Anda di halaman 1dari 2

Diketahui bahwa Campuran dari deposit organik dan flora, bakteria, diatom, dan

mikroorganisme lainnya yang terdapat di dasar mangrove merupakan sumber makanan bagi
berbagai jenis kepiting. Kepiting Uca sp betina mengambil lumpur dengan kedua kaki capitnya
yang kecil sehingga lebih cepat mengambil makanan dibandingkan dengan Uca sp jantan yang
hanya mempunyai satu kaki capit yang kecil, sedangkan kaki capit satu lagi ukurannya besar
sehingga sulit untuk mengambil makanan (Utina, 2013 : 14).

Uca sp. ditemukan melimpah dalam hutan mangrove. Biota ini adalah detritivora yang
mengekstrak makanannya dari sedimen. Kristensen et al. (1995) dalam Taqwa (2010)
mengemukakan bahwa penggalian substrat yang dilakukan oleh kepiting, bersama dengan
nematoda, polychaeta, dan ikan gelodok diketahui berpengaruh besar dalam siklus Karbon,
Nitrogen dan Sulfur di dalam sedimen dan juga berpengaruh besar dalam siklus unsur hara dan
lingkungan fisik dan kimia hutan mangrove. Lubang kepiting meningkatkan aerasi, memudahkan
pengeringan tanah, dan menunjang pertukaran unsur hara antara sedimen dan perairan pasang
surut (Rizal, 2014 : 182).

Guguran daun mangrove pada hutan mangrove turut mempengaruhi kesuburan substrat
dan jumlah bahan organik yang terkandung di dalamnya karena guguran daun dari tumbuhan
penyusun ekosistem mangrove akan diuraikan menjadi bahan-bahan organik oleh detritus.
Kondisi ini memungkinkan ekosistem mangrove menyediakan nutrisi bagi hewan yang hidup di
dalamnya, begitu pula bagi detritivor sebagai hewan yang mendominasi ekosistem mangrove.
Salah satu genus hewan yang merupakan detritivor di ekosistem mangrove adalah Uca sp.
(Rizal, 2014 : 180).

Pengaruh dari substrat yang banyak mengandung lumpur sangat cocok bagi kehidupan
kepiting Uca sp. terutama untuk melangsungkan perkawinan di perairan. Selain itu substrat
adalah tempat untuk melepaskan karapas kepiting atau pergantian kulit. Cara kepiting melakukan
pelepasan yaitu kepiting masuk terlebih dahulu ke dalam lubang yang mempunyai substrat lunak
hingga karapasnya kembali mengeras. Substrat di sekitar hutan mangrove sangat mendukung
kehidupan kepiting, terutama untuk melangsungkan perkawinannya dan melakukan pergantian
kulit yang berada di perairan (Gita, 2015 : 67).

Jenis Uca spp. (Ocypodidae) sangat banyak dijumpai di dataran lumpur pinggiran hutan,
lantai hutan, tambak dandaerah bekas tebangan mangrove.Uca sp. merupakan jenis kepiting
yang hidup dalam lubang atau berendam dalam substrat dan merupakan penghuni tetap hutan
mangrove. Hal ini disebabkan karena habitat yang ditempati sangat sesuai dengan cara hidup
dari jenis kepiting tersebut, sehingga jenis ini paling dominan ditemukan hingga mencapai 95%.
Kepiting Uca sp. akan selalu menggali lubang dan berdiam di dalam lubang untuk melindungi
tubuhnya terhadap suhu yangtinggi, karena air yang berada dalam lubang galian dapat membantu
mengatur suhu tubuh melalui evaporasi. Umumnya kepiting tersebut berukuran kecil, tetapi
biasanya sangat menyolok, karena warnanya yang “ menyala” dan sangat cerah, merah, hijau
atau biru metalik, terlebih dengan latar belakang lumpur bakau yang berwarna hitam (Pratiwi,
2015 : 196-199).

Anda mungkin juga menyukai