Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian di artikan sebagai setrategi mengatur alat penelitian agar


peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menutut
Arikunto (2006:3)Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Sedangkan menurut
Wibawa dalam (Tukiran,2011:15) berpendapat bahwa Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah – masalah aktual yang dihadapi
oleh guru di lapangan. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah
sistematis dan logis dalam rangka mencari kebenaran ilmiah. Dalam tradisi penelitian
tindakan kelas prosedur yang digunakan dalam bentuk daur, yaitu suatu kajian terhadap
tindakan pembelajaran dan dampaknya atau hasilnya dilakukan secara bertahap,
berulang-ulang dan terus menerus sampai batas ditemukannya tindakan hasil yang
ideal. Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan Penelitian Tindakan Kelas
adalah penelitian yang mengangkat masalah – masalah yang aktual yang dilakukan oleh
para guru yang merupakan pecermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk
memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesipnal

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini, dilakukan dalam beberapa siklus.Model


Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model pertama
dalam PTK yang di perkenalkan pada tahun 1946, dan merupakan acuan pokok atau
dasar dari berbagai model PTK yang lain. Konsep inti PTK Lewin, bahwa dalam satu
siklus PTK terdiri dari empat langkah, yaitu (1) perencanaan( planning); (2) aksi atau
tindakan (acting );(3) observasing (observing ); (4) refleksi ( reflektion). Penelitian
tindakan kelas ini dilakukan dalam bentuk siklus. Masing-masing siklus dilakukan
dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama terdiri dari 2 JP untuk penyampaian materi.
Pertemuan kedua terdiri dari 3 JP, di mana 2 JP pertama untuk penyampaian materi,
dan 1 JP berikutnya digunakan untuk tes formatif. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap,
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
3.1.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah menengah atas (SMAN) di Kota
Sumbawa Besar. Peneliti memilih SMA Negeri 1 Sumbaa Besar untuk menjadi
tempat penelitian. Hal ini dikarenakan, peneliti menemukan permasalahan yang
timbul dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas XI ini pada materi laju
reaksia. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar yang berada di Jalan Garuda No 1
Sumbawa Besar.

3.1.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 2 selama 3 bulan pada tahun


pelajaran 2016-2017 yaitu pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2017.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti ubtuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi pada
penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sumbawa Besar,
yang berjumlah 5 kelas IPA yang terdiri dari: kelas XI IPA 1, IPA 2, IPA 3, IPA 4,
dan IPA 5 dengan jumlah siswa sama yaitu 35 siswa setiap kelas. Jadi total jumlah
populasi sebanyak 175 siswa.

3.2.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2014:62), sampel adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dari populasi
dilakukan dengan tehnik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014:68), tehnik
sampling jenuh adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu,
siswa kelas XI IPA I yang berjumlah 35 siswa.
3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan


data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Sugiyono, 2014:80). Kualitas
instrument akan menentukan kualitas data yang terkumpul. Oleh karena itu, menyusun
instrumen harus disusun berdasarkan kisi-kisi yang ada, Diman kisikisi dibuat
berdasarkan indikator an kompetensi yang ada.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan instrumen tes.

Dengan materi dalam penelitian ini yaitu bentuk molekul. Dimana tesnya dilakukan dua

kali yaitu dalam bentuk post test dan pree test.

3.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk


siklus yang akan berlangsung lebih dari satu siklus bergantung dari tingkat keberhasilan
target yang akan dicapai, dimana setiap siklus bisa terdiri dari satu atau lebih pertemuan.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang mengkaji tentang permasalahan dengan
ruang lingkup yang tidak terlalu luas yang berkaitan dengan perilaku seseorang atau
kelompok tertentu, ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka
pemecahan masalah yang dihadapi atau memperbaiki sesuatu dan pada umumnya
dilaksanakan secara kolaboratif antara Kepala Sekolah, guru dan peneliti senantiasa
berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif
sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk
meningkatkan hasil belajar statika siswa serta perolehan manfaat yang lebih baik. Kepala
sekolah, guru statika dan peneliti serta siswa dilibatkan sejak dialog awal sampai refleksi.
Adapun rencana tindakan penelitian ini akan dilakukan dua siklus, dengan berbagai
kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Dimana tahapan pada siklus 1 dan 2 yaitu:
1. SIKLUS I

a. Perencanaan Tindakan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti pembuatan rencana


pelaksanaan pembelajaran yang dialami, menyiapkan metode alat dan sumber
pembelajaran serta merencanakan pula langkah-langkah dan tindakan apa yang
akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini
penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki praktek pembelajaran mengenai teori keseimbangan dan hukum
Newton, yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif jigsaw, adapun
langkah-langkah perencanaannya yaitu :

1) Meminta izin kepada kepala sekolah dan guru terutama guru wali kelas X TGB
Program Keahlian Bangunan SMK N 2 Surakarta.

2) Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah

3) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar


mengajar yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus.

4) Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

5) Memilih bahan pelajaran yang sesuai.

6) Menentukan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif


jigsaw.

7) Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa sumber, bahan, dan alat bantu


yang dibutuhkan.

8) Menyusun lembar kerja siswa.

9) Mengembangkan format evaluasi.

10) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

11) Melakukan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran.


b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada


perencanaan yang telah dibuat yaitu :

1) Tahap Awal Pembelajaran

a) Salah satu siswa memimpin doa lalu guru mengucapkan salam.

b) Guru mengkondisikan siswa kearah pembelajaran.

c) Guru mengecek kehadiran siswa (presensi).

d) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan : “Apakah


kalian tahu tentang teori keseimbangan dalam perhitungan kekuatan bahan
konstruksi bangunan?”

2) Tahap Inti Pembelajaran

a) Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok (tiap kelompok terdiri dari 7-8 orang)
dengan karakteristik yang heterogen.

b) Guru mengkondisikan siswa supaya duduk berkelompok.

c) Siswa menyimak panjelasan guru tentang tugas yang harus diselesaikan


dalam kelompoknya.

d) Guru memberikan bahan akademik yang disajikan kepada siswa dalam


bentuk teks dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari bagian
dari bahan akademik tersebut.

e) Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab
untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya
berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut,
kumpulan semacam itu disebut “Kelompok Ahli”.

f) Selanjutnya para siswa yang berbeda kelompok ahli kembali ke kelompok


asal untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari
dalam kelompok ahli.
g) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan apa yang telah dipelajari
bersama dalam kelompok tersebut.

h) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal, guru


melakukanevaluasi kepada para siswa secara individual mengenai bahan
yang telah dipelajari.

3) Tahap Akhir Pembelajaran

a) Guru mengulas kembali jika ada masalah yang belum terpecahkan.

b) Guru melemparkan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan


kompetensi yang dimiliki siswa.

c) Guru melakukan refleksi, kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut.

C. Observasi

Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap
aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung.
Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktivitas siswa dan
kinerja guru dalam pembelajaran statika dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa dan
kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi
atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.

d. Refleksi

Refleksi merupakan pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat


observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk
memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang telah dilakukan.
Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat 34,
perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai
pembelajaran dinyatakan berhasil. Peneliti akan melakukan refleksi diakhir
pembelajaran dengan merenungkan kembali secara intensif kejadian atau
peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan.
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Mengecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama proses


tindakan.

b. Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti dan kepala sekolah
(pembimbing) berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan lapangan,
dan lain-lain.

c. Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario


pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam tindakan
sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan
pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.

2. SIKLUS II

Langkah pada sikus dua sama dengan prosedur pada siklus pertama yaitu terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk


memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini data keterampilan pemecahan
masalah yang dimiliki siswa didapatkan dengan menggunakan teknik tes secara
kuantitatif dan diperoleh melalui dua kali tes yaitu dengan pre-test dan post-tes. Dimana
teknik tes yaitu

 Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa guna
untuk mengetahui hasil belajar bagi siswa XI IPA setelah diterapkan strategi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Sumbawa
Besar.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan mengukur validitas dan realibilitas
dari instrumen tersebut, dimana untuk mengukur validitas digunakan rumus kolerasi
biserial dan untuk mengukur realibilitasnya dengan menggunakan rumus KR 20.

3.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidtan


suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai tingkat validitas yang
tinggi dan sebaliknya jika suatu instrumen tersebut tidak valid maka instrumen
tersebut mempunyai tingkat validitas yang rendah. Dimana uji validitas dapat
ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi biserial, dimana kolerasi biserial
berfungsi untuk mengetahui hubungan antara skor pada setiap butir soal benar
dan salah dimana benar ditandai dengan 1 dan salah ditandai dengan 0 dengan
skor totalnya. Sebagai berikut rumus dari kolerasi biserial yaitu:

𝑀𝑝−𝑀𝑡 𝑝
𝑟pbi= √𝑞
𝑆𝐷

Keterangan :

𝑟pbi = koefisien korelasi point biserial

Mp = rerata nilai untuk kelompok yang bersekor 1

Mt = rerata sekor total

SD = Standar deviasi sekor total

p = proporsi subjek yang bersekor 1

q = propersi subjek yang bersekor 0 (q = 1 – p)

Instrumen tes hasil belajar dapat dinyatakan valid jika nilai dari r hitung lebih
besar dari r tabelnya. Dimana r tabel telah ditentukan berdasarkan jumlah soal
yang berada pada instrumen tersebut.
3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur instrumen


tersebut cukup bagus atau tidak untuk digunakan sebagai alat pengumpul data dari
hasil siswa. Data dikatakan reliabel jika data tersebut memang benar dan sesuai
kenyataannya dan dapat memberikan hasil yang sama berapa kalipun diambil.
Reliabilitas soal tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus K-R.20
yaitu (Arikunto, 2010). Rumus dari KR 20 adalah sebagai berikut :

𝑘 𝑆𝑡 2 ∑𝑝𝑖 𝑞𝑖
ri = { }
(𝑘−1) 𝑆𝑡 2

Keterangan:

k : jumlah item dalam instrument

qi : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)

pi : Proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar

St2 : varians total

Dari data hasil KR 20 kita dapat mengetahui kriteria dari instrumen yang telah
kita susun tersebut dengan dimencocokkan hasil yang kita dapat dengan rentang nilai
yang sudah ada pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Koefisien r

Nilai r Interpretasi
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,800 Sedang
0,400 – 0,600 Cukup
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangat rendah

Anda mungkin juga menyukai