Anda di halaman 1dari 20

BAB II

II.1 Patofisiologi

II.1.1 Atopik Ekzema

Atopik ekzema merupakan suatu keadaan kronis dimana kulit mengalami gangguan

seperti pruritus, eritema, dan kulit mengalami erupsi yang kurang baik.Lipid interseluler tidak

terbentuk sehingga mengurangi efektivitas dari barier epidermal, pada keadaan atopik

ekzema ini kulit mengalami peningkatan kehilangan air pada lapisan stratum korneum yang

menyebabkan lapisan ini menyusut,mengalami retak, kemudain terbuka diantara sel. Keadaan

ini terjadi pada semua golongan usia namun umumnya terjadi pada anak-anak dan lebih

sering terjadi pada orang yang memiliki riwayat ini di dalam keluarganya.(1,2).

Atopik Ekzema dikaitkan pula dengan genetik yang terjadi pada jaringan epidermis

kulit yang meningkatkan kerentanan kulit terhadap lingkungan sekitarnya. Kerusakan

tersebut memungkinkan masuknya alergen dan iritan yang memicu kekebalan dan respon

inflamasi. Oleh karena itu, beberapa ahli menjelaskan bahwa eksim merupakan hasil dari

interaksi gen-lingkungan (2).


Tanda dan Gejala

Atopik ekzema dapat dikenal dari lokasinya yang terkena eksim, pada bayi tersering

mengenai wajah terutama kedua pipi, sedangkan pada dewasa dan anak-anak dikedua

lekukan siku atau lutut. Gejala utamanya adalah rasa gatal (pruritus), dapat hilang timbul

setiap hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari sehingga bayi sering menggaruk,

gelisah, rewel dan sulit tidur.Hal ini juga ditandai bercak–bercak merah disertai gelembung

kecil berisi cairan jernih, bila pecah menjadi basah, berair atau kadang -kadang

berdarah.setelah itu cairan tersebut akan mengering dan jadi keropeng kekuningan atau

kehitaman, kulit kemudian manjadi bersisik dan kering.

II.2 Penatalaksanaan

Perawatan untuk atopik ekzema berfokus pada hidrasi kulit, mengurangi peradangan dan

mengobati infeksi sekunder.

1. Non Farmakologi

- Bersihkan kulit dari kotoran yang menempel pada kulit seperti sisa makanan

- Hindari garukan atau menggosok kulit dengan benda kasar

- Menjaga hidrasi kulit

Emolien

Langkah pertama dalam terapi atopik ekzema adalah menghidrasi kulit kembali.

Emolien akan bekerja dengan memperbaiki lapaisan lemak pada kulit sehingga kulit

tidk mudah untuk kehilngan air. Hal ini akan mengurangi keadan kering pada kulit

dan pruritus serta meningkatkan resistensi kulit terhadap iritan. Emolien tersedia

dalam bentuk lotion, krim dan salep. Pemilihan emolien yang digunakan didasarkan

pada preferens individu dan tingkat kekeringan kulit. Emolien harus diplikasikan

sebanyak tiga kali sehari setelah mandi.


- Menjaga kuku tetap pendek

- Menghindari kontak dengan langsung dengan deterjen dan sumber iritan lainnya.

2. Farmakologi

a. Steroid Topikal (1)

Steroid topikal telah lama digunakan untuk mengendalikanatopik ekzema. Sediaannya

dibedakan berdasarkan potensi dari masing-masing sediaan :

Potensi Sediaan

Lemah Hidrokortison 1%

Sedang Clobetasone butirat 0,05%

Kuat Betametason 0,1% (sebagai valerat)

Hidrokortison butirat

Sangat kuat Clobetasol propionat 0,05%

Kortikosteroid topikal dipakai untuk mengobati radang kulit yang bukan disebabkan

oleh infeksi, khususnya penyakit eksim, dermatitis kontak, gigitan serangga dan eksim

skabies bersama-sama dengan obat skabies. Kortikosteroid menekan berbagai komponen

reaksi pada saat digunakan saja; kortikosteroid sama sekali tidak menyembuhkan, dan bila

pengobatan dihentikan kondisi semula mungkin muncul kembali. Obat-obat ini diindikasikan

untuk menghilangkan gejala dan penekanan tanda-tanda penyakit bila cara lain seperti

pemberian emolien tidak efektif.

PEMAKAIAN PADA ANAK. Anak-anak khususnya bayi sangat rentan terhadap efek

samping. Namun, jangan karena profil keamanan kortikosteroid topikal, maka anak-anak

menjadi tidak diobati. Tujuannya adalah untuk mengatasi kondisi sebaik mungkin;

pengobatan yang tidak memadai akan memperparah kondisi. Kortikosteroid lemah seperti

salep atau krim hidrokortison 1% bermanfaat untuk mengobati ruam popok dan untuk eksim
atopik pada masa kanak-kanak. Kortikosteroid sedang sampai kuat cocok untuk eksim atopik

parah pada anggota badan, digunakan hanya 1-2 minggu, bila kondisi membaik ganti ke

sediaan yang kurang kuat. Untuk anak usia di atas 1 tahun, kortikosteroid topikal dengan

potensi kuat dan kuat-sedang sebaiknya digunakan dengan sangat hati-hati dan hanya

digunakan dalam jangka pendek (1-2 minggu). Kortikosteroid yang sangat poten hanya dapat

digunakan berdasarkan konsultasi dengan dokter spesialis kulit. Kortikosteroid topikal untuk

anak dapat digunakan pada kondisi berikut:

 Gigitan dan sengatan serangga: kortikosteroid dengan potensi ringan seperti krim

hidrokortison 1 %.

 Ruam kulit yang disertai inflamasi berat akibat penggunaan popok pada bayi di atas 1

bulan: kortikosteroid dengan potensi ringan seperti hidrokortison 0,5 atau 1% selama 5-7

hari (dikombinasikan dengan antimikroba jika terjadi infeksi).

 Eksim ringan hingga sedang, flexural dan eksim wajah atau psoriasis: kortikosteroid

ringan seperti hidrokortison 1%.

 Eksim berat di sekitar badan dan lengan pada anak usia di atas 1 tahun: kortikosteroid

dengan potensi kuat atau kuat; sedang selama hanya 1-2 minggu; segera ganti ke sediaan

dengan potensi lebih ringan pada saat kondisi membaik.

 Eksim di sekitar area kulit yang mengeras (misal: telapak kaki): kortikosteroid topikal

dengan potensi kuat dalam kombinasi dengan urea atau asama salisilat (untuk

meningkatkan penetrasi kortikosteroid).

Peringatan: hindari penggunaan jangka panjang kortikosteroid topikal pada wajah karena

dapat meninggalkan bekas yang tidak hilang (dan hindarkan dari mata). Pada anak-anak

hindari penggunaan jangka panjang dan penggunaan kortikosteroid kuat atau sangat kuat

harus di bawah pengawasan dokter spesialis. Peringatan keras juga ditujukan pada dermatosis

pada bayi termasuk ruam popok, pengobatan sebaiknya dibatasi 5-7 hari. PSORIASIS.
Penggunaan kortikosteroid kuat dan sangat kuat pada psoriasis dapat menyebabkan penyakit

muncul lagi, timbulnya psoriasis pustular yang merata dan toksisitas lokal dan sistemik.

Kontraindikasi: lesi kulit akibat bakteri, jamur atau virus yang tidak diobati; rosasea (jerawat

rosasea) dan perioral dermatitis; kortikosteroid kuat dikontraindikasikan untuk plak psoriasis

dengan sebaran yang luas.

Efek samping: berbeda dengan golongan yang kuat dan sangat kuat, kelompok kortikosteroid

sedang dan lemah jarang menyebabkan efek samping. Semakin kuat sediaannya, semakin

perlu untuk berhati-hati, karena absorpsi dari kulit dapat menyebabkan penekanan adrenal

dan Cushing syndrome tergantung dari daerah tubuh yang diobati dan lamanya pengobatan.

Perlu diingat bahwa absorpsi terbanyak terjadi dari kulit yang tipis, permukaan kasar serta

daerah lipatan kulit dan absorpsi ditingkatkan oleh adanya oklusi.

Efek samping lokal meliputi:

 Penyebaran dan perburukan infeksi yang tidak diobati;

 Penipisan kulit yang belum tentu pulih setelah pengobatan dihentikan karena struktur asli

mungkin tak akan kembali;

 Striae atrofis yang menetap;

 Dermatitis kontak;

 Dermatitis perioral;

 Jerawat, perburukan jerawat atau rosasea;

 Depigmentasi ringan; yang mungkin hanya sementara tetapi bisa menetap sebagai bercak-

bercak putih;

 Hipertrikosis.

Untuk meminimalkan efek samping kortikosteroid topikal, pemakaian sediaan ini hendaknya

dioleskan secara tipis saja pada daerah yang akan diobati dan gunakan kortikosteroid yang

paling kecil kekuatannya tapi efektif


OBAT-OBAT SINTETIK

1. Hidrokortison 1%

Indikasi : radang kulit ringan seperti eksim, ruam popok

Kontraindikasi : luka kulit akibat bakteri, jamur, atau virus yang tak diobati, rosaceae,

tidak dianjurkan untuk acne vulgaris (kontraindikasi khususnya untuk kortikosteroid

lebih kuat)

Penggunaan : dioleskan tipis 1-2 kali sehari. Bila cream atau salep hidrokortison

diresepkan dan tidak ada kekuatan sediaan disebutkan, harus diberikan kekuatan 1%

Contoh sediaan dipasaran

1. Hydrocortisone Cream 1%

Perusahaan : PT. KALBE

2. Klobetasol butirat 0,05%

3. Betametason 0,1 %

Indikasi :

mengurangi inflamasi dan meredakan gejala yang muncul pada kulit yang disebabkan

kondisi-kondisi seperti eksim, dermatitis, dan alergi.

Bentuk sediaan dipasaran :

krim, losion, jeli, dan salep

Kontra Indikasi :
- jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada

betamethasone dan obat golongan kortikosteroid lainnya.

- Tidak boleh diberikan untuk orang-orang yang menerima vaksinasi, penderita

infeksi varisela, penderita TB kulit, dan penderita infeksi jamur dan virus

Efek Samping :

- Obat ini biasanya menyebabkan iritasi kulit, misalnya gatal, terbakar, menyengat.

- Bisa juga menyebabkan penipisan kulit, kulit kering, folikulitis, hipertrikosis,

erupsi yg menyerupai akne, hipopigmentasi, dermatitis perioral, dermatitis kontak

alergi, infeksi sekunder, atrofi kulit, striae, miliaria, perubahan pigmentasi kulit

dan warna, stretch mark, pencreamompokan pembuluh darah halus menjadi

menonjol di bawah kulit, dan pertumbuhan bulu/rambut yang berlebihan.

Dosis Penggunaan :

Oleskan tipis dan merata pada kulit yang terinfeksi, 1-2 x sehari, tidak lebih dari 4

minggu.

4. Hidrokortison butirat

Pengobatan topikal kelainan-kelainan kulit akibat proses-proses eksema, inflamasi

(peradangan), atau alergi, seperti pada :Eksema atopik, kronik, alergik, numular, dan

eksema kontak; eksema infantum; eksema seboroik (likenifikasi) dan eksema


konstitusionil; psoriasis; eksema okupasional; dermatitis kontak; lichen ruber planus

et verrucosus; neurodermaitis; dan bermacam-macam kelainan kulit lainnya :

intertrigo; dermatitis solaris; dermatitis radiasi; ruam popok; dan pruritus skrotalis,

vulval, dan anal non-spesifik.

Aturan penggunaan : Obat ini masuk dalam kategori obat yang harus diresepkan oleh

dokter. Dosis, digunakan dalam waktu seminggu,1 -3 kali sehari.

Pabrikan: Astellas Pharma EROPA B.V. (Belanda)

Produsen : combiphar

Bentuk sediaan : cairan obat luar


5. Klobetasol propionat 0,05%

INDIKASI

Digunakan untuk pemakaian jangka pendek terhadap pengobatan penyakit kulit yang resisten

seperti psoriasis, eksim, lupus, eritemtosus, lichen, planus, serta bentuk inflamasi dan gatal-

gatal dari dermatoses yang responsif terhadap kortikosteroid.

KONTRA INDIKASI

KLODERMA ® biasanya baik toleransinya, tetapi untuk yang hipersensitif tidak boleh

dipergunakan. Hindari pemakaian pada penderita Rosacea, Acne, Perioral dermatitis, lesi-lesi

kulit yang disebabkan oleh infeksi virus, fungi atau bakteri. Dermatoses pada anak 1 tahun

termasuk dermatitis dan napkins erimatorus.

PERINGATAN

1. Tidak digunakan untuk anak-anak dibawah umur 12 tahun. Apabila terpaksa, harus selalu

dimonitor efek penggunaan setiap minggu.

2. Tidak digunakan untuk pemakaian jangka panjang dalam jumlah yang cukup tinggi atau

terlalu luas & terus menerus (tidak boleh melebihi dari 2 minggu).

3. Tidak digunakan oleh wanita hamil atau menyusui.

4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

5. Hati-hati apabila digunakan pada wajah dan pelapuk mata.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

HANYA UNTUK PEMAKAIAN PADA KULIT

TIDAK DIGUNAKAN UNTUK MATA


EFEK SAMPING

Pada pemakaian KLODERMA® dalam waktu yang lama dan cukup tinggi akan

menyebabkan perubahan gizi jaringan seperti "striae" pemutihan kulit dan pelebaran

pembuluh darah, terutama bila digunakan pada lipatan kulit. Kemungkinan akan terjadi

"Cushing's syndrome, "hyperglycemia dan glucosuria sebagai akibat dari absorbsi sistemik.

Penggunaan pembalut memungkinan terjadi efek sistemik.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI

Dioleskan tipis-tipis 1 kali atau 2 kali dan segera hentikan apabila hasil pengobatan sudah

tercapai. Pengobatan tidak boleh melebihi 2 gram sehari. Pada pemakaian yang tidak terus

menerus mungkin memerlukan pengobatan + 4 minggu tanpa ada kelainan dari pederita.

Yang penting total dosis jangan melebihi 50g/minggu.

PT. SURYA DERMATO MEDICA LABORATORIES

Surabaya, Indonesia

No. Reg. DKL 9028601829 A2

Pilihan pengobatan lain

1. Wet Wrap Dressing

Selama dua dekade terakhir penggunaan wet wrap dressing dianjurkan sebagai pilihan

pengobatan yang relatif aman dan efektif di Indonesia untuk anak-anak dengan

eksema atopik berat, bahan ini baik digunakan pada waktu malam hari. Emolien dan

steroid topikal diaplikasikan di bawah lapisan wet wrap dressing, saat perban

mengering, kulit akan mendingin dan mengurangi pruritus. (1)

2. Coal tar

Coal tar dan ichtamol digunakan untuk ekzema lichenifid kronis, dapat diterapkan

sebagai coal tar kasar dalam bentuk cream atau kombinasi dengan pasta zink. Tidak
cocok digunakan untuk wajah dan efek sampingnya meliputi iritasi kulit, folikulitis.

(1)

3. Prebiotik

Prebiotik yang diberikan secara oral misalnya Lactobacillus dan spesies bakteri Bifio

dapat membantu mencegah dan mengobati gangguan atopik, hal ini didasarkan pada

hipotesis bahwa individu atopik memiliki alterasi dalam usus halusnya. Prebiotik

direkomendasikan untuk wanita hamil karena prebiotik akan memodulasi sistem

kekebalan tubuh pada perkembangan pasca kelahiran, modulasi ini akan mengurangi

alergi dan infeksi di kemudian

hari. Lactobacillus rhamnosus GG saat dikonsumsi oleh seorang wanita selama

kehamilan dan dilanjutkan saat menyusui akan membantu mencegah terjadinya

ekzema atopik pada anak-anak yang memiliki riwayat keluarga atopi. (1)

PENGOBATAN TRADISIONAL

1. Biji Mahoni (Swietenia macrophylla,King)

Tanaman mahoni merupakan salah satu tanaman yang dianjurkan dalam pengembangan

HTI ( Hutan Tanaman Industri). Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan

tempat-tempat lain yang dekat dengan pantai atau ditanam ditepi jalan sebagai pohon

pelindung.
Klasifikasi dari tanaman mahoni adalah

Kingkom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindaless

Famili : Meliaceae

Genus : Swietenia

Spesies : Swietenia mahagoni (L) Jacq

Kandungan kimia mahoni dipengaruhi oleh iklim dan cuaca serta habitat masing-masing

mahoni.Biji mahagoni Afrika Khaya segenalensis yang diekstraksi dengan etanol, dan

dipartisi dengan etil asetat mengandung senyawa tetranortriterpenoid. Ekstrak biji S.

Macrophylla mengandung triterpenoid yaitu swietenin dan swietenolida serta flavonoid

dan tanin. Ekstrak etanol dari biji Swietenia sp. mengandung alkaloid, terpenoid dan

flavonoid.

Biji mahoni memiliki efek farmakologis antipiretik, antijamur, menurunkan tekanan

darah tinggi, diabetes mellitus, kurang nafsu makan, demam masuk angin, dan rematik.

Cara penggunaan biji mahoni untuk atopik ekzema adalah siapkan ½ sdm serbuk biji

mahoni dan madu. Seduh serbuk tersebut ke dalam ½ cangkir air panas. Anda bisa

menambahkan madu supaya enak rasanya. Minum selagi hangat. Minum 3 kali dalam

sehari
2. Daun asam jawa (Tamarindus indica)

Asam jawa merupakan tanaman daerah tropis dan termasuk tumbuhan berbuah polong.

Batang pohon asam yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang.

Pohon asam bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap, dan bunganya

berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat. salah satu

tanaman yang dapat digunakan sebagai obat dimana tanaman ini tersebar lus di Indonesia.

Kandungan kimia dari daun asam jawa adalah senyawa tanin, flavonoid dan saponin.

Senyawa-senyawa ini dapat berkhasiat sebagai obat. Tanin mempunyai daya antibakteri

yaitu melalui reaksi dengan membransel, inaktivasi enzim dan inaktivasi fungsi materi

genetik. Flavonoid bersifat sebagai desinfektan yang bekerja dengan cara mendenaturasi

protein yang tdapat menyebabkan aaktifitas metabolisme sel bakteri berhenti, sedangkan

saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga dapat

mengubah struktur dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran

sehingga membran sel akan rusak dan lisis. (Puspodewi, Dini., Darmawati,Sri., Maharani,

Endang. 2015. Daya Hambat Daun Asam Jawa (Tamarindus indica) Terhadap

Pertumbuhan Salmonella typhi Penyebab Demam Tifoid. The second University

Research Coloquium.hal. 45-50)

Rimpang Kunyit (Curcuma longa L)


Kunyit merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam suku temu-temuan

(Zingiberaceae) yang banyak ditanamn dipekarangan dan kebun. Secara taaksonomi

kunyit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies :Curcuma longa L

Ciri khas tanaman ini adalah berkelompok memberntuk rumpun. Batangnya merupakan

batang semu yang tersusun dari pelepah daun dan teras agak lunak. Tinggi tanaman

berkisar antara 40-100 cm. Daunnya berbentuk bulat telur memanjang agak besar dengan

permukaannya berwarna hijau muda mulus. (muhlisa

Kunyit sering dimanfaat sebagai ramuan obat tradisional untuk berbagai penyakit.

Kandungan kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit diantaranya minyak atsiri, apti, zat

pahit, resim, selulosa, dan beberapa mineral. (Muhtadi,Ali.2016. Pengaruh ekstrak

Rimpang Kunyit (Curcuma longa) Terhadap Pestalotiopsis psidii Mordue Penyebab

Kanker Berkudis pada Jambu Kristal Secara In Vitro. Universitas Lampung : Bandar

Lampung)

Sediakan 2 rimpang kunyit dan segenggam daun asam jawa. Cuci kedua bahan, kemudian

ditumbuk hingga lumat. Terapkan pada kulit.


3. WORTEL (Daucus carota L)

Tanaman wortel (Daucus carota L) termasuk jenis tanaman sayuran umbi semusim,

berbentuk semak (perdu) yang tumbuh tegak. Akarnya berupa akar tunggang yang

tumbuh membengkok, membesar, dan memanjang menyerupai umbi.

Klasifikasi tanaman wortel adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dycotyledonae

Ordo : Umbelliferales

Famili : Umbellferae

Genus : Daucus

Species : Daucus carota L

Kandungan kimia dari wortel Yaitu karoten, karbohidrat, lemak, protein, kalsium, fosfor,

besi, vitaminA, Vitamin B, dan vitamin C.

Daun wortel berkhasiat untuk mengobati luka-luka dalam melut, sariawan, dan radang

gusi engan cara mengunyah daun wortel segar. Daun tanaman wortel juga mempengaruhi

pencernaan makanan, mencegah pembentukan endapan dalam saluran kencing, dan

memperkuat organ dalam tubuh, selain ituu daun wortel juga dapat digunakan sebagai

obat luar untuk mengobati gatal-gatal pada kulit, jerawat, dan noda-noda hitam pada

wajah, begitupun dengan rimpangnya, dapat digunakan untuk mengobati pada cacing

kremi, memelihra kesetan mata, dan sebagai obat luar pada kulit. Senyawa B karoten
yang terkandung di dalam wortel dapat digunakan untuk mencegah kanker, darah tinggi,

menurunkan kadar kolesterol dan membantu pengeluaran angin dari dalam tubuh.

Cara Menghilangkan Penyakit Eksim Sediakan 1 sdm kapur sirih san sebuah umbi wortel.

Wortel dicuci, lalu diparut. Campurkan kapur sirih, kemudian aduk rata. Terapkan pada

kulit, kemudian balut dengan kain perban.

(Amiruddin,Chaerah. 2013. Pembuatan Tepung Wortel (Daucus carrota L) Dengan

Variasi Suhu Pengering.fakultas Pertnian universitas hasanuddin.

4. TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb)

Temulawak merupakan tanaman khas Indonesia yang memiliki potensi besar dalam

pengobatan. Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan

terlindung dari sinar matahari. Tanaman ini berbatang semu dan dapat mencapai

ketinggian 2-2,5 meter. Berikut merupakan uraian taksonomi dari temulawak:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingeberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma xanthorrhiza Roxb

Temulawak mempunyai beberapa nama daerah, antara lain koneng gede (Sunda), Kunyit

Ketumbu (Aceh), dan temu labak (Madura)


Kandungan kimia dari tanaman ini yaitu Pati , kurkuminoid, dan minyak atsiri dimana

kandungan kimia dari tanaman ini bermanfaat dalam pengobatan seperti untuk

hepatoprotektor, menurunkan kadar kolesterol, antiinflamasi, laksatif, diuretik, dan

menghilangkan rasa nyeri sendi, dan dimanfaatkan pula sebagai sumber karbohidrat.

Sediakan 5 rimpang temulawak, segenggam daun sambiloto, 10 gram asam, dan 7 lembar

ngokilo. Temulawak dikupas, kemudian diris tipis-tipis. Campur semua bahan menjadi

satu, kemudian rebus ke dalam 2 gelas air hingga mendidih. Angkat setelah air tersisa 1

gelas. Setelah dingin, saring. Minum

(Laili, Ulfiatul. 2013. Pengaruh Pemberian Temulawak Dalam Bentuk Kapsul Terhadap

kadar SGPT dan SGOT pada Orang Sehat. Universitas Negeri Yogyakarta.)

5. SAMBILOTO (Andrographis paniculata)

Sambiloto tergolong tanaman terna (perdu) yang tumbuh tegak dengan tinggi 40-90 cm,

memiliki batang berkayu dan meiliki banyak cabang yang terletak berlawanan.

Klasifikasi tanaman sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : spermathophyta

Kelas : Dycotyledonae

Bangsa : Solanes

Suku : Acanthaceae

Marga : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata

Nama daerahnya sambilata (melayu), sambiloto (Jawa Tengah), ky oray (Sunda),

pepaitan (maluku).

Sambiloto mengandung flavonoid dan lakton. Komponen utama bentuk lakton adalah

androggrafolida yang merupakan zat aktif utama dari tanaman ini. Andrografolida sudah

diisolasi dalam bentuk murni dan menunjukkan berbagai aktivitas farmakologi. Kegunaan

dari sambiloto yang didukung oleh data klinis antra lain sebagai profilaksis dan

pengobatan gejala infeksi saluran penfasan ata. Sedangkan penggunaan sambiloto untuk

pengobatan tradisional meliputi pengobatan disentri, kolitis, batuk, dispepsia, demam,

hepatitis, malaria, ulser pada mulut, luka, tuberkulosis, gigitan ular berbisa, otitis media,

vaginitis, penyakit radang panggul, cacar air, ekzim dan luka bakar. (Ratimanjari, Diandra

Andina. 2011. Pengaruh Pemberian Infusa Herba Sambiloto Terhadap Glibenklamid

dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan yang dibuat

Diabetes.Universitas Indonesia.

6. MENIRAN (Phyllanthus niruri L)

Meniran merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di tempat

yang lembab dan berbatu, serta tumbuh di hutan, ladang, kebun-kebun maupun

pekarangan halaman rumah, pada umumnya tanaman ini tidak dipelihara karena dianggap

tumbuhan rumput biasa. Pada beberapa daerah tertentu meniran mempunyai nama atau

penyebutan yang berbeda tergantung pada daerah terdapatnya tumbuhan tersebut,

misalnya : sumatera (sidukung anak, baket sikolop), Jawa (meniran ijo, meniran merah),

Sulawesi ( bolobungo, sidukung anak), Maluku (Gosau ma dungi, gosau ma dungi roriha,
belalang bahiji), dan suku banjar dan Dayak (ambin buah). Tumbuhan meniran memiliki

klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Euphorbiales

Suku : Eupphorbiaceae

Marga : Phyllanthus

Suku : Phyllanthus niruri L

Meniran banyak mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, lignan, dan saponin.

Meniran telah banyak dilaporkan dapat bermanfaat sebagai antibakteri.

Siapkan 1 sdm daun meniran, 1 rimpang temulawak dirajang, 15 lembar daun remujung, dan

air. Cuci semua bahan, kemudian rebus. Biarkan dingin, kemudian tambahkan gula batu.
REFERENSI

1. Marie, Claire Formosa. 2007. Atopik eczema. Malta Medical Journal 19(01) :46-51.

2. Clark Christine. 2010. Atopic Eczema Clinical Features and Diagnosis. Clinical

Pharmacist 2 : 285-289.

3. Mursiti,S. 2005. Isolasi senyawa Metabolit Sekunder Antihiperglikemik dari Biji

Mahoni (Swietenia macrophylla,King). Electronic Thesis and Dissertations Gadjah

Mada University.

4. Agustina,Sri, dkk. 2016. Skrining Fitokimia Tanaman Obat di Kabupaten Bima.

Cakra Kimia Indonesian E-Journal of Applied Chemistry 4(1) :71-76.

5. Masruroh,Eli, dkk. 2014. Analisis Awal Fitokimia pada Tanaman Meniran

(Phillanthus niruri L). Prosiding Seminar Nasional Kimia Universitas Negeri

Surabaya.Hal. 252-258.

Anda mungkin juga menyukai