Anda di halaman 1dari 18

Neraca adalah bagian dari laporan keuangan yang mencatat informasi tentang aset, kewajiban

pembayaran pada pihak-pihak yang terkait dalam operasional perusahaan, dan modal pada saat
tertentu.

1) Aktiva
Aktiva adalah sumber daya dalam bentuk harta benda atau hak yang dikuasai oleh
perusahaan.
(a) Aktiva Lancar
Aktiva Lancar(current assets) adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat kurang dari
1tahun. Yang termasuk aktiva lancar adalah sebagai berikut:
(1) Kas (cash)
(2) Surat-Surat Berharga (marketable securities)
(3) Deposito jangka pendek
(4) Piutang Usaha (account receivable)
(5) Sediaan (inventory)
(6) Pendapatan yang masih harus diterima (accruals receivable)
(b) Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Yang
termasuk aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut :

(1) Aktiva Tetap (Fixed Assets)


Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun
lebih dahulu dan digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan, yaitu Tanah, mesin-mesin,
kendaraan, gedung, peralatan.
(2) Investasi Jangka Panjang (Invesment)
Investasi jangka panjang adalah bentuk penyertaan jangka panjang di luar kegiatan pokok
perusahaan.
(3) Aktiva Tidak Berwujud (intangible assets)
Aktiva tidak berwujud adalah hak istimewa yang dimiliki dan memberikan masa manfaat
ekonomi kepada perusahaan, yaitu hak paten, hak cipta, merek dagang, goodwill dan
franchise.
2) Kewajiban
Kewajiban adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
harus diselesaikan di masa datang.
(a) Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Pendek meliputi hutang-hutang yang harus segera dilunasi dalam jangka
waktu kurang dari 1tahun. Yang termasuk Kewajiban Jangka Pendek adalah sebagai berikut :
(1) Hutang Usaha
(2) Hutang Wesel
(3) Hutang Bunga
(4) Hutang Pajak
(5) Uang Muka Penjualan
(b) Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Jangka Panjang meliputi hutang-hutang yang dapat dilunasi dalam jangka waktu
lebih dari 1tahun. Yang termasuk Hutang Jangka Panjang adalah sebagai berikut :
(1) Hutang Obligasi
(2) Hutang Hipotik
3) Ekuitas
Ekuitas didefinisikan sebagai hak residu (nilai sisa) aktiva perusahaan dikurangi kewajiban.
4) Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selama satu periode, yaitu pendapatan dari penjulan barang dan jasa.
5) Beban
Beban adalah berkurangnya nilai aktiva atau bertambahnya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak berhubungan dengan penarikan modal dan pembagian laba
kepada penanam modal.
(a) Beban Usaha
Beban usaha adalah beban-beban yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan
dengan aktivitas usaha pokok perusahaan. Yang termasuk Beban Usaha :
(1) Harga Pokok Penjualan
(2) Beban Penjualan = gaji pegawai, beban iklan,
(3) Beban Administrasi = beban perlengkapan kantor, beban penyusutan gedung, beban
peralatan kantor.
(b) Beban di Luar Usaha
Beban di luar usaha adalah beban yang timbul dari aktivitas di luar usaha pokok perusahaan,
misalnya rugi penjualan aktiva tetap dan beban bunga.

Pengertian/Definisi Modal/Kekayaan Sendiri (Owner’s Equity) adalah sebagai berikut :

Merupakan modal yang disetor kepada perusahaan, yang terdiri dari :

Modal Uang

Modal Saham

Sisa laba yang tidak dibagikan.

Jumlah Modal/Kekayaan Sendiri (Owner’s Equity) suatu perusahaan, sama dengan jumlah total
Assets dikurangi dengan Liabilities.

Bila perusahaan itu perusahaan perorangan, Modal/Kekayaan Sendiri (Owner’s Equity) dicantumkan
dengan satu jumlah.

Liabilitas (Liabilities) adalah kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
peyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang
mengandung manfaat ekonomi.

Liabilitas timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Jadi, misalnya pembelian barang atau
penggunaan jasa menimbulkan utang usaha (kecuali jika dibayar dimuka atau pada saat penyerahan
dan penerimaan pinjaman bank menimbulkan liabilitas untuk membayar kembali pinjaman tersebut.

Penyelesaian kewajiban masa kini, selain pembebasan dari kreditur, biasanya melibatkan
perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan untuk
memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan:

a. Pembayaran kas

b. Penyerahan asset lain


c. Pemberian jasa

d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain

e. Konversi kewajiban menjadi ekuitas

Hutang + Modal = Aktiva

Aset (Aktiva) : adalah kekayaan yang di miliki oleh perusahaan yang ditunjukan dengan nilai uang
tertentu. Contoh dari aset atau aktiva yaitu Cash (Kas), Inventory (Persediaan), Building (Gedung),
dan Equipment (Peralatan). (Baca juga : Pengertian Akuntansi Keuangan) Kewajiban (Liability)
: adalah jumlah hutang yang di miliki oleh perusahaan kepada pihak luar. Contoh nya : Surat hutang,
hutang, hutang obligasi.(Baca juga : Pengertian Jurnal Penerimaan Kas ) Modal : adalah kepentingan
investor atau pemilik dalam sebuah perusahaan yang memiliki tujuan dengan memberikan atau
menyetorkan uang atau dari bentuk kekayaan yang lainnya. Modal ini biasanya disebut dengan
Ekuitas pemilik (Owner Equity). (Baca juga : Pengertian Akuntansi)

Unsur – Unsur Persamaan Dasar Akuntansi

Dibawah ini akan dijelaskan unsur unsur persamaan dasar akuntansi yang perlu kita ketahui :

Aset (Aktiva) : adalah sumber daya yang sudah dikuasai oleh pihak perusahaan sebagai akobat dari
sebuah peristiwa yang terjadi di masalalu dan di masa depan akan memanfaatkan ekonomi dari
sumber haraoan yang akan di peroleh perusahaan. (Baca juga : Unsur Unsur Laporan Keuangan)

Hutang (Kewajiban) : adalah tanggung jawab perusahaan yang akan terjadi pada saat ini dan yang
timbul dari sebuah peristiwa di masa lalu, dan proses penyelesaiannya akan membutuhkan sumber
daya perusahaan. (Baca juga : Sistem Pencatatan Kas Kecil )

Ekuitas (Modal) : adalah sisa dari kepentingan yang ada di dalam aktiva yang sudah sesuai dengan
perusahaat setelah di kurangi dengan kewajiban. (Baca juga : Transaksi Bisnis Perusahaan)

Pendapatan (Revenue) : adalahaliran yang masuk atau peningkatan lain atas aktiva atau penurunan
dari kewajiban perusahaan sebagai akibat yang terjadi dari aktivitas penyerahan, penjualan dan
pembuatan barag, jasa atau aktivitas yang lainnya dan yang juga merupakan kegiatan utama yang
secara terus menerus di lakukan oleh perusahaan. (Baca juga : Prosedur Pengelolaan Dana Kas Kecil)

Beban (Expenses) : adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau penungkatan kewajiban
karena ada penyerahan atau pembuatan barang, jasa atu juga melakukan aktivitas lain yang juga
merupakan kegiatan utama yang di lakukan secara terus menerus oleh perusahaan. (Baca juga
: Tujuan Akuntansi Biaya).

Prive (Drawing) : adalah pengambilan aset dari perusahaan yang di lakukan oleh pemilik nya yang
akan di gunakan untuk kepentingan pribadinya. (Baca juga : Pengelolaan Kas Kecil)

Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi

1. Keseimbangan Harta dan Modal

Harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh sebuah oerusahaan dan merupakan salah satu sumber
untuk pembelanjaan dan untuk melakukan kegiatan kelancaran usahanya. Oleh sebab itu, harta juga
harus seimbang sengan modal atau sumber pembelanjaan. Sumber pembelanjaan yang didapatkan
dari pemilik nya yang disebut dengan ekuitas atau modal.

HARTA = MODAL
Baca juga :

Prinsip Akuntansi Syariah

Sistem Ekonomi Syariah

Jenis Jenis Laporan Keuangan

2. Hutang ditambah Modal sama dengan Hutang

Harta yang di miliki oleh perusahaan adalah harta yang akan di gunakan sebagai sumber
pembelanjaan dalam kegiatan yang di peroleh dengan melalui dua sumber yaitu, Pemilik dan
Kreditur. Sumber yang di gunakan untuk pembelanjaan dari pemilik sering di sebut dengan ekuitas.
Dan sedangkkan sumber pembelanjaan yang sudah di peroleh dari pihak kreditur kepada pemilk
akan menjadi suatu kewajiban yang akan di kembalikan, hal ini sering di sebut sebagai kewajiban
atau hutang. Sehingga pada unsur ini didapat rumus atau persamaannya yaitu :

HARTA = HUTANG + MODAL

Dalam operasi sebuah usaha sudah jelas ada kemungkinan pendapatan dan beban. Pendapat adalah
kenaikan harta yang akan di peroleh dari hasil penjualan sebuah barang atau jasa. Sedangkan beban
adalah penurunan harta, karena merupakan salah satu pengorbanan yang akan memperoleh
pendapatan. Pendapatan juga memiliki sifat untuk menambah modal, sedangkan beban akan
memiliki sifat mengurangi modal. Sehingga dengan demikian pendapatan dan beban yang ada akan
mempengaruhi keadaan modal dalam persamaan dasar akuntansi, dicatat dalam komponen modal.
Akan tetapi, untuk mengembangkan akuntansi maka pencatatan pendapatan dan beban bisa di
pisahkan dari midal. Sehingga bentuk persamaannya bisa di rumuskan sebagai berikut :

Harta = Utang + Modal + Pendapatan – Beban

Baca juga:

Cara Membuat Neraca Keuangan

Cara Membuat Neraca Lajur

Cara Membuat Laporan Keuangan

Fungsi Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan dasar akuntansi sangat berguna untuk mengetahui tentang perubahan dari kekayaan
dalam perusahaan di setiap transaksi yang terjadi. Selain itu fungsi dari persamaan dasar akuntansi
adalah untuk mengetahui beberapa aktiva yang sudah di gunakan dan di belanjakan dalam satu
periode akuntansi.

Analisis dari pengaruh transaksi ke persamaan dasar akuntansi di setiap transaksi yang terjadi maka
akan mempengaruhi posisi dari keuangan perusahaan. Pengaruh yang terjadi pada transaksi
tersebut dapat menambah dan juga dapat mengurangi komponen keuangan pada perusahaan yaitu :
Harta, hutang, dan modal. Perubahan pada komponen posisi keuangan ini pada persamaan dasar
akuntansi juga dapat di kelompokkan sebagai berikut :

Pada setiap transaksi yang dapat mempengaruhi harta, yang terjadi akibat dari perubahan harta
yang sudah diikuti dengan suatu perubahan harta dari yang lain tetapi dengan jumlah yang sama.

Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dan hutang dengan jumlah yang sama.
Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dan modal dengan jumlah yang sama.

Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dengan perubahan hutang dan modal dengan jumlah
yang sama.

Pencatatan Transaksi ke dalam Persamaan Dasar Akuntansi

Dari setiap transaksi keuangan yang terjadi maka pada dasarnya akibat dari perubahan pada posisi
keuangan perusahaan juga, akan tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan persamaan dari dasar
akuntansi. Sudah di jelaskan juga bahwa di dalam akuntansi terjadi suatu transaksi akan di catat
dengan sistem pencatatan ganda yang bisa di artikan bahwa transaksi yang di catat pada dua aspek
akan mempengaruhinya. Catatan perubahan pada aspek yang satu akan di imbangi dengan catatan
perubahan pada aspek yang lain nya juga. Oleh sebab itu catatan perubahan pada unsur aktiva,
kewajiban dan ekuitas tidak akan mempengaruhi keseimbangan dari persamaan dasar akuntansi.

Untuk lebih jelas nya maka perhatikan contoh dari transaksi – transaksi yang terjadi di perusahaan
bengkel Maju Makmur selama bulan januari 2017 sebagai berikut ini :

Transaksi 1 (T1)

Perusahaan bengkel Maju Makmur telah menerima uang tunai dari Putra (sebagai pemilik) sebesar
Rp. 100.000.000,00 untuk di gunakan sebagai modal.

Analisa Transaksi :

Bagi perusahaan bengkel Maju Makmur maka aktiva perusahaan akan bertambah sebesar Rp.
100.000.000,00 dan akan menimbulkan hak Putra (pemilik perusahaan) atas aktiva perusahaan yang
sudah berbentuk investasi sebesar Rp. 100.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan
dasar akuntansi.

Transaksi 2 (T2)

Bengkel Maju Makmur membeli peralatan bengkel nya dengan cara kredit di bank dengan jumlah
Rp. 50.000.000,00.

Analisa Transaksi :

Di satu sisi bisa mengakibatkan penambahan pada aktiva dalam bentuk peralatan bengkel dan di sisi
lain bisa mengakibatkan terjadinya hutang dengan nominal Rp. 50.000.000,00. Perubahan ini akan
terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

Transaksi 3 (T3)

Bengkel Maju Makmur membeli perlengkapan kecil untuk bengkel nya seperti mur, baut, oli, dan
lain sebagainya dengan nominal uang yang harus di bayar yaitu Rp. 5.000.000,00 dan di bayar
dengan tunai.

Analisa Transaksi :

Pada satu sisi aktiva akan bertambah dengan keterangan perlengkapan dan seharga Rp.
5.000.000,00 dan di sisi lain aktiva kas akan berkurang sebesar dana yang kita gunakan yaitu Rp.
5.000.000. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

Transaksi 4 (t4)
Untuk hasil pekerjaan yang telah di kerjakan oleh karyawan nya dan akan menerimal pembayaran
sebesar Rp. 10.000.000,00.

Analisa Transaksi :

Transaksi ini akan membuat aktiva kas bertambah sebesar Rp. 10.000.000,00 dan dengan adanya
pertambahan penghasilan maka modal bengkel ini akan bertambah sebesar Rp. 10.000.000,00.
Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

Transaksi 5 (T5)

Bengkel memberikan pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan dengan harga Rp. 1.000.000,00 dan
baru menerima pembayaran sebesar Rp. 500.000,00 dan kekurangannya ada di bayar di kemudan
hari.

Analisa transaksi :

Transaksi ke 5 ini akan menimbulkan kas bertambah sebesar Rp. 500.000 dan juga akan
menimbulkan tagihan sebesar Rp. 500.000,00. Sehingga pada sisi lain akan menambahkan
penghasilan sehingga mengakibatkan ekuitas bertambah. Perubahan ini akan terlihat pada
persamaan dasar akuntansi.

Transaksi 6 (T6)

Bengkel akan membayar kewajibannya yaitu beban gaji karyawan sebanyak Rp. 3.000.000,00 dan
juga beban sewa sebesar Rp. 1.000.000,00.

Analisa Transaksi :

Transaksi ke 6 ini akan mengurangi kas sebanyak Rp. 4.000.000,00 dan beban akan berkurang
sehingga modal juga akan berkurang. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

Transaksi 7 (T7)

Bengkel memberikan cek sebesar Rp. 25.000.000,00 untuk membayar sebagian utang atas
pembelian peralatan dan baru akan di bayar sebagian.

Analisa Transaksi :

Pengaruh transaksi di atas bisa menimbulkan kas berkurang dan hutang juga akan berkurang sebesar
25.000.000. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

Transaksi 8 (T8)

Pada akhir bulan januari 2017 akan diadakan pemeriksaan dan juga perhitungan terhadap sisa dari
perlengkapan yang ada di bengkel. Terdapat sisa perlengkapan bengkel dengan jumlah Rp.
2.000.000,00.

Analisa Transaksi :

Saldo perlengkapan dari persamaan dasar akuntansi data di atas sebesar Rp. 5.000.000,00 – Rp.
2.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

Transaksi 9 (T9)

Pemilik bengkel mengambil dana dari kas yang sudah masuk di bnegkel untuk keperluan pribadi nya
sebesar Rp. 5.000.000,00.
Analisa Transaksi :

Pengambilan aktiva perusahaan yang di gunakan untuk keperluan pribadi pemilik bisa di sebut
dengan prive pemilik (drawing). Pengaruh ini akan mengurangi kas pada aktiva dan modal sebesar
Rp. 5.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.

Berikut ini adalah penjelasan tentang pengertian persamaan dasar akuntansi, dan sudah dilengkapi
dengan penjelasan tentang unsur – unsur persamaan dasar akuntansi, bentuk-bentuk persamaan
dasar akuntansi, fungsi persamaan dasar akuntansi dan juga sudah di lengkapi dengan contoh dan
cara penyelesaiannya secara terperinci. Sehingga akan memudahkan anda semua untuk memahami
tentang persamaan dasar akuntansi dan mengetahui bagaimana cara mengerjakan nya.

pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari
penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang
dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun
yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit.

iaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang
dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya
kesempatan dan penyusutan barang modal.

Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu
setelah dikuarangi pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk laporan laba rugi.

Konsep Dasar Akuntansi

Konsep dasar akuntansi adalah hal-hal dasar yang membangun informasi akuntansi. Konsep dasar
akuntansi sangat dibutuhkan untuk mempelajari bagaimana pengolahan data keuangan dalam
sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan konsep dasar tersebut pengolahan data keuangan bisa
dijamin berjalan dengan baik.

Prinsip akuntansi diperlukan untuk menunjang pemahaman mengenai konsep dasar akuntansi.
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang kegiatannya terdiri atas pengumpulan dan
pengelolaan data keuangan suatu organisasi atau perusahaan dan pengkomunikasian hasilnya
kepada pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan ekonomi.

Dengan prinsip dasar akuntansi, suatu laporan keuangan yang baik dan mudah dimengerti serta
akurat dapat diharapkan. Dalam lingkup yang lebih besar konsep dan prinsip dasar akuntansi ini akan
bermanfaat bagi berbagai pihak seperti manajer untuk mengambil keputusan, pemegang saham,
atau pemilik perusahaan.

Konsep dasar akuntansi adalah berbagai konsep yang telah dijadikan rujukan dan dijadikan sebagai
standar dalam menyampaikan laporan keuangan yang rapi dan mudah dipahami.

Konsep Entitas (Kesatuan Usaha)


Konsep akuntansi yang paling penting adalah konsep entitas, konsep entitas bertujuan agar transaksi
perusahaan tidak boleh digabung dengan transaksi pribadi atau transaksi lainnya. Konsep kesatuan
usaha menyatakan bahwa akuntansi yang berlaku untuk suatu unit ekonomi tertentu tidak boleh
dicampuradukkan dengan unit ekonomi lainnya.

Unit ekonomi disini adalah, perusahaan dan rumah tangga keluarga. Di dalam kehidupan
bermasyarakat, unit ekonomi ini termasuk didalamnya perusahaan yang mencari keuntungan,
badan-badan pemerintah, konsumen, juga organisasi yang tidak mencari keuntungan seperti
yayasan, rumah sakit dan organisasi sosial lainnya. Jadi, unit usaha yang menyelenggarakan
akuntansi merupakan suatu kesatuan yang berdiri sendiri dan terpisah dari pemiliknya dan juga dari
perusahaan-perusahaan lain.

Konsep kesatuan usaha mensyaratkan bahwa sebuah perusahaan harus dianggap terpisah dari
perusahaan-perusahaan lain. Misalnya, seorang yang memiliki dua buah perusahaan bengkel mobil
dan perusahaan angkutan, hendaklah melakukan pencatatan akuntansi tersendiri untuk masing-
masing perusahaan tersebut.

Implikasi dari konsep ini adalah bahwa suatu unit ekonomi tertentu harus dibedakan keuangannya
dengan unit ekonomi yang lain. Keuangan perusahaan harus terpisah dari keuangan direktur utama,
karyawan, atau keuangan pemilik. Jadi, para pemakai laporan keuangan perusahaan mengetahui
dengan jelas kekayaan/utang sebuah perusahaan dan mengetahui dengan pasti bahwa kekayaan itu
tidak dicampur aduk dengan kekayaan karyawan, pelanggan dan pemiliknya.

Konsep Beban Historis

Konsep akuntansi ini lebih populer dikenal sebagai historical cost principle. Pada konsep ini penilaian
detail keuangan didasarkan pada beban yang telah terjadi dan tercatat dalam sistem pencatatan
keuangan tersebut. Dengan konsep ini aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (konsideran) yang diberikan untuk memperoleh aktiva
tersebut pada saat perolehan.

Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar kewajiban (obligation), atau dalam
keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.

Priode Akuntansi

Diperlukannya konsep ini adalah untuk mengetahui gambaran yang tepat mengenai kinerja
perusahaan yang diperoleh saat perusahaan tersebut mencairkan hartanya menjadi kas. Alasan
pertama adalah agar pihak yang mengambil keputusan dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dan
melihat kondisi serta kebijakan yang akan diambil.
Alasan kedua untuk menerapkan konsep periode akuntansi ini adalah untuk kepentingan
perencanaan perusahaan. Setiap periode diperlukan laporan keuangan yang tepat dan benar serta
pencatatan transaksi yang detail untuk perencanaan anggaran, atau strategi kedepannya.

Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern)

Konsep kesinambungan dalam akuntansi menyatakan bahwa suatu entitas akan terus melakukan
usahanya untuk masa yang tak dapat diramalkan dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan
laporan keuangan secata priodik untuk mengukur tingkat keuangan dan kemajuan usaha tersebut.

Konsep kelangsungan usaha adalah konsep yang menyatakan bahwa perusahaan akan beroperasi
terus-menerus sampai waktu yang tidak ditentukan. Konsep ini merupakan dasar yang penting
dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan biasanya disusun per periode
yang lamanya bisa setahun, satu semester, atau triwulan.

Implikasi konsep ini bagi pemakai laporan keuangan adalah bahwa pemakai mengetahui perusahaan
akan tetap berjalan sampai waktu yang tidak ditentukan dan dapat memakai laporan keuangan
tersebut untuk menentukan membeli saham perusahaan tersebut atau berinvestasi dalam bentuk
lain.

Laporan keuanga biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan
melanjutkan usahanya dimasa depan. Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.

Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar
yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

Konsep Satuan Moneter Stabil

Konsep ini bertujuan sebagia dasar untuk mengabaikan adanya efek dari inflasi di dalam laporan
akuntansi sehingga kita dapat menambahkan atau melihat lebih detail nilai rupiah tersebut karena
memiliki daya beli yang sama

Kontinuitas Usaha

Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala
maupun rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi.
Sehingga akuntansi menganggap kesatuan usaha tersebut akan berlangsung sampai waktu yang tak
terbatas.
Konsep ini dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat
akuntansi menghadapi pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar.

Yang menjadi dasar validitas konsep ini adalah kenyataan bahwa kelangsungan hidup
perusahaan di masa datang tidak pasti. Selain itu, konsep ini dianut akuntansi atas dasar penalaran
bahwa kelangsungan hidup/kontinuitas perusahaan merupakan harapan normal/umum/logis, bukan
untuk mati atau dilikuidasi. Perusahaan tidak didirikan untuk usaha yang berjangka pendek sehingga
likuidasi bukan merupakan harapan yang umum dan masuk akal dalam pendirian perusahaan.

TRANSAKSI

Transaksi adalah suatu aktifitas perusahaan yang menimbulkan perubahan terhadap posisi harta
keuangan perusahaan, misalnya seperti menjual, membeli, membayar gaji,serta membayar berbagai
macam biaya yang lainnya.

Pengertian Transaksi

Transaksi merupakan suatu kegiatan yang diakukan seseorang yang menimbulkan perubahan
terhadap harta atau keuangan yang dimiliki baik itu bertambah ataupun berkurang. Misalnya
menjual harta, membeli barang, membayar hutang, serta membayar berbagai macam biaya untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Dalam transaksi terdapat administrasi transaksi. Adapun yang
dimaksud dengan administrasi disini adalah suatu kegiatan untuk mencatat perubahan keuangan
seseorang atau oraganisasi yang dilakukan secara teliti serta mengunakan metode-metode
tertentu.

Administarsi transaksi ditujuakan agar hasil pencatatan dapat di komunikasikan kepada pihak
lainnya. Adapun yang dimasut dengan transaksi keuangan adalah sebuah kegiatan ekonomi yang
bisa diukur dengan satuan uang tertentu, yang dapat mengubah posisi keuangan perusahaan
tersebut. Kemudian yang disebut dengan transaksi bisnis ialah kegiatan ekonomi dari suatu bisnis
yang secara langsung mempengaruhi kondisi kuangan bisnis tersebut. Dalam mendefinisikan status
dalam bisnis kita dapat mengunakan transaksi bisnis.

Jenis – Jenis Transaksi

Setelah kita memahami tentang pengertian transaksi baik itu transaksi keuangan ataupun transaksi
bisnis. Kini kita akan membahas tentang jenis-jenis transaksi yang ada pada kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari transaksi yang dilakuakan suatau perusahaan dibagi menjadi 2 (dua)
jenis, yakni :

1. Transaksi internal

Transaksi internal merupakan sebuah transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Yakni transakasi
yang hanya melibatkan personalia yang terdapat di dalam sebuah perusahaan saja. Transaksi
internal lebih menekankan perubahan posisi keuangan yang terjadi dibagian dalam perusahaan.
Misalnya, memo dari pimpinan kepada seseorang pegawai, perubahan nilai keuangan karena
kemunduran perusahaan, pengunaan perlengkapan kantor. Transaksi keuangan dibuat dan juga
dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri.

Transaksi internal juga bisa diartikan sebagai bukti pencatatan atas kegiatan-kegiatan yang terjadi di
dalam perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan tersebut.
Contohnya seperti : penghapusan tangungan hutang sebuah sektor usaha suatu perusahaan dan
lainlain.

2. Transaksi eksternal

Transaksi eksternal merupakan sebuah transaksi yang melibatakan pihak luar perusahaan. Yakni
transaksi yang melibatkan orang luar atau organisasi luar. Transaksi eksternal juga bisa diartikan
sebagai bukti pencatatan atas kegiatan-kegiatan yang terjadi pada perusahaan yang berhubungan
dengan pihak luar dari perusahaan tersebut. Seperti misalnya: transaksi penjualan, pembelian,
pembayaran hutang piutang dan lain-lain.

DEFINITION of 'Accounting Valuation'

Accounting valuation is the process of valuing a company's assets and liabilities for financial
reporting purposes. Several accounting-valuation methods are used while preparing financial
statements in order to value assets. Many valuation methods are stipulated by accounting rules,
such as the need to use an accepted options model to value the options that a company grants to
employees. Other assets are valued simply by the price paid, such as real estate. Typically, fixed
assets are valued at the historical price. Marketable securities are valued at the current market
price.

BREAKING DOWN 'Accounting Valuation'

Accounting valuation is important because the value of assets on a company's financial statements
needs to be reliable. Analysis of this valuation is just as important as the valuation itself. Some
assets, such as real estate, which is carried at cost less depreciation, can be carried on the balance
sheet at far from their true value. Securities the firm owns for its own investment portfolio versus
trading will have their own rules for valuation as well, as will bonds held for investment or trading.

Pengertian Double Entry System

Double entry system adalah sistem pencatatan akuntansi dimana setiap satu transaksi keuangan
memiliki dua efek sekaligus, yaitu debit di satu sisi dan credit di sisi lain. Dalam sistem double entry,
jumlah total debit harus selalu sama dengan jumlah total credit. Pada sistem double entry ini, setiap
transaksi akan berpengaruh terhadap minimal dua akun atau bahkan lebih.

Sistem double entry ini merupakan kebalikan dari sistem single entry dimana setiap transaksi hanya
dicatat satu kali dan hanya memiliki satu efek saja.

Sebagai contoh, pada sistem double entry, saat terjadi transaksi pembelian persediaan atau
inventory secara tunai (dengan uang kas), transaksi tersebut akan memiliki dua pengaruh yaitu
sebagai berikut:

Persediaan atau inventory bertambah atau debit

Uang kas berkurang atau kredit

Perlu dicatat bahwa debit tidak sama artinya dengan bertambah, pun demikian dengan credit tidak
selalu berarti berkurang.

Debit vs Credit
Untuk lebih memahami pengertian double entry system, kita terlebih dahulu harus memahami
istilah debit dan credit, yaitu sebagai berikut:

Debit yaitu pencatatan akuntansi saat terjadi kondisi dimana aset dan biaya mengalamai
peningkatan (bertambah), atau saat liability (utang) dan equity (modal) mengalami penurunan
(berkurang). Dalam akuntansi, debit berada di sisi sebelah kiri.

Credit yaitu penctatan akuntansi saat terjadi kondisi dimana liability dan equity mengalami
peningkatan (bertambah), atau aset dan biaya mengalami penurunan (berkurang). Credit merupakan
kebalikan dari debit, dan berada di sisi sebelah kanan.

Posisi Normal Akun Ditinjau Dari Debit dan Credit

Berdasarkan pengertian debit dan credit di atas, setiap akun dalam akuntansi memiliki satu posisi
normal, baik itu debit maupun credit. Posisi normal yaitu posisi pencatatan transaksi yang wajar.

Sebagai contoh, aset dan biaya merupakan kelompok akun yang memiliki posisi saldo normal debit.
Artinya, setiap akun pada kelompok akun tersebut bertambah, maka akan dicatat sebagai debit.

Sedangkan, liability dan equity adalah kelompok akun yang memiliki posisi saldo normal credit.
Artinya, setiap akun tersebut mengalami peningkatan (bertambah), maka akan dicatat sebagai
credit.

Sebagai contoh, posisi normal akun adalah sebagai berikut:

Cash atau bank posisi normal berada di debit.

Fixed assets posisi nomal berada di debit.

Inventory posisi normal berada di debit.

Account Payable (Utang Usaha) posisi normal berada di credit.

Account Receivable (Piutang Usaha) posisi normal berada di debit.

Modal posisi normal berada di credit.

Gaji posisi normal berada di debit.

Biaya Sewa posisi normal berada di credit.

Dll

Contoh Double Entry System

Untuk lebih memahami double entry system, berkut kami sajikan contoh pencatatan akuntansi
dengan menggunakan double entry system sbb:

Pembelian Inventory dengan uang tunai atau cash

Inventory –> bertambah –> Debit

Kas –> berkurang –> Credit.

Pembelian Inventory dengan non-tunai atau cara credit

Inventory –> (assets) bertambah –> Debit


Account Payable (Utang Usaha) –> (liability) bertambah –> Credit

Pembelian fixed assets berupa mesin dengan cara credit ke vendor

Fixed assets –> (assets) bertambah –> Debit

Account Payable –> (liability) bertambah –> Credit

Pemilik usaha menyetor modal berupa uang tunai

Cash –> (assets) bertambah –> Debit

Modal –> (equity) bertambah –> Credit

Membayar gaji karyawan

Gaji –> (biaya) bertambah –> Debit

Cash –> (assets) berkurang –> Credit

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk
mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya
berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajibannya berarti perusahaan tersebut ilikuid.

Cara mengukur perusahaan itu likuid atau tidak, Anda dapat membandingkan komponen yang ada
pada neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang jangka pendek). Pengukuran
ini dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan
dari waktu ke waktu.

Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan beberapa
manfaat seperti:

- Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak.

- Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank)


yang ingin melakukan penarikan dana.

- Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau bisnis lain
yang menguntungkan.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Current Ratio (Rasio Lancar)

Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat digunakan untuk
menutupi kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar maka artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menutupi
kewajiban utang lancarnya. Tingginya Rasio lancar dapat menunjukkan adanya uang kas berlebih
yang bisa berarti dua hal yaitu besarnya keuntungan yang telah diperoleh atau akibat tidak
digunakannya keuangan perusahaan secara efektif untuk berinvestasi.

Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan
akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan dibanding dengan aset lainnya. Quick
Ratio ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Jadi semakin besar rasio, semakin baik juga
posisi keuangan perusahaan. Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100%, maka ini akan berakibat baik jika
terjadi likuidasi karena perusahaan akan mudah untuk membayar kewajibannya.

Cash Ratio (Rasio Kas)

Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi kewajiban
jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara kas, contohnya rekening giro.
Jika hasil rasio menunjukkan 1:1 atau 100% atau semakin besar perbandingan kas dengan utang
maka akan semakin baik .

Cash Turnover Ratio (Rasio Perputaran Kas)

Rasio ini akan menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap kerja bersih. Modal
kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar.

Rasio ini dihitung dengan cara membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan.

Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, Anda perlu
membuat analisa atau interpretasi terhadap data finansial perusahaan, rasio likuiditas adalah salah
satu cara untuk mengetahui hal tersebut. Jika Anda atau perusahaan Anda masih mengalami kendala
untuk menentukan likuiditas bisnis melalui perhitungan rasio bisnis, Anda bisa mempercayakan
kebutuhan tersebut pada Jurnal.

Analisis laporan keuangan memerlukan ukuran yang biasa disebut dengan istilah rasio. Rasio
memiliki pengertian alat yang dinyatakan dalam arithmetical terms yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan dua macam data fincancial. Terdapat banyak rasio analisis yang dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisa, namun secara umum dalam beberapa literatur dibagi menjadi 4
kelompok, yaitu :

1. RASIO LIKUIDITAS

Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial
jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar. Beberapa jenis rasio likuiditas dan rumus perhitungannya dapat dilihat
sebagai berikut :

Current Ratio
Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rumus untuk menghitung current rasio
adalah sebagai berikut :

Current Ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar

Cash Ratio atau Ratio of Immediate Solvency

Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid assets). Rumusannya adalah
sebagai berikut :

Cash Ratio = (Kas + Efek )/Kewajiban Lancar

Quick Ratio atau Acid Test Ratio

Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid assets), rumus quick ratio adalah
sebagai berikut :

Quick Ratio = (Kas + Efek + Piutang)/Kewajiban Lancar

Working Capital to Total Assets Ratio

Working Capital to Total Assets Ratio dipergunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan
posisi modal kerja (netto). Rumusnya sebagai berikut :

Working Capital Ratio = (Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar)/Jumlah Aktiva

2. RASIO LEVERAGE

Rasio Leverage (Rasio Hutang), rasio ini digunakan untuk untuk “>mengukur seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Data yang dipergunakan untuk
analisis leverage adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi. Rasio Leverage diantaranya adalah :

Total Debt to Equity Ratio

Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :

TD Equity = (Hut. Lancar + Hut. Jangka Panjang)/Jumlah Modal Sendiri

Total Debt To Total Capital Assets

Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan
kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :

TD Capital Assets = (Aktiva Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jml Aktiva

Long Term Debt to Equity Ratio

Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang
jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :

LTD Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri

Tangible Assets Debt Coverage


Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin
hutang jangka panjang, rumusnya adalah sebagai berikut :

TAD Coverage =( Jml Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)/Hutang Jangka Panjang

Times Interest Earned Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar
bunga hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Times Interest Earned Ratio = EBIT /Bunga Hutang Jangka Panjang

3. RASIO AKTIVITAS

Rasio Efetivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumberdaya
yang dimiliki. Rasio Aktivitas diantaranya adalah :

Total Assets Turnover

Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvesasikan
untuk menghasilkan “revenue”. Rumusnya sebagai berikut :

Total Assets Turnover = Penjualan Bersih/Total Aktiva

Receivable Turnover

Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana
yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu. Rumusnya sebagai
berikut :

Receivable Turnover = Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata

Average Collection Period

Average Collection Period digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang (dalam satuan hari). Jika menghasilkan angka yang semakin kecil
menunjukan hasil yang semakin baik. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Average Collection Period = (Piutang Rata-rata x 360)/Penjualan Kredit

Inventory Turnover

Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan
yang berputar pada suatu periode tertentu, atau likuiditas dari persediaan dan tendensi adanya
“overstock”. Rumusnya sebagai berikut :

Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Persediaan Rata-rata

Average Day’s Inventory

Average Day’s Inventory digunakan untuk mengukur periode (hari) rata-rata persediaan barang
dagangan berada di gudang perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :

Average Day’s Inventory = (Persediaan Rata-rata x 360 )/Harga Pokok Penjualan

Working Capital Turnover


Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja (netto) yang
berputar pada suatu periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat diperusahaan, dihitung dengan
rumus berikut :

Working Capital Turnover = Penjualan Bersih / (Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar)

4. RASIO PROFITABILITAS

Rasio Profitabilitas atau Rasio Keuntungan mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri. Rasio
Profitabilitas atau disebut juga dengan istilah Rentabilitas diantaranya adalah :

Gross Profit Margin

Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba bruto
per rupiah penjualan, dihitung dengan rumus berikut :

Gross Profit Margin = (Penjualan Bersih – HPP) / Penjualan Bersih

Operating Income Ratio atau Operating Profit Margin

Dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi sebelum bunga
dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumusnya adalah sebagai berikut :

OIR = (Penjualan Bersih – HPP – Biaya2)/Penjualan Bersih

Operating Ratio

Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin kecil angka
rasio menunjukan kinerja yang semakin baik. Rumusnya sebagai berikut :

Operating Ratio = (HPP + By Adm.Penjualan & Umum)/Penjualan Bersih

Net Profit Margin atau Sales Margin

Net Profit Margin atau Sales Margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih
per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukan kinerja yang semakin baik,
rumusnya sebagai berikut :

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)/Penjualan Bersih

Earning Power Of Total Investment

Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal


perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi
semua investor (pemegang obligasi + saham). Rumusnya sebagai berikut :

Earning Power Of Total Investment = EBIT / Jumlah Aktiva

Net Earning Power Ratio atau Rate Of Return On Investment (ROI)

ROI digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumusnya sbb :

ROI = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Aktiva

Rate Of Return for Owners atau Rate of Return on Net Worth


Digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi
pemegang saham preferen dan saham biasa. Rumusnya adalah :

Rate of Return For Owners = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Modal Sendiri

CAPITALIZATION RATIO

The capitalization ratio measures the debt component of a company's capital structure, defined as
the mix of debt (liabilities) and shareholder’s equity on the company’s balance sheet. This is the
means that the company uses to finance its operations and any capital spending.

Debt vs. Equity

Debt and equity are the two main methods a company can use to finance its operations.

Debt has some advantages. Interest payments are tax deductible. Debt also doesn’t dilute ownership
of the firm like issuing additional stock does. When interest rates are low, access to the debt markets
is easy and there is money available to lend.

Debt can be long-term or short-term and can consist of bank loans of the issuance of bonds.

Equity can be more expensive than debt. Raising additional capital by issuing more stock can dilute
ownership in the company. On the other hand, equity doesn’t have to be paid back.

A company with too much debt may find its freedom of action restricted by its creditors and/or have
its profitability hurt by high interest costs. The worst of all scenarios is having trouble meeting
operating and debt liabilities on time during adverse economic conditions. Lastly, a company in a
highly competitive business, if hobbled by high debt, will find its competitors taking advantage of its
problems to grab more market share.

The capitalization ratio is one of the more meaningful debt ratios because it focuses on the
relationship of debt liabilities as a component of a company's total capital base, which is the capital
raised by shareholders and lenders.

Anda mungkin juga menyukai