Anda di halaman 1dari 132

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA


MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA KELAS VII
DI MTs N PAMOTAN REMBANG

SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Fisika

Oleh:
LILIS NURCHAYATI
NIM. 053611239

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tanggal

Tanda Tangan

Drs. Ahmad Hasmi Hasona, M.A.

__________

__________

Wenti Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom.

__________

__________

PENGESAHAN PENGUJI

Tanggal

Tanda Tangan

Dra. Miswari, M.Ag.


Ketua Sidang

__________

__________

Wenti Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom.


Sekretaris Sidang

__________

__________

Andi Fadlan, M.Sc.


Penguji I

__________

__________

Drs. Listiyono, M.Pd.


Penguji II

__________

__________

MOTTO

p}
`%

`%

I
p}f

Ap}f p}
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.1
(Qs. Al-Insyirah:5-6)

Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahnya, (Semarang: PT Karya Toha Putra , 1995), hlm. 94

DEKLARASI

Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, bahwa skripsi ini tidak berisi
materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi
satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis gunakan
sebagai rujukan.

Semarang, Januari 2009


Deklarator,

LILIS NURCHAYATI
NIM: 053611239

PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati kupersembahkan karya tulis ini untuk
orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku:
Ibu dan Bapak ini adalah bagian dari perjuangan dan doa - doamu
Untuk kakakku yang selalu ada untukku sebagai saudara, guru dan sahabat yang

selalu menjadi inspirasi dan semangatku.


Untuk teman-temanku khususnya mahasiswa Fiska05, juga sahabat seperjuangan di

kost 26 terimakasih atas segenap bantuan dan motivasi kalian.

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dengan hati yang
penuh kesyukuran penulis panjatkan, atas segala limpahan rahmat, nikmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Iringan Sholawat senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi pelita dalam setiap kehidupan.
Ucapan terimakasih yang sebesar besarnya penulis sampaikan kepada semua yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi yang begitu besar kepada penulis. Untuk itu
ucapan terimakasih ini penulis sampaikan terutama kepada:
1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M. Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd. M.Kom dan Drs. Ahmad Hasmi Hasona, MA selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan waktu dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Sugeng Ristianto, M. Ag, selaku Dosen Wali Studi yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan yang sangat berharga selama melangsungkan studi.
4. Drs.H.Fathul Hadi selaku kepala sekolah MTs N Pamotan Rembang yang telah memberikan
izin untuk mengadakan penelitian
Atas segenap bantuan beliau-beliau penulis tidak dapat membalas dengan sesuatu yang
lebih berharga kecuali hanya ungkapan doa semoga Allah senantiasa memberi balasan yang
sebaik-baiknya dan berlipat ganda, Amiin ya robbal alamin.
Akhirnya, semoga apa yang telah penulis rencanakan dan penulis kerjakan mendapat
ridlo Allah SWT dan dapat bermanfaat bagi seluruh ummat pada umumnya dan dan diri penulis
khususnya.
Semarang, Januari 2009
Penulis,

LILIS NURCHAYATI
NIM: 053611239

ABSTRAK
Lilis Nurchayati (NIM: 053611239) Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Guided
Discovery Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Kelas VII Di MTs N

Pamotan Rembang. Skripsi. Semarang : Program Strata 1 Jurusan Tadris Fisika IAIN Walisongo
Semarang, 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk : mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran guided discovery pada materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan
Rembang dan bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran guided discovery terhadap
hasil belajar fisika materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan Rembang.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang dilaksanakan di MTs N Pamotan
Rembang. Sample dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII E sebagai kelas kontrol,
dan kelas VII C sebagai kelas eksperimen, yang masing-masing kelas memiliki jumlah siswa
sebanyak 40 peserta didik. Adapun teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan
menggunakan teknik cluster random sampling.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi untuk mengambil
data nama peserta didik yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian. Selain itu
digunakan metode tes (multiple choice tes) untuk memperoleh data tentang hasil belajar.
Sebelum diberi perlakuan kedua kelas diuji keseimbangannya dengan uji normalitas dan
homogenitas. Kemudian kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberi
pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery sedangkan kelas kontrol tidak
menggunakan model pembelajaran guided discovery.
Dalam uji hipotesis peneliti menggunakan Uji t-tes. Berdasarkan perhitungan Uji t-tes
dengan taraf signifikansi 5% diperoleh t hitung = 3,624 sedangkan t tabel = 1,66. Karena t hitung > t tabel
berarti rata-rata hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran guided
discovery lebih baik untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini dapat dilihat dari
hasil tes yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen mendapat nilai rata rata lebih tinggi yaitu
67,62 sedangkan kelas kontrol mendapat nilai rata rata yang lebih kecil yaitu 57,12. Dari hasil
ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery lebih baik dari pada pembelajaran
fisika tanpa menggunakan model pembelajaran guided discovery.

DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..ii

HALAMAN PENGESAHANiii
HALAMAN MOTTO.........iv
HALAMAN DEKLARASI.v
HALAMAN PERSEMBAHAN.vi
HALAMAN KATA PENGANTAR..vii
HALAMAN ABSTRAK....ix
DAFTAR ISI....x
DAFTAR TABEL...xii
DAFTAR LAMPIRAN......xiii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xiv
BAB I

: PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah1
B. Identifikasi Masalah...5
C. Pembatasan Masalah..5
D. Perumusan Masalah....7
E. Manfaat Penelitian..7

BAB II

: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.8


A. Deskripsi Teori....8
1. Pembelajaran Fsika materi Zat DanWujudnya....................8
2. Model Pembelajaran Guided iscovery...19
3. Metode Ceramah...24
4. Hasil Belajar siswa....25
B. Kajian Penelitian yang Relevan..30
C. Hipotesis Penelitian.32

BAB III

: METODOLOGI PENELITIAN.......34
A. Tujuan Penelitian.......34
B. Waktu dan Tempat Penelitian.......34
C. Variabel Penelitian........34
D. Metode Penelitian..........35
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.....36

F. Teknik Pengumpulan Data....37


G. Teknik Analisis Data..........38
BAB IV

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...48


A. Deskripsi Data Hasil Penelitian.48
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis..54
C. Pembahasan Hasil Penelitian57
D. Keterbatasan Penelitian........58

BAB V

: PENUTUP59
A. Kesimpulan...59
B. Saran..59
C. Penutup..60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1

Harga harga yang perlu diuji Barlett ........................................

45

Tabel 2

Hasil perhitungan Butir Soal

49

....................................................

Tabel 3

Hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal ..........................

49

Tabel 4

Hasil perhitungan daya pembeda soal ........................................

50

Tabel 5

Daftar distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen .........

50

Tabel 6

Daftar distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Kontrol ................

51

Tabel 7

Daftar distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen .........

52

Tabel 8

Daftar distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Kontrol................

55

Tabel 9

Daftar Chi Kuadrat Nilai Awal dan Nilai Akhir ....

55

Tabel 10

Uji Barlett Nilai Awal dan Nilai Akhir ......................................

55

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Lampiran 2 Kisi-kisi Soal dan soal Pre Test
Lampiran 3 Kisi-kisi Soal dan soal Post Test

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa


Lampiran 5

Daftar Kelompok Siswa

Lampiran 6 Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Indeks Kesukaran, Daya Beda Soal


Lampiran 7 Soal dan Kisi kisi soal uji instrumen
Lampiran 8 Analisis Uji Normalitas Nilai Pre Test Peserta Didik Kelas Eksperimen
Lampiran 8 Analisis Uji Normalitas Nilai Pre Test Peserta Didik Kelas Kontrol
Lampiran10 Analisis Uji Normalitas Nilai Post Test Peserta Didik Kelas Eksperimen
Lampiran11 Analisis Uji Normalitas Nilai Post Test Peserta Didik kelas Kontrol
Lampiran12 Analisis Uji Homogenitas Nilai Pre Test Peserta Didik kelas

Eksperimen

Lampiran13 Analisis Uji Homogenitas Nilai Pre Test Peserta Didik kelas Kontrol
Lampiran14 Analisis Uji Homogenitas Nilai Post Test Peserta Didik kelas

Eksperimen

Lampiran15 Analisis Uji Homogenitas Nilai Post Test Peserta Didik kelas Kontrol
Lampiran16 Analisis Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Hasil Akhir Peserta Didik
Eksperimen dan Kontrol
Lampiran17 Data Nama-nama Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol
Lampiran18 Data Nama-nama Peserta Didik Kelas Uji Coba
Lampiran19 Daftar nilai Pre test peserta didik kelas kontrol dan eksperimen
Lampiran20 Daftar nilai Post test peserta didik kelas kontrol dan eksperimen

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Bentuk Zat Padat Tetap Walaupun Dipindahkan


pada Tempat yang Berbeda........................................................................
2. Gambar Bentuk Zat Cair dalam Berbagai Wadah.....................................

14
15

3. Gambar Gas dan Balon..............................................................................

15

4. Diagram Perubahan Wujud Zat.................................................................. 16


5. Gambar tetesan air dan raksa....................................................................

18

kelas

6. Histogram Nilai Awal Kelas Eksperimen.................................................

51

7. Histogram Nilai Awal Kelas Kontrol........................................................

52

8. Histogram Nilai Akhir Kelas Eksperimen.................................................

53

9. Histogram Nilai Awal Kelas Kontrol........................................................

54

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang1. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan
yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan
pendidikan.
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus melalui
pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar
mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.2 Pembelajaran merupakan
aktivitas yang utama dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Dalam
usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan atau
kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar
yang merupakan proses membimbing kegiatan belajar.3
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih

baik.

Dalam

interaksi

tersebut

banyak

sekali

faktor

yang

mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu


maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran
tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.4 Peran guru
sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas karena mempengaruhi
keberhasilan peserta didik.
1
2

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 14.
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

hlm. 2.
3

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), hlm. 25.
4
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 173.

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara guru,


peserta didik dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal balik
antara guru dan peserta didik merupakan ciri dan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar ini tidak
sekedar hubungan komunikasi antara guru dan peserta didik, tetapi merupakan
interaksi edukatif yang tidak hanya penyampaian materi pelajaran melainkan
juga menanamkan sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang belajar.5
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi. Para guru
dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh
sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai
dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana dan bersahaja
tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru
juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media
pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA
bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Proses pembelajarannya menitik beratkan pada pemberian
pengalaman

langsung

kepada

peserta

didik

untuk

mengembangkan

kemampuan agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.


Pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengajarkan berbagai pengetahuan
yang dapat mengembangkan daya nalar, analisa sehingga hampir semua
persoalan yang berkaitan dengan alam dapat dimengerti. Untuk dapat mengerti
fisika secara luas maka harus dimulai dengan kemampuan pemahaman konsep
5

Rustaman Nuryani Y, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, FMIPA, Universitas


Pendidikan Indonesia, hlm. 4.

dasar yang ada pada pelajaran fisika. Berhasil tidaknya seorang siswa dalam
memahami tentang pelajaran fisika sangat ditentukan oleh pemahaman
konsep. Mengingat pentingnya ilmu fisika dalam berbagai bidang kehidupan
manusia, maka perlu diperhatikan mutu pelajaran fisika yang diajarkan
disetiap jenjang dan jenis pendidikannya.6
Di dalam mengajar guru perlu menguasai pengetahuan, cara kerja dan
ketrampilan dalam bidangnya. Begitu pula seorang guru fisika. Guru fisika di
SMP perlu menguasai kedalaman materi yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik di SMP.7 Proses belajar dan pembelajaran fisika tidak selamanya
berjalan efektif, selama ini dikeluhkan pelajaran fisika bersifat hafalan dan
ceramah sehingga kurang bermakna.
Dalam proses belajar mengajar, tujuan pengajaran merupakan salah
satu komponen yang penting. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses tersebut
meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor. Untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dalam suatu proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien, maka seorang pengajar biasanya akan memilih model dan media yang
secara nalar diperkirakan tepat untuk menyampaikan suatu topik yang sedang
dibahas.8
Pembelajaran

fisika

dan

perkembangannya

perlu

menekankan

sentuhan baru dengan menggunakan berbagai pendekatan dari model pelajaran


yang sesuai, diharapkan akan dirasakan manfaatnya oleh para peserta didik di
semua jenjang pendidikan. Berbagai pendekatan dari pendekatan konsep
lingkungan dan pendekatan ketrampilan proses digunakan dalam pembelajaran
yang mencakup penguasaan tiga domain atau ranah yang meliputi
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat dicapai. Tidak semua materi
fisika dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik. Salah satu materi
fisika yang sulit dipahami oleh peserta didik adalah materi tentang zat dan

Ibid., hlm. 75
Ibid., hlm. 15
8
Udin S Winataputra, dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2001), hlm. 215
7

wujudnya dimana materi tentang zat dan wujudnya tersebut terdapat tahapantahapan yang perlu dipahami oleh peserta didik.
Agar pemahaman peserta didik terhadap materi zat dan wujudnya
mengalami peningkatan dan kegiatan belajar mengajar yang berjalan lebih
efektif, maka salah satu alternatif yang diambil adalah melalui penggunaan
model pembelajaran guided discovery. Penelitian ini berfokus ke arah tersebut,
dengan melakukan kerja sama dengan guru dibidang studi yang menerapkan
strategi penggunaan model pembelajaran guided discovery.
Pemilihan model pembelajaran yang bervariasi sekiranya dapat
dilakukan adalah dengan penggunaan model pembelajaran guided discovery
yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman peserta didik
terhadap konsep-konsep fisika dan dapat meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif, psikomotor.
Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery
yang dipersiapkan dengan baik, berarti guru fisika telah membantu peserta
didiknya mengaktifkan unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka
seperti pengamatan, daya ingatan, minat, perhatian, berfikir fantasi, emosi dan
perkembangan kepribadian mereka.
Pada MTs N Pamotan Rembang telah terjadi permasalahan mengenai
proses belajar mengajar, perlu ada metode yang dapat mengubah situasi
peserta didik dalam pembelajaran fisika Beberapa hambatan yang sering
terlihat dalam pembelajaran fisika antara lain:
1. Peserta didik jenuh dengan pembelajaran fisika yang bersifat ceramah dan
hafalan sehingga kurang bermakna.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar fisika yang kurang
bervariasi dan monoton.
Dengan adanya hambatan dalam pembelajaran fisika di MTs N
Pamotan Rembang perlu dicarikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar
dalam pembelajaran fisika adalah dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery, sehingga kegiatan belajar mengajar lebih efektif.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang


berjudul Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Guided Discovery
Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII di
MTs N Pamotan Rembang.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian ini
dapat diidentifikasi antara lain, sebagai berikut:
1. Pentingnya model pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
2. Materi pelajaran yang bersifat abstrak menyebabkan munculnya suatu
permasalahan siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep tersebut
sehingga diperlukan model pembelajaran yang lebih efektif agar lebih
mudah dipahami oleh siswa.

C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka
perlu diperjelas mengenai istilah yang digunakan dalam judul skripsi yaitu:
1. Pengaruh
Kata pengaruh dalam bahasa Inggris yaitu influence yang artinya
seseorang atau sesuatu yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain. Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.9
2. Model Pembelajaran Guided Discovery
Guided Discovery adalah model pembelajaran dimana guru
memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sesuatu sendiri karena
dengan menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara mendalam.

W.J. S. Poerwadarwinta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003),
hlm. 865

Dengan menemukan sendiri siswa akan sampai pada pengalaman gembira


AHA! Aku menemukan ! Siswa akan menjadi senang.10
Guided Discovery juga merupakan model pembelajaran berbasis
pencarian penyelidikan, siswa didorong untuk mempunyai pengalaman
dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan
prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya. Dalam model ini guru
hanya memberikan pengarahan atau petunjuk pada peserta didik.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.11 Hasil belajar yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah tes yang peneliti lakukan untuk
mengukur kemampuan akademis peserta didik terhadap mata pelajaran
fisika khususnya materi zat. dan wujudnya.
4. Fisika
Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang luas.
Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam
lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari
perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari
partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel)
hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.12
5. Zat dan Wujudnya
Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati
ruang baik terbatas maupun tidak terbatas. Zat dapat digolongkan menjadi
tiga yaitu zat padat, zat cair, uap atau gas.

10
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktifisme & Menyenangkan,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 72.
11
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindi),
hlm. 49.
12
Agus prianto, Fisika, http://id.wikipedia.org/wiki /Fisika, diunduh pada tanggal 10

september 2009, hlm. 1.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka timbul permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
guided discovery dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran
guided discovery pada materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan
Rembang?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran guided discovery
terhadap hasil belajar fisika materi zat dan wujudnya di MTs N Pamotan
Rembang?
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
berfikir mandiri dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran
fisika.
b. Dengan menggunakan pembelajaran guided discovery diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan oleh guru dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya pelajaran fisika dalam rangka
mewujudkan pelajaran yang berkualitas dan sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan sekolah.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan masukan yang baik bagi pihak
sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan prestasi siswa sekaligus kualitas pendidikan dari sekolah
tersebut.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang baru yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar dimasa mendatang.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Fisika Materi Zat dan Wujudnya
a. Pengertian Pembelajaran Fisika
Dalam bahasa Inggris belajar dapat diartikan sebagai learn
yaitu peningkatan pengetahuan dan kemampuan (suatu pelajaran atau
aktifitas). Menurut pendapat tradisional, belajar adalah menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan1. Dalam hal ini dipentingkan
pendidikan intelektual. Siswa diberikan bermacam-macam mata
pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya, terutama
dengan jalan menghafal.
Pendapat yang lebih modern, menganggap belajar sebagai a
change in behavior atau perubahan kelakuan seperti belajar apabila ia
dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia
belajar, atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya
menghadapi suatu situasi dari pada sebelum itu2. Dalam arti yang luas,
proses belajar ini meliputi kegiatan pengamatan, pengenalan,
pengertian, perbuatan, ketrampilan, perasaan, minat, penghargaan, dan
sikap. Jadi belajar tidak hanya mengenai pendidikan intelektual, tetapi
mengenai seluruh pribadi anak.
Konsep

pembelajaran

merujuk

kepada

upaya

penataan

lingkungan (fisik, sosial, kultur, dan psikologis atau spiritual) yang


memberi suasana bagi tumbuh dan berkembangnya proses belajar.3

Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV Remaja
Rosdakarya, 1989),hlm. 9.
2
Ibid.,
3
Udin S. Winataputra, dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2001), hlm. 2.

Bertolak dari pengertian belajar di atas, maka pengertian


pembelajaran menurut E. Mulyasa adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi prilaku ke arah
yang lebih baik.4
Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal I disebutkan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.5
Jadi pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar sehingga terjadi perilaku ke arah yang lebih baik. Belajar
mengacu pada hasil apa yang ingin dicapai sedang pembelajaran
adalah proses dari belajar.
Sedangkan istilah fisika berasal dari bahasa yunani physikos
alamiah dan phyisis alam adalah sains atau ilmu tentang alam
dalam makna yang luas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak
hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau
ahli fisika mempelajari sifat dan materi dalam bidang yang sangat
beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala
materi (fisika partikel) sehingga perilaku materi alam semesta sebagai
satu kesatuan kosmos6.
Secara sederhana pengertian fisika adalah ilmu pengetahuan
atau sains tentang energi, transformasi energi dan kaitannya dengan
zat. Beberapa sifat yang di pelajari dalam fisika merupakan sifat yang
ada dalam semua sistem materi yang ada seperti hukum kekekalan
energi. Sifat semacam ini sering disebut hukum fisika. Fisika juga

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm..

100.
5

Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


(Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 5.
6
Agus prianto, Fisika, http://id.wikipedia.org/wiki /Fisika, diunduh pada tanggal 10
september 2009, hlm. 1.

10

sering disebut sebagai ilmu paling mendasar, karena setiap ilmu


alam lainnya (biologi, kimia, geologi dan lain-lain) mempelajari jenis
sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika, misalnya kimia
adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang membentuknya. Sifat
suatu zat kimia di tentukan oleh sifat molekul yang membentuknya
yang dapat di jelaskan oleh suatu ilmu fisika seperti mekanika
kuantum, termodinamika dan elektromagnet. Fisika juga berkaitan erat
dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi
matematis, dan

matematika yang digunakan biasanya lebih rumit

daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya.


Perbedaan antara fisika dan matematika adalah fisika berkaitan dengan
pemberian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan
pola-pola abstrak yang tidak selalu berhubungan dengan dunia
material. Namun perbedaan ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah
luas penelitian yang beriringan antara fisika alam dan matematika,
yaitu fisika matematis yang mengembangkan struktur matematis bagi
teori-teori fisika7.
Sebagaimana

sains

yang

lain,

fisika

juga

mengalami

perkembangan yang sangat pesat terutama sejak abad ke-19. Oleh


karena itu fisika dibagi menjadi dua yaitu fisika klasik dan fisika
modern. Fisika klasik merupakan akumulasi dari pengetahuan teoriteori hukum-hukum, sifat zat dan energi yang sebelum tahun 1900
mengalami penyempurnaan. Adapun bidang-bidang yang menjadi
bahasannya meliputi mekanika, akustik, termodinamika, listrik,
magnet, dan optik. Bidang bahasan ini tetap merupakan dasar dari
kerekayasaan dan teknologi, serta merupakan awal pembelajaran
fisika. Sekitar tahun 1900 terjadi beberapa fenomena anomaly dalam
fisika klasik sehingga melahirkan fisika modern.8
7

Ibid., hlm 2.
Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan
Nilai (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 31.
8

11

Fisika modern mempelajari struktur dasar suatu zat yakni


molekul, atom, inti, serta partikel dasar. Fisika modern juga
memberikan dasar serta penjelasan yang umum pada fisika klasik.
Sebagai contoh fisika modern menunjukkan bahan energi dan zat
adalah dua hal yang dapat ditukarkan, artinya energi dapat hilang dari
sistem dan akan timbul kembali sebagai zat dan demikian pula
sebaliknya9.
Budaya penelitian fisika berbeda dengan ilmu lainnya karena
adanya pemisahan teori dan eksperimen. Sejak abad ke dua puluh,
kebanyakan fisikawan perorangan mengkhususkan diri meneliti dalam
fisika teoritis atau fisika eksperimental saja, namun pada abad ke dua
puluh, sedikit saja yang berhasil dalam kedua bidang tersebut. Para
teoritis berusaha mengembangkan teori yang dapat menjelaskan hasil
eksperimen yang telah di coba dan dapat memperkirakan hasil
eksperimen yang akan datang. Sementara itu experimentalis menyusun
dan melaksanakan eksperimen untuk menguji perkiraan teoritis.
Meskipun teori dan eksperimen dikembangkan secara terpisah, tetapi
mereka saling bergantung. Kemajuan dalam fisika biasanya muncul
ketika experimentalis membuat penemuan yang tidak dapat di jelaskan
dengan teori yang ada, sehingga mengharuskan dirumuskannya teoriteori baru tersebut10.

b. Tujuan Dalam Pembelajaran Fisika.


Mata pelajaran fisika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
a. Membentuk sifat positif terhadap fisika dengan menyadari
keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa.

9
10

Ibid.
Agus prianto, log. cit., hlm. 1

12

b. Memupuk sikap ilmiah yang jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis,


dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang
dan merakit instrument percobaan, menyimpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil- hasil percobaan
secara lisan dan tertulis.
d. Mengembangkan kemampuan bernalar dan berfikir analisis
induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip
fisika

untuk

menjelaskan

berbagai

peristiwa

alam

dan

menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.


e. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai ketrampilan
mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal
untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara umum tujuan pembelajaran fisika di SMP menekankan
pada kemampuan pengembangan ketrampilan proses untuk memahami
konsep-konsep dasar fisika11.

c. Karakteristik Pembelajaran Fisika.


Mata pelajaran fisika dikembangkan dengan mengacu pada
pengembangan fisika yang ditujukan untuk mendidik siswa agar
mampu mengembangkan observasi dan eksperimentasi serta berfikir
taat asas. Hal ini didasari tujuan fisika yakni mengamati, memahami,
dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi)
atau energi. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ini lebih
ditekankan

pada

melatih

kemampuan

berfikir

dan

bernalar,

eksperimental yang mencakup tata laksana percobaan dengan

11

Bambang Suehendro, Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu


Pengetahuan Alam, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), hlm 3-4.

13

mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di dalam


laboratorium maupun di alam sekitar kehidupan siswa.
Dengan didukung kemampuan matematis yang dimiliki siswa
di latih untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bernalar yang
taat asas. Kemampuan berfikir dan bernalar ini dilatihkan melalui
pengelolaan data yang akurat yang kebenarannya tidak diragukan lagi
untuk selanjutnya dengan menggunakan perangkat otomatis dibangun
konsep prinsip hukum dan teori. Untuk melengkapi pemahaman yang
lebih utuh tentang fisika, maka perlu diperkenalkan pola postulat12.

d. Zat dan Wujudnya


Pembelajaran fisika yang diajarkan pada sekolah menengah
seperti di MTs kelas VII pada materi zat dan wujudnya meliputi ruang
lingkup sebagai berikut:
Standar Kompetensi

: Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi Dasar

: Menyelidiki

sifat-sifat

zat

berdasarkan

wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan


sehari-hari.
Materi

: Zat dan Wujudnya.

Benda-benda yang berada disekitar kita terdiri dari berbagai


bentuk zat. Zat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki massa
dan menempati ruang.13 Zat ini memiliki sifat fisika yang khas yang
dinamakan massa jenis. Massa jenis adalah perbandingan antara massa
benda dengan volume benda, ditulis:

= m
V

12

Ibid hlm 5.
Abdul Khalim, dkk., Sains Fisika 1 Untuk SMP kelas I, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004), hlm. 30.
13

14

Dengan = massa jenis (kg/m3)


m = massa benda (kg)
V = volume benda (m3)14
Pengelompokan zat tersebut berdasarkan wujudnya yaitu padat,
cair, dan gas. Benda-benda seperti kayu, bata, kaca dan besi merupakan
zat padat. Air, minyak, alkohol dan raksa merupakan zat cair. Gas
oksigen, gas nitrogen dan elpiji termasuk zat berwujud gas.
1. Sifat-Sifat Zat.
a. Zat Padat
Zat padat memiliki susunan partikel yang sangat berdekatan
dan letaknya teratur, gaya antar molekulnya sangat kuat dan tidak
dapat dicerai beraikan sehingga bentuk dan volumenya tetap.

Gambar 1. Bentuk zat padat tetap walaupun


dipindahkan pada tempat yang berbeda
b. Zat Cair
Zat cair memiliki susunan partikel yang juga berdekatan,
tetapi agak jauh di bandingkan zat padat, gaya tarik menarik antar
melekulnya kurang kuat. Akibatnya molekul-molekul zat cair dapat
berpindah tempat namun tidak mudah meninggalkan kelompoknya.
Bentuk zat cair berubah-ubah sesuai wadahnya tetapi volumenya
tetap.

14

Budi Prasojo, dkk., Seri Sains Teori dan Aplikasi Fisika untuk kelas 1 SMP, (Bogor :
PT Ghalia Indonesia Printing, 2005), hlm. 34.

15

Gambar 2. Bentuk zat cair dalam berbagai wadah


c. Gas
Gas memiliki susunan partikel sangat berjauhan di
bandingkan zat padat maupun zat cair, gaya tarik menarik antar
molekulnya sangat lemah sehingga molekul-molekul gas dapat
mengisi seluruh ruangan yang tersedia uap atau gas tidak memiliki
bentuk yang tetap sehingga volume gas selalu berubah-ubah.15

Gambar 3. Gas dalam balon


2. Perubahan Wujud Zat
Suatu zat padat mengalami perubahan wujud karena
pengaruh energi seperti air menjadi gas. Perubahan pada zat dapat
dikelompokkan menjadi dua macam yaitu perubahan fisika dan
perubahan kimia.
a. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak disertai dengan
terbentuknya zat jenis lainnya saat terjadi perubahan wujud zat
15

hlm. 42.

Humizar dan Sarlem, Dunia Fisika I Untuk SMP kelas VII, (Jakarta: Erlangga, 2005),

16

selalu melalui suatu proses seperti yang tertera pada diagram


berikut ini:
Menyublim

mencair

PADAT

menguap

GAS

CAIR
membeku

mengembun

Menyublim

Gambar 4. Diagram perubahan wujud zat

Keterangan :
1. Menyublim adalah perubahan wujud zat padat menjadi gas
secara langsung. Misalnya kapur barus (padat) berubah menjadi
gas dan uap belerang (gas) berubah menjadi belerang padat.
2. Mencair adalah perubahan wujud zat padat menjadi zat cair.
Misalnya es batu dan lilin apabila dipanaskan akan berubah
menjadi cair.
3. Menguap adalah perubahan wujud zat cair menjadi gas.
Misalnya air yang dipanaskan melewati titik didihnya akan
berubah menjadi uap air.
4. Membeku adalah perubahan wujud zat cair menjadi padat.
Misalnya lilin cair apabila dibiarkan beberapa saat akan
membeku.
5. Mengembun adalah perubahan wujud gas menjadi zat cair.
Misalnya hujan terjadi karena proses pendinginan (kondensasi)
awan yang berubah menjadi titik air, apabila titik air membesar
udara tidak mampu lagi menahannya sehingga jatuh ke
permukaan bumi dan terjadilah hujan.16

16

Ibid., hlm. 44.

17

b. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang disertai dengan
terbentuknya zat jenis lainnya dan sifatnya kekal. Contoh
perubahan kimia diantaranya sebagai berikut :
1. Kayu yang dibakar akan menjadi arang dan abu.
2. Perubahan ubi kayu menjadi tape.
3. Perubahan kedelai menjadi tempe.
4. Rokok yang dibakar menjadi abu.17
3. Kohesi dan Adhesi
Kohesi adalah gaya tarik-menarik antar partikel sejenis
(partikel-partikel suatu zat tidak dapat bergabung dengan partikel zat
lain). Adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang berlainan
jenis (partikel suatu zat dapat bergabung dengan partikel-partikel zat
lain).18
Peristiwa kohesi dan adhesi dalam kehidupan sehari - hari dapat
dijumpai pada peristiwa -peristiwa berikut ini :
a. Meniskus permukaan zat cair
Suatu zat cair yang berada dalam sebuah tabung atau
bejana dapat mengalami peristiwa meniskus yaitu peristiwa
melengkungnya permukaan zat cair. Peristiwa meniskus ini
dibagi menjadi dua macam yaitu meniskus cembung dan
meniskus cekung.
Meniskus cembung adalah permukaan zat cair yang
berbentuk cembung (Melengkung ke atas atau melengkung
keluar pada suatu bejana). Sedang meniskus cekung adalah
permukaan zat cair yang berbentuk cekung (melengkung
kebawah atau melengkung kedalam bejana). Apabila kohesi
lebih besar adhesi maka zat tersebut tidak membasahi dinding
wadahnya, permukaannya cembung dan tetesan air membentuk
17
Etsa Indra Irawan dan Sunardi, Pelajaran IPA Fisika untuk SMP/MTs kelas VII,
(Bandung: CV Trama Widya, 2007, hlm. 64.
18
Budi Prasodjo, dkk., op. cit., hlm. 40.

18

bangun bola. Dan apabila kohesi lebih kecil dari adhesinya zat
tersebut dapat membasahi dinding wadahnya, permukaannya
cekung, dan tetesan airnya tidak membentuk bangun seperti
bola.19

Gambar 5. a). Tetesan raksa b). Tetesan air


b. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair
di dalam pipa kapiler. Dalam kehidupan sehari-hari gejala
kapilaritas terjadi pada :
1. Naiknya minyak pada sumbu kompor.
2. Naiknya air dan garam mineral melalui pembuluh kayu
pada tumbuhan.
3. Merambatnya air pada dinding rumah.
4. Meresapnya air atau minyak pada kain.
5. Ketika sedang mandi, air yang membasahi tubuh dapat
terserap oleh handuk.20
c. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan
permukaan zat cair untuk menegang sehingga permukaanya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Contohnya adalah
serangga dapat berdiri diatas

permukaan zat cair. Hal ini

disebabkan karena adanya gaya tarik antar molekul zat cair


sehingga permukaan zat cair berkelakuan sebagai selaput
tegang. Akibatnya permukaan zat cair dibawah kaki serangga

19
20

Etsa Indra Irawan dan Sunardi, op. cit., hlm. 36-37.


Abdul Khalim, dkk., op. cit., hlm. 37.

19

tidak terputus, tetapi melekuk sehingga dapat berdiri dengan


nyaman di atasnya.21

2. Model Pembelajaran Guided Discovery


a. Latar Belakang
Salah satu model mengajar yang akhir-akhir ini banyak
digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah model Guided
Discovery. Hal ini disebabkan karena model guided discovery itu:

1) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar aktif.


2) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah
dilupakan anak.
3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang
betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam
situasi lain.
4) Dengan menggunakan strategi penemuan anak belajar menguasai
salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri.
5) Dengan model penemuan ini anak berfikir analisis dan mencoba
memecahkan problem yang dihadapi sendiri. Kebiasaan ini akan
ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.22
Dengan demikian diharapkan model penemuan ini lebih
dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar
mengajar yang memungkinkan.
Model guided discovery telah berkembang dari berbagai
gerakan pendidikan dan pemikiran yang mutakhir, seperti misalnya:
1) Gerakan pendidikan progresif, yang terutama tidak puas dengan
keformalan yang kosong dari isi sebagian besar pendidikan,
terutama pada akhir abad ke-19 dan awal ke-20. Metode yang
sering dipakai pada saat itu adalah hafalan diluar kepala, sehingga
21

Budi Prasodjo, dkk., op. cit., hlm. 43


B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2002), hlm. 191 192.
22

20

timbul verbalism dan gejala membeo. Reaksi terhadap keadaan ini


adalah tumbuhnya apa yang biasa disebut belajar untuk dan
dengan pemecahan masalah, sehingga tujuan dan metode yang
terpenting.
2) Pendekatan yang berpusat pada anak
Pendekatan

ini

menekankan

pentingnya

menyusun

kurikulum dalam istilah sifat anak dan partisipasinya dalam proses


pendidikan. Bruner menggunakan metode penemuan dalam
menyusun kurikulum sekolah.23
b. Pengertian
Guided Discovery atau penemuan terbimbing adalah model

pengajaran dimana guru memberikan kebebasan siswa untuk


menemukan sesuatu sendiri karena dengan menemukan sendiri siswa
dapat lebih mengerti secara dalam. Dalam pembelajaran ini guru hanya
memberikan pengarahan atau petunjuk. Dengan menemukan sendiri
siswa akan sampai pada pengalaman gembira AHA ! Aku
menemukan ! siswa akan menjadi senang.
Gagasan awal diambil dari Rousseau, Dewey, Piaget, dan
Bruner. Menurut Bruner Pembelajaran guided discovery adalah
pendekatan kognitif dalam pembelajaran dimana guru menciptakan
situasi sehingga siswa dapat belajar sendiri. Siswa belajar melalui
keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip. Siswa didorong
untuk mempunyai pengalaman dan melakukan percobaan yang
memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan
bagi dirinya. Jadi dalam guided discovery yang sangat penting adalah
siswa sungguh terlibat pada persoalannya, menemukan prinsip-prinsip
atau jawaban lewat suatu percobaan.24
Guided discovery merupakan komponen dari praktikum

teknologi
23

pendidikan yang meliputi metode mengajar yang

Ibid., hlm. 196-197.


Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan,
(Yogyakarta : Universitas Sanata Drama, 2007), hlm. 72.
24

21

memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan


sendiri, mencari sendiri dan reflektif.
Menurut Encyclopedia of Educational Research guided
discovery merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh

guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan


menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk
mencapai tujuan pendidikannya.25
Sund berpendapat bahwa guided discovery adalah proses
mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu
prinsip. Proses mental tersebut misalnya, mengamati, menggolonggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat
kesimpulan dan sebagainya. Yang dimaksud konsep misalnya:
segitiga, demokrasi, panas, energi dan sebagainya. Sedangkan prinsip
misalnya:

logam

apabila

dipanasi

mengembang,

lingkungan

berpengaruh terhadap kehidupan organisme.26


Yang menarik adalah bahwa guided discovery selalu dalam
situasi problem solving, dimana pelajar dihadapkan pada pengalaman
sendiri dan pengetahuan awal mereka, untuk menemukan kebenaran
atau pengetahuan baru yang harus dipelajari. Anggapan dasar dari
model pembelajaran guided discovery adalah bahwa apa yang
dipelajari sendiri akan dimengerti lebih baik.
Dalam model ini siswa berperan aktif dalam proses belajar
dengan :
1) Menjawab berbagai pertanyaan atau persoalan.
2) Memecahkan persoalan untuk menemukan konsep dasar.
Para guru berubah dari menyajikan informasi dan konsepnya,
menjadi mengajak siswa bertanya, melihat dan mencari sendiri. Guru
hanya memberikan pengarahan.

25
26

B. Suryosubroto, op. cit., hlm. 192.


Roestiyan N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), hlm. 20.

22

Guided Discovery terjadi bila seseorang sungguh terlibat

dengan proses berpikir untuk menemukan konsep atau prinsip-prinsip.


Dalam model ini keaktifan siswa sangat penting.
c. Urutan Model Guided Discovery
1) Persoalan diajukan oleh guru. Guru mengajukan persoalan yang
harus dicari pemecahannya oleh siswa. Misalnya: Apa yang akan
terjadi bila sebuah lilin dinyalakan.
2) Siswa memecahkan persoalan itu. Siswa berkelompok mulai
mencari pemecahan persoalan tersebut. Untuk dapat memecahkan
persoalan itu langkah-langkah yang digunakan adalah :
a) Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang
dihadapi.
b) Menggolongkan.

Siswa

mengklasifikasi

apa-apa

yang

ditemukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.


c) Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa
gejala itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi.
d) Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap apa yang
diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat.
e) Menguraikan

atau

menjelaskan.

Siswa

dibantu

untuk

menjelaskan/ menguraikan dari pengamatan tersebut.


f) Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data
yang didapatkan.
3) Konsep baru dijelaskan. Bila ada konsep baru yang perlu
ditambahkan, guru dapat menambahkannya sehingga pengertian
siswa menjadi lebih lengkap.27

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Guided Discovery


Ada banyak kelebihan dari penggunaan model pembelajaran
guided discovery dalam belajar fisika. Menurut Bruner beberapa

kelebihan dari pembelajaran guided discovery adalah sebagai berikut:


27

Paul Suparno, log. cit., hlm. 73 -74.

23

a) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak


persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa.
Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk
menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu.
b) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi. Sifatnya dan
mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam
arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.
c) Model ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara
belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi
sendiri untuk belajar.
d) Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat
mengembangkan pikirannya dengan berfikir, dengan menggunakan
pikiran itu sendiri. Dengan model guided discovery pikiran siswa
digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan.
e) Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan
sesuatu, siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu.
guided Discovery ini adalah praktik menemukan sesuatu yang

dapat memperkaya siswa dalam penemuan hal-hal yang lain


dikemudian hari.
f) Ingatan lebih lama. Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat
akan yang dipelajari dan sesuatu yang ditemukan sendiri besarnya
tahan lama, tidak mudah dilepaskan.28
Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran guided
discovery adalah sebagai berikut:

a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara


belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam
usahanya mengembangkan pikirannya, jika berhadapan dengan
hal-hal yang abstrak, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil
penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin
akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi..
28

Ibid., hlm. 75.

24

b) Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan


untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
c) Harapan

yang

ditumpahkan

pada

strategi

ini

mungkin

mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan


perencanaan dan pengajaran secara tradisional29.

3. Metode Ceramah
Ceramah adalah

penuturan bahan pelajaran secara lisan. Guru

memberikan uraian untuk penjelasan kepada sejumlah peserta didik pada


waktu tetentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula. Dilaksanakan
dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap suatu
masalah.30
Dalam model ceramah ini peserta didik duduk, melihat dan
mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guruitu benar.
Peserta didik mengutip ikhtisar ceramah semampunya sendiri dan
menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang
bersangkutan.31 Guru hendaknya terampil dalam menggunakan ceramah
ini, karena salah satu kewibawaan guru adalah pandai bicara untuk
meyakinkan dan membuat simpati peserta didik.
Metode

ceramah

ini

mempunyai

beberapa

kelebihan

dan

kekurangan yaitu sebagai berikut:


1. Kelebihan metode ceramah
a. Guru mudah menguasai kelas
b. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
c. Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
d. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

29

B. Suryosubroto op. cit., hlm. 202.


Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Isalam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail
Media Group, 2008), hlm. 19.
31
Ibid.
30

25

2. Kelemahan metode ceramah


a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
b. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar
menerimanya.
c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama akan membosankan.
d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada
ceramahnya, ini sukar sekali.
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.32
4. Hasil Belajar Siswa
a. Hakekat Belajar
Belajar pada hakekatnya merupakan kebutuhan bagi setiap
orang yang ada di dunia ini. Siapapun pasti menjalani dan mengalami
proses belajar. Proses belajar ini tidak hanya terjadi pada lembaga
pendidikan saja tetapi dapat juga terjadi diluar lembaga pendidikan.
Belajar mempunyai arti terjadinya perubahan dari persepsi dan
perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan
kebutuhan masyarakat dan perbaikan perilaku, misalnya pemuasan
kebutuhan masyarakat dan pribadi secara tidak lengkap. Perubahan
tidak harus selalu menghasilkan perbaikan ditinjau dari nilai-nilai
sosial. Seorang penjahat mungkin sekali menjadi seorang yang sangat
ahli. Tetapi dari segi pandangan sosial hal itu bukanlah berarti
perbaikan.33
Menurut Witherington dalam Nana Syaodih Sukmadinata,
belajar

merupakan

perubahan

dalam

kepribadian,

yang

dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk


keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.34
32

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta,2002), hlm.110.
33
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2004), hlm. 45.
34
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 2, hlm. 155.

26

Menurut Clifford T. Morgan, Learning is can be defined as any


relatively permanent change in an organism behavioral repertoire that
occurs as a result of experience.35 Belajar adalah perubahan tingkah

laku yang relatif tetap bahkan merupakan pengalaman masa lalu.


Sedangkan Shaleh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Majid
dalam kitab Attarbiyah wa Turuqu Tadris, mengemukakan :


36
.
Artinya : Belajar adalah perubahan dalam diri siswa berdasarkan
pengalaman masa lalu, sehingga tercipta perubahan yang
baru.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai
rangkaian kegiatan jiwa raga untuk menuju ke perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan
karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.37 Yang menjadi
tolak ukur bukan hanya nilai atau skor tetapi juga kematangan sikap
dan juga kemampuan menguasai suatu ketrampilan.
Dalam sistem pendidikan nasional tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Binyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni :

35

Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: Mc Graw Hill


International Book Company, 1961), hlm. 219.
36
Shaleh Abdul Azis dan Abdul Azis Abul Majid, At-Tarbiyah wa Turqu Tadris, (Mesir:
Darul Maarif, 1978), hlm. 169.
37
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), Cet. 6, hlm. 22.

27

1) Ranah Kognitif
Kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan berfikir,
mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan
gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Kognitif Terdiri dari enam aspek
belajar yang berbeda- beda,Yaitu:
a) Mengingat
Tujuan intruksional pada level ini menuntut siswa untuk
mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima
sebelumnya, seperti misalnya: fakta, terminologi, rumus,
strategi pemecahan masalah, dan sebagainya.
b) Mengerti
Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan
untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui
dengan kata-kata sendiri. Dalam hai ini siswa diharapkan
menerjemahkan, atau menyebutkan kembali yang telah
didengar dengan kata-kata sendiri.
c) Memakai
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan
atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam
situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d) Menganalisis
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi
memisahkan dan membedakan komponen-komponen atau
elemen

suatu

fakta,

konsep,

pendapat,

hipotesis

atau

kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk


melihat ada tidaknya kontradeksi. Dalam hal ini siswa

28

diharapkan menunjukan hubungan diantara berbagai gagasan


dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar,
prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
e) Menilai
Menurut revisi Anderson, yang mengharapkan siswa
mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu
gagasan, metode, produk atau benda menggunakan kriteria
tertentu. Jadi evaluasi lebih condong ke bentuk penilaian biasa
daripada sistem evaluasi
f) Mencipta
Mencipta

disini

diartikan

sebagai

kemampuan

seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen


dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru
yang lebih menyeluruh.38
Keenam perilaku ini bersifat hirarkis, artinya perilaku
mengingat bersifat rendah, dan mencipta tergolong tertinggi.
Perilaku yang terendah merupakan perilaku yang harus dimiliki
terlebih dahulu sebelum mempelajari perilaku yang lebih tinggi.
2) Ranah Afektif
Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai.39 Terdiri dari lima aspek, yakni :
a) Receiving/

attending,

yakni

semacam

kepekaan

dalam

menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada


siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi.

38
Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, (Jakarta: Gaung Persada
press, 2008), hlm. 34-35.
39
Anas Sudiono, op. cit., hlm. 54.

29

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu


sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai
lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan
semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.40
3) Ranah Psikomotorik
Psikomotorik adalah ranah yang berorientasi pada ketrampilan
motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan
(action) yang memerlukan koordinasi otot- otot oleh pikiran sehingga
diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu. Misalnya keterampilan
dalam membongkar dan memasang mesin, mereperasikan mesin,
mengatur muatan kapal, dapat menggunakan berbagai alat dalam
suatu percobaan fisika dan lain-lain

c.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor intern yang berasal dari siswa tersebut, dan faktor ekstern
yang berasal dari luar diri siswa tersebut.41
Faktor dari diri siswa terutama adalah kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya
terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Clark, bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan. Selain faktor kemampuan siswa, juga ada faktor lain
seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, serta masih banyak faktor lainnya. Adanya pengaruh dari
dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat
perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku yang diniati dan

40

Nana Sudjana, op. cit., hlm. 30.


Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:
Algesindo, 2005), hlm. 39-40
41

Sinar Baru

30

disadarinya. Siswa harus merasakan adanya kebutuhan untuk belajar


dan berprestasi.
Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai masih juga
bergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada
diluar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar
yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah tinggi rendahnya atau
efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan
pengajaran.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


Berdasarkan penelusuran penulis, sudah ada penelitian sejenis yang
meneliti penggunaan pembelajaran guided discovery dalam proses belajar
mengajar. Namun belum banyak yang meneliti tentang pengaruh penggunaan
model pembelajaran guided discovery terhadap hasil belajar fisika. Beberapa
karya ilmiah yang menjadi rujukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Skripsi Agnes Sri Diyah Kristiani (0633010) yang berjudul Upaya
meningkatkan hasil belajar fisika melalui pendekatan discovery dengan
kegiatan laboratorium di Kelas VII SMP Negeri Cilacap. Peneliti
menggunakan pendekatan discovery dengan kegiatan laboratorium untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan pendekatan dan metode tersebut
siswa lebih memahami konsep fisika. Dari hasil penelitian terlihat adanya
peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan rata-rata prosentase jumlah
siswa yang mendapat nilai > 60 untuk hasil ketrampilan siswa melakukan
praktikum, hasil evaluasi dan keaktifan lebih dari 50% dari jumlah
siswa.42
2. Skripsi Khoirul Anwar (04310059) yang berjudul Pengaruh Penerapan
Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika Terhadap
42
Agnes Sri Dinah Upaya Meningkatkan Hasil Belajar fisika melalui Pendekatan
Discovery dengan Kegiatan laboratorium di Kelas VII SMP Negeri 8 Cilacap, (Semarang: IKIP
PGRI, 2008), hlm. viii.

31

Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Limit pada Kelas XI IPS Semester II
Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Demak Tahun Pelajaran 2006-2007.
Peneliti menggunakan metode penemuan terbimbing untuk mengetahui
pengaruh dari metode tersebut dalam pembelajaran matematika terhadap
hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa nilai rata-rata
hasil belajar pada kelas yang diberi pembelajaran metode penemuan
terbimbing adalah 71,83 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar pada kelas
yang diberi pembelajaran ekspositori (kelas kontrol) adalah 59,67). Maka
kelompok eksperimen lebih baik sehingga pembelajaran matematika
dengan menerapkan metode penemuan lebih efektif.43
3. Skripsi Mufti Ali (04310224) yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Sub Pokok Bahasan luas Permukaan dan Volume Bangun
Ruang Kubus dan Balok Melalui Metode Discovery dengan Alat Peraga
pada Siswa Kelas VII A Semester 2 SMPN 2 Mayong Tahun Pelajaran
2007/2008. Peneliti menggunakan metode discovery dalam pembelajaran
matematika,

untuk

meningkatkan

hasil

belajar

siswa.

Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang


dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus 1 prestasi siswa menunjukkan
rata-rata kelas 7,69 dengan ketuntasan belajar 74,2%, sedangkan pada
siklus II rata-rata kelas 8,15 dengan ketuntasan belajar 87,1%. Keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar meningkat, yaitu pada siklus I
keaktifan siswa 71,25%. Dan pada siklus II keaktifan siswa 81,25%.44
4. Skripsi Yeyen Adi Indrayani (04310040) yang berjudul Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika melalui metode pembelajaran penemuan pada
materi bentuk pangkat akar logaritma kelas X A Semester I SMA
Mataram Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009. Peneliti menggunakan
43

Khoirul Anwar, Pengaruh Penerapan Metode Penemuan TErbimbing dalam


Pembelajaran Matematika terhadap Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Limit pada Kelas XI IPS
Semester II Madrasah Aliyah Nahdlotul Ulama Demak tahun Pelajaran 2005-2007, (Semarang:
IKIP PGRI, 209, hlm. vii
44
Mufti Ali, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Luas
Permukaan dan Volume Bangun Ruang Kubus dan Balok Melalui Metode Discovery dengan Alat
Peraga pada Siswa Kelas VII A Semester 2 SMPN 2 Mayong Tahun Pelajaran 2007/2008,
(Semarang: IKIP PGRI, 2007), hlm. viii

32

metode penemuan dalam pembelajaran matematika adalah untuk


meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa. Hasil penelitian
menunjukkan adanya pening presentase ketuntasan belajar siswa dari
setiap siklus. Pada Siklus I prosentase ketuntasan belajar siswa adalah
12,5%, pada siklus II prosentase ketuntasan belajar siswa adalah 87,5%
berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa menunjukkan adanya pening
keaktifan siswa dari setiap siklus.45
5. Skripsi Ninik Suryani (0331087) yang berjudul Pengaruh Media
Penemuan Terbimbing terhadap Kemampuan Pemahaman Penalaran
Matematika pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas
VIII Semester II SMP Negeri 1 Semin Gunung Kidul Yogyakarta tahun
Pelajaran 2006/2007. Peneliti menggunakan metode terbimbing dalam
pembelajaran

matematika

adalah

untuk

mengetahui

kemampuan

pemahaman pembelajaran matematika. Dari analisis kelompok diperoleh


nilai rata-rata kelompok eksperimen 79,00 dan rata-rata kontrol 48,51.46

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah juga
47

salah. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai konklusi, akan tetapi konklusi
tersebut sifatnya sangat sementara. Sebagai konklusi, hipotesis tidak dibuat
dengan sembarangan, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan
tertentu.48
Dari permasalahan yang ada, dapat dikemukakan hipotesis sebagai
berikut :

45
Yayan Adi Indrayani , Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode
Pembelajaran Penemuan pada Materi Bentuk Pangkat Akar Logaritma Kelas XA Semester I SMA
Mataram Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009. (Semarang: IKIP PGRI, 2008), hlm. viii
46
Ninik Suryani: Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing terhadap Kemampuan dan
Pemahaman Penalaran Matematika pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Kelas VIII
Semester II SMP Negeri 1 Semin Gunung Kidul Yogyakarta, tahun Pelajaran 2006/2007,
(Semarang: IKIP PGRI, 2007), hlm. viii
47
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Setia, 1998), hlm. 117.
48
Ibid., hlm. 120.

33

Ha : Ada pegaruh hasil belajar peserta didik yang menggunakan model


pembelajaran guided discovery dengan peserta didik yang tidak
menggunakan model pembelajaran guided discovery.
Ho : Tidak ada pengaruh hasil belajar peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran guided discovery dengan peserta didik yang tidak
menggunakan model pembelajaran guided discovery.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi
penulis yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang penulis teliti,
sehingga akan memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari data-data
sebagai langkah penelitian.
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran fisika (khususnya materi
tentang zat dan wujudnya) dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery di MTs N Pamotan Rembang.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran guided
discovery dalam pembelajaran fisika terhadap hasil belajar peserta didik
di MTs N Pamotan Rembang.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


a. Waktu Penelitian
Berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, materi zat dan
wujudnya diajarkan pada peserta didik kelas VII semester gasal. Oleh
karena itu penelitian dilaksanakan pada waktu semester gasal tahun
pelajaran 2009/2010 tepatnya pada tanggal 28 September 2009 28
oktober 2009.
b. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di MTs N Pamotan Rembang.

C. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian

34

35

sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti.1
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel
antecedent.

ini

Variabel

sering

disebut

bebas

adalah

variabel

stimulus,

merupakan

prediktor,

variabel

yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya


variabel terikat.2

Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah

pengaruh penggunaan pembelajaran guided discovery dalam pembelajaran


fisika materi pokok zat dan wujudnya dengan indikator :
a. Peserta didik dapat menjelaskan materi zat dan wujudnya.
b. Peserta didik dapat memecahkan permasalahan yang diberikan oleh
guru.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.3 Yang menjadi variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik, dengan
indikator adalah nilai post test.
D. Metode Penelitian
Metode
mengumpulkan

penelitian
dan

adalah

menganalisis

cara-cara
data,

yang

yang

digunakan

untuk

dikembangkan

untuk

memperoleh pengetahuan dengan mengajukan prosedur yang reliable dan


terpercaya.4

hlm. 82

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. 2,

Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007) Cet. XII hlm. 4.
Ibid.
4
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada,1996), hlm,10
3

36

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Menurut


Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkendalikan.
Oleh karena itu, dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), dan
adanya kelompok kontrol.5

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada. Dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. 6 Dalam penelitian ini, yang
menjadi subjek penelitian/populasi adalah peserta didik kelas VII MTsN
Pamotan Rembang. Pemilihan kelas VII tersebut didasarkan pada
silabus/kurikulum untuk tingkat SMP/MTs yang membahas materi zat dan
wujudnya terdapat pada kelas VII. Jumlah seluruh populasi adalah 200
peserta didik yang terbagi dalam 5 kelas, masing-masing kelas VII A
sampai VII E, tiap-tiap kelas berisi sekitar 40 peserta didik.
2. Sampel
Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti atau obyek sesungguhnya dari suatu penelitian.7 Sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas, yaitu satu kelas yang akan
mendapatkan pembelajaran dengan

model guided discovery dan

selanjutnya disebut sebagai kelas eksperimen. Sedangkan kelas yang


kedua adalah yang memperoleh pembelajaran tanpa menggunakan model
guided discovery kelas ini sebagai kelas kontrol.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta,
2006), hlm. 72
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 130-131
7
Ibid., hlm. 131.

37

3. Teknik Pengambilan Sampel


Untuk pengambilan sampel masing-masing kelas diambil secara
acak menggunakan teknik cluster random sampling. Maka yang dipilih
bukan individu perseorangan melainkan sekelompok individu yang
menempati ruang kelas tertentu. Adapun cara yang digunakan dalam
cluster random sampling adalah dengan cara undian terhadap kelas VII
yang terdiri dari 5 kelas. Adapun cara pengambilan sampel dengan cara
undian, yaitu:
a. Kita tulis nama kelas pada guntingan kecil.
b. Kertas tersebut digulung dan ditaruh dalam kotak.
c. Kemudian diundi dan didapatkan kelas VII C untuk kelas eksperimen
dan kelas VII E sebagai kelas kontrol.
d. Sedangkan kelas VII A sebagai kelas uji coba soal.

F. Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.8 Dalam penelitian
ini metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui daftar nama peserta
didik yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian, serta untuk
memperoleh data nilai hasil belajar fisika. Data tersebut digunakan untuk
mengetahui normalitas dan homogenitas sampel.
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.9
8

Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 231.


Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
Cet.3, hlm. 32.
9

38

Metode tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta
didik kelas eksperimen dan kelas kontrol materi pokok zat dan wujudnya.
Teknik tes dalam penelitian ini dilakukan setelah perlakuan
diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk
mendapatkan data akhir apakah ada perbedaan nilai rata-rata antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tes diberikan kepada kedua kelas dengan
alat tes yang sama. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menguji
kebenaran hipotesis penelitian. Bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes obyektif pilihan ganda.
G. Teknik Analisis Data
1. Tahap Penelitian
Tahap-tahap yang akan dilakukan pada suatu penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Peneliti merancang kelas yang akan dijadikan sampel.
2) Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian yang akan
digunakan untuk penelitian
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Peneliti melaksanakan pembelajaran pada sampel penelitian.
2) Peneliti menguji coba, menganalisis dan menetapkan instrumen
penelitian.
c. Evaluasi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis/mengolah data yang telah
dikumpulkan dengan metode yang telah ditentukan.
d. Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan
melaporkan hasil-hasil penelitian.

39

2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal.
Prosedur yang dilakukan dalam penyusunan instrumen ini adalah :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan oleh peneliti dan guru bidang mata
pelajaran. Pada tahap ini ditentukan mengenai :
1). Materi Pokok yang diteskan.
2). Bentuk-bentuk soal yang digunakan.
b. Pembuatan Butir Soal
Pembuatan butir soal dilakukan oleh peneliti berdasarkan
perencanaan yang telah dibuat, karena untuk menjaga kemungkinan
soal tes yang mungkin tidak tepat untuk tes atau rusak.
c. Uji Coba Instrumen
Sebelum soal tes digunakan mengukur peseta didik, pada kelas
sampel, soal tes terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba dilakukan
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda soal. Setelah diketahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda butir soal, maka dipilih soal yang akan
digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam belajar
fisika.
1) Validitas
Validitas

adalah

ukuran

yang

menunjukan

tingkat

kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes


tersebut mengukur apa yang hendak diukur.10 Validitas butir soal
dihitung dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total.
Adapun rumus yang akan digunakan adalah rumus korelasi
product moment, dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor
total.11

10
11

Ibid., hlm. 65.


Ibid., hlm. 72.

40

N xy ( x)( y )

rxy =

{N x ( x) 2 }{N y 2 ( y ) 2}
2

Keterangan :
rxy

= Koefisien korelasi

= Banyaknya peserta tes

= Jumlah skor butir

= Jumlah skor Total

xy

= Hasil perkalian antara skor item dengan skor total

= Jumlah skor item kuadrat

= Jumlah skor total kuadrat

x
y

Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan tabel kritis r


product moment, dengan taraf signifikan 5% jika harga

rxy hitung > rxy tabel maka tes tersebut valid.

2) Reliabilitas Soal
Reliabilitas soal adalah ketetapan dalam analisis reliabilitas
instrumen tes soal menggunakan rumus Hoyt yaitu sebagai
berikut:12

r11 = 1

Vs
Vr

Atau
r11 =

Vr Vs
Vr

Keterangan:

12
13

11

= Reliabilitas seluruh soal

Vr

= Varians responden

Vs

= Varians sisa13

Ibid., hlm. 109.


Ibid., hlm. 104.

41

Klasifikasi reliabilitas soal adalah


r11 < 0,20

: Sangat rendah

0,20 < r11 < 0,40 : Rendah


0,40 < r11 < 0,60 : Sedang
0,60 < r11 < 0,80 : Tinggi
0,80 < r11 < 1

: Sangat tinggi14

Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu setelah didapat r11


tersebut, harga r11 dibandingkan dengan harga r product moment
pada tabel. Jika rhitung > rtabel maka item yang dicobakan reliabel.
3) Taraf Kesukaran Soal
Taraf kesukaran soal diperlukan untuk mengetahui tampak
taraf

kesukaran

butir soal sesuai dengan apa yang telah

direncanakan dalam spesifikasi instrumen, kriteria yang cocok


digunakan dalam penelitian ini adalah mencakup semua tingkat
kesukaran baik itu mudah, sedang, maupun sukar.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui taraf
kesukaran adalah sebagai berikut:15
P=

B
JS

Keterangan:

14
15

= Indeks kesukaran

= Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar

JS

= Jumlah seluruh peserta didik yang mengikuti tes

Ibid., hlm. 110


Ibid., hlm. 208.

42

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:16


0,00 < P 0,30 : Soal sukar
0,30 < P 0,70 : Soal sedang
0,70 < P 1,00 : Soal mudah
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah).
Adapun rumus yang peneliti gunakan untuk mencari daya pembeda
adalah:17
D =

BA
BB

= P
JA
JB

Keterangan:
D

= Daya pembeda

= Jumlah peserta tes

JA

= Banyaknya peserta kelompok atas

JB

= Banyaknya peserta kelompok bawah

BA

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal


benar
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

BB

soal benar

16
17

PA =

BA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar


JA

PB =

BB
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB

Ibid., hlm. 210.


Ibid., hlm. 213.

43

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:18


0,00 < D 0,20 : Daya beda jelek
0,20 < D 0,40 : Daya beda cukup
0,40 < D 0,70 : Daya beda baik
0,70 < D 100 : Daya beda baik sekali
: Negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir

soal yang mempunyai nilai soal D negatif


sebaiknya di buang saja.
3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling


menentukan dalam suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk
menyimpulkan hasil penelitian. Analisis data dilakukan melalui tahap
sebagai berikut:
a. Uji Prasarat Analisis
1). Uji Normalitas
Langkah-langkah uji normalitas menggunakan chi-kuadrat.
a) Menyusun data dan mencari skor tertinggi dan skor terendah.
b) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
c) Menghitungkan rata-rata dan simpangan baku.
d) Membuat tabulasi data ke dalam simpangan baku.
e) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:
z=

xi x
s

f) Mengubah harga z menjadi luas daerah kurva normal dengan


menggunakan tabel.
g) Menghitung frekuensi harapan dengan tabel.
h) Menghitung nilai chi-kuadrat dengan rumus:
k

(Oi Ei )2

i =1

Ei

2 =
18

Ibid., hlm. 218.

44

Keterangan:
X2 = Harga chi-kuadrat
Oi = Frekuensi hasil pengamatan
Ei = Frekuensi yang diharapkan
K = banyaknya kelas interval19

i) Membandingkan harga chi-kuadrat dengan tabel chi-kuadrat


untuk menentukan kriteria pengujian digunakan derajat
kebebasan (dk) = k - 3 dan taraf signifikansi 5%.20
j) Menarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:
Ho : ditolak jika 2 hitung 2 tabel
H1: diterima jika 2 hitung < 2 tabel
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
sampai penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen,
yang selanjutnya untuk menentukan statistik yang akan digunakan
dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan
menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varian yang sama
atau tidak. Hipotesis yang dilakukan dalam uji homogenitas adalah
sebagai berikut:

H 0 : 12 = 22
H 1 : 12 22

Untuk menguji kesamaan dua varian digunakan uji Barlett.


Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Data di kelompokan untuk menentukan frekuensi varian dan
jumlah kelas.
b) Membuat tabel uji Barlett seperti berikut.

19
20

Sudjana., Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 273.


Ibid., hlm. 287.

45

Tabel 1.
Harga-Harga Yang Perlu Untuk Uji Barlett

H 0 : 12 = 22 = ... = k2
Sampel

Dk

ke
1

n1 1

n 2 1

.
.
.

n k 1

Jumlah

(n

1)

1
dk
1
( n1 1 )
1
( n2 1 )
1
( nk 1 )
1

i 1

Si2

log Si2

(dk ) log Si2

S12

log S12

(n1 1) log S12

S 22

log S 22

(n1 1) log S22

Sk2

log S 22

(n1 1) log S22

......

......

(n1 1) log Si2

c) Menguji variansi gabungan dari semua sampel.:


s2 =

( (n

1)si2

(n

1)

d) Menghitung satuan B dengan rumus:


= (log s 2 ) (ni 1)
2
e) Menghitung dengan rumus:

= (ln 10

) { (n

1) log s 2

f) Membandingkan 2 hitung < 2 tabel dengan peluang (1 ) dan


dk = (k 1)

Apabila 2 hitung < 2 tabel , maka data berdistribusi


homogen.Ini berarti kedua kelompok tersebut mempunyai varian
yang sama atau dikatakan homogen.21

21

Ibid., hlm. 263.

46

b. Analisis Data Penelitian


Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan
dalam suatu penelitian, karena analisis data berfungsi untuk
mengumpulkan hasil penelitian. Untuk menganalisis data penelitian ini
digunakan rumus t-tes untuk menguji hipotesis sebagai berikut;
Ho : 1 = 2
Ha: 1 2
Keterangan:

1= Rata-rata nilai hasil belajar kelompok eksperimen

2 = Rata-rata nilai hasil belajar kelompok kontrol


Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t-tes sebagai
berikut:
1) Jika 1 = 2

t=

X1 X 2
1 1
S
+
n1 n2

2) Jika 1 2
X1 X 2

t=
S

S12 S 22
+
n1 n2

Dengan S2 =

(n1 1)S12 + (n2 1)S 22


n1 + n2 2

Keterangan:
X1

= Rata-rata data tes kemampuan pemecahan masalah pada


kelas ekpserimen

X2

= Rata-rata data tes kemampuan pemecahan masalah pada


kelas kontrol

n1

= Banyaknya peserta didik kelas eksperimen

47

n2

= Banyaknya peserta didik kelas kontrol

S 12

= Varians Kelompok eksperimen

S 22

= Varians kelompok kontrol

Kriteria pengujian yang berlaku adalah terima Ho jika

2 hitung < 2 tabel dengan menentukan dk = (n1 + n2 2), taraf signifikan


= 5% dan peluang (1 - ).22

22

Ibid., hlm. 239.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Penelitian ini menggunakan pembelajaran eksperimen, subyek
penelitiannya dibedakan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
eksperimen di beri perlakuan yaitu pembelajaran fisika materi zat dan
wujudnya menggunakan model pembelajaran guided discovery dan kelas
kontrol diberi pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya tidak
menggunakan model pembelajaran guided discovery.
Sebelum diberikan perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol harus
mempunyai kemampuan awal yang sama untuk mengetahui bahwa tidak ada
perbedaan kemampuan awal yang signifikan terhadap kedua kelas diadakan
uji kesamaan dua variansi yang di sebut uji homogenitas.
Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes secara rinci
dapat disajikan sebagai berikut:
1. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Sebelum instrumen diberikan pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol sebagai alat ukur prestasi belajar peserta didik, terlebih dahulu
dilakukan uji coba kepada kelas yang bukan sampel. Uji coba dilakukan
untuk mengetahui apakah butir soal tersebut sudah memenuhi kualitas soal
yang baik atau belum. Adapun yang digunakan dalam pengujian ini
meliputi: Validitas tes, reliabilitas tes, taraf kesukaran, dan daya beda.
a. Analisis Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya itemitem tes. Soal yang tidak valid akan didrop (dibuang) dan tidak
digunakan.

Item

yang

valid

berarti

item

tersebut

dapat

mempresentasikan materi terpilih yaitu materi zat dan wujudnya.


Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal diperoleh
hasil sebagai berikut:

48

49

Tabel 2.
Hasil Perhitungan Butir Soal
N0

rtabel

Kriteria

Valid

0,312

Non valid

Nomor Soal

Jumlah

Prosentase

1, 2, 4,5,6,7,8,9,11,12,
13, 14,16,17,
18,19,20,21,
22,24

20

80%

3,10,15,23,25

20%

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.


b. Analisis Reliabilitas Tes
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas pada instrument tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrument. Instrument yang
baik secara akurat memiliki jawaban yang konsisten untuk kapanpun
instrumen itu disajikan.
Berdasarkan

hasil

perhitungan

reliabilitas

butir

soal

diperoleh r 11 = 0,679 adalah kriteria pengujian sangat tinggi.


Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.
c. Analisis Indeks Kesukaran Tes
Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan hasil
perhitungan koefisien indeks butir soal diperoleh:
Tabel 3.
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal
No

Kriteria

Sukar

Sedang

Nomor Soal
11
1,2,3,6,9,10,12,14,
15,16,1718,20 ,21,22,
23,25
4,5,7,8,13,19,24

Jumlah
1

Prosentase
4%

18

72%

3
Mudah
6
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.

24%

50

d. Analisis Daya Beda Tes


Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
No Kriteria
1 Jelek
2 Cukup
3
4

Baik

Nomor Soal
2,9,10
1,3,6,8,14,16,17,23
4,5,7,11,12,13,15,
18,19,20
21,22,24,25

Jumlah
3
19

Prosentase
12%
32%

56%

Baik
Sekali
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 6

2. Data Nilai Awal Kelas Eksperimen


Berdasarkan hasil penelitian kelas VII C, yaitu pembelajaran
fisika materi zat dan wujudnya menggunakan model pembelajaran guided
discovery dan kelas kontrol diberi pembelajaran fisika materi zat dan
wujudnya tidak menggunakan model pembelajaran guided discovery,
mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 30. Rentang nilai (R) = 50,
banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya interval kelas di ambil 8, dari
perhitungan di peroleh, ( fi xi ) = 2278 , ( fi xi2 ) = 135880. Sehingga nilai
rata-rata = 56,95, dengan simpangan baku = 12,5554. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 5, dan gambar 6. sebagai berikut:
Tabel 5.
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen
No

Kelas
Interval

Frekuensi
Absolut

Frekuensi
Relatif(%)

1
2
3
4
5
6
7

30 - 38
39 - 47
48 - 56
57 - 65
66 - 74
75 - 83
Jumlah

2
8
10
11
4
5

5
20
25
27,5
10
12,5
100

51

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar


perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya
sebagai berikut:

Frekuensi Absolut

12
10
8
6
4
2
X
3,5 38,5

47,5

56,5 65,5
Nilai

74,5

83,5

Gambar 6. Histogram Nilai Awal Kelas Eksperimen


3. Data Nilai Awal Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII E, sebelum pembelajaran
materi zat dan wujudnya tanpa menggunakan model pembelajaran guided
discovery, mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 35. Rentang nilai
(R) = 45, banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya interval kelas di
ambil 8, dari perhitungan diperoleh, ( fi xi )

2289 , ( fi xi ) = 135,927

Sehingga nilai rata-rata = 57,225 , dengan simpangan baku = 11,2534.


Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 dan gambar 8 sebagai
berikut:
Tabel 6.
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Kontrol
No

Kelas Interval

1
2
3
4
5
6
7

35 43
44 52
53 61
62 70
71 79
80 88
Jumlah

Frekuensi
Absolut
5
9
11
11
3
1
40

Frekuensi
Relatif(%)
12,5
22,5
27,5
27,5
7,5
2,5
100

52

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar


perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya.

Frekuensi Absolut

12
10
8
6
4
2
X
34,5 43,5

52,5 61,5
Nilai

70,5

79,5

88,5

Gambar 8. Histogram Nilai Awal Kelas Kontrol


4. Data Nilai Akhir Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII C setelah pembelajaran
materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery mencapai nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40.
Rentang nilai (R) = 50, banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya
interval kelas diambil 8, dari perhitungan diperoleh

(f

xi

) = 189 . 355

f i x i ) = 2 . 705 ,

Sehingga nilai rata-rata = 67,62 dengan simpangan

baku = 12,709. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 dan gambar
9 sebagai berikut.
Tabel 7.
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen
No

Kelas Interval

1
2
3
4
5
6
7

40 - 48
49 - 57
58 - 66
67 - 75
76 - 84
85 - 93
Jumlah

Frekuensi
Absolut
2
7
11
10
4
6
40

Frekuensi
Relatif(%)
5
17,5
27,5
25
10
15
100

53

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar


perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya
sebagai berikut:

Frekuensi Absolut

12
10
8
6
4
2
X
39,5 48,5

57,5

66,5
Nilai

75,5

84,5

93,5

Gambar 9. Histogram Nilai Akhir Kelas Eksperimen


5. Data Nilai Akhir Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil penelitian kelas VII E, setelah pembelajaran
materi zat dan wujudnya tanpa menggunakan model pembelajaran guided
discovery, mencapai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 35. Rentang nilai
(R) = 45, banyaknya kelas di ambil 6 kelas, banyaknya interval kelas di
ambil 8, dari perhitungan di peroleh ( fi xi)

2285, ( fi xi )

141516

Sehingga nilai rata-rata = 57,12 dengan simpangan baku = 13,199. Untuk


lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 dan gambar 10 sebagai berikut:
Tabel 8.
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Kontrol
No

Kelas interval

1
2
3
4
5
6
7

35 - 43
44 - 52
53 - 61
62 - 70
71 - 79
80 - 88
Jumlah

Frekuensi
Absolut
5
11
10
9
4
1
40

Frekuensi
Relatif(%)
12,5
27,5
25
22,5
10
2,5
100

54

Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, maka daftar


perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya.

Frekuensi Absolut

12
10
8
6
4
2
X
34,5

43,5

52,5

61,5
Nilai

70,5

79,5

88,5

Gambar 10. Histogram Akhir Kelas Kontrol

B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis


1. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
prasarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas data
dilakukan dengan uji Chi Kuadrat, sedangkan uji homogenitas dilakukan
dengan uji Barlett. Hasil selengkapnya sebagai berikut.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas diambil:
Ho = data berdistribusi normal
Ha = data tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho jika x 2 hitung x 2 tabel .

Untuk taraf nyata = 0,05 dan dk = k-3 dan terima Ho jika


x 2 hitung < x 2 tabel . Di bawah ini di sajikan perhitungan uji normalitas
nilai awal dan nilai akhir sebagai berikut:

55

Tabel 9.
Daftar Chi Kuadrat Nilai Awal Dan Nilai Akhir
No
1
2
3
4

Kelas
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
Kontrol

Kemampuan
Nilai Awal
Nilai Awal
Nilai Akhir
Nilai Akhir

x 2 hitung
3,913
1,186
4,988
2,161

x 2tabel
7,81
7,81
7,81
7,81

Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal

Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada


lampiran 8,9,10,11.
b. Uji Homogenitas Data
Ho : 12 = 22 = .... k2

Ha : 12 22 = .... k2
Dengan

kriteria

apabila

x 2 hitung < x 2 tabel . untuk

taraf

nyata = 0,05 dan dk = k-3 maka data berdistribusi homogen. Di


bawah ini disajikan perhitungan uji homogenitas nilai awal dan nilai
akhir sebagai berikut:
Tabel 10.
Daftar Uji Barlett Nilai Awal Dan Nilai Akhir
No
1
2
3
4

Kelas
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
Kontrol

Kemampuan
Nilai Awal
Nilai Awal
Nilai Akhir
Nilai Akhir

x 2 hitung
2,961
1,903
3,252
2,574

x 2tabel
11,1
11,1
11,1
11,1

Keterangan
Homogen
Homogen
Homogen
Homogen

Untuk lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas dapat dilihat


pada lampiran 12,13,14,15.
2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasarat, pengujian kemudian dilakukan dengan


pengujian hipotesis. Data atau nilai yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah nilai kemampuan akhir (nilai akhir). Hal ini dilakukan
untuk mengetahui adanya perbedaan pada kemampuan akhir setelah
peserta didik diberi perlakuan. Untuk mengetahui terjadi tidaknya

56

perbedaan perlakuan maka digunakan rumus t-test dalam pengajuan


hipotesis kemampuan akhir adalah sebagai berikut.
Ho = 1 2 : artinya pembelajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan
menggunakan model pembelajaran guided discovery tidak
lebih baik dari pada pembelajaran fisika materi zat dan

wujudnya dengan tanpa menggunakan model pembelajaran


guided discovery.

Ha = 1 > 2 : artinya pembelajaran fisika


dengan

menggunakan

materi zat dan wujudnya

model

pembelajaran

guided

discovery lebih baik dari pembelajaran fisika materi zat

dan wujudnya dengan tanpa menggunakan

model

pembelajaran guided discovery


Menurut tabel hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian
yang diperoleh untuk nilai post test kelas eksperimen pada pembelajaran
fisika materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery diperoleh rata-rata 67,62 dan standar deviasi (SD) adalah

12,709. Sedangkan untuk kelas kontrol pada pembelajaran fisika materi zat
dan wujudnya dengan tanpa menggunakan model pembelajaran guided
discovery diperoleh rata-rata 57,12. Dan standar deviasi (SD) adalah

13,199.
Dari hasil perhitungan t- test di peroleh thitung

3,624 sedangkan

t tabel = 1,66 Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak

dan Ha diterima, artinya pengajaran fisika materi zat dan wujudnya


dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery lebih baik
dari pada pengajaran fisika materi zat dan wujudnya dengan tanpa
menggunakan model pembelajaran guided discovery. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.

57

C. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Skor Kemampuan Awal (Nilai Awal)

Berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji Barlett data pada


kemampuan awal (nilai awal) dari kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah berdistribusi normal dan homogen. Hal ini dapat
dikatakan bahwa kondisi kemampuan awal peserta didik sebelum dikenai
perlakuan dengan kedua pembelajaran adalah setara atau sama.
2. Skor Kemampuan Akhir (Nilai Akhir)

Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung

3,624 sedangkan

t tabel = 1,66 karena thitung > ttabel , hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
fisika materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery lebih baik dari pada pembelajaran fisika tanpa
menggunakan model pembelajaran guided discovery. Selain itu dapat
dilihat dari nilai rata-rata post test kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai
rata-rata kelas kontrol. Kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata 67,62
Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol = 57,12.
Dari hasil uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penggunaan terhadap prestasi belajar peserta didik di MTs N Pamotan
Rembang. Prestasi belajar fisika materi zat dan wujudnya peserta didik
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran guided discovery
lebih baik dari pada peserta didik yang diajar tanpa menggunakan model
pembelajaran guided discovery. Sehingga pembelajaran fisika khususnya
materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided discovery dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran fisika
untuk menarik minat belajar peserta didik dan meningkatkan prestasi
belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di MTs N
Pamotan Rembang dapat dijelaskan bahwa proses belajar mengajar fisika
pada materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran
guided

discovery

dapat

merangsang

peserta

didik

untuk

lebih

memperhatikan pelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Pada saat guru

58

menerangkan materi yang diajarkan, peserta didik lebih bersemangat


dalam mengikuti pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa ada perhatian dari
peserta didik. Dalam proses belajar mengajar peserta didik terlihat aktif
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang diajarkan, ini
menunjukkan bahwa peserta didik tertarik terhadap penggunaan model
pembelajaran guided discovery.
Guru mata pelajaran fisika kelas VII di MTs N Pamotan Rembang
yaitu Ibu Nelly ZR S.Pd. menjelaskan bahwa penggunaan model
pembelajaran guided discovery di MTs N Pamotan Rembang ini lebih
efektif dan efisien, meskipun masih bersifat sederhana. Walaupun
sederhana, model pembelajaran guided discovery mampu mengantarkan
pesan yang disampaikan oleh guru dan dapat menjadikan peserta didik
lebih semangat dan tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti banyak kendala


dan hambatan. Hal tersebut karena keterbatasan penulis dalam melaksanakan
penelitian. Keterbatasan tersebut misalnya pengetahuan yang dimiliki penulis
masih sedikit, meski demikian peneliti sudah berusaha seoptimal mungkin
untuk menjalankan penelitian sesuai kemampuan keilmuan serta bimbingan
dari dosen pembimbing. Selain itu ada beberapa hal lain, seperti:
Materi pelajaran terbatas pada zat dan perubahannya dan tempat
penelitian terbatas di MTs N Pamotan Rembang, sehingga apabila penelitian
ini dilaksanakan dengan materi yang berbeda dan tempat yang berbeda, maka
kemungkinan hasil penelitian yang didapatkan juga akan berbeda. Namun
demikian penelitan ini sudah mewakili peserta didik kelas VII MTs N
Pamotan.
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti juga terpancang oleh
waktu, karena waktu yang digunakan relatif singkat, maka peneliti
memanfaatkan waktu tersebut untuk
diperlukan seoptimal mungkin.

mengumpulkan data-data yang

59

BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah penulis lakukan tentang Pengaruh Penggunaan
Model Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi
Pokok Zat dan Wujudnya Kelas VII di MTs N Pamotan Rembang diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran guided discovery merupakan suatu pembelajaran yang
menuntut siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar. Dalam model
pembelajaran guided discovery ini siswa di beri persoalan untuk dipecahkan
dengan guru memberikan petunjuk dan arahan bagaimana memecahkan
persoalan tersebut. Sedangkan pembelajaran yang tidak menggunakan model
pembelajaran guided discovery adalah dengan pembelajaran konvensional
yaitu dengan metode ceramah.
2. Pembelajaran fisika materi pokok zat dan wujudnya dengan menggunakan
model pembelajaran guided discovery berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik. Sehingga hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran fisika
materi zat dan wujudnya dengan menggunakan model pembelajaran guided
discovery lebih baik dari pada peserta didik yang diajar tanpa menggunakan
model pembelajaran guided discovery. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil
belajar peserta didik yaitu rata-rata peserta didik kelas eksperimen = 67,62
sedangkan rata-rata peserta didik kelas kontrol = 57,12.
B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya mata pelajaran
fisika ada beberapa saran yang penulis rasa perlu untuk diperhatikan dalam
pembelajaran fisika, diantaranya adalah:
1. Bagi Guru
a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar
paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi
tersampaikan secara maksimal.

59

60

b. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya


variasi mengajar. Ha ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami
peserta didik.
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery
pada mata pelajaran fisika agar tidak hanya sampai pada selesainya
penelitian ini saja. Akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan secara
kontinu sebagai program untuk meningkatkan evaluasi hasil belajar dan
mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan pembelajaran
2. Bagi Pihak Sekolah
a. Hendaknya

seluruh

pihak

sekolah

mendukung

dalam

kegiatan

pembelajaran yang berlangsung.


b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya
meningkatkan

kompetensi

termasuk

kompetensi

profesional

serta

membekali diri dengan pengetahuan yang luas. Karena sesungguhnya


kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan
proses pembelajaran
didik

yang

yang akhirnya akan dapat menghasilkan peserta

berprestasi

yang

mampu

berdampak

positif

pada

perkembangan dan kemajuan sekolah.

C. Penutup
Demikianlah skripsi ini saya buat, kiranya dalam penulisan dan
pembahasan skripsi ini masih memiliki kekurangan maupun kesalahan baik kata,
kalimat, kutipan, dan sebagainya, maka saran dan kritik serta masukan yang
konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya,
hanya kepada Allah SWT penulis berdoa, semoga skripsi ini bermanfaat dan apa
yang telah penulis kerjakan mendapat ridho-Nya, amin yarobbal alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,


2002.
________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
Azis, Shaleh Abdul dan Abdul Azis Abul Majid, At-Tarbiyah wa Turqu Tadris,
Mesir: Darul Maarif, 1978.
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia, 1998.
Ali, Mufti Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Luas
Permukaan dan Volume Bangun Ruang Kubus dan Balok Melalui
Metode Discovery dengan Alat Peraga pada Siswa Kelas VII A Semester
2 SMPN 2 Mayong Tahun Pelajaran 2007/2008, Semarang: IKIP PGRI,
2007.
Anwar, Khoirul Pengaruh Penerapan Metode Penemuan TErbimbing dalam
Pembelajaran Matematika terhadap Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan
Limit pada Kelas XI IPS Semester II Madrasah Aliyah Nahdlotul Ulama
Demak tahun Pelajaran 2005-2006, Semarang: IKIP PGRI.2005.
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,
2002.
Dinah, Agnes Sri Upaya Meningkatkan Hasil Belajar fisika melalui Pendekatan
Discovery dengan Kegiatan laboratorium di Kelas VII SMP Negeri 8
Cilacap, Semarang: IKIP PGRI, 2008.
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
________, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta :
Raja Grafindo Persada,1996.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
_______, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2004.

Indrayani, Yayan Adi, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode


Pembelajaran Penemuan pada Materi Bentuk Pangkat Akar Logaritma
Kelas XA Semester I SMA Mataram Semarang Tahun Pelajaran
2008/2009. Semarang: IKIP PGRI, 2008.
Khalim, Abdul dkk., Sains Fisika 1 Untuk SMP kelas I, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2004.
Morgan, Clifford T, Introduction to Psychology, New York: Mc Graw Hill
International Book Company, 1987.
Nuryani Y, Rustaman dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, FMIPA,
Universitas Pendidikan Indonesia .
Prasojo, Budi dkk., Seri Sains Teori dan Aplikasi Fisika untuk kelas 1 SMP,
Bogor : PT Ghalia Indonesia Printing, 2005.
Irawan, Etsa Indra dan Sunardi, Pelajaran IPA Fisika untuk SMP/MTs kelas VII,
Bandung: CV Trama Widya, 2007.
Prianto, Agus Fisika, http://id.wikipedia.org/wiki /Fisika, diunduh pada tanggal
10 september 2009.
Roestiyan N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001.
Rusyan, Tabrani dkk., Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:
CV Remaja Rosdakarya, 1989.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007.
Sudjana, Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2005.
______, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.
Sudjana., Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2002.
Sudjiono, Anas Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2006.
Suehendro, Bambang Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Ilmu Pengetahtahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional,2006
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfa


Beta, 2006.
_______, Statistik untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta, 2007.
Suparno,

Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik


Menyenangkan, Yogyakarta : Universitas Sanata Drama, 2007.

dan

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung :


Remaja Rosdakarya, 2004.
Suryani, Ninik: Pengaruh Metode Penemuan Terbimbing terhadap Kemampuan
dan Pemahaman Penalaran Matematika pada Pokok Bahasan Bangun
Ruang Sisi Lengkung Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Semin
Gunung Kidul Yogyakarta, tahun Pelajaran 2006/2007, Semarang: IKIP
PGRI, 2007..
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2003.
Usman, M. Basyirudin Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Winataputra, Udin S dkk., Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2001.
W.J. S. Poerwadarwinta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2006.
Yamin, Martinis, Paradigma Pendidikan Konstruktivistik, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008.

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENELITI

Nama

: Lilis Nurchayati

NIM

: 053611239

Tempat/ Tanggal Lahir

: Rembang, 16 Juli 1986

Alamat Asal

: Angkatan Ringin Rt 01 Rw 03 Pamotan Rembang


59261

Riwayat pendidikan:
1. SD Ringin 2 Lulus tahun 1998
2. SMP Negeri Pamotan Lulus tahun 2001
3. MA Negeri Lasem Lulus tahun 2004
4. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2005

Semarang, Desember 2009


Peneliti,

LILIS NURCHAYATI
NIM : 053611239

LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan

: MTs N Pamotan

Mata Pelajaran

: Fisika

Kelas/Semester

: VII/Gasal

Alokasi Waktu

: 2 x 40Menit

Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya


Kompetensi Dasar

: Menyelidiki sifatsifat zat berdasarkan wujudnya dan


penerapanya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

: 1. Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat.


2. Membedakan kohesi dan adhesi
3. Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidup
sehari-hari.

I. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
1. Menjelaskan perbedaan kohesi dan adhesi
2. Mengetahui gejala kapilaritas dan tegangan permukaan
3. Memberikan contoh peristiwa kapilaritas dan tegangan permukaan dalam
kehidupan sehari - hari
II. Materi Ajar
Wujud zat (padat, cair dan gas),kohesi dan adhesi
III. Metode Pembelajaran

Discovery (penemuan)

Diskusi tanya jawab

IV. Langkah-langkah Pembelajaran


No
1.

Kegiatan Pembelajaran

Waktu

Kegiatan Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Guru mengadakan absensi kehadiran peserta didik

10 Menit

c. Guru memotivasi peserta didik untuk semangat belajar


d. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
e. Guru menyajikan materi sebagai pengantar
2.

Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, masingmasing kelompok 6 atau 7 orang
b. Guru memberikan pengarahan kepada peserta didik langkahlangkah yang harus dilakukan dalam melakukan percobaan

60 Menit

c. Guru memonitoring dan membimbing peserta didik dalam


melakukan percobaan sehingga hasil penemuanya dapat terarah
d. Guru meminta peserta didik membuat laporan hasil dari percobaan
tersebut.
3.

Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru memberikan tes berdasarkan materi yang telah diberikan
(lampiran)
c. Guru menutup pelajaran

V. Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Buku IPA Fisika kelas VII
2. Lembar kerja siswa (LKS)
VI. Penilaian
a. Prosedur Tes

Tes Awal

Tes Akhir

b. Jenis Tes

Tes Awal : Multiple choise

Tes Akhir : Multiple choise

20 Menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan

: MTsN Pamotan

Mata Pelajaran

: Fisika

Kelas/Semester

: VII/Gasal

Alokasi Waktu

: 2 x 40Menit

Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan penerapanya


Kompetensi Dasar

: Menyelidiki sifatsifat zat berdasarkan wujudnya dan


penerapanya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

: 1. Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat.


2. Membedakan kohesi dan adhesi
3. Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidupan
sehari-hari.

II. Tujuan Pembelajaran


Peserta didik mampu :
1. Menentukan berbagai ciri-ciri zat padat, cair dan gas.
2. Mengetahui terjadinya perubahan wujud suatu zat.
3. Menjelaskan perbedaan kohesi dan adhesi
4. Mengetahui gejala kapilaritas dan tegangan permukaan
II. Materi Ajar
Zat dan wujudnya (padat, cair dan gas)
III. Metode Pembelajaran
Discovery (penemuan), tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
No
1.

Kegiatan Pembelajaran

Waktu

Kegiatan Pendahuluan
a.

Apersepsi

b.

Guru mengadakan absensi kehadiran peserta didik

c.

Guru memotivasi peserta didik untuk semangat belajar

d.

Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

e.

Guru menyajikan materi sebagai pengantar

10 Menit

2.

Kegiatan Inti
a. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok,
masing-masing kelompok 6 atau 7 orang
b. Guru memberikan pengarahan kepada peserta didik langkahlangkah yang harus dilakukan dalam melakukan percobaan

60 Menit

c. Guru memonitoring dan membimbing peserta didik dalam


melakukan percobaan sehingga hasil penemuanya dapat terarah
d. Guru meminta peserta didik membuat laporan hasil dari
percobaan tersebut.
3.

Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru memberikan tes berdasarkan materi yang telah diberikan
(lampiran)
c. Guru menutup pelajaran

V. Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Buku IPA Fisika kelas VII
2. Lembar kerja siswa (LKS)
VI. Penilaian
a. Prosedur Tes

Tes Awal

Tes Akhir

b. Jenis Tes

Tes Awal : Multiple choise

Tes Akhir : Multiple choise

20 Menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan

: MTsN Pamotan

Mata Pelajaran

: Fisika

Kelas/Semester

: VII/Gasal

Alokasi Waktu

: 2 x 40 Menit

Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan penerapanya


Kompetensi Dasar

: Menyelidiki sifatsifat zat berdasarkan wujudnya dan


penerapanya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

: 1. Menyelidiki terjadinya perubahan wujud suatu zat.


2. Membedakan kohesi dan adhesi
3. Mengaitkan peristiwa kapilaritas dalam peristiwa kehidupan
sehari-hari.

III. Tujuan Pembelajaran


Peserta didik mampu :
1. Menentukan berbagai ciri-ciri zat padat, cair dan gas.
2. Mengetahui terjadinya perubahan wujud suatu zat.
3. Menjelaskan perbedaan kohesi dan adhesi
4. Mengetahui gejala kapilaritas dan tegangan permukaan
II. Materi Ajar
Zat dan wujudnya (padat, cair dan gas)
III. Metode Pembelajaran
Ceramah tanya jawab
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
No
1.

Kegiatan Pembelajaran

Waktu

Kegiatan Pendahuluan
a.

Apersepsi

b.

Guru mengadakan absensi kehadiran peserta didik

c.

Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

10 Menit

2.

Kegiatan Inti
a. Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik mengenai
materi zat dan wujudnya.
b. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya apabila masih ada yang belum paham dari penjelasan

60 Menit

sebelumnya.
3.

Kegiatan Akhir
a. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
b. Guru memberikan tes berdasarkan materi yang telah diberikan
(lampiran)
c. Guru menutup pelajaran

V. Alat dan Sumber Pembelajaran


1. Buku IPA Fisika kelas VII
VI. Penilaian
c. Prosedur Tes

Tes Awal

Tes Akhir

d. Jenis Tes

Tes Awal : Multiple choise

Tes Akhir : Multiple choise

20 Menit

Lampiran 2
SOAL PRE TEST

Petunjuk
1. Sebelum mengerjakan soal terlebih dahulu tulislah identitas diri pada lembar
jawaban yang telah tersedia.
2. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar
3. Gunakanlah waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya
1. Zat adalah sesuatu yang ..
a. sifatnya tetap
b. warnanya selalu tetap

c. bentuknya selalu tetap


d. memiliki massa dan menempati ruang

2. Wujud zat dibedakan atas ..


a. unsur dan senyawa
b. unsur, senyawa dan campuran
c. padat, cair, unsur senyawa
d. padat, cair dan gas
3. Perubahan padat menjadi gas dinamakan ..
a. mengembun
c. mencair
b. menyublim
d. menguap
4. Perubahan cair menjadi gas dinamakan ..
a. menyublim
c. mengembun
b. mencair
d. menguap
5. Di bawah ini merupakan sifat zat padat, kecuali ..
a. gaya tarik menarik antar partikel kurang kuat
b. partikelnya berdekatan dan teratur
c. volumenya selalu tetap
d. bentuknya tetap
6. Salah satu sifat gas adalah ..
a. tekanannya selalu tetap
b. volumenya selalu tetap
c. selalu memenuhi ruangan dan teratur
d. partikelnya berjauhan dan tidak teratur
7. Zat cair mempunyai sifat ..
a. bentuk dan volumnya tetap
b. bentuk tetap tetapi volumnya tidak tetap
c. bentuk dan volumnya tidak tetap
d. bentuk tidak tetap tetapi volumya tetap
8. Gerakan partikel-partikel dalam zat gas adalah ..
a. kurang bebas
c. tidak bebas

b. sangat bebas
d. agak bebas
9. Gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis disebut ..
a. adhesi
c. tegangan permukaan
b. kohesi
d. miniskus
10. Pada saat es mencair akan terjadi peristiwa ..
a. perubahan zat
c. perubahan fisika
b. perubahan suhu
d. perubahan kimia
11. Peristiwa pengembunan terjadi pada ..
a. kapur barus yang menguap
b. baunya minyak wangi yang menyebar
c. gelas diisi es pada bagian luarnya basah
d. air yang dipanaskan mendidih
12. Minyak kayu putih yang digosokkan pada kulit, baunya dapat menyebar ke seluruh
ruangan. Hal ini membuktikan bahwa partikel-partikel zat dapat ..
a. bergerak
c. Zigzag
b. menyebar
d. berubah
13. Permukaan zat cair dalam bejana terlihat cembung bila ..
a. kohesi lebih kecil daripada adhesi
b. kohesi lebih besar daripada adhesi
c. adhesi sama dengan kohesi
d. kohesi dan adhesi seimbang
14. Sifat-sifat partikel zat cair adalah ..
a. berpindah-pindah tempat tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya.
b. Bergerak sangat cepat, bertumbuhan satu sama lain dan bertumbukan dengan
dinding wadahnya.
c. Berdekatan dalam suatu susunan yang teratur dan diikat oleh gaya tarik antara
partikel tersebut.
d. Bergetar dan berputar di tempatnya tetapi bebas untuk mengubah
kedudukannya.
15. Di bawah ini yang termasuk zat cair kecuali ..
a. air
c. kecap
b. sirup
d. kayu
16. Peristiwa kapiler yang benar ditunjukkan oleh gambar ..

a.

b.

c. d.

c.

d.

17. Perubahan wujud yang terjadi pada saat lilin sedang menyala adalah ..
a. menguap
c. melebur
b. mencair
d. membeku
18. Seekor serangga dapat berjalan di atas air hal ini disebabkan ..
a. adanya tegangan permukaan air
b. serangga sangat ringan
c. massa jenis serangga lebih kecil daripada massa jenis air
d. tekanan kaki serangga sangat kecil
19. Massa jenis didefinisikan sebagai ..
a. perbandingan antara volume dengan massa suatu benda
b. banyaknya massa setiap satuan volume zat itu
c. hasil kali antara massa dengan volume zat itu
d. hasil bagi antara volume dengan massa zat itu.
c.
20. Apabila kohesi partikel-partikel zat cair lebih kecil daripada adhesi partikel zat cair
dengan tempatnya, bentuk permukaan zat cair berbentuk ..
a. cembung
c. datar
b. cekung
d. tidak tentu

KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST

1. D
2. D
3. B
4. D
5. A
6. D
7. D
8. B
9. A
10. C
11. C
12. B
13. B
14. A
15. D
16. B
17. B
18. A
19. A
20.

Lampiran 3
SOAL POST TES
Petunjuk
1. ebelum mengerjakan soal terlebih dahulu tulisah identitas diri pada lembar jawaban
yang telah tersedia.
2. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar
3. Gunakanlah waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya
1. Sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang disebut ..
a. benda
c. massa
b. gas
d. zat
2. Perhatikan tabel berikut ..
No Bentuk
Volume
1
Tetap
Tetap
2
Tetap
Berubah
3
Mengikuti tempat
Tetap
4
Mengikuti tempat
Berubah
Sifat yang dimiliki zat cair adalah ..
a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
3. Untuk mengubah wujud es menjadi cair diperlukan ..
a. massa
c. kalor
b. tiupan
d. udara
4. Berikut ini yang bukan zat adalah ..
a. air
c. cahaya
b. oksigen
d. batu
5. Gas memiliki sifat-sifat ..
a. bentuk tetap, volume tetap
b. bentuk tetap, volume dapat berubah
c. bentuk mengikuti tempat, volume tetap
d. bentuk mengikuti tempat, volume berubah
6. Perubahan zat padat menjadi cair dinamakan ..
a. menyublim
c. mencair
b. mengembun
d. menguap
7. Perubahan gas menjadi cair dinamakan ..
a. menyublim
c. mencair
b. mengembun
d. menguap
8. Mengecilnya ukuran kapur barus yang disimpan dalam almari pakaian disebabkan
oleh peristiwa ..
a. menguap
c. melebur
b. membeku
d. menyublim

9. Sejumlah uap air berubah menjadi air, menjadi es. Uap tersebut dikatakan
mengalami peristiwa ..
a. menguap kemudian mencair
b. mencair kemudian menguap
c. mencair kemudian mengembun
d. mengembun kemudian membeku
10. Peristiwa berikut yang termasuk perubahan fisika adalah ..
a. kertas dibakar menjadi abu
c. beras menjadi nasi
b. beras menjadi tepung
d. lilin mencair
11. Raksa termasuk zat cair karena memiliki ciri-ciri ..
a. bentuk tetap, volume tetap
b. bentuk tetap, volume tidak tetap
c. bentuk tidak tetap, volume tetap
d. bentuk dan volume tidak tetap
12. Deretan di bawah ini yang termasuk kelompok zat padat adalah ..
a. awan, garam dan raksa
c. emas, garam dan tembaga
b. uap air, elpiji dan udara
d. bensin, alkohol dan spiritus
13. Perbedaan kayu dan air antara lain adalah ..
a. partikel kayu teratur, partikel air tidak teratur
b. partikel kayu tidak teratur, partikel air teratur
c. partikel kayu sangat berdekatan, partikel air berjauhan
d. partikel kayu berjauhan, partikel air berdekatan
14. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut:
1) molekul-molekul gas senantiasa bergerak
2) molekul-molekul zat cair diam di tempat
3) molekul zat padat hanya dapat berputar dan bergetar di tempatnya.
Pernyataan yang benar adalah..........
a. 1 dan 2
c. 2 dan 3
b. 1 dan 3
d. 1, 2 dan 3
15. Partikel-partikel gas dalam suatu ruang bergerak ..
a. lurus terus tanpa berbelok
b. menurut garis lengkung
c. secara sembarang
d. secara zig-zag
16. Peristiwa berikut ini yang merupakan contoh miniskus cembung adalah ..
a. bensin dalam air
b. air pada daun gelas
c. minyak kelapa dalam gelas
d. air dalam bejana berhubungan
17. Naiknya air tanah pada dinding tembok merupakan contoh peristiwa ..
a. difusi
c. osmosis
b. kapilaritas
d. kapiler

18. Gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis disebut ..
a. adhesi
c. tegangan permukaan
b. kohesi
d. meniscus
19. Massa jenis besi adalah 7900 kg/m3. Volume 3.950 kg besi adalah ..
a. 1 m3
c. 0,5m3
3
d. 0,2 m3
b. 2 m
20. Peristiwa berikut ini yang merupakan contoh miniskus cekung adalah ..
a. bensin dalam gelas
b. air pada daun talas
c. minyak kelapa dalam gelas
d. air dalam bejana berhubungan

KUNCI JAWABAN SOAL POST TES

1. D

11. D

2. C

12. C

3. C

13. A

4. C

14. B

5. D

15. C

6. C

16. C

7. B

17. B

8. A

18. A

9. D

19. C

10. D

20. D

Lampiran 4

Lembar Kegiatan Siswa


Sifat Zat dan Perubahan Wujud Zat
1. Tujuan Percobaan
2. Alat dan Bahan

: Memahami sifat-sifat zat dan perubahan wujud zat


: - Meja
- Gelas Ukur
- Buku
- Pensil
- Pulpen
- Penggaris
-Lilin korek api

3. Langkah Kerja :
a. * Letakkan buku, pensil, penggaris dan pulpen diatas meja kalian.
* Pindahkan benda-benda tersebut keatas meja yang lainnya.
* Amatilah keadaan benda-benda tersebut setelah berpindah!
b. * Ambillah gelas ukur dan tuangkan air kedalamnya sebanyak 200 cc
* Pindahkan air dari gelas ukur dan tuangkan air kedalam kantong plastik.
* Amati perubahan yang terjadi setelah air dipindahkan.
c. * Nyalakanlah lilin dengan menggunakan korek api.
* Amati perubahan yang terjadi setelah lilin dinyalakan.
4. Data Percobaan :
Wujud Zat
Pensil (padat)
Buku (padat)
Penggaris (padat)
Pulpen (padat)
Air (cair)

Volume

Bentuk

Setelah lilin dinyalakan akan mengalami perubahan.dan setelah lilin mati,


tetesan lilin berubah menjadi
5. Pertanyaan :
a. Sebutkan sifat-sifat zat padat, cair dan gas?
b. Apakah yang kamu ketahui tentang perubahan wujud dari mencair dan
membeku?
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan menguap, menyublim dan mengembun?
6. Kesimpulan :

Lembar Kegiatan Siswa


Tegangan Permukaan dan Kapilaritas
1. Tujuan Percobaan

: Memahami peristiwa kapilaritas dan tegangan permukaan

2. Alat dan Bahan

: - Gelas Ukur
- Kertas tisu
- Silet
- Air
- Pewarna

3. Langkah Kerja :
a. Isilah gelas ukur dengan air seperempat bagian.
b. Masukkan silet kedalam gelas ukur secara perlahan-lahan, kemudian
cermatilah keadaan silet dan jawablah pertanyaan.
c. Ambil silet dari dalam gelas, kemudian tuangkan pewarna kedalam gelas
tersebut.
d. Masukkan sebagian kertas tisu kedalam gelas, sehingga seperempat dari
kertas tisu berada didalam gelas dan sebagian lagi berada diluar.
4. Hasil pengamatan :
Setelah silet dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi air, apa yang terjadi
dengan silet., mengapa terjadi seperti itu? Karena sifatnya
mengalami
Kertas tisu yang dimasukkan kedalam gelas ukur yang berisi air berwarna,
akan berubah warna yang mulanya. Menjadi ..
Jika diamati air tersebut meresap/ mengalir dari ujung tisu yang berasal dari
dalam gelas menuju keatas, sehingga lama-kelamaan kertas tisu yang berada
diluar akan berubah warna dan menjadi basah. Mengapa demikian..,
disebut peristiwa..
5. Pertanyaan :
a. Apa yang dimaksud dengan tegangan permukaan?
b. Berilah contoh tentang peristiwa tegangan permukaan yang kamu ketahui
dalam kehidupan sehari-hari!
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gejala kapilaritas dan berikan
contohnya?
6. Kesimpulan :

Lampiran 5

Kel.1 Grapes (Anggur)


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

AANG FEBRIANTO
ABDUL KOHAR
ABDUL ROZAQ
ARIF MUSTAQIM
AHMAD MUJIB
AMIN UDIN
SUMARNO

Kel.2 Watermelon (Semangka)


1.
2.
3.
4.
5.
6.

DEWI TRI C.WR


DWI WAHYUNINGSIH
EMA KHASANAH
ENI LISTININGSIH
FITRIATUN
KHILMATUN AULIA

Kel.3 Pineapple (Nanas)


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

EKO WAHYONO
EVAN WIDIYANTO
FATHUR ROHMAN
KHOIRUL I
MOH. SIDIQ ARIYANTO
MOH. IKHWANUDIN
ZAMRANI ISNAN

Kel.4 Mango (Mangga)


1.
2.
3.
4.
5.
6.

LAILATUL MASKHAH
MILA HATFINA
MUTMAINAH
KHOIRIYAH
RINA MUFIDATUL KHUSNA
RAHMATUL FITRIAH

Saya kelompok
apa yach?

Kel.5 Tangerine (Jeruk Keprok)


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

MOHSININ
MOH ULIN NUHA
MOH NUR JADANI SIDIQ
MOH SIRUL MAHMUD
MOHAMMAD TAMI
MONY SETYO N
ZAINI MUBAROK

Kel.6 Durian (Duren)


1.
2.
3.
4.
5.
6.

SITI ZAENAP
SITI NUR CHOLIDAH
SITI RAHAYU
SITI RODIYAH
SUKHIYATUL MUNA
ROBIKHAN

Lampiran 6

SOAL UJI INSTRUMEN


Pilihlah salah satu jawaban yang di anggap benar dengan memberikan tanda silang
(x) pada jawaban a, b, c atau d pada soal di bawah ini!
1. Sesuatu yang memiliki masa dan menempati ruang disebut ..
a. Benda
c. Massa
b. Gas
d. Zat
2. Wujud zat dibedakan atas ..
a. Unsure dan senyawa
b. Unsure senyawa dan campuran
c. Padat ,cair dan gas
d. Padat, cair dan unsure
3. Perhatikan table berikut
NO Bentuk
volume
Tetap
Tetap
1
Berubah
Tetap
2
Tetap
Mengikuti tempat
3
Berubah
Mengikuti tempat
4
Sifat yang di miliki zat cair adalah
a. 1
c.3
b. 2
d.4
4. massa jenis di finisikan sebagai .
a. Perbandingan antara volume dengan massa suatu benda
b. Banyaknya massa suatu satuan volume zat itu
c. Hasil kali antara massa dengan volume zat itu
d. Hasil bagi antara volume dengan massa zat itu
5. Massa jenis besi adalah 7900 kg/m3. Volume 3950 kg besi adalah .
a. 1m3
c. 0,5 m3
3
b. 2m
d. 0,2 m3
6. Massa jenis emas adalah 19,3 gr/cm3. Apabila massa jenis ini dinyatakan dalam
satuan SI adalah .
a. 193 kg/m3
c. 1930 kg/m3
3
b. 1,93 gr/m
d. 19300 kg/m3
7. Untuk mengubah wujud Es menjadi cair di perlukan ..
a. Massa
c. Kalor
b. Tiupan
d. Udara
8. Berikut ini yang bukan zat adalah .
a. Air
c. Cahaya
b. Oksigen
d. Batu
9. Gas memiliki sifat-sifat ..
a. Bentuk tetap, volume tetap.
b. Bentuk tetap, volume bisa berubah-ubah.
c. Bentuk mengikuti tempat, volume tetap.
d. Bentuk mengikuti tempat, volume berubah.
10. Perubahan zat padat menjadi zat cair di namakan .
a. Menyublim
c. Mencair
b. Mengembun
d. Menguap

11. Perubahan gas menjadi cair di namakan .


a. Menyublim
c. Mencair
b. Mengembun
d. Menguap
12. Sejumlah uap air berubah menjadi air, menjadi es. Uap tersebut dikatakan
mengalami peristiwa ..
a. Menguap kemudian mencair.
b. Mencair kemudian menguap.
c. Mencair kemudian mengembun.
d. Mengembun kemudian membeku.
13. Mengecilnya ukuran kapur barus yang di simpan dalam lemari pakaian di
sebabkan oleh peristiwa ..
a. Menguap
c. Melebur
b. Membeku
d. Menyublim
14. Peristiwa berikut yang termasuk perubahan fisika adalah ..
a. Kertas dibakar menjadi abu.
b. Bera menjadi tepung.
c. Beras menjadi nasi.
d. Lilin cair.
15. Deretan dibawah ini yang termasuk kelompok zat padat adalh ..
a. Awan, garam dan raksa.
b. Uap air, elpiji dan udara.
c. Emas, garam dan tembaga.
d. Bensin, alcohol dan spiritus.
16. Raksa termasuk zat cair karena memliki ciri- ciri ..
a. Bentuk tetap, volum tetap.
b. Bentuk tetap, volum tidak tetp.
c. Bentuk tidak tetap, volum tetap.
d. Bentuk dan volum tidak tetap.
17. Perbedaan kayu dan air antara lain adalah ..
a. Partikel kayu teratur, partikel air tidak teratur.
b. Partikel kayu tidak teratur, partikel air teratur.
c. Partikel kayu sangat berdekatan, partikel air berjauhan.
d. Partikel kayu berjauhan, partikel air berdekatan.
18. Perhatikan pernyataan pernyataan berikut.
1). Molekul-molekul gas senantiasa bergerak.
2). Molekul-molekul zat cair diam di tempat.
3).Molekul-molekul padat hanya dapat berputar dan bergetar di tempatya.
a. 1 dan 2
c. 2 dan 3
b. 1 dan 3
d. 1,2 dan 3
19. Peristiwa naik atau turunya permukaan zat cair dalam pipa kapiler di sebut ..
a. Tegangan permukaan.
b. Bejana berhubungan.
c. Kapilaritas.
d. Meniscus.
20. Partikel-partikel gas dalam suatu ruang bergerak ..
a. Lurus terus tanpa bergerak.
b. Air pada daun gelas.
c. Secara sembarang.
d. Secara zig zag.

21. Peristiwa berikut yang merupakan contoh dari meniscus cembung adalah ..
a. Bensin dalam gelas .
b. Air pada daun gelas.
c. Minyak kelapa dalam gelas.
d. Air dalam bejana berhubungan.
22. Naiknya air tanah pada dinding tembok merupakan contoh peristiwa ..
a. Difusi
c. Osmosis
b. Kapilaritas
d. Kapiler
23. Gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis di sebut ..
a. Adhesi
c. Tegangan permukaan
b. Kohesi
d. Meniscus
24. Dua buah benda mempunyai volume sama, tetapi massa jenisnya berbeda.
Benda yang mempunyai massa jenis yang lebih besar akan mempunyai ..
a. Ukuran yang lebih kecil.
b. Berat yang lebih besar.
c. Menempati ruang yang lebih besar.
d. Volume yang lebih besar.
25. Apabila kalori partikel-partikel zat yang lebih kecil kalori partikel zat cair
dengan tempatnya, bentuk permukaan zat cair berbentuk ..
a. Cembung
c. Datar
b. Cekung
d. Tidak tentu

Lampiran 7
PERHITUNGAN RELIABILITAS
Rumus Hoyt:

r =1
11

Vs
Vr

r =

atau

11

Vr Vs
Vr

Keterangan:

= Reliabilitas seluruh soal


= Varian responden
= Varian sisa

11

Vr
Vs

Diketahui:
N = 40
K = 25
Xt = 651

X = 11021
B = 651
2

B = 17705
S = 349
2

Perhitungan reliabilitas:
1. Mencari jumlah kuadrat responden.
Jk (r ) =

Xt

( Xt ) 2

11021 (651)

25
25 40
2

= 440,84 423,801
= 17,039
2. Mencari jumlah kuadrat item.
Jk (i ) =

( Xt ) 2

N
kN
17705 (651) 2
=

40
25 40

= 442,625 423,801

= 18,824

3. Mencari jumlah kuadrat total.


( B )( S )

Jk (t ) =

( B ) + ( S )

651.349
651 + 349

190164
1000

= 190,164
4. Mencari jumlah kuadrat sisa.

Jk ( s ) = Jk (t ) Jk (r ) Jk (i )
= 190,164 17,039 18,824
= 154,301
5. Mencari varian responden dan varian sisa dengan tabel F.

Sumber
Variansi
Responden

Jumlah
Kuadrat
17,039

d.b

Variansi

39
(40 1)

17,039
= 0,436
39

Item

18,824

24
(25 1)

18,824
= 0,784
24

Sisa

154,301

Total

190,164

936
(999 39 24)
999
(1000 1)

154,301
= 0,164
936
190,164
= 0,190
999

Untuk mencari d.b sisa harus di cari d.b total dahulu baru
dikurangi d.b responden dan d.b item.

d.b total
d.b respon
d.b item

= k N 1 = 25 40 1 = 1000 1 = 999
= N 1 = 40 1 = 39
= k 1 = 25 1 = 24

d.b Sisa

= d.b total-d.b responden-d.b item.


= 1000 39 24

= 936

6. Memasukan ke dalam rumus Hoyt.


Vs
Vr
0,161
= 1
0,503
= 1 0,320

r = 1
11

= 0,623

Jadi r11 = rhitung =0,623


Dengan = 0.05 dan N = 40 dari tabel product moment di dapat
rtabel = 0,312 .
Karena rtabel > rhitung , Maka data tersebut reliabel

Lampiran 8
UJI NORMALITAS AWAL NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK
KELAS EKSPERIMEN
Nilai terbesar = 80
Nilai terkecil = 30
N = 40
Rentang (R ) = Data terbesar Data terkecil
=
80 30
= 50
Banyak kelas interval (k ) = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 40
= 6,29 6
R 50
Panjang kelas interval ( p ) = =
= 8,33 8
6
k
Tabel distribusi nilai MID kelas Eksperimen !
Kelas
Interval
30 - 38
39 - 47
48 - 56
57 - 65
66 - 74
75 - 83
Jumlah
fi xi
Rata-rata =
fi
No
1
2
3
4
5
6
7

( )=

Varian s

fi
xi
xi 2
2
34 1.156
8
43 1.849
10
52 2.704
11
61 3.721
4
70 4.900
5
79 6.241
40
2.278
=
= 56,95
40

fi xi
68
344
520
671
280
395
2.278

fi xi 2
2.312
14.792
27.040
40.931
19.600
31.205
135.880

n fi xi 2 ( fi xi )

n(n 1)

40 1.35.880 (2.278)
40(40 1)
5.435.200 5.189.284
=
1.560
245.916
=
1.560
= 157,6384

Simpangan baku (s ) = s 2 = 1.557,6385 = 12,5554

Daftar nilai frekuensi diharapkan dan pengamatan pada kelas Eksperimen !

No

Kelas
Interval

30 - 38

2
3
4
5
6
7
8

BK
29,5

Z
-2,19

Peluang Z
0,4857

38,5

-1,47

0,4292

47,5

-0,75

0,2734

56,5

-0,04

0,016

65,5

0,68

0,2518

74,5

1,4

0,4192

83,5

2,11

0,4826
Jumlah

39 - 47
48 - 56
57 - 65
66 - 74
75 - 83

LD

Ei

Oi

E i 0i

Ei

0,0565

2,26

0,0132

0,1558

6,232

0,7639

0,2574

10,296

10

1,2478

0,2678

10,712

11

2,000

0,1674

6,696

0,0107

0,0634

2,536

0,0243

40

3,913

xi X 29,5 56,95
=
= 2,19
12,5554
s
Untuk mencari peluang Z lihat tabel Z, misal Z = -2,19. Maka, Z tabel = 0,4857.
Luas Daerah (LD) misal; 0,4857-0,4292= 0,0565
Frekuensi diharapkan ( E i ) = LD 40 , misal; 0,0565 40 = 2,26
Z=

Di dapat nilai x 2 = 3,913


Dengan = 0,05 dan dk = (k 3) = (6 3) = 3, Dari tabel distribusi chi kuadrat
di dapat x 2 (0,95 )(3 ) = 7,81
Karena x 2 hitung < x 2 tabel , Maka data tersebut berdistribusi normal.

Lampiran 9
UJI NORMALITAS AWAL NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL
Nilai terbesar = 80
Nilai terkecil = 35
N = 40
Rentang (R ) = Data terbesar Data terkecil
=

80

35

= 45
Banyak kelas interval (k ) = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 40

= 6,29 6
Panjang kelas interval ( p ) =

R 45
=
= 7,5 8
6
k

Tabel distribusi nilai MID kelas kontrol!


No

Kelas
Inteval

fi

xi

xi 2

fi xi

fi xi 2

1
2
3
4
5
6
7

35 - 43
44 - 52
53 - 61
62 - 70
71 - 79
80 - 88
Jumlah

5
9
11
11
3
1
40

39
48
57
66
75
84
369

1.521
2.304
3.249
4.356
5.625
7.056
24.111

195
432
627
726
225
84
2.289

7.605
20.736
35.739
47.916
16.875
7.056
135.927

Rata-rata =

( )

fi xi = 2.289 = 57,225
40
fi
n fi xi ( fi xi )
2

Varian s 2 =

n(n 1)

40 135.927 (2.289)
=
40(40 1)
=

197.559
1.560

= 126,640

Simpangan baku (s ) = s 2 = 126,6404 = 11,253


Daftar nilai frekuensi diharapkan dan pengamatan pada kelas kontrol!

No

Kelas
Interval

35 - 43

BK

Peluang
Z

34,5

-2,02

0,4783

43,5

-1,22

0,3888

52,5

-0,42

0,1628

61,5

0,38

0,148

70,5

1,18

0,381

79,5

1,98

0,4761

88,5

2,78

0,4973
Jumlah

44 - 52

53 - 61

62 - 70

71 - 79

6
7
8

80 - 88

Oi

Ei 0i

Ei

LD

Ei

0,0895

3,58

0,0537

0,226

9,04

0,6510

0,3108

12,432

11

0,1534

0,233

9,32

11

0,1652

0,0951

3,804

0,0980

0,0212

0,848

0,0650

40

1,1863

xi X 34,5 57,23
=
= 2,02
s
11,2535
Untuk mencari peluang Z lihat tabel Z, misal Z = -2,02 maka, Z tabel = 0,4783
Luas Daerah (LD) misal; 0,4783-0,3888 = 0,0895
Frekuensi diharapkan ( E i ) = LD 40 , misal; 0,0895 40 = 3,58
Z=

Di dapat nilai x 2 = 1,1863


Dengan = 0,05 dan dk = (k 3) = (6 3) = 3, Dari tabel distribusi chi kuadrat

di dapat x 2 (0,95 )(3 ) = 7,81


Karena x 2 hitung < x 2 tabel , Maka data tersebut berdistribusi normal.

Lampiran 10
UJI NORMALITAS NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS EKSPERIMEN
Nilai terbesar = 90
Nilai terkecil = 40
N = 40
Rentang (R ) = Data terbesar Data terkecil
=
90 40
= 50
Banyak kelas interval (k ) = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 40
= 6,29 6
R 50
Panjang kelas interval ( p ) = =
= 8,33 8
k
6
Tabel distribusi nilai MID kelas Eksperimen !
Kelas
fi
fi xi
xi
xi 2
No Inteval
1
2
3
4
5
6
7

40 - 48
49 - 57
58 - 66
67 - 75
76 - 84
85 - 93
Jumlah

2
7
11
10
4
6
40

44
53
62
71
80
89
-

1.936
2.809
3.844
5.041
6.400
7.921
-

88
371
682
710
320
534
2.705

fi xi 2
3872
19663
42284
50410
25600
47526
189.355

fi xi = 2.705 = 67,625
40
fi
n fi xi ( fi xi )
Varian (s ) =

Rata-rata =

n(n 1)

40 189.355 (2.705)
40(40 1)
7.574.200 7.317.025
=
1.560
257.175
=
1.560
= 161,518

Simpangan baku (s ) = s 2 = 161,518, = 12,709

Daftar nilai frekuensi diharapkan dan pengamatan pada kelas Eksperimen !

No

Kelas
Interval

40 - 48

49 - 57

58 - 66

67 - 75

5
6
7
8

BK
39,5

Z
-2,19

Peluang
Z
0,4857

48,5

-1,48

0,4306

57,5

-0,79

0,2852

66,5

-0,09

0,0359

75,5

0,61

0,2291

84,5

1,31

0,4049

93,5

2,01

0,4778
Jumlah

76 - 84
85 - 93

LD

Ei

Oi

Ei 0i

Ei

0,0551

2,204

0,008

0,1454

5,816

1,041

0,2493

9,972

11

0,803

0,265

10,6

10

1,584

0,1758

7,032

1,304

0,0729

2,916

0,248

40

4,988

xi X 39,5 67,63
=
= 2,19
12,8396
s
Untuk mencari peluang Z lihat tabel Z, misal Z = -2,19. Maka, Z tabel = 0,4857.
Luas Daerah (LD) misal; 0,4857-0,4306 = 0,0551
Frekuensi diharapkan ( E i ) = LD 40 , misal; 0,0551 40 = 2,204
Z=

Di dapat nilai x 2 = 4,988


Dengan = 0,05 dan dk = (k 3) = (6 3) = 3, Dari tabel distribusi chi kuadrat
di dapat x 2 (0,95 )(3 ) = 7,81

Karena x 2 hitung < x 2 tabel , Maka data tersebut berdistribusi normal

Lampiran 11
UJI NORMALITAS NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL
Rentang (R ) = Data terbesar Data terkecil

80

35

= 45
Banyak kelas interval (k ) = 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 40

= 6,29 6
Panjang kelas interval ( p ) =

R 45
=
= 7,5 8
6
k

Tabel distribusi nilai hasil belajar kelas kontrol!


No
1
2
3
4
5
6
7

Kelas
interval
35 - 43
44 - 52
53 - 61
62 - 70
71 - 79
80 - 88
Jumlah

fi

xi

xi 2

fi xi

fi xi 2

5
11
10
9
4
1
40

39
48
57
66
75
84

1.521
2.304
3.249
4.356
5.625
7.056

195
528
570
594
300
84
2.285

7605
25344
32490
39204
22500
7056
141516

fi xi = 2285 = 57,125
40
fi
n fi xi ( fi xi )
Varian (s ) =

Rata-rata =

n(n 1)

40 141516 (2285)
40(40 1)
5.367.960 5.157.441
1.560
210.519
1.560
174,2136
2

=
=
=
=

Simpangan baku (s ) = s 2 = 174,2136 = 13,199

Daftar nilai frekuensi diharapkan dan pengamatan pada kelas kontrol!

No

Kelas
Interval

35 - 43

2
3
4
5
6
7
8

BK
34,5

Z
-1,92

Peluang
Z
0,4726

43,5

-1,14

0,3729

52,5

-0,37

0,1443

61,5

0,41

0,1591

70,5

1,18

0,381

79,5

1,96

0,475

88,5

2,73

0,4968
Jumlah

44 - 52
53 - 61
62 - 70
71 - 79
80 - 88

LD

Ei

Oi

0i E

Ei

0,0997

3,988

0,643

0,2286

9,144

11

1,2986

0,3034

12,136

10

0,7632

0,2219

8,876

0,0188

0,094

3,76

0,0153

0,0218

0,872

0,0017

40

2,1619

xi X 34,5 56,78
=
= 1,92
11,6167
s
Untuk mencari peluang Z lihat tabel Z, misal Z = -1,92. Maka, Z tabel = 0,4726
Luas Daerah (LD) misal; 0,4726-0,3729 = 0.0997
Frekuensi diharapkan ( E i ) = LD 40 , misal; 0,0997 40 = 3,988
Z=

Di dapat nilai x 2 = 2,1619


Dengan = 0,05 dan dk = (k 3) = (6 3) = 3, Dari tabel distribusi chi kuadrat
di dapat x 2 (0,95 )(3 ) = 7,81
Karena x 2 hitung < x 2 tabel , Maka data tersebut berdistribusi normal

KUNCI JAWABAN SOAL UJI INSTRUMEN

1. D
2. C
3. D
4. B
5. C
6. D
7. C
8. C
9. D
10. C
11. B
12. D
13. A
14. D
15. C
16. D
17. A
18. B
19. C
20. C
21. C
22. B
23. A
24. D
25. B

Lampiran 12
UJI HOMOGENITAS AWAL NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK
KELAS EKSPERIMEN
Tabel varian-varian dari frekuensi data kelas Eksperimen !
Frekuensi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jumlah
Rata-rata

1
30
35

2
40
40
40
45
45
45
45
45

65
32,5

345
43,13

si2
12,5
Tabel Uji Barlett!
No
1
2
3
4
5
6
7

Sampel
1
2
3
4
5
6
Jumlah

s 2 = ( (ni 1)si2

6,94

6,82

dk

1
dk

1
7
9
10
3
4
34

1
0,1429
0,1111
0,1
0,3333
0,25
1,9373

(n

5
70
70
70
70

6
75
75
75
80
80

280
70

385
77

7,5

si2

dk si2

log .si2

dk . log .si2

12,5
6,7
6,94
6,82
0
7,5

12,5
46,9
62,46
68,2
0
30
220,06

1,0968
0,8261
0,8414
0,8338
0
0,8751

1,0968
5,7825
7,5722
8,3378
0
3,5002
26,2905

1) =

220,06
= 6,4724
34
(ni 1) = (log 6,4724) (34) = 0,8111 34 = 27,5774

)
= (ln 10) { (n

B = log s 2
2

6,7

KELOMPOK
3
4
50
60
50
60
50
60
50
60
50
60
55
60
55
65
55
65
55
65
55
65
65
525
685
52,5
5,91

1) log s 2

= (ln 10)(27,5774 26,2905)

= 2.3026 1.2869

= 2,9619
Dengan = 0,05 dan dk = (k 1) = ( 6 - 1 ) = 5, Dari tabel distribusi x 2 di dapat
x (20,95 )(5 ) = 11,1

Karena x 2 hitung < x 2 tabel , Maka data tersebut homogen.

Lampiran 13
UJI HOMOGENITAS AWAL NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL
Tabel varian-varian dari frekuensi data kelas kontrol!
Frekuensi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jumlah
Rata-rata

1
35
35
40
40
40

2
45
45
45
45
45
50
50
50
50

190
38

425
47.22

KELOMPOK
3
4
55
65
55
65
55
65
55
65
55
65
55
65
60
65
60
65
60
70
60
70
60
70
630
730
57.27 66.36

si2

7.5

6.94

6.82

5.45

5
75
75
75

6
80

225
75

80
80

Tabel Uji Barlett!


No
1
2
3
4
5
6
7

Sampel
1
2
3
4
5
6
Jumlah

s 2 = ( (ni 1)si2

4
8
10
10
2
0
34

0,25
0,125
0,1
0,1
0,5
0
1,075

(n

si2

dk si2

log .si2

dk . log .si2

7,5
6,94
6,82
5,45
0
0

30
55,52
68,2
54,5
0
0
208,22

0,8751
0,8414
0,8338
0,7364
0
0

3,5002
6,7308
8,3378
7,3639
0
0
25,9329

1)) =

208,22
= 6,1241
34
(ni 1) = (log 6,1241) (34) = 0,787 34 = 26,759

)
= (ln 10) { (n

B = log s 2
2

dk

1
dk

1) log s 2

= (ln 10 )(26,758 25,9336 )


= (2,3026 ) 0,8244
= 1,9032

Dengan = 0,05 dan dk = (k 1) = ( 6 - 1 ) = 5, Dari tabel distribusi x 2 di dapat


x (20,95 )(5 ) = 11,1

Karena x 2 hitung < x 2 tabel , Maka data tersebut homogen.

Lampiran 14
UJI HOMOGENITAS NILAI HASIL BELAJAR
KELAS EKSPERIMEN
Tabel varian-varian dari frekuensi data kelas Eksperimen !
Frekuensi

1
40
45

2
50
50
50
50
55
55
55

85
42.5

365
52.14

12.5

7.14

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jumlah
Rata-rata
si2
Tabel Uji Barlett
No
1
2
3
4
5
6
7

Sampel

dk

1
2
3
4
5
6
JUMLAH

1
6
10
9
3
5
34

6.82

6.67

5
80
80
80
80

6
85
85
85
85
85
90

320
80

515
85.83

4.17

1
dk

si2

dk si2

log .si2

dk . log .si2

1
0,1667
0,1
0,1111
0,3333
0,2

12,5
7,14
6,82
6,67
0
4,17

12,5
42,84
68,2
60,03
0
20,85
204,42

1,0969
0,8537
0,8338
0,8241
0
0,6201

1,0969
5,1221
8,337
7,4169
0
3,1006
25,0745

( (n 1)s (n 1)) = 20434,42 = 6,0123


B = (log s ) (n 1) = (log 6,0124 ) (34 ) = 0,779 34 = 26,487
x = (ln 10) { (n 1) log s }

s2 =

KELOMPOK
3
4
60
70
60
70
60
70
60
70
60
75
60
75
65
75
65
75
65
75
65
75
65
685
730
62.27
73

2
i

= (ln 10 )(26,486 25,0745)

= 2.3026 1,4115

= 3,252
Dengan = 0,05 dan dk = (k 1) = ( 6 - 1 ) = 5, Dari tabel distribusi x 2 di dapat
x (20,95 )(5 ) = 11,1

Karena x 2 hitung < x 2 tabel , Maka data tersebut homogen.

Lampiran 15
UJI HOMOGENITAS NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS KONTROL
Tabel varian-varian dari frekuensi data kelas kontrol!
Frekuensi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

1
35
35
40
40
40

Jumlah
Rata-rata
si2

KELOMPOK
3
4
55
65
55
65
55
65
55
65
55
65
55
65
55
70
60
70
60
70
60

190
38

2
45
45
45
45
45
45
50
50
50
50
50
520
4,73

565
56,5

7,5

6,82

5,83

5
75
75
75
75

6
80

600
66,67

300
75

80
80

6,25

Tabel Uji Barlett!


No
1
2
3
4
5
6
7

Sampel

dk

1
dk

1
2
3
4
5
6
Jumlah

4
10
9
8
3
0
34

0,25
0,1
0,1111
0,125
0,3333
0
0,9194

1)si2

(n

( (n

si2

dk si2

log .si2

dk . log .si2

7,5
6,82
5,83
6,25
0
0

30
68,2
52,47
50
0
0
200,67

0,8751
0,8338
0,7657
0,7959
0
0

3,5002
8,3378
6,8910
6,3670
0
0
25,0961

1)) =

200,67
= 5,9020
34
B = (log 5,9021) (34 ) = 0,771 34 = 26,214
x 2 = (ln 10) { (ni 1) log s 2 }
s2 =

= (ln 10 )(26,214 25,0969 )

= 2,3026 1,1171
= 2,574
Dengan = 0,05 dan dk = (k 1) = ( 6 - 1 ) = 5, Dari tabel distribusi x 2 di dapat
x(20,95 )(5 ) = 11,1
Karena x 2 hitung < x 2 tabel , Maka data tersebut homogen.

Lampiran 16
UJI PERBEDAAN RATA-RATA DATA KONDISI AKHIR HASIL
BELAJAR ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Hipotesis:
H 0 = 1 = 2
H 1 = 1 > 2
Uji Hipotesis
x 1 x2

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: t =


S

Dimana S =

1
1
+
n1 n 2

(n1 1)S12 + (n2 1)S 22


n1 + n2 2

H 0 di tolak apabila t > t (1 )(n1 + n2 2 )

Daerah Penolakan H 0

Daerah Penerimaan H 0

Dari data diperoleh:


Sumber variasi

Kelas eksperimen
2.705
40

X
2

S
SD

Kelas kontrol
2.285
40

67,625

57,125

164,855
12,709

174,213
13,199

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

(n1 1)S12 + (n2 1)S 22

S=

n1 + n2 2
x 1 x2

t=
S

1
1
+
n1 n 2

(40 1)161,518 + (40 1)174,2136 = 13,0205


40 + 40 2

67,625 57,125
1
1
+
13,0205
40 40

= 3,624

Pada = 5% , dengan dk = 40 + 40 2 = 78. Maka diperoleh t tabel = 1,66

Daerah Penolakan H 0

Daerah Penerimaan H 0
1,66

3,624

Karena t berada pada daerah penolakan H 0 , maka dapat disimpulkan


bahwa kelas eksperimen lebih efektif.

Lampiran 17
DAFTAR RESPONDEN KELAS KONTROL
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

KODE
K_01
K_02
K_03
K_04
K_05
K_06
K_07
K_08
K_09
K_10
K_11
K_12
K_13
K_14
K_15
K_16
K_17
K_18
K_19
K_20
K_21
K_22
K_23
K_24

NAMA
Abdul Fattah
Abdul Muis
Ahmad Anton Rohman
Achmad Taifur Rahman
Achmad Khoerur Rofiki
Ade Rizki Fauzan
Aini Afifah
Akbarudin
Azizah
Casmiati
Didik Sugiarto
Dzawil Arkham
Erna Widya Ningsih
Hidhayatun Nimah
Imam Mustofa
Fifi Eka Nuryanti
Istianah
Imam Winarno
Khoiriyah
Lilis Aniwati
Lukman Hakim Rizal A
Moh Yusuf Nur Faizal
Moh Abidin
Moh Rianto

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

K_25
K_26
K_27
K_28
K_29
K_30
K_31
K_32
K-33
K-34
K_35
K_36
K_37
K_38
K_39
K_40

Moh Ulil Albab


Moh Nur Khozim
Muniqoh
Naily Sadah
Nur Afifah
Nur ikhsan
Nurus Solikhan
Putri oktaviana
Rahmat Aditya Eko Saputra
Revi Dian Larasati
Shoti khanifudin
Suciati
Suroso
Zainal Arifin
Wahyu Aprilian Sari
Winarno

DAFTAR RESPONDEN KELAS EKSPERIMEN

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

KODE
E_01
E_02
E_03
E_04
E_05
E_06
E_07
E_08
E_09
E_10
E_11
E_12
E_13
E_14
E_15
E_16
E_17
E_18
E_19
E_20
E_21
E_22
E_23
E_24

NAMA
Aang Febrianto
Abdul khohar
Abdur Rozaq
Arif Mustaqim
Ahmad Mujib
Amin Udin
Dewi Tri C Ws
Dwi Wahyuningsih
Eko Wahyono
Ema Khasanah
Enilistihningsih
Evan Widiyanto
Fitriatun
Fatkhur Rahman
Khilmatun Aulia
Khoirul I
Lailatul Maskhah
Moh Sidiq Aryanto
Moh ikhwanudin
Mohsinin
Moh Ulin Nuha
Moh Nurjadani Sidiq
Moh Sirul Maqmud
Moh Tami

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

E_25
E_26
E_27
E_28
E_29
E_30
E_31
E_32
E_33
E_34
E_35
E_36
E_37
E_38
E_39
E_40

Monny Setyo N
Mila Hatfina
Mutmainah
Khoiriyah
Rina Mufidatul Khusna
Rizqi Maulana
Rohmatul Fitriah
Robikhan
Siti Zaenab
Siti Nur Kholidah
Siti Rahayu
Siti Rodiyah
Sokhiyatul Muna
Sumarno
Zaini Mubarok
Zamroni Isman

Lampiran 18
DAFTAR RESPONDEN KELAS UJI INSTRUMEN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

KODE
E_01
E_02
E_03
E_04
E_05
E_06
E_07
E_08
E_09
E_10
E_11
E_12
E_13
E_14
E_15
E_16
E_17
E_18
E_19
E_20
E_21
E_22
E_23
E_24

NAMA
Afifudin
Ali sodikin
Amirullah
Angga winarso
Dani Arisandi
Desi susanti
Dwi Margiasih
Dian Agustina
Dian Handoko
Dian Fitriasih
Endah Ayu A
Fajar tri rahayu
Fani rasiani
Iib Widyaningsih
Iksanudin
Jumaroh
Maisyatun
Maulidin
Niki fitri
Nizar Aini
Novian Putra
Nur Amaliyah
Nur Edi
Nur laily

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

E_25
E_26
E_27
E_28
E_29
E_30
E_31
E_32
E_33
E_34
E_35
E_36
E_37
E_38
E_39
E_40

Priyatin
Rudi saputra
Saepudin
Sti Aminah
Siti Nur khasanah
Slamey Rdiyanto
Sopiyah
Sri Wahyuningsih
Sukamto
Sutikno
Sutrisno
Tri ida kholiyah
Tri Sri Rahayu
Verawati
Zendi Saputra
Ziyan Pamuji

DAFTAR NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK


KELAS KONTROL
NO KODE
NAMA
1
K_01 Abdul Fattah
2
K_02 Abdul Muis
3
K_03 Ahmad Anton Rohman
4
K_04 Achmad Taifur Rahman
5
K_05 Achmad Khoerur Rofiki
6
K_06 Ade Rizki Fauzan
7
K_07 Aini Afifah
8
K_08 Akbarudin
9
K_09 Azizah
10
K_10 Casmiati
11
K_11 Didik Sugiarto
12
K_12 Dzawil Arkham
13
K_13 Erna Widya Ningsih
14
K_14 Hidhayatun Nimah
15
K_15 Imam Mustofa
16
K_16 Fifi Eka Nuryanti
17
K_17 Istianah
18
K_18 Imam Winarno
19
K_19 Khoiriyah
20
K_20 Lilis Aniwati
21
K_21 Lukman Hakim Rizal A
22
K_22 Moh Yusuf Nur Faizal
23
K_23 Moh Abidin
24
K_24 Moh Rianto
25
K_25 Moh Ulil Albab

NILAI
40
75
45
55
60
70
50
40
35
45
75
50
70
65
55
40
60
60
65
55
60
35
60
65
75

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

K_26
K_27
K_28
K_29
K_30
K_31
K_32
K-33
K-34
K_35
K_36
K_37
K_38
K_39
K_40

Moh Nur Khozim


Muniqoh
Naily Sadah
Nur Afifah
Nur ikhsan
Nurus Solikhan
Putri oktaviana
Rahmat Aditya Eko Saputra
Revi Dian Larasati
Shoti khanifudin
Suciati
Suroso
Zainal Arifin
Wahyu Aprilian Sari
Winarno

45
50
65
65
60
45
80
55
50
70
45
55
65
65
55

Lampiran 19
DAFTAR NILAI PRE-TES PESERTA DIDIK
KELAS EKSPERIMEN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

KODE
E_01
E_02
E_03
E_04
E_05
E_06
E_07
E_08
E_09
E_10
E_11
E_12
E_13
E_14
E_15
E_16
E_17
E_18
E_19
E_20
E_21
E_22
E_23

NAMA
Aang Febrianto
Abdul khohar
Abdur Rozaq
Arif Mustaqim
Ahmad Mujib
Amin Udin
Dewi Tri C Ws
Dwi Wahyuningsih
Eko Wahyono
Ema Khasanah
Enilistihningsih
Evan Widiyanto
Fitriatun
Fatkhur Rahman
Khilmatun Aulia
Khoirul I
Lailatul Maskhah
Moh Sidiq Aryanto
Moh ikhwanudin
Mohsinin
Moh Ulin Nuha
Moh Nurjadani Sidiq
Moh Sirul Maqmud

NILAI
40
30
70
50
45
60
55
60
35
45
70
50
65
40
45
65
55
65
80
60
50
65
65

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

E_24
E_25
E_26
E_27
E_28
E_29
E_30
E_31
E_32
E_33
E_34
E_35
E_36
E_37
E_38
E_39
E_40

Moh Tami
Monny Setyo N
Mila Hatfina
Mutmainah
Khoiriyah
Rina Mufidatul Khusna
Rizqi Maulana
Rohmatul Fitriah
Robikhan
Siti Zaenab
Siti Nur Kholidah
Siti Rahayu
Siti Rodiyah
Sokhiyatul Muna
Sumarno
Zaini Mubarok
Zamroni Isman

55
70
60
75
40
50
60
55
75
75
70
50
45
55
80
45
60

DAFTAR NILAI POST TEST PESERTA DIDIK


KELAS KONTROL
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

KODE
K_01
K_02
K_03
K_04
K_05
K_06
K_07
K_08
K_09
K_10
K_11
K_12
K_13
K_14
K_15
K_16
K_17
K_18
K_19
K_20
K_21
K_22
K_23
K_24
K_25

NAMA
Abdul Fattah
Abdul Muis
Ahmad Anton Rohman
Achmad Taifur Rahman
Achmad Khoerur Rofiki
Ade Rizki Fauzan
Aini Afifah
Akbarudin
Azizah
Casmiati
Didik Sugiarto
Dzawil Arkham
Erna Widya Ningsih
Hidhayatun Nimah
Imam Mustofa
Fifi Eka Nuryanti
Istianah
Imam Winarno
Khoiriyah
Lilis Aniwati
Lukman Hakim Rizal A
Moh Yusuf Nur Faizal
Moh Abidin
Moh Rianto
Moh Ulil Albab

NILAI
35
60
45
50
55
75
50
65
45
35
75
40
55
70
50
45
55
60
75
45
65
40
55
65
65

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

K_26
K_27
K_28
K_29
K_30
K_31
K_32
K-33
K-34
K_35
K_36
K_37
K_38
K_39
K_40

Moh Nur Khozim


Muniqoh
Naily Sadah
Nur Afifah
Nur ikhsan
Nurus Solikhan
Putri oktaviana
Rahmat Aditya Eko Saputra
Revi Dian Larasati
Shoti khanifudin
Suciati
Suroso
Zainal Arifin
Wahyu Aprilian Sari
Winarno

45
55
65
65
45
60
80
50
55
75
40
50
70
70
55

Lampiran 20
DAFTAR NILAI POST TEST PESERTA DIDIK
KELAS EKSPERIMEN
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

KODE
E_01
E_02
E_03
E_04
E_05
E_06
E_07
E_08
E_09
E_10
E_11
E_12
E_13
E_14
E_15
E_16
E_17
E_18
E_19
E_20
E_21
E_22
E_23
E_24

NAMA
Aang Febrianto
Abdul khohar
Abdur Rozaq
Arif Mustaqim
Ahmad Mujib
Amin Udin
Dewi Tri C Ws
Dwi Wahyuningsih
Eko Wahyono
Ema Khasanah
Enilistihningsih
Evan Widiyanto
Fitriatun
Fatkhur Rahman
Khilmatun Aulia
Khoirul I
Lailatul Maskhah
Moh Sidiq Aryanto
Moh ikhwanudin
Mohsinin
Moh Ulin Nuha
Moh Nurjadani Sidiq
Moh Sirul Maqmud
Moh Tami

NILAI
60
55
65
50
50
60
55
70
40
60
70
65
65
50
45
75
90
85
90
55
65
80
60
85

25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

E_25
E_26
E_27
E_28
E_29
E_30
E_31
E_32
E_33
E_34
E_35
E_36
E_37
E_38
E_39
E_40

Monny Setyo N
Mila Hatfina
Mutmainah
Khoiriyah
Rina Mufidatul Khusna
Rizqi Maulana
Rohmatul Fitriah
Robikhan
Siti Zaenab
Siti Nur Kholidah
Siti Rahayu
Siti Rodiyah
Sokhiyatul Muna
Sumarno
Zaini Mubarok
Zamroni Isman

65
60
75
70
60
75
85
60
85
60
80
80
60
80
75
85

SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN


Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas
Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Menyelidiki
sifat- sifat zat
berdasarkan
wujudnya dan
penerapannya
dalam
kehidupan
sehari hari.

: MTsN Pamotan
: IPA
: VII
: Ganjil
: 3. Memahami wujud zat dan Perubahannya

Materi Pokok /
Pembelajaran
Zat dan
Wujudnya

Penilaian
Kegiatan Pembelajaran

Indikator
Teknik

Melakukan
percobaan perubahan
wujud zat

Mencari
informasi
perbedaan
dari
kohesi dan adhesi

Mengaplikasikan
peristiwa kapilaritas

Bentuk
Instrumen

Menyelidiki
Tes unjuk Uji petik
perubahan wujud kerja
kerja
suatu zat
produk
produk
Membedakan
kohesi dan
adhesi

Tes
tertulis

Mengkaitkan
Tes
peristiwa
kapilaritas dalam tertulis
kehidupan sehari
- hari

Pilihan
Ganda

Pilihan
Ganda

Contoh Instrumen
Lakukanlah percobaan
untuk
mengamati
peristiwa
perubahan
wujud zat dan sifat sifat
zat
dengan
menggunakan alat dan
bahan yang disediakan
Gaya tarik menarik
antar partikel yang tidak
sejenis disebut......
a. Adhesi
b. Kohesi
c. Meniskus
d. Tekanan
Naiknya
air
pada
dinding
tembok
merupakan
scontoh
peristiwa.......
a. Difusi
b. Kapilaritas
c. Osmosis
d. Kapiler

Alokasi
Waktu

Sumber
Belajar

4 X 40 Buku
siswa,LKS
dan alat
alat
praktikum

KISI-KISI SOAL PRE TEST


Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Konsep

: MTsN Pamotan
: VII/I
: IPA Fisika
: Zat dan wujudnya

Jumlah Soal
Waktu
Bentuk Soal

: 20
:80 menit
: Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami Memahami Wujud Zat dan Perubahannya


Kompetensi
Indikator
Dasar
Menyelidiki
Menyelidiki
terjadinya
sifat sifat zat
perubahan wujud
berdasarkan
suatu zat
wujudnya dan
Membedakan
penerapanya
kohesi dan adhesi
dalam
kehidupan sehari Mengaitkan
peristiwa kapilaritas
- hari.
dalam kehidupan
sehari - hari

Materi
Zat dan
Wujudnya

Sub Materi

No Soal

Kunci Jawaban

Sifat sifat zat

1, 2, 4,
D,C,C,D,C,C,A,B,C,B
5,11,12,13,14,15,19
Perubahan wujud zat
3,6, 7, 8,9,10
A,C,A,A,D, D
Kohesi dan Adhesi

16, 17, 18, 20

B,B,A,B

KISI-KISI SOAL UJI INSTRUMEN


Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Konsep

: MTsN Pamotan
: VII/I
: IPA Fisika
: Zat dan wujudnya

Jumlah Soal
Waktu
Bentuk Soal

: 20
: 80 menit
: Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami Memahami Wujud Zat dan Perubahannya


Kompetensi
Dasar
Menyelidiki
sifat sifat zat
berdasarkan
wujudnya dan
penerapanya
dalam
kehidupan
sehari - hari.

Indikator
Menyelidiki
terjadinya
perubahan wujud
suatu zat
Membedakan
kohesi dan adhesi
Mengaitkan
peristiwa
kapilaritas dalam
kehidupan sehari hari

Materi

Sub Materi

Zat dan
Wujudnya

Sifat sifat zat

No Soal

Kunci Jawaban

1, 2,3,4,5,6,8,9,15,16,
17,18, 20

D,C,D,B,C,D,C,D
C,D,A,B,C

Perubahan wujud
zat

7,10,11,12,13,14

C,C,B,D,A,D

Kohesi dan
Adhesi

19,21,22,23,24,25

C,C,B,A,D,B

KISI-KISI SOAL POST TEST


Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
Mata Pelajaran
Konsep

: MTsN Pamotan
: VII/I
: IPA Fisika
: Zat dan wujudnya

Jumlah Soal
Waktu
Bentuk Soal

: 20
:80 menit
: Pilihan Ganda

Standar Kompetensi : Memahami Memahami Wujud Zat dan Perubahannya


Kompetensi
Dasar
Menyelidiki
sifat sifat zat
berdasarkan
wujudnya dan
penerapanya
dalam
kehidupan
sehari - hari.

Indikator

Materi

Zat dan
Menyelidiki
Wujudnya
terjadinya
perubahan wujud
suatu zat
Membedakan
kohesi dan adhesi
Mengaitkan
peristiwa kapilaritas
dalam kehidupan
sehari - hari

Sub Materi
Sifat sifat zat

Perubahan wujud
zat
Kohesi dan Adhesi

No Soal

Kunci Jawaban

1, 2,
B,C,C,C,D,C,C,
3,5,6,12,13,14,15,16,17 B,A,B,C
4,7,8,9,10,11

18,19,20

C,C,B,A,B

C,B,A

Anda mungkin juga menyukai