Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS

SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI


UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

Retno Putri Pamungkas, Vivin Nopiyanti

INTISARI

Analisis Rhodamin B pada Arum Manis ini dilakukan terhadap sampel yang
diambil di tiga tempat yang berbeda di wilayah Surakarta. Analisis ini dilakukan di
laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta, dalam analisis ini digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya Pewarna tekstil Rhodamin B di dalam Arum Manis, jika
ada maka akan ditentukan pula berapa kadar Rhodamin B.
Metode yang digunakan dalam analisis kualitatif Rhodamin B yaitu KLT
dengan menggunakan teknik penarikan warna dengan benang wool. Analisa
kuantitatif Rhodamin B menggunakan metode ekstraksi dan pemurnian. Ekstraksi
dengan eter p.a dilanjutkan pemurnian dengan HCl 0,1 N dan dilanjutkan dengan
Spektrofotometri UV – Vis pada panjang gelombang 555 nm.
Berdasarkan analisis tersebut didapat hasil salah satu sampel dari ketiganya
positif mengandung Rhodamin B. Sampel Arum Manis yang diambil positif
mengandung Rhodamin B dengan kadar 0,02%.

Kata kunci : Rhodamin B, Arum Manis, KLT, Spektrofotometri UV - Vis

Retno Putri Pamungkas, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten
CERATA Journal Of Pharmacy Science 51
Retno Putri Pamungkas, dkk., Analisis Pewarna Rhodamin B…

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau
memberi warna pada makanan. Zat warna adalah senyawa organik berwarna yang
digunakan untuk memberi warna suatu objek ( Winarno, 1984).
Aneka jenis pewarna ada yang berupa bubuk, pasta atau cairan. ada dua jenis
zat pewarna buatan yaitu certified colour dan uncertified colour. Uncertified colour
merupakan zat pewarna sintetik yang terdiri dari dye dan lake Zat pewarna yang
termasuk golongan dye telah melalui prosedur sertifikasi dan spesifikasi yang telah
ditetapkan oleh Food and Drug Administration (FDA). Zat pewarna lake yang
hanya terdiri dari 1 warna dasar, tidak merupakan warna campuran juga harus
mendapat sertifikat. Uncertified color adalah zat pewarna yang berasal dari bahan
alami (Sihombing, 2008).
Pewarnaan pada makanan pada dasarnya adalah untuk menarik para
konsumen agar menjadi lebih berminat dengan suatu produk yang dijual atau
dipasarkan. Namun sebagian dari mereka menggunakan pewarna makanan yang
tidak mendapatkan izin peredaran dari BPOM. Bahkan tidak jarang mengguanakan
pewarna sintetik yang biasanya digunakan sebagai pewarna tekstil ( Winarno, 1984).
Jenis pewarna makanan yang sering digunakan dan dilarang oleh BPOM
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Pangan Nomor :
00386/C/SK/II/90 tentang perubahan lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
: 239/Menkes/Per/V/85 tentang zat warna tertentu yang dinyakan sebagai bahan
berbahaya ditetapkan beberapa bahan pewarna sintitis yang dilarang ditambahkan
pada pangan antara lain adalah Auramin, Ponceau 3R dan Rhodamin B untuk
pewarna merah atau orange dan Methantl Yellow untuk pewarna kuning (Anonim,
2014).
Rhodamin B adalah jenis pewarna merah yang sering digunakan dalam produk
olahan makanan dan dilarang oleh pemerintah. Jajanan arum manis adalah cemilan
yang sangat disukai oleh anak- anak apalagi jika ditambah dengan perpaduan warna
yang baik maka akan lebih menarik lagi bahkan orang dewasa juga menyukai jenis
makanan ini.
Tujuan Penelitian :
a. Untuk mengetahui apakah benar Rhodamin B terkandung dalam arum manis
yang beredar di daerah Sukoharjo dan Surakarta.
b. Untuk mengetahui kadar pewarna makanan sintetik berbahaya Rhodamin B
yang terkandung dalam arum manis yang beredar di daerah Sukoharjo dan
Surakarta
52 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Retno Putri Pamungkas, dkk., Analisis Pewarna Rhodamin B…

Alat dan Bahan


Alat : alat yang gunakan dalam penelitian ini adalah serat wool atau benang
wool digunakan untuk mengikat pewarna pada sampel yang akan di
identifikasi, kertasWhatman no.1 dengan ukuran 12 x 20 cm digunakan
untuk uji kualitatif pewarna sampel dan Spetrofotometri UV-Visible
yang digunakan untuk penetapan kadar pewarna sampel.
Bahan : bahan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jajanan arum
manis yang beredar di daerah Surakarta yang telah diambil di pasaran
yaitu sampel A, B, C. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini
adalah baku standart pewarna Rhodamin B, aquadest, HCl encer (1 : 9)
dan pekat, NaOH 10%, asam sulfat pekat, alkohol, n-butanol, asam
asetat 6%, etil asetat, etanol, eter (pa) dan amoniak (10%, 2%).

Jalannya Penelitian
Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dari penelitian ini menggunakan lempeng kromatografi


lapis tipis silika gel GF 254, dalam pembuatan larutan uji berdasarkan penelitian
(Wehantauw, 2013). Preparasi sampel untuk uji kualitatif yaitu sampel arum manis
ditimbang sebanyak 3 gram dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian direndam
dalam 10 ml larutan ammonia 2% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) selama 30
menit, larutan disaring filtratnya dengan menggunakan kertas saring kemudian
larutan dipindahkan kedalam beaker glass dan dipanaskan di atas pembakas spirtus.
Residu dari penguapan dilarutkan dalam 6 ml air yang mengandung asam (larutan
asam dibuat dengan mencampurkan 4 ml air : 2 ml asam asetat 10%), benang wool
dengan panjang 15 cm, dipotong menjadi 5 bagian dimasukkan ke dalam larutan
asam dan didihkan hingga 20 menit, pewarna akan mewarnai benang wool,
kemudian benang diangkat Benang wool dicuci dengan air, kemudian benang
dimasukkan ke dalam larutan basa yaitu 10 ml ammonia 10% (yang dilarutkan
dalam etanol 70%) dan didihkan diatas pembakar spirtus. Benang wool akan
melepaskan pewarna, pewarna akan masuk ke dalam larutan basa. Larutan basa yang
didapat selanjutnya dipekatkan kemudian akan digunakan sebagai cuplikan sampel
pada analisis kromatografi lapis tipis.
Identifikasi Rhodamin B, sampel ditotolkan pada plat KLT dengan
menggunakan pipa kapiler pada jarak 1 cm dari bagian bawah plat, jarak antara noda
adalah 1,25 cm, kemudian dibiarkan beberapa saat hingga mengering. Plat KLT
yang telah mengandung cuplikan dimasukkan ke dalam chamber yang lebih
terdahulu telah dijenuhkan dengan fase gerak berupa (N - butanol : etil asetat :
ammonia 10 : 4 : 5, N - butanol : asam asetat : air = 40 : 10 : 50). Dibiarkan hingga
lempeng terelusi sempurna, kemudian plat KLT diangkat dan dikeringkan. Diamati
warna secara visual jika terdapat bercak berwarna hampir sama dan nilai Rf yang
hampir mendekati maka sampel dikatakan positif mengandung Rhodamin B
(Wehantauw, 2013).
CERATA Journal Of Pharmacy Science 53
Retno Putri Pamungkas, dkk., Analisis Pewarna Rhodamin B…

Penetapan kadar zat warna Rhodamin B.

Cara penetapan kadar Rhodamin B yaitu masing – masing larutan sampel


yang telah diekstraksi diukur secara Spektrofotometri UV - Vis pada panjang
gelombang 400 nm - 600 nm. Sedangkan untuk menghitung kadar Rhodamin B
dalam sampel dihitung dengan menggunakan data dari kurva kalibrasi dengan
persamaan regresi : y = bx ± a dan uji statistik.

II. HASIL PENELITIAN

Analisa kualitatif
Rhodamin B merupakan golongan pewarna tekstil yang dilarang
penggunaannya untuk pewarna makanan. Berdasarkan dari hasil analisa kualitatif
terhadap Arum manis menggunakan metode KLT terdapat satu sampel yang positif
mengandung Rhodamin B yaitu sampel A.
Sampel Arum Manis A memiliki nilai Rf 0,66; sampel A yang ditambah
baku Rhodamin B nilai Rfnya 0,66; baku Rhodamin B nilai Rfnya 0,68. Dari nilai
Rf tersebut kemungkinan besar sampel Arum Manis A mengandung Rhodamin B.
Totolan bercak sampel pada lempeng KLT Silika Gel GF 254 menunjukkan
bentuk dan warna hampir mendekati sampel yang sudah ditambahkan baku maupun
baku Rhodamin B. Hal ini semakin menguatkan kemungkinan bahwa sampel Arum
Manis A positif mengandung Rhodamin B.
Analisa kualitatif secara kromatografi lapis tipis dengan menggunakan
replikasi fase gerak yaitu N-butanol : etil asetat : ammonia. Nilai Rf dari hasil
Kromatografi lapis tipis terdapat pada tabel no 1 yaitu sebagai berikut :
Tabel no 1. Perhitungan Nilai Rf

Sampel A A+ Baku B B+ Baku C C+ Baku


baku baku baku
Jarak 4,3 4,3 4,4 2,5 3,7 3,9 2,6 4,2 4,1
bercak
(cm)
Jarak 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5
fase
gerak
(cm)
Nilai Rf 0,66 0,66 0,68 0,38 0,66 0,68 0,40 0,65 0,63
54 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Retno Putri Pamungkas, dkk., Analisis Pewarna Rhodamin B…

Penampakkan totolan bercak pewarna terlihat seperti pada gambar no 3


sebagai berikut :

Keterangan : A = sampel A
A B C B = sampel A ditambah baku
C = baku Rhodamin B

Keterangan : D = sampel B
D E C E = sampel ditambah baku
C = baku Rhodamin B

Keterangan F = sampel C
F G C G = sampel C ditambah baku
C = baku Rhodamin B

Gambar no 3. Hasil kromatografi lapis tipis


Fase Gerak N-butanol : etil asetat : amonia
CERATA Journal Of Pharmacy Science 55
Retno Putri Pamungkas, dkk., Analisis Pewarna Rhodamin B…

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :
1. Dari ketiga sampel Arum manis yang dianalisa terdapat satu sampel yang
positif mengandung Rhodamin B yaitu sampel Arum manis A.
2. Sampel Arum Manis A mengandung Rhodamin B dengan kadar 0,02%
yang artinya jajanan Arum manis tersebut tidak layak dikonsumsi oleh
masyarakat.

SARAN
1. Perlu adanya penyuluhan terhadap para penjual jajanan arum manis bahwa
Rhodamin B bukan pewarna pangan tetapi adalah pewarna tekstil berikut
dengan bahaya yang timbul.
2. Masyarakat harus lebih jeli untuk memilih makanan atau jajanan yang akan
dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan.
3. Perlu diadakan penelitian lain terhadap pemanis apa yang digunakan dalam
jajanan arum manis tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Kumpulan prosedur kimia air makanan dan minuman (amami).
Surakarta: Universitas Setia Budi.

Sihombing, V M. 2008. analisa kadar zat pewarna kuning pada tahu yang dijual di
pasar – pasar medan [Skripsi]. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Sumatra Utara.

Wehantauw F, Sherly D, Fatimawali. 2013. Analisis zat pewarna Rhodamin B pada


kerupuk yang beredar di kota Manado. UNSRAT 2: 86 – 90.

Winarno FG. 1984 Kimia Pangan dan Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta :
PT. Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai