PENDAHULUAN
Insidensi dan mortalitas sepsis sangat tinggi di seluruh dunia. Angka
kematian sepsis berkisar antara 25 - 80 % diseluruh dunia.1 Diestimasikan bahwa
setiap hari sekitar 1400 pasien meninggal di ruang rawat intensif dikarenakan
sepsis, dan kebanyakan pasien yang muncul dengan sepsis menerima
penatalaksanaan awal di instalasi gawat darurat.2,3 Pada umumnya, sepsis terjadi
kurang lebih 2% dari seluruh rumah sakit di negara maju. Sepsis timbul pada
sekitar 6% sampai dengan 30% pasien di seluruh ruang rawat intensif. Secara
umum, lebih dari 50% dari pasien sepsis berat membutuhkan penatalaksanaan
Intensif.2.4
Sepsis terjadi pada hampir seluruh pasien yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit karena infeksi, sedangkan sepsis berat terjadi pada setengah sampai
tiga perempat pasien dengan kondisi sakit kritis. Hampir di seluruh negara maju,
insiden dari sepsis berat telah diidentifikasi pada sekitar 50 sampai 100 kasus per
100.000 orang di suatu populasi. Insiden dari sepsis, sepsis berat, dan septik
syok kurang dapat digambarkan di negara berkembang.2,4
Kemajuan mengenai penelitian sepsis saat ini telah dapat meningkatkan
pengetahuan mengenai dasar proses patofisiologi dari sepsis.2 Bagaimanapun,
pada praktek sehari-hari di ruang rawat intensif tetap saja sulit untuk
mengidentifikasi dan menangani sepsis dan kondisi yang terkait secara tepat. Hal
tersebut meninggalkan pertanyaan mengenai kurangnya pengetahuan mengenai
definisi yang konsisten dan pengertian mengenai sepsis diantara komunitas medis
secara global, karena kurangnya pengetahuan mengenai definisi berhubungan
dengan keterlambatan diagnosis dan penatalaksanaan dini. 2,4
Pedoman praktik klinis Surviving Sepsis Campaign: International
Guidelines for Management of Sepsis and Septic Shock: 2016 merupakan revisi
dari Pedoman Surviving Sepsis Campaign (SSC) 2012 tentang manajemen sepsis
berat dan syok septik. Pedoman SSC yang pada awalnya diterbitkan pada tahun
2004 dan direvisi pada tahun 2008 dan 2012. Rekomendasi yang terbaru
1
2
dari 15, tekanan darah sistolik 100 mmHg atau kurang, dan laju nafas 22 kali per
menit atau lebih menawarkan validitas prediktif yang hampir sama dengan
keseluruhan nilai SOFA diluar ruang rawat intensif. Penilaian baru ini, yang
dinamakan qSOFA (untuk quick SOFA) membuat penilaian kriteria yang lebih
mudah untuk mengidentifikasi pasien dewasa dengan dugaan infeksi yang akan
memiliki hasil buruk. 12