Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Metode penarikan contoh acak sederhana merupakan metode pengambilan


sampel yang paling dasar. Metode penarikan sampel acak sederhana akan sangat baik
digunakan jika populasinya relatif homogen atau dalam kondisi serba sama. Namun
pada kenyataannya sangat sulit menemukan populasi yang serba sama, tentunya
kondisi ini memerlukan penanganan tersendiri agar informasi yang dikumpulkan
tetap maksimal.

Metode penarikan sampel acak berlapis merupakan salah satu metode


penarikan sampel yang sangat efektif digunakan untuk populasi yang tidak homogen.
Pada metode ini, populasi akan dibagi mehjadi beberapa kelompok yang tidak saling
tumpang tindih, dan kemudian mengambil secara acak dari setiap kelompok-
kelompok itu. Kelompok tersebut dinamakan lapisan atau strata. Dengan kata lain,
populasi disekat-sekat sehingga di setiap sekatan, objek memiliki karakteristik yang
mirip.

B. Rumusan masalah

Dalam makalah ini akan lebih khusus membahas mengenai contoh kasus
pengambilan sampel yang harus menggunakan cara penarikan regresi pada sampling
stratifikasi beserta pengaplikasian rumus-rumus yang ada di dalamnya.

C. Tujuan penulisan
 Dapat memahami penarikan regresi pada sampling stratifikasi.
 Dapat menggunakan rumus-rumus yang ada pada penarikan regresi sampling
stratifikasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Pemilihan skema penentuan sampel (random atau non-random) sangat


tergantung pada ketersediaan kerangka sampel. Sampel acak (random) yang
diperlukan untuk analisis statistika inferential menuntut persyaratan sebagai berikut:
ukuran populasinya diketahui, ukuran sampelnya jelas, dan semua unsur (keluarga,
rumah) populasi mempunyai kesempatan sama untuk diambil sebagai sampel.
Dengan demikian sampel dianggap merepresentasikan populasinya, sehingga dapat
digunakan untuk menarik generalisasi pada tingkat representasi yang terukur.
Sebaliknya pengambilan sampel tak-acak (non-random) dapat dilakukan apabila tak
dibutuhkan generalisasi dan penelitian perlu dilakukan secara cepat. Dalam sampel
tak-acak unsur populasi dipilih atas dasar ketersediannya atau karena menurut
penilaian.
Setiap teknik penentuan sampel acak memulai prosedurnya dari kerangka
sampel yang secara operasional mendefinisikan populasi sasaran. Yang paling
sederhana di antara metode sampel acak adalah simple random sample (SRS), di
mana setiap unsur dalam kerangka sampel mempunyai peluang sama untuk terpilih.
Metode acak berikutnya adalah stratified sampling. Kadang-kadang
kerangka sampel yang ada memuat berbagai informasi tentang karakter unsur
populasi. Informasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi sampel dengan
cara membedakannya berdasarkan unsur-unsur populasi tertentu. Sampel yang
diambil dari setiap sub-populasi akan mempunyai tingkat keterwakilan yang lebih
tinggi, dibandingkan dengan metode sebelumnya. Namun penentuan stratanya harus
dilakukan dengan menggunakan kerangka sampel yang informasinya lengkap dan
akurat.
Sampel stratifikasi didapatkan dengan cara membagi populasi menjadi
beberapa kelompok yang tidak saling tumpang tindih, dan kemudian mengambil

2
secara acak dari setiap kelompok-kelompok itu. Kelompok tersebut dinamakan
LAPISAN atau STRATA.
Seperti yang diketahui sebelumnya, lapisan adalah kumpulan objek yang
memiliki karakteristik yang sama pada variabel yang ingin diambil datanya. Variabel
yang menyekat populasi menjadi beberapa lapisan adalah variabel yang memiliki
pengaruh atau berhubungan dengan variabel yang diambil datanya. Misalnya kita
ingin menduga rata-rata waktu yang disediakan oleh mahasiswa untuk menonton
televisi dalam sehari. Jika ada justifikasi yang kuat bahwa antara laki-laki dan
perempuan terdapat perbedaan dalam hal tersebut, maka jenis kelamin dapat dipilih
untuk dijadikan lapisan. Jika tidak demikian, harus dicari variabel lain. Penyusunan
lapisan dapat dilakukan menggunakan lebih dari satu variabel.
Beberapa rumus yang dapat digunakan dalam sampling stratifikasi antara
lain :

 Metode penaksiran nisbah


 Penarikan nisbah gabungan

∑L Nh /nh ∑nh xhi


rc = ∑L Nh /nh ∑nh yhi

Adalah penaksir R dengan variansi

1 𝑁ℎ −𝑛ℎ 1
𝑉(𝑟𝑐 ) = ∑𝐿 𝑁ℎ 2 𝑆𝑐ℎ 2
𝑦2 𝑁ℎ 𝑛ℎ

Dan taksirannya

1 𝑁ℎ − 𝑛ℎ 1
𝑣̂(𝑟𝑐 ) = ∑ 𝑁ℎ 2 𝑆 2
𝑦̂ 𝑁ℎ 𝑛ℎ 𝑐ℎ

Taksiran total diberikan oleh

𝑥̂𝑐 = 𝑟𝑐 𝑦

3
Dengan variansi

𝑉̂ (𝑥̂𝑐 ) = 𝑦 2 𝑉̂ (𝑟𝑐 )

 Penaksiran nisbah terpisah

𝐿
𝑦ℎ
𝑟𝑠 = ∑ 𝑟
𝑦 ℎ

Adalah penaksir R dengan variansi

𝐿
1 𝑁ℎ − 𝑛ℎ 1
𝑉(𝑟𝑠 ) = 2 ∑ 𝑁ℎ 2 𝑆 2
𝑦 𝑁ℎ 𝑛ℎ 𝑐ℎ

Dengan taksirannya

𝐿
1 𝑁ℎ − 𝑛ℎ
𝑉̂ (𝑟𝑠 ) = 2 ∑ 𝑁ℎ 2 𝑆𝑐ℎ 2
𝑦̂ 𝑁ℎ

 Alokasi sampel

𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ
Untuk 𝑟𝑐 : 𝑛ℎ = ∑ 𝑁𝑘 𝑆𝑐ℎ
.𝑛

Penaksiran nisbah gabungan

𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ
Untuk 𝑥̂𝑐 : 𝑛ℎ = ∑ 𝑁𝑘 𝑆𝑐ℎ
.𝑛

Penaksiran nisbah terpisah :

𝑛ℎ = 𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ .𝑛
∑ 𝑁𝑘 𝑆𝑐ℎ

4
 Ukuran sampel

𝑁 ∑ 𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ
𝑛 =
𝑁 𝐷2 +∑ 𝑁ℎ 𝑆𝑐ℎ 2
2

𝑑2
Dengan 𝐷2 =
𝑧2

Misalkan ingin ditaksir perubahan penjualan sekumpulan toko pakaian di


kota A. Data mengenai populasi toko adalah sebagai berikut.

STRATA Nh Xhi(Penjualan Mei) Yhi(Penjualan April)


Kecil 4 2;4;1;3 3;4;2;4
Sedang 3 5;6;7 6;8;10
Besar 3 11;13;15 13;12;14

Dari tabel tersebut dapat ditentukan nilai 𝑥̅ dan 𝑦̅ , yaitu :

STRATA Nh Xhi(Penjualan Mei) 𝑥̅ Yhi(Penjualan April) 𝑦̅


Kecil 4 2;4;1;3 2,5 3;4;2;4 13
4
Sedang 3 5;6;7 6 6;8;10 8
Besar 3 11;13;15 13 13;12;14 13

a) Menentukan nisbah populasi (R)

Untuk menentukan nisbah populasi dapat menggunakan rumus berikut :

𝑥̂
𝑅 =
𝑦̂

Dimana 𝑥̂ = ∑𝐿 ̅̅̅
𝑥ℎ . 𝑁ℎ dan 𝑦̂ = ∑𝐿 ̅̅̅
𝑦ℎ . 𝑁ℎ

5
Sehingga 𝑥̂ = ∑𝐿 ̅̅̅
𝑥ℎ . 𝑁ℎ = { (2,5 x 4) + (6 x 3) + (13 x 3)}

= 10 + 18 + 39

= 67

13
𝑦̂ = ∑𝐿 ̅̅̅
𝑦ℎ . 𝑁ℎ = { ( 4 x 4) + (8 x 3) + (13 x 3)}

= 13 + 24 + 39

= 76

𝑥̂ 67
Jadi, 𝑅 = = 76
𝑦̂

b) Menentukan variansi 𝑆𝑥1 2


𝑁1
2 1 2
𝑆𝑥1 = ∑(𝑥1𝑖 − 𝑥
̅̅̅)
1
𝑁1 − 1

1
𝑆𝑥1 2 = {(2-2,5)2 + (4-2,5)2 + (1-2,5)2 + (3-2,5)2}
4−1

1
= 3(5)

5
=3

c) Menentukan variansi 𝑆𝑦1 2


𝑁1
1
𝑆𝑦1 2 = ∑(𝑦2𝑖 − 𝑦
̅̅̅)
2
2
𝑁1 − 1
1 13 13 13 13
𝑆𝑦1 2 = {(3- 4 )2 + (4- 4 )2 + (2- 4 )2 + (4- 4 )2}
4−1

1 44
= 3(16)

6
44
= 48

11
= 12

d) Menentukan variansi 𝑆𝑥2 2

𝑁2
1
𝑆𝑥2 2 = ∑(𝑥ℎ2 − 𝑥
̅̅̅)
2
2
𝑁2 − 1

1
𝑆𝑥2 2 = {(5-6)2 + (6-6)2 + (7-6)2}
3−1

1
= 2(2)

=1

e) Menentukan variansi 𝑆𝑦2 2

𝑁2
2 1 2
𝑆𝑦2 = ∑(𝑦ℎ2 − 𝑦
̅̅̅)
2
𝑁2 − 1

1
𝑆𝑦2 2 = {(6-8)2 + (8-8)2 + (10-8)2}
3−1

1
= 2(8)

=4

f) Menentukan variansi Sxy

1
𝑆𝑥𝑦2 = ∑𝑁ℎ(𝑥2𝑖 − ̅̅̅)
𝑥2 (𝑦2𝑖 − ̅̅̅)
𝑦2
𝑁2 − 1

1
𝑆𝑥𝑦2 = {(1)(2) + (0)(0) + (1)(2)}
3−1

7
1
Sxy2 = 2 (4)

Sxy2 = 2

g) Koefisien koreksi 𝜌2

𝑆𝑥𝑦2
𝜌2 =
𝑆𝑥2 𝑆𝑦2

2
𝜌2 = = 1
1 .2

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Sampling stratifikasi adalah teknik pengambilan sampel di mana
sampel yang diambil dari setiap sub-populasi akan mempunyai
tingkat keterwakilan yang lebih tinggi, dibandingkan dengan metode
sebelumnya. Namun penentuan stratanya harus dilakukan dengan
menggunakan kerangka sampel yang informasinya lengkap dan akurat.
 Nisbah populasi dapat ditentukan menggunakan persamaaan:

𝑥̂
𝑅 =
𝑦̂

Dengan 𝑥̂ dan 𝑦̂ adalah sampling acak pada stratifikasi.

 Prosedur persamaan pada nisbah populasi dapat dikembangkan


menjadi:
𝐿
1 𝑁ℎ − 𝑛ℎ 1
𝑉(𝑟𝑐 ) = 2 ∑ 𝑁ℎ 2 𝑆𝑐ℎ 2
𝑦 𝑁ℎ 𝑛ℎ
B. Saran

Setelah pembahasan mengenai materi stratifikasi ini, diharapkan agar


mahasiswa dapat mepahami dengan baik bagaimana cara untuk pengambilan sampel
dengan menggunakan metode penarikan regresi pada sampling stratifikasi serta
mengetahui bagaimana penggunaan rumus-rumus yang ada pada metode tersebut,
khususnya bagi mahasiswa statistika.karena hal tersebut akan dapat diaplikasikan
pada segala bentuk kegiatan statistiknya di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai