Anda di halaman 1dari 9

9 Tarian Tradisional Dari Sumatera Barat

yang Harus Dipertahankan


September 19, 2016 Seni Tari

Sumatera Barat yang ber-ibu kota Padang ternyata memiliki beberapa tarian tradisional yang
sangat menarik dan populer salah satunya adalah tari Indang dimana lagu latarnya “dindin
badindin” . Bagi kamu yang kelahiran 80-an pasti pernah mendengar lagu tersebut karena dulu
sering ditayangkan di TV.

Ngomong-ngomong masalah kebudayaan Sumatera Barat, yang terbesit di fikiran saya adalah
rumah adatnya yang khas karena bentuknya seperti tanduk. Tapi sekarang bukan waktunya
menjelaskan tentang rumah adat. Saya akan menjelaskan terlebih dahulu tentang berbagai tarian
tradisionalnya. Seperti biasa dengan tujuan agar kesenian dan kebudayaan Indonesia bisa lebih
disorot dan dipertahankan. Langsung saja simak yu ulasannya!!!

9 Tarian Tradisional Dari Sumatera Barat yang Harus


Dipertahankan :
1. Tari Piring

tari-piring
Tarian tradisional pertama adalah tari piring, dimana jumlah penari biasanya bersifat ganjil
antara 3-7 orang, penari pun bisa laki-laki atau perempuan, bahkan bisa berpasang-pasangan.

Awalnya tarian ini dibuat untuk ucapan terima kasih dari masyarakat setempat karena hasil
panennya melimpah.

Ritual pun akan dilakukan dengan membawa sesajen. Namun ketika agama Islam masuk, ritual
itu dijadikan sebuah tarian yang bersifat menghibur saja.

Gerakan tarian ini bersifat dinamis, ciri khasnya para penari membawa 1 piring di setiap telapak
tangannya dan diayun-ayunkan seperti pada gambar, dimulai dari gerakan lambat hingga gerakan
cepat. Diiringi musik sarunai, talempong, bansi dan saluang.

Namun ada syaratnya, piring-piring tersebut diusahakan tidak boleh jatuh atau lepas. Ditengah
tarian, biasanya penari akan menginjak pecahan piring yang telah disediakan. Walau berkesan
menyeramkan namun inilah sesi yang sangat menarik, dan anehnya para penari tidak terluka.
Konon katanya sebelum tarian dipentaskan, pecahan piring tersebut diberi doa agar tidak
menyakiti kaki para penari.

Kostum dalam tarian ini adalah kostum adat Bundo Kanduang, tengkuluk, dan minsia untuk
pernak pernik dalam baju penari. Sedangkan untuk warnanya diutamakan berwarna cerah.

2. Tari Payung

tari-payung

Tari Payung juga salah satu tarian tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini
biasanya berjumlah 4-8 orang penari yang berpasang-pasangan.

Tarian ini melambangkan kasih sayang, hal ini terlihat dari media yang digunakannya.

Menurut masyarakat sekitar, payung adalah wujud perlindungan dari hujan dan panasnya terik
matahari.
Jadi makna yang terkandung dalam tarian ini adalah sepasang kekasih yang sedang membina
kehidupan rumah tangga, biasanya gerakan penari laki-laki seolah sedang melindungi kepala
penari wanita. Sedangkan kain selendang yang digunakan oleh wanita mengartikan ikatan cinta
suci yang sedang terjalin. Romantis bukan?

Dalam gerakan tari payung di zaman sekarang sudah dimodifikasi sesuai perkembangan zaman,
walau begitu dalam beberapa gerakannya masih ada yang tidak diubah dalam artian masih murni
warisan dari nenek moyang.

Lagu pengiring dalam tarian ini berjudul Babendi-bendi ke Sungai. Alat musik yang digunakan
masih alat musik tradisional seperti rebana, akordion, gamelan padang, gendang, dan gong.

3. Tari Indang

tari-indang

Tarian tradisional berikutnya sudah tidak asing lagi ditelinga kita, tari Indang yang saya sebut di
awal artikel, tari ini ternyata kadang disebut tari badindin.

Biasanya ditarikan dengan jumlah 7 orang dan dibawakan oleh pria, namun seiring dengan
zaman, wanita pun banyak yang menarikan tarian ini.

Sejarahnya, tarian ini dibuat untuk menyebarkan dakwah agama Islam ketika dibawa Syekh
Burhanudin. Namun sekarang, tarian ini diadakan bila ada seminar budaya dan bersifat hiburan
saja.

Makna yang terkandung didalamnya mengajarkan kita kerja sama dengan orang lain. Hal ini
terlihat dari gerakannya yang sangat dinamis, ceria dan kompak.

Dan mengenai lagu latar yang berjudul “Dindin Badindin” mengandung makna yang mengajak
orang-orang untuk bertegur sapa.

4. Tari Lilin
tari-lilin

Sudah kebayang kan tarian tradisional berikutnya pasti menggunakan lilin sebagai media
utamanya.

Asal muasalnya, tari lilin diambil dari cerita rakyat ketika seorang gadis yang ditinggal
tunangannya berdagang, selama ditinggal gadis tersebut kehilangan cincin pertunangannya dan
ia berusaha mencarinya ditengah malam dengan membawa lilin di atas piringan kecil di
tangannya, akhirnya gerakan gadis tersebut dijadikan tarian dan lahirlah tari lilin.

Gerakan dalam tarian tersebut diantaranya meliak liuk, membungkuk, dan memutar-mutar lilin.
Hanya saja lilin tidak boleh padam dan piringannya pun tidak boleh jatuh. Jenis lilin pun tidak
sembarangan.

Kostum yang digunakan busana adat Minangkabau, dengan khiasan kepala dan baju batabur
serta sarung.

Baca juga : 12 Tarian Tradisional Dari Jawa Tengah yang Sangat Populer

5. Tari Pasambahan Minang

tari-pasambahan
Tarian tradisional berikutnya adalah tari pasambahan minang, jangan salah mengeja ya. Karena
saat saya pertama kali baca seperti “Persembahan”.

Lanjut saja ya, tarian ini bertujuan untuk menyambut tamu istimewa sebagai ucapan selamat
datang dan juga ungkapan rasa hormat pada tamu yang diundang. Biasanya sebagai
penyambutan pengantin pria ke rumah wanita, dan akan dilanjutkan dengan suguhan daun sirih.

Gerakan tari yang digunakan mencakup gerakan silat, langkah berserak dan membungkuk.

Seiring dengan zaman, tarian ini selalu ada dalam pementasan seni dan bersifat untuk hiburan
saja.

Tari ini tidak diharuskan ditarikan oleh wanita, laki-laki pun bisa menarikannya. Alat musik
yang digunakan adalah telempong, serunai, bansi, gandang tambui, dan tassa.

Kostum yang digunakan pun dipilih dari warna-warna yang kuat seperti merah, hitam dan hijau.

6. Tari Rantak

tari-rantak

Tarian daerah berikutnya berasal dari Kabupaten Kerinci, berbeda dengan tarian lainnya. Bila
tarian lain mengandung gerakan lunggak lenggok dan keanggunan, tari rantak justru memiliki
ciri ketegasan dalam setiap gerakan, disertai hentakan kaki yang dapat menimbulkan bunyi, dan
beberapa gerakan pencak silat.

Tarian ini bisa dibilang tarian pertama yang mengambil dari gerakan pencak silat.

Tarian ini bisa dibawa oleh wanita ataupun laki-laki, dan diperkirakan telah berumur sangat
lama. Namun karena kurangnya perhatian, tarian ini pernah terkubur. Untungnya, tarian ini
dipertahankan oleh daerah Minang walau masih kurang pementasannya.

Kostum yang digunakan biasanya menggunakan warna tegas seperti merah dengan kostum adat
Minangkabau.
7. Tari Ambek-ambek Koto Anau

tari-ambek-ambek-koto-anau

Nama tariannya, Koto Anau diambil dari nama daerah di Sumatera Barat. Karena dipercayai
tarian ini berasal dari daerah tersebut. Tarian ini bisa dibawakan oleh wanita ataupun laki-laki.

Sejarah singkatnya, tarian ini diambil dari kegiatan anak-anak yang sedang bermain dengan
teman-temannya dan dijadikan tarian. Gerakannya pun ada yang duduk, berkeliling, berjalan-
jalan, berhadapan, adapun sedikit gerakan pencak silat.

Kostum yang digunakan untuk laki-laki biasanya kostum adat penghulu, untuk wanita
menggunakan Buno Kanduang. Namun bisa saja menggunakan pakaian adat lainnya.

8. Tari Randai
tari-randai

Tarian ini lumayan menarik para wisatawan asing, di beberapa negara tarian ini dipertunjukan
sebagai seni mancanegara.

Jelas saja, ketika saya lihat pun tari randai sangat keren.

Jumlah penari utamanya satu orang dimana ia akan memberi aba-aba pada teman-teman se-
penarinya untuk gerakan selanjutnya. Total penarinya tidak disyaratkan karena tergantung dari
cerita rakyat yang akan dibawakan.

Sejarah singkatnya, dulunya tari ini adalah sebagai media penyampaian tentang cerita rakyat
melalui syair yang dilantunkan dan gerakan-gerakan tarian tersebut. Tidak aneh, bila ada
sebagian penari yang menambahkan dialog ditengah tarian tersebut.

Awalnya ketika saya melihat gerakan tari randai sangat membuat terkesima. Pasalnya, gerakan
tarian tersebut sangat unik. Terdapat gerakan pencak silat, gesekan kaki, kuda-kuda, jalan-jalan
dan gerakan yang paling menarik buat saya adalah gerakan ketika penari menabuh kostum celana
diantara kaki mereka yang menghasilkan suara gebukan seperti pada gambar, selain itu terdapat
gerakan tepuk tangan yang selaras dan kompak.

Buat saya pribadi tarian ini sangat menarik, karena memberi 2 ilmu bagi para penonton. Pertama
tentang tarian tradisionalnya, yang kedua tentang cerita rakyat yang dibawa oleh para penari.
Tidak heran tarian ini telah merambah ke mancanegara seperti Hawaii dan Thailand.

Mirisnya, sekarang tari randai sangat asing di Minangkabau, karena kurangnya perhatian
terhadap tarian ini.

9. Tari Alang Babega


tari-alang-babega

Tari tradisional selanjutnya bernama Tari Alang Babega, jumlah penarinya tidak disyaratkan
namun biasanya tarian ini ditarikan oleh 2-6 orang. Penaripun bisa laki-laki atau wanita. Bisa
juga disatukan wanita dan laki-laki.

Tarian ini sangat sederhana namun ternyata sudah merambat ke luar negeri dalam acara
kebudayaan.

Sejarah singkatnya, tarian ini diambil dari seekor Elang yang sedang mencari mangsa dan
dijadikan menjadi sebuah tarian.

Gerakannya pun sangat sederhana, dinamis dan atraktif. Dimana para penari akan melentangkan
tangan dan seolah sedang mencari mangsa. Wajar saja, gerakannya pun diambil dari seekor
elang.

Sekarang tarian ini dianggap lebih kontemporer dibanding tarian lainnya. Dan menjadi tarian
sekolah Sumatera Barat.

Tarian ini menjadi salah satu tarian yang dibanggakan oleh masyarakat Sumatera Barat dan lebih
sering dipertunjukan bila ada acara tertentu seperti pertunjukkan seni, kebudayaan, dan
pertunjukan hiburan.

http://www.ragamseni.com/9-tarian-tradisional-dari-sumatera-barat-yang-harus-dipertahankan/

Anda mungkin juga menyukai