Anda di halaman 1dari 10

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki peran besar dalam

pengembangan kemampuan akademiknon akademik dan bahkan moral para siswa yang berada di
dalamya. Sekolahpun menjadi salah satu ujung tombak bagi perkembangan dan kelangsungan
sebuah negara. Karena itulah keberadaan sebuah sekolah yang memiliki kualitas dan kredibilitas
yang baik dalam berbagai aspek mutlak diperlukan bagi segenap anak Indonesia. Ditambah lagi
jika menilik tujuan pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa….. inilah salah satu
alasan betapa pendidikan yang berkualitas memang berhak diterima oleh setiap tingkatan
pendidikan anak Indonesia. Meskipun demikian, pencapaian kualitas yang diharapkan ini tidak
semua sekolah maupun lembaga pendidikan mampu meraihnya. Bahkan secara umum, sistem
pendidikan Indonesia masih perlu dilakukan perbaikan secara menyeluruh dan kontinyu untuk
mencapai kebaikan dalam tujuan pendidikan nasional. Pendidikan juga dituntut dapat
mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dan juga kooperatif
di dunia global. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan lulusan yang unggul dalam baik sisi
akademis, humanis, hingga moral. Agar lulusan pendidikan nasional memiliki kompetitif tidak
bisa terlepas dari kualitas manajemen pendidikan, baik dalam hal efektivitas dan efisiensi proses
ke arah peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah dalam mengatasi permasalahan mutu
pendidikan telah banyak berbuat melalui program-program peningkatan mutu pendidikan sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Tantangan dalam dunia pendidikan
khususnya bagi para pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan urusan
pendidikan dalam hal ini pemerintah, harus memiliki alat atau piranti untuk mengevaluasi
sampai sejauh mana pembangunan pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi
masyarakat dapat tercapai secara optimal. Salah satu strategi manajerial yang dikembangkan
untuk menjamin sebuah organisasi (sekolah) memiliki daya tahan dan daya hidup dari masa
sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan datang yaitu dengan melakukan analisis
SWOT.

PEMBAHASAN

Sistem adalah sebuah komponen yang terdiri dari beberapa elemen dan subelemen yang
terintegrasi, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam sebuah konsep
sistem, ada berbagai perilaku dan gejala sosial, ekonomi, politik, hukum, dan keamanan, dengan
berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan subsistem yang tercakup di dalamnya. Sebagai
contoh adalah interaksi antar komponen dalam sekolah disebut sebagai sistem, sedangkan
komponen di sini dapat disebut dengan warga sekolah (siswa, guru, TU, karyawan, dan
orangtua). Interaksi di dalam kelas pada sekolah disebut subsistem, dan interaksi antar sekolah
sederajat merupakan suprasistem. Dengan sistem yang tersusun dengan baik, sebuah organisasi,
dalam hal ini adalah lembaga pendidikan seperti sekolah dapat mencapai tujuan yang telah
ditargetkan. Oleh karena itu, sistem sangat urgen dan vital keberadaannya demi keberhasilan
sebuah program kerja, apalagi jika tersusun secara sistematis dan dilaksanakan penuh
kredibilitas, tanggung jawab, dan kedisiplinan.

Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisis situasional yang menitikberatkan pada
identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, organisasi,
atau lembaga. SWOT sendiri merupkan akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategis
harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan, organisasi, atau lembaga tersebut dalam
kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi. Berikut ini definisi lebih rinci
tentang elemen SWOT:

 Strength (Kekuatan); faktor internal atau dalam yang cenderung memiliki efek positif
(atau menjadi mampu untuk) mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan
 Weakness (Kelemahan); faktor internal atau dalam yang mungkin memiliki efek
negatif (atau menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan suatau lembaga pendidikan
 Opportunity (Peluang); faktor eksternal atau luar yang cenderung memiliki efek positif
pada pencapaian atau tujuan sekolah, atau tujuan yang sebelumnya tidak
dipertimbangkan
 Threat (Ancaman); faktor eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki efek negatif
pada pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan absurd atau
malah sulit dicapai.

Jika analisis SWOT digunakan pada pendidikan maka dimungkinkan bagi sebuah sekolah untuk
mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi sekolah itu sendiri baik dalam
hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan yang lain, dan lapangan industri
yang akan dimasuki oleh para siswanya, bahkan sampai situasi internaal sekolah itu sendiri.
Untuk pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan peluang), yang
digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam
mengembangkan sebuah visi tentang masa depan. Perkiraan seperti ini diterapkan dengan mulai
membuat program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan serta
berlebihan dengan program yang lebih inovatif dan relevan, sesuai dengan kondisi sekolah itu
sendiri.

Beberapa contoh lingkungan internal lembaga pendidikan;

1. Tenaga kependidikan dan staf adminstrasi

2. Ruang kelas, laboratorium, dan fasilitas sarana prasarana (lingkungan belajar).

3. Para siswa

4. Anggaran operasional

5. Program riset dan pengembangan IPTEK

6. Organisasi atau dewan lainnya dalam sekolah

7. Kurikulum yang digunakan.


Beberapa contoh lingkungan eksternal lembaga pendidikan :

1. Tempat kerja yang prospektif bagi lulusan

2. Orang tua dan keluarga siswa

3. Lembaga pendidikan pesaing lainnya

4. Sekolah atau lembaga pendidikan tinggi sebagai persiapan lanjutan

5. Demografi sosial dan ekonomi penduduk

6. Badan-badan penyandang dana.

Selain itu, jika dilihat dari segi obyek analisis, analisis SWOT memiliki dua jenis, yaitu:

1) Model Kuantitatif

Analisis jenis ini menggunakam teknik penilaian, yang mana penilaian tersebut dilakukan
dengan cara memberikan skor pada masing-masing subkomponen, dimana satu subkomponen
dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang satu atau mengikuti lajur
vertikal. Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W,
serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan
selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada
ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu
memiliki satu pasangan Weakness dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki
satu pasangan satu Threat (T). Standar penilaian di buat berdasar kan kesepakatan bersama untuk
mengurangi kadar subyektifitas penilaian.

2) Model Kualitatif

Analisa jenis ini tidak jauh berbeda dengan jenis analisis kuantitatif, perbedaan yang mendasar
adalah pada penggunaan penilaian yang memadukan komponen kekuatan (kelebihan) dengan
kekurangan, cenderung pada hasil yang berupa wujud bukan jumlah nominal yang dihasilkan.
Umumnya bentuk anaisisnya berupa uraian deskriptif.

Jika dianalogikan, analisis SWOT itu seumpama sebuah peta, juga berfungsi sebagai panduan
pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta
tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang
dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Sebuah peta baru akan berguna jika tujuan
telah ditetapkan dan si pemegangnya telah merumuskan jalan mana yang harus diambil untuk
mencapai tujuan tersebut.
Dalam kerangka berpikir manajemen strategik, tujuan merupakan target-target yang bersifat
kuantitatif dari suatu organisasi. Pencapaian tujuan merupakan tolak ukur dari keberhasilan
kinerja atas faktor-faktor kunci keberhasilan suatu organisasi. Oleh karena itu tujuan merupakan
bagian yang penting dalam sistem strategi manajerial yang di dalamnya mengandung usaha
untuk melaksanakan suatu tindakan. Untuk itu tujuan harus menegaskan tentang apa (what) yang
secara khusus harus dicapai dan kapan (when).

Selanjutnya, setelah sasaran atau tujuan telah ditentukan barulah dirumuskan program kerja utuk
mencapai tujuan tersebut. Program ini dapat dijabarkan targetnya, segmentasinya dan strategi
yang akan digunakan. Sebuah program kerja dapat dikatakan sebagai sebuah program yang
lengkap apabila telah mampu menerangkan visi, misi, tujuan serta gambaran pelaksanaan yang
berupa target, segmentasi dan strategi yang dipilih.

Pelaksanaan akan diikuti dengan proses evaluasi. Yang perlu digarisbawahi disini adalah peran
analiss SWOT dalam melakukan penilaian kesesuaian konsep dan pelaksanaan program saat
program berjalan maupun di akhir program sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan penilaian
yang obyektif dan berkesinambungan. Analisis SWOT itu digunakan sebagai dasar untuk
menerjemahkan visi, misi, dan tujuan sehingga menjadi program kegiatan yang lebih
operasional.

Secara sederhana, analisis SWOT dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan
internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan atau eksternalnya. SWOT
adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses
pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan. Penafsiran
kekuatan dan kelemahan dapat dilakukan melalui survei, kelompok-kelompok fokus, wawancara
dengan murid dan alumni, dan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya. Begitu kelemahan dan
kekuatan telah diketahui, maka akan memungkinkan untuk mengkonfirmasi hal-hal
tersebut. Gambaran eksternal bersifat komplementer terhadap self-study internal di dalam
analisis SWOT. Pengaruh-pengaruh nasional dan regional seperti masalah-masalah lokal dan
negara dan penerapan kurikulum adalah yang paling penting dalam memutuskan program baru
apa saja yang perlu ditambah atau program yang sudah ada dan perlu dimodifikasi atau diganti.

Ada empat tahapan utama dalam melakukan analisis SWOT, dalam hal ini adalah untuk lembaga
pendidikan, yaitu:

1. Tahap Observasi

Dalam tahapan ini, pengamat akan membuat dan menyusun substansi dalam matriks SWOT
untuk memudahkn drafting data. Ia akan mengamati, menemukan, dan memasukkan hal-hal
yang merupakan komponen SWOT dalam matriks yang telah dibuat, yang mana merupakan data
aktual yang ditemukannya di lapangan, di lembaga pendidikan yang ditelitinya.

2. Tahap Analisa
Selanjutnya, peneliti akan melakukan mendalami dan menentukan kelompok-kelompok data
yang telah didapatnya ke dalam elemen yang tepat, apakah data A termasuk kategori Strengths
atau Weaknesses atau Opportunities, atau Threats, data B, dan seterusnya.

3. Tahap Penentuan Kebijakan

Peneliti akan menentukan langkah-langkah kebijakan yang diambil untuk memperbaiki atau
memperkuat sistem pendidikan. Kebijakan tersebut diambil dari menggabungkan dua faktor,
dengan ketentuan sebagai berikut:

 Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan (Strengths) dan peluang


(Opportunities)
 Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan (Weaknesses) dan peluang
(Opportunities)
 Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan (Strengths) dan ancaman
(Threats)
 Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman
(Threats).

4. Tahap Pembuatan Laporan

Setelah kebijakan telah ditentukan, tugas pengamat atau penganalisa SWOT adalah membuat
laporan dari penelitian yang telah dilakukannya. Laporan ini berfungsi sebagai rekaman data
secara deskriptif tentang penelitian yang dilakukan. Selain itu laporan ini menjadi bukti resmi
akan penelitian yang tentunya diperoleh berdasarkan kondisi aktual, kebijakan yang dipilih
setelah melakukan analisa mendalam dan dapat diaplikasikan dalam konteks nyata, serta dapat
dipertanggungjawabkan.

Hasil analisis SWOT yang telah dirumuskan tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan
untuk menentukan langkah-langkah untuk ke depannya dalam upaya memaksimalkan kekuatan
dan memanfaatkan peluang, serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan
dan mengatasi ancaman.

Kesimpulan

Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisa yang bersifat situasional yang digunakan
dalam rangka mendalami kondisi internal maupun eksternal sebuah lembaga, dalam hal ini
adalah lembaga pendidikan. Dengan mengetahui lebih dalam tentang kedua kondisi tersebut,
diharapkan lembaga pendidikan tersebut akan mampu mengintrospeksi diri atas daa-data yang
telah didapatkan dalam penelitian SWOT. Analisis SWOT yang dilakukan ini dapat menjadi
cerminan atau refleksi dari lembaga pendidikan itu sendiri sehingga dapat mengetahui sisi baik
maupun sisi buruk yang dimilikiya dan dapat menemukan cara untuk memperbaiki diri dari
mengetahui hal-hal tersebut. Analisis SWOT dapat pula menjadi peta, karena setelah masing-
masing faktor ditemukan, kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk perbaikan di kemudian
hari telah pula ditentukan, sehingga yang harus dilakukan lembaga pendidikan tinggal
melaksanakannya dengan penuh komitmen, disiplin, dan tanggung jawa demi terwujudnya
lembaga pendidikan yang berkualitas, berintegritas, dan menghasilkan siswa-siswa yang kelak
menjadi sumber daya manusia yang tak hanya unggul dalam segi akademik, tapi juga moral,
agama, dan sosial.
Pada era globalisasi, banyak sekali permasalahan yang dihadapi, permasalahan yang terjadi
menimbulkan banyak kekacauan di berbagi sekolah di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi
pemerintah di bidang pendidikan yaitu untuk mengantisipasi era globalisasi. Pendidikan dituntut
dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di dunia
global. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan lulusan yang unggul (kompetitif) sehingga
dapat eksis di dunia global. Agar lulusan pendidikan nasional memiliki kompetitif tidak bisa
terlepas dari kualitas manajemen pendidikan, bail dalam hal efektivitas dan efisiensi proses
kearah peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah dalam mengatasi permasalahan mutu
pendidikan telah banyak berbuat melalui program-program peningkatan mutu pendidikan sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Tantangan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan khususnya bagi para pelaksana
perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan urusan pendidikan dalam hal ini pemerintah,
harus memiliki alat atau peranti untuk mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan
pendidikan terutama kinerja layanan pendidikan bagi masyarakat dapat tercapai secara optimal.

1. 1. PEMBAHASAN

1. Analisis Swot dalam Pendidikan

SWOT adalah singkatan yang diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness, Opportunity
dan Threat, yang dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan sebagai Kekuatan, Kelemahan,
Peluang dan Ancaman.

Metoda analisa SWOT bisa dianggap sebagai metoda analisa yang paling dasar, yang berguna
untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya
adalah arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah
keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.

1. 1. Strength (S

Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan atau kelebihan yang ada dari organisasi atau
program saat ini.

1. Pro-perubahan, yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan


mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar, dan eksperimentasi untuk menemukan
kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery
2. Menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; student
centered; reflective learning, active learning; enjoyable dan joyful learning, cooperative
learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang
kesemuanya itu telah memiliki standar internasional
3. Menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;
4. Proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, khususnya mata pelajaran sains,
matematika, dan teknologi

1. Weakness

Situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.

1. Standar Pendidik yang disekolah yang sudah masih pada taraf Standar Nasional
2. Tidak Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK
3. Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK

3. Opportunity (O)

Situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang
berkembang bagi organisasi dimasa depan.

Memiliki kemampuan-kemampuan bertaraf nasional plus internasional sekaligus, yang


ditunjukkan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuan-kemampuan kunci
yang diperlukan dalam era global.

1. 4. Threat (T)

Situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat
mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.

Ancaman Internal

 Program belum dilaksanakan dengan riset yang mendalam dan konsepnya lemah
sehingga belum memiliki arah dan tujuan yang jelas sehingga
 Siswa yang tidak mampu dan siswa yang mampu dalam mengikuti pelajaran

Ancaman Exsternal

 Kecemburuan sosial dalam rangka pembagian anggaran


 Tujuan pendidikan yang misleading
 Kebijakan bertolak belakang dengan otonomi sekolah dan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS)
 Lulusan tidak sesuai yang diharapkan yaitu menguasai kurikulum internasional dan dapat
berbahasa Inggris dengan lancar.

Lingkungan strategis sekolah

Faktor-faktor lingkungan strategis sekolah yang ditinjau dari, lingkungan ekonomi politik dan
pemerintahan, pasar dan persaingan, tekhnologi, sosial dan geografi. Hal ini tentu saja mengacu
pada upaya membekali pengetahuan, keterampilan, keimanan, ketaqwaan, nilai-nilai sosial dan
moral yang berbudaya dan berkepribadian Indonesia untuk memperkokoh rasa kebangsaan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kondisi Pendidikan Sekolah.

Berlandaskan Undang-undang no.20 th 2003 tentang sistim pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah no.19 th 2005 yang dijadikan landasan pengembangan kesatuan pendidikan. Untuk
itu pendidikan di masa yang akan mendatang berupaya mengacu pada bertaraf standar
Internasional. Sehingga dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing pada masa yang akan
datang.

2. Peran Analisis Swot dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan
internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT
adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses
pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan.

Penafsiran kekuatan dan kelemahan dapat dilakukan melalui survey, kelompok-kelompok fokus,
wawancara dengan murid dan alumni, dan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya. Begitu
kelemahan dan kekuatan tergambar, maka akan memungkinkan untuk mengkonfirmasi item-
item tersebut. Gambaran eksternal bersifat komplementer terhadap self-study internal di dalam
analisis SWOT. Pengaruh-pengaruh nasional dan regional seperti masalah-masalah lokal dan
negara adalah yang paling penting dalam memutuskan program baru apa saja yang perlu
ditambah atau program yang sudah ada dan perlu dimodifikasi atau diganti.

3. Jenis-jenis analisis SWOT

1. Model Kuantitatif

Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O
dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu
ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman
yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu
pasangan Weakness dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan
satu Threath (T).

Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya


adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada
masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen
yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih
menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat
berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2. Model Kualitatif

Urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model
kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari
masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki
pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T,
maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, Subkomponen pada masing-masing
komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini
berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya,
Subkomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.

1. 5. Kaitan analis SWOT dengan Visi dan Misi ,tujuan dan program

Analisis SWOT itu digunakan sebagai dasar untuk menerjemahkan visi, misi, dan tujuan
sehingga menjadi program kegiatan yang lebih operasional.

Sekolah yang melaksanakan harus membuat rencana pengembangan sekolah. Rencana


pengembangan sekolah pada umumnya mencakup perumusan visi, misi, tujuan sekolah dan
strategi pelaksanaannya. Sedangkan rencana kerja tahunan sekolah pada umumnya meliputi
pengindentifikasian sasaran sekolah (tujuan situasional sekolah), pemilihan fungsi-fungsi
sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah diidentifikasi, analisis SWOT,
langkah-langkah pemecahan persoalan, dan penyusunan rencana dan program kerja tahunan
sekolah.

1. 3. PENUTUP

Analisis SWOT dapat dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal
sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah
perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal proses pembuatan
keputusan dan perencanaan stategi dalam berbagai terapan (Johnson, dkk, 1989). Jika digunakan
dengan benar maka dimungkinkan bagi sekolah mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai
situasi sekolah itu baik hubungan dengan masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan lain,
maupun lapangan kerja yang akan dimasuki siswa.

Pemahaman tentang faktor eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman pengujiannya.
Digabungkan dengan kekuatan dan kelemahan untuk membantu dalam mengembangkan sebuah
visi dan misi di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai