(RPP)
A. Kompetensi Inti :
B. Kompetensi Dasar :
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Pembelajaran :
Pendekatan : Scientifik
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan
G. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Pendahuluan 1. Kelas dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses belajar 10 menit
mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi,
menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan).
2. Sebagai apersepsi peserta didik ditunjukkan gambar karya
sastra di buku teks pelajaran Sejarah Indonesia halaman
194.Gambar di bawah adalah gambar naskah Hikayat Amir
Hamzah. Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita
sejarah ataupun dongeng. Ditulis dengan menggunakan huruf
arab.
3. Guru menegaskan topik pelajaran minggu ke-31 ini:
Perkembangan seni aksara, seni sastra dan kesenian rakyat pada
zaman Islam
4. Peserta didik diberi motivasi tentang pentingnya kegiatan
lapangan dan kemudian mempresentasikan di depan kelas.
5. Guru kembali mengingatkan tujuan dan kompetensi yang
harusdikuasai para peserta didik. Guru memperingatkan kepada
peserta didik bahwa pembelajaran ini lebih ditekankan
pemaknaan dan pencapaian kompetensi
6. Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok (kelompok I, II,
III, IV, V, dan VI).
Inti 1. Kelompok I, dan VI ditugasi untuk mendiskusikan dan membuat 70 menit
rumusan materi tentang perkembangan seni aksara zaman
Islam. Kelompok II dan V mendiskusikan dan merumuskan
materi tentang perkembangan seni sastra zaman Islam.
Kelompok III dan IV mendiskusikan dan merumuskan
materi tentang perkembangan kesenian rakyat pada zaman
Islam. Diskusi dilakukan dalam waktu 30 menit.
2. Kelompok I dan VI paralel mempresentasikan hasil
diskusinya tentang perkembangan seni aksara zaman Islam.
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
waktu
Kelompok lain mengajukan pertanyaan dan memberi masukan.
Kelompok II dan V paralel mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya tentang perkembangan seni sastra zaman Islam.
Kelompok lain bertanya dan memberi masukan. Kelompok
III dan IV paralel mempresentasikan hasil rumusan diskusi
kelompok tentang perkembangan kesenian rakyat zaman
Islam. Kelompok lain bertanya dan memberi masukan.
Penutup 1. Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang baru 10 menit
saja didiskusikan.
2. Peserta didik dapat ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran yang baru saja
dilakukan, misalnya: Apakah Seudati itu?
4. Sebagai refleksi Guru memberikan kesimpulan tentang pelajaran
yang dua kali berlangsung serta menanyakan kepada peserta
didik apa manfaat yang dapat kita peroleh setelah belajar topik
ini dengan kegiatan kunjungan lapangan dan presentasi.
a. Tes
Uraian sebagai Uji Kompetensi (terlampir)
b. Non Tes
Lembar pengamatan siswa (terlampir)
I. Sumber Belajar
Buku sumber Sejarah SMA X
- Buku sumber : Sejarah Indonesia, Restu Gunawan dkk, Kemendikbud 2013
- Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional
Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka.
- Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta:
Kanisius.
Media Pembelajaran
- White board/papan flanel
- Power point
- LCD
- Internet (Google Maps)
- Kartu pembelajaran
- Peta Sejarah
Lampiran 1
Ringkasan Materi
Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau tulisan.
Abjad atau huruf-huruf Arab sebagai abjad yang digunakan untuk menulis bahasa Arab mulai
digunakan di Indonesia. Bahkan huruf Arab digunakan di bidang seni ukir.Berkaitan
dengan itu berkembang seni kaligrafi.Di samping pengaruh sastra Islam dan Persia,
perkembangan sastra di zaman madya tidak terlepas dari pengaruh unsur sastra
sebelumnya. Dengan demikian terjadilah akulturasi antara sastra Islam dengan sastra yang
berkembang di zaman praIslam. Seni sastra di zaman Islam terutama berkembang di Melayu
dan Jawa.Dilihat dan corak dan isinya, ada beberapa jenis seni sastra seperti berikut.
1. Hikayatadalah karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng. Dalam hikayat
banyak ditulis berbagai peristiwa yang menarik, keajaiban, atau hal-hal yang tidak
masuk akal. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa). Hikayat-
hikayat yang terkenal, misalnya Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai,
Hikayat Khaidir, Hikayat si Miskin, Hikayat 1001 Malam, Hikayat Bayan Budiman,
dan Hikayat Amir Hamzah.
2. Babad mirip dengan hikayat. Penulisan babad seperti tulisan sejarah, tetapi isinya tidak
selalu berdasarkan fakta.Jadi, isinya carapuran antara fakta sejarah, mitos, dan
kepercayaan.Di tanah Melayu terkenal dengan sebutantamboatausalasilah.Contoh babad
adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram, dan Babad Surakarta.
3. Syair berasal dari perkataan Arab untuk menamakan karya sastra berupa sajak-sajak yang
terdiri atas empat baris setiap baitnya. Contoh syair sangat tua adalah syair yang
tertulis pada batu nisan makam putri Pasai di Minye Tujoh.
4. Sulukmerupakan karya sastra yang berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan soal-soal
tasawufnya. Contoh suluk yaitu Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Suluk Malang
Sumirang.
4. Kesenian
Di Indonesia, Islam menghasilkan kesenian bernapas Islam yang bertujuan untuk
menyebarkan ajaran Islam. Kesenian tersebut, misalnya sebagai berikut.
1. Permainan debus, yaitu tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan
benda tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka. Tarian ini diawali dengan
pembacaan ayat-ayat dalam Al Quran dan salawat nabi. Tarian ini terdapat di Banten
dan Minangkabau.
2. Seudati, sebuah bentuk tarian dari Aceh. Seudati berasal dan kata syaidati yang
artinya permainan orang-orang besar.Seudati sering disebut saman artinya delapan.
Tarian ini aslinya dimainkan oleh delapan orang penari. Para pemain
menyanyikan lagu yang isinya antara lain salawat nabi.
3. Wayang, termasuk wayang kulit, Pertunjukan wayang sudah berkembang sejak
zaman Hindu, akan tetapi, pada zaman Islam terus dikembangkan. Kemudian
berdasarkan cerita Amir Hamzah dikembangkan pertunjukan wayang golek.
5. Kalender
Menjelang tahun ketiga pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, beliau berusaha
membenahi kalender Islam. Perhitungan tahun yang dipakai atas dasar peredaran bulan
(komariyah). Umar menetapkan tahun 1 H bertepatan dengan tanggal 14 September 622 M,
sehingga sekarang kita mengenal tahun Hijriyah.Sistem kalender itu juga berpengaruh di
Nusantara. Bukti perkembangan sistem penanggalan (kalender) yang paling nyata adalah
sistem kalender yang diciptakan oleh Sultan Agung. Ia melakukan sedikit perubahan,
mengenai nama-nama bulan pada tahun Saka. Misalnya bulan Muharam diganti dengan
Sura dan Ramadan diganti dengan Pasa. Kalender tersebut dimulai tanggal 1 Muharam tahun
1043 H. Kalender Sultan Agung dimulai tepat dengan tanggal 1 Sura tahun 1555 Jawa (8
Agustus 1633).
Masih terdapat beberapa bentuk lain dan akulturasi antara kebudayaan pra-Islam
dengan kebudayaan Islam. Misalnya upacara kelahiran perkawinan dan kematian. Masyarakat
Jawa juga mengenal berbagai kegiatan selamatan dengan bentuk kenduri. Selamatan
diadakan pada waktu tertentu. Misalnya, selamatan atau kenduri pada 10 Muharam untuk
memperingati Hasan-Husen (putra Ali bin Abu Thalib), Maulid Nabi (untuk memperingati
kelahiran Nabi Muhammad), Ruwahan (Nyadran) untuk menghormati para leluhur atau sanak
keluarga yang sudah meninggal.
Lampiran 2
1. Peserta didik diberikan penilaian melalui pengamatan terutama tentang aktivitasnya,
kemampuan menyampaikan pendapat, kerja sama kelompok, termasuk kedisiplinan, dan
kemandirian.
2. Peserta didik diajukan beberapa pertanyaan untuk dijawab.
a) Seni aksara zaman Islam terus berkembang sampai sekarang, coba jelaskan dan beri buktinya
e) Dalam kaitannya dengan sastra dan penanggalan Sultan Agung telah menciptakan
penanggalan Jawa yang berdasarkan penanggalan hijriyah. Contoh konkretnya ia merubah
nama bulan, kalau bulan Muharram diganti nama menjadi bulan apa, dan kalau bulan Besar
itu pengganti bulan apa?
Makam-makam orang terhormat sering ditempatkan ditempat yang tinggi bahkan mungkin
gunung. Mengapa demikian, apa filosofinya?
Lampiran 3
Lembar Pengamatan Siswa
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang
Keterangan: Penilaian terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses dan setelah
pembelajaran berlangsung, termasuk pada saat peserta didik menjawab beberapa pertanyaan dari
guru. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasiini misalnya dilihat aktivitas
dan tingkat perhatian peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, kemampuan
menyampaikan pendapat, juga aspek kerja sama, dan tentu ketepatan peserta didik pada saat
menjawab pertanyaan dari guru.