Makalah Kardio Done
Makalah Kardio Done
UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh :
ISTIKA YANA 1411211052
HAFIFAH NANDA 1411211057
RESPIA RIKA 1411211062
ANAMIRA 1411212021
RIFKA FEBRINA 1411212023
FISKA WAHYUNI 1411212059
Puji syukur kami ucapkan atas rahmat ALLAH SWT yang telah
memberikan kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah
Epidemiologi Kardiovaskular di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Andalas.
Penulis telah menyelesaikan makalah dengan segenap kemampuan dan
pikiran, namun kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca agar makalah yang telah kami susun dapat mencapai kesempurnaan
dan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi semua orang sehingga mampu
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis mohon maaf jika dalam
penulisan makalah terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan saran
yang membangun akan senantiasa penulis terima dengan lapang hati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................3
BAB 3 : PENUTUP....................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1
2
Diabetes Mellitus (DM) memiliki risiko tinggi untuk menderita PJK, baik orang kulit
putih maupun kulit hitam. Risiko relatif PJK untuk pasien dengan DM adalah 3,95
pada wanita dan 2,41 pada pria.
Bertitik tolak dari uraian diatas, penelitian faktor-faktor risiko terhadap
kejadian PJK akan sangat penting dalam setiap upaya-upaya pencegahan dan
peningkatan kualitas hidup pada usia produktif.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
8. Penyakit kardiomiopathy
1. Hipertensi
3
4
Bila seseorang melakukan aktivitas atau sedang stres, tekanan darahnya akan
meningkat. Segera setelah beraktivitas berhenti/berkurang dan rileks, tekanan darah
kembali menjadi normal, tetapi bila tekanan darah naik dan bertahan pada tekanan
tersebut meskipun sudah rileks, maka yang bersangkutan dikatakan memiliki
hipertensi. Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan
pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi merupakan faktor risiko primer untuk timbulnya penyakit jantung dan
stroke. Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena tidak ditemukan tanda- tanda
fisik dari tekanan darah tinggi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan secara abnormal dan
terus menerus tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit
jantung koroner. Hipertensi dijumpai pada seseorang bila tekanan darah distolik
(TDD) sama dengan atau diatas 90 mmHg dan tekanan darah sistolik (TDS) sama
dengan atau di atas 140 mmHg.
Tekanan darah yang tinggi secara terus-menerus menambah beban pembuluh
arteri. Arteri mengalami proses pengerasan menjadi tebal dan kaku, sehingga
mengurangi elastisitasnya, dapat pula menyebabkan dinding arteri rusak atau luka
dan mendorong proses terbentuknya pengendapan plak pada arteri koroner. Penyakit
jantung koroner akan dialami sekitar 30% penderita hipertensi.
5
Jika individu memiliki tekanan darah tetap diatas 160/95 mmHg memiliki risiko 2-3
kali lebih besar untuk timbulnya penyakit jantung dan tiga kali lebih besar untuk
terkena stroke daripada individu dengan tekanan darah normal. Bila seseorang
menderita tekanan darah tinggi, lapisan dari dinding pembuluh- pembuluh darah
menebal sebagai usaha untuk melakukan kompensasi terhadap tekanan darah tinggi.
Hal ini menyebabkan penyempitan lumen untuk aliran darah yang mengalir di dalam
arteri dengan tekanan darah meningkat. Akibatnya adalah kerusakan lanjut pada
arteri dan tekanan darah makin meningkat. Jika hal tersebut dibiarkan tanpa
perawatan yang tepat, maka dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Penderita sering tidak menyadari selama bertahun- tahun sampai terjadi komplikasi
besar seperti stroke, serangan jantung, atau kegagalan ginjal.
2. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus memperburuk prognosis penyakit jantung koroner. Angka
kematian karena PJK meningkat 40-70% pada penderita diabetes. Penderita diabetes
wanita memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner 3-7 kali dibandingkan
dengan wanita yang tidak menderita diabetes. Pada penderita diabetes tipe 2 (tidak
tergantung pada insulin) peningkatan risiko PJK berkaitan erat dengan kelainan
lipoprotein yaitu rendahnya HDL dan peningkatan trigliserida. Oleh karena itu,
kontrol gula darah melalui obat, diet, dan olahraga dapat membantu menekan risiko
terkena penyakit jantung koroner pada penderita diabetes.
Dalam keadaan normal, kadar gula darah 2 jam sesudah makan < 200mg/dl.
Tetapi pada individu dengan diabetes melitus, kadarnya melebihi atau sama dengan
200 mg/dl. Kadar hiperglikemia postprandial berbanding lurus dengan risiko
mortalitas penyakit jantung pada penderita diabetes mellitus. Terutama bila
berlangsung cukup lama, gula darah (glukose) tersebut dapat mendorong terjadinya
pengendapan atherosclerosis pada arteri koroner. Penderita Diabetes cenderung
mangalami gangguan jantung pada usia muda. Diabetes adalah faktor risiko yang
dapat meningkatkan mortalitas penyakit kardiovaskular 1,5-4,5 kali lipat. Selain itu,
data terbaru menunjukkan individu non-diabetes dengan tingkat intoleransi glukosa
tertentu juga meningkatkan risiko kardiovaskular. Hubungan yang erat antara
diabetes dan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular sangat jelas diketahui,
yaitu kebanyakan pasien prediabetes dan diabetes tipe 2 meninggal karena penyakit
kardiovaskular
6
Penderita diabetes menderita PJK yang lebih berat, lebih progresif, lebih
kompleks, dan lebih difus dibandingkan kelompok control dengan usia yang sesuai.
Diabetes mellitus berhubungan dengan perubahan fisik-pathologi pada system
kardiovaskuler. Diantaranya dapat berupa disfungsi endothelial dan gangguan
pembuluh darah yang pada akhirnya meningkatkan risiko terjadinya coronary artery
diseases (CAD). Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya mikroangiopati, fibrosis
otot jantung, dan ketidaknormalan metabolisme otot jantung.
Pada diabetes tergantung insulin (NIDDM), penyakit koroner dini dapat
dideteksi pada studi populasi sejak decade keempat, dan pada usia 55 tahun hingga
sepertiga pasien meninggak karena komplikasi PJK, adanya mikroalbuminemia atau
nefropati diabetic meningkatkan risiko PJK secara bermakna.
Risiko terjadinya PJK pada psien dengan NIDDM adalah dua hingga empat
kali lebih tinggi daripada populasi umum dan tampaknya tidak terkait dengan derajad
keparahan atau durasi diabetes, mungkin karena adanya resistensi insulin dapat
mendahuluionset gejala klinis 15–25 tahun sebelumnya. Sumber lain mengatakan
bahwa, pasien dengan diabetes mellitus berisiko lebih besar (200%) untuk terjadinya
cardiovasculair diseases dari pada individu yang tidak diabet.
3. Kolesterol
Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk
bermacam-macam fungsi, antara lain kolesterol yang terdapat di bagian luar dari sel-
sel saraf dan berfungsi untuk membantu menghantarkan konduksi dan transmisi
tanda-tanda elektrik (electric signals). Tanpa adanya kolesterol, sel-sel saraf tidak
dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga koordinasi gerak tubuh
seseorang maupun kemampuannya untuk berbicara terganggu. Beberapa fungsi
kolesterol yang tak kalah pentingnya antara lain memproduksi empedu, hormon
steroid, dan vitamin D. Karena fungsi kolesterol demikian penting, tubuh
membuatnya sendiri di dalam hati (liver). Lemak dan kolesterol tidak larut dalam
cairan darah. Untuk dikirimkan ke seluruh tubuh maka lemak dan kolesterol perlu
dikemas bersama protein menjadi lipoprotein. Lemak terdiri dari:
1. LDL (Low Density Lipoprotein), yang mengangkut paling banyak kolesterol
di dalam darah. LDL dinamakan kolesteroljahat karena kadar LDL yang
tinggi menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri.
7
4. Psikologi
Stres dapat meningkatkan tekanah darah sewaktu. Hormon adrenalin akan
meningkat sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa darah
lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.
8
Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar seperti Jakarta yang
dikenal karena kemacetan dan kesibukannya (Solo Raya juga sudah mulai macet dll).
Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan mengeluarkan hormon yang
menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon cortisol norepinephrine akan
diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan
darah. Maka, sangat baik bila anda menghindari stres baik di kantor atau di rumah.
2. Olah raga
Dengnan olah raga secara teratur dan sedini mungkin, berarti mencegah
terjadinya atherosklerosis lebih lanjut yang senantiasa akan menjadi penyakit
jantung koroner. Olah raga dapat membukakan saluran pembuluh darah baru
di sekitar pembuluh darah yang tersumbat sehingga darah mengalir dengan
lancar kembali.
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut WHO, Penyakit jantung koroner adalah gangguan pada miokardium
karena ketidakseimbangan antara aliran darah koroner dengan kebutuhan oksigen
miokardium sebagai akibat adanya perubahan pada sirkulasi koroner yang dapat
bersifat akut (mendadak) maupun kronis (menahun). Gangguan pada artei
menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. Penyakit ini berkaitan dengan
gangguan suplai darah pada otot jantung sehingga jantung akan mengalami
kekurangn darah dengan segala manifestasinya.
Timbulnya penyakit jantung koroner walaupun tampak mendadak sebenarnya
melalui perlangsungan yang lama (kronik). Penyakit jantung koroner dapat berupa
angina pektoris, infark miokardium, payah jantung (ischemic hearth disease), dan
mati mendadak (Sudden death). Upaya-upaya yang dilakukan dalam pencegahan
primer terhadap penyakit jantung koroner antara lain: Berhenti merokok, Olah raga,
Kontrol berat badan, Mengontrol tekanan darah, Mengontrol kolesterol darah.
3.2 Saran
Semoga pembuatan makalah dengan judul yang sama dapat lebih baik di
masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
12. Darmojo, dkk, 1993, Pengelolaan Pengajaran Sains, Rineka Cipta, Jakarta.
14. Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina. (1999). Panduan Mencegah & Mengobati
Penyakit Jantung. Jakarta: Pustaka Swara