Manusia terdiri dari sekumpulan organ tubuh, zat kimia, dan unsur biologis yang
semuanya itu terdiri dari zat dan materi Secara Spiritual manusia adalah roh atau jiwa.
Secara Dualisme manusia terdiri dari dua subtansi, yaitu jasmani dann ruhani (Jasad dan
roh). Potensi dasar manusia menurut jasmani ialah kemampuan untuk bergerak dalam
ruang yang bagaimanapun, di darat, laut maupun udara. Dan jika dari Ruhani, manusia
mempunyai akal dan hati untuk berfikir (kognitif), rasa (affektif), dan perilaku
(psikomotorik). Manusia diciptakan dengan untuk mempunyai kecerdasan.[5]
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, segala pernyataan yang keluar dari
mulut tentunya dapat tersingkap dengan jelas dan lugas lewat kitab suci Al-Qur’an
sebagai satu kitab yang abadi. Dia menjelaskan bahwa Allah menjadikan manusia itu
agar ia menjadi khalifah (pemimpin) di atas bumi ini dan kedudukan ini sudah tampak
jelas pada diri Adam (QS Al-An’am [6]:165 dan QS Al-Baqarah [2]:30) di sisi Allah
menganugerahkan kepada manusia segala yang ada dibumi, semula itu untuk
kepentingan manusia (ia menciptakan untukmu seluruh apa yang ada dibumi ini. QS Al-
Baqarah [2]:29). Maka sebagai tanggung jawab kekhalifahan dan tugas utama umat
manusia sebagai makhluk Allah, ia harus selalu menghambakan dirinyakepada Allah
Swt.Untuk mempertahankan posisi manusia tersebut, Tuhan menjadikan alam ini lebih
rendah martabatnya daripada manusia. Oleh karena itu, manusia diarahkan Tuhan agar
tidak tunduk kepada alam, gejala alam (QS Al-Jatsiah [45]:13) melainkan hanya tunduk
kepada-Nya saja sebagai hamba Allah (QS Al-Dzarait [51]:56). Manusia harus
menaklukanya, dengan kata lain manusia harus membebaskan dirinya dari mensakralkan
atau menuhankan alam.Jadi dari uraian tersebut diatas bisa ditarik kesimpulan secara
singkat bahwa manusia hakikatnya adalah makhluk biologis, psikolsogi dan sosial yang
memiliki dua predikat statusnya dihadapan Allah sebagai Hamba Allah (QS Al-Dzarait
[51]:56) dan fungsinya didunia sebagai khalifah Allah (QS Al-Baqarah [2]:30); al-
An’am [6]:165), mengantur alam dan mengelolanya untuk mencapai kesejahteraan
kehidupan manusia itu sendiri dalam masyarakat dengan tetap tunduk dan patuh kepada
sunnatullah.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,
alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia
yang telah diberikan Allah Swt.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat
diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi
yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran
tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati
meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat
diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya
dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya
dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar
dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala sesuatu dapat terjadi.
Akan tetapi ada sebagian umat islam yang berpendapat bahwa Adam bukan
manusia pertama.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan
langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-
masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-
jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status
dan tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam
memberikan informasi tentang itu.
Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimia, biologi,
dan lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara
harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah, diharapkan
menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia sebagai khalifah ,
dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu
khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat
diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah.
2.2Agama
2.2.1 Pengertian Agama
Kata agama dalam bahasa Indonesia berarti sama dengan “din” dalam bahasa
Arab dan Semit, atau dalam bahasa Inggris “religion”. Dari arti bahasa (etimologi) agama
berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun
temurun. Sedangkan kata “din” menyandang arti antara lain menguasai, memudahkan,
patuh, utang, balasan atau kebiasaan.[6]
Secara istilah (terminologi) agama, seperti ditulis oleh Anshari bahwa walaupun
agama, din, religion, masing-masing mempunyai arti etimologi sendiri-sendiri,
mempunyai riwayat dan sejarahnya sendiri-sendiri, namun dalam pengertian teknis
terminologis ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang sama, yaitu:
a. Agama, din, religion adalah satu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan)
atas adanya Yang Maha Mutlak diluar diri manusia
b. Agama juga adalah sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggapnya
Maha Mutlak tersebut.
c. Di samping merupakan satu sistema credo dan satu sistema ritus, agama juga adalah
satu sistem norma (tata kaidah atau tata aturan) yang mengatur hubungan manusia
sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lainnya, sesuai dan sejalan
dengan tata keimanan dan tata peribadatan termaktub diatas.
Dengan demikian, mengikuti pendapat Smith, tidak berlebihan jika kita katakan
bahwa hingga saaat ini belum ada definisi agama yang benar dan dapat ditarima secara
universal.[8]
Pertama, agama yang muncul dan berkembang dari budaya masyarakat. Pada
awalnya seringkali muncul sebagai reaksi pada lingkungan alam tempat sekelompok
manusia hidup. Pada agama sejenis ini, sistem kepercayaan serta ritus-ritus dan aturan-
aturan perilaku seringkali terkait dengan keadaan lingkungan alamnya, seperti pemujaan
terhadap gunung yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya Tuhan. Agama sejenis
ini dapat disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab disebut
Ardli), seperti Hindu, Shinto, atau agama-agama primitif dan tradisional.
Kedua, agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mendapat wahyu dari
Tuhan dan ajaran-ajaran yang mereka sebarkan juga berasal dari Tuhan. Dalam agama
ini, pendiri (penyebar pertama) agama tidak menjadi sentral ajaran, tapi hanya berfungsi
sebagai penyampai kepada ummat manusia. Agama sejenis ini disebut agama wahyu atau
agama langit (dalam bahasa Arab langit disebut samawi), yaitu Yahudi, Nasrani, dan
Islam.
Ketiga, agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dia tidak
mengaku dan mengklaim bahwa dirinya mendapatkan wahyu dari Tuhan, tetapi dia
memiliki pemikiran pemikiran yang mengagumkan tentang konsep-konsep kehidupan
sehingga banyak orang yang mengikuti pandangan hidupnya dan kemudian melembaga
sehingga menjadi kepercayaan dan ideologi bersama suatu masyarakat. Agama semacam
ini dapat dinamakan sebagai agama filsafat. Dalam kelompok ini dapat dimasukkan
agama-agama seperti Konfusianisme (Konghucu), Taoisme, Zoroaster, atau Budha.
Syarat-Syarat Agama
Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
a. Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada
keraguan lagi
b. Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
c. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya,
dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan
ajaran agama.
d. Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang
dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
e. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
Fungsi Agama
Karakteristik Agama
a. Agama adalah suatu sistem tauhid atau sistem ketuhanan (keyakinan) terhadap
eksistensi suatu yang absolute (mutlak), diluar diri manusia yang merupakan
pangkal pertama dari segala sesuatu termasuk dunia dengan segala isinya.
b. Agama merupakan sistem ritual atau peribadatan (penyembahan) dari manusia
kepada suatu yang absolut.
c. Agama adalah suatu sistem nilai atau norma (kaidah) yang menjadi pola
hubungan manusiawi antara sesama manusia dan pola hubungan dengan ciptaan
lainnya dari yang absolut.
2.3Islam
2.3.2 Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah kemanusian Islam
Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah kemanusian Islam adalah suatu
system ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah SWT, di turunkan kepada ummat manusia
dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Sebagai agama yang datang dari
Tuhan yang menciptakan manusia sudah tentua jaran Islam akan selaras dengan fitrah
kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan asal manusia secara umum sejak kelahiran
(bahkan sejak awal penciptaan) dengan segala karakteristiknya yang masih bersifat potensial
atau masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih perlu di kembangkan dan di arahkan
oleh ikhtiar manusia baik fitrah yang berkaitan dengan dimensifisik atau non fisik, yaitu akal,
nafsu, perasaan dan kesadaran (qalb) dan ruh. Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah
keagamaan tersebut buat pertamakali ditegaskan dalam ajaran Islam. Yakni bahwa agama
adalah kebutuhan fitrah manusia sebelumnya. Manusia belum mengenal kenyataaan ini. Baru
masa ini, muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya dalam
keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia
memeluk agama.
Islam merupakan agama yang lurus karena islam sebagai hidayah (petunjuk)
dalam kehidupan umat manusia sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 38)
“Nanti akan Aku berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang
siapa yang mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan di timpa rasa
khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih hati ”. (Q.SAl-
Baqarah:38)
Hidayah artinya "petunjuk yang diberikan oleh Allah kepada makhluk hidup
agar mereka sanggup menghadapi tantangan kehidupan dan menemukan solusi
(pemecahan) bagi persoalan hidup yang dihadapinya". Hidayah merupakah alat bantu
yang diberikan oleh Allah kepada makhluk hidup untuk mempermudah menjalani
kehidupannya.
Ada empat tingkat hidayah yang diberikan oleh Allah kepada manusia, yaitu:
Dalam kedudukan sebagai hidayah bagi kehidupan manusia di dunia agama ISLAM
dapat berperan dan berfungsi sebagai :
1. Pemberi makna bagi perbuatan manusia.
2. Alat kontrol bagi rasa dan emosi.
3. Pengendali bagi nafsu yang berkembang.
4. Pemberi reinforcement (dorongan) terhadap kecenderungan berbuat baik pada
manusia.
5. Penyeimbang bagi kondisi psikis yang berkembang.
Muhammad Bin Abdullah lahir pada tahun 571 M, dia hidup di tengah
masyarakat arab yang jahiliyah. Jahiliyah disini bukan berarti mereka bodoh atau tidak
berpengetahuan, namun jahiliyah disini di maksudkan bahwa mereka tak bermoral. Suka
mabuk mabukan, judi, dan menyembah berhala. Menginjak dewasa beliau menikah
dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda yang juga merupakan saudagar kaya
raya pada masa itu. Pada usia 40 tahun, beliau menyendiri di Gua Hira untuk
merenungkan keadaan kaumnya. Beliau merasa gelisah dengan kelakuan kaumnya yang
amoral pada saat itu.
Pada tahun 611 M, saat beliau sedang menyendiri di Gua Hira. Datanglah
Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama kepadanya, dan sejak saat itu ia resmi
diangkat sebagai rasul. Nabi akhir zaman, yang akan memperbaiki kondisi moral
masyarakat yang bobrok serta mengajarkan tauhid kepada kaumnya.
Meski mendapat tentangan keras dari kaum Quraisy, namun ajaran islam yang
dibawa Nabi Muhammad terus berkembang luas. Pengikutnya semakin banyak, namun
sering mendapat siksaan dari kaum Quraisy yang tidak suka dengan Nabi. Banyak budak
yang mati syahid saat mempertahankan keyakinannya terhadap Allah, mereka disiksa
sampai meninggal. Berbagai kecaman, dan siksaan terhadap pengikut Nabi SAW tidak
menggoyahkan iman mereka. Malah semakin teguh. Nabi sendiri pun tak luput dari
kekerasan mereka, Nabi pernah dilempari abtu saat berdakwah di daerah Thaif. Nabi juga
pernah dilumuri kotoran saat beliau shalat di Ka’bah. Beliau juga pernah ditawari wanita
cantik dan harta kekayaan yang banyak agar beliau menghentikan dakwahnya. Namun
Nabi tetap bergeming, ia akan tetap berdakwah sampai islam berkembang luas atau ia
mati karenanya.
Pada tahun 30 Hijriah atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari
wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina
untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang
memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di
Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti
Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan
pertama penduduk Indonesia dengan Islam.
Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad.
Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.Lambat laut
penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh,
daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima
agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni
Pasai.
Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar
diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi
ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah
bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi
daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke
kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai.
Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk
Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa
setiap kali mereka menundukkan suatu daerah.
Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari
sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527
M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah
Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya,
Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak,
Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah.
Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup
Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini,
ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun
banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan
tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah.
Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik
licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai
pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan
17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar,
Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus
rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh
(Teuku Umar)
Harus di akui agama sebelum Islam seperti Yahudi dan Nasrani berasal dari
Tuhan tetapi dalam sejarahnya agama-agama tersebut sudah tidak lagi memelihara lagi
kemurniannya. Islam tidak mengingkari nilai-nilai agama dan kebenaran-kebenaran
agama lain.
Akan tetapi menyatakan pengikutnya-pengikutnya yang kemuadian memalsukan
kebenaran tersebut dengan ide-ide mereka sendiri. Misalnya saja dalam ajaran Agama
Nasrani yang di bawa oleh Nabi Isa As, pada mulany agama ini mengakuibahwa yang
wajib di sembah hanyalah Allah SWT. Namun dalam perkembangan selanjutnya mereka
menganti Tuhannya dengan dokrin Trinitas. Dalam Al Qur'an orang yang menyatakan
dan mempercayai dokrin tersebut itu ialah orang yang kafir sesuia dengan surat Al-
Maidah 5 : 73 : Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan : "Bahwasanya
Allah salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari
Tuhan yang Esa. jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti
orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
Oleh karena itulah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk
mensucikan kembali agama-Nya. Masing-masing agama sebelum Islam memperlihatkan
aspek tertentu dari kebuthan yang sama, tetapi dengan penekanan yang berbeda sesuia
dengan kebutuhan manusia dan massanya atau dengan rasnya. Islamlah agama yang di
peruntukan seluruh umat manusia dengan manifestasi kebenaran yang paling
menyeluruh, serta memberikan metode yang lengkap dan keseimbangan yang sempurna.
Kenyataan lain tentang hubungan Islam dengan agama lain ialah kronologi yang
telah di tetapkan dalam Al Qu’an, bahwa Islam adalah penerus dari agama-agama yang
Nabi-Nabinya termasuk dalam keluarga Ibrahim (Abraham). Tradisi Yahudi yang
bermula dari Ishak (Isaac) anak Ibrahim yang berakhir pada Yesus (Isa As) yang
merupakan Nabi terakhir dari silsilah dari keluarga tersebut, sedangkan Muhammad
SAW, merupakan keturunan Ibrahim yang lain, yakni melalui Ismail (Ishmael).
Nabi-Nabi lain dari silsilah Nabi Adam juga di isyaratan dalam Al Qur’an tidak
disebutkan dengan tegas kecuali Nuh (Noah). Tetapi karena Al Qur’an dengan jelas
menyatakan bahwa bagi setiap kelompok manusia, Allah mengirimkan seorang rasul
untuk membimbing mereka maka bagi seorang muslim tidak dapat mengingkari
kebenaran-kebenaran agama-agama lain yang tidak termasuk dalam tradisi Ibrahim. Apa
yang telah di katakana dalam agama tesebut telah di palsukan, firman Allah telah
bercampur dengan kata kata manusia, dan keaslian bentuknya telah tidak ada lagi.
Dengan demikian penjelasan singkat mengenai kedudukan Islam di antara
agama-agama lain, sekaligus mengungkapkan sebab-sebab yang mendasar (Historical
Background) mengapa Allah SWT mengutus rasul terakhir Nabi Muhammad SAW,
sepeninggal Nabi Isa As yaitu dengan membawa ajaran Islam yang telah di sempurnkan
dari ajaran-ajaran yang telah mengalami distorsi.