Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Etiologi Gangren Radix

Gangren Radix adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai
sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel
pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang pulpa.
Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian besar
pulpa yang masih hidup.

Proses terjadinya gangren radix diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah
suatu penghancuran struktur gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad
renik (mikro-organisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk
apabila terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut
adalah bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan
gangren pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis),
dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya proses berlanjut
menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan
pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang
jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa
yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada
pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh
limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai
bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangren
pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau
keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses
pembusukan dari toksin kuman. Gangren pulpa kemudian menjadi gangren radix ketika
mahkota gigi hilang, dan yang tersisa hanya akarnya saja.

Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari bakteri dan umumnya bakteri plak
memegang peranan penting dalam menentukan pembentukan kalkulus; pelekatan
kalkulus dimulai dengan pembentukan plak gigi, sedangkan permukaan kalkulus
supragingival dan kalkulus subgingival selalu diliputi oleh plak gigi.
Kalkulus merupakan suatu endapan amorfatau kristal lunak yang terbentuk pada
gigi atau protesa dan membentuk lapisan konsentris. Kalkulus disebut juga "tartar"
merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota
dan akar gigi. Selain pada permukaan gigi, kalkulus juga terdapat pada gigi tiruan dan
restorasi gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan skelingsaliva meningkat sehingga
larutan menjadi jenuh. Pada konsentrasi tinggi, protein koloida saliva bersinggungan
dengan permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga
mengurangi stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat. Fosfatase
berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase membantu proses
hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan garam kalsium fosfat. Esterase
terdapat pada mikroorganisme, membantu proses hidrolisis ester lemak menjadi asam
lemak bebas yang dengan kalsium membentuk kalsium fosfat. Pada waktu tidur, aliran
saliva berkurang, urea saliva akan membentuk amonia sehingga pH saliva naik dan terjadi
pengendapan garam kalsium fosfat. Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion
kalsium dan fosfor yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai
benih kristal kalsium fosfat dari saliva jenuh.

Diketahui ada dua macam kalkulus menurut letaknya terhadap gingival margin
yaitu kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival. Kalkulus supragingival terletak di
atas margin gingiva, dapat terlihat langsung di dalam mulut, warnanya putih kekuning-
kuningan dan distribusinya dipengaruhi oleh muara duktus saliva mayor. Kalkulus
subgingival terletak di bawah margin gingiva, tidak dapat terlihat langsung di dalam
mulut, dan warnanya kehitaman. Endapan kalkulus supragingival terbanyak adalah pada
permukaan bukal gigi molar pertama maksila, dan pada permukaan lingual gigi insisivus
pertama dan kedua mandibula Endapan kalkulus subgingival paling banyak terdapat pada
gigi insisivus pertama dan kedua mandibula, diikuti oleh gigi molar pertama maksila,
kemudian gigi-gigi anterior maksila.

B. Patogenesis dan Patofisiologi


C. Diagnosis Gangren Pulpa
Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi tanpa keluhan sakit,
dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna
kecoklatan atau keabu-abuan. Pada gangren dapat disebut juga gigi non vital dimana pada
gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test (tes dengan panas atau
dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi tersebut baru akan memberikan
rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang menyebabkan
pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung saraf akar gigi
sebelahnya yang masih vital.

Gambaran gangren pulpa


Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extra oral dan intra
oral). Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :
1. Inspeksi : Karies profunda (+)
2. Sondasi : (-)
Dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali ke dalam karies,
hasilnya hasilnya nyeri (-)
3. Perkusi : (-)
Dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat, diketuk-ketuk kedalam gigi
yang sakit, hasilnya nyeri (-)
4. Penciuman :
Dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi yang sakit
kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau busuk dari mulut pasien
5. Pemeriksaan Penunjang (Foto Rontgen)
Dilakukan untuk mengetahui adanya pembusukan gigi dan menunjukkan apakah
penyebaran peradangan telah menyebabkan pengeroposan tulang disekitar akar gigi.
Terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga pulpa yang telah
terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan penebalan.
Untuk menentukan apakah pulpa masih dapat diselamatkan, bisa dilakukan beberapa
pengujian :
 Diberi Rangsang Dingin
Rangsang dihentikan, nyeri hilang artinya pulpa sehat. Pulpa dipertahankan dengan
mencabut bagian gigi yang membusuk dan menambalnya. Jika nyeri tetap, meskipun
rangsang nyeri sudah dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa
tidak dapat dipertahankan.
 Penguji Pulpa Elektrik
Alat ini digunakan untuk menunjukkan apakah pulpa masih hidup, bukan untuk
menentukan apakah pulpa masih sehat, jika penderita merasakan aliran listrik pada
giginya, berarti pulpa masih hidup.
 Mengetuk Gigi Dengan Sebuah Alat
Jika dengan pengetukan gigi timbul nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke
jaringan tulang dan sekitarnya.

D. Tatalaksana

Anda mungkin juga menyukai