II.1 Patofisiologi
Atopik ekzema merupakan suatu keadaan kronis dimana kulit mengalami gangguan
seperti pruritus, eritema, dan kulit mengalami erupsi yang kurang baik.Lipid interseluler tidak
terbentuk sehingga mengurangi efektivitas dari barier epidermal, pada keadaan atopik
ekzema ini kulit mengalami peningkatan kehilangan air pada lapisan stratum korneum yang
menyebabkan lapisan ini menyusut,mengalami retak, kemudain terbuka diantara sel. Keadaan
ini terjadi pada semua golongan usia namun umumnya terjadi pada anak-anak dan lebih
sering terjadi pada orang yang memiliki riwayat ini di dalam keluarganya.(1,2).
Atopik Ekzema dikaitkan pula dengan genetik yang terjadi pada jaringan epidermis
tersebut memungkinkan masuknya alergen dan iritan yang memicu kekebalan dan respon
inflamasi. Oleh karena itu, beberapa ahli menjelaskan bahwa eksim merupakan hasil dari
Atopik ekzema dapat dikenal dari lokasinya yang terkena eksim, pada bayi tersering
mengenai wajah terutama kedua pipi, sedangkan pada dewasa dan anak-anak dikedua
lekukan siku atau lutut. Gejala utamanya adalah rasa gatal (pruritus), dapat hilang timbul
setiap hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari sehingga bayi sering menggaruk,
gelisah, rewel dan sulit tidur.Hal ini juga ditandai bercak–bercak merah disertai gelembung
kecil berisi cairan jernih, bila pecah menjadi basah, berair atau kadang -kadang
berdarah.setelah itu cairan tersebut akan mengering dan jadi keropeng kekuningan atau
II.2 Penatalaksanaan
Perawatan untuk atopik ekzema berfokus pada hidrasi kulit, mengurangi peradangan dan
1. Non Farmakologi
- Bersihkan kulit dari kotoran yang menempel pada kulit seperti sisa makanan
Emolien
Langkah pertama dalam terapi atopik ekzema adalah menghidrasi kulit kembali.
Emolien akan bekerja dengan memperbaiki lapaisan lemak pada kulit sehingga kulit
tidk mudah untuk kehilngan air. Hal ini akan mengurangi keadan kering pada kulit
dan pruritus serta meningkatkan resistensi kulit terhadap iritan. Emolien tersedia
dalam bentuk lotion, krim dan salep. Pemilihan emolien yang digunakan didasarkan
pada preferens individu dan tingkat kekeringan kulit. Emolien harus diplikasikan
- Menghindari kontak dengan langsung dengan deterjen dan sumber iritan lainnya.
2. Farmakologi
Potensi Sediaan
Lemah Hidrokortison 1%
Hidrokortison butirat
Kortikosteroid topikal dipakai untuk mengobati radang kulit yang bukan disebabkan
oleh infeksi, khususnya penyakit eksim, dermatitis kontak, gigitan serangga dan eksim
reaksi pada saat digunakan saja; kortikosteroid sama sekali tidak menyembuhkan, dan bila
pengobatan dihentikan kondisi semula mungkin muncul kembali. Obat-obat ini diindikasikan
untuk menghilangkan gejala dan penekanan tanda-tanda penyakit bila cara lain seperti
PEMAKAIAN PADA ANAK. Anak-anak khususnya bayi sangat rentan terhadap efek
samping. Namun, jangan karena profil keamanan kortikosteroid topikal, maka anak-anak
menjadi tidak diobati. Tujuannya adalah untuk mengatasi kondisi sebaik mungkin;
pengobatan yang tidak memadai akan memperparah kondisi. Kortikosteroid lemah seperti
salep atau krim hidrokortison 1% bermanfaat untuk mengobati ruam popok dan untuk eksim
atopik pada masa kanak-kanak. Kortikosteroid sedang sampai kuat cocok untuk eksim atopik
parah pada anggota badan, digunakan hanya 1-2 minggu, bila kondisi membaik ganti ke
sediaan yang kurang kuat. Untuk anak usia di atas 1 tahun, kortikosteroid topikal dengan
potensi kuat dan kuat-sedang sebaiknya digunakan dengan sangat hati-hati dan hanya
digunakan dalam jangka pendek (1-2 minggu). Kortikosteroid yang sangat poten hanya dapat
digunakan berdasarkan konsultasi dengan dokter spesialis kulit. Kortikosteroid topikal untuk
Gigitan dan sengatan serangga: kortikosteroid dengan potensi ringan seperti krim
hidrokortison 1 %.
Ruam kulit yang disertai inflamasi berat akibat penggunaan popok pada bayi di atas 1
bulan: kortikosteroid dengan potensi ringan seperti hidrokortison 0,5 atau 1% selama 5-7
Eksim ringan hingga sedang, flexural dan eksim wajah atau psoriasis: kortikosteroid
Eksim berat di sekitar badan dan lengan pada anak usia di atas 1 tahun: kortikosteroid
dengan potensi kuat atau kuat; sedang selama hanya 1-2 minggu; segera ganti ke sediaan
Eksim di sekitar area kulit yang mengeras (misal: telapak kaki): kortikosteroid topikal
dengan potensi kuat dalam kombinasi dengan urea atau asama salisilat (untuk
Peringatan: hindari penggunaan jangka panjang kortikosteroid topikal pada wajah karena
dapat meninggalkan bekas yang tidak hilang (dan hindarkan dari mata). Pada anak-anak
hindari penggunaan jangka panjang dan penggunaan kortikosteroid kuat atau sangat kuat
harus di bawah pengawasan dokter spesialis. Peringatan keras juga ditujukan pada dermatosis
pada bayi termasuk ruam popok, pengobatan sebaiknya dibatasi 5-7 hari. PSORIASIS.
Penggunaan kortikosteroid kuat dan sangat kuat pada psoriasis dapat menyebabkan penyakit
muncul lagi, timbulnya psoriasis pustular yang merata dan toksisitas lokal dan sistemik.
Kontraindikasi: lesi kulit akibat bakteri, jamur atau virus yang tidak diobati; rosasea (jerawat
rosasea) dan perioral dermatitis; kortikosteroid kuat dikontraindikasikan untuk plak psoriasis
Efek samping: berbeda dengan golongan yang kuat dan sangat kuat, kelompok kortikosteroid
sedang dan lemah jarang menyebabkan efek samping. Semakin kuat sediaannya, semakin
perlu untuk berhati-hati, karena absorpsi dari kulit dapat menyebabkan penekanan adrenal
dan Cushing syndrome tergantung dari daerah tubuh yang diobati dan lamanya pengobatan.
Perlu diingat bahwa absorpsi terbanyak terjadi dari kulit yang tipis, permukaan kasar serta
Penipisan kulit yang belum tentu pulih setelah pengobatan dihentikan karena struktur asli
Dermatitis kontak;
Dermatitis perioral;
Depigmentasi ringan; yang mungkin hanya sementara tetapi bisa menetap sebagai bercak-
bercak putih;
Hipertrikosis.
Untuk meminimalkan efek samping kortikosteroid topikal, pemakaian sediaan ini hendaknya
dioleskan secara tipis saja pada daerah yang akan diobati dan gunakan kortikosteroid yang
1. Hidrokortison 1%
Kontraindikasi : luka kulit akibat bakteri, jamur, atau virus yang tak diobati, rosaceae,
lebih kuat)
Penggunaan : dioleskan tipis 1-2 kali sehari. Bila cream atau salep hidrokortison
diresepkan dan tidak ada kekuatan sediaan disebutkan, harus diberikan kekuatan 1%
1. Hydrocortisone Cream 1%
3. Betametason 0,1 %
Indikasi :
mengurangi inflamasi dan meredakan gejala yang muncul pada kulit yang disebabkan
Kontra Indikasi :
- jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada
infeksi varisela, penderita TB kulit, dan penderita infeksi jamur dan virus
Efek Samping :
- Obat ini biasanya menyebabkan iritasi kulit, misalnya gatal, terbakar, menyengat.
alergi, infeksi sekunder, atrofi kulit, striae, miliaria, perubahan pigmentasi kulit
Dosis Penggunaan :
Oleskan tipis dan merata pada kulit yang terinfeksi, 1-2 x sehari, tidak lebih dari 4
minggu.
4. Hidrokortison butirat
(peradangan), atau alergi, seperti pada :Eksema atopik, kronik, alergik, numular, dan
intertrigo; dermatitis solaris; dermatitis radiasi; ruam popok; dan pruritus skrotalis,
Aturan penggunaan : Obat ini masuk dalam kategori obat yang harus diresepkan oleh
Produsen : combiphar
INDIKASI
Digunakan untuk pemakaian jangka pendek terhadap pengobatan penyakit kulit yang resisten
seperti psoriasis, eksim, lupus, eritemtosus, lichen, planus, serta bentuk inflamasi dan gatal-
KONTRA INDIKASI
KLODERMA ® biasanya baik toleransinya, tetapi untuk yang hipersensitif tidak boleh
dipergunakan. Hindari pemakaian pada penderita Rosacea, Acne, Perioral dermatitis, lesi-lesi
kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, fungi atau bakteri. Dermatoses pada anak 1 tahun
PERINGATAN
1. Tidak digunakan untuk anak-anak dibawah umur 12 tahun. Apabila terpaksa, harus selalu
2. Tidak digunakan untuk pemakaian jangka panjang dalam jumlah yang cukup tinggi atau
terlalu luas & terus menerus (tidak boleh melebihi dari 2 minggu).
Pada pemakaian KLODERMA® dalam waktu yang lama dan cukup tinggi akan
menyebabkan perubahan gizi jaringan seperti "striae" pemutihan kulit dan pelebaran
pembuluh darah, terutama bila digunakan pada lipatan kulit. Kemungkinan akan terjadi
"Cushing's syndrome, "hyperglycemia dan glucosuria sebagai akibat dari absorbsi sistemik.
Dioleskan tipis-tipis 1 kali atau 2 kali dan segera hentikan apabila hasil pengobatan sudah
tercapai. Pengobatan tidak boleh melebihi 2 gram sehari. Pada pemakaian yang tidak terus
menerus mungkin memerlukan pengobatan + 4 minggu tanpa ada kelainan dari pederita.
Surabaya, Indonesia
Selama dua dekade terakhir penggunaan wet wrap dressing dianjurkan sebagai pilihan
pengobatan yang relatif aman dan efektif di Indonesia untuk anak-anak dengan
eksema atopik berat, bahan ini baik digunakan pada waktu malam hari. Emolien dan
steroid topikal diaplikasikan di bawah lapisan wet wrap dressing, saat perban
2. Coal tar
Coal tar dan ichtamol digunakan untuk ekzema lichenifid kronis, dapat diterapkan
sebagai coal tar kasar dalam bentuk cream atau kombinasi dengan pasta zink. Tidak
cocok digunakan untuk wajah dan efek sampingnya meliputi iritasi kulit, folikulitis.
(1)
3. Prebiotik
Prebiotik yang diberikan secara oral misalnya Lactobacillus dan spesies bakteri Bifio
dapat membantu mencegah dan mengobati gangguan atopik, hal ini didasarkan pada
hipotesis bahwa individu atopik memiliki alterasi dalam usus halusnya. Prebiotik
kekebalan tubuh pada perkembangan pasca kelahiran, modulasi ini akan mengurangi
ekzema atopik pada anak-anak yang memiliki riwayat keluarga atopi. (1)
PENGOBATAN TRADISIONAL
Tanaman mahoni merupakan salah satu tanaman yang dianjurkan dalam pengembangan
HTI ( Hutan Tanaman Industri). Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan
tempat-tempat lain yang dekat dengan pantai atau ditanam ditepi jalan sebagai pohon
pelindung.
Klasifikasi dari tanaman mahoni adalah
Kingkom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindaless
Famili : Meliaceae
Genus : Swietenia
Kandungan kimia mahoni dipengaruhi oleh iklim dan cuaca serta habitat masing-masing
mahoni.Biji mahagoni Afrika Khaya segenalensis yang diekstraksi dengan etanol, dan
dan tanin. Ekstrak etanol dari biji Swietenia sp. mengandung alkaloid, terpenoid dan
flavonoid.
darah tinggi, diabetes mellitus, kurang nafsu makan, demam masuk angin, dan rematik.
Cara penggunaan biji mahoni untuk atopik ekzema adalah siapkan ½ sdm serbuk biji
mahoni dan madu. Seduh serbuk tersebut ke dalam ½ cangkir air panas. Anda bisa
menambahkan madu supaya enak rasanya. Minum selagi hangat. Minum 3 kali dalam
sehari
2. Daun asam jawa (Tamarindus indica)
Asam jawa merupakan tanaman daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong.
Batang pohon asam yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang.
Pohon asam bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap, dan bunganya
berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat. salah satu
tanaman yang dapat digunakan sebagai obat dimana tanaman ini tersebar lus di Indonesia.
Kandungan kimia dari daun asam jawa adalah senyawa tanin, flavonoid dan saponin.
Senyawa-senyawa ini dapat berkhasiat sebagai obat. Tanin mempunyai daya antibakteri
yaitu melalui reaksi dengan membransel, inaktivasi enzim dan inaktivasi fungsi materi
genetik. Flavonoid bersifat sebagai desinfektan yang bekerja dengan cara mendenaturasi
protein yang tdapat menyebabkan aaktifitas metabolisme sel bakteri berhenti, sedangkan
sehingga membran sel akan rusak dan lisis. (Puspodewi, Dini., Darmawati,Sri., Maharani,
Endang. 2015. Daya Hambat Daun Asam Jawa (Tamarindus indica) Terhadap
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Ciri khas tanaman ini adalah berkelompok memberntuk rumpun. Batangnya merupakan
batang semu yang tersusun dari pelepah daun dan teras agak lunak. Tinggi tanaman
berkisar antara 40-100 cm. Daunnya berbentuk bulat telur memanjang agak besar dengan
Kunyit sering dimanfaat sebagai ramuan obat tradisional untuk berbagai penyakit.
Kandungan kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit diantaranya minyak atsiri, apti, zat
Kanker Berkudis pada Jambu Kristal Secara In Vitro. Universitas Lampung : Bandar
Lampung)
Sediakan 2 rimpang kunyit dan segenggam daun asam jawa. Cuci kedua bahan, kemudian
Tanaman wortel (Daucus carota L) termasuk jenis tanaman sayuran umbi semusim,
berbentuk semak (perdu) yang tumbuh tegak. Akarnya berupa akar tunggang yang
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Umbelliferales
Famili : Umbellferae
Genus : Daucus
Kandungan kimia dari wortel Yaitu karoten, karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor,
Daun wortel berkhasiat untuk mengobati luka-luka dalam melut, sariawan, dan radang
gusi engan cara mengunyah daun wortel segar. Daun tanaman wortel juga mempengaruhi
memperkuat organ dalam tubuh, selain ituu daun wortel juga dapat digunakan sebagai
obat luar untuk mengobati gatal-gatal pada kulit, jerawat, dan noda-noda hitam pada
wajah, begitupun dengan rimpangnya, dapat digunakan untuk mengobati pada cacing
kremi, memelihra kesetan mata, dan sebagai obat luar pada kulit. Senyawa B karoten
yang terkandung di dalam wortel dapat digunakan untuk mencegah kanker, darah tinggi,
menurunkan kadar kolesterol dan membantu pengeluaran angin dari dalam tubuh.
Cara Menghilangkan Penyakit Eksim Sediakan 1 sdm kapur sirih san sebuah umbi wortel.
Wortel dicuci, lalu diparut. Campurkan kapur sirih, kemudian aduk rata. Terapkan pada
Temulawak merupakan tanaman khas Indonesia yang memiliki potensi besar dalam
pengobatan. Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan
terlindung dari sinar matahari. Tanaman ini berbatang semu dan dapat mencapai
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingeberaceae
Genus : Curcuma
Temulawak mempunyai beberapa nama daerah, antara lain koneng gede (Sunda), Kunyit
kandungan kimia dari tanaman ini bermanfaat dalam pengobatan seperti untuk
menghilangkan rasa nyeri sendi, dan dimanfaatkan pula sebagai sumber karbohidrat.
Sediakan 5 rimpang temulawak, segenggam daun sambiloto, 10 gram asam, dan 7 lembar
ngokilo. Temulawak dikupas, kemudian diris tipis-tipis. Campur semua bahan menjadi
satu, kemudian rebus ke dalam 2 gelas air hingga mendidih. Angkat setelah air tersisa 1
(Laili, Ulfiatul. 2013. Pengaruh Pemberian Temulawak Dalam Bentuk Kapsul Terhadap
kadar SGPT dan SGOT pada Orang Sehat. Universitas Negeri Yogyakarta.)
Sambiloto tergolong tanaman terna (perdu) yang tumbuh tegak dengan tinggi 40-90 cm,
memiliki batang berkayu dan meiliki banyak cabang yang terletak berlawanan.
Kingdom : Plantae
Divisi : spermathophyta
Kelas : Dycotyledonae
Bangsa : Solanes
Suku : Acanthaceae
Marga : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata
pepaitan (maluku).
Sambiloto mengandung flavonoid dan lakton. Komponen utama bentuk lakton adalah
androggrafolida yang merupakan zat aktif utama dari tanaman ini. Andrografolida sudah
diisolasi dalam bentuk murni dan menunjukkan berbagai aktivitas farmakologi. Kegunaan
dari sambiloto yang didukung oleh data klinis antra lain sebagai profilaksis dan
pengobatan gejala infeksi saluran penfasan ata. Sedangkan penggunaan sambiloto untuk
hepatitis, malaria, ulser pada mulut, luka, tuberkulosis, gigitan ular berbisa, otitis media,
vaginitis, penyakit radang panggul, cacar air, ekzim dan luka bakar. (Ratimanjari, Diandra
dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan yang dibuat
Diabetes.Universitas Indonesia.
Meniran merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di tempat
yang lembab dan berbatu, serta tumbuh di hutan, ladang, kebun-kebun maupun
pekarangan halaman rumah, pada umumnya tanaman ini tidak dipelihara karena dianggap
tumbuhan rumput biasa. Pada beberapa daerah tertentu meniran mempunyai nama atau
misalnya : sumatera (sidukung anak, baket sikolop), Jawa (meniran ijo, meniran merah),
Sulawesi ( bolobungo, sidukung anak), Maluku (Gosau ma dungi, gosau ma dungi roriha,
belalang bahiji), dan suku banjar dan Dayak (ambin buah). Tumbuhan meniran memiliki
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Eupphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Meniran banyak mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, lignan, dan saponin.
Siapkan 1 sdm daun meniran, 1 rimpang temulawak dirajang, 15 lembar daun remujung, dan
air. Cuci semua bahan, kemudian rebus. Biarkan dingin, kemudian tambahkan gula batu.
REFERENSI
1. Marie, Claire Formosa. 2007. Atopik eczema. Malta Medical Journal 19(01) :46-51.
2. Clark Christine. 2010. Atopic Eczema Clinical Features and Diagnosis. Clinical
Pharmacist 2 : 285-289.
Mada University.
Surabaya.Hal. 252-258.