Anda di halaman 1dari 22

BIOLOGI UMUM UNTUK FISIKA

LAPORAN KEGIATAN V
REGULASI DAN HOMEOSTATIS PADA MANUSIA

Disusun Oleh :
1. Lucky Arditama (12316244002)
2. Asteria Dhiantika (12316244007)
3. Fatimah Primadian F (12316244009)
4. Ari Dewayani (12316244010)

Pendidikan Fisika (Internasional)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
KEGIATAN V

I. Topik
Regulasi dan homeostatis pada manusia

II. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menyebutkan contoh regulasi dalam tubuh manusia.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme regulasi dalam ragka homeostatis
dalam tubuh manusia.

III. Dasar Teori


Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh (system
regulasi) yang terdiri dari saraf, endokrin (hormone), dan pengindraan. System
saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang
merangsangnya.
Manusia merupakan makhluk hidup yang memiliki sistem pengaturan yang
paling rumit. Pengaturan seluruh aktifitas tubuh kita dilakukan secara rapi oleh
sistem koordinasi dan sistem regulasi, terdiri dari sistem saraf dan hormon. Sel
saraf merupakan bagian utama pada sistem saraf. Sel saraf membawa pesan
melalui sistem saraf. Tubuhmu mengandung berjuta-juta sel saraf. Sel saraf
disebut neuron.
(http://eprints.usm.my/2583/1/Document-765_Version-859_application-
pdf_0.pdf)

Kata homeostasis merujuk pada pemeliharaan ketahanan secara keseluruhan


dalam tubuh. Homeostasis menstabilkan tubuh dengan mengatur lingkungan
internal. Hal ini diperlukan tubuh untuk berfungsi sebagaiman mestinya. Proses
homeostatik sangat penting untuk kelangsungan hidup setiap sistem sel, jaringan,
dan tubuh. Homeostasis dalam pengertian umum mengacu pada stabilitas,
keseimbangan atau equilibrium. Pemeliharaan lingkungan internal yang stabil
memerlukan pemantauan konstan, terutama oleh sistem otak dan saraf. Otak
menerima informasi dari tubuh dan merespon dengan tepat melalui pelepasan
berbagai zat seperti neurotransmiter, katekolamin, dan hormon. Fisiologi organ
individu lebih lanjut lagi berguna untuk memfasilitasi pemeliharaan homeostasis
dari seluruh tubuh misalnya Pengaturan tekanan darah: pelepasan renin oleh
ginjal yang memungkinkan tekanan darah akan stabil (Renin, Protein
angiotensinogen, Sistem Aldosteron), meskipun otak membantu mengatur
tekanan darah oleh hormon hipofisis dengan melepaskan Anti-diuretik (ADH).
Dengan demikian, homeostasis dipertahankan di dalam tubuh secara keseluruhan,
tergantung pada bagian-bagiannya.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologi_manusia)
Homeostasis adalah kondisi lingkungan internal tubuh yang relative
konstan pada batas-batas tertentu.Agar sel-sel tubuh mampu bertahan untuk tetap
hidup, maka komposisi cairan yang mengelilinginya harus terpelihara dengan
tepat sepanjang waktu.( Soedjono Basuki, 1988 : 9 )
Suatu organisasi dikatakan berada dalam homeostasis apabila lingkungan
internalnya :
a. Berisi gas, nutrien, ion, dan air dalam keadaan optimum
b. Mempunyai suhu optimum
c. Mempunyai tekanan optimum untuk kondisi sehat sel. ( Soedjono
Basuki, 1988 : 9-10 )
Bila homeostasis terganggu bisa berakibat untuk terjadinya sakit.Bila cairan
tubuh tidak berada dalam kesetimbangan lagi, maka bisa terjadi kematian.(
Soedjono Basuki, 1988 : 10 )
Jantung merupakan organ berotot dengan empat ruang di dalamnya, bentuk
dan ukurannya kurang lebih seperti kepalan tinju kita.Terletak pada rongga
mediastinum, kira-kira dua per tiganya pada sebelah kiri garis tengah tubuh dan
sepertiganya di sebelah kanannya.( Soedjono Basuki, 1988 : 256 )
Sistem respirasi terdiri dari organ-organ yang memungkinkan darah
mempertukarkan gas-gas dengan udara.Organ-organ tersebut adalah hidung,
faring, laring, trakhe, bronchi dan paru.Kelompok organ ini membentuk “garis
hidup” tubuh. Bila terjadi gangguan pada garis hiup anatomis ini, maka akan
terjadi kematian daam waktu yang singkat. Pertukaran gas-gas antara darah dan
udara dikenal sebagai respirasi, namun sebenarnya ini merupakan salah satu fase
respirasi saja.( Soedjono Basuki, 1988 : 316 )
Paru merupakan organ yang berbentuk kerucut, cukup besar mengisi bagian
pleural cavum thoracicus dan terletak berhadapan dengan sempurna.Meluas dari
diapragma ke titi sedikit di atas clavicula dan terletak berhdapan dengan rusuk
anterior maupun posterior.Permukaan medial setiap paru agak konkaf
memberikan tempat bagi struktur mediastinal dan bagi jantung, namun
kekonkafannya lebih besar yang kiri dari pada yang kanan karena posisi
jantung.Bronchi primer dan pembuluh darah paru memasuki setiap paru melalui
celah pada permukaan medialnya yang disebut hilum.Bronchi primer dan
pembuluh darah ini diikat bersama oleh jaringan ikat untuk membentuk akar
paru.( Soedjono Basuki, 1988 : 320 )
Tujuan utama respirasi adalah untuk memasok sel-sel tubuh dengan oxygen
dan mengambil karbondioxida yang dihasilkan oleh kegiata seluler.( Soedjono
Basuki, 1988 : 322 )
Hewan berdarah panas seperti kita, mempertahankan suhu tetap secara
sungguh-sungguh, walaupun bervariasinya suhu lingkungan.Secara normal, suhu
tubuh mengalami lonjakan harian tidak lebih dari 2ºF, sedangkan dalam keadaan
sakit variasinya dapat mencapai beberapa derajat.Agar suhu konstan sebagai
tanda kita sehat, harus ada kesetibangan antara jumlah panas yang dihasilkan
dalam tubuh dan yang hilang dari tubuh.( Soedjono Basuki, 1988 : 391 )
Panas dihasilkan oleh oksidasi atau katabolisme makanan. Karena otot dan
kelenjar ( terutama hati ) merupakan jaringan paling aktif, mereka melakukan
lebih banyak sehingga menghasilkan panas lebih banyak dari pada setiap jaringan
lain. Jumlah panas yang dihasilakan bergantung terutama pada jumlah kerja otot
yang dilakukan.Misalnya latihan olah raga dan gemetar, melainkan produksi
panas, karena ketidak aktifan menurunkan jumlah panas yang diturunkan.(
Soedjono Basuki, 1988 : 392 )
Ada beberapa cara hilangnya panas tubuh yaitu dari kulit, panas yang
hilang dari kulit karena radiasi, konduksi, dan penguapan keringat. Kira-kira 80%
sampai 85% dari semua panas yang hilang dari tubuh melalui kulit.( Soedjono
Basuki, 1988 : 392 )
Radiasi adalah pemindahan panas dari permukaan satu obyek kepada obyek
lain tanpa persinggungan antara kedua obyek tersebut. Konduksi berarti
pemindahan panas kepada setiap substansi yang benar-benar bersinggungan
dengan tubuh, misalnya berbaju atau berperhiasan. Penguapan air adalah cara
yang sangat penting berhubungan dengan hilangnya panas dari kulit. Pada suhu
sedang ia menyebabkan kira-kira separuh panas yang hilang seperti yang
dilakukan radiasi, tetapi pada suhu tinggi ia merupakan satu-satunya cara
lepasnya panas dari kulit. Kelembaban atmosfer cukup menghambat penguapan
sehingga berkurang pengaruh pendinginan yang terjadi darinya, artinya serajat
suhu yang sama terasa lebih panas pada keadaan lembab dari pada keadaan
kering. ( Soedjono Basuki, 1988 : 392 )
Homoistasis dan pengaturan biologis tubuh manusia dapat diuraikan
menurut sifat fisik dan kimiawi.Namun perlu diingat bahwa sekumpulan bahan
kimia yang terdapat dalam tubuh manusia tidak cukup untuk menggambarkan ciri
tersebut. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 4 )
Homeostasis adalah kemampuan sel dan tubuh menjaga agar lingkungan
secara internal tetap.Meskipun lingkungan mungking bisa berubah-ubah baik
secara internal maupun eksternal, homeostasis tetap terpelihara. (Nyanyu Samsiar
Nangsari, 1988 : 4 )
Sel-sel tubuh manusia secara terus menerus menghasilkan tenaga dan bahan
untuk menjaga terpeliharanya homeostasis dan perubahan kimia yang tetap antar
cairan yang terdapat dalam sel dan di luar. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 4 )
Ekskresi ialah pembuangan bahan-bahan yang tidak diperlukan lgi oleh
tubuh.Ekskresi dibentuk dalam tubuh dan dengan sel-sel pada dinding saluran
pencernaan, paru-paru, kulit da tubula-tubula pada buah pinggang.Buah pinggang
adalah salah satu alat pokok dalam sistem ekskresi dan memegang peranan
penting dalam menjaga homeostasis. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 5 )
Kelenjar keringat adalah, sekresi aktif dari kelenja keringat di bawah
pengendalian syaraf simpatis.Keringat terutama berisi larutan garam dengan
konsentrasi kira-kira 1/3 dari yang ada dalam plasma.Keringat dibentuk oleh 2-5
juta kelenjar keringat yang berupa saluran melingkar pada pori-pori permukaan
kulit. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 171 )
Kelenjar keringat disusun oleh sel epithelium berbentuk kuboidal dan
kolumnar, yang sangat aktif menghasilkan keringat. (Nyanyu Samsiar Nangsari,
1988 : 172 )
Neuron-neuron di dalam pusat pengaturan temperatur di hipotalamus
mengimbangi kehilangan panas dan produksi panas mengatur pembentukan
keringat melalui reflex mekanisme membantu menjaga kestablan temperatur
tubuh. Temperatur lingkungan lebih tinggi dari temperature tubuh dapat dirasakan
cukup nyaman bila udara kering, tetapi kelembaban data menyebabkan rasa tidak
enak karena menghalangi hilagnya temperatur tubuh melalui penguapan. (Nyanyu
Samsiar Nangsari, 1988 : 172 )
Keringat terdiri dari 99% air, sedangkan yang 1% lagi terutama terdri dari
sodium khlorida ( NaCl ), porasium khlorida, asam laktat, nitrogen ( seperti
amoniak dan asam urine ). (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 172 )
Penguapan keringat pada permukaan kulit mengakibatkan dingin, yang
membantu menurunkan temperatur tubuh.Dalam keadaan aktif produksi keringat
sebnyak 0.5-1.0 liter setiap hari. Bila tidak atif ( pasif ) 0.6 liter tiap har. (Nyanyu
Samsiar Nangsari, 1988 : 172 )
Temperatur tubuh kita dijaga dalam susunan yang sempit oleh perpaduan
antara panas dan hilangnya panas, dikontrol melalui pusat pengatur panas yaitu
dalam hipotalamus. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 173 )
Temperatur tubuh rata-rata 37 derajat C ( 98.6 ºF ) dan berkisar dari 36.3 ºC
sampai 37.6 ºC di antara berbagai individu. Temperatur tubuh meningkat 0.5 ºC
pada siang hari, 0.5ºC lebih tinggi bila diukur melalui anus daripada melalui
mulut, dan naiknya sebanyak 3ºC bila melakukan latihan-lathan yang kuat. Oleh
karena pusat pengaturan temperatur di hipotalamus kurang efektif bagi bayi yang
baru lahir dan pada orang tua, perubahan temperatur sekelilingnya data
meghambat temperatur tubuh dan fungsinya lebih cepat terjadi pada mereka ini
daripada orang lain. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 175 )
Produksi panas terjadi sebagai hasil oksidasi makanan di dalam otot dan di
dalam sel-sel hati. Kehilangan panas akibat dari evaporasi ( penguapan ) keringat
melalui kulit. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 175 )
Sistem peredaran darah adalah sistem yag terdiri atas jantung dan pembuluh
darah ( arteri, vena dan kapiler ). Seperti sistem endokrin, sistem sirkulasi darah
menjaga homeostasis serta memelihara hubungan antara cairan intraseluler dan
ekstrasluler. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 186 )
Dengan berolah raga, banyaknya udara dibawa ke dalam dan dikeluaran
dari pau-paru setiap menit menjadi lebih besar, sehingga besar dari kapiler dan
alveoli( gelembung ) paru-paru meningkat pertukaran gas, darah lebih banyak
dapat mengambil oksigen untuk dikirim ke jaringan perifer. (Nyanyu Samsiar
Nangsari, 1988 : 197 )
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya
dan pada saat yang sama melepaskan hasil oksidanya. Oksigen yang bersenyawa
dengan karbon dan hydrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-
sendiri melangsungkan proses metaolismenya, hasil sekresinya berupa karbon
dioksida dan air. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 231 )
Pernafasan ialah proses ganda, terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan
dan darah disebut pernafasan dalam dan terjadi antara paru-paru dan darah disebit
pernafasan luar. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 231 )
Lebih kurang 19.5 mL dari 20 mL oksigen biasanya dangkut dalam 100 mL
darah, sedangkan yang 0.5 mL lagi diangkut sebagai molekul-molekul gas yang
larut dalam plasma.Jadi hanya 98.5% oksigen diangkut di dalam aliran darah
dibawa oleh hemoglobin sebagai senyawa oksihemoglobin. (Nyanyu Samsiar
Nangsari, 1988 : 235 )
Meningkatnya temperatur, berarti menurunan jumlah oksigen hemoglobin
dapat ditahan. Meningkatnya temperature dalam jaringan yang aktif akan
merangsang banyak oksigen dari hemoglobin. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 :
236 )
Gabungan oksigen dengan hemoglobin dipengaruhi oleh tekanan partial
oksigen.Bila tekanan partial oksigen meningkat, demikian juga kombinasinya
dengan hemoglobin.Sebaliknya, bila tekanan partial oksigen rendah, oksigen
dibebaskan dari hemoglobin. Hemoglobin yang telah kehilangan oksigen disebut
hemoglobin menurun ( reduced hemoglobin ). (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 :
236 )
Tubuh manusia mempunyai mekanisme yang membantu dalam menjaga
homeostasis dan kehidupan itu sendiri.Bermacam-macam mekanisme pengatur
tubuh yang menjaga puluhan alasan mengapa tubuh manusia dapat dipandang
sebagai mesin yang menakjubkan. (Nyanyu Samsiar Nangsari, 1988 : 11 )
Contoh homeostasis yang ringkas ialah
 Apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon dengan mengeluarkan peluh
melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darahnya
meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke
sekitarnya, hal ini juga menyebabkan kulit berwarna merah.
Apabila suhu badan tinggi, termoreseptor akan mentransfer suhu pada
kulit, di otak, hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat untuk mengatur
suhu darah yang melaluinya, mekanisme koreksi akan diarahkan atau
dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan koordinasi tubuh.
Mekanisme koreksi apabila suhu badan tinggi ialah:
1. Vasodilasi yaitu pembuluh darah mengembang untuk berdekatan dengan
kulit (lingkungan luar) yang memungkinkan panas dibebaskan keluar.
2. Bulu kulit ditegaskkan untuk mengurangi udara yang terperangkap pada
kulit supaya panas mudah dibebaskan karena udara adalah konduktor
panas yang baik. Bulu kulit diatur oleh otot erektor.
3. Lebih banyak darah pada kulit (kulit kelihatan merah) - Memudahkan
panas darah terbebas keluar melalui proses penyinaran.
4. Berpeluh - Air keringat yang dirembes oleh kelenjar keringat mempunyai
panas pendam tentu yang tinggi dapat menyerap panas yang tinggi dan
terbebas ke lingkungan sekitar apabila air peluh menguap.
Apabila suhu tubuh rendah, termoreseptor akan menaikkan suhu pada
kulit, di otak hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat mengatur suhu
darah yang melaluinya, mekanisme koreksi akan diarahkan atau dirangsang
oleh hipotalamus dengan menggunakan koordinasi badan. Mekanisme koreksi
apabila suhu badan rendah ialah:
1. Vasokonstriksi yaitu pembuluh darah menyempit untuk menjauhi kulit agar
panas tak banyak keluar ke lingkungan sekitar.
2. Bulu kulit ditegakkan agar lebih banyak udara yang terperangkap pada kulit
supaya panas sukar dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang
baik. Bulu kulit diatur oleh otot erektor.
3. Kurang darah pada kulit (Kulit kurang kelihatan kemerahan atau pucat) -
Kurang mengalami proses penyinaran untuk mencegah panas terbebas
keluar lingkungan.
4. Kurangnya keringat - Saat kurang air keringat dirembeskan oleh kelenjar
peluh maka panas tak banyak dibebaskan melalui penguapan air peluh.
Pengawalan suhu dengan kaidah metabolik
Dikenal sebagai kaidah metabolik karena pengaturan lebih kepada penggunaan
kimia badan daripada secara fisik walaupun terdapat pengaturan yang
melibatkan otot-otot. Kawalan ini melibat peranan:
a. Otot rangka
b. Kelenjar adrenal
c. Kelenjar tiroid
Dalam keadaan sejuk, hipotalamus akan mengatur otot rangka untuk
vasokonstriksi secara aktif. Hal ini akan menyebabkan seseorang mengigil dan
meningkatkan suhu badan. Pada saat yang sama, kelenjar adrenal akan
mensekresikan hormon adrenalin dan noradrenalin sedangkan kelenjar tiroid
akan mensekresikan hormon tiroksin, semua hormon ini bertujuan untuk
meningkatkan suhu badan dengan cara meningkatkan metabolisme tubuh.
Dalam keadaan panas, aktivitas otot rangka akan berkurang, begitu juga
dengan sekresi hormon-hormon tertentu oleh kelenjar adrenal dan kelenjar
tiroid akan berkurang.
Hormon epinefrin dan norepinefrin bertindak dengan:
1. Meningkatkan kadar detak jantung dan kadar pernapasan.
2. Meningkatkan tekanan darah
3. Meningkatkan metabolisme badan
4. Meningkatkan kadar gula darah dengan merangsang pengubahan glikogen
ke glukosa.
Kulit dan Homeostasis
1. Reseptor panas dan dingin terletak dalam kulit. Saat suhu tubuh meningkat,
hypothalamus mengirimkan sinyal saraf menuju kelenjar keringat dan
menyebakan pelepasan air sekitar 1-2 liter perjam untuk mendinginkan
tubuh.
2. Hipothalamus juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kulit
membuat lebih banyak darah mengalir ke area tersebut dan menebabkan
panas terlepa dri permukaan kulit.
3. Saat suhu tubuh menurun, kelenjar keringat mengkerut dan produksi
keringat berkurang. Jika suhu tubuh terus menerus berkurang, tuuh akan
menjaga thermiogenesis, dengan cara meningkatkan laju metabolisme dan
dengan menggigil.
4. Kehilangan air lewat kulit berlangsung dalam dua cara :
a. penguapan
b. berkeringat.

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang
dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh
manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh
pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme
umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah
melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik
tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan
suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran
panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Mekanisme regulasi dalam rangka homeostasis dalam tubuh manusia ada dua
macam, yaitu Umpan Balik Negatif, yaitu suatu proses yang terjadi ketika sistem
tubuh kita butuh diambatkan atau bahkan memberhentikan secara komplit suatu
proses yang sedang terjadi dan Umpan Balik Positif, yaitu suatu respon untuk
menimbulkan atau menguatkan suatu proses fisiologis dan atau aksi dari suatu
sistem, respon ini biasanya merupakan suatu proses siklik yang dapat terus
berlanjut memperkuat suatu aksi atau suatu proses sampai suatu respon umpan
balik negatif mengambil alih. Semua system tubuh organisme saling bekerjasama
untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh. Homeostasis dibutuhkan sel
dan jaringan tubuh untuk dapat bekerja dengan baik menghadapi stressor
perubahan lingkungan eksternal. Adapun beberapa mekanisme homeostasis yang
penting antara lain thermoregulasi, osmoregulasi, regulasi air dan elektrolit, serta
glukoregulasi.
Homeostasis dalam pengertian umum mengacu pada stabilitas,
keseimbangan atau ekuilibrium.Ini adalah upaya tubuh untuk mempertahankan
lingkungan internal konstan.Memelihara lingkungan internal yang stabil
memerlukan pemantauan konstan dan penyesuaian sebagai perubahan kondisi.Hal
ini menyesuaikan sistem fisiologis dalam tubuh disebut regulasi homeostatik.
Regulasi homeostatik melibatkan tiga bagian atau mekanisme:
1) reseptor,
2) pusat kontrol
3) efektor.

Reseptor menerima informasi bahwa sesuatu di lingkungan berubah.Pusat


kendali atau pusat integrasi menerima dan memproses informasi dari
reseptor.Dan terakhir, efektor merespon perintah dari pusat kontrol dengan baik
lawan atau meningkatkan stimulus. Ini adalah proses yang berkelanjutan yang
terus bekerja untuk memulihkan dan mempertahankan homeostasis. Misalnya,
dalam mengatur suhu tubuh terdapat reseptor suhu di kulit, yang menyampaikan
informasi ke otak, yang merupakan pusat kendali, dan efektor adalah pembuluh
darah kita dan kelenjar keringat di kulit kita. (http://fisiologi-tubuh-manusia-
1989.blogspot.com/2011/12/fisiologi-manusia-homeostasis_30.html)
Karena lingkungan internal dan eksternal tubuh yang terus berubah dan
penyesuaian harus dilakukan terus menerus untuk tinggal di atau dekat set point,
homeostasis dapat dianggap sebagai ekuilibrium sintetis.Karena homeostasis
adalah suatu usaha untuk mempertahankan kondisi lingkungan internal oleh
fluktuasi membatasi, hal itu harus melibatkan serangkaian loop umpan balik
negatif.(http://fisiologi-tubuh-manusia-1989.blogspot.com/2011/12/fisiologi-
manusia-homeostasis_30.html)
Di antara faktor-fasktor lingkungan internal yang harus dijaga secara homeostatik
adalah:
1. Kondisi molekul-molekul makanan.
Sel-sel memerlukan pasok zat makanan yang konstan untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar untuk menghasilkan energi metabolik yang diperlukan
guna menunjang kehidupan dan aktivitas seliler yang khusus.
2. Konsentrasi O2 dan CO2.
Sel memerlukan O2 untuk keperluan oksidasi molekul-molekul zat makanan
guna menghasilkan energi yang digunakan oleh sel. sedangkanCO2 yang
diproduksi selama reaksi kimia tersebut harus diimbangi dengan pengeluaran
CO2 dari paru-paru, sehingga pembentukan asam dari CO2 tidak meningkatkan
keasaman lingkungan eksternal..
3. Konsentrasi zat sampah.
Berbagai reaksi kimia menghasilkan produk akhir yang tidak dikehendaki dan
memiliki efek racum pada sel-sel tubuh bila zat sampah tersebut teraakumulasi
sampai diatas batas tertentu.
4. pH.
Perubahan keasaman dalam lingkungan internal akan mempengaruhi aktivitas
sel, misalnya mempengaruhi mekanisme sinyal listerik pada sel saraf dan
aktivitas enzim dari semua sel.
5. Konsentrasi garam dan elektrolit yang lain.
Konsentrasi garam-garam dalam lingkungan internal sangat penting untuk
memelihara volume sel secara tepat.Sel-sel tidak berfungsi secara normal bila
sel menggelembungkan atau mengkerut.Elektrolit yanglain menampilkan
bermacam-macam fungsi vital.Misalnya, denyut jantung yang teratur
tergantung pada konsentrasi kalium (K+) dalam cairan ekstraseluler.
6. Suhu.
Sel-sel tubuh akan berfungsi secara optimal di dalam rentangan suhu yang
sempit. Fungsi sel sangat menurun bila berada dalam lingkungan yang sangat
dingin, dan emnjadi rusak (struktur protein dan enzimatiknya) apabila berada
dalam lingkungan yang sangat panas.
7. Volume dan tekanan.
Sirkulasi komponen lingkungan internal, yaitu plasma darah, harus dijaga
pada volume dan tekanan darah yang pasti, untuk menjamin distribusinya yang
luas antara lingkungan internal dan sel.

IV. Alat dan Bahan


a. Termometer badan
b. Stopwatch
c. Counter ( masing-maing 2 atau 4 buah per kelompok )

V. Prosedur Kerja
1. Menentukan 4 orang diantara anggota kelompok praktikum anda untuk
berperan sebagai objek percobaan. ( kalau mungkin 2 pria dan 2 wanita )
2. Mengukur suhu tubuh objek percobaan ( dalam mulut atau ketiak )
menganggap suhu tubuh ini sebagai suhu awal.
3. Mengukur frekuensi nadinya ( daerah leher depan, daerah pergelangan tangan
bagian depan, dsb ). Menganggap frekuensi nadi sebagai frekwensi awal.
4. Mengukur frekuensi respirasinya ( inspirasi atau ekspirasinya per menit )
5. Mengamati ada tidaknya keringat pada permukaan tubuh ( nyatakan dalam
sedikit, banyak, tidak ada ).
6. Menyuruh 2 dari 4 objek tersebut ( kalau mungkin 1 pria dan 1 wanita ) untuk
melakukan aktivitas ringan, misalnya jalan ditempat selama 10 menit ( yang 2
orang tetap diam atau tidak melakukan aktivitas ini ).
7. Mengukur suhu tubuh, frekuensi nadi, frekuensi respirasi, dan keringat pada
keempat objek percobaan. Kalau perlu lakukan dengan 2 atau 3 kali ulangan.
Menganggap data suhu tubuh, frekwensi nadi dan kerigat ini sebagai data
kedua.
8. Mengulangi langkah nomor 7 dan 8 tetapi untuk aktivitas yang lebih berat (
misalnya lari ditempat, naik turun tangga gedung, lari-lari di ruagan, dsb ).
Data-data hasil penguuran atau pengamatan setelah aktivitas ini dianggap
sebagai data ketiga.
9. Meminta data dari kelompok lain, minimal dari 4 kelompok.
10. Membuat tabulasi data mengenai suhu tubuh, frekuensi nadi, dsb tersebut
untuk data pertama, kedua, dan ketiga.
11. Mengorganisasikan data sehingga tampak perbandingan antara data pria dan
wanita.
12. Melakukan pembandinga diatas data-data tersebut misalnya dengan uji t,
ANAVA, atau cara pembandingan lain.
13. Mendiskusikan dengan teman-teman atau rujukan dengan referensi untuk
menjelaskan fenomena-fenomena itu.
14. Membuat simpulan dari kegiatan kali ini.
VI. Data Pengamatan
Frekwensi Nafas Suhu Tubuh Denyut Nadi Jumlah Keringat
Nama
-5’’ 0’’ +5’’ -5” 0” +5” -5” 0” +5” -5” 0” +5”
Aad ♂ 18 25 23 36 36.7 36.7 82 92 87 + +++ ++
Ipul ♂ 16 20 19 36.7 36.8 36.8 69 92 86 +++ +++ +++
Fian ♂ 31 40 30 36.5 36.9 36.9 94 134 100 - ++ +
Rama ♂ 24 42 33 35 35.7 35.7 97 120 73 + +++ ++
Taufik ♂ 19 23 18 36.8 36.8 36.8 83 119 104 ++ ++ ++
Andi ♂ 7 10 8 36.7 36.9 37.1 54 64 61 - ++ +++
Lukcky ♂ 13 19 10 36.7 37 36.7 48 105 94 - +++ ++
Rata- 18,3 25. 20,1 36,3 36,7 36,5 75, 103, 86.6 0,85 2,6 2,14
Rata 6 3 7
Atyasa ♀ 19 37 30 36.6 36.4 36.9 92 157 94 + +++ +
Putri ♀ 16 20 16 35.5 36.4 36.5 78 74 70 + ++ +
Azza ♀ 24 44 36 35.5 36.2 36 72 85 66 + ++ ++
Winda ♀ 34 34 31 36.4 36.5 36.4 90 105 92 - ++ +
Arum ♀ 13 22 16 37 37.1 37.1 58 107 66 + ++ +
Wiji ♀ 27 37 25 35.7 36.8 36.9 50 61 56 - ++ +++
Nanda ♀ 27 54 26 35.2 36.1 36 75 90 70 - +++ ++
Rata- 22,8 35. 25,7 36 36,5 36,5 73, 97 72,8 0,6 2,14 1,6
Rata 4 6

Keterangan :
-5” : 5 menit setelah kegiatan
0” : setelah kegiatan langsung
+5” : 5 m3nit setelah kegiatan
Keterangan keringat :
+ : sedikit
++ : sedang
+++ : banyak
VII. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan regulasi dan homeostatis pada manusia
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan yaitu melakukan percobaan, mendisain
eksperimen, menganalisis data yang di dapat, menyimpulkan eksperimen tersebut
serta mengkomunikasikan hasil ekssperimen tersebut. Adapun alat-alat yang
digunakan adalah: termometer badan, stopwatch, dan counter. Pada praktikum
kali ini kami mengamati manusia yang memiliki jenis kelamin yang berbeda
dengan mengukur suhu tubuh, menghitung frekuensi nadi dan frekuensi respirasi
serta melihat ada dan tidaknya keringat pada probdus sebelum percobaan
dilakukan sebagai data awal yan kami dapatkan. Pada penentuan intensitas
keringat ini dapat dinyatakan dengan keterangan sedikit, banyak dan sedang.
Selanjutnya kami melakukan percobaan selanjutnya yaitu uji aktifitivitas,
yaitu dengan melakukan bermacam-macam aktifitas mulai dari aktivitas lari-lari
kecil ditempat selama 5 menit.Setelah uji aktivitas kami mengukur kembali suhu
tubuh, frekuensi nadi, frekuensi nadi dan melihat intensitas keringat yang
dihasilkan oleh probadus. Kemudian kami melihat perbedaan antara probadus
laki-laki dan probadus perempuan. Selanjutnya ssetelah probadus istirahat selama
5 menit kami mengukur kembali suhu tubuh, frekwensi denyut nadi, frekuensi
pernafasan serta banyaknyab keringat yang dihasilkan.
Suhu Tubuh

Grafik Suhu
36.8
36.7
36.6
36.5
36.4
Suhu

36.3 Laki-laki
36.2
Perempuan
36.1
36
35.9
0 1 2 3 4
Waktu Pelaksanaan
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa suhu yang diperoleh sebelum aktivitas
dilakukan oleh probadus laki-laki maupun perempuan masih tergolong stabil
sedangkan pada saat melakukan aktivitas suhu tubuh probadus cenderung naik
dan beberapa saat setelah melakukan aktivitas suhu tubuh probadus kembali
normal seperti semula. Hal ini menunjukkan bahwa suhu tubuh probadus sebelum
melakukan aktivitas, pada saat melakukan aktivitas dan setelah melakukan
aktivitas mengalami fluktuasi. Terdapat perbedaan pada probadus laki-laki
maupun probadus perempuan. Suhu tubuh probadus laki-laki cenderung lebih
tinggi dibanding suhu tubuh probadus perempuan, hal ini disebabkan karena
aktivitas probadus laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas probadus
perempuan.
Dari data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan suhu tubuh
pada obyek percobaan.Pada suhu tubuh obyek percobaan antara sebelum dan
sesudah beraktivitas yang ringan tidak sangatlah berbeda.Menurut sumber yang
telah kami baca kenaikan suhu tubuh ini dikarenakan karena proses
thermoregulasi yang dilakukan oleh tubuh. Enzim manusia bekerja efektif pada
suhu 37 ºC. Pusat pengaturan suhu ada di otak bagian hipotalamus. Terdapat
beberapa efektor yang terlibat. Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme.
Dan suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang
dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh
manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh
pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
Frekuensi Pernafasan

Grafik Frekwensi Nafas


40
35
30
Frekwensi Nafas

25
20
Laki-laki
15
Perempuan
10
5
0
0 1 2 3 4
Waktu Pelaksanaan

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa frekwensi nafas yang diperoleh


sebelum aktivitas dilakukan oleh probadus laki-laki maupun perempuan masih
tergolong stabil sedangkan pada saat melakukan aktivitas frekwensi nafas
probadus cenderung naik dan beberapa saat setelah melakukan aktivitas suhu
tubuh probadus kembali normal seperti semula. Hal ini menunjukkan bahwa
frekwensi nafas probadus sebelum melakukan aktivitas, pada saat melakukan
aktivitas dan setelah melakukan aktivitas mengalami fluktuasi. Terdapat
perbedaan pada probadus laki-laki maupun probadus perempuan. Frekwensi nafas
probadus laki-laki cenderung lebih rendah dibanding frekwensi nafas probadus
perempuan, hal ini disebabkan karena probadus laki-laki lebih terbiasa melakukan
aktivitas berat dibandingkan dengan probadus perempuan.
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa probadua mengalami kenaikan
frekuensi respirasi setelah melakukan aktivitas.Salah satu faktor yang
mempengaruhi kenaikan frekuensi respirasi adalah kenaikan suhu tubuh karena
kerja otot yang giat, sehingga kecepatan respirasi bertambah.
Frekuensi Denyut Nadi

Grafik Denyut Nadi


120

100
Junlah Denyut Nadi

80

60
Laki-laki
40
Perempuan
20

0
0 1 2 3 4
Waktu Pelaksanaan

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa frekwensi nadi yang diperoleh sebelum
aktivitas dilakukan oleh probadus laki-laki maupun perempuan masih tergolong
stabil sedangkan pada saat melakukan aktivitas frekwensi nadi probadus
cenderung naik dan beberapa saat setelah melakukan aktivitas suhu tubuh
probadus kembali normal seperti semula. Hal ini menunjukkan bahwa frekwensi
nadi probadus sebelum melakukan aktivitas, pada saat melakukan aktivitas dan
setelah melakukan aktivitas mengalami fluktuasi. Terdapat perbedaan pada
probadus laki-laki maupun probadus perempuan. Frewensi nadi probadus laki-
laki cenderung lebih tinggi dibanding frekwensi nadi probadus perempuan, hal ini
disebabkan karena aktivitas probadus laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
aktivitas probadus perempuan.
Dari data percobaan yang diperoleh, dpat dilihat bahwa setelah melakukan
aktivitas, baik aktivitas ringan maupun berat akan frekuensi nadi meningkat.
Sama seperti pada frekuensi respirasi, jumlah kenaikan frekuensi denyut nadi
pada aktivitas berat lebih banyak daripada pada aktivitas ringan.Ini menandakan
bahwa semakin berat aktivitas yang dilakukan, maka semakin tinggi frekuensi
denyut nadi. Ini sesuai dengan salah satu akibat dari teori umpan balik positif
bahwa pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih
banyak panas keluar tubuh jika suhu tubuh meningkat, sehingga ini
mengakibatkan tekanan darah menurun. Jika tekanan darah menurun, reseptor di
arteri karotis akan mendeteksinya dan mengirimkan sinyal ke otak. Otak
kemudian akan mengirimkan pesan ke jantung untuk mempercepat denyutnya
sehingga aliran darah yang dipompa lebih besar dan mengakibatkan pingkatan
tekanan darah.

Frekuensi Keringat

Grafik Jumlah Keringat


3

2.5
Jumlah Keringat

1.5
Laki-laki
1
Perempuan
0.5

0
0 1 2 3 4
Waktu Pelaksanaan

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah keringat yang diperoleh


sebelum aktivitas dilakukan oleh probadus laki-laki maupun perempuan masih
tergolong stabil sedangkan pada saat melakukan aktivitas jumlah keringat
probadus cenderung naik dan beberapa saat setelah melakukan aktivitas jumlah
keringat probadus kembali normal seperti semula. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah keringat probadus sebelum melakukan aktivitas, pada saat melakukan
aktivitas dan setelah melakukan aktivitas mengalami fluktuasi. Terdapat
perbedaan jumlah keringat pada probadus laki-laki maupun probadus perempuan.
Jumlah keringat probadus laki-laki cenderung lebih tinggi dibanding jumlah
keringat probadus perempuan, hal ini disebabkan karena aktivitas probadus laki-
laki lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas probadus perempuan.
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa pada objek percobaan yang
melakukan aktivitas mengeluarkan keringat. Ini sebagai tanda bahwa tubuh
melakukan regulasi akibat dari tubuh mengalami kenaikan suhu. Menurut sumber
yang telah kami bacapengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek
peningkatan suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat
menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan
suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup
banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu
mekanisme tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis.

VIII. Conclusion
From this experiment we can conclude that homeostatik for living a cell from
the body which is not support, the body can be regulation. Homeostatik and
regultion on the people for example can be looked at the thermometers of body,
frequency of pulce, frequency of breath, and the sum of sweat. It is show when
some people doing some activities and response of their body. Some activities
make the thermometers of body, freqency of pulse, frequency of breath and the
sum of sweat is increase. It is a influenced of hypothalamus on their brain. And
all of systems in the body of organism can be work together for keeping
homeostatis on their body. Homeostatis needed cell and tissueso that can be good
working to stand before stressor of change externalenvironment.It is two
mechanism of regulation of hemeostatis on the body of human. They are
negative feed back and positive feed back.
DAFTAR PUSTAKA

Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta :


DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi
Kentjananingsih, sri. 1989. Petunjuk Praktikum Struktur dan Fungsi
ManusiaUntuk MAhasiswa S1 dan D3.Jakarta : Direktorat Jenderal
PendidikanTinggi.
Nangsari, Nyanyu Syamsiar. 1988. Pengantar Fisiologi Manusia.
Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
http://eprints.usm.my/2583/1/Document-765_Version-859_application-
pdf_0.pdf)
http://fisiologi-tubuh-manusia-1989.blogspot.com/2011/12/fisiologi-manusia-
homeostasis_30.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Fisiologi_manusia

Anda mungkin juga menyukai