Anda di halaman 1dari 8

Polutan-polutan Hasil Pembakaran Batubara Pada Boiler

By: Onny

Bentuk polusi yang paling banyak diakibatkan oleh pembakaran batubara adalah polusi
udara. Polusi udara adalah terkontaminasinya udara oleh bahan berbahaya yang karena
jumlah ataupun karakteristiknya, dapat membahayakan kesehatan manusia dan/atau
lingkungan sekitar. Selain menghasilkan gas-gas buang yang dapat mencemari udara,
akumulasi dari debu-debu hasil pembakaran batubara dapat menempel di pipa-pipa boiler dan
membentuk semacam kerak yang disebut slag. Melalui perlakuan khusus menggunakan
sootblower, slag akan jatuh dalam bentuk padatan yang selanjutnya dikumpulkan untuk
diperlakukan lebih lanjut. Namun kali ini saya akan menjelaskan kepada Anda polutan-
polutan pencemar udara, yang dihasilkan oleh pembakaran batubara.

Polusi Udara Oleh Boiler

Polutan-polutan penting yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara antara lain adalah
SO2, NOx, CO, dan material partikulat. Selain itu ada bahan polutan lain yang disebut udara
beracun. Ia adalah polutan yang sangat berbahaya meskipun jumlahnya hanya sedikit
dihasilkan oleh pembakaran batubara. Namun udara beracun ini perlu kita bahas juga lebih
lanjut karena sifatnya yang sangat membahayakan kesehatan manusia. Berikut adalah
penjelasan lebih detail mengenai polutan-polutan tersebut:

1. Sulfur Dioksida
Batubara memiliki kandungan sulfur yang dapat mencapai 10% dalam fraksi berat. Namun
rata-rata kandungan sulfur di dalam batubara berada di kisaran 1-4% tergantung dari jenis
batubara tersebut. Proses pembakaran batubara menyebabkan sulfur tersebut terbakar dan
menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sebagian kecil menjadi sulfur trioksida (SO3).
Kerusakan Hutan Di Polandia Akibat Dari Hujan Asam

Secara langsung, sulfur oksida dapat menyebabkan iritasi pada alat pernapasan
manusia, mengurangi jarak pandang kita, sekresi muskus berlebihan, sesak napas, dan
lebih lanjut dapat menyebabkan kematian. Reaksi sulfur oksida dengan kelembaban
ataupun hujan, dapat menimbulkan hujan asam yang sangat berbahaya bagi tanaman,
hewan terutama hewan air, serta sifatnya yang korosif dapat merusak infrastruktur-
infrastruktur yang ada.

2. Sulfur Trioksida
Sebagian kecil sulfur dioksida yang terbentuk pada pembakaran batubara, terkonversi
menjadi sulfur trioksida (SO3). Rata-rata SO3 terbentuk sebanyak 1% dari total gas buang
pembakaran. Satu sistem pada boiler yang berfungsi untuk mengontrol gas buang NOx,
memiliki efek samping meningkatkan pembentukan SO3 dari 0,5% sampai 2%. SO3 sangat
mudah bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat (H2SO4) pada temperatur gas
buang di bawah 260oC. Seperti yang Anda ketahui bahwa asam sulfat bersifat amat sangat
korosif dan berbahaya.

SO3 memiliki sifat higroskopis yang sangat agresif. Higroskopis adalah sebuah sifat
untuk menyerap kelembaban dari lingkungan sekitarnya. Sebagai gambaran untuk
Anda, SO3 yang mengenai kayu ataupun bahan katun dapat menyebabkan api seketika
itu juga. Kasus ini terjadi karena SO3 mendehidrasikan karbohidrat yang ada pada
benda-benda tersebut. Polutan ini juga sangat jelas berbahaya bagi manusia, karena
apabila terkena kulit, kulit tersebut akan seketika mengalami luka bakar yang serius.
Atas dasar inilah polutan SO3 harus ditangani dengan sangat serius agar tidak
mencemari lingkungan sekitar.

3. Nitrogen Oksida
Nitrogen Oksida yang dihasilkan oleh pembakaran batubara biasa disebut dengan NOx. NOx
meliputi semua jenis senyawa yang tersusun atas atom nitrogen dan oksigen. Nitrat oksida
(NO) dan nitrogen dioksida (NOx) menjadi penyusun utama dari polutan ini. NO, yang paling
banyak jumlahnya, terbentuk pada pembakaran bertemperatur tinggi hingga dapat
mereaksikan nitrogen yang terkandung pada bahan bakar dan/atau udara, dengan oksigen.
Jumlah dari NOx yang terbentuk tergantung atas jumlah dari nitrogen dan oksigen yang
tersedia, temperatur pembakaran, intensitas pencampuran, serta waktu reaksinya.

Bahaya polutan NOx yang paling besar berasal dari NO2, yang terbentuk dari reaksi
NO dengan oksigen. Gas NO2 dapat menyerap sprektum cahaya sehingga dapat
mengurangi jarak pandang manusia. Selain itu NOx dapat mengakibatkan hujan asam,
gangguan pernapasan manusia, korosi pada material, pembentukan smog dan
kerusakan tumbuhan.

4. Karbon Monoksida
Gas yang tidak berwarna dan juga tidak berbau ini terbentuk dari proses pembakaran yang
tidak sempurna. Karbon monoksida (CO) dihasilkan dari proses pembakaran batubara di
boiler dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Bahaya paling besar yang diakibatkan oleh CO
adalah pada kesehatan manusia dan juga hewan. Jika gas CO terhirup, ia akan lebih mudah
terikat oleh hemoglobin darah daripada oksigen. Hal ini menyebabkan tubuh akan
kekurangan gas O2, dan jika jumlah CO terlalu banyak akan dapat menyebabkan penurunan
kemampuan motorik tubuh, kondisi psikologis menjadi stress, dan paling parah adalah
kematian.
5. Abu (Fly Ash)
Hasil pembakaran batubara di boiler juga menghasilkan partikel-partikel abu dengan ukuran
antara 1 hingga 100 μm. Abu tersebut mudah terlihat oleh mata kita, bahkan dapat
mengganggu jarak pandang jika tersebar di udara bebas. Selain itu fly ash sangat berbahaya
jika sampai terhirup oleh manusia, karena ia dapat melukai bagian-bagian penting sistem
pernapasan kita.

Foto Fly Ash Secara Mikroskopis


Fly ash tersusun atas beberapa senyawa padat, diantaranya adalah SiO2, Al2O3,
Fe2O3, dan CaO. Di samping itu, fly ash juga mengandung logam-logam berat dan
partikel-partikel lain yang sangat beracun bagi manusia jika berada dalam jumlah
yang cukup. Racun-racun tersebut berasal dari batubara, diantaranya adalah arsenik,
berilium, cadmium, barium, chromium, tembaga, timbal, mercury, molybdenum,
nikel, radium, selenium, thorium, uranium, vanadium, dan seng.

6. Karbon Dioksida
Sejak tahun 1980-an, efek dari meningkatnya jumlah emisi CO2 akibat ulah manusia semakin
diperhatikan. CO2 yang dikenal dengan sebutan gas rumah kaca, menjadi satu dari beberapa
gas buang yang mengakibatkan terjadinya global warming (pemanasan global). CO2 selalu
dihasilkan oleh semua jenis proses pembakaran yang menggunakan bahan bakar fosil
berbasis hidrokarbon.

Menangani emisi CO2 tidak semudah menangani emisi gas buang lainnya, seperti SO2
misalnya. Karena jumlah produksi CO2 dari proses pembakaran yang secara alamiah
selalu berjumlah banyak. Salah satu metode paling efektif untuk mengurangi
pembentukan CO2 adalah dengan memperbaiki tingkat efisiensi dari proses
pembakaran (energi yang lebih banyak dari bahan bakar yang lebih sedikit). Saat ini
metode-metode untuk mengurangi jumlah penggunaan bahan bakar karbon untuk
menghasilkan energi yang lebih besar terus dikembangkan.

Pencegahan Pencemaran Udara

1. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas
polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.

2. melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan
penyerap polutan atau saringan;

3. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan
ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara bebas;

4. membangun cerobong asap yang cuup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan
inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman atau
kita;

5. mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan
mengurangi angkutan pribadi;

6. memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan
tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan
partikel lain.

Penanganan Limbah Gas

1. Mengontrol Emisi Gas Buang.Gas


gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida danhidrokarbon dapat
dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metodde. Gas sulfuroksida dapat dihilangkan dari
udara hasil pembakaran bahan bakar dengan caradesulfurisasi menggunakan filter basah (wet
scrubber).Gas Nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan
bermotordengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida
danhidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor dapat dikurangi dengan cara
memasang alat pengubahan catalytic converten untuk menyempurnakan pembakaran

2. Menghilangkan Materi Partikulat dari Udara Pembuangan


a. Filter udara.
Filter udara adalah alat untuk menghilangkan materi partikulat padat, seperti debu,serbuk
sari, dan spora dari udara. Alat ini terbuat dari bahan yang dapatmenangkap materi partikulat
sehingga udara yang melewatinya akan tersaring dankeluar sebagai udara bersih. Jenis dan
bahan yang digunakan sebagai filter udara bermacam macam, tergantung pada kandungan
udara yang disaring, misalnyaapakah berdebu banyak, apakah bersifat asam atau alkalis,dan
sebagainya.
b.Pengendap Siklon
Pengendap siklon atau Cyclone Separator adalah alat pengendap materi partikulatyang ikut
dalam gas atau udara buangan.
c. Filter Basah
Filter basah atau Wet Scrubber membersihkan udara ke dalam filter kemudianmenyemprot
air ke dalamnya. Saat udara kontak dengan air, materi partikulat padatdan senyawa lain yang
larut air akan ikut terbawa air turun ke bagian bawah
Home » Biologi » Cara Penanganan Limbah Gas

Pak Pandani 12/05/2015 08:51:00 PM Biologi

Cara Penanganan Limbah Gas


loading...

Limbah gas dapat berupa gas, uap, kabut, awan, debu, haze (partikel tersuspensi dalam tetesan air),
dan asap. Pada umumnya limbah gas berupa kendaraan bermotor dan industri. Penanganan limbah
gas dapat dilakukan dengan menambahkan alat bantu untuk mengurangi pencemaran udara. Cara
penanganan pencemaran udara oleh limbah gas dan partik yang terbawa bersamanya sebagai
berrikut:

1. Mengontrol emisi Gas Buang

Gas buang seperti sulfur oksida, nitogen monoksida, karbon monoksida, hidrokarbon dapat dikontrol
pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil
pembakaran bahan bakar dengan cara desulfurisaasi menggunakan filter basah. Nitrogen oksida
dapat dikurangi dari hasil pembakaran sepeda motor dengan cara menurunkan suhu
pembakaran.Sedangkan gas karbon monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan
bermotor dapat dikurangi dengan dilakukan dengan memasang alat pengubah katalitik.
2. Menghilangkan Materi Partikel dari udara pembuangan

a. Filter udara

filter udara dipasang pada cerobong untuk menyaring kotoran. Filter udara harus dikontrol secara
rutin. Bila filter sudah penuh dengan debu, maka harus diganti dengan yang baru. Filter udara dapat
digunakan pada ventilasi ruangan atau bangunan, mesin atau cerobong pabrik, mesin kendaraan
bermotor, atau pada area lain yang membutuhkan udara bersih. Jenis dan bahan yang digunakan
sebagai filter udara bermacam-macam, tergantung pada kandungan udara yang disaring, rnisalnya
apakah berdebu banyak, bersifat asam atau alkalis, dan sebagainya.

b. Pengendap siklon

Pengendap siklon merupakan pengendap debu(abu) yang terdapat dalam gas buangan atau udara
diruang pabrik yang berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah memanfaatkan gaya sentrifugal
dari udara/ gas buangan sengaja diembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga partikel
yang relatif berat akan jatuh ke bawah.

c. Filter basah (scrubbers atau wet collector)

Prinsip kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan air.
Debu akan turun ke bawah saat mengalami kontak dengan air.filter basah ini digunakan biasanya
pada kendaraan bermotor dan pabrik. Air yang digunakan untuk menyemprot udara kotor juga
dapat diganti dengan senyawa cair lain yang dapat melarutkan polutan udara. Contoh senyawa atau
materi partikulat yang dapat dibersihkan dari udara dengan menggunakan filter basah adalah
ammonia (NH4), debu, hidrogen klorida (HCl), sulfur oksida, dan senyawa asam atau basa lain.

d. Pengendap sistem gravitasi


Pengendap sistem gravitasi hanya dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor yang
partikelnya besar.prinsip kerja alat ini adalah mengalirkan udara kotor ke dalam alat yang dibuat
sedemikian rupa sehingga pada saat terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop),
partikel jatuh terkumpul ke bawah akibat gaya gravitasi.

e. Pengendap elektrostatik
Pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam volume besar dan
totoran dalam udara berupa eorosol atau uap air. Alat ini sudah relatif bersih. Pengendap
elektrostatik digunakan pada pabrik yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. Batu bara
yang digunakan sebagai bahan bakar mengandung SO2 (Sulfur dioksida) menghasilkan gas/ asap
yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Selain itu, ada beberapa pencemar yang dikelola secara khusus, misalnya, sebagai berikut:

 Pengendalian sulfur dioksida (SO2) Pengendalian SO2 dilakukan dengan mengurangi


penggunaan bahan bakar bersulfur tinggi, seperti batu bara diganti dengan bahan bakar
yang lebih bersih untuk lingkungan.
 Pengendalian oksida nitrogen (NO2).Cara yang paling tepat untuk menghindari terjadinya
pencemaran NO2 adalah dengan menghindari penggunaan bahan bakar fosil.

Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya pencemaran
udara adalah:

 mengurangi atau mengganti bahan bakar rumah tangga yang berasal dari fosil dengan bahan
bakar yang ramah lingkungan;
 tidak menggunakan barang-barang rumah tangga yang mengandung CFC;
 tidak merokok di dalam ruangan;
 mencegah terjadinya kebakaran hutan, perusakan hutan, dan penggundulan hutan;
 menanam tumbuhan hijau di sekitar rumah dan berpartisipasi dalam penghijauan dan
reboisasi;
 adanya peraturan yang mengharuskan membuat cerobong asap bagi industri dan pabrik
 Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
 a. Filter Udara
 Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau stack,
agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang saja
yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap
diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu)
harus segera diganti dengan yang baru.
 Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang
keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat asam,
atau bersifat alkalis dan lain sebagainya
 b. Pengendap Siklon
 Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu
yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari
udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung
siklon sehingga partikel yang relatif “berat” akan jatuh ke bawah.
 Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5
u – 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat partikel tersebut diendapkan.
 c. Filter Basah
 Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip
kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari
bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka
debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.
 Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap
siklon dan filter basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua
macam prinsip kerja tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang
dinamakan.
 d. Pegendap Sistem Gravitasi
 Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor yang
ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara kerja alat
ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam
alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan
kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah
akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi). Kecepatan pengendapan tergantung
pada dimensi alatnya.
 e. Pengendap Elektrostatik
 Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang
kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah
aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan
udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
 Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung
silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada
sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi
muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan
menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini
menyebabkan udara kotor seolah – olah mengalami ionisasi. Kotoran udara
menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-
masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion
negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada
di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus keluar.

Anda mungkin juga menyukai