pembayaran pada pihak-pihak yang terkait dalam operasional perusahaan, dan modal pada saat
tertentu.
1) Aktiva
Aktiva adalah sumber daya dalam bentuk harta benda atau hak yang dikuasai oleh
perusahaan.
(a) Aktiva Lancar
Aktiva Lancar(current assets) adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat kurang dari
1tahun. Yang termasuk aktiva lancar adalah sebagai berikut:
(1) Kas (cash)
(2) Surat-Surat Berharga (marketable securities)
(3) Deposito jangka pendek
(4) Piutang Usaha (account receivable)
(5) Sediaan (inventory)
(6) Pendapatan yang masih harus diterima (accruals receivable)
(b) Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Yang
termasuk aktiva tidak lancar adalah sebagai berikut :
Modal Uang
Modal Saham
Jumlah Modal/Kekayaan Sendiri (Owner’s Equity) suatu perusahaan, sama dengan jumlah total
Assets dikurangi dengan Liabilities.
Bila perusahaan itu perusahaan perorangan, Modal/Kekayaan Sendiri (Owner’s Equity) dicantumkan
dengan satu jumlah.
Liabilitas (Liabilities) adalah kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
peyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang
mengandung manfaat ekonomi.
Liabilitas timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Jadi, misalnya pembelian barang atau
penggunaan jasa menimbulkan utang usaha (kecuali jika dibayar dimuka atau pada saat penyerahan
dan penerimaan pinjaman bank menimbulkan liabilitas untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini, selain pembebasan dari kreditur, biasanya melibatkan
perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan untuk
memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan:
a. Pembayaran kas
Aset (Aktiva) : adalah kekayaan yang di miliki oleh perusahaan yang ditunjukan dengan nilai uang
tertentu. Contoh dari aset atau aktiva yaitu Cash (Kas), Inventory (Persediaan), Building (Gedung),
dan Equipment (Peralatan). (Baca juga : Pengertian Akuntansi Keuangan) Kewajiban (Liability)
: adalah jumlah hutang yang di miliki oleh perusahaan kepada pihak luar. Contoh nya : Surat hutang,
hutang, hutang obligasi.(Baca juga : Pengertian Jurnal Penerimaan Kas ) Modal : adalah kepentingan
investor atau pemilik dalam sebuah perusahaan yang memiliki tujuan dengan memberikan atau
menyetorkan uang atau dari bentuk kekayaan yang lainnya. Modal ini biasanya disebut dengan
Ekuitas pemilik (Owner Equity). (Baca juga : Pengertian Akuntansi)
Dibawah ini akan dijelaskan unsur unsur persamaan dasar akuntansi yang perlu kita ketahui :
Aset (Aktiva) : adalah sumber daya yang sudah dikuasai oleh pihak perusahaan sebagai akobat dari
sebuah peristiwa yang terjadi di masalalu dan di masa depan akan memanfaatkan ekonomi dari
sumber haraoan yang akan di peroleh perusahaan. (Baca juga : Unsur Unsur Laporan Keuangan)
Hutang (Kewajiban) : adalah tanggung jawab perusahaan yang akan terjadi pada saat ini dan yang
timbul dari sebuah peristiwa di masa lalu, dan proses penyelesaiannya akan membutuhkan sumber
daya perusahaan. (Baca juga : Sistem Pencatatan Kas Kecil )
Ekuitas (Modal) : adalah sisa dari kepentingan yang ada di dalam aktiva yang sudah sesuai dengan
perusahaat setelah di kurangi dengan kewajiban. (Baca juga : Transaksi Bisnis Perusahaan)
Pendapatan (Revenue) : adalahaliran yang masuk atau peningkatan lain atas aktiva atau penurunan
dari kewajiban perusahaan sebagai akibat yang terjadi dari aktivitas penyerahan, penjualan dan
pembuatan barag, jasa atau aktivitas yang lainnya dan yang juga merupakan kegiatan utama yang
secara terus menerus di lakukan oleh perusahaan. (Baca juga : Prosedur Pengelolaan Dana Kas Kecil)
Beban (Expenses) : adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau penungkatan kewajiban
karena ada penyerahan atau pembuatan barang, jasa atu juga melakukan aktivitas lain yang juga
merupakan kegiatan utama yang di lakukan secara terus menerus oleh perusahaan. (Baca juga
: Tujuan Akuntansi Biaya).
Prive (Drawing) : adalah pengambilan aset dari perusahaan yang di lakukan oleh pemilik nya yang
akan di gunakan untuk kepentingan pribadinya. (Baca juga : Pengelolaan Kas Kecil)
Harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh sebuah oerusahaan dan merupakan salah satu sumber
untuk pembelanjaan dan untuk melakukan kegiatan kelancaran usahanya. Oleh sebab itu, harta juga
harus seimbang sengan modal atau sumber pembelanjaan. Sumber pembelanjaan yang didapatkan
dari pemilik nya yang disebut dengan ekuitas atau modal.
HARTA = MODAL
Baca juga :
Harta yang di miliki oleh perusahaan adalah harta yang akan di gunakan sebagai sumber
pembelanjaan dalam kegiatan yang di peroleh dengan melalui dua sumber yaitu, Pemilik dan
Kreditur. Sumber yang di gunakan untuk pembelanjaan dari pemilik sering di sebut dengan ekuitas.
Dan sedangkkan sumber pembelanjaan yang sudah di peroleh dari pihak kreditur kepada pemilk
akan menjadi suatu kewajiban yang akan di kembalikan, hal ini sering di sebut sebagai kewajiban
atau hutang. Sehingga pada unsur ini didapat rumus atau persamaannya yaitu :
Dalam operasi sebuah usaha sudah jelas ada kemungkinan pendapatan dan beban. Pendapat adalah
kenaikan harta yang akan di peroleh dari hasil penjualan sebuah barang atau jasa. Sedangkan beban
adalah penurunan harta, karena merupakan salah satu pengorbanan yang akan memperoleh
pendapatan. Pendapatan juga memiliki sifat untuk menambah modal, sedangkan beban akan
memiliki sifat mengurangi modal. Sehingga dengan demikian pendapatan dan beban yang ada akan
mempengaruhi keadaan modal dalam persamaan dasar akuntansi, dicatat dalam komponen modal.
Akan tetapi, untuk mengembangkan akuntansi maka pencatatan pendapatan dan beban bisa di
pisahkan dari midal. Sehingga bentuk persamaannya bisa di rumuskan sebagai berikut :
Baca juga:
Persamaan dasar akuntansi sangat berguna untuk mengetahui tentang perubahan dari kekayaan
dalam perusahaan di setiap transaksi yang terjadi. Selain itu fungsi dari persamaan dasar akuntansi
adalah untuk mengetahui beberapa aktiva yang sudah di gunakan dan di belanjakan dalam satu
periode akuntansi.
Analisis dari pengaruh transaksi ke persamaan dasar akuntansi di setiap transaksi yang terjadi maka
akan mempengaruhi posisi dari keuangan perusahaan. Pengaruh yang terjadi pada transaksi
tersebut dapat menambah dan juga dapat mengurangi komponen keuangan pada perusahaan yaitu :
Harta, hutang, dan modal. Perubahan pada komponen posisi keuangan ini pada persamaan dasar
akuntansi juga dapat di kelompokkan sebagai berikut :
Pada setiap transaksi yang dapat mempengaruhi harta, yang terjadi akibat dari perubahan harta
yang sudah diikuti dengan suatu perubahan harta dari yang lain tetapi dengan jumlah yang sama.
Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dan hutang dengan jumlah yang sama.
Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dan modal dengan jumlah yang sama.
Semua transaksi bisa mempengaruhi harta dengan perubahan hutang dan modal dengan jumlah
yang sama.
Dari setiap transaksi keuangan yang terjadi maka pada dasarnya akibat dari perubahan pada posisi
keuangan perusahaan juga, akan tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan persamaan dari dasar
akuntansi. Sudah di jelaskan juga bahwa di dalam akuntansi terjadi suatu transaksi akan di catat
dengan sistem pencatatan ganda yang bisa di artikan bahwa transaksi yang di catat pada dua aspek
akan mempengaruhinya. Catatan perubahan pada aspek yang satu akan di imbangi dengan catatan
perubahan pada aspek yang lain nya juga. Oleh sebab itu catatan perubahan pada unsur aktiva,
kewajiban dan ekuitas tidak akan mempengaruhi keseimbangan dari persamaan dasar akuntansi.
Untuk lebih jelas nya maka perhatikan contoh dari transaksi – transaksi yang terjadi di perusahaan
bengkel Maju Makmur selama bulan januari 2017 sebagai berikut ini :
Transaksi 1 (T1)
Perusahaan bengkel Maju Makmur telah menerima uang tunai dari Putra (sebagai pemilik) sebesar
Rp. 100.000.000,00 untuk di gunakan sebagai modal.
Analisa Transaksi :
Bagi perusahaan bengkel Maju Makmur maka aktiva perusahaan akan bertambah sebesar Rp.
100.000.000,00 dan akan menimbulkan hak Putra (pemilik perusahaan) atas aktiva perusahaan yang
sudah berbentuk investasi sebesar Rp. 100.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan
dasar akuntansi.
Transaksi 2 (T2)
Bengkel Maju Makmur membeli peralatan bengkel nya dengan cara kredit di bank dengan jumlah
Rp. 50.000.000,00.
Analisa Transaksi :
Di satu sisi bisa mengakibatkan penambahan pada aktiva dalam bentuk peralatan bengkel dan di sisi
lain bisa mengakibatkan terjadinya hutang dengan nominal Rp. 50.000.000,00. Perubahan ini akan
terlihat pada persamaan dasar akuntansi.
Transaksi 3 (T3)
Bengkel Maju Makmur membeli perlengkapan kecil untuk bengkel nya seperti mur, baut, oli, dan
lain sebagainya dengan nominal uang yang harus di bayar yaitu Rp. 5.000.000,00 dan di bayar
dengan tunai.
Analisa Transaksi :
Pada satu sisi aktiva akan bertambah dengan keterangan perlengkapan dan seharga Rp.
5.000.000,00 dan di sisi lain aktiva kas akan berkurang sebesar dana yang kita gunakan yaitu Rp.
5.000.000. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.
Transaksi 4 (t4)
Untuk hasil pekerjaan yang telah di kerjakan oleh karyawan nya dan akan menerimal pembayaran
sebesar Rp. 10.000.000,00.
Analisa Transaksi :
Transaksi ini akan membuat aktiva kas bertambah sebesar Rp. 10.000.000,00 dan dengan adanya
pertambahan penghasilan maka modal bengkel ini akan bertambah sebesar Rp. 10.000.000,00.
Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.
Transaksi 5 (T5)
Bengkel memberikan pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan dengan harga Rp. 1.000.000,00 dan
baru menerima pembayaran sebesar Rp. 500.000,00 dan kekurangannya ada di bayar di kemudan
hari.
Analisa transaksi :
Transaksi ke 5 ini akan menimbulkan kas bertambah sebesar Rp. 500.000 dan juga akan
menimbulkan tagihan sebesar Rp. 500.000,00. Sehingga pada sisi lain akan menambahkan
penghasilan sehingga mengakibatkan ekuitas bertambah. Perubahan ini akan terlihat pada
persamaan dasar akuntansi.
Transaksi 6 (T6)
Bengkel akan membayar kewajibannya yaitu beban gaji karyawan sebanyak Rp. 3.000.000,00 dan
juga beban sewa sebesar Rp. 1.000.000,00.
Analisa Transaksi :
Transaksi ke 6 ini akan mengurangi kas sebanyak Rp. 4.000.000,00 dan beban akan berkurang
sehingga modal juga akan berkurang. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.
Transaksi 7 (T7)
Bengkel memberikan cek sebesar Rp. 25.000.000,00 untuk membayar sebagian utang atas
pembelian peralatan dan baru akan di bayar sebagian.
Analisa Transaksi :
Pengaruh transaksi di atas bisa menimbulkan kas berkurang dan hutang juga akan berkurang sebesar
25.000.000. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.
Transaksi 8 (T8)
Pada akhir bulan januari 2017 akan diadakan pemeriksaan dan juga perhitungan terhadap sisa dari
perlengkapan yang ada di bengkel. Terdapat sisa perlengkapan bengkel dengan jumlah Rp.
2.000.000,00.
Analisa Transaksi :
Saldo perlengkapan dari persamaan dasar akuntansi data di atas sebesar Rp. 5.000.000,00 – Rp.
2.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.
Transaksi 9 (T9)
Pemilik bengkel mengambil dana dari kas yang sudah masuk di bnegkel untuk keperluan pribadi nya
sebesar Rp. 5.000.000,00.
Analisa Transaksi :
Pengambilan aktiva perusahaan yang di gunakan untuk keperluan pribadi pemilik bisa di sebut
dengan prive pemilik (drawing). Pengaruh ini akan mengurangi kas pada aktiva dan modal sebesar
Rp. 5.000.000,00. Perubahan ini akan terlihat pada persamaan dasar akuntansi.
Berikut ini adalah penjelasan tentang pengertian persamaan dasar akuntansi, dan sudah dilengkapi
dengan penjelasan tentang unsur – unsur persamaan dasar akuntansi, bentuk-bentuk persamaan
dasar akuntansi, fungsi persamaan dasar akuntansi dan juga sudah di lengkapi dengan contoh dan
cara penyelesaiannya secara terperinci. Sehingga akan memudahkan anda semua untuk memahami
tentang persamaan dasar akuntansi dan mengetahui bagaimana cara mengerjakan nya.
pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari
penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang
dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun
yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit.
iaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang
dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya
kesempatan dan penyusutan barang modal.
Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu
setelah dikuarangi pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk laporan laba rugi.
Konsep dasar akuntansi adalah hal-hal dasar yang membangun informasi akuntansi. Konsep dasar
akuntansi sangat dibutuhkan untuk mempelajari bagaimana pengolahan data keuangan dalam
sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan konsep dasar tersebut pengolahan data keuangan bisa
dijamin berjalan dengan baik.
Prinsip akuntansi diperlukan untuk menunjang pemahaman mengenai konsep dasar akuntansi.
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang kegiatannya terdiri atas pengumpulan dan
pengelolaan data keuangan suatu organisasi atau perusahaan dan pengkomunikasian hasilnya
kepada pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan ekonomi.
Dengan prinsip dasar akuntansi, suatu laporan keuangan yang baik dan mudah dimengerti serta
akurat dapat diharapkan. Dalam lingkup yang lebih besar konsep dan prinsip dasar akuntansi ini akan
bermanfaat bagi berbagai pihak seperti manajer untuk mengambil keputusan, pemegang saham,
atau pemilik perusahaan.
Konsep dasar akuntansi adalah berbagai konsep yang telah dijadikan rujukan dan dijadikan sebagai
standar dalam menyampaikan laporan keuangan yang rapi dan mudah dipahami.
Unit ekonomi disini adalah, perusahaan dan rumah tangga keluarga. Di dalam kehidupan
bermasyarakat, unit ekonomi ini termasuk didalamnya perusahaan yang mencari keuntungan,
badan-badan pemerintah, konsumen, juga organisasi yang tidak mencari keuntungan seperti
yayasan, rumah sakit dan organisasi sosial lainnya. Jadi, unit usaha yang menyelenggarakan
akuntansi merupakan suatu kesatuan yang berdiri sendiri dan terpisah dari pemiliknya dan juga dari
perusahaan-perusahaan lain.
Konsep kesatuan usaha mensyaratkan bahwa sebuah perusahaan harus dianggap terpisah dari
perusahaan-perusahaan lain. Misalnya, seorang yang memiliki dua buah perusahaan bengkel mobil
dan perusahaan angkutan, hendaklah melakukan pencatatan akuntansi tersendiri untuk masing-
masing perusahaan tersebut.
Implikasi dari konsep ini adalah bahwa suatu unit ekonomi tertentu harus dibedakan keuangannya
dengan unit ekonomi yang lain. Keuangan perusahaan harus terpisah dari keuangan direktur utama,
karyawan, atau keuangan pemilik. Jadi, para pemakai laporan keuangan perusahaan mengetahui
dengan jelas kekayaan/utang sebuah perusahaan dan mengetahui dengan pasti bahwa kekayaan itu
tidak dicampur aduk dengan kekayaan karyawan, pelanggan dan pemiliknya.
Konsep akuntansi ini lebih populer dikenal sebagai historical cost principle. Pada konsep ini penilaian
detail keuangan didasarkan pada beban yang telah terjadi dan tercatat dalam sistem pencatatan
keuangan tersebut. Dengan konsep ini aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang
dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (konsideran) yang diberikan untuk memperoleh aktiva
tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar kewajiban (obligation), atau dalam
keadaan tertentu (misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal.
Priode Akuntansi
Diperlukannya konsep ini adalah untuk mengetahui gambaran yang tepat mengenai kinerja
perusahaan yang diperoleh saat perusahaan tersebut mencairkan hartanya menjadi kas. Alasan
pertama adalah agar pihak yang mengambil keputusan dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dan
melihat kondisi serta kebijakan yang akan diambil.
Alasan kedua untuk menerapkan konsep periode akuntansi ini adalah untuk kepentingan
perencanaan perusahaan. Setiap periode diperlukan laporan keuangan yang tepat dan benar serta
pencatatan transaksi yang detail untuk perencanaan anggaran, atau strategi kedepannya.
Konsep kesinambungan dalam akuntansi menyatakan bahwa suatu entitas akan terus melakukan
usahanya untuk masa yang tak dapat diramalkan dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan
laporan keuangan secata priodik untuk mengukur tingkat keuangan dan kemajuan usaha tersebut.
Konsep kelangsungan usaha adalah konsep yang menyatakan bahwa perusahaan akan beroperasi
terus-menerus sampai waktu yang tidak ditentukan. Konsep ini merupakan dasar yang penting
dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan biasanya disusun per periode
yang lamanya bisa setahun, satu semester, atau triwulan.
Implikasi konsep ini bagi pemakai laporan keuangan adalah bahwa pemakai mengetahui perusahaan
akan tetap berjalan sampai waktu yang tidak ditentukan dan dapat memakai laporan keuangan
tersebut untuk menentukan membeli saham perusahaan tersebut atau berinvestasi dalam bentuk
lain.
Laporan keuanga biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan
melanjutkan usahanya dimasa depan. Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.
Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar
yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
Konsep ini bertujuan sebagia dasar untuk mengabaikan adanya efek dari inflasi di dalam laporan
akuntansi sehingga kita dapat menambahkan atau melihat lebih detail nilai rupiah tersebut karena
memiliki daya beli yang sama
Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala
maupun rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi.
Sehingga akuntansi menganggap kesatuan usaha tersebut akan berlangsung sampai waktu yang tak
terbatas.
Konsep ini dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat
akuntansi menghadapi pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar.
Yang menjadi dasar validitas konsep ini adalah kenyataan bahwa kelangsungan hidup
perusahaan di masa datang tidak pasti. Selain itu, konsep ini dianut akuntansi atas dasar penalaran
bahwa kelangsungan hidup/kontinuitas perusahaan merupakan harapan normal/umum/logis, bukan
untuk mati atau dilikuidasi. Perusahaan tidak didirikan untuk usaha yang berjangka pendek sehingga
likuidasi bukan merupakan harapan yang umum dan masuk akal dalam pendirian perusahaan.
TRANSAKSI
Transaksi adalah suatu aktifitas perusahaan yang menimbulkan perubahan terhadap posisi harta
keuangan perusahaan, misalnya seperti menjual, membeli, membayar gaji,serta membayar berbagai
macam biaya yang lainnya.
Pengertian Transaksi
Transaksi merupakan suatu kegiatan yang diakukan seseorang yang menimbulkan perubahan
terhadap harta atau keuangan yang dimiliki baik itu bertambah ataupun berkurang. Misalnya
menjual harta, membeli barang, membayar hutang, serta membayar berbagai macam biaya untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Dalam transaksi terdapat administrasi transaksi. Adapun yang
dimaksud dengan administrasi disini adalah suatu kegiatan untuk mencatat perubahan keuangan
seseorang atau oraganisasi yang dilakukan secara teliti serta mengunakan metode-metode
tertentu.
Administarsi transaksi ditujuakan agar hasil pencatatan dapat di komunikasikan kepada pihak
lainnya. Adapun yang dimasut dengan transaksi keuangan adalah sebuah kegiatan ekonomi yang
bisa diukur dengan satuan uang tertentu, yang dapat mengubah posisi keuangan perusahaan
tersebut. Kemudian yang disebut dengan transaksi bisnis ialah kegiatan ekonomi dari suatu bisnis
yang secara langsung mempengaruhi kondisi kuangan bisnis tersebut. Dalam mendefinisikan status
dalam bisnis kita dapat mengunakan transaksi bisnis.
Setelah kita memahami tentang pengertian transaksi baik itu transaksi keuangan ataupun transaksi
bisnis. Kini kita akan membahas tentang jenis-jenis transaksi yang ada pada kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari transaksi yang dilakuakan suatau perusahaan dibagi menjadi 2 (dua)
jenis, yakni :
1. Transaksi internal
Transaksi internal merupakan sebuah transaksi yang terjadi di dalam perusahaan. Yakni transakasi
yang hanya melibatkan personalia yang terdapat di dalam sebuah perusahaan saja. Transaksi
internal lebih menekankan perubahan posisi keuangan yang terjadi dibagian dalam perusahaan.
Misalnya, memo dari pimpinan kepada seseorang pegawai, perubahan nilai keuangan karena
kemunduran perusahaan, pengunaan perlengkapan kantor. Transaksi keuangan dibuat dan juga
dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri.
Transaksi internal juga bisa diartikan sebagai bukti pencatatan atas kegiatan-kegiatan yang terjadi di
dalam perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan tersebut.
Contohnya seperti : penghapusan tangungan hutang sebuah sektor usaha suatu perusahaan dan
lainlain.
2. Transaksi eksternal
Transaksi eksternal merupakan sebuah transaksi yang melibatakan pihak luar perusahaan. Yakni
transaksi yang melibatkan orang luar atau organisasi luar. Transaksi eksternal juga bisa diartikan
sebagai bukti pencatatan atas kegiatan-kegiatan yang terjadi pada perusahaan yang berhubungan
dengan pihak luar dari perusahaan tersebut. Seperti misalnya: transaksi penjualan, pembelian,
pembayaran hutang piutang dan lain-lain.
Accounting valuation is the process of valuing a company's assets and liabilities for financial
reporting purposes. Several accounting-valuation methods are used while preparing financial
statements in order to value assets. Many valuation methods are stipulated by accounting rules,
such as the need to use an accepted options model to value the options that a company grants to
employees. Other assets are valued simply by the price paid, such as real estate. Typically, fixed
assets are valued at the historical price. Marketable securities are valued at the current market
price.
Accounting valuation is important because the value of assets on a company's financial statements
needs to be reliable. Analysis of this valuation is just as important as the valuation itself. Some
assets, such as real estate, which is carried at cost less depreciation, can be carried on the balance
sheet at far from their true value. Securities the firm owns for its own investment portfolio versus
trading will have their own rules for valuation as well, as will bonds held for investment or trading.
Double entry system adalah sistem pencatatan akuntansi dimana setiap satu transaksi keuangan
memiliki dua efek sekaligus, yaitu debit di satu sisi dan credit di sisi lain. Dalam sistem double entry,
jumlah total debit harus selalu sama dengan jumlah total credit. Pada sistem double entry ini, setiap
transaksi akan berpengaruh terhadap minimal dua akun atau bahkan lebih.
Sistem double entry ini merupakan kebalikan dari sistem single entry dimana setiap transaksi hanya
dicatat satu kali dan hanya memiliki satu efek saja.
Sebagai contoh, pada sistem double entry, saat terjadi transaksi pembelian persediaan atau
inventory secara tunai (dengan uang kas), transaksi tersebut akan memiliki dua pengaruh yaitu
sebagai berikut:
Perlu dicatat bahwa debit tidak sama artinya dengan bertambah, pun demikian dengan credit tidak
selalu berarti berkurang.
Debit vs Credit
Untuk lebih memahami pengertian double entry system, kita terlebih dahulu harus memahami
istilah debit dan credit, yaitu sebagai berikut:
Debit yaitu pencatatan akuntansi saat terjadi kondisi dimana aset dan biaya mengalamai
peningkatan (bertambah), atau saat liability (utang) dan equity (modal) mengalami penurunan
(berkurang). Dalam akuntansi, debit berada di sisi sebelah kiri.
Credit yaitu penctatan akuntansi saat terjadi kondisi dimana liability dan equity mengalami
peningkatan (bertambah), atau aset dan biaya mengalami penurunan (berkurang). Credit merupakan
kebalikan dari debit, dan berada di sisi sebelah kanan.
Berdasarkan pengertian debit dan credit di atas, setiap akun dalam akuntansi memiliki satu posisi
normal, baik itu debit maupun credit. Posisi normal yaitu posisi pencatatan transaksi yang wajar.
Sebagai contoh, aset dan biaya merupakan kelompok akun yang memiliki posisi saldo normal debit.
Artinya, setiap akun pada kelompok akun tersebut bertambah, maka akan dicatat sebagai debit.
Sedangkan, liability dan equity adalah kelompok akun yang memiliki posisi saldo normal credit.
Artinya, setiap akun tersebut mengalami peningkatan (bertambah), maka akan dicatat sebagai
credit.
Dll
Untuk lebih memahami double entry system, berkut kami sajikan contoh pencatatan akuntansi
dengan menggunakan double entry system sbb:
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk
mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya
berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajibannya berarti perusahaan tersebut ilikuid.
Cara mengukur perusahaan itu likuid atau tidak, Anda dapat membandingkan komponen yang ada
pada neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar (utang jangka pendek). Pengukuran
ini dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan
dari waktu ke waktu.
Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan beberapa
manfaat seperti:
- Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau bisnis lain
yang menguntungkan.
Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat digunakan untuk
menutupi kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar maka artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menutupi
kewajiban utang lancarnya. Tingginya Rasio lancar dapat menunjukkan adanya uang kas berlebih
yang bisa berarti dua hal yaitu besarnya keuntungan yang telah diperoleh atau akibat tidak
digunakannya keuangan perusahaan secara efektif untuk berinvestasi.
Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan
akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan dibanding dengan aset lainnya. Quick
Ratio ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Jadi semakin besar rasio, semakin baik juga
posisi keuangan perusahaan. Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100%, maka ini akan berakibat baik jika
terjadi likuidasi karena perusahaan akan mudah untuk membayar kewajibannya.
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi kewajiban
jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara kas, contohnya rekening giro.
Jika hasil rasio menunjukkan 1:1 atau 100% atau semakin besar perbandingan kas dengan utang
maka akan semakin baik .
Rasio ini akan menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap kerja bersih. Modal
kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar.
Rasio ini dihitung dengan cara membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan.
Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, Anda perlu
membuat analisa atau interpretasi terhadap data finansial perusahaan, rasio likuiditas adalah salah
satu cara untuk mengetahui hal tersebut. Jika Anda atau perusahaan Anda masih mengalami kendala
untuk menentukan likuiditas bisnis melalui perhitungan rasio bisnis, Anda bisa mempercayakan
kebutuhan tersebut pada Jurnal.
Analisis laporan keuangan memerlukan ukuran yang biasa disebut dengan istilah rasio. Rasio
memiliki pengertian alat yang dinyatakan dalam arithmetical terms yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan dua macam data fincancial. Terdapat banyak rasio analisis yang dapat dibuat
menurut kebutuhan penganalisa, namun secara umum dalam beberapa literatur dibagi menjadi 4
kelompok, yaitu :
1. RASIO LIKUIDITAS
Rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial
jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar. Beberapa jenis rasio likuiditas dan rumus perhitungannya dapat dilihat
sebagai berikut :
Current Ratio
Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rumus untuk menghitung current rasio
adalah sebagai berikut :
Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid assets). Rumusannya adalah
sebagai berikut :
Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih liquid (liquid assets), rumus quick ratio adalah
sebagai berikut :
Working Capital to Total Assets Ratio dipergunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan
posisi modal kerja (netto). Rumusnya sebagai berikut :
2. RASIO LEVERAGE
Rasio Leverage (Rasio Hutang), rasio ini digunakan untuk untuk “>mengukur seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Data yang dipergunakan untuk
analisis leverage adalah Neraca dan Laporan Laba Rugi. Rasio Leverage diantaranya adalah :
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk
keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan
kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang
jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar
bunga hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
3. RASIO AKTIVITAS
Rasio Efetivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumberdaya
yang dimiliki. Rasio Aktivitas diantaranya adalah :
Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvesasikan
untuk menghasilkan “revenue”. Rumusnya sebagai berikut :
Receivable Turnover
Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana
yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu. Rumusnya sebagai
berikut :
Average Collection Period digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk
mengumpulkan piutang (dalam satuan hari). Jika menghasilkan angka yang semakin kecil
menunjukan hasil yang semakin baik. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Inventory Turnover
Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan
yang berputar pada suatu periode tertentu, atau likuiditas dari persediaan dan tendensi adanya
“overstock”. Rumusnya sebagai berikut :
Average Day’s Inventory digunakan untuk mengukur periode (hari) rata-rata persediaan barang
dagangan berada di gudang perusahaan. Rumusnya sebagai berikut :
4. RASIO PROFITABILITAS
Rasio Profitabilitas atau Rasio Keuntungan mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri. Rasio
Profitabilitas atau disebut juga dengan istilah Rentabilitas diantaranya adalah :
Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba bruto
per rupiah penjualan, dihitung dengan rumus berikut :
Dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi sebelum bunga
dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Operating Ratio
Operating Ratio digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin kecil angka
rasio menunjukan kinerja yang semakin baik. Rumusnya sebagai berikut :
Net Profit Margin atau Sales Margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau laba bersih
per rupiah penjualan. Semakin besar angka yang dihasilkan, menunjukan kinerja yang semakin baik,
rumusnya sebagai berikut :
ROI digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan bersih. Rumusnya sbb :
Rate of Return For Owners = Laba Bersih Setelah Pajak / Jumlah Modal Sendiri
CAPITALIZATION RATIO
The capitalization ratio measures the debt component of a company's capital structure, defined as
the mix of debt (liabilities) and shareholder’s equity on the company’s balance sheet. This is the
means that the company uses to finance its operations and any capital spending.
Debt and equity are the two main methods a company can use to finance its operations.
Debt has some advantages. Interest payments are tax deductible. Debt also doesn’t dilute ownership
of the firm like issuing additional stock does. When interest rates are low, access to the debt markets
is easy and there is money available to lend.
Debt can be long-term or short-term and can consist of bank loans of the issuance of bonds.
Equity can be more expensive than debt. Raising additional capital by issuing more stock can dilute
ownership in the company. On the other hand, equity doesn’t have to be paid back.
A company with too much debt may find its freedom of action restricted by its creditors and/or have
its profitability hurt by high interest costs. The worst of all scenarios is having trouble meeting
operating and debt liabilities on time during adverse economic conditions. Lastly, a company in a
highly competitive business, if hobbled by high debt, will find its competitors taking advantage of its
problems to grab more market share.
The capitalization ratio is one of the more meaningful debt ratios because it focuses on the
relationship of debt liabilities as a component of a company's total capital base, which is the capital
raised by shareholders and lenders.