Anda di halaman 1dari 2

Judul Novel : Saputangan Untuk Aceh

Karya : Henny Herwina Hanif

Penokohan :

1) Henny (pemeran utama)


Watak : baik dan suka membantu

2) Sahabat Henny
Watak : baik dan suka membantu

3) Pak Nasrullah
Watak : suka membantu

4) Prof.Michioko yaezawo
Watak : baik

Amanat :

1) Manusia ketika di pertemukan dalam cinta sesama. Cinta sesama itu akan
menjadi begitu kuatnya sehingga mampu menembus “ dinding “ yang
membedakan negara, agama, maupun budaya. Semua menjadi satu dalam
solidaritas.

2) Kita sebagai manusia harus saling tolong menolong dengan sesama


manusia, yang sedang membutuhkan.

3) Kita tidak boleh orang satu dengan yang lainnya.

4) Tidak mengenal usia semua orang memberikan bantuan kepada orang yang
sedang tertimpa musibah.

1
Saputangan Untuk Aceh

Awal Juli 2005 aku diminta menampilkan pidato dalam sebuah pertemuan
pejabat antar Universitas di Provinsi Ishikawa. Pertemuan ini di hadiri oleh wakil
dari pemerintah, pengusaha, maupun organisasi kemasyarakatan dal;am rangka
pembuatan kebijakan mengenai mahasiswa asing di daerah ini.

Di layar muncul cuplikan berita dari televisi pada saat air dengan kekuatan
maha dahsyat menyapu Aceh. Aku pun menjelaskan situasinya. Bagaimana
masyarakat Aceh yang telah selesai sholat subuh dan mempersiapkan kegiatan
untuk hari itu, tiba-tiba dikejutkan oleh suara keras karena adanya gempa. Mereka
berusaha menyelamatkan diri ke tempat yang diperkirakan lebih aman dengan
sama sekali tak menyadari masih ada bahaya menyusul. Ketika kepanikan belum
reda, tiba-tiba air berwarna hitam dengan jumlah dan kekuatan yang tak
terbayangkan menyapu bersih semuanya. Rumah, gedung, kendaraan, pepohonan,
perbotan, dan manusia.

” Aku sudah melihat berita tentang tsunami di televisi, tapi yang barusan
aku lihat dan dengar melebihi apa yang aku bayangkan.... ”Seseorang mahasiswa
mengomentari. “Setelah melihat lebih dekat keadaan sebelum dan setelah tsunami
di Aceh, seharusnya kita para mahasiswa di Jepang ini menyadari, bahwa kita
adalah orang-orang yang sangat beruntung”.

Aku berusaha menjawab pertanyaan demi pertanyaan, menanggapi


berbagai komentar semampuku. Setelahnya aku merasa sangat terkesan. Ya Allah,
niat hatiku untuk sebisanya memberikan informasi lebih jelas mengenai tsunami
di Aceh pada lingkungan kecil di sekitarku ternyata juga dapat berguna bagi para
pendengarnya sendiri. Benarkah apa yang ku dengar tadi, salah seorang
mahasiswa mengajak teman-temannya untuk bersyukur akan nikmat-Mu.

Anda mungkin juga menyukai