PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Dalam makalah ini akan lebih khusus membahas mengenai contoh kasus
pengambilan sampel yang harus menggunakan cara penarikan regresi pada sampling
stratifikasi beserta pengaplikasian rumus-rumus yang ada di dalamnya.
C. Tujuan penulisan
Dapat memahami penarikan regresi pada sampling stratifikasi.
Dapat menggunakan rumus-rumus yang ada pada penarikan regresi sampling
stratifikasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
secara acak dari setiap kelompok-kelompok itu. Kelompok tersebut dinamakan
LAPISAN atau STRATA.
Seperti yang diketahui sebelumnya, lapisan adalah kumpulan objek yang
memiliki karakteristik yang sama pada variabel yang ingin diambil datanya. Variabel
yang menyekat populasi menjadi beberapa lapisan adalah variabel yang memiliki
pengaruh atau berhubungan dengan variabel yang diambil datanya. Misalnya kita
ingin menduga rata-rata waktu yang disediakan oleh mahasiswa untuk menonton
televisi dalam sehari. Jika ada justifikasi yang kuat bahwa antara laki-laki dan
perempuan terdapat perbedaan dalam hal tersebut, maka jenis kelamin dapat dipilih
untuk dijadikan lapisan. Jika tidak demikian, harus dicari variabel lain. Penyusunan
lapisan dapat dilakukan menggunakan lebih dari satu variabel.
Beberapa rumus yang dapat digunakan dalam sampling stratifikasi antara
lain :
1 𝑁ℎ −𝑛ℎ 1
𝑉(𝑟𝑐 ) = ∑𝐿 𝑁ℎ 2 𝑆𝑐ℎ 2
𝑦2 𝑁ℎ 𝑛ℎ
Dan taksirannya
1 𝑁ℎ − 𝑛ℎ 1
𝑣̂(𝑟𝑐 ) = ∑ 𝑁ℎ 2 𝑆 2
𝑦̂ 𝑁ℎ 𝑛ℎ 𝑐ℎ
𝑥̂𝑐 = 𝑟𝑐 𝑦
3
Dengan variansi
𝑉̂ (𝑥̂𝑐 ) = 𝑦 2 𝑉̂ (𝑟𝑐 )
𝐿
𝑦ℎ
𝑟𝑠 = ∑ 𝑟
𝑦 ℎ
𝐿
1 𝑁ℎ − 𝑛ℎ 1
𝑉(𝑟𝑠 ) = 2 ∑ 𝑁ℎ 2 𝑆 2
𝑦 𝑁ℎ 𝑛ℎ 𝑐ℎ
Dengan taksirannya
𝐿
1 𝑁ℎ − 𝑛ℎ
𝑉̂ (𝑟𝑠 ) = 2 ∑ 𝑁ℎ 2 𝑆𝑐ℎ 2
𝑦̂ 𝑁ℎ
Alokasi sampel
𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ
Untuk 𝑟𝑐 : 𝑛ℎ = ∑ 𝑁𝑘 𝑆𝑐ℎ
.𝑛
𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ
Untuk 𝑥̂𝑐 : 𝑛ℎ = ∑ 𝑁𝑘 𝑆𝑐ℎ
.𝑛
𝑛ℎ = 𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ .𝑛
∑ 𝑁𝑘 𝑆𝑐ℎ
4
Ukuran sampel
𝑁 ∑ 𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ
𝑛 =
𝑁 𝐷2 +∑ 𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ 2
2
𝑑2
Dengan 𝐷2 =
𝑧2
𝑥̂
𝑅 =
𝑦̂
Dimana 𝑥̂ = ∑𝐿 ̅̅̅
𝑥ℎ . 𝑁ℎ dan 𝑦̂ = ∑𝐿 ̅̅̅
𝑦ℎ . 𝑁ℎ
5
Sehingga 𝑥̂ = ∑𝐿 ̅̅̅
𝑥ℎ . 𝑁ℎ = { (2,5 x 4) + (6 x 3) + (13 x 3)}
= 10 + 18 + 39
= 67
13
𝑦̂ = ∑𝐿 ̅̅̅
𝑦ℎ . 𝑁ℎ = { ( 4 x 4) + (8 x 3) + (13 x 3)}
= 13 + 24 + 39
= 76
𝑥̂ 67
Jadi, 𝑅 = = 76
𝑦̂
1
𝑆𝑥1 2 = {(2-2,5)2 + (4-2,5)2 + (1-2,5)2 + (3-2,5)2}
4−1
1
= 3(5)
5
=3
1 44
= 3(16)
6
44
= 48
11
= 12
𝑁2
1
𝑆𝑥2 2 = ∑(𝑥ℎ2 − 𝑥
̅̅̅)
2
2
𝑁2 − 1
1
𝑆𝑥2 2 = {(5-6)2 + (6-6)2 + (7-6)2}
3−1
1
= 2(2)
=1
𝑁2
2 1 2
𝑆𝑦2 = ∑(𝑦ℎ2 − 𝑦
̅̅̅)
2
𝑁2 − 1
1
𝑆𝑦2 2 = {(6-8)2 + (8-8)2 + (10-8)2}
3−1
1
= 2(8)
=4
1
𝑆𝑥𝑦2 = ∑𝑁ℎ(𝑥2𝑖 − ̅̅̅)
𝑥2 (𝑦2𝑖 − ̅̅̅)
𝑦2
𝑁2 − 1
1
𝑆𝑥𝑦2 = {(1)(2) + (0)(0) + (1)(2)}
3−1
7
1
Sxy2 = 2 (4)
Sxy2 = 2
g) Koefisien koreksi 𝜌2
𝑆𝑥𝑦2
𝜌2 =
𝑆𝑥2 𝑆𝑦2
2
𝜌2 = = 1
1 .2
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampling stratifikasi adalah teknik pengambilan sampel di mana
sampel yang diambil dari setiap sub-populasi akan mempunyai
tingkat keterwakilan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan metode
sebelumnya. Namun penentuan stratanya harus dilakukan dengan
menggunakan kerangka sampel yang informasinya lengkap dan akurat.
Nisbah populasi dapat ditentukan menggunakan persamaaan:
𝑥̂
𝑅 =
𝑦̂