A. Saran
Pada kesempatan kali ini penulis membahas mengenai Konsep dan Pendekatan Perencanaan dan
Penganggaran dimana timbulnya dampak dari Reformasi Pengelolaan Keuangan Negara yang
mempengaruhi mekanisme penyusunan perencanaan dan penganggaran nasional baik yang bersifat
jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Pada intinya materi yang disampaikan sudah
cukup lengkap dan jelas. Namun saya sedikit menambahkan agar penerapan Penganggaran Berbasis
Kinerja dapat dilaksanakan secara penuh, diperlukan adanya 3 komponen utama yang harus tersedia.
Pasal 7 ayat (2) PP Nomor 21 Tahun 2004 menyebutkan bahwa dalam penyusunan anggaran berbasis
kinerja diperlukan adanya 3 hal yaitu:
1. Indikator kinerja;
2. Standar biaya; dan
3. Evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan.
Sedangkan pasal 5 ayat (3) PP Nomor 90 Tahun 2010 menyatakan secara lebih tegas bahwa ketiga
hal tersebut merupakan instrumen yang digunakan dalam penyusunan RKA-KL. Hal ini secara
implisit menunjukkan bahwa idealnya ketiga komponen tersebut mutlak harus ada dalam proses PBK.
Uu no.25 tahun 2004
B. Pertanyaan
Penerapan PBK diharapkan akan memberikan banyak manfaat sekaligus mengatasi berbagai
persoalan yang ada dalam sistem perencanaan dan penganggaran yang sudah berlaku. Akan tetapi
PBK baru akan memberikan dampak yang signifikan ketika diterapkan secara optimal dan konsisten.
Di masa transisi sekarang ini masih terdapat beberapa permasalahan terkait penerapan PBK,
diantaranya:
1. Masih adanya anggapan bahwa anggaran merupakan “jatah” yang harus dihabiskan oleh
setiap unit untuk melaksanakan kegiatannya selama satu TA.
2. Terkait perumusan indikator kinerja yang belum sepenuhnya dapat dijadikan tolok ukur
keberhasilan sebuah kegiatan atau program.
Dari 2 persoalan tersebut apa langkah yang sebaiknya diambil oleh para pemangku jabatan sehingga
tercapainya harapan dari penerapan PBK di Indonesia?