Anda di halaman 1dari 148

PENERJEMAHAN KITAB KASYF AL-HIJÂB FÎ

MURÂQABAH AL-WAHHÂB
KARYA MUHAMMAD IDRUS BUTON
(METODE SEMANTIK)

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora
(S. Hum)

Oleh:
Andhika Tiara
NIM: 11150240000014

PROGRAM STUDI TARJAMAH


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2019 M
ABSTRAK
Andhika Tiara, 11150240000014, Penerjemahan Kitab Kasyf
al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb karya Muhammad Idrus
Buton (Metode Semantik), Skripsi, Program Studi Tarjamah,
Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Skripsi ini bertujuan untuk menerapkan metode penerjemahan
semantik dan untuk menjelaskan strategi penerjemahan dalam
terjemahan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb.
Sumber utama penelitian ini adalah kitab Kasyf al-Hijâb fî
Murâqabah al-Wahhâb karya Muhammad Idrus Buton dan
ditunjang oleh sumber primer kitab lainnya. Metode yang
digunakan dalam analisis adalah metode kualitatif-deskriptif.
Hasil penelitian skripsi ini adalah penerjemahan semantik yang
paling tepat dalam menerjemahkan teks keagamaan bidang
tasawuf. Penerjemahan semantik fokus pada pencarian padanan
tataran kata, tetapi tetap terikat pada budaya bahasa sumber.
Metode ini sangat mengutamakan makna yang dimaksud
sehingga dalam menerjemahkan diperlukan instrumen kamus
istilah tasawuf untuk lebih memudahkan. Adapun strategi
penerjemahan yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah
penambahan (addition/ziyâdah), pengurangan (deletion/hadzf),
transposisi (transposition/tabdîl), mendahulukan dan
mengakhirkan (taqdîm wa takhîr).

Kata kunci : Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb,


Penerjemahan Semantik, Strategi Penerjemahan, dan Tasawuf.

v
‫ﻣﻠﺨﺺ ﺍﻟﺒﺤﺚ‬
‫ﺍﻧﺪﻳﻜﺎ ﺗﻴﻴﺎﺭﺍ‪ ،۱۱۱۵۰۲٤٠٠٠٠٠١٤ ،‬ﺗﺮﺟﻤﺔ ﻛﺘﺎﺏ ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ‬
‫ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ ﻟﻤﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ )ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﺪﻟﺎﻟﻲ(‪ ،‬ﺍﻟﺒﺤﺚ ﺍﻟﺠﺎﻣﻌﻲ‬
‫ﻗﺴﻢ ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ‪ ،‬ﻛﻠﻴﺔ ﺍﻟﺂﺩﺍﺏ ﻭﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﺍﻟﺈﻧﺴﺎﻧﻴﺔ‪ ،‬ﺟﺎﻣﻌﺔ ﺷﺮﻳﻒ ﻫﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﻠﻪ‬
‫ﺍﻟﺈﺳﻠﺎﻣﻴﺔ ﺍﻟﺤﻜﻮﻣﻴﺔ ﺟﺎﻛﺮﺗﺎ‪.۲٠١۹ ،‬‬
‫ﺃﻣﺎ ﺃﻫﺪﺍﻑ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻓﻬﻲ ﺗﻄﺒﻴﻖ ﻣﻨﻬﺞ ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ ﺍﻟﺪﻟﺎﻟﻴﺔ ﻭﺷﺮﺡ‬
‫ﺇﺳﺘﺮﺍﺟﻴﺎﺕ ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ ﻋﻠﻰ ﻛﺘﺎﺏ ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ‪.‬‬
‫ﺍﻟﻤﺼﺎﺩﺭ ﺍﻟﺄﺳﺎﺳﻴﺔ ﺍﻟﻤﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻫﻲ ﻛﺘﺎﺏ ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ‬
‫ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ ﻟﻤﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ ﻭﺗﺮﻓﺪ ﺑﺎﻟﺒﻴﺎﻧﺎﺕ ﺍﻟﺄﺧﺮﻯ‪ .‬ﻭﺣﻠﹼﻠﺖ ﺍﻟﺒﺎﺣﺜﺔ‬
‫ﺑﺎﺳﺘﺨﺪﺍﻡ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﻮﺻﻔﻲ ﻭﺍﻟﻤﺪﺧﻞ ﺍﻟﻜﻴﻔﻲ‪ .‬ﻭﻧﺘﺎﺋﺞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻫﻲ‬
‫ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ ﺍﻟﺪﻟﺎﻟﻴﺔ ﺍﻟﺄﺻﺢ ﻓﻲ ﺗﺮﺟﻤﺔ ﺍﻟﻨﺼﻮﺹ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﺧﺎﺻﺔ ﻓﻲ ﻣﺠﺎﻝ‬
‫ﺍﻟﺘﺼﻮﻑ‪ .‬ﺭﻛﹼﺰﺕ ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ ﺍﻟﺪﻟﺎﻟﻴﺔ ﺇﻟﻰ ﻧﻴﻞ ﻣﺮﺍﺩﻑ ﺍﻟﻜﻠﻤﺎﺕ‪ ،‬ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﺍﻟﺘﺰﻣﺖ‬
‫ﻓﻲ ﺛﻘﺎﻓﺔ ﻟﻐﺔ ﺍﻟﻤﺼﺪﺭ‪ .‬ﻓﻀ‪‬ﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻨﻬﺞ ﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻲ ﺍﻟﻤﺴﺘﻬﺪﻓﺔ ﺣﺘﻰ ﻳﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻰ‬
‫ﺃﺩﻭﺍﺕ ﺍﻟﻤﻌﺎﺟﻢ ﺍﻟﺘﺼﻮﻓﻴﺔ ﻟﻠﺴﻬﻮﻟﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ‪ .‬ﻭﺃﻣﺎ ﺇﺳﺘﺮﺍﺟﻴﺎﺕ ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ‬
‫ﺍﻟﻤﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﺍﻟﺠﺎﻣﻌﻲ ﻓﻬﻲ‪ :‬ﺯﻳﺎﺩﺓ )‪(addition‬‬
‫ﻭﺣﺬﻑ )‪ (deletion‬ﻭﺗﺒﺪﻳﻞ )‪ (transposition‬ﻭﺗﻘﺪﻳﻢ ﻭﺗﺄﺧﻴﺮ‪.‬‬

‫ﺍﻟﻜﻠﻤﺎﺕ ﺍﻟﻤﻔﺘﺎﺣﻴﺔ‪ :‬ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ‪ ،‬ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ ﺍﻟﺪﻟﺎﻟﻴﺔ‪،‬‬


‫ﻭﺇﺳﺘﺮﺍﺟﻴﺎﺕ ﺍﻟﺘﺮﺟﻤﺔ‪ ،‬ﻭﺍﻟﺘﺼﻮﻑ‪.‬‬

‫‪vi‬‬
KATA PENGANTAR

Bismillâhirrahmânirrahîm

Tiada kata yang pantas diungkapkan, tiada kalimat yang layak


untuk disanjungkan dalam mensyukuri nikmat Allah yang tak
terbatas, yang maha luas yang tak pernah habis dan tuntas untuk
kita bahas. Shalawat beriring salam senantiasa tercurah
limpahkan kepada junjungan Nabi akhir zaman, sang penerang
siang dan malam, serta penyempurna syariat Islam, baginda Nabi
agung Muhammad SAW.
Bersamaan dengan selesainya penulisan skripsi ini, peneliti
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat:

1. Saiful Umam, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab


dan Humaniora.
2. Dr. Darsita Suparno, M.Hum, dan Dr. Ulil Abshar, S.S.,
M.Hum., MA, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan
Tarjamah yang telah memberikan arahan, saran, serta
nasihat kepada peneliti.
3. Abdul Wadud Kasyful Anwar, Lc., M.Ag, selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan
dan semangat kepada peneliti.
4. Dr. Zubair, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran
dalam membimbing peneliti hingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.

vii
5. Dr. Ahmad Syatibi, M. Hum, selaku Dosen Penguji I dan
Dr. Akhmad Saehudin, M. Hum Selaku Penguji II.
6. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora terkhusus
dosen program studi Tarjamah yang telah memberikan
ilmu dan wawasannya dengan ikhlas.
Semoga segala yang telah diberikan dapat menjadi amal
jariyah di akhirat kelak.
Tak lupa, peneliti sampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada teman-teman seperjuangan Tarjamah angkatan
2015, Bidikmisi angkatan 2015, serta keluarga besar Ma’had al-
Jami’ah, serta kepada sahabatku Khusnul Ma’arif, Lisa
Aminatusy S., Badriyah, Fatma Agustina, Firda Aulia, Nana
Andriana serta Siti Rofiqoh, dan sahabat di Madrasah Aliyah
Barirotul Musta’inah, Husnul Hamidah, Nuron Najahah, dan
Nuris Sirrul Laily yang telah mendoakan dan memberikan
semangat tiada henti-hentinya.
Terakhir, semoga ketulusan, kebaikan, keikhlasan serta kasih
sayang yang telah dicurahkan kepada peneliti selama ini dibalas
oleh Allah SWT. Peneliti berharap semoga skripsi yang masih
jauh dari kata sempurna ini dapat bermanfaat bagi khalayak luas
di manapun berada, khususnya bagi peneliti serta orang-orang
yang bergelut di bidang penerjemahan.

Jakarta, 16 Agustus 2019

Andhika Tiara

viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan untuk kedua orang tua
tercinta Bapak Muhammad Sadjim dan Ibu Nur Sa’adah yang
telah merawat, mendidik, serta tak henti mendoakan dalam setiap
sujudnya. Tak lupa untuk kedua kakak tersayang Nurma Lailiyah
dan Ahmad Mashabi Satrio serta adik tersayang Acil Salbiyah
yang senantiasa memberikan semangat, doa dan dukungan
sepenuh hati mereka. Semoga lewat skripsi ini peneliti dapat
merekahkan senyum di bibir orang-orang terkasih.
“Terima kasih telah menjadi penopang di saat jalan terjal
menghadang, serta menjadi pelindung di kala badai menerjang.”

ix
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................ x
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ....................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................4
C. Tujuan Penelitian ............................................................5
D. Manfaat Penelitian ..........................................................5
E. Penelitian Terdahulu .......................................................6
F. Metodologi Penelitian.....................................................8
1. Fokus Penelitian .......................................................9
2. Sumber Data .............................................................9
3. Teknik Pengumpulan Data .....................................10
4. Metode Analisis Data .............................................11
5. Teknik Penulisan ....................................................13
G. Sistematika Penulisan ...................................................13

BAB II KERANGKA TEORI


A. Penerjemahan Teks Klasik Keagamaan .........................15
B. Metode Penerjemahan Semantik ....................................16
C. Istilah Tasawuf ...............................................................19
D. Strategi Penerjemahan ....................................................21

x
BAB III SEKILAS TENTANG KITAB DAN PENULIS
A. Biografi Singkat Muhammad Idrus Buton ...................28
B. Karya-karya Muhammad Idrus Buton ..........................31
C. Latar Belakang Tasawuf Muhammad Idrus Buton.......33
D. Kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb ...........34

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PENERJEMAHAN


A. Pertanggungjawaban Penerjemahan Kitab Kasyf al-
Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb ...................................... 37

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................75
B. Rekomendasi ...............................................................76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................78


LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................82

xi
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke


dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin.
Transliterasi yang peneliti gunakan dalam penelitian skripsi
ini merujuk pada pedoman transliterasi pada Keputusan Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017
Tentang “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berikut daftar aksara
Arab dan padanannya dalam aksara latin:
A. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

‫ا‬ Tidak dilambangkan


‫ب‬ B Be
‫ت‬ T Te
‫ث‬ Ts te dan es
‫ج‬ J Je
‫ح‬ H h dengan garis bawah
‫خ‬ Kh ka dan ha
‫د‬ D De
‫ذ‬ Dz de dan zet
‫ر‬ R Er
‫ز‬ Z Zet
‫س‬ S Es
‫ش‬ Sy es dan ye
‫ص‬ S es dengan garis di bawah

xii
‫ض‬ D de dengan garis di bawah
‫ط‬ Ṯ te dengan garis dibawah
‫ظ‬ Z zet dengan garis bawah
koma terbalik di atas
‫ع‬ ‘
hadap kanan
‫غ‬ Gh ge dan ha
‫ف‬ F Ef
‫ق‬ Q Ki
‫ك‬ K Ka
‫ل‬ L El
‫م‬ M Em
‫ن‬ N En
‫و‬ W We
‫ه‬ H Ha
‫ء‬ ` Apostrof
‫ي‬ Y Ye

B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia,
terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkaf
atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya
adalah sebagai berikut:

xiii
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
َ◌ A Fathah
َ◌ I Kasrah
َ◌ U Dammah

Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah


sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

‫◌َ ي‬ Ai a dan i
‫◌َ و‬ Au a dan u

C. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam
bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
a dengan topi di
َ‫ا‬ Ȃ
atas
i dengan topi di
‫ي‬
َ Ȋ
atas
u dengan topi di
‫َو‬ Ȗ
atas

xiv
D. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab
dilambangkan dengan huruf, yaitu ‫ال‬, dialihaksarakan menjadi
huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf
qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan
ad- dîwân.

E. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan tanda (~), dalam alih aksara ini
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan
huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
syamsiyyah. Misalnya kata “‫ ”اﻟﻀﺮورة‬tidak ditulis ad-darûrah
melainkan al-darûrah. Demikian seterusnya.

F. Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah
terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut
dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah).
Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti
oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta
marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf
tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).
Contoh:

xv
No. Kata Arab Alih Aksara
1 ُ‫ط ِﺮ ْﯾﻘَﺔ‬
َ Tarîqah
2 ُ‫اﻹ ْﺳ َﻼ ِﻣﯿَﺔ‬
ِ ُ‫ﺎﻣﻌَﺔ‬
ِ ‫اﻟ َﺠ‬ al-jâmi’ah al-islâmiyyah
3 ُ ُ ‫َوﺣْ ﺪَة‬
ُ‫اﻟﻮ ُﺟ ْﻮد‬ Wahdat al-wujûd

G. Huruf Kapital
Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal,
dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan,
dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain untuk
menuliskan permulaan kalimat, huruf awal, nama tempat,
nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan,
jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis
dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut,
bukan huruf awal kata sandangnya. (Contoh: Abû Hâmid al-
Ghazâlî bukan Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi).
Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat
diterapkan dalamalih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai
huruf cetak miringn (italic) atau cetak tebal (bold). Jika
menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak miring,
maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian
seterusnya.
Berkaitan dengan penelitian nama, untuk nama-nama
tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan
tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari
bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani,
tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak

xvi
Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

H. Cara Penelitian Kata


Setiap kata, baik kata kerja (fi’l), kata benda (ism),
maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah
beberapa contoh alih aksara atas kalimat- kalimat dalam
bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di
atas:
Kata Arab Alih Aksara
‫ﺼﺒَﺎ ُح‬
ْ ‫ﺿ ْﻮ ُء اﻟ ِﻤ‬
َ Dau'u al-Misbah
‫أَ ْﻋﻠَ ُﻢ ﺑٍﺎﻟ ﱠ‬
‫ﺼـ َﻮاب‬ A’lamu bi al-Sawâb
‫ﻓِﻲ اﻟ َﺠﺎ ِﻣﻌَ ِﺔ‬ Fî al-Jâmi’ah

xvii
DAFTAR SINGKATAN

BSa : Bahasa Sasaran


BSu : Bahasa Sumber
Dll : Dan Lain-lain
SAW : Sallâllah ‘Alaih wa Sallam
SWT : Subhânahu wa Ta’âlâ
TSa : Terjemahan Sasaran
TSu : Terjemahan Sumber

xviii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pentingnya tasawuf dalam budaya negeri-negeri muslim


dapat dikenali dengan baik. 1 Sejarah mencatat peran tasawuf
yang begitu besar, A.H. John melaporkan bahwa para sufi
pengembara terutama yang melakukan penyiaran di Nusantara
berhasil mengislamkan sejumlah besar penduduk Nusantara
minimal sejak abad ke-13. Seiring perkembangan Islam di
Indonesia, ajaran tasawuf nampaknya suatu hal yang tak dapat
dipisahkan dari misi Islam untuk membawa manusia menjadi
umat yang bertauhid. Amalan-amalan agama yang dibawa
oleh pengembang Islam menekankan perlunya mengisi
kehidupan rohani yang betul-betul dapat dirasakan dan
dipikirkan. Sebab dalam pengamalan ibadah agama pada
hakikatnya adalah untuk meraih hidup tenang bahagia di dunia
dan akhirat. 2
Salah satu ulama sastrawan sufi yang berpengaruh dalam
membawa misi ajaran tasawuf di Indonesia adalah Syekh
Muhammad Idrus Buton yang berasal dari kesultanan Buton

1
J. Spencer Trimingham, The Sufi Orders in Islam (London:
Oxford University Press, 1973), h. 233.
2
Septiawadi .”Pergolakan Pemikiran Tasawuf di Indonesia”. Vol.
7, No. 1, 2013, h. 183.
2

di Sulawesi Tenggara, beliau lahir pada akhir abad ke-18, tak


banyak yang mengenalnya, namun semasa hidupnya tercatat
tidak kurang dari 40 karya kitab telah ditulisnya yang
mayoritas berisi ajaran tasawuf. 3
Dari banyaknya karya Muhammad Idrus Buton yang
sudah dialihbahasakan, kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-
Wahhâb merupakan salah satu karya beliau yang belum
ditemukan terjemahannya dalam bahasa Indonesia, dan dapat
diasumsikan bahwa kitab ini menarik untuk dijadikan objek
penelitian karena sudah jarang sekali ditemukan terjemahan
kitab-kitab yang bercorak tasawuf dan dirasa sangat perlu
diterjemahkan guna menambah khazanah keilmuwan di
bidang tasawuf, kitab ini berisi teks-teks keagamaan yang
mengajarkan ajaran tasawuf amali yaitu ajaran cara meyakini
bahwa Tuhan mengintai lahir dan batinnya, di mana dan kapan
saja.
Hasrat masyarakat untuk menggunakan buku-buku
terjemahan juga sangatlah tinggi. Jika hasil terjemahan teks
keagamaan dibaca oleh pembaca awam yang tidak memiliki
pengetahuan yang memadai tentang kandungan teks, tentu
mereka akan menghadapi kesulitan dalam memahami, apalagi
jika teks bahasa sumbernya merupakan teks yang terkait
dengan pemikiran tasawuf, selain berfungsi sebagai khazanah

Basrin Melamba dan Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan


3

Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16, No.1, 2014, h. 1.


3

tasawuf islam di Indonesia juga sekaligus memperkaya kosa


kata bahasa Indonesia. 4
Menerjemahkan teks keagamaan berarti menerjemahkan
teks yang substansinya didominasi oleh tema dan topik-topik
yang bersumber pada satu agama atau lebih. Teks keagamaan
bisa ditemukan pada alquran, hadits, kitab kuning. Teknik yang
dibutuhkan saat menerjemahkan teks keagamaan dalam Islam
pun tidaklah sama, teknik untuk menerjemahkan alquran tidak
sama dengan menerjemahkan hadis, teknik menerjemahkan
hadis juga tidaklah sama dengan kitab kuning. 5
Metode yang tepat dalam menerjemahkan teks keagamaan
adalah metode penerjemahan semantik. Metode ini merupakan
metode penerjemahan yang berorientasi ke dalam bahasa
sasaran. Metode ini menghasilkan terjemahan yang lengkap,
detail, fokus, dan cenderung agak panjang terjemahannya
dibandingkan dengan teks aslinya. 6. Begitu juga
menerjemahkan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb
dibutuhkan teori penerjemahan semantik karena teks ini
merupakan teks keagamaan. Tentunya, dalam
penerjemahannya sangat memperhatikan bahasa sumber.

4
Qonitatul Mahmudah, Muhammad Yunus Anis. “Ideologi
Penerjemahan Arab-Indonesia”. ISBN 978-602-60295-7-7, 2017, h. 252.
5
Benny. H. Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan. (Jakarta:
Pustaka Jaya, 2006), h.33.
6
Sunarto al-Qurtubi, KH. MA. Sahal Mahfudh, Era Baru Fiqih
Indonesia, (Yogyakarta : Cermin, 1999), h. 7.
4

Maka, penerjemahan semantik dirasa yang paling sesuai dalam


menghasilkan teks yang sangat kompleks, detail, dan padat. 7
Oleh karena itu, setelah melakukan berbagai pengamatan
yang mendalam, peneliti akhirnya tertarik untuk melakukan
penelitian penerjemahan kitab teks klasik keagamaan yang
bercorak ajaran tasawuf, dengan judul “Penerjemahan Kitab
Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb Karya Muhammad
Idrus Buton (Metode Semantik)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah


Dalam mengkaji dan meneliti sebuah masalah baik berupa
data maupun yang lainnya, diperlukan batasan dan perumusan
masalah, agar lebih jelas dan terfokus arah pembahasan yang
akan diuraikan nanti.
Adapun berdasarkan latar belakang masalah di atas,
peneliti membatasi permasalahan dengan menerjemahkan kitab
Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb dan mengajukan
rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses penerjemahan kitab Kasyf al-Hijâb
fî Murâqabah al-Wahhâb karya Muhammad Idrus
Buton dengan menerapkan metode penerjemahan
semantik?

7
Jeremy Monday, Introducing Translation Studies : Theories and
Application (New York: Routledge, 2008), h. 71.
5

2. Bagaimana penerapan strategi penerjemahan dalam


terjemahan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-
Wahhâb karya Muhammad Idrus Buton?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah peneliti kemukakan di
atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui proses penerjemahan Kitab Kasyf al-
Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb dengan menggunakan
metode semantik dan strategi penerjemahannya.

D. Manfaat Penelitian
Ditinjau dari aspek teortis, penelitian ini mempunyai
beberapa manfaat di antaranya:
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan
penelitian terkait penerjemahan teks klasik
keagamaan.
2. Sebagai ajang pengembangan bakat dan langkah awal
untuk menjadi seorang penerjemah freelance. Karena
menerjemahkan buku-buku yang berisi tentang cerita-
cerita pendek, sastra, dan naskah dokumenter dapat
dikerjakan sembari mengerjakan pekerjaan yang
lainnya dan tidak perlu terikat kontrak dengan
perusahaan. 8

8
Geoffrey Samuelsoon, Brown, A Practical Guide for Translators,
(Canada: Multilingual Matters, 2010), h. 5-17.
6

3. Sebagai wawasan bagi peneliti, pembaca, dan


penerjemah agar dapat mempertimbangkan metode
dan teknik mana yang tepat dalam menerjemahkan
teks klasik keagamaan.
Adapun secara praktis penelitian ini mempunyai manfaat
di antaranya:
1. Sebagai masukan atau motivasi untuk mahasiswa
khususnya mahasiswa prodi Tarjamah agar dapat
melakukan penerjemahan pada teks klasik keagamaan.
2. Sebagai sumbangsih literasi di Indonesia khususnya
dalam bidang penerjemahan teks klasik keagamaan
tasawuf.

E. Penelitian Terdahulu
Setelah mencari berbagai macam literature sebagai bahan
rujukan skripsi, peneliti menemukan beberapa penelitian baik
objek maupun metode yang digunakan dalam menerjemahkan
teks klasik kegamaan di antaranya :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Virginia (2011)
dengan judul “Ali Audah dan Terjemahannya (Analisis
Terjemahan Buku Abu Bakar as-Siddiq Karya M. Husen
Haekal pada Bab Abu Bakar pada Masa Nabi)”. Dalam
penelitian tersebut membahas tentang strategi yang digunakan
oleh Ali Audah dalam menerjemahkan buku, sedangkan
penelitian ini fokus pada penerjemahan dan metode yang
digunakan dalam menerjemahkan teks klasik keagamaan.
7

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ecep Ismail (2016)


dengan judul “Analisis Semantik pada Kata Ahzab dan
Derivasinya dalam Alquran”. Dalam penelitian tersebut hanya
mengupas makna kata Ahzab yang ada dalam alquran,
sedangkan penelitian ini menerjemahkan semua makna yang
ada dalam teks kitab.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Farhan
(2015) dengan judul “Kitab Qasas al-Anbiya pada Bab Ihtijâj
Adam dan Musa Karya Ibnu Katsir (Analisis Morfosintaksis
Terjemahan M. Abdul Ghaffar E.M)”. Dalam penelitian
tersebut dilakukan analisis serta penilaian hasil terjemahan,
sedangkan penelitian ini dilakukan dengan tanpa analisis,
hanya menerjemahkan teks kitab saja.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Kardimin (2013)
dengan judul “Problematika Penerjemahan Teks
Keagamaan”. Dalam penelitian tersebut memaparkan tentang
permasalahan yang dijumpai dalam penerjemahan teks
keagamaan, metode serta teknik penerjemahan teks
keagamaan, sedangkan penelitian ini hanya memaparkan hasil
serta metode terjemahan teks kitab.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Maftukhatul Inayah
(2018) dengan judul “Penerjemahan Hadis dalam Kitab Ahkâm
Tamannî al-Maut”. Dalam penelitian tersebut memaparkan
hasil terjemahan hadis pilihan dalam kitab serta metodenya,
sedangkan penelitian ini memaparkan hasil terjemahan seluruh
isi teks kitab.
8

F. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode


penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif
adalah sebuah metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang
mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan
maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta
peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan
data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan demikian tidak
menganalisis angka-angka. 9 Sedangkan deskriptif merupakan
gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat
alamiah itu sendiri. Secara deskriptif, peneliti dapat
memberikan ciri, sifat, serta gambaran data yang dilakukan
pada tahap pemilihan data setelah data terkumpul. 10
Metodologi penelitian ini akan membahas hal-hal sebagai
berikut:

9
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Depok: Raja Grafindo
Persada, 2015), h. 13.
10
T. Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik: Ancangan Metode
Penelitian dan Kajian, (Bandung: Refika Aditama, 2006), h. 16-17.
9

1. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah menerjemahkan seluruh isi
teks yang terdapat di dalam kitab Kasyf al-Hijâb fî
Murâqabah al-Wahhâb dari bahasa Arab ke dalam Bahasa
Indonesia dengan menggunakan metode semantik.
2. Sumber Data
Penelitian ini terbatas pada usaha mengungkapkan
suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga
hanya ada pengungkapan fakta. 11 Metodologi penelitian ini
akan membahas hal-hal sebagai berikut:
a. Sumber primer atau sumber utama, yaitu data yang
langsung digunakan peneliti. Adapun yang menjadi
sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab
yang berjudul kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah
al-Wahhâb karya Muhammad Idrus Buton yang
berbahasa Arab sebagai teks sumber (TSu).
b. Sumber sekunder atau pendukung, yaitu mengambil
dari literatur buku yang berhubungan dengan
penerjemahan, dan kamus-kamus sebagai
pendukung, diantaranya; Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Kamus al-Munawwir Arab-
Indonesia, kamus al-Ma’ani, kamus offline, buku-
buku, jurnal, artikel, serta internet sebagai
penunjang.

Herman Wasinto, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta:


11

Gramedia, 1993), h. 19.


10

3. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data, peneliti klasifikasikan secara
sistematis dan bertahap. Klasifikasi langkah-langkah
tersebut ialah sebagai berikut:
a. Menentukan objek penelitian yang akan diteliti
yaitu kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-
Wahhâb.
b. Membaca objek penelitian.
c. Memilih data yang akan dianalisis.
d. Menentukan teori yang sesuai dengan teks kitab.
e. Mengaplikasikan teori penerjemahan.

Berikut bagan pengumpulan data :

Ada 6 tahapan

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3


Menentukan Membaca Memilih data
objek objek yang akan
penelitian penelitian dianalisis

Tahap 4 Tahap 5
Menentukan Mengaplikasikan teori
teori yang penerjemahan semantik
sesuai
11

4. Metode Analisis Data


Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teori
sebagai rujukan yang dalam langkah analisis yang peneliti
lakukan yaitu menerapkan metode penerjemahan dengan
pendekatan metode semantik. Adapun langkah-langkah
peneliti agar penelitian ini berjalan secara sistematis, maka
tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menerjemahkan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah
al-Wahhâb menggunakan metode kata-perkata
dengan berbagai perkakas penerjemahan yang akan
dijadikan rujukan seperti Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Kamus al-Munawwir Arab-
Indonesia, kamus al-Ma’ani, kamus offline, serta
internet sebagai penunjang.
b. Mencari diksi yang sesuai dengan menggunakan
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Tesaurus
Bahasa Indonesia.
c. Memisahkan kata asing yang sulit diterjemahkan
kemudian mencarinya ke dalam kamus istilah
tasawuf.
d. Mereproduksi struktur dan kultur dari teks bahasa
sumber ke dalam teks bahasa sasaran dengan
pendekatan metode penerjemahan semantik.
12

Berikut bagan analisis data :

Tahap 1
Menerjemahkan
seluruh teks kitab

Tahap 2
Mencari diksi yang
sesuai

Ada 4 tahapan

Tahap 3
Mencari kata asing
ke dalam kamus
istilah tasawuf

Tahap 4
Mereproduksi
struktrur dan kultur
BSa ke BSu
dengan metode
semantik
13

5. Teknik Penulisan
Secara teknis skripsi ini berpedoman pada buku
pedoman penulisan “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta” berdasarkan Keputusan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017.

G. Sistematika Penyusunan
Sistematika penulisan berupa rencana pembagian bab dan
sub bab dari laporan penelitian yang akan ditulis. Sistematika
penulisan yang baik adalah yang mampu memberikan informasi
lengkap tentang garis besar laporan penelitian serta disusun
berdasarkan kriteria yang logis. Untuk memberikan gambaran
pembahasan yang sistematis, serta mudah dipahami, maka
diperlukan suatu susunan yang baik yang terbagi dalam beberapa
bab. Sistematika penyusunan skripsi ini antara lain :
Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yaitu mencakup
latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua, berisi tentang kerangka teori yaitu penerjemahan
teks klasik keagamaan, metode penerjemahan semantik, istilah
tasawuf dan strategi penerjemahan.
Bab ketiga, berisi tentang korpus penelitian yaitu sekilas
tentang seluk beluk penulis dan kitab. Adapun yang dibahas
yaitu biografi Muhammad Idrus Buton, karya-karya Muhammad
14

Idrus Buton, latar belakang tasawuf Muhammad Idrus Buton dan


kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb.
Bab keempat, berisi tentang pokok penelitian yaitu
pertanggungjawaban penerjemahan kitab Kasyf al-Hijâb fî
Murâqabah al-Wahhâb.
Bab kelima, berisi tentang penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan rekomendasi.
15

BAB II
KERANGKA TEORI

A. Penerjemahan Teks Klasik Keagamaan

Penerjemahan dianggap sebagai proses render makna dari


teks ke bahasa lain berdasarkan cara yang dimaksudkan oleh
penulis teks. Selain itu terjemahan mencakup proses
mentransfer makna dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa
sasaran (BSa). 12 Proses pemindahan pesan yang telah
diungkapkan dalam satu bahasa ke dalam bahasa yang lain
secara sepadan dan wajar dalam pengungkapannya, sehingga
tidak menimbulkan kesalahan presepsi dan kesan asing dalam
menangkap makna yang telah dialihbahasakan tersebut. 13
Menerjemahkan juga merupakan suatu jenis pekerjaan
yang memerlukan pendidikan dan pelatihan tingkat lanjutan.
Seseorang yang menggeluti pekerjaan ini dapat digolongkan ke
dalam tipe penerjemah tertentu. 14 Bila penerjemah tidak
memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai, seorang

12
Peter Newmark, Approaches to Translation (Germany:
Pergamon Press), h. 91
13
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia Kontemporer (Tangerang Selatan: Al-Kitabah, 2014), h. 17.
14
Kardimin, “Problematika Penerjemahan Teks Bernuansa
Keagamaan”, INSYIRAH Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam Vol. 1,
No. 2, 2013, hal. 1-16.
16

penerjemah akan mengalami banyak kesulitan, apalagi


penerjemah belum akrab dengan teks yang dimaksud. 15
Begitu juga ketika menerjemahkan teks klasik keagamaan.
Teks klasik keagamaan adalah teks-teks keagamaan yang
sudah berumur 100 tahun ke atas, serta sudah mengalami
macam perubahan budaya. 16 Jadi dapat disimpulkan bahwa
penerjemahan teks klasik keagamaan berarti
mengalihbahasakan pesan sumber ke pesan sasaran teks yang
berumur 100 tahun ke atas yang memuat topik agama.
Teks-teks keagamaan islam yang diimpor ke Indonesia
banyak menggunakan bahasa Arab, tetapi saat proses
penerjemahan ke bahasa Indonesia terjadi proses yang sama
yaitu mengambil langsung beberapa istilah sesuai asli
bahasa sumber atau mencari padanannya. Berbeda halnya
ketika berhadapan dengan teks tasawuf, di sini pembaca akan
banyak menemukan banyak istilah keagamaan yang dapat
membentuk moral bangsa dan terdapat akurasi kebudayaan. 17

B. Metode Penerjemahan Semantik

Molina & Hurtado Albir mendefinisikan metode


penerjemahan sebagai cara sebuah proses penerjemahan

15
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia Kontemporer. h. 92.
16
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia Kontemporer. h. 93
17
Qonitatul Mahmudah, Muhammad Yunus Anis. “Ideologi
Penerjemahan Arab-Indonesia”. ISBN 978-602-60295-7-7, 2017, h. 252.
17

dilakukan sesuai dengan tujuan penerjemah, yakni opsi global


yang berdampak pada teks bahasa sasaran secara keseluruhan.
Mereka mengungkapkan ada beberapa metode penerjemahan
yang bisa dipilih yakni: metode interpretatif-komunikatif
(penerjemahan gagasan atau amanat), harfiah (transkodifikasi
linguistik), bebas (modifikasi kategori-kategori semiotika dan
komunikatif) dan filologis (penerjemahan akademis atau
kritik). 18
Sedangkan Newmark mendefinisikan metode
penerjemahan adalah sebuah metode yang berorientasi pada
bahasa sumber (SK emphasis) atau berbasis semantik dan
empat metode berorientasi pada bahasa target (TL emphasis)
atau berbasis komunikatif. Kedelapan metode tersebut
digambarkan oleh dalam bentuk diagram V, yakni sebagai
berikut : 19
SL emphasis TL emphasis
Word-for-word Adaptation
Literal Free
Fathful Idiomatic
Semantic Communicative
Metode semantik berusaha mengkaji distribusi kosakata
(tema-tema) yang membentuk jaringan makna dan jaringan

18
Lucia Molina, Hurtado Albir, A. “Translation Techniques
Revisited: A Dynamic and Functionalist Approach” dalam Meta: Journal
des Traducteur/Meta: Translators Journal. XLVII, No.4, 2002, h. 498-512.
19
Peter Newmark, A Textbook of Translation, (Newyork: Prentice
Hall, 1988), h. 45.
18

konseptual dalam sebuah medan semantik dengan mengejar


dan mengkombinasikan unit-unit makna kosakata dari unit
yang paling elementer (tendensi makna) hingga unit yang
paling sentral (terma). 20 Terjemahan jenis ini lebih
mengedepankan nilai-nilai keindahan dari BSu dan lebih
fleksibel dengan memberikan ruang bagi kreativitas dan intuisi
penerjemahnya. 21
Penerjemahan semantik fokus pada pencarian padanan
tataran kata, tetapi tetap terikat pada budaya bahasa sumber.
Meskipun begitu, penerjemah berusaha mengalihkan makna
konstekstual bahasa sumber sedekat mungkin dengan struktur
sintaksis dan semantik bahasa sasaran. 22

Saat menerjemahkan dengan metode ini, seorang


penerjemah lebih luwes dan lebih fleksibel, dengan
memertimbangkan unsur estetika TSu dengan
mengkrompomikan makna selama masih dalam batas wajar.
Contoh:

‫ﺭﺍﻳﺖ ﺫﺍ ﺍﻟﻮﺟﻬﻴﻦ ﺃﻣﺎﻡ ﺍﻟﻔﺼﻞ‬

Aku lihat si muka dua di depan kelas

20
Ecep Ismail. “Analisis Semantik Kata Ahzab dan Derivasinya
dalam alquran”, Vol. 1, No. 2, 2016, h. 2.
21
Peter Newmark, A Textbook of Translation, h. 47.
22
Jeremy Monday, Introducing Translation Studies : Theories and
Application, h. 71.
19

Terjemahan “si muka dua” diterjemahkan dengan


menggunakan metode semantik yang sudah lazim dikenal oleh
masyarakat penutur TSa, artinya tidak terjebak dengan
terjemahan “orang yang memiliki dua muka”. Metode ini
merupakan salah satu metode yang direkomendasikan oleh
para ahli teori penerjemahan, pada kategori metode ini yang
berorientasi pada keakuratan TSu, para ahli menyebut metode
ini paling baik digunakan untuk menjamin keteralihan pesan
dengan baik. 23

Penerjemahan semantik sangat memperhatikan nilai


estetika teks bahasa sumber, kompromi makna agar selaras
dengan asonasi, serta permainan dan pengulangan kata yang
menggetarkan. Berbeda dengan penerjemahan setia, metode
penerjemahan semantis lebih luwes dan memperkenankan
intuinsi penerjemah untuk berempati dengan teks sumber. 24

C. Istilah Tasawuf

Kridalaksana menyatakan istilah sebagai kata atau


gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan konsep,
proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Setiap bahasa memiliki istilah khusus yang menunjuk pada
sesuatu yang sifatnya spesifik. Istilah-istilah itu menunjukkan

23
Moch. Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia Kontemporer. h. 40.
24
M. Zaka al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014), h. 55
20

suatu konsep tertentu yang kadang-kadang terikat konteksnya.


Perhatian terhadap istilah serta usaha membentuknya dalam
bahasa Indonesia sudah lama ada di antara Pembina bahasa
Indonesia. Perkembangan istilah itu sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan., konsep-konsep baru pun
banyak muncul, dengan demikian diperlukan istilah-istilah
baru untuk merumuskan konsep-konsep itu. 25
Pembentukan istilah dalam bahasa Indonesia memiliki
aturan di dalamnya. Istilah tersebut tidak dibuat tanpa dasar,
melainkan melalui proses pembentukan istilah yang sudah
disepakati. Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau
tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik,
yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa
Indonesia. 26 Istilah asing yang konvensional dipadankan
menurut kaidah fonotaktik sesuai dengan bunyi yang lazim di
Indonesia. Dengan demikian, istilah tersebut dapat digunakan
dalam bahasa Indonesia. 27
Maka dari itu, diperlukan instrumen dalam membantu
peneliti dalam menerjemahkan teks tasawuf, yaitu dengan
mencari istilah tasawuf dalam kamus istilah khusus bidang
tasawuf. Kamus istilah sendiri adalah kamus yang memuat

25
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik: Edisi keempat.
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 97.
26
PUPI.
27
Syihaabul Hudaa. “Transliterasi, Serapan, dan Padanan Kata:
Upaya Pemutakhiran Istilah Dalam Bahasa Indonesia”. Vol. 2, No. 1, Mei
2019, h. 4.
21

istilah dengan makna konsepnya dari bidang ilmu tertentu 28


(seperti kamus istilah tasauf, kamus istilah ekonomi, kamus
istilah hukum, dll).

Ada 6 kamus istilah tasawuf yang peneliti temukan, di


antaranya:

1. Sufi Terminology (al-Qâmûs al-Sûfî) The Mystical


Language of Islam karya Amatullah Amstrong.
2. Khazanah Istilah Sufi (Kunci Memasuki Dunia
Tasawuf) karya Amatullah Amstrong.
3. Ensiklopedi Tasawuf karya tim penulis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4. Kamus Ilmu Tasawuf karya Drs. Totok Jumantoro,
M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin, M.Ag.
5. Kunci Tasawuf karya KH. Amiruddin Syah.
6. Kamus Istilah Tasawuf karya Ramli Harun dkk.

D. Strategi Penerjemahan

Suryawinata dan Hariyanto mengemukakan bahwa strategi


penerjemahan adalah taktik penerjemah untuk menerjemahkan
kata atau kelompok kata, atau mungkin kalimat penuh apabila
kalimat tersebut tidak bisa dipecah lagi menjadi unit yang lebih
kecil untuk diterjemahkan.

28
KBBI.
22

Secara garis besar strategi penerjemahan dibagi dua yaitu,


strategi struktural dan strategi semantis. Strategi struktural
berkenaan dengan struktur kata atau kalimat yang meliputi: 29
1. Penambahan (addition/ziyâdah)
Penambahan di sini adalah penambahan kata-kata di
dalam BSa karena struktur BSa memang menghendaki
demikian. Penambahan jenis ini bukanlah masalah pilihan
tapi suatu keharusan. Contoh:

BSu : ‫ﻣﻬﻢ‬ ‫ﻓﻬﻢ ﺍﻟﻘﺮﺃﻥ ﺃﻣﺮ‬


BSa : Memahami alquran adalah hal (yang) penting
Pada contoh ini, kata “adalah” dan “yang” harus
ditambahkan demi keberterimaan struktur bahasa sasaran.
2. Pengurangan (deletion/hadzf)
Pengurangan artinya adanya pengurangan elemen
struktural di dalam BSa. Contoh:

BSu : ‫ﺍﻟﺴﻤﻚ‬ ‫ﻓﻲ ﻳﻮﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﺄﻳﺎﻡ ﺫﻫﺐ ﺃﺣﻤﺪ ﻟﺼﻴﺪ‬


BSa : Suatu hari, Ahmad (pergi) memancing

Pada contoh ini, kata ‫ﻝ‬ dan ‫ﺍﻟﺴﻤﻚ‬ dihilangkan dari

BSa.

29
Zuchridin Suryawinata, Sugeng Hariyanto. Translation: Bahasan
Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 2003),
h.67-76.
23

3. Transposisi (transposition/tabdîl)
Strategi penerjemahan ini digunakan untuk
menerjemahkan klausa atau kalimat. Transposisi umumnya
dilakukan karena alasan gaya bahasa. Transposisi
mencakup pengubahan bentuk jamak ke bentuk tunggal,
posisi kata sifat sampai pengubahan struktur kalimat secara
keseluruhan. 30 Pemisahan satu kalimat BSu menjadi dua
kalimat BSa atau lebih, penggabungan dua kalimat BSu
atau lebih menjadi satu kalimat BSa juga termasuk dalam
strategi ini. Pengubahan letak kata sifat di dalam frase
nomina dan pengubahan dari bentuk kata jamak menjadi
tunggal atau sebaliknya merupakan suatu keharusan bagi
penerjemah. Contoh:

BSu : ‫ﻳﺒﺎﻉ‬ ‫ﻳﻮﺯﻉ ﻣﺠﺎﻧﺎ ﻭﻟﺎ‬


BSa : Gratis atau tidak diperjualbelikan
Sedangkan strategi semantis (strategi yang dilakukan
karena pertimbangan makna) meliputi: 31
1. Pungutan (borrowing)
Pungutan merupakan strategi penerjemahan yang
membawa kata BSu ke dalam Teks BSa. Penerjemah
sekedar memungut kata BSu yang ada, karenanya strategi
ini dinamakan pungutan. Salah satu alasan mengapa

Peter Newmark, A Textbook of Translation, h. 85.


30

Peter Newmark, A Textbook of Translation, h. 83-91


31
24

strategi ini digunakan adalah untuk menunjukkan


penghargaan terhadap kata-kata tersebut juga karena belum
ditemuinya padanan di dalam BSa. Pungutan mencakup
transliterasi dan naturalisasi. Transliterasi adalah strategi
penerjemahan yang mempertahankan kata-kata BSu
tersebut secara utuh, baik bunyi maupun tulisannya ke
dalam BSa. Sedangkan naturalisasi sudah terjadi adaptasi
atau penyesuaian kata dari BSu ke BSa. Contoh

transliterasi kata ‫ﺷﺮﻳﻌﺔ‬ diterjemahkan menjadi “syari’ah”

dan contoh naturalisasi kata ‫ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎء‬diterjemahkan menjadi


“ulama”.
Strategi pungutan ini biasa digunakan untuk kata atau
frase yang berhubungan dengan nama orang, nama tempat,
nama majalah, nama jurnal, nama lembaga, gelar dan
istilah-istilah pengetahuan yang belum ada pada kosakata
BSa.
2. Padanan Budaya (cultural equivalent)
Strategi ini mengganti kata-kata khas dalam BSu ke
dalam kata-kata khas BSa. Karena budaya antara BSu dan
BSa mungkin berbeda, maka kemungkinan strategi ini
tidak bisa menjaga ketepatan makna. BSu. Contoh:

‫ﻣﻦ ﻗﺼﺮﺕ ﺣﺠﺘﻪ ﻃﺎﻝ ﻟﺴﺎﻧﻪ‬ artinya “orang yang pendek

argumennya, maka panjang lisannya” padanan ini


25

sudah biasa diterjemahkan dengan “tong kosong nyaring


bunyinya”.
3. Padanan Deskriptif (descriptive equivalent) dan
Analisis komponensial (komponential analysis)
Strategi ini digunakan karena kata BSu sangat terkait
dengan budaya khas BSu dan penggunaan padanan budaya
dirasa tak bisa memberikan derajat ketepatan yang

dikehendaki. Contoh kata ‫ﺍﻟﺬﺍﻛﺮ‬ yang diterjemahkan

menjadi “orang yang berdzikir” .


Sedangkan analisis kompenensial digunakan ketika
sebuah kata BSu diterjemahkan ke dalam BSa dengan cara
memerinci komponen-komponen makna kata BSu tersebut.
Hal ini dilakukan karena tidak adanya padanan satu-satu
pada BSa sementara penerjemah menganggap penting
bahwa pembaca teks BSa perlu mengerti arti yang
sebenarnya. Contoh:

BSu: ‫ﺍﻟﻐﻨﻲ ﻳﻐﻨﻲ ﺑﺼﻮﺕ ﺭﺧﻴﻢ‬


BSa: Penyanyi itu menyanyi dengan merdu
Perbedaan antara padanan deskriptif dengan analisis
komponensial adalah padanan deskriptif digunakan untuk
menerjemahkan kata-kata yang terkait dengan budaya
sedangkan analisis komponensial digunakan untuk
menerjemahkan kata-kata umum.
26

4. Sinonim (synonymy)
Dalam menerjemahkan, penerjemah bisa menggunakan
kata BSa yang kurang lebih sama maknanya untuk kata
BSu yang bersifat umum. Contoh:

BSu: ‫ﺟﻤﻴﻠﺔ‬ ‫ﺍﺷﺘﺮﺕ ﺍﻣﻲ ﺣﻘﻴﺒﺔ‬


BSa: Ibuku membeli tas yang bagus
5. Terjemahan Resmi
Strategi ini merupakan terjemahan resmi yang telah
dibakukan. Dengan mengunakan strategi ini, penerjemah
bisa menghemat waktu dalam menerjemah. Contoh:

BSu: ‫ﺍﻟﺪﻳﻦ‬ ‫ﻭﺯﺍﺭﺓ ﺍﻟﺸﺆﻭﻥ‬


BSa: kementerian urusan agama
6. Penyusutan dan Perluasan
Penyusutan yang dimaksud di sini, adalah penyusutan

komponen kata BSu. Contoh frasa ‫ﺣﻀﺮ ﻣﻮﺕ‬


diterjemahkan menjadi “Hadramaut” merupakan salah satu
nama propinsi di Yaman.
Perluasan merupakan lawan dari penyusutan. Strategi

ini memperluas unsur kata dalam BSa. Contoh kata ‫ﺟﻮﺭﺏ‬


diterjemahkan menjadi “kaos kaki”.
7. Penambahan (addition)
Berbeda dengan penambahan pada strategi struktural,
penambahan di sini dilakukan demi kepentingan kejelasan
27

makna. Penerjemah memasukkan informasi tambahan di


dalam teks terjemahan karena menurutnya pembaca
memang memerlukan informasi tersebut. Informasi
tambahan ini bisa diletakkan di dalam teks, di bagian bawah
halaman (catatan kaki) atau di bagian akhir dari teks.
8. Penghapusan (omission/deletion)
Penghapusan di sini adalah penghapusan kata atau
bagian teks BSu di dalam teks BSa. Dengan kata lain, kata
atau bagian dari teks tersebut tidak diterjemahkan. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan bahwa kata atau bagian
tersebut tidak terlalu penting bagi keseluruhan teks dan
biasanya sulit untuk diterjemahkan.
9. Modulasi (modulation)
Strategi ini digunakan untuk menerjemahkan frase,
klausa atau kalimat. Penerjemah memandang pesan dalam
kalimat BSu dari sudut yang berbeda atau cara pikir yang
berbeda. Strategi ini digunakan jika penerjemahan kata-
kata dengan makna literal tidak menghasilkan terjemahan

yang wajar atau luwes. Contoh kalimat ‫ﺭﺃﻳﺖ ﺃﺳﺪﺍ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﺖ‬


yang artinya “saya melihat singa di dalam rumah”, kata
“singa” lebih berterima jika diterjemahkan dengan “lelaki
pemberani”.
28

BAB III
SEKILAS TENTANG PENULIS DAN KITAB

A. Biografi Singkat Muhammad Idrus Buton


Muhammad Idrus memiliki nama lengkap yaitu
Muhammad Idrus Qaimuddin Ibnu Badaruddin al-Buthuni.
Beliau adalah ulama sufi ternama dari kesultanan Buton di
Sulawesi Tenggara. Muhammad Idrus Qaimuddin lahir pada
akhir abad ke-18, ia menjabat menjadi Sultan pada tahun 1824,
pada usia sekitar 40 tahun. Ayah beliau adalah Sultan
Badruddîn, Sultan Buton ke-27. Sementara kakeknya adalah
Sultan Qaimuddin al-Kabir, yang merupakan Sultan Buton ke-
24. 32
Idrus kecil tumbuh dalam lingkungan aristokrasi istana
kesultanan Buton, sekaligus dalam lingkungan ilmu
pengetahuan dan keislaman yang kental. Pada lingkungan
keluarganya itu, dan di Madrasah Kesultanan Buton, Idrus
telah menghafal alquran sejak kecil dan belajar ilmu-ilmu
keislaman dasar. 33
Pada tahun 1824, beliau menggantikan ayahnya menjadi
sultan Buton. Era kepemimpinannya ditandai dengan
penetapan-penetapan hukum agama (Islam) dan kebijakan-

32
Basrin Melamba dan Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan
Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16, No.1, 2014, h. 25.
33
Diakses di http://www.nu.or.id/post/read/77064/fathur-rahim-
kitab-karya-sultan-idrus-buton pada 4 April 2019 pukul 12.14 WIB.
29

kebijakannya yang pro terhadap kemaslahatan rakyat.


Kedatangan pedagang-pedagang Belanda disikapinya dengan
mengadakan kontrak perjanjian yang multi waspada dan hati-
hati. 34
Ketika masih menjadi raja, Idris Buton diamanahi
ayahandanya untuk menjadi pemimpin pasukan Kesultanan
Buton dalam sebuah perang laut besar di perairan Buton,
melawan para perompak dan bajak laut. Pada perang naval
tersebut, Idris Buton membuktikan kecakapannya sebagai
pemimpin, dan pasukannya berhasil mengalahkan sekelompok
perompak dan bajak laut tersebut. 35
Sanad keilmuan beliau didapat dari dari Syekh
Muhammmad ibn ‘Abd al-Karim dari Syekh Muhammad
Sunbul al-Makki dari Syekh ‘Abd dari Syekh Musthafa ibn
Kamaluddin al-Bakri dari Samman al-Madani dari Syekh ‘Ali
Effendi dari Syekh Musthafa Effendi al-Adranari dari al-Lathif
dari Syekh ‘Umar al-Fuadi dari Syekh Isma’il al-Jaruni dari al-
Qarabisyi dari Syekh dari Syekh Halabi al-Sulthani al-Aqrani
dari Syekh Khaliluddin al-Tawaqqu’i dari Syekh Abu
Zakariyya al-Syirwani dari Syekh Muhammad al-Anjani dari
Syekh ‘Umar dari Syekh Maram al-Khalwati dari Syekh
‘Izzuddin dari Shadaruddin dari Syekh Abu Ishaq Ibrahim dari

Diakses di https://islami.co/biografi-syeikh-idrus-buton-dan-
34

kitab-dliya-al-anwar-wa-tashfiya-al-akdar/ pada 27 Juni 2019 pukul 21.20


WIB
35
Diakses di http://www.nu.or.id/post/read/77064/fathur-rahim-
kitab-karya-sultan-idrus-buton pada 4 April pukul 12.14 WIB.
30

Syekh Akha Muhammad al-Bilsi dari al-Khalwati dari Syekh


Syihabuyddin dari Syekh Rukdunnin al-Ahrawi dari al-Kailani
dari Syekh Quthbuddin al-Abhari dari Syekh Rukduddin al-
Najjasi dari al-Thabrisyi dari Syekh ‘Umar al-Bakri dari Syekh
‘Abd al-Qahir Dhiyauddin al-Surhawardi dari Syekh Junaid
dari Syekh Minsya al-Nuri dari Syekh Muhammad al-Daniri
dari Syekh dari Syekh Ma’ruf al-Karkhi dari Syekh Sirri al-
Siqthi dari al-Baghdadi dari Syekh al-Hasan al-Bashri dari
Syekh Habib al-A’jami dari Dawud al-Tabi Rasulullah SAW.
dari Sahabat ‘Ali ibn Abi Thalib. 36
Sampai pada tahun 1874, orang Buton masih menemukan
jejak tempat ia dibina oleh kakeknya dalam pendalaman
agama, khususnya tasawuf, lembaga pendidikan itu terkenal
dengan pesantren Zawiyyah. Ia berguru pada Syekh
Muhammad bin Syits Sunbul al-Makki. Dari ulama inilah ia
menerima tarikat khalwatiyah sammaniyah. 37
Syekh Idris Buton wafat pada tahun 1851 dan memiliki tiga
orang putera, yaitu Sultan Muhammad Isa Buton, Syekh Abdul
Hadi Buton dan Sultan Muhammad Salleh Buton. 38

36
Muhammad Idrus Buton, Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-
Wahhâb (Sukabumi, 2015), h. 11.
37
Basrin Melamba dan Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan
Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16, No.1, 2014, h. 26.
38
Diakses di http://www.nu.or.id/post/read/77064/fathur-rahim-
kitab-karya-sultan-idrus-buton pada 4 April pukul 12.14 WIB.
31

B. Karya-Karya Muhammad Idrus Buton


Syekh Idrus Buton meninggalkan banyak karya, baik dalam
bidang teologi, yurisprudensi islam, tata negara, dan tasawuf.
Ada yang dalam bahasa Arab, Melayu dan Jawi dan ada pula
tentunya dalam bahasa Wolio yang pada umumnya berbentuk
syair yang disebut “kabanti”. Berikut adalah karya-karyanya:
1. Buku Kabanti:
a. Bula Malino.
b. Tazikiri Momapodona (Tanbîh al-Ghâfil).
c. Jaohara Maanikamu Molabina.
d. Fakihi.
e. Guru Molakina.
2. Buku dalam bahasa Arab:
a. Badât al-Ikhwân.
b. Mikhât al-Uturiyyât.
c. Tahsîn al-Aulâdi fî Tâ’at Rabb al-‘Ibâd.
d. Sirâj al-Muttaqîn.
e. Dzurrah al-Ahkâm.
f. Sabîl al-Salâm.
g. Targhîb al-Anâm.
h. Diya al-Anwâr.
i. Tanqiyyah al-Qulûb.
j. Hadiyyah al-Basyîr.
k. Habl al-Wasîm.
l. Millah al-Wahîdî.
m. Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb.
32

n. Jauhar Mounika Mo Mulabee.


o. Misbah al-Râjîn fi al-Dzikr al-Shalah wa as Salam
al-Nabi Syafi’ al-Mudznibin.
3. Buku dalam bahasa Melayu Jawa:
a. Bidâyah al-‘Alâmiyyah. 39
Karya-karya tersebut hanya merupakan sebagian dari
tulisan Muhammad Idrus Qaimuddin. Hal ini dikarenakan
naskah-naskah Buton yang dihasilkan pada abad ke-19 tidak
hanya berada dalam lingkup kota Baubau, khususnya pusat
pemerintahan Kesultanan Buton, namun naskah-naskah Buton
tersebar sampai ke wilayah Wakatobi yang merupakan bekas
wilayah Kesultanan Buton pada masa silam. Dua naskah
pertama (1 dan 2) yang disebut di atas ditemui di luar koleksi
Mulku Zahari yang merupakan salah satu kolektor naskah
terbanyak di Buton. Hal ini mengindikasikan masih adanya
naskah-naskah lain yang berada di luar kota Baubau. Salah satu
di antaranya adalah adanya naskah Alquran yang ditemui di
Wakatobi, yang dipegang oleh La Ode Hati. Naskah Alquran
tersebut dibawa pada masa pemerintahaan Muhammad Idrus
Qaimuddin. Di samping itu, didapatkan pula beberapa salinan
naskah di wilayah Wakatobi (Pulau Binongko) dalam bahasa
Wolio. Teks naskah tulisan itu berasal dari masa pemerintahaan
Muhammad Idrus Qaimuddin. 40

39
Abdul Mulku Zahari, Daarul Butuni Sejarah dan Adatnya Jilid 3
(Baubau: CV DIA DAN AKU, 2017), h. 16-17.
40
Hasaruddin; Andi Tenri Machmud. “Peranan Sultan Dalam
Pengembangan Tradisi Tulis di Kesultanan Buton”, Vol. 3, No.2 , Oktober
33

C. Latar Belakang Tasawuf Muhammad Idrus Buton


Pada hakikatnya Sultan Muhammad Idrus Qaimuddin
berfungsi sebagai guru masyarakat pada zamannya. Terbukti
ketika beliau menemukan konsep tata krama atau etika menurut
ajaran pemikiran Sultan Muhammad Idrus Qaimuddin yang
dijadikan tuntunan masyarakat kraton Kesultanan Buton yang
pada dasarnya banyak bersumber dari ajaran agama Islam. 41
Munculnya paham wahdatul wujud dalam dunia tasawuf
adalah sebagai akibat pengalaman fana dan baqa yang terjadi
pada sufi dalam “pengembaraan” tasawufnya. Pemikiran
tasawuf di Buton pada abad ke-19 rupanya mengikuti alur
pemikiran ini. Hal ini diketahui melalui ajaran tasawuf La Ode
Muhammad Idrus Qaimuddin. Ia menerima paham tasawuf
Wujudiyyah karena ia terlebih dahulu mengakui terjadinya
fana dan baqa dalam perkembangan tasawufnya. Karena
menerima paham wujudiyyah, Idrus menerima konsep
“Martabah Tujuh” yang menjadi bagian ajaran wujudiyyah
dalam tasawuf falsafi. 42
Pemikiran tasawuf La Ode Muhammad berusaha untuk
sampai pada fana dan baqa, seperti yang dikemukakan dalam
karyanya Mu’natsah al-Qulûb fî al-Dzikr wa al-Musyâhadah.
Fana menurutnya, terbagi kepada tiga macam, yaitu Fanâ al-

2012, h.6.
41
Basrin Melamba dan Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan
Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16, No.1, 2014, h. 24-25.
42
La Niampe. “La Ode Muhammad Idrus Qaimuddin Sastrawan
Sufi Ternama di Buton abad XIX”, Vol. 22, No. 3, 2010, h. 252
34

Af’âl, Fanâ al-Sifât, dan Fanâ al-Dzât, sedangkan baqa,


menurutnya terbagi kepada dua macam, yaitu Syuhûd al-
Kasrah fi Wahdah (menyaksikan orang banyak pada esa),
Syuhûd al-Wahdah fi Kasrah (menyaksikan yang esa pada
yang banyak). Uraiannya tentang fana dan baqa ini
menunjukkan bahwa ia cenderung pada corak tasawuf yang
berkembang pada masanya. Yakni corak teosufi atau falsafi.
Hanya saja, ia menyangkal akan terjadinya hulul dan ittihad,
ajarannya tentang zikir ini termuat dalam beberapa tulisannya,
antara lain dalam Mu’natsah al-Qulûb fî al-Dzikr wa al-
Musyâhadah, Diya’ al-Anwar Tasfiyah al-Akdâr, Kasyf al-
Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb, dan Jauhar Mouanika Mo
Mulabee. 43

D. Kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb


Kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb merupakan
salah satu kitab karya ulama besar Nusantara Muhammad Idrus
Buton yang juga Sultan Buton ke-28 dalam bidang tasawuf,
terdapat versi manuskrip (makhthûth) dan versi edisi teksnya
(muhaqqaq), manuskrip kitab ini sekarang tersimpan di Buton
dan menjadi koleksi Abdul Mulku Zahari Buton (lihat “Katalog
Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari”, disunting oleh
Achadiati Ikram dkk dan diterbitkan oleh Manassa-YOI di
Jakarta pada tahun 2002).

43
La Niampe. “La Ode Muhammad Idrus Qaimuddin Sastrawan
Sufi Ternama di Buton abad XIX”, Vol. 22, No. 3, 2010, h. 251
35

Naskah manuskrip ini ditulis tanpa garis panduan dan tanpa


nomor halaman, tetapi diberi glosa antarlarik, naskah ini juga
ditulis dengan tinta warna hitam dan merah dengan aksara Arab
gaya naskhi. 44 Manuskrip kitab ini kemudian di-tahqiq oleh al-
Fadhil al-Muhaqqiq Abu Sabiq Supriyanto Kudus pada tahun
2015 silam. Jumlah keseluruhan kitab Kasyf al-Hijâb fî
Murâqabah al-Wahhâb versi manuskrip setebal 26 halaman,
dan dalam versi tahqiq-an menjadi 33 halaman, termasuk di
dalamnya terdapat pengantar pen-tahqiq serta biografi
Muhammad Idrus Buton.
Kitab tahqiq ini terdiri dari 33 halaman, untuk itu peneliti
menerjemahkan seluruh isi halaman yang ada dalam kitab.
Adapun halaman pertama merupakan halaman judul, halaman
kedua sampai keempat belas merupakan seluk beluk
penyusunan kitab ini, dan halaman isi terdiri dari 19 halaman
dengan ditutup oleh daftar pustaka pada halaman terakhir
seperti kitab pada umumnya.
Kitab ini menjelaskan tentang penjagaan diri manusia
terhadap Tuhannya, di mana manusia senantiasa meyakini
bahwa Tuhan mengawasi dirinya dalam lahir maupun batinnya
di setiap tempat dan waktu, serta membuka tabir (hijab) pada
diri manusia dengan tujuan ber-muraqabah kepada sang maha
pemberi (Allah). Kitab ini juga mengajak manusia untuk tidak

Achadiati Ikram dkk, Katalog Naskah Buton: Koleksi Abdul


44

Mulku Zahari (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), h. 93.


36

mudah berpuas diri dan berpaling dalam mencari Tuhannya,


sampai terpenuhi apa yang dicari yaitu Allah SWT..
Berikut ini adalah beberapa tema yang ada di setiap bab
dalam kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb:
1. Bab 1 Hakikat Muraqabah, berisi tentang intisari atau
dasar ber-muraqabah
2. Bab 2 Macam-macam Muraqabah
3. Bab 3 Manfaat Muraqabah
4. Bab 4 Cahaya Penerimaan Para Penjaga dan Pengingat,
berisi tentang cahaya yang diterima bagi orang yang
ber-muraqabah.
37

BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN PENERJEMAHAN

A. Pertanggungjawaban Penerjemahan Kitab Kasyf al-


Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb
Pada bab ini peneliti akan memberikan
pertanggungjawaban penerapan metode penerjemahan
semantik dalam kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb
karya Muhammad Idrus Buton. Pertanggungjawaban ini hanya
akan memaparkan 14 teks sampel kalimat dan paragraf hasil
terjemahan pada teks yang telah peneliti terjemahkan dari kitab
Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb yaitu pada setiap bab
yang mana kata dan strukturnya terdapat perubahan setelah
diterapkannya metode penerjemahan semantik.
1. Teks Pertama
TSu: 45

‫ ﺃﻥ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﻫﻲ‬: - ‫ ﺃﺭﺷﺪﻧﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻳﺎﻙ‬- ‫ﺍﻋﻠﻢ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ‬


‫ﺍﻟﻤﺤﺎﻓﻈﺔ ﺃﻱ ﻳﻠﺎﺯﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻋﺘﻘﺎﺩﻩ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻄﻠﻊ ﻋﻠﻰ ﻇﺎﻫﺮﻩ‬
‫ }ﺃﻡ‬:‫ ﻭﺃﻧﻪ ﺃﻳﻨﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻠﺎﺣﻈﺎ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬،‫ﻭﺑﺎﻃﻨﻪ ﺯﻣﺎﻧﺎ ﻭﻣﻜﺎﻧﺎ‬
:‫ﻳﺤﺴﺒﻮﻥ ﺃﻧﺎ ﻟﺎ ﻧﺴﻤﻊ ﺳﺮﻫﻢ ﻭﻧﺠﻮﺍﻫﻢ ﺑﻠﻰ{ ﻭﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
{‫}ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﺊ ﺭﻗﻴﺒﺎ‬

45
Lampiran-lampiran, h. 23.
38

TSa:
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah
membimbingku dan engkau: Hakikat muraqabah
adalah seseorang menjaga atau senantiasa meyakini
bahwa Allah adalah dzat yang maha melihat lahir
maupun batin dalam setiap ruang dan waktu, dan bahwa
ia selalu menyadari di manapun berada akan firman-
Nya: (Ataukah mereka mengira bahwa kami tidak
mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka?
Sebenarnya (kami mendengar)) dan juga firman-Nya
(Dan Allah maha mengawasi atas segala sesuatu).
a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat ‫ﺃﺭﺷﺪﻧﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻳﺎﻙ‬ peneliti

terjemahkan menjadi “semoga Allah membimbingku

dan engkau”, kata ‫ ﺃﺭﺷﺪﻧﻲ‬merupakan kalam insyaiyyah

yang mengandung makna do’a untuk objek yang


dimaksud.

Pada susunan kalimat ‫ﻭﺃﻧﻪ ﺃﻳﻨﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻠﺎﺣﻈﺎ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬


peneliti terjemahkan menjadi “dan bahwa ia selalu
menyadari di manapun berada akan firman-Nya” yang
secara gramatikal tidak sesuai dengan susunannya.
39

b. Strategi penerjemahan:
Adanya strategi taqdim wa takhir pada kalimat

‫ﺃﺭﺷﺪﻧﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻳﺎﻙ‬


3 2 1

semoga Allah membimbingku dan engkau


2 1 3
kata “Allah” berganti tempat, sehingga peneliti
menerjemahkan menjadi “semoga Allah

membimbingku” karena kata ‫ ﺃﺭﺷﺪ‬merupakan fi’il


madhi yang berarti memberikan makna lampau bagi
Allah yang maha qadim.
Adanya strategi hadzf (penambahan) dan
taqdim wa takhir pada kalimat

‫ﻭﺃﻧﻪ ﺃﻳﻨﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﻠﺎﺣﻈﺎ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬


4 3 2 1
dan bahwa ia selalu menyadari di manapun berada
akan firman-Nya.
1 2 3 4
5
kata “selalu” ditambahkan oleh peneliti karena
kata tersebut merupakan akibat dari adanya ‘amil

nawasikh ‫ﻛﺎﻥ‬ ‫ﺃﻧﻪ ﺃﻳﻨﻤﺎ‬.


40

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata ‫ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬


dikarenakan kata tersebut adalah sebuah istilah dalam
bidang tasawuf yang artinya “istilah ini diterapkan pada
konsentrasi penuh waspada, dengan segenap kekuatan
jiwa, pikiran, dan imajinasi, serta pemeriksaan yang
dengannya sang hamba mengawasi dirinya sendiri
dengan cermat. Selama muraqabahnya berlangsung,
sang hamba mengamati bagaimana Allah maujud
dengan jelas dalam kosmos dan dalam dirinya
sendiri”. 46 Dalam strategi penerjemahan ini dinamakan
borrowing (pungutan) karena belum ditemukan
padanan dalam BSa, maka peneliti tetap
mempertahankan istilah muraqabah tersebut.

46
Amatullah Amstrong, Khazanah Istilah Sufi Kunci Memasuki
Dunia Tasawuf (Malaysia: A.S. Noorden, 1995) h. 197.
41

2. Teks Kedua
TSu: 47

‫ ﻭﻛﺎﻥ ﻳﺨﺺ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻣﻨﻬﻢ‬،‫ﻭﻛﺎﻥ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻤﺸﺎﻳﺦ ﻟﻪ ﺗﻠﺎﻣﺬﺓ‬

: ‫ ﻓﻘﺎﻝ‬،‫ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ‬،‫ﺑﺈﻗﺒﺎﻟﻪ ﺃﻛﺜﺮ ﺑﻤﺎ ﻳﻘﺒﻞ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻩ‬

: ‫ ﻓﺪﻓﻊ ﺇﻟﻰ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﺗﻠﺎﻣﺬﺗﻪ ﻃﺎﺋﺮﺍ ﻭﻗﺎﻝ‬.(‫)ﺃﺑﻴﻦ ﻟﻜﻢ‬

‫ ﻭﺃﻣﺮﻩ‬،‫ ﻭﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ ﻫﺬﺍ ﻃﺎﺋﺮﺍ‬.(‫)ﺍﺫﺑﺤﻪ ﺑﺤﻴﺚ ﻟﺎ ﻳﺮﺍﻙ ﺃﺣﺪ‬

‫ ﻓﻤﻀﻮﺍ ﻭﺭﺟﻊ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﻗﺪ ﺫﺑﺢ‬،‫ﺑﻤﺜﻞ ﺃﻣﺮﻫﻢ ﺑﻪ‬

‫ )ﻫﻞ ﻟﺎ ﺫﺑﺤﺘﻪ؟( ﻓﻘﺎﻝ‬: ‫ ﻭﻗﺎﻝ‬،‫ ﻭﺟﺎء ﻫﺬﺍ ﺑﺎﻟﻄﺎﺋﺮ ﺣﻴﺎ‬،‫ﻃﺎﺋﺮﻩ‬

‫ ﻳﺎ ﺳﻴﺪﻱ ﺃﻣﺮﺗﻨﻲ ﺃﻥ ﺃﺫﺑﺤﻪ ﺑﺤﻴﺚ ﻟﺎ ﻳﺮﺍﻧﻲ ﺃﺣﺪ ﻭﻟﻢ ﺃﺟﺪ‬:

.(‫ )ﻟﻬﺬﺍ ﺃﺧﺼﻪ ﺑﺈﻗﺒﺎﻟﻲ ﻋﻠﻴﻪ‬: ‫ ﻓﻘﺎﻝ‬.‫ﻣﻮﺿﻌﺎ ﺇﻟﺎ ﻭﺍﻟﺤﻖ ﻳﺮﺍﻧﻲ‬


TSa:
Seperti beberapa Syekh memiliki murid, ada yang
mengistimewakan salah satu dari mereka, Syekh
tersebut selalu menemuinya dibanding murid lain,
mereka bertanya kepadanya karena hal tersebut : (Saya
akan menjelaskan kepada kalian) dia memberi seekor
burung kepada setiap muridnya dan berkata :
(Sembelihlah dia di tempat yang tidak ada satupun
orang melihatmu), dan dia memberikan burung itu, lalu

Lampiran-lampiran, h. 25.
47
42

memerintahkan kepada sang murid sama seperti dia


memerintahkan yang lain, mereka pergi dan
menyembelih burungnya, lalu sang murid datang
bersama burung yang masih hidup, Syeikh bertanya :
(Mengapa engkau tidak menyembelihnya?) dia
menjawab : Hai Tuanku engkau memerintahkanku
untuk menyembelihnya di tempat yang tidak ada
satupun orang melihatku akan tetapi aku tidak
menemukan satu tempat pun kecuali Allah melihatku.
Syekh pun berkata : (Inilah sebabnya aku
mengistemawakannya untuk selalu menemuiku).
a. Metode semantik:
Pada susunan kalimat

‫ﻓﺪﻓﻊ ﺇﻟﻰ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ ﺗﻠﺎﻣﺬﺗﻪ ﻃﺎﺋﺮﺍ‬


peneliti terjemahkan menjadi “dia memberi seekor
burung kepada setiap muridnya”, tidak ada banyak
perubahan pada terjemahan kalimat ini karena lebih
mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.

Pada susunan kalimat ‫ﻳﺮﺍﻧﻲ‬ ‫ﻭﻟﻢ ﺃﺟﺪ ﻣﻮﺿﻌﺎ ﺇﻟﺎ ﻭﺍﻟﺤﻖ‬


peneliti terjemahkan menjadi “akan tetapi aku tidak
menemukan satu tempat pun kecuali Allah melihatku”,

di sini kata ‫ﻭﺍﻟﺤﻖ‬ merupakan asmaul husna yang

dikhususkan untuk Allah SWT di mana jika tidak


43

memperhatikan konjungsi ‫ ﻭ‬yang merupakan wawu hal

yang menunjukkan keadaan kata sebelumnya, maka


jika tidak memperhatikan susunan tersebut akan
terjebak pada makna lain.
b. Strategi penerjemahan:

Adanya idiom verba pada kata ‫ﺇﻟﻰ‬ ‫ ﺩﻓﻊ‬arti kata ‫ﺩﻓﻊ‬


sendiri “mendorong, menolak, menghindari,
menggerakkan, memindahkan” 48, namun peneliti tidak
terjemahkan dengan arti tersebut karena adanya partikel

yang menyertai yaitu ‫ ﺇﻟﻰ‬, sehingga ‫ﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ‬ memiliki

arti “memberikan”.
Adanya strategi ziyadah (penambahan) pada
kalimat

‫ﻭﻟﻢ ﺃﺟﺪ ﻣﻮﺿﻌﺎ ﺇﻟﺎ ﻭﺍﻟﺤﻖ ﻳﺮﺍﻧﻲ‬


5 4 3 2 1
akan tetapi aku tidak menemukan satu tempat pun
kecuali Allah melihatku
1 2 3
4 5 6
kata “akan tetapi” ditambahkan karena dirasa perlu
untuk menambah tingkat keterbacaan TSa.

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia) Atef Sharia, versi 1.2.


48
44

3. Teks Ketiga
TSu: 49

[‫]ﻛﻠﺎﻡ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ ﺫ ﻭ ﺍﻟﻨﻮﻥ ﺍﻟﻤﺼﺮﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬


‫ )ﻋﻠﺎﻣﺔ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺇﻳﺜﺎﺭ ﻣﺎ ﺁﺛﺮ‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺫﻭﻥ ﺍﻟﻨﻮﻥ‬
.(‫ ﻭﺗﺼﻐﻴﺮ ﻣﺎ ﺻﻐﺮ ﺍﻟﻠﻪ‬،‫ ﻭﺗﻌﻈﻴﻢ ﻣﺎ ﻋﻈﻢ ﺍﻟﻠﻪ‬،‫ﺍﻟﻠﻪ‬

TSa:
(Pendapat Imam Dzun Nun al-Misri tentang
Muraqabah)
Beliau berpendapat : (Tanda-tanda muraqabah adalah
mengutamakan yang diutamakan Allah,
mengagungkan yang diagungkan Allah, serta
mengecilkan yang Allah dikecilkan Allah).
a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat ‫ﺍﻟﻠﻪ‬ ‫ ﺇﻳﺜﺎﺭ ﻣﺎ ﺁﺛﺮ‬, ‫ﻭﺗﻌﻈﻴﻢ ﻣﺎ ﻋﻈﻢ‬

‫ﺍﻟﻠﻪ‬ dan ‫ﻭﺗﺼﻐﻴﺮ ﻣﺎ ﺻﻐﺮ ﺍﻟﻠﻪ‬ peneliti terjemahkan

“mengutamakan yang diutamakan Allah”,


mengagungkan yang diagungkan Allah”, dan “serta
mengecilkan yang dikecilkan Allah”, di sini tidak ada
banyak perubahan pada terjemahan kalimat ini karena
metode semantik lebih mengutamakan makna yang
terkandung di dalam TSu.

49
Lampiran-lampiran, h. 26.
45

b. Strategi penerjemahan:

Adanya strategi tabdil (transposisi) pada kata ‫ﺇﻳﺜﺎﺭ‬ ,

‫ﺗﻌﻈﻴﻢ‬ dan ‫ﺗﺼﻐﻴﺮ‬ yang merupakan isim mashdar yang

memiliki arti “pengutamaan”, “pengagungan, dan


“pengecilan” 50, namun peneliti terjemahkan menjadi
49F

kata verb sehingga artinya menjadi “mengutamakan”


“mengagungkan” dan “mengecilkan” karena lebih
berterima dengan terjemahan yang dimaksud.

4. Teks Keempat
TSu: 51

[‫]ﻛﻠﺎﻡ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ ﺃﺑﻲ ﺣﻔﺺ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬


‫ )ﺇﺫﺍ ﺟﺎﻟﺴﺖ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻓﻜﻦ‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﻔﺺ‬
‫ ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻳﺮﺍﻗﺒﻮﻥ‬،‫ ﻭﻟﺎ ﻳﻐﺮﻧﻚ ﺍﺟﺘﻤﺎﻋﻬﻢ ﻋﻠﻴﻚ‬،‫ﻭﺍﻋﻈﺎ ﻟﻘﻠﺒﻚ‬
.(‫ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﺭﻗﻴﺐ ﺑﺎﻃﻨﻚ‬،‫ﻇﺎﻫﺮﻙ‬
TSa:
(Pendapat Imam Abu Hafsh tentang Muraqabah)
Beliau berpendapat : (Jika engkau duduk bersama
manusia, jadilah penasihat untuk hatimu, dan jangan
sampai engkau terperdaya bersama mereka, karena

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia al-


50

Munawwir (Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 1984) h. 6, 779, 946.


51
Lampiran-lampiran, h. 28.
46

mereka akan mengawasi lahirmu, dan Allah yang Maha


mengawasi batinmu).

a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat ‫ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬ ‫ﻛﻠﺎﻡ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ ﺃﺑﻲ ﺣﻔﺺ ﻋﻦ‬


peneliti terjemahkan “pendapat Imam Abu Hafsh
tentang Muraqabah”, tidak ada banyak perubahan pada
terjemahan kalimat ini karena metode semantik lebih
mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.
b. Strategi penerjemahan:

Kata ‫ ﺇﻣﺎﻡ‬peneliti tidak terjemahkan, tetapi hanya


perlu di transkripsi saja, maka kata tersebut ditulis
dengan diksi “Imam” yang memiliki arti “pemimpin
salat, mazhab, umat negeri dan sebagainya” 52. 51F

5. Teks Kelima
TSu: 53
‫ ﻭﻧﺤﻦ‬: ‫ ﻭﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﺈﺷﺎﺭﺓ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﺄﻗﺮﺑﻴﺔ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬
‫ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺣﺒﻞ ]ﺍﻟﻮﺭﻳﺪ[ ﻓﺘﻌﻠﻢ ﻳﻘﻴﻨﺎ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻴﻚ‬
.‫ ﻭﺃﻗﺪﺭ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻨﻚ‬،‫ ﻭﺃﺷﻔﻖ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻨﻚ‬،‫ﻭﻣﻨﻚ‬

52
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/imam diakses pada 20 Juli
pukul 2019 pukul 10.20 WIB.
53
Lampiran-lampiran, h. 30.
47

TSa:
Muraqabah al-Aqrabiyah (lebih dekat), seperti
diisyaratkan dalam firman Allah: (Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya) Maka dengan ayat
ini kamu tahu secara yakin bahwa Allah SWT lebih
dekat denganmu dan darimu, Dia lebih mengasihimu
daripada dirimu sendiri, serta lebih memuliakanmu
daripada dirimu sendiri.
a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat ‫ﻭﺃﺷﻔﻖ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻨﻚ‬ peneliti

terjemahkan “Dia lebih mengasihimu daripada dirimu


sendiri”, tidak ada banyak perubahan pada terjemahan
kalimat ini karena metode semantik lebih
mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.

Pada susunan kalimat ‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﺄﻗﺮﺑﻴﺔ‬: ‫ﻭﻣﻨﻬﺎ‬ peneliti

terjemahkan “Muraqabah al-Aqrabiyah (lebih dekat)”,


yang secara gramatikal tidak sesuai dengan
susunannya.
b. Strategi penerjemahan:

Adanya idiom verba pada kata ‫ﺃﺷﻔﻖ ﻋﻠﻲ‬ , kata

‫ﺃﺷﻔﻖ‬ sendiri memiliki arti “merasa takut” 54, namun


53F

peneliti tidak terjemahkan dengan arti tersebut karena

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).


54
48

adanya partikel yang menyertai, yang mana ia menjadi

satu kesatuan frase, sehingga frase ‫ﺃﺷﻔﻖ ﻋﻠﻲ‬ memiliki

arti “mengasihi”.
Adanya strategi hadzf (membuang) pada partikel

‫ﻣﻦ‬ selain bermakna “dari”, juga terkadang berfungsi

sebagai tab’idh (salah satu), dalam hal ini partikel


tersebut menunjukkan arti “salah satunya”, namun
peneliti tidak menerjemahkannya karena tidak
mempengaruhi pada konteks yang menyertai.

6. Teks Keenam
TSu: 55

[‫]ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺗﻜﻮﻥ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﻏﺎﻟﺒﺎ‬


‫ﻭﻫﺬﻩ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺎﺕ ﻣﺘﻔﺮﻋﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﺄﺻﻞ ﺍﻟﻤﺘﻘﺪﻡ ﺍﻟﻤﺸﺮﻭﻉ ﻋﻦ‬
‫ ﺃﻱ ﺑﺎﺷﺘﻐﺎﻝ‬-‫ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺷﺮﻑ ﻭﻛﺮﻡ‬- ‫ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ‬
،‫ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﻮﺍﺭﺩﺓ ﻓﻲ ﺃﺻﻞ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬،‫ ﺇﺫ ﻫﻲ ﺍﻟﺄﺻﻞ‬،‫ﺍﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ‬
‫ ﻭﻗﺪ ﻧﻘﻞ ﻋﻦ ﻏﺎﻟﺐ ﺳﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺔ‬،‫ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺎﺗﺒﺎﻉ ﺷﺄﻥ ﻋﻈﻴﻢ‬
‫ﻛﺄﺑﻲ ﻳﺰﻳﺪ ﺍﻟﺒﺴﻄﺎﻣﻲ ﺳﻠﻄﺎﻥ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﻛﺎﻧﺖ ﺑﺎﺳﻢ‬
.‫ﺍﻟﺬﺍﺕ ﻏﺎﻟﺒﺎ‬
TSa:
(Muraqabah itu Umumnya Mewiridkan Ism adz-Dzat
(Allah))

55
Lampiran-lampiran, h. 36.
49

Cara-cara ini merupakan cabang dari zikir pokok yang


diajarkan Rasulullah SAW yang mulia – yaitu dengan
menyibukkan Ism adz-Dzat, karena ism adz-dzat adalah
pokok, dan merupakan wirid pokok muraqabah, di sini
itba’ kepada nabi adalah suatu hal yang penting, serta
dinukil dari kebanyakan para pemimpin thariqah
seperti Abu Yazid al-Bustomi merupakan sultan arifin
(rajanya para ahli ma’rifat) yang menegaskan bahwa
muraqabah ada umumnya dengan mwewiridkan ism
adz-dzat.
a. Metode semantik:

Pada frasa ‫ﻭﻛﺮﻡ‬ ‫ﻭﺷﺮﻑ‬ peneliti terjemahkan “yang

mulia”, kata tersebut cukup berterima dengan


diterjemahkan satu frasa saja.

Pada susunan kalimat ‫ﺍﻟﺬﺍﺕ‬ ‫ﺃﻱ ﺑﺎﺷﺘﻐﺎﻝ ﺍﺳﻢ‬ peneliti

terjemahkan “yaitu dengan menyibukkan Ism adz-


Dzat” yang secara gramatikal tidak sesuai dengan
susunannya.
b. Strategi penerjemahan:

Pada frasa ‫ﻭﻛﺮﻡ‬ ‫ ﻭﺷﺮﻑ‬peneliti hanya terjemahkan


ke dalam satu adverbia, yang mana keduanya memiliki
arti yang sama yaitu “mulia”, di sini ada pengulangan
kata untuk menegaskan dan memuliakan pada sang
prediket yang dimaksud yaitu Rasulullah SAW.
50

Adanya strategi tabdil (transposisi) pada kata ‫ﺍﺷﺘﻐﺎﻝ‬

yang merupakan isim mashdar yang memiliki arti


“kesibukan” 56, namun peneliti terjemahkan menjadi
5F

kata verb sehingga artinya menjadi “menyibukkan”


karena lebih berterima dengan terjemahan yang
dimaksud.
c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata ‫ﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺔ‬ dan

‫ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ‬dikarenakan kata tersebut adalah istilah dalam

bidang tasawuf, kata ‫ﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺔ‬ artinya “perjalanan

panjang (salik), umumnya hanya sampai ke haqul


yaqin, dan jarang sampai ke tajali ilahi

(mukasyafah)” 57, dan kata ‫ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ‬artinya “orang yang


telah sampai pada derajat sebagai mukmin yang
sempurna karena selalu membersihkan dirinya dari
syirik, melihat dengan cahaya Allah, dan istigrak pada
Allah; cinta golongan arifin kepada Allah disadari oleh
keadaan mereka yang telah mengenal hakikat Allah
dengan yang sebenarnya; yang dilihat dan yang
dirasakan oleh golongan arifin bukan cinta Allah, tetapi

56
Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).
57
KH. Amiruddin Syah, Kunci Tasawuf. (Jakarta: Institut Kajian
Tasawuf, 2015), h. 226.
51

diri yang dicintai; mereka hanya melihat yang dicintai,


hanya mendengar kepada-Nya, dan hanya
mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah 58.
Dalam strategi penerjemahan ini dinamakan borrowing
(pungutan) karena belum ditemukan padanan dalam
BSa, maka peneliti tetap mempertahankan istilah
thariqah dan ‘arifin tersebut.

7. Teks Ketujuh
TSu: 59

‫ ﻣﻦ‬: -‫ﻗﺪﺱ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺳﺮﺍﺭﻫﻢ‬- ‫ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺄﻛﺎﺑﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺤﻘﻘﻴﻦ‬

‫ )ﺍﻟﻠﻪ‬: ‫ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﺑﺄﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺬﺍﻛﺮ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﻳﺎﻡ‬

،‫ ﻭﻟﺎ ﻳﺮﻯ ﺷﻴﺌﺎ ﺇﻟﺎ ﺍﻟﻠﻪ‬،‫ﺍﻟﻠﻪ( ﺩﺍﺋﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬

‫ﻓﺘﻈﻬﺮ ﻟﻪ ﺍﻟﺄﺭﻭﺍﺡ ﻭﺍﻟﻤﻠﺎﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﺄﻧﺒﻴﺎء ﻭﺍﻟﺄﻭﻟﻴﺎء ﻭﺍﻟﺒﺪﻟﺎء ﻭﻏﻴﺮ‬

‫ ﺛﻢ ﺩﺍﻡ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﺃﺧﺮ‬،‫ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﻋﺠﺎﺋﺐ ﺍﻟﺄﺳﺮﺍﺭ‬

‫ ﻓﺈﻥ ﺑﻠﻎ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ‬،‫ﺃﻇﻬﺮ ﻟﻪ ﻋﺠﺎﺋﺐ ﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ ﺍﻟﺄﻋﻠﻰ‬

.‫ ﻭﺃﻋﻄﺎﻩ ﺍﻟﺘﺼﺮﻓﺎﺕ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺟﻮﺩﺍﺕ‬،‫ﺃﻇﻬﺮ ﻟﻪ ﺍﻟﻜﺮﺍﻣﺎﺕ‬

58
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf (Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1985), h.3.
59
Lampiran-lampiran, h. 37.
52

TSa:
Sebagian besar para ahli hakikat -yang semoga Allah
mensucikan sirr-nya- berpendapat : Siapa yang ingin
berdzikir dengan ism adz-dzat hendaknya ia mengucap
(Allah Allah) selama 7 hari di dalam hati bukan dalam
lisan, dan hendaknya ia tidak melihat sesuau kecuali
Allah, dan dia akan ditampakkan beberapa keajaiban
yang bersifat rahasia berupa ruh para malaikat, nabi,
aulia, budala, dll, kemudian dia melanjutkannya
selama 7 hari berikutnya maka ia akan ditampakkan
baginya keajaiban alam malakut a’la, lalu jika sampai
40 hari akan ditampakkan baginya beberapa karamah,
serta diberikan beberapa kemampuan untuk melakukan
sesuatu di alam ini.
a. Metode semantik:
Pada susunan kalimat

‫ﻓﺘﻈﻬﺮ ﻟﻪ ﺍﻟﺄﺭﻭﺍﺡ ﻭﺍﻟﻤﻠﺎﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﺄﻧﺒﻴﺎء ﻭﺍﻟﺄﻭﻟﻴﺎء‬

‫ﻭﺍﻟﺒﺪﻟﺎء ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﻋﺠﺎﺋﺐ ﺍﻟﺄﺳﺮﺍﺭ‬


peneliti terjemahkan “dia akan ditampakkan beberapa
keajaiban yang bersifat rahasia berupa ruh para
malaikat, nabi, aulia, guru, dll,” yang secara gramatikal
tidak sesuai dengan susunannya.
53

Pada susunan kalimat ‫ﺍﻟﻤﻮﺟﻮﺩﺍﺕ‬ ‫ﻭﺃﻋﻄﺎﻩ ﺍﻟﺘﺼﺮﻓﺎﺕ ﻓﻲ‬


peneliti terjemahkan “serta diberikan beberapa
kemampuan untuk melakukan sesuatu di alam ini”,
tidak ada banyak perubahan pada terjemahan kalimat
ini karena metode semantik lebih mengutamakan
makna yang terkandung di dalam TSu.
b. Strategi penerjemahan:
Adanya strategi taqdim wa takhir (mendahulukan
dan mengakhirkan) pada kalimat

‫ﻓﺘﻈﻬﺮ ﻟﻪ ﺍﻟﺄﺭﻭﺍﺡ ﻭﺍﻟﻤﻠﺎﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﺄﻧﺒﻴﺎء ﻭﺍﻟﺄﻭﻟﻴﺎء ﻭﺍﻟﺒﺪﻟﺎء ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ‬


2 1

‫ﻣﻦ ﻋﺠﺎﺋﺐ ﺍﻟﺄﺳﺮﺍﺭ‬


3
dan dia akan ditampakkan beberapa keajaiban yang
bersifat rahasia berupa ruh para malaikat, nabi, aulia,
guru, dll
1 3
2
kata “beberapa keajaiban yang bersifat rahasia”
berganti tempat karena untuk memudahkan TSa yang
dimaksud.
54

Adanya strategi ziyadah (penambahan) pada


kalimat

‫ﻭﺃﻋﻄﺎﻩ ﺍﻟﺘﺼﺮﻓﺎﺕ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺟﻮﺩﺍﺕ‬


3 2 1
serta diberikan beberapa kemampuan untuk melakukan
sesuatu di alam ini
1 2 3
4
kata “beberapa kemampuan” dan “sesuatu” ini menjadi
konsekuensi dari perbedaan TSa dan TSu sehingga
menambah tingkat keterbacaan TSa.
c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata ‫ ﺃﺳﺮﺍﺭ‬، ‫ﺍﻟﺄﻭﻟﻴﺎء‬،

‫ﺍﻟﺒﺪﻟﺎء‬, ‫ﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ ﺍﻟﺄﻋﻠﻰ‬ dan ‫ ﺍﻟﻜﺮﺍﻣﺎﺕ‬dikarenakan kata-


kata tersebut adalah istilah dalam bidang tasawuf, kata

‫ ﺃﺳﺮﺍﺭ‬artinya “jamak dari sirr yaitu rahasia atau misteri


yang merupakan substansi halus dan lembut dari rahmat
Allah, relung kesadaran paling dalam, tempat
komunikasi rahasia antara Tuhan (rabb) dan hamba
(‘abd)-Nya, inilah tempat paling tersembunyi di mana
Allah memanifestasikan rahasia-rahasia-Nya kepada
55

diri-Nya sendiri, 60 kata ‫ﺍﻟﺄﻭﻟﻴﺎء‬ artinya “jamak wali,

yaitu orang yang dekat dengan Allah sehingga orang itu


mengenal sifat Allah; dalam tasawuf orang yang

demikian disebut waliyullah” 61,‫ﺍﻟﺒﺪﻟﺎء‬ artinya “para

pengganti, di dalam hierarki sufi, ada tujuh orang yang


disebut al-budala. Seorang pengganti atau al-badal
adalah orang yang telah melakukan perjanalan dari
suatu tempat dengan meninggalkan tubuh sedemikian
rupa sehingga tak seorang pun tahu bahwa dia sudah

tidak ada”, 62 ‫ﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ ﺍﻟﺄﻋﻠﻰ‬ artinya “segala sesuatu

yang menutupi tuntutan; menurut ahli hakikat, hijab


adalah terbentuknya gambaran alam dalam hati yang

menghalangi datangnya tajali haq” 63 dan kata ‫ﺍﻟﻜﺮﺍﻣﺎﺕ‬


artinya “keajabian dan keistimewaan pekerjaan yang
luar biasa yang dilakukan oleh para wali yang
membuktikan kemuliaannya di sisi Allah” 64. Dalam63F

strategi penerjemahan ini dinamakan borrowing


(pungutan) karena belum ditemukan padanan dalam

60
Drs. Totok Jumantoro, M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin,
M.Ag., Kamus Ilmu Tasawuf. (Jakarta: AMZAH, 2005), h. 209.
61
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h.3.
62
KH. Amiruddin Syah, Kunci Tasawuf. h. 63.
63
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h.26
64
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h.19.
56

BSa, maka peneliti tetap mempertahankan istilah aulia,


budala, malakut a’la dan karamah tersebut.

8. Teks Kedelapan
TSu: 65

[‫]ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺃﻟﻮﺍﻥ ﺍﻟﺤﺠﺐ‬


‫ﻭﻗﺪ ﺭﺗﺒﻬﺎ ﺭﻛﻦ ﺍﻟﻤﻠﺔ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﻓﺠﻌﻞ ﻟﻮﻥ ﻛﻞ‬
‫ ﻓﻠﻮﻥ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﻘﺎﻟﺒﻴﺔ‬،‫ﻧﻮﺭ ﺳﺘﺮ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻄﺎﺋﻒ ﺍﻟﺴﺒﻊ‬
‫ ﻭﻟﻮﻥ ﻧﻮﺭ‬،‫ ﻭﻟﻮﻥ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﻨﻔﺴﻴﺔ ﺯﺭﻗﺔ ﺻﺎﻓﻴﺔ‬،‫ﺩﺧﺎﻥ ﻛﺪﺭ‬
‫ ﻭﻟﻮﻥ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺮﻭﺣﻴﺔ ﺃﺻﻔﺮ‬،‫ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﻘﻠﺒﻴﺔ ﺃﺣﻤﺮ ﻋﻘﻴﻘﻲ‬
‫ ﻭﻟﻮﻥ ﻧﻮﺭ‬،‫ ﻭﻟﻮﻥ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺴﺮﻳﺔ ﺃﺑﻴﺾ ﺻﺎﻑ‬،‫ﺩﻗﻴﻖ‬
‫ ﻭﻟﻮﻥ ﻧﻮﺭ‬،‫ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺨﻔﻴﺔ ﺃﺳﻮﺩ ﺑﺮﺍﻕ ﻳﻨﺰﻝ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﺮﺃﺱ‬
.‫ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﺣﻀﺮﺓ ﺻﺎﻓﻴﺔ‬
TSa:
(Macam-macam Warna Hijab)
Para wali Allah mutaakhirin menyusun warna hijab,
maka mereka menjadikan warna setiap cahaya
menyelimuti lathifah dari lathifah 7, maka warna
cahaya lathifah qalibiyah adalah abu pekat, warna
cahaya lathifah nafsiyyah adalah biru jernih, warna
cahaya lathifah qalbiyyah adalah merah nyata, warna
cahaya lathifah ruhiyyah adalah kuning cerah, warna
cahaya lathifah sirriyyah adalah putih murni, warna

65
Lampiran-lampiran, h. 39.
57

cahaya lathifah khafiyyah adalah hitam mengkilap yang


turun dari atas kepala, dan warna lathifah haqiqah
adalah hijau jernih.
a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat ‫ﺭﻛﻦ ﺍﻟﻤﻠﺔ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ‬


peneliti terjemahkan “Para wali Allah mutaakhirin”,
yang secara gramatikal tidak sesuai dengan
susunannya, karena arti tersebut menjadi satu kesatuan.

Pada susunan frasa ‫ﺃﺻﻔﺮ ﺩﻗﻴﻖ‬ peneliti terjemahkan

“kuning cerah”, tidak ada banyak perubahan pada

terjemahan frasa ini karena metode semantik lebih


mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.
b. Strategi penerjemahan:

Pada frasa ‫ ﺭﻛﻦ ﺍﻟﻤﻠﺔ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ‬memiliki arti

“tiang agama dari orang-orang terdahulu”, namun


peneliti tidak menerjemahkannya karena tidak sesuai
dengan konteks yang dimaksud, sehingga peneliti
terjemahkan menjadi “para wali Allah”.

Kata ‫ﺩﻗﻴﻖ‬ memiliki arti “1. Yang tipis, halus,

lembut, kecil, subtil, detail, akurat, tepat, teliti, cermat,


2. Peka, sensitif, kritis, serius“ 66 namun peneliti tidak
65F

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).


66
58

terjemahkan dengan kata tersebut karena tidak sesuai


dengan kata yang mendampinginya, sehingga jika

digabungkan menjadi frasa nomina ‫ﺃﺻﻔﺮ ﺩﻗﻴﻖ‬ yang

peneliti terjemahkan “kuning cerah”, di sini terdapat


analisis kompenensial yang berfungsi ketika sebuah
kata BSu diterjemahkan ke dalam BSa dengan cara
memerinci komponen-komponen makna kata BSu
tersebut.
c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata ‫ﺍﻟﺤﺠﺐ‬ dan

‫ﺍﻟﻠﻄﺎﺋﻒ‬ dikarenakan dua kata tersebut adalah istilah

dalam bidang tasawuf, ‫ﺍﻟﺤﺠﺐ‬ artinya “segala sesuatu

yang menutupi tuntutan; menurut ahli hakikat, hijab


adalah terbentuknya gambaran alam dalam hati yang

menghalangi datangnya tajali haq 67 dan kata ‫ﺍﻟﻠﻄﺎﺋﻒ‬


artinya “jamaknya lathif – halus, lembut, dan tidak
kasar. Istilah ini secara umum mengacu pada berbagai
esensi lembut dan halus (pusat) dalam tubuh. Penyucian
lathaif merupakan perjuangan spiritual (mujahadah)
dalam tarekat atau jalan spiritual, penyucian setiap
lathaif yang terpisah menandai sebuah tahap dalam

Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 11.


67
59

perjalanan kembali. Lathaif juga mendefinisikan


berbagai kelembutan dan kehalusan dalam diri kaum
arif dan pencinta Allah”. 68 Dalam strategi
penerjemahan ini dinamakan borrowing (pungutan)
karena belum ditemukan padanan dalam BSa, maka
peneliti tetap mempertahankan istilah hijab dan
lathifah tersebut.

9. Teks Kesembilan
TSu: 69

‫ﻓﺈﺫﺍ ﺗﻮﺟﻪ ﺍﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﺼﺎﺩﻕ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﻀﺮﺓ ﺍﻟﺈﻟﻬﻴﺔ ﻭﺑﻨﺎ ﺃﻣﺮﻩ ﻋﻠﻰ‬

‫ ﻭﺩﺍﻭﻡ ﺍﻟﺬﻛﺮ‬،‫ﺍﻟﺮﻳﺎﺿﺔ ﻭﺍﻟﻤﺠﺎﻫﺪﺓ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﻭﺍﻟﻤﺘﺎﺑﻌﺔ‬

‫ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺑﺈﺷﺎﺭﺓ ﺷﻴﺦ ﻣﺮﺷﺪ ﻳﻌﺒﺮ ﺳﺮﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻠﻚ‬

.‫ ﻭﻳﻘﻄﻊ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﺤﺠﺐ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ‬،‫ﻭﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ‬


TSa:
Apabila seorang murid yang jujur ber-tawajuh ke dalam
hadirat Ilahi, lalu dia menyibukkan dirinya dalam
riadah dan mujahadah sesuai dengan sunnah dan
mutaba’ah Nabi, dan selalu berdzikir dan ber-
muraqabah sesuai dengan petunjuk syekh mursyid
maka akan disingkapkan rahasia alam mulk dan

68
Drs. Totok Jumantoro, M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin,
M.Ag., Kamus Ilmu Tasawuf. h. 127.
69
Lampiran-lampiran, h. 40.
60

malakut, dan akan disingkapkan semua hijab yang telah


disebut di atas sesuai dengan izin Allah.
a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat ‫ﻭﻳﻘﻄﻊ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻟﺤﺠﺐ‬ peneliti

terjemahkan “dan akan disingkapkan semua hijab”,


tidak ada banyak perubahan pada terjemahan kalimat
ini karena metode semantik lebih mengutamakan
makna yang terkandung di dalam TSu.
b. Strategi penerjemahan:

Adanya strategi tabdil (transposisi) pada kata ‫ﻳﻘﻄﻊ‬


yang pada umumnya secara leksikal memiliki arti
“memotong, menyela, menambah, membagi,
menyekat, menyabik” 70, namun peneliti terjemahkan
69F

menjadi “disingkapkan” karena lebih sesuai dengan


konteks yang menyertai.
c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata ‫ﺍﻟﺮﻳﺎﺿﺔ‬ ،‫ﺍﻟﻤﺠﺎﻫﺪﺓ‬

‫ﻣﺮﺷﺪ‬,‫ﺷﻴﺦ‬, ‫ ﺍﻟﻤﻠﻚ‬dan ‫ ﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ‬dikarenakan kata-kata

tersebut tersebut adalah istilah dalam bidang tasawuf,

‫ ﺍﻟﺮﻳﺎﺿﺔ‬artinya “1. Ibarat untuk penindakan budi pekerti


kejiwaan, yaitu bahwa pendidikan hanya merupakan

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).


70
61

percampuran dan pelepasan watak, 2. Melatih diri


dengan dengan melatih batinnya untuk mendekatkan
diri kepada Allah dengan jalan mengendalikan hawa

nafsunya” 71 kata ‫ﺍﻟﻤﺠﺎﻫﺪﺓ‬ artinya “perjuangan batin

melawan diri sendiri dalam usahanya memasuki


kehidupan yang lebih sempurna sebagai manusia di
dalam melawan nafsu serta berusaha untuk tidak
meminta imbalan atau ganjaran atas amal ibadahnya” 72,

kata ‫ﻣﺮﺷﺪ‬ artinya “yang memberi petunjuk tentang

jalan lurus sebelum tersesat, yaitu seorang syekh atau

guru dalam ilmu tasawuf” 73, kata ‫ﺷﻴﺦ‬ artinya “guru

spiritual, secara bahasa bermakna laki-laki tua, orang


yang dituakan atau sesepuh, syekh merupakan
pembimbing autentik dan satu-satunya yang dituju oleh
sang pencari kebenaran dalam pencariannya, secara
khusus adalah gelar bagi pimpinan spiritual, guru,

pimpinan, tarekat”, 74 kata ‫اﻟﻤﻠﻚ‬ artinya “malaikat;

termasuk jenis makhluk halus yang berasal dari nur;


dapat menjelmakan dirinya dalam berbagai bentuk” 75. 74F

71
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 33.
72
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 30.
73
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 32.
74
Drs. Totok Jumantoro, M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin,
M.Ag., Kamus Ilmu Tasawuf. h. 215.
75
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 26.
62

Dan kata ‫ ﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ‬artinya “alam gaib khusus untuk roh

dan jiwa” 76. Dalam strategi penerjemahan ini


dinamakan borrowing (pungutan) karena belum
ditemukan padanan dalam BSa, maka peneliti tetap
mempertahankan istilah riadah, mujahadah, mursyid,
syekh dan malakul maut tersebut.

10. Teks Kesepuluh


TSu: 77

.‫ ﻋﺪﻡ ﺗﺼﻮﺭ ﺍﻟﺮﻳﺎء ﻓﻴﻬﺎ؛ ﻟﺄﻧﻪ ﻟﻮ ﺭﺃﻩ ﻏﻴﺮﻩ ﻇﻨﻪ ﻧﺎﻋﺴﺎ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬

TSa:
Tidak ada gambaran riya’: karena ketika dia dilihat
orang lain, dia dikira sebagai orang yang mengantuk.
a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat ‫ﻋﺪﻡ ﺗﺼﻮﺭ ﺍﻟﺮﻳﺎء ﻓﻴﻬﺎ‬ peneliti

terjemahkan “tidak ada gambaran riya’”, tidak ada


banyak perubahan pada terjemahan kalimat ini karena
metode semantik lebih mengutamakan makna yang
terkandung di dalam TSu.

Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 26.


76

Lampiran-lampiran, h. 42.
77
63

b. Strategi penerjemahan:
Adanya strategi hadzf (penghapusan atau
pengurangan) pada kalimat

‫ﻋﺪﻡ ﺗﺼﻮﺭ ﺍﻟﺮﻳﺎء ﻓﻴﻬﺎ‬


4 3 2 1
tidak ada gambaran riya’
1 2 4

kata ‫ﻓﻴﻬﺎ‬ dihapus untuk tidak diterjemahkan, karena

tanpa kata itu pun tidak akan mengurangi tingkat


keterbacaan dan kepahaman pada TSa.
c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata ‫ﺍﻟﺮﻳﺎء‬


dikarenakan kata tersebut adalah istilah dalam bidang

tasawuf, ‫ﺍﻟﺮﻳﺎء‬ artinya “1. Meninggalkan rasa ikhlas

dalam beramal karena ingin menarik perhatian selain


Allah, 2. Menonjol-nonjolkan amalan baik dengan
tujuan agar dipuji atau untuk mencari muka dengan
tujuan tertentu” 78 Dalam strategi penerjemahan ini
dinamakan borrowing (pungutan) karena belum
ditemukan padanan dalam BSa, maka peneliti tetap
mempertahankan istilah riya’ tersebut.

Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 33.


78
64

11. Teks Kesebelas


TSu: 79

‫ )ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻠﻪ‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺠﺮﻳﺮﻱ‬


.(‫ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﻟﻢ ﻳﺼﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﺸﻒ ﻭﺍﻟﻤﺸﺎﻫﺪﺓ‬
TSa:
Al-Jarir berkata : (Siapa yang tidak memiliki takwa dan
muraqabah di antara dia dan Allah, maka dia tidak akan
sampai pada tingkat kasyf dan musyahadah).
a. Metode semantik:
Pada susunan kalimat

‫ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬


peneliti terjemahkan “Siapa yang tidak memiliki takwa
dan muraqabah di antara dia dan Allah”, tidak ada
banyak perubahan pada terjemahan kalimat ini karena
metode semantik lebih mengutamakan makna yang
terkandung di dalam TSu.
b. Strategi penerjemahan:

Adanya idiom verba pada kata ‫ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻴﻦ‬، ‫ﻳﺤﻜﻢ‬


sendiri artinya “memerintahkan, mengomando,
memutuskan, menetapkan” 80, namun peneliti tidak
79F

terjemahkan dengan arti tersebut karena adanya partikel

Lampiran-lampiran, h. 43.
79

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).


80
65

‫ ﺑﻴﻦ‬yang menyertai, yang mana ia menjadi satu kesatuan

idiom verba, sehingga kata ‫ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻴﻦ‬ memiliki arti

“memiliki”.
Adanya strategi taqdim wa takhir (mendahulukan
dan mengakhirkan) pada kalimat

‫ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬


6 5 4 3 2 1
Siapa yang tidak memiliki takwa dan muraqabah di
antara dia dan Allah
1 2 5 6
3 4
kata “takwa dan muraqabah” berganti tempat karena
sebagai prediket sehingga didahulukan untuk
memudahkan TSa yang dimaksud.
c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata ‫ﺍﻟﻜﺸﻒ‬

,‫ ﺍﻟﻤﺸﺎﻫﺪﺓ‬dan ‫ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ‬ dikarenakan kata-kata tersebut

adalah istilah dalam bidang tasawuf, ‫ﺍﻟﻜﺸﻒ‬ artinya

“terbukanya mata hati seseorang atas segala yang gaib


karena telah terbuka kepada dirinya tabir rahasia Allah;
66

dari fana dari sesuatu selain Allah, seseorang akan


mengetahui bahwa semua yang ada ini masuk ke dalam

cahaya kebenaran Allah” 81, kata ‫ﺍﻟﻤﺸﺎﻫﺪﺓ‬ artinya

melihat Allah dengan perantaraan melihat segala


macam makhluk-Nya karena ia menampakkan wujud-
Nya pada segala sesuatu yang ada; memandang sesuatu
berdasarkan tauhid atau keesaan Allah” 82, dan kata

‫ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ‬artinya “patuh kepada segala perintah Allah SWT


dengan menjauhi semua larangan-Nya” 83. Dalam
strategi penerjemahan ini dinamakan borrowing
(pungutan) karena belum ditemukan padanan dalam
BSa, maka peneliti tetap mempertahankan istilah kasyf
dan musyahadah tersebut.

12. Teks Kedua belas


TSu: 84

،‫ )]ﺍﻟﺮﺟﺎء[ ﻳﺤﺒﻚ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻄﺎﻋﺎﺕ‬: ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺼﺮﺍﺑﺎﺩﻱ‬


‫ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺗﺆﺩﻳﻚ ﺇﻟﻰ ﻃﺮﻕ‬،‫ﻭﺍﻟﺨﻮﻑ ﻳﺒﻌﺪﻙ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻲ‬
.(‫ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻭﻟﻲ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ‬،‫ﺍﻟﺤﻘﺎﺋﻖ‬

81
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 20.
82
Amatullah Amstrong, Khazanah Istilah Sufi Kunci Memasuki
Dunia Tasawuf. h. 30.
83
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf . h. 39.
84
Lampiran-lampiran, h. 43.
67

TSa:
An-Nushrabad berkata : ((raja’) itu menjadikanmu
mencintai ketaatan, (khauf) itu menjauhkanmu dari
maksiat, dan muraqabah itu menuntunmu pada jalan
hakikat, Allah maha pemilik taufiq).
a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat

‫ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺗﺆﺩﻳﻚ ﺇﻟﻰ ﻃﺮﻕ ﺍﻟﺤﻘﺎﺋﻖ‬


peneliti terjemahkan “dan muraqabah itu menuntunmu
pada jalan hakikat”, tidak ada banyak perubahan pada
terjemahan kalimat ini karena metode semantik lebih
mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.
b. Strategi penerjemahan:

Adanya idiom verba pada kata ‫ﺗﺆﺩﻱ‬ memiliki arti

“melakukan, melaksanakan, menyelesaikan” 85, namun


peneliti tidak terjemahkan dengan arti tersebut karena
adanya partikel yang menyertai, yang mana ia menjadi

satu kesatuan, sehingga frase ‫ﺗﺆﺩﻱ ﺇﻟﻰ‬ memiliki arti

“menuntun”.

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).


85
68

Kata ‫ﺍﻟﺤﻘﺎﺋﻖ‬ merupakan kata jama’ dari ‫ﺣﻘﻴﻘﺔ‬


mufrad yang memiliki arti “kebenaran, kenyataan,
hakikat” 86 yang seharusnya jika diterjemahkan menjadi
“kebenaran-kebenaran, beberapa kenyataan, beberapa

hakikat” juga pada kata ‫ ﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻲ‬jama’ dari ‫ ﻣﻌﺼﻴﺔ‬yang

seharusnya jika diterjemahkan menjadi “beberapa


maksiat, maksiat-maksiat”, namun peneliti tetap
mempertahankan kata jama’ tersebut menjadi mufrad
karena agar tidak membuat rancu terjemahan yang
dimaksud.
c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata ‫ﺍﻟﺮﺟﺎء‬ ،‫ﺍﻟﺨﻮﻑ‬

dan ‫ﺍﻟﺤﻘﺎﺋﻖ‬ dikarenakan kata-kata tersebut adalah

sebuah istilah dalam bidang tasawuf, kata ‫ﺍﻟﺮﺟﺎء‬


memiliki arti “salah satu dari sepuluh syarat iman bagi
golongan sufi , yaitu penuh harap atas limpahan karunia

dan rahmat Allah SWT” 87, kata ‫ ﺍﻟﺨﻮﻑ‬artinya “takut


kepada Allah karena cintanya dengan jalan berusaha
agar selalu dekat dirinya dengan Allah melalui

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).


86

Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 33.


87
69

serangkaian ibadah, melaksanakan segala perintah-


Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya” 88, dan kata

‫ﺍﻟﺤﻘﺎﺋﻖ‬ jamak dari ‫ﺣﻘﻴﻘﺔ‬ artinya “yang sebenarnya;

padanya ; sesungguhnya; mengenal sesuatu dengan


sesungguhnya; hakikat sesuatu ialah keadaan yang
sebenarnya dalam hal mengerti batin sesuatu” 89. Dalam
strategi penerjemahan ini dinamakan borrowing
(pungutan) karena belum ditemukan padanan dalam
BSa, maka peneliti tetap mempertahankan istilah raja,
khauf dan hakikat tersebut.

13. Teks Ketiga belas


TSu: 90

‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﺮﺃﺱ ﻭﻣﻦ ﻭﺭﺍء ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻠﺎﺋﻜﺔ‬


.‫ﺍﻟﺤﺎﻓﻴﻦ ﺑﺎﻟﺬﺍﻛﺮﻳﻦ‬
TSa:
Terkadang munculnya dari atas kepala dan dari
belakang punggung maka dia adalah malaikat yang
menaungi orang yang berdzikir.

88
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 21.
89
Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 9.
90
Lampiran-lampiran, h. 45.
70

a. Metode semantik:

Pada klausa ‫ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻠﺎﺋﻜﺔ ﺍﻟﺤﺎﻓﻴﻦ ﺑﺎﻟﺬﺍﻛﺮﻳﻦ‬ peneliti

terjemahkan “malaikat yang menaungi orang yang


berdzikir”, tidak ada banyak perubahan pada
terjemahan kalimat ini karena metode semantik lebih
mengutamakan makna yang terkandung di dalam TSu.
b. Strategi penerjemahan:

Adanya tabdil (transposisi) pada kata ‫ ﺍﻟﺤﺎﻓﻴﻦ‬adalah

kata adverbia yang memiliki arti “yang meliputi” 91 90F

namun peneliti terjemahkan menjadi kata verba


sehingga artinya menjadi “menaungi” karena lebih
berterima dengan terjemahan yang dimaksud.

14. Teks Keempat belas


TSu: 92

[‫]ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﺴﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻟﺎ ﻳﻘﻨﻊ ﺑﻮﺭﻭﺩ ﺍﻟﻨﻮﺭ ﻋﻠﻴﻪ‬


‫ ﻭﻟﺎ‬،‫ ﻭﻟﺎ ﻳﻘﻒ ﻋﻨﺪﻩ‬،‫ﻟﻜﻦ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﺴﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻟﺎ ﻳﻘﻨﻊ ﺑﺬﻟﻚ‬
‫ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻴﻪ؛ ﻟﺄﻥ ﺍﻟﺘﺠﻠﻴﺎﺕ ﺍﻟﺈﻟﻬﻴﺔ ﻭﺍﻟﻔﺘﻮﺣﺎﺕ ﺍﻟﺮﺑﺎﻧﻴﺔ ﻟﺎ ﻧﻬﺎﻳﺔ‬
‫ ﺑﻞ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻲ ﺃﻥ ﻳﺴﻌﻰ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻔﺮ‬،‫ﻟﻬﺎ‬
.‫ﺑﺎﻟﻤﻄﻠﻮﺏ‬

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).


91

Lampiran-lampiran, h. 46.
92
71

TSa:
(Hendaknya Orang Salik Tidak Berpuas Diri Jika Ada
Cahaya yang Muncul Padanya)
Seharusnya orang salik tidak mudah berpuas diri, tidak
mudah berhenti, dan tidak mudah menghiraukannya,
karena tajalli ilahiyyah dan futuh rabbaniyyah tidak
akan ada habisnya, akan tetapi wajib baginya untuk
terus berusaha mencari peningkatan sampai terpenuhi
apa yang dicari (Allah).
a. Metode semantik:

Pada susunan kalimat

‫ﻟﻜﻦ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﺴﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻟﺎ ﻳﻘﻨﻊ ﺑﺬﻟﻚ‬

peneliti terjemahkan “Hendaknya Orang Salik Tidak


Berpuas Diri Jika Ada Cahaya yang Muncul Padanya”,
yang secara gramatikal tidak sesuai dengan
terjemahannya.

Pada susunan kalimat ‫ﻭﻟﺎ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻴﻪ‬ peneliti

terjemahkan “dan tidak mudah menghiraukannya”,


tidak ada banyak perubahan pada terjemahan kalimat
ini karena metode semantik lebih mengutamakan
makna yang terkandung di dalam TSu.
72

b. Strategi penerjemahan:

Adanya strategi hadzf (penghapusan atau


pengurangan) pada kalimat

‫ﻟﻜﻦ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﺴﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻟﺎ ﻳﻘﻨﻊ ﺑﺬﻟﻚ‬


6 5 4 3 2 1
seharusnya orang salik tidak mudah berpuas diri
2 3 5

kata ‫ﻳﻨﺒﻐﻲ‬, partikel ‫ﺃﻥ‬ dan ‫ﺑﺬﻟﻚ‬ tidak perlu

diterjemahkan lagi, peneliti berpendapat bahwa jika


tidak diterapkan strategi ini akan dapat mengurangi
tingkat keterbacaan pada TSa. Namun tentunya peneliti
tetap akan mempertahankan pesan dan tujuan yang
disampaikan TSu.

Adanya idiom verba pada kata ‫ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻰ‬، ‫ﻳﻠﺘﻔﺖ‬


sendiri memiliki arti “memutar, berpaling,
memalingkan muka, melihat sekeliling” 93, namun
peneliti tidak terjemahkan dengan arti tersebut karena

adanya partikel yang menyertai, yaitu ‫ ﺇﻟﻰ‬yang mana ia

Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia).


93
73

menjadi satu kesatuan, sehingga ‫ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻰ‬memiliki arti


“memperhatikan, menghiraukan”.

c. Istilah tasawuf:

Peneliti tidak menerjemahkan kata ‫ ﺍﻟﺴﺎﻟﻚ‬، ‫ﺍﻟﺘﺠﻠﻴﺎﺕ‬

dan ‫ﺍﻟﻔﺘﻮﺣﺎﺕ‬ dikarenakan kata tersebut adalah sebuah

istilah dalam bidang tasawuf, kata ‫ﺍﻟﺴﺎﻟﻚ‬ artinya

“mereka yang menjalani suluk yang tidak akan


berpaling sesaat pun dari Allah, melainkan setelah fana
di dalam-Nya; makam salik diperloeh setelah taubat”. 94

Kata ‫ﺍﻟﺘﺠﻠﻴﺎﺕ‬ artinya “meresapkan rasa ketuhanan

sedalam-dalamnya ke dalam diri setelah takhali


sehingga meilhat nur kegaiban dalam hati”. 95 Serta kata

‫ ﺍﻟﻔﺘﻮﺣﺎﺕ‬memiliki arti “keterbukaan atau kemenangan,


kemenangan untuk mendapatkan jalan menuju
pengalaman spiritual. Secara umum dikelompokkan
sebagai terbukanya penjelasan gamblang (‘ibarah)
terbukanya kemanisan (al-Halawah) dalam dunia
bathiniah, dan terbukanya penyingkapan ilahi

Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 35.


94

Ramli Harun, dkk. Kamus Istilah Tasawuf. h. 38.


95
74

(mukasyafah)” 96. Dalam strategi penerjemahan ini


dinamakan borrowing (pungutan) karena belum
ditemukan padanan dalam BSa, maka peneliti tetap
mempertahankan istilah salik, tajali dan futuh tersebut.

KH. Amiruddin Syah, Kunci Tasawuf. h. 78.


96
75

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penelitian ini memaparkan hasil terjemahan seluruh isi
kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb karya
Muhammad Idrus Buton dengan menggunakan metode
semantik yang peneliti anggap paling sesuai dalam membantu
menerjemahkan teks klasik keagamaan yang berusia ratusan
tahun ini, serta strategi penerjemahan yang digunakan dalam
penelitian skripsi ini adalah penambahan (addition/ziyâdah),
pengurangan (deletion/hadzf), transposisi
(transposition/tabdîl), mendahulukan dan mengakhirkan
(taqdîm wa takhîr).
Ketika proses menerjemahkan peneliti menemukan
beberapa istilah tasawuf yang belum peneliti pelajari dan
pahami sehingga menyulitkan peneliti dalam proses
penerjemahan, hal ini dapat diselesaikan dengan cara
menggolongkan beberapa kata yang masih asing, kemudian
mencarinya ke dalam kamus istilah (ensiklopedia) tasawuf, jika
ini tidak dilakukan maka akan menjadikan terjemahan rancu
dan keluar dari konteks yang dituju.

Penelitian ini juga didukung oleh instrumen lain seperti


kamus-kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus
al-Munawwir Arab-Indonesia, kamus al-Ma’ânî, buku-buku,
76

jurnal, artikel, serta internet terkait penerjemahan sebagai


penunjang, termasuk kamus istilah tasawuf yaitu Sufi
Terminology (al-Qâmûs al-Sûfî) The Mystical Language of
Islam karya Amatullah Amstrong, Khazanah Istilah Sufi
(Kunci Memasuki Dunia Tasawuf) karya Amatullah Amstrong,
Ensiklopedi Tasawuf karya tim penulis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Kamus Ilmu Tasawuf karya Drs. Totok
Jumantoro, M.A. dan Drs. Samsul Munir Amin, M.Ag., Kunci
Tasawuf karya KH. Amiruddin Syah, Kamus Istilah Tasawuf
karya Ramli Harun dkk.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses


penerjemahan kitab Kasyf al-Hijâb fî Murâqabah al-Wahhâb
yang tergolong teks klasik keagamaan metode semantiklah
yang yang paling tepat dan sesuai digunakan, dikarenakan
metode ini menghasilkan terjemahan yang lengkap dan padat
meskipun cenderung agak panjang pada TSa dibandingkan
dengan TSu. Selain itu metode ini sangat mengutamakan
makna yang dimaksud sehingga peneliti rasa perlu dibantu
dengan kamus istilah untuk lebih memudahkan.

B. REKOMENDASI

Adapun rekomendasi yang peneliti berikan:


1. Peneliti berharap penerjemahan teks klasik keagamaan
khusunya bidang tasawuf semakin diperbanyak lagi
karena melalui istilah-istilahkeagamaan ini
77

diharapakan mampu memberikan wawasan dan


pelajaran untuk membentuk akhlak yang baik pada diri
manusia.
2. Peneliti berharap para penerjemah dalam
menerjemahkan teks klasik keagamaan yang
mengutamakan TSa seperti kitab ini seharusnya
menggunakan metode penerjemahan semantik agar
terjemahan dapat mudah diterima dan dikonsumsi bagi
khalayak pembaca.
78

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:
Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif. Depok: Raja Grafindo
Persada, 2015.
Al-Farisi. M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offser, 2014.
Al-Qurtubi, Soenarto, KH. MA. Sahal Mahfudh, Era Baru Fiqih
Indonesia. Yogyakarta: Cermin, 1999.
Amstrong, Amatullah. Khazanah Istilah Sufi Kunci Memasuki
Dunia Tasawuf. Malaysia: A.S Noorden, 1995.
Brown, Geoffrey Samuelsoon. A Practical Guide for
Translators. Canada: Multilingual Matters, 2010.
Djajasudarma, T. Fatimah. Metode Linguistik: Ancangan
Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama,
2006.
Harun, Ramli dkk. Kamus Istilah Tasawuf. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1985.
Hidayatullah, Moch. Syarif. Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia Kontemporer. Tangerang Selatan: Al-Kitabah,
2014.
Hoed, Benny. H. Penerjemahan dan Kebudayaan. Jakarta:
Pustaka Jaya, 2006.
Ikram, Achadiati dkk. Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul
Mulku Zahari. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001.
79

Jumantoro, Totok, Samsul Munir Amin. Kamus Ilmu Tasawuf.


Jakarta: AMZAH, 2005.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Keempat.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Monday, Jeremy. Introducing Translation Studies: Theories and
Application. New York: Routledge, 2008.
Newmark, Petter. Approaches to Translation. Germany:
Pergamon Press.
________, Petter. A Textbook of Translation. Newyork: Prentice
Hall, 1988.
Trimingham, J. Spencer. The Sufi Orders in Islam. London:
Oxford University Press, 1973.
Suryawinata, Zuhridin, Sugeng Hariyanto. Translation: Bahasa
Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta:
Kanisius, 2003.
Syah, Amiruddin. Kunci Tasawuf. Jakarta: Institut Kajian
Tasawuf, 2015.
Wasinto, Herman. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta:
Gramedia, 1993.
Zahari, Abdul Mulku. Daarul Butuni Sejarah dan Adatnya Jilid
3. Baubau: CV DIA DAN AKU, 2017.

Sumber Kamus:
Kamus aplikasi al-Ma’any (Arab-Indonesia) Atef Sharia, versi
1.2.
80

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) during Edisi Kelima


Versi 0.1.4. Beta (14). Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2016.
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Arab-Indonesia al-
Munawwir. Surabaya: Penerbit Pustaka Progressif, 1984.
Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI) Edisi Ketiga
Cetakan Keempat. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2007.

Sumber Jurnal:
Ismail, Ecep. “Analisis Semantik Kata Ahzab dan Derivasinya
dalam alquran”. Vol. 1. No. 2. Tahun 2016.
Kardimin, “Problematika Penerjemahan Teks Bernuansa
Keagamaan”, INSYIRAH Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan
Studi Islam Vol. 1. No. 2. Tahun 2013.
Melamba, Basrin, Wa Ode Siti Hafsah. “Ijtihad Sultan
Muhammad Idrus Kaimuddin”, Vol. 16 No.1 Tahun 2014.
Niampe, La. “La Ode M. Idrus Qaimuddin Satrawan Sufi
Ternama di Buton abad XIX”, Vol. 22 No. 3 Tahun 2010.
Qonitatul Mahmudah, Muhammad Yunus Anis. “Ideologi
Penerjemahan Arab-Indonesia”. ISBN 978-602-60295-7-7.
Tahun 2017.
Septiawadi, “Pergolakan Pemikiran Tasawuf di Indonesia”, Vol.
7 No. 1 Tahun 2013.
81

Syihaabul Hudaa. “Transliterasi, Serapan, dan Padanan Kata:


Upaya Pemutakhiran Istilah Dalam Bahasa Indonesia”, Vol.
2 No. 1, Mei Tahun 2019

Sumber Internet:
http://www.nu.or.id/post/read/77064/fathur-rahim-kitab-karya-
sultan-idrus buton diakses pada 4 April 2019 pukul 12.14
WIB.

https://islami.co/biografi-syeikh-idrus-buton-dan-kitab-dliya-
al-anwar-wa tashfiya-al-akdar/ diakses pada 27 Juni 2019
pukul 21.20 WIB.

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/imam diakses pada 20 Juli


pukul 2019 pukul 10.20 WIB.
82

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1

Teks Sasaran Teks Sumber


(Kata Pengantar pen-tahqiq) [‫]ﻣﻘﺪﻣﺔ ﺍﻟﻤﺤﻘﻖ‬
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah sang maha ‫ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ‬
pemberi, yang menjadikan
muraqabah sebagai jalan untuk
‫ ﺍﻟﺬﻱ ﺟﻌﻞ ﻣﺮﺍﻗﺒﺘﻪ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻟﻨﻴﻞ‬،‫ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ‬
memperoleh sebaik-baik tempat,
‫ ﻭﺍﻟﺼﻠﺎﺓ ﻭﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﺧﺼﻪ‬،‫ﺣﺴﻦ ﺍﻟﻤﺂﺏ‬
shalawat serta salam dikhususkan
kepada orang yang paling fasih ‫ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺫﻱ‬،‫ﺑﻔﺼﻞ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ‬
perkataannya, nabi kita
Muhammad SAW yang :‫ ﻭﺑﻌﺪ‬،‫ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍﻟﺄﻧﺠﺎﺏ‬،‫ﺍﻟﻨﻬﻰ ﻭﺍﻟﺄﻟﺒﺎﺏ‬
mempunyai ilmu dan hati nurani
beserta keluarga dan para sahabat
terpilih.
Kemudian:
Ini merupakan risalah sederhana ‫ﻓﻬﺬﻩ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻭﺟﻴﺰﺓ ﻓﻲ ﺑﻴﺎﻥ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺃﻟﻔﻬﺎ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻠﺎﻣﺔ‬
yang di dalamnya terdapat
penjelasan muraqabah yang ‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ‬
disusun oleh Shekh Muhammad
Idrus Qaim ad-Din al-Butuni yang
‫ ﺃﻗﺪﻣﻬﺎ ﻟﻠﻘﺮﺍء ﺍﻟﻨﺒﻠﺎء ﺑﺼﻮﺭﺓ ﺃﻧﻴﻘﺔ ﺑﻌﺪ ﺃﻥ‬-‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
semoga Allah merahmatinya, saya
.‫ﺣﻘﻘﺘﻬﺎ ﺑﻘﺪﺭ ﺍﻟﺎﺳﺘﻄﺎﻋﺔ‬
menyampaikan kepada para
pembaca budiman dengan cara
yang elegan setelah saya tahqiq
2

sesuai dengan kemampuan yang


saya miliki.

Saya memohon kepada Allah SWT ‫ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﺳﺄﻝ ﺃﻥ ﻳﺠﻌﻞ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺠﻬﺪ ﺍﻟﻤﺘﻮﺍﺿﻊ ﻣﻦ‬
agar upaya sederhana ini dapat
‫ ﻭﻳﻨﻔﻊ ﺑﻬﺎ ﻛﻞ ﻣﻦ ﺍﻃﻠﻊ‬،‫ﻣﻮﺍﺯﻳﻦ ﺣﺴﻨﺎﺗﻲ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ‬
dijadikan sebagai bagian
‫ ﻭﺑﺎﻟﺈﺟﺎﺑﺔ‬،‫ ﺇﻧﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﺸﺎء ﻗﺪﻳﺮ‬،‫ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺄﻣﺔ‬
timbangan kebaikan saya di hari
kiamat kelak, dan memberi manfaat
‫ ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ‬.‫ﺟﺪﻳﺮ‬
kepada setiap umat yang .‫ﻭﺳﻠﻢ‬
membacanya, karena dialah yang ‫ ﻡ‬٢۰۱۵/۱۱/۵ : ‫ﺣﺮﺭﻫﺎ ﻓﻲ ﺳﻮﻛﺎﺑﻮﻣﻲ‬
maha berkuasa atas apa yang ‫ﺧﺎﺩﻡ ﻃﻠﺒﺔ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﺴﻮﻛﺎﺑﻮﻣﻲ‬
dikehendakinya dan dialah yang
‫ﺃﺑﻮ ﺳﺎﺑﻖ ﺳﻮﻓﺮﻳﺎﻧﺘﻮ ﺍﻟﻘﺪﺳﻲ‬
layak untuk mengabulkan. Semoga
Allah memberikan shalawat kepada
tuan kita Muhammad, keluarga,
serta para sahabat.
Diterbitkan di Sukabumi:
5/11/2015 M
Pelayan Santri bidang Sains di
Sukabumi
Abu Sabiq Sufriyanto al-Qudsi

(Metode Tahqiq) [‫]ﻣﻨﻬﺞ ﺍﻟﺘﺤﻘﻴﻖ‬


Metode saya dalam men-tahqiq
buku ini tidak jauh berbeda dari
3

cara saya yang saya gunakan dalam ‫ﺇﻥ ﻣﻨﻬﺠﻲ ﻓﻲ ﺗﺤﻘﻴﻖ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻟﻴﺲ ﺑﻌﻴﺪﺍ ﻋﻦ‬
men-tahqiq pada kitab-kitab lain,
ringkasnya sebagai berikut : ‫ﺍﻟﻤﻨﺎﻫﺞ ﺍﻟﺘﻲ ﺳﺘﻌﻤﻠﺘﻬﺎ ﻓﻲ ﺗﺤﻘﻴﻘﻲ ﻟﺮﺳﺎﺋﻞ ﺃﺧﺮﻯ‬

:‫ﻭﻫﻲ ﺗﺘﻠﺨﺺ ﻛﻤﺎ ﻳﻠﻲ‬

• Saya menyalin seluruh ‫• ﻧﺴﺨﺖ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻛﻠﻪ ﺑﻴﺪﻱ ﺛﻢ ﻗﺎﺑﻠﺖ‬


buku ini dengan tangan
kemudian saya .‫ﺍﻟﻤﻨﺴﻮﺥ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺴﺨﺔ ﺍﻟﻤﺨﻄﻮﻃﺔ‬
mencocokkan dengan
manuskrip yang ditulis
tangan;

• Saya menyajikan dengan ‫• ﻗﺪﻣﺖ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺑﺎﻟﻤﻘﺪﻣﺔ ﺍﻟﻮﺟﻴﺰﺓ ﺍﻟﺘﻲ‬


pengantar singkat yang
mencakup metode tahqiq ‫ﺗﺸﺘﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﻠﺎﻡ ﻓﻲ ﻣﻨﻬﺞ ﺍﻟﺘﺤﻘﻴﻖ ﻭﺑﻴﺎﻥ‬
dan penjelasan beberapa
contoh manuskrip dan
‫ﻧﻤﺎﺫﺝ ﺻﻮﺭ ﺍﻟﻤﺨﻄﻮﻃﺎﺕ ﻭﺗﺮﺟﻤﺔ ﻣﺆﻟﻒ‬
biografi penulis kitab ini;
.‫ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ‬

• Saya memberi tanda dengan ‫• ﺭﻣﺰﺕ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺨﻄﻮﻃﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺍﻋﺘﻤﺪﺕ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬
kata (‫ )ﺍﻟﺄﺻﻞ‬sesuai dengan
.(‫ﺑﻜﻠﻤﺔ )ﺍﻟﺄﺻﻞ‬
teks asli manuskrip;
4

• Saya meletakkan lambang ‫• ﻭﺿﻌﺖ ﺍﻟﻌﻨﺎﻭﻳﻦ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﺴﻬﻞ ﺍﻟﻘﺮﺍءﺓ ﺑﻴﻦ ﻋﻠﺎﻣﺔ‬
yang dapat memudahkan
bacaan di antara tanda [ ] ‫ﻛﺬﺍ ] [ ﻛﻤﺎ ﺃﻧﻨﻲ ﻭﺿﻌﺖ ﺑﻴﻨﻬﺎ ﻛﻠﻤﺔ ﺗﺤﺘﺎﺝ‬
yang ditempatkan di
antaranya ada sebuah kata
.‫ﺇﻟﻰ ﻣﺰﻳﺪ ﺍﻟﻀﺒﻂ‬
yang dibutuhkan sebagai
keterangan lebih lanjut;
• Saya memperbaiki ‫• ﺻﺤﺤﺖ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻌﺒﺎﺭﺍﺕ ﺍﻟﺨﺎﻃﺌﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻧﻘﻠﻬﺎ‬
beberapa kalimat salah
yang disampaikan penulis ‫ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ ﻭﺫﻟﻚ ﺑﻤﻘﺎﺑﻠﺘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺴﺦ‬
dengan membandingkan
dengan versi cetak buku
.‫ﺍﻟﻤﻄﺒﻮﻋﺔ ﻟﺘﻠﻚ ﺍﻟﻜﺘﺐ‬
tersebut;
• Saya menggunakan tanda ‫• ﺍﺳﺘﻌﻤﻠﺖ ﻋﻠﺎﻣﺎﺕ ﺍﻟﺘﺮﻗﻴﻢ ﺍﻟﻤﻨﺎﺳﺒﺔ ﺍﻟﺘﻲ‬
baca yang sesuai digunakan
pada masa kini; .‫ﺗﺴﺘﻌﻤﻞ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﺼﺮ‬

• Saya mengeluarkan ayat- ‫• ﺧﺮﺟﺖ ﺍﻟﺂﻳﺎﺕ ﺍﻟﻘﺮﺁﻧﻴﺔ ﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﻭﺿﻌﺘﻬﺎ ﺑﻴﻦ‬


ayat al-Qur’an setelah
ditempatkan di antara 2 ‫ﻋﻠﺎﻣﺘﻴﻦ ﻛﻬﺬﺍ } { ﺛﻢ ﺫﻛﺮﺕ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﺴﻮﺭﺓ‬
tanda seperti ini { }
.‫ﻭﺭﻗﻢ ﺍﻟﺂﻳﺔ‬
kemudian menyebut nama
surat dan ayatnya;
5

• Saya juga mengeluarkan ‫• ﺧﺮﺟﺖ ﻧﺼﻮﺹ ﺍﻟﺄﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﻨﺒﻮﻳﺔ ﺑﻌﺪ ﺃﻥ‬


teks-teks hadits Nabi
setelah ditempatkan di ‫ﻭﺿﻌﺘﻬﺎ ﺑﻴﻦ ﻋﻠﺎﻣﺘﻴﻦ ﻛﻬﺬﺍ )) (( ﻭﻋﺰﻭﺗﻬﺎ‬
antara 2 tanda seperti ini ((
‫ﺇﻟﻰ ﻣﻈﺎﻧﻬﺎ ﺑﺬﻛﺮ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺭﻗﻢ ﺍﻟﺠﺰء‬
)) serta menyebutkan
pendapatnya dengan ‫ﻭﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ﺃﻭ ﺭﻗﻢ ﺳﻠﺴﻠﺔ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ‬
menyebut nama kitab,
.‫ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ‬
nomor seri atau halaman di
buku itu;

• Saya menyebutkan ‫• ﻋﺰﻭﺕ ﻧﻘﻮﻟﺎﺕ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎء ﺍﻟﺘﻲ ﻧﻘﻠﻬﺎ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ ﺇﻟﻰ‬


pendapat ‘ulama yang
diambil oleh penulis di ‫ﻣﻈﺎﻧﻬﺎ ﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﻭﺿﻌﺘﻬﺎ ﺑﻴﻦ ﻋﻠﺎﻣﺘﻴﻦ ﻛﻬﺬﺍ‬
antara 2 tanda seperti ini (
‫( ﺑﺬﻛﺮ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺭﻗﻢ ﺍﻟﺠﺰء‬ )
) dengan menyebut nama
kitab dan nomor juz serta ‫ﻭﺍﻟﺼﻔﺤﺔ ﺇﺫﺍ ﻋﻠﻤﺖ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬
halaman jika karyanya
.‫ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺣﺎﻭﻝ ﻧﻘﻞ ﺍﻟﻌﺒﺎﺭﺍﺕ ﺍﻟﻤﻨﻘﻮﻟﺔ ﺑﺎﻟﻠﻔﻆ‬
diketahui oleh penulis dan
berusaha mengutip kalimat
yang dimaksud;
• Saya menerjemahkan ‫• ﺗﺮﺟﻤﺖ ﻟﻠﺄﻋﻠﺎﻡ ﺍﻟﻮﺍﺭﺩ ﺫﻛﺮﻫﻢ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ‬
biografi sederhana terhadap
nama-nama yang .‫ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺗﺮﺟﻤﺔ ﻭﺟﻴﺰﺓ‬
disebutkan dalam buku ini;
6

• Saya meletakkan daftar ‫• ﻭﺿﻌﺖ ﻓﻬﺮﺱ ﺍﻟﻤﺮﺍﺟﻊ ﻭﺍﻟﻤﻮﺿﻮﻋﺎﺕ ﻓﻲ‬


pustaka dan daftar isi di
akhir buku. .‫ﺁﺧﺮ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ‬
(Sejarah Singkat Manuskrip) [‫]ﺗﻌﺮﻳﻒ ﻣﻮﺟﺰ ﺑﺎﻟﻨﺴﺨﺔ ﺍﻟﺨﻄﻴﺔ‬

Sumber Naskah : :‫ﻣﺼﺪﺭ ﺍﻟﻤﺨﻄﻮﻃﺔ‬


Dalam menyunting buku ini saya
berpedoman pada foto copy naskah ‫ﺇﻧﻲ ﻓﻲ ﺗﺤﻘﻴﻖ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻗﺪ ﺍﻋﺘﻤﺪﺕ ﻋﻠﻰ ﻧﺴﺨﺔ‬
tulisan tangan dari beberapa
‫ﺧﻄﻴﺔ ﻣﺼﻮﺭﺓ ﻣﻦ ﻣﺤﻔﻮﻇﺎﺕ‬
koleksi.
Naskah ini ditulis dengan tulis ‫ﻭﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﺨﻄﻮﻃﺔ ﻛﺘﺒﺖ ﺑﺨﻂ ﻣﻌﺘﺎﺩ ﺟﻴﺪ ﺑﺤﺒﺮ ﺃﺳﻮﺩ‬
tangan yang baik dengan tinta
hitam dan merah. .‫ﻭﺃﺣﻤﺮ‬
Jumlah lembarnya ada 7 yang ‫ ﺻﻔﺤﺔ ﺻﻐﻴﺮﺓ ﻓﻴﻬﺎ‬۱۲ ‫ ﻭﺗﺸﺘﻤﻞ ﻋﻠﻰ‬٧ ‫ﻋﺪﺩ ﺃﻭﺭﺍﻗﻬﺎ‬
terdapat 12 halaman kecil di
dalamnya isi buku dan 1 lembar .‫ﻣﻀﻤﻮﻥ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﻭﺭﻗﺔ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻫﻲ ﻭﺭﻗﺔ ﺍﻟﻐﻠﺎﻑ‬
sampul buku.

Setiap lembar memiliki dua wajah ‫ﻭﻛﻞ ﻭﺭﻗﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﺫﺍﺕ ﻭﺟﻬﻴﻦ ﺇﻟﺎ ﺍﻟﻮﺭﻗﺔ ﺍﻟﺄﻭﻟﻰ ﺍﻟﺘﻲ ﻫﻲ‬
kecuali lembar sampul, yang
merupakan lembar baris, 15-17 ۱۵ - ۱٧ ‫ ﻭﻛﻞ ﻭﺟﻪ ﻟﻪ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﻛﻠﻤﺔ‬،‫ﻭﺭﻗﺔ ﺍﻟﻐﻠﺎﻑ‬
penutup, dan setiap baris berisi
kurang lebih 7 – 15 kata.
.‫ ﻛﻠﻤﺔ ﺗﻘﺮﻳﺒﺎ‬٧-۱۵‫ ﻭﻛﻞ ﺳﻄﺮ ﻳﺤﻮﻱ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ‬،‫ﺳﻄﺮﺍ‬
7

Judul Naskah : :‫ﻋﻨﻮﺍﻥ ﺍﻟﻨﺴﺨﺔ ﺍﻟﻤﺨﻄﻮﻃﺔ‬


Saya menemukan pada sampul
naskah tertulis sebagai berikut : :‫ﺇﻧﻲ ﻭﺟﺪﺕ ﻓﻲ ﻏﻠﺎﻑ ﺍﻟﻤﺨﻄﻮﻃﺔ ﻣﺎ ﻳﻠﻲ‬

Risalah ini berjudul Kasyf al-Hijab


‫)ﻫﺬﻩ ﺭﺳﺎﻟﺔ ﺍﻟﻤﺴﻤﺎﺓ ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ‬
fi Muraqabah al-Wahhab, disusun
‫ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ ﺗﺼﻨﻴﻒ ﻟﺸﻴﺨﻲ ﺍﻟﻌﻠﺎﻣﺔ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻣﺤﻤﺪ‬
oleh Syekh al-‘Allamah Sultan
Muhammad Idrus al-Butuni (‫ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ ﻋﻔﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ‬
(semoga Allah mengampuninya).

Karena penulis menjelaskan dalam ‫ﻛﻤﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ ﻗﺪ ﺻﺮﺡ ﻓﻲ ﺛﻨﺎﻳﺎ ﻣﻘﺪﻣﺘﻪ ﺑﺄﻧﻪ ﺳﻤﻰ‬
kata pengantar buku ini, (kemudian
risalah ini disebut Kasyf al-Hijab fi ‫ )ﺛﻢ ﺇﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺳﻤﻴﺘﻬﺎ‬: ‫ ﻓﻘﺎﻝ‬،‫ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺑﻪ‬
Muraqabah al-Wahhab) lalu saya
memberi judul buku ini sesuai judul
‫ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ( ﺛﻢ ﺟﻌﻠﺖ ﻫﺬﺍ‬
di atas.
.‫ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺑﺬﻟﻚ ﺍﻟﻌﻨﻮﺍﻥ‬

Penyalin dan Tanggal :‫ﺍﻟﻨﺎﺳﺦ ﻭﺗﺎﺭﻳﺦ ﺍﻟﻨﺴﺦ‬


Penyalinan Naskah
Saya tidak menemukan penjelasan ‫ﻟﻢ ﻳﺘﺒﻴﻦ ﻟﻲ ﻧﺎﺳﺦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﺨﻄﻮﻃﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﻢ ﺍﻟﺎﻋﺘﻤﺎﺩ‬
siapa penyalin naskah yang dapat
saya jadikan landasan, serta tidak
.‫ ﻭﻟﺎ ﻳﻮﺟﺪ ﻛﺬﻟﻚ ﺑﻴﺎﻧﺎﺕ ﺗﺎﺭﻳﺦ ﺍﻟﻨﺴﺦ‬،‫ﻋﻠﻴﻬﺎ‬
ditemukan tanggal penyalinnya.
Bukti Penisbatan Naskah kepada :‫ﺗﻮﺛﻴﻖ ﻧﺴﺒﺔ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ‬
Penulis :
8

Tampak bagi saya bahwa buku ‫ﻇﻬﺮ ﻟﻲ ﺃﻥ ﻛﺘﺎﺏ ))ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ‬
(Kasyf al-Hijab fi Muraqabah al-
Wahhab) yang dinisbatkan kepada ‫ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ(( ﺻﺤﺖ ﻧﺴﺒﺘﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻠﺎﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ‬
Syekh al-‘Allamah Muhammad
Idrus Qaim ad-Din Badr ad-Din al-
‫ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺑﻦ ﺑﺪﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬
Butuni (semoga Allah
:‫ ﻭﺫﻟﻚ ﺑﺎﻟﺄﺩﻟﺔ ﺍﻟﺘﺎﻟﻴﺔ‬،‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
merahmatinya) dengan bukti
sebagai berikut :

• Adanya nama penyusun - ‫ ﻓﻲ‬-‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬- ‫• ﻭﺟﻮﺩ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﻤﺼﻨﻒ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬


yang semoga Allah SWT
merahmatinya- dalam ‫ﺍﻟﻨﺴﺨﺔ ﺍﻟﺨﻄﻴﺔ ﺍﻟﺘﻲ ﻋﺜﺮﺕ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻫﻲ ﻣﻦ‬
naskah tulis tangan yang
ditemukan dalam arsip
.‫ﻣﺤﻔﻮﻇﺎﺕ ﻣﻜﺘﺒﺔ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺯﻫﺮﻱ‬
Perpustakaan Abdul Mulki
Zuhri;

• Pernyataan dari penulis ‫• ﺗﺼﺮﻳﺢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﻣﻦ ﺃﻟﻒ ﻓﻲ ﺗﺮﺟﻤﺔ ﺍﻟﺸﻴﺦ‬


biografi Muhammad Idrus
Qaim ad-Din dan ‫ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
pernyataan oleh pen-tahqiq
kitab ((Mu’natsah al-Qulub
‫ﻭﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺗﺼﺮﻳﺢ ﻣﻦ ﻣﺤﻘﻖ ﻛﺘﺎﺏ ))ﻣﺆﻧﺴﺔ‬
fi adz-Dzikr wa
((‫ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻓﻲ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﻣﺸﺎﻫﺪﺓ ﻋﻠﺎﻡ ﺍﻟﻐﻴﻮﺏ‬
Musyahadah ‘Allam al-
Guyub)) disebutkan dalam ‫ ﺃﻥ ﻛﺘﺎﺏ‬۷ ‫ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮ ﻓﻲ ﻣﻘﺪﻣﺘﻪ ﻓﻲ ﺹ‬
9

pengantar di halaman 7 ‫))ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ(( ﻫﻮ‬


buku ((Kasyf al-Hijab fi
Muraqabah al-Wahhab)) .‫ﺗﺄﻟﻴﻒ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ‬
disusun oleh Muhammad
Idrus Qaim ad-Din Badr ad-
Din al-Buthuni

Dan : pernyataan oleh pen-tahqiq ‫ ﺗﺼﺮﻳﺢ ﻣﻦ ﻣﺤﻘﻖ ﻛﺘﺎﺏ ))ﺿﻴﺎء ﺍﻟﺂﻧﻮﺍﺭ ﻓﻲ‬: ‫ﻭﻣﻨﻪ‬
buku ((Dhiya al-Anwar fi Tashfiyah
al-Akdar)), disebutkan dalam ۱۲ ‫ ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮ ﻓﻲ ﻣﻘﺪﻣﺘﻪ ﻓﻲ ﺹ‬،((‫ﺗﺼﻔﻴﺔ ﺍﻟﺂﻛﺪﺍﺭ‬
pengantar di halaman 12 buku itu
((Kasyf al-Hijab fi Muraqabah al-
((‫ﺃﻥ ﻛﺘﺎﺏ ))ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ‬
Wahhab)) salah satu kitab
‫ﻳﻌﺘﺒﺮ ﺃﺣﺪ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ‬
Muhammad Idrus Qaim ad-Din
Badr ad-Din al-Butuni. .‫ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ‬
(Biografi Singkat Sang Penulis) [‫]ﺗﺮﺟﻤﺔ ﻣﻮﺟﺰﺓ ﻟﻠﻤﺆﻟﻒ‬

Nama Lengkap : :‫ﺍﺳﻤﻪ‬


Beliau adalah seorang sufi Syekh al-
‘Allamah Muhammad Idrus Qaim
‫ﻫﻮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻠﺎﻣﺔ ﺍﻟﺼﻮﻓﻲ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ‬
al-Din bin Sultan Badr al-Din al-
.‫ﺑﻦ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺑﺪﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﻮﻃﻮﻧﻲ‬
Butuni.
10

Diriwayatkan : Bahwa nama ‫ ﺇﻥ ﺍﺳﻢ ﺃﺑﻴﻪ ﻟﺎ ﺑﺪﺭﻭ ﺃﺳﺮﺍﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺑﻦ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ‬: ‫ﻭﻗﻴﻞ‬
ayahnya adalah La Badru Asrar al-
Din bin Sultan La Jampi Qaim al- ‫ﻟﺎ ﺟﻤﻔﻲ ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ ﺍﻟﻤﻠﻘﺐ ﺑﺎﻟﺴﻠﻄﺎﻥ‬
Din dan dijuluki Sultan Qaim al-
Din al-Awwal.
.‫ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺄﻭﻝ‬

Ayahnya merupakan raja Buton ‫ﻭﻛﺎﻥ ﺃﺑﻮﻩ ﻣﺎﻟﻚ ﺍﻟﺒﻄﻮﻥ ﺍﻟﺴﺎﺑﻊ ﻭﺍﻟﻌﺸﺮﻳﻦ ﻭﺟﺪﻩ ﻣﺎﻟﻚ‬
yang ke-27 dan kakeknya
merupakan raja Buton yang ke-24. .‫ﺍﻟﺒﻄﻮﻥ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ ﻭﺍﻟﻌﺸﺮﻳﻦ‬

Gelar : :‫ﺃﻟﻘﺎﺑﻪ‬

Beliau memiliki julukan yang lain, ‫ ﺃﻭﺑﻮﺗﺎ‬: ‫ﻭﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﻟﻪ ﺃﻟﻘﺎﺏ ﺃﺧﺮﻯ ﻣﻨﻬﺎ‬
di antaranya : Oputa Mokobadiana
(Sultan pemilik kota Badiana),
،(‫ﻣﻮﻛﻮﺑﺎﺩﻳﺎﻧﺎ )ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻤﻠﻚ ﻣﺪﻳﻨﺔ ﺑﺎﺩﻳﺎﻧﺎ‬
Oputa Ikuba (Sultan yang menggali
‫ ﺃﻭﺑﻮﺗﺎ‬،(‫ﺃﻭﺑﻮﺗﺎ ﺇﻳﻜﻮﺑﺎ )ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺤﻔﺮ ﺍﻟﺒﺮﻛﺔ‬
kolam), Oputa Mancuana (Sultan
tua), Idrus Matambe (Idrus yang ‫ ﺇﻳﺪﻭﺭﻭﺳﻮ ﻣﺎﺗﻤﺒﻲ‬،(‫ﻣﻨﺠﻮﺍﻧﺎ )ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ‬
hina)
.(‫)ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﺍﻟﺤﻘﻴﺮ‬
Kelahiran : :‫ﻭﻟﺎﺩﺗﻪ‬

Beliau lahir pada akhir abad ke-18 ‫ﻭﻟﺪ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻓﻲ ﺃﻭﺍﺧﺮ ﺍﻟﻘﺮﻥ ﺍﻟﺜﺎﻣﻦ ﻋﺸﺮ ﺍﻟﻬﺠﺮﻱ ﻓﻲ‬
H di desa Wolio. Sebagian
masyarakat Wolio berpendapat :
‫ ﺇﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺗﻮﻟﻰ ﺳﻠﻄﻨﺔ ﺑﻄﻮﻥ‬: ‫ ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻟﻮ‬.‫ﻗﺮﻳﺔ ﻭﻭﻟﻴﻴﻮ‬
11

beliau berhasil menjabat kerajaan ‫ ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻓﻜﺎﻧﺖ‬،‫ ﻡ ﻭﻋﻤﺮﻩ ﺃﺭﺑﻌﻮﻥ ﺳﻨﺔ‬۱٨۲٤ ‫ﺳﻨﺔ‬
Buton pada tahun 1824 M ketika
usianya menginjak 40 tahun, beliau .‫ ﻡ ﺗﻘﺮﻳﺒﺎ‬۱٧٨٤ ‫ﻭﻟﺎﺩﺗﻪ ﺳﻨﺔ‬
lahir sekitar tahun 1784 M.

Menjabat sebagai Raja Buton : :‫ﺗﻮﻟﻴﻪ ﺳﻠﻄﻨﺔ ﺍﻟﺒﻄﻮﻥ‬

Beliau menjabat kerajaan Buton ‫ ﻣﻦ‬،‫ ﺳﻨﺔ ﺗﻘﺮﻳﺒﺎ‬٢٧ ‫ﺗﻮﻟﻰ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺳﻠﻄﻨﺔ ﺍﻟﺒﻄﻮﻥ ﻟﻤﺪﺓ‬
selama sekitar 27 tahun, dari tahun
1874 H sampai tahun 1851 H ketika
‫ ﻡ ﻭﻋﻤﺮﻩ ﻋﻨﺪ ﺗﻮﻟﻴﻪ‬۱٨۵۱ ‫ ﻡ ﺇﻟﻰ ﺳﻨﺔ‬۱٨٧٤ ‫ﺳﻨﺔ‬
usianya sekitar 40 tahun, dan beliau
‫ ﻭﻫﻮ ﻳﻌﺘﺒﺮ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ‬.‫ﺳﻨﺔ ﺗﻘﺮﻳﺒﺎ‬٤۰ ‫ﺳﻠﻄﻨﺔ ﺍﻟﺒﻄﻮﻥ‬
dianggap sebagai raja Buton yang
ke 28, raja Buton pertama yang ‫ ﻭﺃﻭﻝ ﺳﻠﻄﺎﻥ ﺍﻟﺒﻄﻮﻥ‬.‫ﺍﻟﺜﺎﻣﻦ ﻭﺍﻟﻌﺸﺮﻳﻦ ﻟﺴﻠﻄﻨﺔ ﺍﻟﺒﻄﻮﻥ‬
membuat undang-undang aturan
rumah tangga dan hulu balang ‫ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺻﺪﺭ ﻗﻮﺍﻧﻴﻦ ﺗﻨﻈﻴﻢ ﺍﻟﺈﺩﺍﺭﺍﺕ ﻭﺍﻟﻤﻮﻇﻔﻴﻦ‬
kerajaan, meskipun hanya
berurusan dengan urusan yang
‫ﻟﻤﻤﻠﻜﺘﻪ ﺑﺎﻟﺮﻏﻢ ﻣﻦ ﺗﺤﻔﻈﻪ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻟﺎ ﻳﺘﻌﺎﻣﻞ ﺇﻟﺎ ﻣﻊ‬
diketahui saja.
.‫ﺍﻟﺠﻬﺔ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻓﺔ ﻓﻘﻂ‬

Kerajaan Buton pada masanya ‫ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻤﻠﻜﺔ ﺍﻟﺒﻄﻮﻥ ﻓﻲ ﻋﺼﺮﻩ ﻳﺴﻮﺩﻫﺎ ﺗﻄﺒﻴﻖ ﺗﻌﺎﻟﻴﻢ‬
didominasi oleh penerapan ajaran
islam dan ketentraman segala .‫ﺍﻟﺈﺳﻠﺎﻡ ﻭﺍﺳﺘﻘﺮﺍﺭ ﺃﻣﻮﺭ ﺍﻟﺄﻣﺔ‬
urusan umat.

Riwayat Pendidikan : :‫ﺭﺣﻠﺘﻪ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ‬


12

Beliau mendapatkan ilmu agama ‫ﺗﻠﻘﻰ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ‬
dari para ulama istimewa, dari :
:‫ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎء ﺍﻟﻔﻀﻠﺎء ﻭﻣﻨﻬﻢ‬

• Kakeknya Syekh “La ‫• ﺟﺪﻩ ﺍﻟﺸﻴﺦ "ﻟﺎ ﺟﻤﺒﻲ" ﺍﻟﻤﻠﻘﺐ ﺏ "ﺳﻠﻄﺎﻥ‬


Jampi” yang diberi julukan
Sultan Qaim al-Din al- (‫ ﻡ‬۱٧٦۳ -۱٧۸۸) "‫ﻗﺎﺋﻢ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ‬
Kabir (1763-1788 M)
beliau mengajarkannya
.‫ﻭﻛﺎﻥ ﻳﺘﻌﻠﻢ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﺭﺍﻭﻳﺘﻪ‬
sesuai yang tertera dalam
riwayatnya;

• Syekh Muhammad bin Syit ‫ ﻭﺃﺧﺬ‬،‫• ﻭﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺷﻴﺚ ﺳﻨﺒﻞ ﺍﻟﻤﻜﻲ‬
Sunbu al-Makki, dan
mengambil Thariqah al- ‫ﻣﻨﻪ ﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺔ ﺍﻟﺨﻠﻮﺗﻴﺔ ﺍﻟﺴﻤﺎﻧﻴﺔ ﺣﻴﻦ ﻗﺪﻡ ﻋﻠﻰ‬
Khalwatiyyah al-
Samaniyyah ketika beliau
.‫ﺑﻄﻮﻥ‬
datang ke Buton.

Kitab yang Disukai : :‫ﻛﺘﺐ ﻳﺮﻏﺐ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻓﻲ ﺩﺭﺍﺳﺘﻬﺎ‬

Beliau sangat menyukai kitab-kitab ‫ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻳﺤﺐ ﺟﺪﺍ ﺩﺭﺍﺳﺔ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﺘﺼﻮﻑ ﻭﻣﻨﻬﺎ‬
tasawuf, di antaranya :
:
13

• Kitab Hidayah al-Salikin fi ‫• ﻛﺘﺎﺏ ))ﻫﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ ﻓﻲ ﺳﻠﻮﻙ ﻣﺴﺎﻟﻚ‬


Suluk al-Muttaqin wa Siyar
al-Salikin ila ‘Ibadah Rabb ‫ﺍﻟﻤﺘﻘﻴﻦ ﻭﺳﻴﺮ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﺭﺏ‬
al-‘Alamin karya Syekh
Abd al-Shamad al-
‫ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ(( ﺗﺄﻟﻴﻒ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﻟﻌﻠﺎﻣﺔ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺼﻤﺪ‬
Falimbani;
.‫ﺍﻟﻔﻠﻤﺒﺎﻧﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬

• Kitab Ihya ‘Ulumuddin, ‫• ﻛﺘﺎﺏ ))ﺇﺣﻴﺎء ﻋﻠﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ(( ﻭ ))ﺑﺪﺍﻳﺔ‬


Bidayah al-Hidayah, al
Lubab, al-Arba’in fi al- ‫ﺍﻟﻬﺪﺍﻳﺔ(( ﻭ ))ﺍﻟﻠﺒﺎﺏ(( ﻭ ))ﺍﻟﺂﺭﺑﻌﻴﻦ ﻓﻲ‬
Usul, karya Imam Ghazali;
.‫ﺍﻟﺂﺻﻮﻝ (( ﻟﻠﺈﻣﺎﻡ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ‬

• Kitab Hall al-Rumuz wa ‫• ﻛﺘﺎﺏ ))ﺣﻞ ﺍﻟﺮﻣﻮﺯ ﻭﻣﻔﺎﺗﻴﺢ ﺍﻟﻜﻨﻮﺯ(( ﻟﻠﺈﻣﺎﻡ‬


Mafatih al-Kunuz karya
Imam ‘Izzu al-Din bin Abd .‫ﻋﺰ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺴﻠﺎﻡ‬
al-Salam;

• Kitab Shirath al-Mustaqim ‫• ﻛﺘﺎﺏ ))ﺻﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ(( ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ‬


karya Syekh Nur al-Din al-
Sumrata; .‫ﺍﻟﺴﻤﻄﺮﺍﻧﻲ‬

• Kitab Mamlakah Sayyid al- ‫• ﻛﺘﺎﺏ ))ﻣﻤﻠﻜﺔ ﺳﻴﺪ ﺍﻟﻜﻮﻧﻴﻦ(( ﻟﻠﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ‬
Kaunain karya Syeikh Abd
al-Rauf Ali al-Fansuri. .‫ﺍﻟﺮﺅﻭﻑ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﻔﻨﺴﻮﺭﻱ‬
14

Sanad Keilmuan : :‫ﺳﻨﺪﻩ ﺍﻟﻌﻠﻤﻲ‬

Syeikh ‘Abd al-Hadi bin Syekh ‫ﺫﻛﺮ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﺑﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﻓﻲ‬
Muhammad Idrus di dalam
karangannya menyebutkan
‫ﻣﺆﻟﻒ ﻟﻪ )ﻭﻫﻮ ﻣﺨﻄﻮﻁ( ﺳﻨﺪﻩ ﻓﻲ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﺍﻟﺬﻱ ﻭﺻﻞ‬
(manuskrip) sanadnya melalui jalan
‫ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺮﺗﻴﺐ‬-‫ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﺇﻟﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ‬
yang telah sampai pada Rasulullah
SAW dengan rincian sebagai :‫ﺍﻟﺘﺎﻟﻲ‬
berikut :
Muhammad Idrus al-Butuni dari ‫ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺷﻴﺚ‬
Syekh Muhammad bin Syits
Sunbul al-Makki dari Syekh ‫ﺳﻨﺒﻞ ﺍﻟﻤﻜﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﻟﺴﻤﺎﻥ‬
Muhammad bin ‘Abd al-Karim al-
Saman al-Qadiri dari Syekh
‫ﺍﻟﻘﺎﺩﺭﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺼﻄﻔﻰ ﺑﻦ ﻛﻤﺎﻝ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺒﻜﺮﻱ‬
Mushthofa bin Kamal al-Din al-
‫ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻄﻴﻒ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺼﻄﻔﻰ ﺃﻓﻨﺪﻱ‬
Bakr dari Syekh ‘Abd al-Latif dari
Syekh Mushthofa Afandi dari ‫ﺍﻟﺄﺩﺭﺍﻧﺮﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﻠﻲ ﺃﻓﻨﺪﻱ ﺍﻟﻘﺮﺍﺑﺸﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ‬
Syekh Ali Afandi al-Qarabasyi dari
Syekh Ismail al-Jaruni dari Syekh ‫ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﺍﻟﺠﺮﻭﻧﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﻤﺮ ﺍﻟﻔﺆﺍﺩﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ‬
Umar al-Fuad dari Syekh Khalil al-
Din al-Tawaqqu’i dari Syekh Halbi
‫ﺧﻠﻴﻞ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺘﻮﻗﻌﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺣﻠﺒﻲ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻧﻲ‬
al-Sultan al-Aqrani dari Syekh
‫ﺍﻟﺄﻗﺮﺍﻧﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺂﻧﺠﺎﻧﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺃﺑﻮ‬
Muhammad al-Anjabi dari Syekh
Abu Zakariya Yahya al-Syirwani ‫ﺯﻛﺮﻳﺎ ﻳﺤﻴﻰ ﺍﻟﺸﺮﻭﺍﻧﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺻﺪﺭ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﻦ‬
dari Syekh Shadr al-Din dari Syekh
15

‘Izz al-Din dari Syekh Maram al- ‫ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺰ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺮﺍﻡ ﺍﻟﺨﻠﻮﺗﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ‬
Khalwati dari Syekh Umar al-
Khalwati dari Syeikh Akha’ ‫ﻋﻤﺮ ﺍﻟﺨﻠﻮﺗﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺃﺧﺎء ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺒﻠﺴﻲ ﻋﻦ‬
Muhammad al-Balasi dari Syekh
Abu Ishaq Ibrahim al-Kailani dari
‫ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺃﺑﻲ ﺇﺳﺤﺎﻕ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺍﻟﻜﻴﻠﺎﻧﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺭﻛﻦ‬
Syekh Rukn al-Din al-Ahrawi dari
‫ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺄﻫﺮﺍﻭﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺷﻬﺎﺏ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻄﺒﺮﻳﺴﻲ ﻋﻦ‬
Syekh Syihab al-Din at-Thabrasi
dari Syekh Rukn al-Din al-Najasi ‫ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺭﻛﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻗﻄﺐ ﺍﻟﺪﻳﻦ‬
dari Syekh Quthb al-Din al-Abhari
dari Syekh ‘Abd al-Qahir Dhiya al- ‫ﺍﻟﺄﺑﺤﺎﺭﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﻫﺮ ﺿﻴﺎء ﺍﻟﺪﻳﻦ‬
Din al-Sahrawardi dari Syekh
Umar al-Bakri dari Syekh
‫ﺍﻟﺴﻬﺮﺍﻭﺭﺩﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﻤﺮ ﺍﻟﺒﻜﺮﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ‬
Muhammad al-Daniri dari Syekh
‫ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﺪﺍﻧﺮﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﻨﺸﺎء ﺍﻟﻨﻮﺭ ﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ‬
Minsya al-Nur dari Syekh Junaid
al-Baghdadi dari Syekh Sirr al- ‫ﺟﻨﻴﺪ ﺍﻟﺒﻐﺪﺍﺩﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺳﺮﻱ ﺍﻟﺴﻘﻄﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ‬
Suqthi dari Syekh Ma’ruf dari
Syekh Dawud al-Tabi dari Habib ‫ﻣﻌﺮﻭﻑ ﺍﻟﻜﺮﺧﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺩﺍﻭﺩ ﺍﻟﺘﺎﺑﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ‬
al-A’jami dari Hasan al-Bishri dari
‫ﺍﻟﺄﻋﺠﻤﻲ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺒﺼﺮﻱ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ‬
‘Ali bin Thalib dari Rasulullah
SAW.
.‫ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬

Kepahlawanan : :‫ﺑﻄﻮﻟﺘﻪ‬

Ketika itu terjadi peperangan di laut


pada masa ayahnya kemudian dia
16

diangkat sebagai panglima, yang ‫ﻟﻤﺎ ﻭﻗﻌﺖ ﺍﻟﺤﺮﺏ ﺍﻟﺒﺤﺮﻳﺔ ﻓﻲ ﺯﻣﺎﻥ ﺃﺑﻴﻪ ﻋﻴﻨﻪ ﻗﺎﺋﺪﺍ‬
pada waktu itu dia menjabat
sebagai putra mahkota, lalu ‫ﻟﻠﺄﺳﻄﻮﻝ ﻭﻫﻮ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﻭﺃﻣﺮ‬
ayahnya memerintahkannya untuk
mengejar para perompak dan dia
.‫ﺑﻤﻠﺎﺣﻘﺔ ﻓﺮﺍﺻﻨﺔ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﻓﻐﻠﺒﻬﻢ‬
pun berhasil mengalahkan mereka.

Murid : :‫ﺗﻠﺎﻣﺬﺗﻪ‬
Sebagian murid terkenal
Muhammad Idrus al-Butuni yaitu : ‫ﻭﻣﻤﻦ ﺍﺷﺘﻬﺮ ﺃﻧﻪ ﺗﺘﻠﻤﺬ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ‬

:‫ﺍﻟﺒﻄﻮﻧﻲ ﺍﺑﻨﺎﻩ ﻭﻫﻤﺎ‬

• Syekh ‘Abd al-Hadi dan ‫• ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﻭﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﺎﻟﺢ‬
Syekh Muhammad Shaleh
yang semoga Allah .‫ ﻭﻛﻞ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﻟﻪ ﻣﺆﻟﻔﺎﺕ‬.‫ﺭﺣﻤﻬﻤﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
memberikan kasih sayang
pada keduanya. Keduanya
‫ﻓﺎﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﻟﻪ ﻛﺘﺎﺏ ))ﺛﻤﻤﺖ ﺍﻟﻮﺭﺍﺩ‬
memiliki karya kitab. Syekh
((‫ﻓﻲ ﺗﺮﺗﻴﺐ ﺍﻟﺄﻭﺭﺍﺩ‬
‘Abd al-Hadi memiliki
kitab Tsammamat al-Warad
fi Tartib al-Awrad;

• Syekh Muhammad Shaleh ‫ ))ﺍﺑﺘﺪﺍء‬: ‫• ﻭﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﺎﻟﺢ ﻟﻪ ﻛﺘﺐ ﻣﻨﻬﺎ‬


memiliki karya kitab di
antaranya : Ibtida Sir Allah ‫ﺳﻴﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻧﺘﻬﺎء ﺳﺮ ﺍﻟﻠﻪ(( ﻭ ))ﺗﻨﺒﻴﻪ ﺍﻟﻐﺎﻓﻞ‬
17

ila Intiha Sair Allah, Tanbih ‫ﺗﻨﺰﻳﻪ ﺍﻟﻤﺤﺎﻓﻞ(( ﻭ ))ﺭﺳﺎﻟﺔ ﻓﻲ ﻣﺠﻤﻮﻉ‬


al-Gafil Tanzih al-Muhafil
dan Risalah fi Majmu’ al- .((‫ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ‬
Da’awat.

Karya-karya : :‫ﻣﺆﻟﻔﺎﺗﻪ‬
Beliau memiliki banyak karya yang
sebagian berbahasa Walio, Melayu ‫ﻟﻪ ﻣﺆﻟﻔﺎﺕ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺑﻠﻐﺔ ﻭﻭﻟﻴﺔ ﻭﺑﻌﻀﻬﺎ ﺑﻠﻐﺔ‬
dan Arab, di antaranya :
• Raudhah al-Ikhwan fi
:‫ ﻭﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﺆﻟﻔﺎﺕ‬.‫ﻣﻠﺎﻳﻮﻳﺔ ﻭﺑﻌﻀﻬﺎ ﺑﻠﻐﺔ ﻋﺮﺑﻴﺔ‬
‘Ibadah al-Rahman
(‫• ﺭﻭﺿﺔ ﺍﻟﺈﺧﻮﺍﻥ ﻓﻲ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ )ﺑﻠﻐﺔ ﻋﺮﺑﻴﺔ‬
(Berbahasa Arab);
• Tahsin al-Awlad fi Tha’ah ‫• ﺗﺤﺴﻴﻦ ﺍﻟﺄﻭﻟﺎﺩ ﻓﻲ ﻃﺎﻋﺔ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ )ﺑﻠﻐﺔ‬
Rabb al-‘Ibad (Berbahasa
Arab); (‫ﻋﺮﺑﻴﺔ‬
• Dhiya al-Anwar fi
.‫• ﺿﻴﺎء ﺍﻟﺄﻧﻮﺍﺭ ﻓﻲ ﺗﺼﻔﻴﺔ ﺍﻟﺄﻛﺪﺍﺭ‬
Tafhfiyah al-Akdar;
• Munatsah al-Qulub fi Dzikr .‫• ﻣﺆﻧﺴﺔ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻓﻲ ﺫﻛﺮ ﻭﻣﺸﺎﻫﺪﺓ‬
wa Musyahadah;
• Tanqiyah al-Qulub fi .‫• ﺗﻨﻘﻴﺔ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻓﻲ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﻋﻠﺎﻡ ﺍﻟﻐﻴﻮﺏ‬
Ma’rifah ‘Allam al-Guyub;
• Kasyf al-Hijab fi
.‫• ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ‬
Muraqabah al-Wahhab;
‫• ﻣﺼﺒﺎﺡ ﺍﻟﺮﺍﺟﻴﻦ ﻓﻲ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﺼﻠﺎﺓ ﻭﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻋﻠﻰ‬
• Mishbah al-Rajin fi Dzikr
al-Shalah wa al-Salam ‘ala .‫ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺷﻔﻴﻊ ﺍﻟﻤﺬﻧﺒﻴﻦ‬
18

al-Nabi Syafi’ al- .‫• ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ ﻓﻲ ﺗﻮﺣﻴﺪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ‬


Mudznibin;
• Fath al-Rahim fi Tauhid (‫• ﺩﺭﺓ ﺍﻟﺄﺣﻜﺎﻡ )ﺑﻠﻐﺔ ﻋﺮﺑﻴﺔ‬
Rabb al-‘Arsy al-Adzim;
• Durroh al-Ahkam
.‫• ﺗﺮﻏﻴﺐ ﺍﻟﻤﺮﻳﺪ‬
(Berbahasa Arab);
(‫• )ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻟﺒﻠﻮﻍ ﺍﻟﻤﺮﺍﻡ )ﺑﻠﻐﺔ ﻋﺮﺑﻴﺔ‬
• Targib al-Murid;
• Sabil al-Salam li Bulug al- .‫• ﻫﺪﺍﻳﺔ ﺍﻟﺒﺸﻴﺮ ﻓﻲ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻟﻘﺪﻳﺮ‬
Maram (Berbahasa Arab);
• Hidayah al-Basyir fi .‫• ﺗﻨﻘﻴﺔ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ‬
Ma’rifah al-Qadir;
.‫• ﺳﺮﺍﺝ ﺍﻟﻤﺘﻘﻴﻦ‬
• Tanqiyah al-Qulub;
• Siraj al-Muttaqin; .‫• ﺗﺮﻏﻴﺐ ﺍﻟﺄﻧﺎﻡ‬
• Targib al-Anam;
• Dhiya al-Anwar; .‫• ﺿﻴﺎء ﺍﻟﺄﻧﻮﺍﺭ‬
• Tanbih al-Gafil (Berbahasa
(‫• ﺗﻨﺒﻴﻪ ﺍﻟﻐﺎﻓﻞ )ﺑﻠﻐﺔ ﻭﻭﻟﻴﺔ‬
Walio);
• Jawhar Mounika Mo (‫• ﺟﻮﻫﺮ ﻣﻨﻴﻜﺎﻣﻮ ﻣﻮﻟﺎﺑﻲ )ﺑﻠﻐﺔ ﻭﻭﻟﻴﺔ‬
Mulabee (Berbahasa
Walio).

Wafat : :‫ﻭﻓﺎﺗﻪ‬

Sejarah tidak melihat tahun


wafatnya Muhammad Idrus secara
19

pasti, hanya saja yang pasti akhir ‫ ﻏﻴﺮ‬،‫ﻟﻢ ﻳﺮ ﺗﺎﺭﻳﺦ ﻭﻓﺎﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺪﺭﻭﺱ ﺑﺎﻟﻀﺒﻂ‬
pemerintahan raja Buton pada
tahun 1851 M, sebagian dari ،‫ ﻡ‬۱۸۵۱ ‫ﺃﻥ ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﺃﻥ ﺁﺧﺮ ﺗﻮﻟﻴﻪ ﺳﻠﻄﻨﺔ ﺍﻟﺒﻄﻮﻥ ﺳﻨﺔ‬
mereka bersikeras bahwa beliau
memang wafat pada tahun tersebut.
‫ ﻓﺮﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬.‫ﻭﺟﺰﻡ ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﺄﻧﻪ ﺗﻮﻓﻲ ﻓﻲ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺴﻨﺔ‬
Maka semoga Allah melimpahkan
.‫ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺭﺣﻤﺔ ﻭﺍﺳﻌﺔ ﻭﺃﺩﺧﻠﻪ ﻓﺴﻴﺢ ﺟﻨﺘﻪ‬
kasih sayang yang luas dan
memasukkannya ke dalam surga-
Nya.

Beliau meninggalkan banyak anak : ‫ﻭﻗﺪ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺃﻭﻟﺎﺩﺍ ﺃﺻﺒﺤﻮﺍ ﺳﻠﺎﻃﻴﻦ ﻣﺜﻠﻪ ﻭﻫﻢ‬
yang menjadi sultan dan imam,
mereka adalah : Sultan Muhammad ‫ﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﻴﺴﻰ ﻭﺍﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ ﻭﺍﻟﺴﻠﻄﺎﻥ‬
Isa, Syeikh Muhammad ‘Abd a-
Hadi, dan Sultan Muhammad Salih
‫ ﺇﻥ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻟﻪ‬:‫ ﻭﻗﻴﻞ‬.‫ﻣﺤﻤﺪ ﺻﺎﻟﺢ ﺭﺣﻤﻬﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
yang semoga Allah melimpahkan
.‫ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺤﻘﻴﻘﺘﻪ‬.‫ ﻭﻟﺪﺍ‬۹۷
kasih sayangnya kepada mereka
semua. Disebutkan bahwa beliau
memiliki 97 anak. Wallahu a’lam
bi haqiqatih.
(Kata Pengantar) [‫]ﻣﻘﺪﻣﺔ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ‬

Ya Allah bukakanlah kebenaran ‫ﺭﺏ ﺍﻓﺘﺢ ﺑﺎﻟﺤﻖ ﻭﺃﻧﺖ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﻴﻦ‬


dan engkaulah sebaik-baik
pembuka.
‫ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ‬
20

Dengan menyebut nama Allah yang ‫ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻃﻬﺮ ﻗﻠﻮﺏ ﺃﺣﺒﺎﺑﻪ ﺑﻤﺪﺩ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺎﺕ‬
maha pengasih lagi maha
penyayang ،‫ ﻭﺣﺒﺎﻫﻢ ﻣﻦ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﻌﻠﻴﺔ ﻓﻴﻀﺎ ﻭﺇﻧﻌﺎﻣﺎ ﻛﺜﻴﺮﺍ‬،‫ﺗﻄﻬﻴﺮﺍ‬
Segala puji bagi Allah yang
mensucikan hati orang-orang yang
‫ﻭﺭﻓﻊ ﻋﻦ ﺑﺼﺎﺋﺮﻫﻢ ﺣﺠﺎﺏ ﺍﻟﻐﻴﺮ ﻭﺻﻔﺎﻫﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺄﺩﻧﺎﺱ‬
dicintainya dengan muraqabah,
‫ ﻭﺯﻳﻦ ﺃﺳﺮﺍﺭﻫﻢ ﺑﺄﻧﻮﺍﺭ‬،‫ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺤﻖ ﻟﻬﻢ ﻫﺎﺩﻳﺎ ﻭﻧﺼﻴﺮﺍ‬
melimpahkan kenikmatan yang
banyak, mengangkat hijab mereka ‫ ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺒﺪﻳﻊ ﺑﻌﺒﺎﺩﻩ‬،‫ ﻭﺧﺼﻬﻢ ﺑﻄﻠﺐ ﺍﻟﻜﻤﺎﻝ‬،‫ﺍﻟﺠﻤﺎﻝ‬
dari pandangan yang menghalangi
selain-Nya, mensucikan mereka ‫ ﻭﺍﻟﺼﻠﺎﺓ ﻭﺍﻟﺴﻠﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺟﻌﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻧﻮﺭﺍ‬،‫ﻟﻄﻴﻔﺎ ﺧﺒﻴﺮﺍ‬
dari kotoran, mereka berhak
mendapatkan petunjuk dan
‫ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻭﻣﻦ‬،‫ﻳﻬﺘﺪﻱ ﺑﻪ ﺑﺸﻴﺮﺍ ﻭﻧﺬﻳﺮﺍ‬
pertolongan, menghiasi mereka
‫ﺗﺒﻌﻬﻢ ﻭﺳﻠﻢ ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﻭﺑﻌﺪ‬
dengan cahaya keindahan, serta
mengkhususkan mereka untuk
menuntut kesempurnaan, Dialah
maha pencipta, maha lembut dan
maha mengetahui hambanya,
semoga shalawat dan salam yang
dijadikan sebagai cahaya pemberi
kabar gembira dan peringatan
kepada keluarga, sahabat, serta
pengikutnya (Nabi Muhammad) :

(Alasan Disusunnya Kitab) [‫]ﺳﺒﺐ ﺗﺄﻟﻴﻒ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ‬


21

،‫ﻓﻘﺪ ﺳﺄﻟﻨﻲ ﺑﻌﺾ ]ﺃﺣﺒﺎﺋﻲ[ ﻣﻤﻦ ﻟﺎ ﺗﺴﻌﻨﻲ ﻣﻀﺎﻳﻘﺘﻪ‬


(Sebagian sahabat-sahabat)
meminta kepada saya yang tidak ‫ ﺍﻟﺴﻴﺪ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺃﺣﻤﺪ ﺍﻟﺼﺎﻓﻲ‬،‫ﻭﻟﺎ ﺗﻮﺍﻓﻘﻨﻲ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ‬
mungkin saya menolak permintaan
serta membantah pendapatnya,
‫ ﺃﻥ‬- ‫ﺣﻔﻈﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﺍﺭﻳﻦ ﺑﺠﺎﻩ ﺟﺪﻩ ﺳﻴﺪ ﺍﻟﻜﻮﻧﻴﻦ‬
yaitu Sayyid Muhammad bin
،‫ﺃﻛﺘﺐ ﻟﻪ ﻃﺮﻓﺎ ﻣﻦ ﺃﺣﻮﺍﻝ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﻭﻛﻴﻔﻴﺔ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻟﻬﺎ‬
Ahmad al-Shafi - yang semoga
Allah menjaganya di dunia dan ‫ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﺃﻛﻦ ﺃﻫﻠﺎ‬،‫ ﻓﺄﺟﺒﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ‬،‫ﻭﺑﻴﺎﻥ ﻓﻮﺍﺋﺪﻫﺎ‬
akhirat demi kakeknya Rasulullah
SAW- Untuk menuliskan kitab ini ‫ ﻭﺭﺍﺟﻴﺎ ﻣﻦ ﺻﺎﻟﺢ‬،‫ ﺭﺍﻏﺒﺎ ﻓﻲ ﺟﺒﺮ ﺧﺎﻃﺮﻩ‬،‫ﻟﺬﻟﻚ‬
untuknya tentang muraqabah, cara
penggunaannya, serta penjelasan
‫ ﻓﻜﺘﺒﺖ ﻟﻪ ﻛﻤﺎ ﻋﻠﻤﻨﻲ ﻭﺃﺟﺎﺯﻧﻲ ﺷﻴﺨﻲ‬،‫ﺩﻋﻮﺗﻪ‬
manfaatnya, lalu saya
‫ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﺑﻦ‬،‫ ﻭﺑﺎﺏ ﻓﺘﻮﺣﻲ‬،‫ﻭﺃﺳﺘﺎﺫﻱ ﻣﻮﻟﺎﻱ‬
memenuhinya, meskipun saya
bukanlah orang yang ahli di bidang ‫ ﻭﺟﻌﻞ ﺍﻟﻔﺮﺩﻭﺱ‬،‫ﺷﻴﺚ ﺳﻨﺒﻞ ﺍﻟﻤﻜﻲ ﻃﻴﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﺛﺮﺍﻩ‬
itu, demi untuk memenuhi
harapannya, serta permintaannya, ‫ ﺍﻟﻠﻬﻢ‬،‫ ﻭﻧﻔﻌﻨﺎ ﻣﻦ ﺧﺮﺓ‬،‫ ﺃﻣﺪﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻤﺪﺩﻩ‬،‫ﻣﺘﻘﺒﻠﻪ ﻭﻣﺄﻭﺍﻩ‬
maka saya menulisnya seperti apa
‫ ﻭﺟﻤﻴﻊ ﻣﻦ ﺑﺮﻛﺎﺗﻪ ﻓﻲ‬،‫ ﻭﺍﺭﺣﻢ ﻣﺸﺎﻳﺨﻪ‬،‫ﺍﺭﺣﻢ ﻭﺍﻟﺪﻳﻪ‬
yang saya pelajari dan dapatkan
dari Syekh, guru dan tuan saya,
.‫ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭ ﺳﻠﻚ ﻓﻲ ﻃﺮﻳﻘﺘﻪ ﻳﺎ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ‬
serta sebagai pintu futuh, Syekh
Muhammad bin Syit Sunbul al-
Makki - yang semoga Allah
mengistirahatkan jiwanya,
menjadkan firdaus sebagai tempat
22

kembali dan ternyamannya,


membentangkan cintanya kepada
kami, serta memberikan kami
manfaat keberkahan di dunia dan
akhirat, Ya Allah sayangi kedua
orang tuanya, guru-gurunya, dan
seluruh yang berada di thariqatnya.
Wahai Tuhan semesta alam.

Kitab ini saya beri nama : Kasyf al- ‫ ))ﻛﺸﻒ ﺍﻟﺤﺠﺎﺏ ﻓﻲ‬: ‫ﺛﻢ ﺇﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺳﻤﻴﺘﻬﺎ‬
Hijab fi Muraqabah al-Wahhab.
Saya memohon kepada Allah yang ‫ ﺃﻥ ﻳﺪﻳﻢ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﻨﻔﻊ‬، ‫ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻮﻫﺎﺏ(( ﺃﺳﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺸﻜﻮﺭ‬
maha mensyukuri, semoga
selamanya kitab ini dapat
‫ ﻭﺗﺤﺖ‬،‫ ﻭﻳﺤﻔﻈﻬﺎ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺟﺎﺣﺪ ﻣﻐﺮﻭﺭ‬،‫ﻭﻳﺘﻢ ﺍﻟﺄﺟﻮﺭ‬
memberikan manfaat dan pahala
‫ ﻟﻤﻦ‬،‫ ﺇﻧﻪ ﺳﻤﻴﻊ ﻗﺮﻳﺐ ﻣﺠﻴﺐ‬، ‫ﺷﻬﻮﺓ ﻧﻔﺴﻪ ﻣﻘﻬﻮﺭ‬
yang sempurna, serta terpelihara
dari orang-orang yang ingkar dan .‫ﺩﻋﺎﻩ ﺑﻘﻠﺐ ﻣﻨﻴﺐ‬
tertipu daya, di bawah nafsu yang
menindas diri sendiri, Dialah yang
maha mendengar lagi maha dekat
bagi siapapun yang mengajak
dengan hati taubat.

Saya menyusunnya ke dalam 4 bab .-‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬- ‫ﻭﺭﺗﺒﺘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﻓﺼﻮﻝ ﺇﻥ ﺷﺎء ﺍﻟﻠﻪ‬
Insya Allah.
23

Bab Pertama: :‫ﺍﻟﻔﺼﻞ ﺍﻟﺄﻭﻝ‬


Hakikat Muraqabah
Ketahuilah wahai saudaraku, ‫ﻓﻲ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬
semoga Allah membimbingku dan
engkau: Hakikat muraqabah adalah
‫ ﺃﻥ ﺣﻘﻴﻘﺔ‬: - ‫ ﺃﺭﺷﺪﻧﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻳﺎﻙ‬- ‫ﺍﻋﻠﻢ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ‬
seseorang menjaga atau senantiasa
‫ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﻫﻲ ﺍﻟﻤﺤﺎﻓﻈﺔ ﺃﻱ ﻳﻠﺎﺯﻡ ﻋﻠﻰ ﺍﻋﺘﻘﺎﺩﻩ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ‬
meyakini bahwa Allah adalah dzat
yang maha melihat lahir maupun ‫ ﻭﺃﻧﻪ ﺃﻳﻨﻤﺎ ﻛﺎﻥ‬،‫ﻣﻄﻠﻊ ﻋﻠﻰ ﻇﺎﻫﺮﻩ ﻭﺑﺎﻃﻨﻪ ﺯﻣﺎﻧﺎ ﻭﻣﻜﺎﻧﺎ‬
batin dalam setiap ruang dan
waktu, dan bahwa ia selalu ‫ }ﺃﻡ ﻳﺤﺴﺒﻮﻥ ﺃﻧﺎ ﻟﺎ ﻧﺴﻤﻊ ﺳﺮﻫﻢ‬: ‫ﻣﻠﺎﺣﻈﺎ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
menyadari di manapun berada akan
‫ }ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ‬: ‫ﻭﻧﺠﻮﺍﻫﻢ ﺑﻠﻰ{ ﻭﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
firman-Nya: (‫ﺃﻡ ﻳﺤﺴﺒﻮﻥ ﺃﻧﺎ ﻟﺎ ﻧﺴﻤﻊ‬
{‫ﺷﻴﺊ ﺭﻗﻴﺒﺎ‬
‫)ﺳﺮﻫﻢ ﻭﻧﺠﻮﺍﻫﻢ ﺑﻠﻰ‬1 (Ataukah

mereka mengira bahwa kami tidak


mendengar rahasia dan bisikan-
bisikan mereka? Sebenarnya (kami
mendengar)) dan juga firman-Nya

(‫)ﻭﻛﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﺊ ﺭﻗﻴﺒﺎ‬2 (Dan 1F

Allah maha mengawasi atas segala


sesuatu).

1
Surat az-Zukhruf ayat 80
2
Surat al-Ahzab ayat 52
24

Orang-orang yang menginginkan ،‫ﻭﻣﻨﺘﻈﺮﺍ ﻣﺎ ﻳﺮﻳﺪ ﻣﻦ ﻫﻮﺍﻃﻞ ﺍﻟﺈﻣﺪﺍﺩﺍﺕ ﺍﻟﺈﻟﻬﻴﺔ‬


kasih sayang Tuhan, kabut futuh,
wajib hal tersebut disertai dengan ‫ ﻭﻳﻠﺎﺯﻡ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ‬،‫ﻭﺳﺤﺎﺋﺐ ﺍﻟﻔﺘﻮﺣﺎﺕ ﺍﻟﺮﺑﺎﻧﻴﺔ‬
ketenangan, khawwas,
mengasingkan diri dari perasaan
‫ ﻭﺍﻟﻐﻴﺒﻮﺑﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﺨﻠﺎﺱ‬،‫ ﻭﺟﻤﻊ ﺍﻟﺤﻮﺍﺱ‬، ‫ﺑﺎﻟﺴﻜﻮﻥ‬
waspada dan teman duduk, seperti
.[‫ﻭﺍﻟﺠﻠﺎﺱ ﻛﺎﻟﻬﺮﺓ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ]ﻟﻤﻄﻠﻮ ﺑﻬﺎ‬
kucing yang ber-muraqabah atau
merasa waspada (kepada Tuhan-
Nya).
Rasulullah SAW bersabda ketika ‫ ﻣﺎ‬: ‫ ﺣﻴﻦ ﺳﺌﻞ‬-‫ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ‬
ditanya : Apa itu Ihsan? Beliau
menjawab : (Ihsan adalah engkau ،‫ ))ﺍﻟﺈﺣﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﺗﻌﺒﺪ ﺭﺑﻚ ﻛﺄﻧﻚ ﺗﺮﺍﻩ‬: ‫ﺍﻟﺈﺣﺴﺎﻥ؟ ﻗﺎﻝ‬
menyembah Tuhanmu seakan-akan
engkau melihat-Nya, dan engkau
((‫ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻜﻦ ﺗﺮﺍﻩ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺮﺍﻙ‬
tidak akan bisa melihatnya tetapi
Dia bisa melihatmu).

Hadits ini adalah isyarat pada ‫ ﻭﻫﺬﺍ ﺃﺻﻞ ﻛﻞ‬،‫ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺇﺷﺎﺭﺓ ﺇﻟﻰ ﺣﺎﻝ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬
keadaan muraqabah, ini adalah
sumber semua kebaikan, dan ‫ ﻭﻟﺎ ﻳﻜﺎﺩ ﻳﺼﻞ ﺇﻟﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺮﺗﺒﺔ ﺇﻟﺎ ﺑﻌﺪ ﻓﺮﺍﻏﻪ ﻋﻦ‬،‫ﺧﻴﺮ‬
hampir tidak akan sampai pada
urutan ini kecuali setelah dia
‫ ﻓﺈﺫﺍ ﺣﺎﺳﺐ ﻧﻔﺴﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺳﻠﻒ ﻭﺃﺻﻠﺢ‬،‫ﺍﻟﻤﺤﺎﺳﺒﺔ‬
banyak ber-muhasabah, jika dia
‫ ﻭﺃﺣﺴﻦ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ‬،‫ ﻭﻟﺎﺯﻡ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺤﻖ‬،‫ﺣﺎﻟﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﻮﻗﺖ‬
ber-muhasabah atas apa yang telah
dilalui serta memperbaiki ‫ ﺭﺍﻗﺐ ﺍﻟﻠﻪ‬،‫ ﻭﺣﻔﻆ ﻣﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺄﻧﻔﺎﺱ‬،‫ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺮﺍﻋﺎﺓ ﺍﻟﻘﻠﺐ‬
25

keadaannya dalam satu waktu, ‫ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ‬- ‫ ﻓﻴﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ‬،‫ ﻓﻲ ﻋﻤﻮﻡ ﺃﺣﻮﺍﻟﻪ‬-‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬-


melewati jalan yang benar,
memperbaiki hubungan dengan ،‫ ﻳﻌﻠﻢ ﺃﺣﻮﺍﻟﻪ‬،‫ ﻭﻣﻦ ﻗﻠﺒﻪ ﻗﺮﻳﺐ‬،‫ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﻗﻴﺐ‬-‫ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ‬
Tuhan-Nya sebagai penjagaan hati,
serta menjaga diri bersama Allah.
.‫ ﻭﻳﺴﻤﻊ ﺃﻗﻮﺍﻟﻪ‬،‫ﻭﻳﺮﻯ ﺃﻓﻌﺎﻟﻪ‬
Maka Allah akan mengawasi dalam
keadaan apapun, karena Allah
SWT maha mengetahui lagi maha
mengawasi bagi hati hambanya
yang dekat, dia mengetahui
keadaan, melihat segala perbuatan,
serta mendengar segala perkataan.

Seperti beberapa Syekh memiliki ‫ ﻭﻛﺎﻥ ﻳﺨﺺ ﻭﺍﺣﺪﺍ‬،‫ﻭﻛﺎﻥ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﻤﺸﺎﻳﺦ ﻟﻪ ﺗﻠﺎﻣﺬﺓ‬
murid, ada yang mengistimewakan
salah satu dari mereka, Syekh ‫ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻟﻪ ﻓﻲ‬،‫ﻣﻨﻬﻢ ﺑﺈﻗﺒﺎﻟﻪ ﺃﻛﺜﺮ ﺑﻤﺎ ﻳﻘﺒﻞ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮﻩ‬
tersebut selalu menemuinya
dibanding murid lain, mereka
‫ ﻓﺪﻓﻊ ﺇﻟﻰ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻦ‬.(‫ )ﺃﺑﻴﻦ ﻟﻜﻢ‬: ‫ ﻓﻘﺎﻝ‬،‫ﺫﻟﻚ‬
bertanya kepadanya karena hal
.(‫ )ﺍﺫﺑﺤﻪ ﺑﺤﻴﺚ ﻟﺎ ﻳﺮﺍﻙ ﺃﺣﺪ‬: ‫ﺗﻠﺎﻣﺬﺗﻪ ﻃﺎﺋﺮﺍ ﻭﻗﺎﻝ‬
tersebut : (Saya akan menjelaskan
kepada kalian) dia memberi seekor ‫ ﻓﻤﻀﻮﺍ‬،‫ ﻭﺃﻣﺮﻩ ﺑﻤﺜﻞ ﺃﻣﺮﻫﻢ ﺑﻪ‬،‫ﻭﺩﻓﻊ ﺇﻟﻰ ﻫﺬﺍ ﻃﺎﺋﺮﺍ‬
burung kepada setiap muridnya dan
berkata : (Sembelihlah dia di ‫ ﻭﺟﺎء ﻫﺬﺍ‬،‫ﻭﺭﺟﻊ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﻭﻗﺪ ﺫﺑﺢ ﻃﺎﺋﺮﻩ‬
tempat yang tidak ada satupun
orang melihatmu), dan dia
‫ ﻳﺎ ﺳﻴﺪﻱ‬: ‫ )ﻫﻞ ﻟﺎ ﺫﺑﺤﺘﻪ؟( ﻓﻘﺎﻝ‬: ‫ ﻭﻗﺎﻝ‬،‫ﺑﺎﻟﻄﺎﺋﺮ ﺣﻴﺎ‬
26

memberikan burung itu, lalu ‫ﺃﻣﺮﺗﻨﻲ ﺃﻥ ﺃﺫﺑﺤﻪ ﺑﺤﻴﺚ ﻟﺎ ﻳﺮﺍﻧﻲ ﺃﺣﺪ ﻭﻟﻢ ﺃﺟﺪ ﻣﻮﺿﻌﺎ‬
memerintahkan kepada sang murid
sama seperti dia memerintahkan .(‫ )ﻟﻬﺬﺍ ﺃﺧﺼﻪ ﺑﺈﻗﺒﺎﻟﻲ ﻋﻠﻴﻪ‬: ‫ ﻓﻘﺎﻝ‬.‫ﺇﻟﺎ ﻭﺍﻟﺤﻖ ﻳﺮﺍﻧﻲ‬
yang lain, mereka pergi dan
menyembelih burungnya, lalu sang
murid datang bersama burung yang
masih hidup, Syeikh bertanya :
(Mengapa engkau tidak
menyembelihnya?) dia menjawab :
Hai Tuanku engkau
memerintahkanku untuk
menyembelihnya di tempat yang
tidak ada satupun orang melihatku
akan tetapi aku tidak menemukan
satu tempat pun kecuali Allah
melihatku. Syekh pun berkata :
(Inilah sebabnya aku
mengistemawakannya untuk selalu
menemuiku).
(Pendapat Imam Dzun Nun al- [‫]ﻛﻠﺎﻡ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ ﺫ ﻭ ﺍﻟﻨﻮﻥ ﺍﻟﻤﺼﺮﻱ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬
Misri tentang Muraqabah)
‫ )ﻋﻠﺎﻣﺔ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺇﻳﺜﺎﺭ‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺫﻭﻥ ﺍﻟﻨﻮﻥ‬
Beliau berpendapat : (Tanda-tanda
muraqabah adalah mengutamakan
‫ ﻭﺗﺼﻐﻴﺮ ﻣﺎ ﺻﻐﺮ‬،‫ ﻭﺗﻌﻈﻴﻢ ﻣﺎ ﻋﻈﻢ ﺍﻟﻠﻪ‬،‫ﻣﺎ ﺁﺛﺮ ﺍﻟﻠﻪ‬
yang diutamakan Allah,
.(‫ﺍﻟﻠﻪ‬
27

mengagungkan yang Allah


agungkan, serta mengecilkan yang
Allah kecilkan).
(Pendapat Imam Ja’far bin Nashir [‫]ﻛﻠﺎﻡ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﻧﺼﻴﺮ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬
tentang Muraqabah)
‫ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﻓﻘﺎﻝ‬-‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻭﺳﺌﻞ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﻧﺼﻴﺮ‬
Ja’far bin Nashir ditanya tentang
muraqabah dan beliau berpendapat
(‫ )ﻣﺮﺍﻋﺎﺕ ﺍﻟﺴﺮ ﻟﻤﻠﺎﺣﻈﺔ ﺍﻟﺤﻖ ﻣﻊ ﻛﻞ ﺧﻄﻮﺓ‬:
: (Menjaga sirr untuk menyadari
yang Maha Benar (Allah) dalam
setiap langkah).

(Pendapat Imam al-Murta’asy [‫]ﻛﻠﺎﻡ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ ﺍﻟﻤﺮﺗﻌﺶ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬


tentang Muraqabah)
‫ ﻣﺮﺍﻋﺎﺕ‬: ‫ )ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺮﺗﻌﺶ‬
Beliau berpendapat : (Muraqabah
adalah menjaga sirr dengan
(‫ﺍﻟﺴﺮ ﺑﻤﻠﺎﺣﻈﺔ ﺍﻟﻐﻴﺐ ﻣﻊ ﻛﻞ ﻟﺤﻈﺔ ﻭﻟﻔﻈﺔ‬
menyadari yang Maha Gaib (Allah)
dalam setiap langkah dan kata-
kata).

(Pendapat Imam Ibrahim al- [‫]ﻛﻠﺎﻡ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺍﻟﺨﻮﺍﺹ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬


Khawwash tentang Muraqabah)
28

Beliau berpendapat : (Penjagaan ‫ )ﺍﻟﻤﺮﺍﻋﺎﺕ‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺍﻟﺨﻮﺍﺹ‬


yang melahirkan muraqabah, baik
muraqabah yang hilangnya (‫ﺗﻮﺭﺙ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺧﻠﻮﺹ ﺍﻟﺴﺮ ﻭﺍﻟﻌﻠﺎﻧﻴﺔ‬
tersembunyi maupun nampak).

(Pendapat Imam Abu Hafsh tentang [‫]ﻛﻠﺎﻡ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ ﺃﺑﻲ ﺣﻔﺺ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬
Muraqabah)
‫ )ﺇﺫﺍ ﺟﺎﻟﺴﺖ ﺍﻟﻨﺎﺱ‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺣﻔﺺ‬
Beliau berpendapat : (Jika engkau
duduk bersama manusia, jadilah
،‫ ﻭﻟﺎ ﻳﻐﺮﻧﻚ ﺍﺟﺘﻤﺎﻋﻬﻢ ﻋﻠﻴﻚ‬،‫ﻓﻜﻦ ﻭﺍﻋﻈﺎ ﻟﻘﻠﺒﻚ‬
penasihat untuk hatimu, dan jangan
(‫ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ ﺭﻗﻴﺐ ﺑﺎﻃﻨﻚ‬،‫ﻓﺈﻧﻬﻢ ﻳﺮﺍﻗﺒﻮﻥ ﻇﺎﻫﺮﻙ‬
sampai engkau terperdaya bersama
mereka, karena mereka akan
mengawasi lahirmu, dan Allah
yang Maha mengawasi batinmu).

Bab Kedua : :‫ﺍﻟﻔﺼﻞ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ‬


Macam-macam Muraqabah
‫ﻓﻲ ﺃﻧﻮﺍﻋﻬﺎ‬
Ada banyak (di antaranya):
• Hadis dari Rasulullah
:‫ﻭﻫﻲ ﻛﺜﻴﺮﺓ‬
SAW- dengan cara ini,
‫ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ‬- ‫ ﻣﺎ ﻧﻘﻞ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ‬: (‫)ﻣﻨﻬﺎ‬
duduk posisi sila
meletakkan 2 tangannya di ‫ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﻣﺮﺑﻌﺎ ﻭﺍﺿﻊ‬،‫ ﺑﻬﺬﻩ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺔ‬-‫ﻭﺳﻠﻢ‬
atas 2 lutut, menundukkan
29

kepala dan melihat pusar ‫ ﻭﺇﻃﺮﺍﻕ ﺍﻟﺮﺃﺱ ﻭﺍﻟﻨﻈﺮ ﺇﻟﻰ‬،‫ﺍﻟﻴﺪﻳﻦ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﻛﺒﺘﻴﻦ‬
sendiri sambil memejamkan
mata lalu naik ke atas ‫ﺍﻟﺴﺮﺓ ﺃﺧﺬﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺮﺓ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﻣﻊ ﺗﻐﻤﻴﺾ ﻋﻴﻨﻴﻪ‬
dengan menyebut nama
Allah sampai ke otak secara
‫ﺻﺎﻋﺪﺍ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﻭﻫﻮ )ﺍﻟﻠﻪ( ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺪﻣﺎﻍ ﻣﻜﺮﺭﺍ‬
berulang dengan hembusan
‫ ﺛﻢ ﻳﻔﻜﺮ ﻭﻳﺠﺪﺩ‬،‫ﻣﻊ ﺣﺒﺲ ﺍﻟﻨﻔﺲ ﺑﺤﺴﺐ ﺍﻟﻄﺎﻗﺔ‬
nafas sesuai kemampuan,
lalu dia memikirkan dan .‫ ﻭﻫﻠﻢ ﺟﺮﺍ‬،‫ﻧﻔﺴﺎ ﺁﺧﺮ‬
memperbarui dirinya
kembali dan seterusnya;

• Muraqabah ( ‫ﺷﻴﺊ‬ ‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ }ﻟﻴﺲ ﻛﻤﺜﻠﻪ ﺷﻴﺊ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺴﻤﻴﻊ ﻟﻴﺲ ﻛﻤﺜﻠﻪ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬

‫ )ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺴﻤﻴﻊ ﺍﻟﺒﺼﻴﺮ‬3 2F (Tidak .{‫ﺍﻟﺒﺼﻴﺮ‬


ada sesuatu pun yang serupa ‫ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻘﺎﻡ ﻋﻈﻴﻢ ﻓﺈﻥ ﺗﻌﺴﺮﺕ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺫﻟﻚ ﻓﺘﺼﻮﺭ ﻓﻲ‬
dengan Dia. Dan Dia yang
maha melihat lagi maha ‫ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ‬- ‫ ﻛﻤﺎ ﻭﺭﺩ ﻋﻨﻪ‬،‫ﻗﻠﺒﻚ ﺫﺍﺗﺎ ﻧﻮﺍﺭﺍﻧﻴﺎ‬
mendengar)
Ini merupakan tempat yang tinggi,
‫ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﻋﻠﻰ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺘﺪﻟﻲ ﺃﺭﺍﻩ‬:‫ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ‬-‫ﻭﺳﻠﻢ‬
muraqabah menyulitkan hal
.‫ﻧﻮﺭﺍﻧﻴﺎ ﺃﻱ ﻟﻴﺲ ﻳﺸﺒﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﻭﻟﺎ ﻳﺸﺒﻬﻪ ﺷﻴﺊ‬
tersebut, memvisualisasikan
hatimu sebagai dzat nurani, seperti
apa yang disabdakan oleh

3 Surah asy-Syura ayat 11


30

Rasulullah SAW bahwa : Tempat


ini sebagai jalan di bawah untuk
melihatnya sebagai nurani,
maksudnya tidak menyerupakan
sesuatu dan tidak diserupakan
lainnya;

• Muraqabah al-Aqrabiyah ‫ ﻭﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﺈﺷﺎﺭﺓ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﺄﻗﺮﺑﻴﺔ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬


(lebih dekat), seperti
diisyaratkan dalam firman .{[‫ }ﻭﻧﺤﻦ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺣﺒﻞ ]ﺍﻟﻮﺭﻳﺪ‬:
Allah: ( ‫ﻭﻧﺤﻦ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ‬
‫ ﻭﺃﺷﻔﻖ ﻋﻠﻴﻚ‬،‫ﻓﺘﻌﻠﻢ ﻳﻘﻴﻨﺎ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻴﻚ ﻭﻣﻨﻚ‬
[‫ ) ﺣﺒﻞ ]ﺍﻟﻮﺭﻳﺪ‬4 (Kami lebih
.‫ ﻭﺃﻗﺪﺭ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻨﻚ‬،‫ﻣﻨﻚ‬
3F

dekat kepadanya daripada


urat lehernya).
Maka dengan ayat ini kamu tahu
secara yakin bahwa Allah SWT
lebih dekat denganmu dan darimu,
Dia lebih mengasihimu daripada
dirimu sendiri, serta lebih
memuliakanmu daripada dirimu
sendiri;

4
Surat Qaf ayat 16
31

• Muraqabah al-Ihathah wa ‫ ﻭﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﺈﺣﺎﻃﺔ ﻭﺍﻟﻮﺭﺍﺋﻴﺔ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬


al-Waraiyyah (di dalam dan
di belakang), diisyaratkan {‫ }ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻭﺭﺍﺋﻬﻢ ﻣﺤﻴﻂ‬:‫ﺍﻟﺈﺷﺎﺭﺓ ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
dalam firman Allah: ( ‫ﻭﺍﻟﻠﻪ‬
‫ }ﺃﻟﺎ ﺇﻧﻪ ﺑﻜﻞ ﺷﻴﺊ ﻣﺤﻴﻂ{ ﺃﻱ ﻫﻮ‬: ‫ﻭﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
‫)ﻣﻦ ﻭﺭﺍﺋﻬﻢ ﻣﺤﻴﻂ‬5 (Padahal
‫ ﻭﻟﻴﺲ ﻓﻲ‬،‫ ﻭﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻟﻠﺠﻤﻴﻊ‬،‫ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﻟﻠﺠﻤﻴﻊ‬
Allah mengepung dari
belakang mereka (sehingga
.‫ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ ﻣﻮﺟﻮﺩ ﺇﻟﺎ ﻫﻮ‬

tidak dapat lolos)) serta ( ‫ﺃﻟﺎ‬

‫ ) ﺇﻧﻪ ﺑﻜﻞ ﺷﻴﺊ ﻣﺤﻴﻂ‬6 5F

(Ingatlah sesungguhnya Dia


maha meliputi segala
sesuatu) Dia maha menjaga
lagi maha nyata bagi semua,
dan tidak ada kebenaran
selain Dia;

• Muraqabah al-Ma’iyyah ‫ ﺑﺄﻥ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻤﻌﻴﺔ ﻭﺍﻟﻨﻈﺮﻳﺔ ﻭﺍﻟﺸﺎﻫﺪﻳﺔ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬


wa an-Nadzriyyah wa asy-
Syahidiyyah (kebersamaan, ‫ﻳﻠﺎﺯﻡ ﺑﺎﻟﻘﻠﺐ )ﺍﻟﻠﻪ( ﻣﻊ )ﺍﻟﻠﻪ ﻧﺎﻇﺮ ﺇﻟﻲ( )ﺍﻟﻠﻪ ﺷﺎﻫﺪ‬
pandangan dan persaksian),
wajib dengan hati (Allah)
.‫ ﻣﺘﻔﻬﻤﺎ ﻣﻌﻨﺎﻩ‬،(‫ﻋﻠﻲ‬

5
Surah al-Buruj ayat 20
6
Surah Fushhilat ayat 54
32

beserta (Allah melihatku)


(Allah saksiku), artinya
sudah difahami;

• Muraqabah an-Nur ‫ ﻭﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺈﺷﺎﺭﺓ ﺑﻘﻮﻟﻪ‬، ‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻨﻮﺭ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬


(cahaya), diisyaratkan

dalam firman Allah: ( ‫ }ﺍﻟﻠﻪ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕ ﻭﺍﻟﺂﺭﺽ{ ﺃﻱ ﺍﻟﻠﻪ‬: ‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬

‫ )ﻧﻮﺭ ﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕ ﻭﺍﻟﺄﺭﺽ‬7 (Allah ‫ﻣﻨﻮﺭﻫﻤﺎ ﺑﻈﻬﻮﺭﻩ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﻛﺎﻧﺘﺎ ﻓﻲ ﻇﻠﻤﺔ‬
6F

(pemberi) cahaya (kepada) .‫ﺍﻟﻌﺪﻡ‬


langit dan bumi)
maksudnya yang menerangi
langit dan bumi sehingga
keduanya ada setelah
berada dalam kegelapan
yang tiada;

• Muraqabah al-Ilahiyyah ‫ ﻭﺇﻟﻴﻬﺎ ﺍﻟﺈﺷﺎﺭﺓ ﺑﻘﻮﻟﻪ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﺈﻟﻴﻬﻴﺔ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬


(Tuhan), diisyaratkan

dalam firman Allah: ( ‫ﺗﻌﺎﻟﻰ }ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎء ﺇﻟﻪ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺂﺭﺽ ﻭﻫﻮ‬

‫ﺇﻟﻪ{ ﻫﻮ ﻣﻌﺒﻮﺩ ﻓﻲ ]ﺍﻟﺴﻤﺎء[ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺂﺭﺽ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎء ﺇﻟﻪ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺄﺭﺽ‬

7 Surah an-Nur ayat 35


33

‫ )ﺇﻟﻪ‬8 (Dan Dialah Tuhan ‫ﺟﻞ‬- ‫ ﻭﻟﺎ ﻳﺴﺘﺤﻖ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻏﻴﺮﻩ‬،‫ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ‬
(yang disembah) di langit .-‫ﻭﻋﻠﺎ‬
dan Tuhan (yang disembah)
di bumi) Dialah yang
disembah (di langit) serta di
bumi sebagai jalan yang
benar, tidak ada yang
disembah selain Dia Allah
SWT;

• Muraqabah al-Qabliyyah ‫ ﻭﺇﻟﻴﻬﺎ ﺍﻟﺈﺷﺎﺭﺓ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻘﺒﻠﻴﺔ ﻭﺍﻟﺒﻌﺪﻳﺔ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬


wa al-Ba’diyyah (sebelum
dan sesudah), diisyaratkan . {‫ }ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺂﻣﺮ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﻭﻣﻦ ﺑﻌﺪ‬: ‫ﺑﻘﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
dalam firman Allah: ( ‫ﻟﻠﻪ‬
‫ﺃﻱ ﻟﻠﻪ ﺗﻨﻔﻴﺬ ﺃﻣﺮﻩ ﻓﻲ ﺍﺧﺘﺮﺍﻋﻪ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻤﺨﻠﻮﻗﺎﺕ ﻗﺪﻳﻤﺎ‬
‫ )ﺍﻟﺄﻣﺮ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﻭﻣﻦ ﺑﻌﺪ‬9 (Bagi
.‫ﺃﻭ ﺣﺪﻳﺜﺎ؛ ﻟﺄﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﺇﻟﺎ ﻫﻮ ﺃﻭﻟﺎ ﻭﺁﺧﺮﺍ‬
8F

Allah-lah urusan sebelum


dan sesudah (mereka
menang))
Maksudnya Tuhan melakukan
perintahnya dalam penciptaan
makhluk baik yang terdahulu
maupun sekarang : Karena tidak

8 Surah az-Zukhruf ayat 84


9 Surah ar-Rum ayat 4
34

ada yang Maha mengawali dan


mengakhiri selain Dia;

• Muraqabah Fanaih wa ‫ ﻭﺃﻧﻪ ﺃﻭﻟﻪ ﻋﺪﻡ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﻓﻨﺎﺋﻪ ﻭﻋﺪﻣﻪ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬


‘Adamih (sementara dan
tiada), Dia yang mengawali ‫ }ﺇﻧﻚ‬: ‫ ﻭﻳﻠﺎﺣﻆ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬،‫ﻭﺳﺼﻴﺮ ﺇﻟﻰ ﺫﻟﻚ‬
ketiadaan sehingga akan
seperti itu, menyadari
.‫ﻣﻴﺖ{ ﻓﻴﻨﻔﺮ ﻋﻦ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﻟﺎ ﻳﺄﻟﻔﻬﺎ‬

firman Allah SWT: ( ‫ﺇﻧﻚ‬

‫ )ﻣﻴﺖ‬10
9F (Sesungguhnya

engkau (Muhammad) akan


mati) maka dia akan
memelihara dirinya sendiri
dan tidak akan terbiasa
dengan muraqabah;

‫ ﻏﻴﺮﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺣﺎﻟﺎ ﺃﻱ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ )ﻓﻨﺎء( ﺧﺮﺓ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬


• Muraqabah (Fana)
(sementara) Allah tidak ada
‫ ﻭﺃﻧﻬﻢ ﻋﺎﺟﺰﻭﻥ ﻋﻦ ﻧﻔﻊ‬,‫ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﺂﻟﺎ ﺃﻱ ﺍﻟﺂﺧﺮﺓ‬
di dunia maupun akhirat,
mereka adalah orang-orang ‫ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﻓﻜﻴﻒ ﻳﻨﻔﻌﻮﻥ ﻏﻴﺮﻫﻢ؟! ﻓﻠﺎ ﻳﻌﺘﻤﺪ ﻋﻠﻰ‬
lemah tentang memberi
manfaat bagi diri mereka ،‫ ﻭﻟﺎ ﻳﻌﻮﻝ ﻋﻠﻰ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺳﺎﺋﺮ ﺃﻣﻮﺭﻩ‬،‫ﺃﺣﺪ‬

10 Surah az-Zumar ayat 30


35

lalu bagaimana bisa {‫ }ﻭﺇﻧﻬﻢ ﻣﻴﺘﻮﻥ‬:‫ﻭﻳﻠﺎﺣﻆ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﻘﺎﻡ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬


memberi manfaat untuk
orang lain?! Maka mereka -‫ﺃﻱ ﺍﻟﺂﺭﺽ‬- ‫ }ﻛﻞ ﻣﻦ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬: ‫ ﻭﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬.
harus berpegang pada satu,
dan tidak dalam segala
. {‫ﻓﺎﻥ ﻭﻳﺒﻘﻰ ﻭﺟﻪ ﺭﺑﻚ ﺫﻭ ﺍﻟﺠﻠﺎﻝ ﻭﺍﻟﺈﻛﺮﺍﻡ‬
urusan, menyadari maqam
{‫ }ﻳﺎ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﺘﻢ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍء ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ‬: ‫ﻭﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
ini Allah SWT berfirman:

(‫ﻣﻴﺘﻮﻥ‬ ‫ )ﻭﺇﻧﻬﻢ‬11 (Dan mereka

akan mati pula) ( ‫ﻛﻞ ﻣﻦ‬

‫ﻋﻠﻴﻬﺎ – ﺃﻱ ﺍﻟﺄﺭﺽ – ﻓﺎﻥ ﻭﻳﺒﻘﻰ‬

‫ )ﻭﺟﻪ ﺭﺑﻚ ﺫﻭﺍﺍﻟﺠﻠﺎﻝ ﻭﺍﻟﺈﻛﺮﺍﻡ‬12


(Semua yang ada di bumi
itu akan binasa – Tetapi
wajah Tuhanmu yang
memiliki kebesaran dan
kemuliaan tetap kekal) serta

( ‫ﻳﺄﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻧﺘﻢ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍء ﺇﻟﻰ‬

‫ )ﺍﻟﻠﻪ‬13
12F (Wahai manusia!

11 Surah az-Zumar ayat 30


12 Surah ar-Rahman ayat 26-27
13 Surat Fathir ayat 15
36

Kamulah yang memerlukan


Allah);
• Muraqabah al-Iqrar, Allah : ‫ ﻭﻫﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﺈﻗﺮﺍﺭ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬
berfirman : ( ‫ﺃﻟﺴﺖ ﺑﺮﺑﻜﻢ‬
{‫}ﺃﻟﺴﺖ ﺑﺮﺑﻜﻢ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺑﻠﻰ‬
‫ )ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺑﻠﻰ‬14 (“Bukankah aku
13F

ini Tuhanmu?” Mereka


menjawab “Betul (Engkau
Tuhan kami”)).

(Muraqabah itu Umumnya [‫]ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺗﻜﻮﻥ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﻏﺎﻟﺒﺎ‬


Mewiridkan Ism adz-Dzat (Allah))
‫ﻭﻫﺬﻩ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺎﺕ ﻣﺘﻔﺮﻋﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﺂﺻﻞ ﺍﻟﻤﺘﻘﺪﻡ ﺍﻟﻤﺸﺮﻭﻉ‬
Cara-cara ini merupakan cabang
dari zikir pokok yang diajarkan
-‫ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺷﺮﻑ ﻭﻛﺮﻡ‬-‫ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ‬
Rasulullah SAW yang mulia – yaitu
‫ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﻮﺍﺭﺩﺓ‬،‫ ﺇﺫ ﻫﻲ ﺍﻟﺂﺻﻞ‬،‫ﺃﻱ ﺑﺎﺷﺘﻐﺎﻝ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ‬
dengan menyibukkan Ism adz-
Dzat, karena ism adz-dzat adalah ‫ ﻭﻗﺪ ﻧﻘﻞ‬،‫ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺎﺗﺒﺎﻉ ﺷﺄﻥ ﻋﻈﻴﻢ‬،‫ﻓﻲ ﺃﺻﻞ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬
pokok, dan merupakan wirid pokok
muraqabah, di sini itba’ kepada ‫ﻋﻦ ﻏﺎﻟﺐ ﺳﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺔ ﻛﺄﺑﻲ ﻳﺰﻳﺪ ﺍﻟﺒﺴﻄﺎﻣﻲ‬
nabi adalah suatu hal yang penting,
serta dinukil dari kebanyakan para
.‫ﺳﻠﻄﺎﻥ ﺍﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﻛﺎﻧﺖ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﻏﺎﻟﺒﺎ‬
pemimpin thariqah seperti Abu
Yazid al-Bustomi merupakan

14 Surah al-‘Araf ayat 172


37

sultan arifin (rajanya para ahli


ma’rifat) yang menegaskan bahwa
muraqabah ada umumnya dengan
mwewiridkan ism adz-dzat.
(Manfaat: Cara Penggunaan Ism [‫ ﻓﻲ ﻛﻴﻔﻴﺔ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ‬: ‫]ﻓﺎﺋﺪﺓ‬
adz-Dzat)
‫ ﻓﻲ ﻛﻴﻔﻴﺔ ﺍﺳﺘﻌﻤﺎﻝ ﺍﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﻭﻫﻮ ﺃﺳﺮﻉ‬: (‫)ﻓﺎﺋﺪﺓ‬
(Manfaat) cara penggunaan ism
adz-dzat dan cara paling cepat
‫ ﻭﻳﻀﺮﺏ ﺑﻠﺴﺎﻧﻪ‬،‫ ﻭﻫﻮ ﺃﻥ ﻳﻄﺒﻖ ﺃﺳﻨﺎﻧﻪ ﻭﺷﻔﺘﻴﻪ‬،‫ﻟﻠﻔﺘﺢ‬
untuk membuka, caranya dengan
‫ )ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ( ﻓﻌﻨﺪ ﻣﻠﺎﺯﻣﺔ ﺫﻟﻚ‬: ‫ﻓﻲ ﺳﻘﻒ ﺣﻠﻘﻪ ﻗﺎﺋﻠﺎ‬
menutup gigi dan kedua bibirnya,
lalu memukul lisannya pada atap ‫ ﻓﺈﺫﺍ ﺍﺷﺘﻐﻞ ﺍﻟﻘﻠﺐ‬،‫ﻳﻨﻘﻠﺐ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﺇﻟﻰ ﺩﺍﺧﻞ ﺍﻟﻘﻠﺐ‬
tenggorokan dengan membaca:
(Allah Allah) maka ketika ‫ ﻭﻫﻜﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﺰﻝ ﻣﻦ‬، ‫ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ ﺣﺼﻞ ﺍﻟﻔﻨﺎء ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ‬
melakukan hal tersebut dengan
membalikkan zikir tersebut sampai
.‫ﻣﻘﺎﻡ ﺇﻟﻰ ﻣﻘﺎﻡ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﺷﺎء ﺍﻟﻠﻪ‬
masuk ke dalam hati, dan ketika
hati sibuk dengan dzikir maka akan
menghasilkan kefanaan dalam apa
yang disebut, dan yang demikian
ini terus menerus dari satu tempat
ke tempat lain. Masya Allah.
38

Sebagian besar para ahli hakikat - -‫ﻗﺪﺱ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺳﺮﺍﺭﻫﻢ‬- ‫ﻗﺎﻝ ﺑﻌﺾ ﺍﻟﺄﻛﺎﺑﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺤﻘﻘﻴﻦ‬
yang semoga Allah mensucikan
sirr-nya- berpendapat : Siapa yang ‫ ﻣﻦ ﺃﺭﺍﺩ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﺑﺎﺳﻢ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﺑﺄﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺬﺍﻛﺮ ﺳﺒﻌﺔ‬:
ingin berdzikir dengan ism adz-dzat
hendaknya ia mengucap (Allah
‫ ﻭﻟﺎ ﻳﺮﻯ‬،‫ )ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ( ﺩﺍﺋﻤﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ‬: ‫ﺃﻳﺎﻡ‬
Allah) selama 7 hari di dalam hati
‫ ﻓﺘﻈﻬﺮ ﻟﻪ ﺍﻟﺄﺭﻭﺍﺡ ﻭﺍﻟﻤﻠﺎﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﺄﻧﺒﻴﺎء‬،‫ﺷﻴﺌﺎ ﺇﻟﺎ ﺍﻟﻠﻪ‬
bukan dalam lisan, dan hendaknya
ia tidak melihat sesuau kecuali ‫ ﺛﻢ‬،‫ﻭﺍﻟﺂﻭﻟﻴﺎء ﻭﺍﻟﺒﺪﻟﺎء ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﻋﺠﺎﺋﺐ ﺍﻟﺄﺳﺮﺍﺭ‬
Allah, dan dia akan ditampakkan
beberapa keajaiban yang bersifat ‫ﺩﺍﻡ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﺃﺧﺮ ﺃﻇﻬﺮ ﻟﻪ ﻋﺠﺎﺋﺐ‬
rahasia berupa ruh para malaikat,
nabi, aulia, budala, dll, kemudian
‫ ﻓﺈﻥ ﺑﻠﻎ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﺃﻇﻬﺮ ﻟﻪ‬،‫ﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ ﺍﻟﺄﻋﻠﻰ‬
dia melanjutkannya selama 7 hari
.‫ ﻭﺃﻋﻄﺎﻩ ﺍﻟﺘﺼﺮﻓﺎﺕ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻮﺟﻮﺩﺍﺕ‬،‫ﺍﻟﻜﺮﺍﻣﺎﺕ‬
berikutnya maka ia akan
ditampakkan baginya keajaiban
alam malakut a’la, lalu jika sampai
40 hari akan ditampakkan baginya
beberapa karamah, serta diberikan
beberapa kemampuan untuk
melakukan sesuatu di alam ini.
(Jumlah Hijab dalam Diri Manusia) [‫]ﻋﺪﺩ ﺍﻟﺤﺠﺐ ﻓﻲ ﺑﺎﻃﻦ ﺍﻟﺈﻧﺴﺎﻥ‬

Ketahuilah bahwa hijab dalam diri ‫ﺍﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻟﺤﺠﺐ ﻓﻲ ﺑﺎﻃﻦ ﺍﻟﺈﻧﺴﺎﻥ ﺳﺒﻌﻮﻥ ﺃﻟﻔﺎ ﺫﻛﺮﻫﺎ‬
manusia ada 70.000, yang
disebutkan Rasulullah SAW ada
‫ ﻋﺸﺮﺓ ﺁﻟﺎﻑ ﻣﻨﻬﺎ‬- ‫ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬-‫ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ‬
39

10.000 di antaranya : 10.000 yang ‫ ﻭﻋﺸﺮﺓ ﺁﻟﺎﻑ ﻣﻮﺩﻋﺔ ﻓﻲ‬،‫ ﻣﺴﺘﻜﻨﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﻘﺎﻟﺒﻴﺔ‬:
terletak di lathifah qalibiyah,
10.000 yang terletak di lathifah ‫ ﻭﻋﺸﺮﺓ ﺁﻟﺎﻑ ﻣﻮﺩﻋﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ‬،‫ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﻨﻔﺴﻴﺔ‬
nafsiyah, 10.000 terletak di lathifah
qalbiyyah, 10.000 terletak di
،‫ ﻭﻋﺸﺮﺓ ﺁﻟﺎﻑ ﻣﻮﺩﻋﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺮﻭﺣﻴﺔ‬،‫ﺍﻟﻘﻠﺒﻴﺔ‬
lathifah ruhiyyah, 10.000 terletak
‫ ﻭﻋﺸﺮﺓ ﺁﻟﺎﻑ‬،‫ﻭﻋﺸﺮﺓ ﺁﻟﺎﻑ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺴﺮﻳﺔ‬
di lathifah sirriyah, 10.000 terletak
di lathifah khafiyyah, 10.000 ‫ ﻭﻋﺸﺮﺓ ﺁﻟﺎﻑ ﻣﻮﺟﻮﺩﺓ ﻓﻲ‬،‫ﻣﺪﺭﺟﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺨﻔﻴﺔ‬
terletak di lathifah haqiqah.
.‫ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ‬
(Macam-macam Warna Hijab) [‫]ﺃﻧﻮﺍﻉ ﺃﻟﻮﺍﻥ ﺍﻟﺤﺠﺐ‬

Para wali Allah mutaakhirin ‫ﻭﻗﺪ ﺭﺗﺒﻬﺎ ﺭﻛﻦ ﺍﻟﻤﻠﺔ ﻭﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﻓﺠﻌﻞ ﻟﻮﻥ‬
menyusun warna hijab, maka
mereka menjadikan warna setiap
‫ ﻓﻠﻮﻥ ﻧﻮﺭ‬،‫ﻛﻞ ﻧﻮﺭ ﺳﺘﺮ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻄﺎﺋﻒ ﺍﻟﺴﺒﻊ‬
cahaya menyelimuti lathifah dari
‫ ﻭﻟﻮﻥ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﻨﻔﺴﻴﺔ ﺯﺭﻗﺔ‬،‫ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﻘﺎﻟﺒﻴﺔ ﺩﺧﺎﻥ ﻛﺪﺭ‬
lathifah 7, maka warna cahaya
lathifah qalibiyah adalah abu pekat, ‫ ﻭﻟﻮﻥ‬،‫ ﻭﻟﻮﻥ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﻘﻠﺒﻴﺔ ﺃﺣﻤﺮ ﻋﻘﻴﻘﻲ‬،‫ﺻﺎﻓﻴﺔ‬
warna cahaya lathifah nafsiyyah
adalah biru jernih, warna cahaya ‫ ﻭﻟﻮﻥ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ‬،‫ﻧﻮﺭ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺮﻭﺣﻴﺔ ﺃﺻﻔﺮ ﺩﻗﻴﻖ‬
lathifah qalbiyyah adalah merah
nyata, warna cahaya lathifah
‫ ﻭﻟﻮﻥ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺨﻔﻴﺔ ﺃﺳﻮﺩ‬،‫ﺍﻟﺴﺮﻳﺔ ﺃﺑﻴﺾ ﺻﺎﻑ‬
ruhiyyah adalah kuning cerah,
warna cahaya lathifah sirriyyah
adalah putih murni, warna cahaya
40

lathifah khafiyyah adalah hitam ‫ ﻭﻟﻮﻥ ﻧﻮﺭ ﺍﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ‬،‫ﺑﺮﺍﻕ ﻳﻨﺰﻝ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﺮﺃﺱ‬
mengkilap yang turun dari atas
kepala, dan warna lathifah haqiqah .‫ﺣﻀﺮﺓ ﺻﺎﻓﻴﺔ‬
adalah hijau jernih.
Apabila seorang murid yang jujur ‫ﻓﺈﺫﺍ ﺗﻮﺟﻪ ﺍﻟﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﺼﺎﺩﻕ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﻀﺮﺓ ﺍﻟﺈﻟﻬﻴﺔ ﻭﺑﻨﺎ‬
ber-tawajuh ke dalam hadirat Ilahi,
lalu dia menyibukkan dirinya ‫ﺃﻣﺮﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺮﻳﺎﺿﺔ ﻭﺍﻟﻤﺠﺎﻫﺪﺓ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﺴﻨﺔ‬
dalam riadah dan mujahadah
sesuai dengan sunnah dan
‫ ﻭﺩﺍﻭﻡ ﺍﻟﺬﻛﺮ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺑﺈﺷﺎﺭﺓ ﺷﻴﺦ ﻣﺮﺷﺪ‬،‫ﻭﺍﻟﻤﺘﺎﺑﻌﺔ‬
mutaba’ah Nabi, dan selalu
‫ ﻭﻳﻘﻄﻊ ﺟﻤﻴﻊ‬،‫ﻳﻌﺒﺮ ﺳﺮﻩ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻭﺍﻟﻤﻠﻜﻮﺕ‬
berdzikir dan ber-muraqabah
sesuai dengan petunjuk syekh .‫ﺍﻟﺤﺠﺐ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
mursyid maka akan disingkapkan
rahasia alam mulk dan malakut, dan
akan disingkapkan semua hijab
yang telah disebut di atas sesuai
dengan izin Allah.
(Di antara Muraqabah) : Juga ‫ ﺃﻳﻀﺎ ﻣﻘﺎﻡ ﺁﺧﺮ ﻭﻫﻲ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺳﻴﺪﻧﺎ‬: (‫)ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬
terdapat tempat lain yaitu
muraqabah Rasulullah SAW dalam ‫ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺼﺪﻳﻖ ﺑﻤﺎ‬-‫ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ‬
membenarkan apa yang diberikan
Allah SWT kepadanya, mengikuti
‫ ﻭﺣﺒﻪ‬،‫ ﻭﺇﺣﻴﺎء ﺳﻨﺘﻪ‬،‫ ﻭﺍﺗﺒﺎﻉ ﻃﺮﻳﻘﻪ‬،‫ﺟﺎء ﺑﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻠﻪ‬
jalannya, menghidupkan sunnah,
.‫ﻭﺣﺐ ﺁﻟﻪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻭﺃﺗﺒﺎﻋﻪ‬
serta cintanya kepada Tuhan,
sahabat, dan para pengikutnya.
41

Ada juga : ‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﻤﺮﺷﺪ ﺑﺄﻥ ﻳﻌﻠﻢ ﻳﻘﻴﻨﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺯﻗﻪ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬
• Muraqabah Mursyid yaitu
seorang murid mengetahui ،‫ ﻭﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﻤﺎ ﻳﺼﻠﺤﻚ‬،‫ﺍﻟﻤﻜﺎﺷﻔﺔ ﻋﻠﻰ ﺑﺎﻃﻨﻪ‬
secara yakin bahwa Allah
maha memberi mukasyafah
‫ ﻭﺗﻔﻌﻞ ﻣﺎ‬،‫ﻓﺘﻠﻘﻰ ﻧﻔﺴﻚ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻪ ﻛﺎﻟﻤﻴﺖ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻐﺎﺳﻞ‬
dalam dirinya, dan Allah
.‫ ﻭﺗﺘﺮﻙ ﻣﺎ ﻧﻬﺎﻙ ﻋﻨﻪ ﻣﻄﻠﻘﺎ‬،‫ﺃﻣﺮﻙ ﺑﻪ‬
lebih mengetahui apa yang
akan kamu perbaiki, maka
letakkanlah dirimu di antara
tangannya seperti mayat di
tangan orang yang
memandikan, kamu
melakukan apa yang
diperintahkannya, dan
kamu meninggalkan apa
yang dilarang secara
mutlak;

• Muraqabah Tilawah al- ‫ ﻓﺘﻘﺮﺃﻩ ﻋﻠﻰ ﻃﻬﺎﺭﺓ‬،‫ ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺗﻠﺎﻭﺓ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬
Qur’an yaitu membaca
Qur’an dalam keadaan suci, ،‫ ﻣﺮﺗﻠﺎ ﻣﺘﺄﺩﺑﺎ ﻋﻨﺪ ﺳﻤﺎﻋﻪ ﻭﻗﺮﺍءﺗﻪ‬،‫ﺧﺎﺷﻌﺎ ﻣﺘﺄﻣﻠﺎ ﻣﻌﺎﻧﻴﻪ‬
khusyuk, meresapi artinya,
melagukan dan beretika
‫ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ‬،‫ﻛﺄﻧﻚ ﺗﻘﺮﺃﻩ ﻋﻠﻰ ﺷﻴﺨﻚ‬
ketika mendengar dan
‫ﻋﻠﻴﻪ‬- ‫ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﺟﺒﺮﻳﻞ‬،-‫ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬-
membaca, seakan-akan
42

engkau membaca di ‫ ﺃﻭ ﻣﻦ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺰﺓ ﻭﻫﻲ ﺍﻟﺪﺭﺟﺔ ﺍﻟﻌﻠﻴﺎ ﺍﻟﺘﻲ ﻣﻦ‬،-‫ﺍﻟﺴﻠﺎﻡ‬


hadapan gurumu atau di
hadapan Rasulullah SAW, ‫ ﻳﺨﺘﺺ‬،‫ﻧﺎﻟﻬﺎ ﺣﺼﻞ ﻟﺪﻳﻪ ﻛﻞ ﻣﻄﻠﻮﺏ ﻭﻣﺮﻏﻮﺏ‬
atau malaikat Jibril AS, atau
Tuhan yang memiliki
.‫ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺫﻭ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ‬،‫ﺑﺮﺣﻤﺘﻪ ﻣﻦ ﻳﺸﺎء‬
derajat paling tinggi
barangsiapa yang
memperolehnya maka akan
memiliki semua yang dicari
dan diinginkan, rahmat
Allah dikhususkan kepada
yang dia kehendaki, sang
pemilik keutamaan agung.

Bab Ketiga : :‫ﺍﻟﻔﺼﻞ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ‬


Manfaat Muraqabah
‫ﻓﻲ ﻓﻮﺍﺋﺪﻫﺎ‬
Ada banyak (di antaranya) :
• Menjadi (sebab) giat dan
:‫ﻭﻫﻲ ﻛﺜﻴﺮﺓ‬
motivasi dalam beribadah;
‫ ﻭﺑﺎﻋﺜﺔ‬،‫ ﺃﻧﻬﺎ ﺗﻜﻮﻥ ]ﺳﺒﺐ[ ﺍﻟﻨﺸﺎﻁ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ‬: (‫)ﻣﻨﻬﺎ‬
• Keterasingan terhadap
makhluk; .‫ﻋﻠﻴﻬﺎ‬
• Tidak ada gambaran riya’:
karena ketika dia dilihat .‫ ﻏﻴﺒﻮﺑﺔ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺨﻠﻮﻗﻴﻦ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬
orang lain, dia dikira
43

sebagai orang yang ‫ ﻋﺪﻡ ﺗﺼﻮﺭ ﺍﻟﺮﻳﺎء ﻓﻴﻬﺎ؛ ﻟﺄﻧﻪ ﻟﻮ ﺭﺃﻩ ﻏﻴﺮﻩ ﻇﻨﻪ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬
mengantuk;
• Mempercepat futuh atas apa .‫ﻧﺎﻋﺴﺎ‬
yang dimilikinya;
• Mendapatkan apa yang
.‫ ﺳﺮﻋﺔ ﺍﻟﻔﺘﺢ ﻋﻠﻰ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬
dimaksud dalam waktu
‫ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ‬.‫ ﺣﺼﻮﻝ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻟﻪ ﻋﺎﺟﻠﺎ ﻭﺁﺟﻠﺎ‬: (‫)ﻭﻣﻨﻬﺎ‬
cepat atau lambat;
Dan lain sebagainya masih banyak .‫ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻤﺔ‬
lagi manfaatnya.

Al-Jarir berkata : (Siapa yang tidak ‫ )ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﻜﻢ ﺑﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺠﺮﻳﺮﻱ‬
memiliki takwa dan muraqabah di
antara dia dan Allah, maka dia tidak ‫ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﻟﻢ ﻳﺼﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻜﺸﻒ‬
akan sampai pada tingkat kasyf dan
musyahadah).
.(‫ﻭﺍﻟﻤﺸﺎﻫﺪﺓ‬
Ibnu ‘Atha ditanya : Apa ‫ ﻣﺎ ﺃﻓﻀﻞ ﺍﻟﻄﺎﻋﺎﺕ؟‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻭﺳﺌﻞ ﺍﺑﻦ ﻋﻄﺎء‬
keutamaan taat? Lalu dia menjawab
: (Muraqabah pada Tuhan dalam .(‫ )ﻣﺮﺍﻗﺒﺔ ﺍﻟﺤﻖ ﻋﻠﻰ ﺩﻭﺍﻡ ﺍﻟﺄﻭﻗﺎﺕ‬: ‫ﻓﻘﺎﻝ‬
setiap waktu).
Abu Utsman al-Maghribi berkata : ‫ )ﺃﻓﻀﻞ ﻣﺎ‬: -‫ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬- ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺍﻟﻤﻐﺮﺑﻲ‬
(Yang paling utama yang
diwajibkan bagi manusia adalah (.‫ﻳﻠﺰﻡ ﺍﻟﺈﻧﺴﺎﻥ ﻧﻔﺴﻪ ﺍﻟﻤﺤﺎﺳﺒﺔ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ‬
muhasabah dan muraqabah).
44

An-Nashrabad berkata : ((raja’) itu ،‫ )]ﺍﻟﺮﺟﺎء[ ﻳﺤﺒﻚ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻄﺎﻋﺎﺕ‬: ‫ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺼﺮﺍﺑﺎﺩﻱ‬
menjadikanmu mencintai ketaatan,
(khauf) itu menjauhkanmu dari ‫ ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﺔ ﺗﺆﺩﻳﻚ ﺇﻟﻰ‬،‫ﻭﺍﻟﺨﻮﻑ ﻳﺒﻌﺪﻙ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻲ‬
maksiat, dan muraqabah itu
menuntunmu pada jalan hakikat,
(‫ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﻭﻟﻲ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ‬،‫ﻃﺮﻕ ﺍﻟﺤﻘﺎﺋﻖ‬
Allah maha pemilik taufiq).
Bab Keempat : :‫ﺍﻟﻔﺼﻞ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ‬
Mengenali Cahaya yang
Diterima Orang yang ber- ‫ﻓﻲ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻟﺄﻧﻮﺍﺭ ﺍﻟﻮﺍﺭﺩﺓ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺮﺍﻗﺒﻴﻦ ﻭﺍﻟﺬﺍﻛﺮﻳﻦ‬
Muraqabah dan ber-Dzikir
،‫ ﻭﺃﺣﻤﺮ‬،‫ ﻭﺃﺧﻀﺮ‬،‫ ﺃﺑﻴﺾ‬: ‫ﻭﺍﻟﺄﻧﻮﺍﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﺭﺑﻌﺔ ﺃﻗﺴﺎﻡ‬
Cahaya itu terbagi menjadi 4
.‫ ﻭﻗﺪ ﻳﻜﻮﻥ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ‬،‫ﻭﺃﺻﻔﺮ ﻏﺎﻟﺒﺎ‬
macam : putih, hijau, merah, dan
kuning pada umumnya, terkadang
ada juga yang lain.

Terkadang munculnya dari arah ،‫ﻭﻇﻬﻮﺭﻩ ﺗﺎﺭﺓ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻴﻤﻴﻦ ﻣﺘﺼﻠﺎ ﺑﺎﻟﻜﺘﻒ‬
kanan terhubung ke bahu, maka dia
akan tahu bahwa itu dari malaikat .‫ﻓﻴﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻛﺎﺗﺐ ﺍﻟﺤﺴﻨﺎﺕ‬
pencatat kebaikan.
Dan terkadang munculnya dari arah ‫ ﻓﻴﻌﻠﻢ‬،‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻴﻤﻴﻦ ﻏﻴﺮ ﻣﺘﺼﻞ ﺑﺎﻟﻜﺘﻒ‬
kanan tidak terhubung ke bahu,
maka dia tahu bahwa dari gurunya. .‫ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﺦ‬
45

Terkadang dari arah depan, maka ‫ ﻓﻴﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ﻧﻮﺭ ﺳﻴﺪﻧﺎ‬،‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﺈﻣﺎﻡ‬
dia akan tahu bahwa dari cahaya
Nabi Muhammad SAW. .-‫ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﻣﺤﻤﺪ‬
Terkadang dari arah kiri terhubung ‫ ﻓﻴﻌﻠﻢ ﺃﻧﻪ‬،‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻴﺴﺎﺭ ﻣﺘﺼﻠﺎ ﺑﺎﻟﻜﺘﻒ‬
dengan bahu, dia akan tahu bahwa
dari sang malaikat pencatat ‫ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻴﺴﺎﺭ‬،‫ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻛﺎﺗﺐ ﺍﻟﺴﻴﺌﺎﺕ‬
keburukan, jika dari arah kiri tidak
terhubung dengan bahu maka itu
.‫ﻏﻴﺮ ﻣﺘﺼﻞ ﺑﺎﻟﻜﺘﻒ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺗﻠﺒﻴﺲ ﺇﺑﻠﻴﺲ‬
dari tipuan Iblis.
Terkadang pula munculnya dari ‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﺻﻮﺭﺓ ﻣﺘﻌﺪﻳﺔ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻴﺴﺎﺭ ﻓﻬﻮ ﺃﻳﻀﺎ‬
sosok berlebihan dari arah kiri
maka dia juga adalah tipuan Iblis. .‫ﻣﻦ ﺗﻠﺒﻴﺲ ﺇﺑﻠﻴﺲ‬
Terkadang munculnya dari atas ‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﺮﺃﺱ ﻭﻣﻦ ﻭﺭﺍء ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ‬
kepala dan dari belakang punggung
maka dia adalah malaikat yang .‫ﺍﻟﻤﻠﺎﺋﻜﺔ ﺍﻟﺤﺎﻓﻴﻦ ﺑﺎﻟﺬﺍﻛﺮﻳﻦ‬
menaungi orang yang berdzikir.
Terkadang dari selain arah yang ‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺟﻬﺔ ﻓﺘﻘﻊ ﺍﻟﺪﻫﺸﺔ ﻭﻋﺪﻡ ﺍﻟﺤﻀﻮﺭ‬
disebutkan maka dia terkejut
sehingga hatinya tidak hadir setelah ‫ ﻭﺇﻥ ﺑﻘﻲ ﺍﻟﺤﻀﻮﺭ‬،‫ﺑﻌﺪ ﺫﻫﺎﺑﻪ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺗﻠﺒﻴﺲ ﺇﺑﻠﻴﺲ‬
pergi maka dia adalah hiasan Iblis,
jika hatinya masih hadir dengan
.‫ﻭﺍﻟﺸﻮﻕ ﺑﻌﺪ ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺍﻟﺄﻋﻈﻢ ﺑﺄﻧﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ‬
rasa rindu maka itulah tujuannya
yang dicari kepada Allah SWT.
46

Terkadang dari atas dada dan pusar ‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﺼﺪﺭ ﻭﺍﻟﺴﺮﺓ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺗﻠﺒﻴﺲ‬
maka dia bagian dari tipuan Iblis
juga. .‫ ﻭﺗﺎﺭﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺮﻭﺡ‬.‫ﺇﺑﻠﻴﺲ ﺃﻳﻀﺎ‬
Terkadang dari atas hati maka dia .‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻓﻮﻕ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺮﻭﺡ‬
adalah ruh.
Terkadang dari arah matahari atau ‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﺃﻱ ﻃﺮﻑ ﺍﻟﻤﻨﺤﺮ‬
ujung arah kanan tenggorokan,
maka dia adalah bagian ruh yang .‫ﺍﻟﺄﻳﻤﻦ ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﺍﻟﺄﻋﻈﻢ‬
paling besar.
Terkadang dari arah bulan atau ‫ﻭﺗﺎﺭﺓ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﻘﻤﺮ ﺃﻱ ﻃﺮﻑ ﺍﻟﺨﺸﻮﻡ ﺍﻟﺄﻳﺴﺮ‬
ujung arah kiri rongga hidung,
maka dia adalah bagian cahaya .‫ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﺄﻧﻮﺍﺭ‬،‫ﻓﻬﻮ ﻣﻦ ﻧﻮﺭ ﺻﻔﺎء ﺍﻟﻘﻠﺐ‬
bersihnya hati, dll.
(Hendaknya Orang Salik Tidak [‫]ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﺴﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻟﺎ ﻳﻘﻨﻊ ﺑﻮﺭﻭﺩ ﺍﻟﻨﻮﺭ ﻋﻠﻴﻪ‬
Berpuas Diri Jika Ada Cahaya
yang Muncul Padanya) ،‫ ﻭﻟﺎ ﻳﻘﻒ ﻋﻨﺪﻩ‬،‫ﻟﻜﻦ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻠﺴﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻟﺎ ﻳﻘﻨﻊ ﺑﺬﻟﻚ‬

Seharusnya orang salik tidak


‫ﻭﻟﺎ ﻳﻠﺘﻔﺖ ﺇﻟﻴﻪ؛ ﻟﺄﻥ ﺍﻟﺘﺠﻠﻴﺎﺕ ﺍﻟﺈﻟﻬﻴﺔ ﻭﺍﻟﻔﺘﻮﺣﺎﺕ‬
mudah berpuas diri, tidak mudah
‫ ﺑﻞ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﺴﻌﻰ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ‬،‫ﺍﻟﺮﺑﺎﻧﻴﺔ ﻟﺎ ﻧﻬﺎﻳﺔ ﻟﻬﺎ‬
berhenti, dan tidak mudah
menghiraukannya, karena tajalli .‫ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﺣﺘﻰ ﻳﻈﻔﺮ ﺑﺎﻟﻤﻄﻠﻮﺏ‬
ilahiyyah dan futuh rabbaniyyah
tidak akan ada habisnya, akan tetapi
wajib baginya untuk terus berusaha
47

mencari peningkatan sampai


terpenuhi apa yang dicari (Allah).
(Penutup) [‫]ﺧﺎﺗﻤﺔ‬

Ya Allah, aku memohon kepadamu ،‫ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺎﻟﻚ ﺍﻟﻨﻮﺭ ﻭﺍﻟﻬﺪﻯ ﻭﺍﻟﺄﺩﺍﺏ ﻓﻲ ﺍﻟﺎﻗﺘﺪﺍء‬
cahaya, bimbingan serta adab
dalam berprilaku, aku berlindung
‫ ﻭﻛﻞ ﻣﺒﻌﺪ‬،‫ﻭﺃﻋﻮﺫ ﺑﻚ ﻣﻦ ﺷﺮ ﻛﻞ ﻗﺎﻃﻊ ﻳﻘﻄﻌﻨﻲ ﻋﻨﻚ‬
kepadamu dari kejahatan yang
،‫ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺃﻛﺮﻣﻨﻲ ﺑﺸﻬﻮﺩ ﺃﻧﻮﺍﺭ ﻗﺪﺳﻚ‬،‫ﻳﺒﻌﺪﻧﻲ ﻣﻨﻚ‬
dapat menghalangiku denganmu,
dan dari setiap tempat yang ‫ ﻭﻋﺮﻓﻨﻲ ﺇﻳﺎﻙ‬،[‫ﻭﺃﻳﺪﻧﻲ ﺑﻈﻬﻮﺭ ﺳﻄﻮﺓ ﺳﻠﻄﺎﻥ ]ﺃﻧﺴﻚ‬
menjauhkanku darimu, ya Allah
muliakanlah diriku dengan cahaya ‫ ﻳﺎ ﺫﺍ ﺍﻟﺠﻮﺩ‬،‫ ﻭﺍﺭﺯﻗﻨﻲ ﻣﻨﻚ ﺣﻜﻤﺔ ﻋﺎﻣﺔ‬،‫ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺗﺎﻣﺔ‬
pensucianmu, serta kuatkanlah
diriku dengan munculnya kekuatan
.‫ ﻭﻳﺎ ﺫﺍ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻭﺍﻟﺎﻣﺘﻨﺎﻥ‬،‫ﻭﺍﻟﺤﺴﺎﻥ‬
raja (ibadah). Karena aku
mengenalmu dengan ma’rifah serta
engkau yang memberikan hikmah,
wahai Tuhan pemilik kebaikan dan
keutamaan.

Semoga Allah memberikan ‫ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬
shalawat kepada baginda kita
Muhammad, keluarga dan ‫ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ‬
sahabatnya.
‫ﺗﻤﺖ‬
48

Segala puji bagi Allah, Tuhan


semesta alam
Selesai.

Anda mungkin juga menyukai