Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Ela Herlianawati
NIM : 11141030000071
l. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
J. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karla asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Ela Herlianawati
NIM : 11141030000071
Pembimbing I Pembimbing 2
lil
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
DEWAN PENGUJT
Pepguji 2
[1,4
dr. Flori RatnA Sari, Ph.D dr. Mefy Nitilia Sp.PK
NrP. 19770727 200604 2 001 NIP. 19781230 200604 2 001
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur segala puji ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahNya. Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah
SAW yang telah mengajak kita para umatnya menuju jalan yang lurus dan terang
benderang.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Kedokteran dari Program Studi Kedokteran dan Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M.Kes sebagai dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku ketua Program Studi
Kedokteran dan Pendidikan Dokter (PSKPD) FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Ibu Nurlaely mida sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
dukungan, saran serta motivasi yang membuat penulis semangat dalam
mengerjakan skripsi.
4. dr ahmad azwar habibi, M.biomed sebagai pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, saran serta semangat yang membuat penulis
dapat menjalani proses ini dengan baik.
5. Bapak Chris Adhiyanto, Mbiomed, PhD selaku penanggung jawab riset
PSKPD 2014.
v
6. Ibu ayi sebagai laboran biokimia FKIK UIN yang telah membimbing,
membantu dan memfasilitasi penulis dalam menjalanan penelitian.
7. Ibu sur sebagai laboran biologi FKIK UIN yang telah membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
8. Bapak OB lantai 2 yang telah membantu penulis dalam proses penelitian.
9. Staf dosen PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis untuk ke depannya
menjadi dokter yang baik bagi agama dan negara.
10. Kedua orangtua penulis H. Haerudin dan Hj. Umu Hanah yang telah merawat,
mendukung, memotivasi dan menyanyangi penulis senhingga penulis dapat
sampai pada tahap ini
11. Kakak dan adik – adik penulis Lia Ameliawati, M. Andi N, Gina Clarissa K
dan Almira Ratu K. yang selalu memberi semangat dan hiburan sehingga
penulis dapat tetap semangat dan bahagia dalam melewati berbagai masalah.
12. Temen sejawat dalam 1 penelitian Desy Islamiati, Bonita Nabilla Maharahi,
dan Vianca Samara yang telah memberikan dukungan, semangat, waktu, dan
motivasi kepada penulis.
13. Teman - teman dekat penulis Carin Libel Octa Herina, Fitria Hafidzoh, Nadia
Khairunnisa, Zakiyah Widianti yang telah memberikan semangat dan hiburan
kepada penulis.
14. Teman - teman sejak semasa sekolah penulis Fathi Khairina, Siti Nuriah, Indri
listiani yang selalu mendukung penulis.
15. Teman-teman sejawat PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
memberi motivasi kepada penulis dan telah berjuang bersama dari semester
satu hingga semester akhir, sehingga penulis dapat menyeselesaikan penelitian
ini dengan baik.
Semua usaha dan perjuangan yang penulis lakukan merupakan pertolongan dari Allah
SWT dan dukungan dari keluarga dan teman-teman penulis. Oleh karena itu segala
vi
kesalahan dalam penulisan ini. Penulis sangat menerima akan kritik dan saran.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis, dan masyarakat.
vii
ABSTRAK
Ela Herlianawati, Program Studi Kedokteran dan Profesi Kedokteran. Pengaruh
Pemberian Minyak Kelapa Sawit dengan Pemanasan pada Profil Lipid Trigliserida
pada Mencit Strain BALB/c. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017
Latar Belakang: minyak kelapa sawit merupakan minyak yang paling sering
digunakan oleh masyarakat luas, proses pemanasan yang banyak digunakan sebagai
metode memasak yang paling sering akan menyebabkan banyak perubahan yang akan
berpenngaruh pada profil lipid trigliserida.
Tujuan: melihat pengaruh pemberian minyak kelapa sawit dengan pemanasan pada
profil lipid trigliserida
Metode: penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. dengan5 ekor mencit
pada setiap kelompoknya. Kelompok perlakuan diberikan minyak kelapa sawit tanpa
dan dengan pemanasan selama 8 minggu lalu dilakukan pemeriksaan pada akhir
penelitian.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan perbedaan kadar trigliserida pada kelompok
perlakuan dibanding kelompok kontrol yang tidak signifikan (p= 0,319)
Kesimpulan: konsumsi minyak kelapa sawit dengan dan tanpa pemanasan dapat
meningatan kadar trigliserida pada serum darah
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
ix
2.1.6 Sampel Minyak kelapa Sawit…………………………………………...
11
2.1.8 Hewan Uji Coba…………………………………………………………
13
2.1.9 Kerangka Teori…………………………………………………..............
15
2.1.10 Kerangka Konsep……………………………………………………
16
2.1.11 Definisi Operasional……………………………………………………
16
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………….
17
3.1 Desain Penelitian……………………………………………………………….
17
3.2 Waktu dan Tempat penelitian………………………………………………….
17
3.3 Indentifikasi Variabel………………………………………………………….
18
3.4 Alur Penelitian…………………………………………………………………
19
3.5 Persiapan Sampel………………………………………………………………
19
3.5.1 Persiapan Minyak………………………………………………………….
19
3.5.2 Persiapan Mencit…………………………………………………………..
19
3.5.2.1 Penentuan Kelompok dan Perakuan……………………………………….
19
3.5.2.2 Penentuan Besar Sampel tiap Kelompok………………………………….
20
3.5.2.3 Pemeliharaan dan persiapan lingkungan mencit…………………………..
21
3.6 Sampel…………………………………………………………………………
21
3.7 Alat dan Bahan………………………………………………………………..
22
3.8 Cara Kerja Penelitian………………………………………………………….
22
3.8.1 Persiapan Sampel………………………………………………………….
22
3.8.2 Persiapan Adaptasi Mencit………………………………………………..
22
3.8.3 Pengambilan Sampel Darah………………………………………………
22
3.8.4 Serum Darah……………………………………………………………...
22
3.8.5 Pengukuran Kadar Trigliserida…………………………………………….
23
3.9 Analisis Data …...……………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Komponen Lemak dalam Minyak Kelapa Sawit….............................
7
Table 2.2 Kandungan kolesterol pada minyak nabati dan lemak hewan ……....
8
Tabel 2.3 Informasi Nilai Gizi Minyak Goreng Sania …………………………
12
Table 2.3 Data Biokimia Mencit BALB/c……………………….......................
14
Table 3.1 Pembuatan Reagen Kerja ……………………………………..........
23
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Buah Kelapa Sawit………………………………………………….. 6
Gambar 2.3 Pencernaan Triasilgliserol dalam Saluran Cerna…………………….. 9
Gambar 2.4 Lipogenesis…………………………………………………………… 11
Gambar 2.5 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit…………………………………. 12
Gambar 2.6 Mencit Strain BALB/c……………………………………………….. 13
Gambar 7.1 Proses Pencekokan…………………………………………………... 34
Gambar 7.2 Proses Pemeliharaan…………………………………………………. 34
Gambar 7.3 Spektofotometer…………………………………………………….... 35
Gambar 7.4 Well Elisa……………………………………………………………. 35
Gambar 7.5 Alat dan Bahan………………………………………………………. 35
Gambar 7.6 Sampel Minyak……………………………………………………… 35
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyebab utama kematian dari
penyakit tidak menular, salah satunya adalah penyakit jantung koroner yang
merupakan kondisi dimana pembuluh darah arteri koroner mengalami sumbatan
akibat terbentuknya plak. Terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah arteri
merupakan suatu kondisi yang disebut ateroskerosis1, yang dalam waktu lama dapat
menyumbat pembuluh darah di jantung dan menimbulkan angina, stroke dan
serangan jantung. Faktor resiko penyakit jantung koroner terdiri dari faktor resiko
yang dapat dan tidak dapat dimodifikasi. Genetik merupakan faktor resiko yang tidak
dapat diubah, sedangkan aktivitas fisik, merokok, diet merupakan faktor yang dapat
diubah.
Diet atau pola makan adalah faktor resiko yang memiliki peranan kuat dan
dapat kita perbaiki untuk mencegah penyakit kardiovaskular2. Pada tahun 2013 lebih
dari lima puluh tiga juta kematian secara global dan 32% dari jumlah kematian ini
atau 17 juta adalah akibat dari penyakit kardiovaskular, di Indonesia setiap tahun ada
lebih dari 36 juta orang meninggal akibat penyakit tidak menular (PTM). Pada tahun
2013 sebesar 0,5% penduduk Indonesia terdiagnosis penyakit jantung koroner dengan
jumlah terbanyak pada provinsi Jawa Barat dan jumlah penderita paling sedikit pada
provinsi Maluku Utara.3 Selain menyebabkan penyakit kardiovaskular asupan lemak
berlebih juga dapat menyebabkan penyakit dislipidemia yaitu dimana terjadi
gangguan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi
lipid.4 Dari data di Indonesia dari riset kesehatan nasional (RISKESDAS) tahun 2013
menunjukan penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun memiliki kadar profil lipid
yang abnormal. 5
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Manninen 1992 tentang
efek gabungan antara trigliserida, LDL kolesterol dan HDL kolesterol pada PJK pada
kelompok percobaan. Hasil yang didapatkan konsentrasi trigliserida memiliki nilai
prognostik untuk PJK. Penelitian lain yaitu Varbo 2013 tentang kolesterol sebagai
1
faktor resiko penyakit jantung iskemik memberikan hasil peningkatan kolesterol dari
lipoprotein trigliserida dapat menyebabkan PJK. Lemak yang kita konsumsi dalam
diet sehari-hari terutama terdiri dari trigliserida, trigliserida akan dibawa ke aliran
darah melalui lipoprotein, kilomikron dan VLDL yang akan berkontribusi pada
pembentukan plak pada pembuluh darah arteri.
Konsumsi minyak bekas ini dapat berdampak pada tubuh diantaranya, pada
trigliserida yang dapat berhubungan dengan obesitas dan sindrom metabolik yang
merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskular. Berdasarkan hasil penelitian diatas
dilakukanlah penelitian efek pemberian minyak kelapa sawit dengan dan tanpa
pemanasan berulang terhadap kadar trigliserida mencit strain BALB/c.
Bagaimana efek pemberian minyak kelapa sawit tanpa pemanasan dan dengan
pemanasan berulang terhadap kadar trigliserida?
1.3 Hipotesis
Pemberian minyak kelapa sawit dengan pemanasan berulang dan tanpa
pemanasan dapat meningkatkan kadar trigliserida.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui perubahan kadar trigliserida pada
serum darah akibat konsumsi minyak goreng kelapa sawit .
2
1.4.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah mengetahui apakah dengan pemberian minyak
kelapa sawit tanpa pemanasan dan dengan pemanasan berulang memberikan
perubahan kadar trigliserida pada serum darah mencit BALB/c.
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi guna mencegah adanya hal yang
buruk atas penggunaan minyak goreng berulang pada trigliserida dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.2 Penelitian Sebelumnya Terkait Lipid
Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati semi padat, hal ini disebabkan karena
kandungan sejumlah besar asam lemak tidak jenuh dengan atom karbon lebih dari C 8.
Warna minyak ditentukan oleh pigmen yang terkandung di dalamnya, minyak kelapa
sawit berwarna kuning karena kandungan beta karoten yang merupakan bahan
vitamin A. kandungan lemak tak jenuh pada kelapa sawit mencapi 60,3% dengan
5
proporsi tertinggi asam oleat 39,8% sedangkan asam linoleat dan asam linolenat
masing-masing 10,2% dan 0,3%.15
Minyak kelapa sawit adalah hasil dari pengolahan buah kelapa sawit. Bagian
daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan
baku minyak goreng, kelebihan minyak kelapa sawit adalah harganya yang murah,
rendah kolesterol dan memiliki kantungan beta karoten yang tinggi.16 Selain itu
minyak kelapa sawit merupakan bahan pangan dengan distribusi luas di Indonesia
sehingga masyarakat luas dengan mudah mendapatkannya dari grosir atau pedagang
eceran. Produk minyak kelapa sawit memiliki dua kualitas yaitu pertama
berhubungan dengan kadar dan kualitas lemak dan kelembapan. Kedua berhubungan
dengan aroma, rasa dan kejernihan. Penggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak
goreng pada tahun 1985 tercatat telah mencapai 55,3% atau meningkat 27% per
tahun.17
6
meningkat hingga 11,6%, atau sekitar 6,43 juta ton, sedangkan konsumsi per kapita
minyak goreng Indonesia mencapai 16,5 kg per tahun dengan konsumsi untuk
minyak kelapa sawit 12,7 kg per tahun. Dari data – data diatas dapat disimpulkan
besarnya konsumsi minyak kelapa sawit di Indonesia.16
No Komponen Kuantitas
1. Asam lemak bebas (%) 3.0-4.0
2. Karotein (ppm) 500-700
3. Fosfolipid (ppm) 500-1000
4. Dipalmito stearin (%) 1.2
5. Tripalmitin (%) 5.0
6. Dipalmitolein (%) 37.2
7. Palmito stearin olein (%) 10.7
8. Palmito olein (%) 42.8
9. Triolein linole (%) 3.1
7
Kandungan kolesterol pada minyak nabati dan lemak daging 19
Tabel 2.2 Kandungan kolesterol pada minyak nabati dan lemak hewan
Jenis Minyak Kadar Kolesterol Rata – rata (ppm) Golongan (ppm)
Minyak Sawit 12-19 16 Bebas
Minyak Kedelai 20-35 28 Bebas
Minyak Rape 25-30 - Bebas
Minyak Jagung 10-95 57 Bebas
Mentega 320-1400 3.150 Bebas
Lemak Daging 800-1400 1.100 Bebas
Sumber : palm oil registration and licencing authority Malaysia dalam sasaran no. 23 th IV 1990
2.1.4 Triasilgliserol
Lipid didefinikan sebagai senyawa tak larut dalam air yang diekstrak dari
organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut
nonpolar. Definisi lipid berdasrkan sifat fisik. Lipid dalam makanan manusia
terutama triasilgliserol, sterol, dan membrane fosfolipid yang berasal dari hewan dan
tumbuhan.10
Gliserol, adalah lipid yang mengandung gliserol dengan gugus hidroksil yang
tersubstitusi, gliserol adalah senyawa lipid yang paling banyak dalam tubuh hewan.
Triasilgliserol (TAG) adalah gliserol netral yang juga dikenal sebagai trigliserida.
Dalam trigliserida gugus hidroksil dari gliserol sudah teresterifikasi oleh asam – asam
lemak yang berbeda. TAG adalah lipid yang paling banyak dalam tubuh hewan
dikarenakan fungsinya sebagai penyimpan makanan. TAG ditemukan pada sebagian
sel terutama pada sel jaringan adipose dimana membentuk depot lemak, depot lemak
merupakan campuran bebas air dari TAG yang berbeda – beda menurut ketiga gugus
asli lemaknya. Ketika teroksidasi, asam lemak tak jenuh menghasilkan energi yang
lebih kecil daripada asam lemak jenuh dengan ukuran yang sama.8
8
teresterifikasi oleh alkohol tertentu dan gugus hidroksi; paa C-1 dan C-2
teresterifikasi oleh asam lemak.10
9
bekerja pada triasilgliserol dan fosfolipid dari makanan. Triasilgliserol akan diubah
menjadi monogliserida dan 2 asam lemak bebas.20
R1, R2 dan R3 adalah rantai hidrokarbon dari asam lemak. Ikatan ester antara
asam lemak dan gliserol dihidrolisis. Dalam lumen usus, reaksi lipase pankreas pada
triasilgliserol dari makanan akan menghasilkan senyawa 2-monoasilgliserol dan 2
asam lemak. R1 dan R2 adalah rantai karbon dari asam lemak, R4 adalah suatu
alkohol. Proses hidrolisis hanya menghidrolisis satu ikatan ester antara lemak dan
gliserol yaitu pada posisi 2 rantai karbon gliserol. Enzim hidrolisis bekerja pada lipid,
lipase pencernaan yang disekresi akan bergabung dalam lumen usus halus, hasil awal
dari pencernaan oleh lipase dan fosfolipase adalah asam lemak dan
10
lisofosfogliserida.
Sintesis asam lemak terjadi di hati, dimana asupan glukosa utamanya adalah
karbohidrat. Glukosa akan diubah menjadi piruvat melalui glikolisis yang akan
masuk ke mitokondria lalu dibuat membentuk asetil CoA dan oxaloasetat yang
keduanya membentuk sitrat, lalu sitrat akan ditransport ke sitosol dimana akan
membentuk asetil CoA yang akan menjadi sumber karbon pada reaksi asam lemak
kompleks, lalu enzim asetil CoA karboksilase memproduksi malonil CoA.21
10
Selanjutnya rantai asam lemak yang telah terbentuk akan melekat pada asam lemak
sintase di dalam sitosol lalu akan memanjang dengan penambahan sekuensi unit 2-
karbon dari malonial CoA, NADPH yang sudah diproduksi melalui jalus pentose
fosfat dan maliac enzim, yang akhirnya palmitat akan menghasilkan serangkaian
asam lemak .22
Dalam percobaan ini menggunakan minyak kelapa sawit yang biasa yang
dipergunakan oleh masyarakat dan mudah di dapatkan. Minyak kelapa sawit
®
bermerek Sania mudah didapatkan di minimarket sekitar lingkungan masyarakat.
Minyak goreng ini diproses dari buah kelapa sawit pilihan dengan teknologi modern
dan diproses dengan 2 kali penyaringan sehingga tidak mudah keruh dan dan tetap
jernih pada suhu penyimpanan rendah. Informasi nilai gizi pada minyak goreng
sania23 :
11
Tabel 2.3 Informasi Nilai Gizi Minyak Goreng Sania 24
12
Sumber : Departemen perindustrian (SNI 01-3741-1995 ) *) dalam kemasan kaleng
13
Data biokimia BALB/c 27
14
2.1.8 Kerangka teori
Kandungan
Proses pemanasan
Peningkatan kadar TG
15
2.1.9 Kerangka Konsep
Perubahan komponen
asam lemak
Peningkatan
kadar trigliserida
16
BAB III
METODE PENELITIAN
o Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar trigliserida
serum mencit BALB/c.
17
3.4. Alur penelitian
Pengolahan Data
18
3.5. Persiapan Sampel
3.5.1 Persiapan Minyak
E=N–B-T
Keterangan :
19
N = Jumlah sampel dalam semua kelompok dikurangi 1 (N – 1)
B = Blocking component (B = 0)
E≤N–0–T E≥N–0-T
10 ≤ (N-1) – 2 20 ≥ (N-1) – 2
10 + 2 ≤ (N-1) 20 + 2 ≥ (N-1)
12 + 1 ≤ N 22 + 1 ≥ N
N ≥ 13 N ≤ 23
N = 13 – 23
Kesimpulan :
20
pergantian bedding setiap 3 hari sekali. Setelah adaptasi baru dapat dilakukan
pemberian perlakuan. Pemberian minyak kelapa sawit menggunakan sonde
mencit. Diberikan setiap hari sebanyak 0,1 ml-0,3 ml dengan
mempertimbangkan berat badan dan sisa volume lambung mencit untuk
makanan dan minum serta menghindari perforasi lambung mencit. Setelah
pemberian sonde dibersihkan menggunakan sabun dan dikeringkan dalam
oven selama kurang lebih 1-2 jam pada 70˚C setelah kering sonde disimpan
dan siap digunakan kembali.
3.6. Sampel
Sampel penelitian yang kami gunakan adalah minyak goreng kelapa sawit yang
sering dijual di tempat perbelanjaan yang terjangkau oleh masyarakat. Merek
yang kami gunakan adalah minyak goreng kelapa sawit Sania®.
3.7. Alat dan bahan penelitian
Alat Penelitian
Gelas ukur, hot plate stirrer, pippet kaca, termometer, botol kaca
kecil, spuit 1 cc, spuit 3 cc, sonde, carrier, pipet balon, sentrifugator,
mikropipet, tip beserta raknya, incubator, botol kaca untuk sabun, masker,
sarung tangan, refrigerator, mikropipet, label tulis, label warna, alat tulis,
kandang mencit, tempat makan dan minuman mencit, flipcart, spatula.
Bahan Penelitian
Minyak kelapa sawit, sabun, bedding, pakan ayam tipe 511, aquades,
darah dan serum darah mencit tipe BALB/c.
21
3.8.2 Pengambilan Sampel Darah
Pastikan mencit dalam keadaan rileks, lakukan pencubitan dalam pada
pungung mencit dari tengkup dengan arah kranial ke kauda, selipkan ekor mencit
antara jari manis dan jari kelingking. Pastikan cubitan tidak terlalu ringan dan
tidak terlalu kuat, tususkan jarum spuit pada pipi mencit, pastikan tususkan tidak
terlalu dalam cukup hingga terlihat darah perifer keluar. Tamping darah mencit
kedalam mikrotube 5-10 tetes, setelah selesai tekan ringan pada daerah perdaraha
dengan menggunakan tisu untuk menghentikan perdarahan. Catat tanggal, jenis
kelompok dan keterangan pada lembar catatan perlakuan, kembaliakan mencit
kembali ke kandang. Segera lakukan sentrifugasi pada sampel darah. Sebelumnya
mencit dipuasakan terlebih dahulu.
3.8.3 Sampel Darah
Sampel darah dalam mikrotube di sentrifugasi selama 15 menit dengan
alat sentrifugator lalu dipisahkan antara serum dan presipitatnya, setelah itu
disimpan dalam lemari pendingin. Serum yang didapatkan 20 µl, lalu
diperlukan 10 µl untuk melakukan pengujian trigliserida namun pada
penelitian ini digunakan terknik spektrofotometri dengan alat ELISA
sehingga yang total serum yang dibutuhkan adalah 4 µl.
3.8.4 Pengukuran Kadar Trigliserida
Alat : elisa reader , laptop, Well elisa , Reagen trigliserida (ST
REAGENSIA), Aquades , Sampel
Cara kerja : Persipakan alat dan bahan, keluarkan reagen dan
sampel dari dalam dalam pendingin dan diamkan hingga
mencapai suhu ruangan. Pembuatan larutan kerja : larutkan
reagent R2 dalam larutan R1 dalam jumlah yang sama
mengikuti takara, pembuatan peta penempatan sampel, reagent
kerja dan blanko pada well elisa Penempatan reagent kerja,
blanko dan sampel berdasarkan peta diats, (K : kelompok
sampel, ST : reagent kerja, BT: blanko). Setelah ditempatkan
pada well elisa, inkubasi selama 10 menit dalam suhu ruangan
22
( 25˚C), selagi menunggu inkubasi, hidupkan laptop dan Elisa
reader. Pembacaan elisa reader menggunakan 3 gelombang
yaitu : 405, 450 dan 490, setelah dibaca pada alat elisa lalu
data diolah menggunakan Microsoft Excel.
Data yang diperoleh , diolah dan dianalis dengan menggunakan uji statistik. Untuk
melihat kada trigliserida pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, karena
penelitian ini merupakan analitik numerik dan memiliki lebih dari 2 kelompok maka
dipilih uji One Way ANOVA namun sebelum melakukan uji One Way ANOVA data
harus memenuhi syarat yaitu terdistribusi normal dan variansi data adalah sama. Jika
pada hasil uji ANOVA menghasilkan nilai p < 0,05 maka dilanjutkan dengan
melakukan analisis Post Hoc untuk mengetahui pada kelompok manakah terdapat
perbedaan yang bermakna.
23
BAB IV
Sampel minyak goreng kelapa sawit yang digunakan pada penelitian adalah
minyak goreng Sania® yang didapatkan dari tempat perbelanjaan yang mudah
dijangkau masyarakat luas, dengan harga yang cukup terjangkau sehingga minyak ini
di konsumsi secara luas oleh masyarakat . Minyak sania juga merupakan minyak
goreng yang terbuat dari kelapa sawit pilihan dengan 2x penyaringan.
140.00
120.00
100.00
80.14
80.00
mg/dl
62.33
60.00 47.21
40.00
20.00
0.00
Kontrol Negatif Minyak Kelapa Sawit Minyak Kelapa Sawit
tanpa Pemanasan dengan Pemanasan
Gambar 4.1 Grafik kadar trigliserida pada serum darah mencit BALB/c
24
Pengukuran kadar trigliserida didapatkan dari hasil perhitungan berdasarkan
perhitungan rumus,
Hasil pengukuran kadar trigliserida yakni pada kelompok kontrol negatif yaitu
K1 (47.208±SD) mg/dl, kelompok minyak kelapa sawit tanpa pemanasan/K2
(80.137mg/dl) dan kelompok minyak kelapa sawit dengan pemanasan/K3
(62.329mg/dl). Dimana kadar tertinggi terdapat pada kelompok K2 yaitu minyak
kelapa sawit tanpa pemanasan. Pemberian minyak kelapa sawit dapat mempengaruhi
kadar trigiserida yang terlihat pada kelompok perlakuan. Perubahan kadar trigliserida
terjadi karena minyak kelapa sawit sendiri memiliki kandungan lemak trans yang
akan menyebabkan peningkatan mobilisasi asam lemak dari penyimpanannya di
jaringan adiposa sehingga terjadi akumulasi trigliserida di hati dan jaringan tubuh
yang akan membuat sintesis dan lipolisi trigliserida menjadi tidak seimbang. 28
Selanjutnya data di uji statistik dengan menggunakan software SPSS 22. Uji
dimulai dengan uji normalitas Shapiro-Wilk, dari uji normalitas diperoleh nilai p =
0,211. Karena nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal,
sehingga uji dilanjutkan dengan melakukan uji varians. Significancy Test
homogeneity of variances menunjukan angka 0,735 (p > 0,05) oleh karena p > 0,05
maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan varians antara kelompok data yang
dibandingkan atau varians data adalah sama. Uji dilanjutkan dengan uji ANOVA,
pada ANOVA diperoleh nilai p = 0,319 yang artinya tidak terdapat perbedaan kadar
yang bermakna terhadap trigliserida.
Dari hasil uji statistik diperoleh kadar trigliserida yang lebih tinggi pada
kelompok perlakuan yaitu pemberian minyak kelapa sawit tanpa pemanasan (KTP)
dan dengan pemanasan (KDP). Hasil penelitian menunjukan bahwa efek pemberian
minyak kelapa sawit dapat meningkatkan kadar trigliserida akibat proses kimiawi
25
yang mengakibatkan oksidasi asam lemak terganggu sehingga terjadi akumulasi
trigliserida, akumulasi trigliserida ini dapat dilihat dengan ada nya peningkatan pada
kelompok perlakuan. Asupan tinggi lemak trans menyebabkan gangguan aktivitas
karnitin palmitoiltransferase dan 3- hidroksil-asil-CoA dehidrogenasi di hati,
peningkatan kadar trigliserida juga disebabkan berkurangnya oksidasi asam lemak
trans di hati yang menyebabkan akumulasi lemak di dalam hati jantung dan organ
lain.28 Pada penelitian yang dilakukan oleh Wansi dkk (2013) bahwa pemberian
minyak kelapa sawit pada hewan percobaan dapat meningkatkan kadar trigliserida
secara signifikan dibanding kadar awal penelitian.29
Selain itu minyak kelapa sawit memiliki kandungan asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh yang hampir sama banyaknya, kandungan asam lemak tak
jenuh pada minyak kelapa sawit akan menghambat proses oksidasi asam lemak
melalui PPAR-α sehingga terjadi peningkatan FFA dalam darah, asam lemak tidak
jenuh juga meningkatkan kerja phosphenolpyruvateCarboxycinase (PEPCK) pada
janringan adiposa yang akan membentuk glycerophospate sebagai bahan estrefikasi
trigliserida yang akan meningkatkan trigliserida pada adiposa.30 karena saat proses
pemanasan terjadi berbagai reaksi kimia yang merubah struktur minyak sehingga
berpengaruh saat diberikan pada hewan uji mencit BALB/c yang ditunjukan dengan
peningkatan kadar trigliserida dalam serum darah.
Pada penelitian oleh Osaretin J Odia dkk tentang Palm oil and the heart : a
review yang juga melihat efek pada serum lipid, metode penelitian ini dengan
memberikan diet dengan supplement 20% palm oil untuk 12 minggu pada hewan
coba dimana didapatkan hasil pada jangka pendek (4 minggu) LDL dan kolesterol
total meningkat namun diet palm oil berkelanjutan terdapat penurunan signifikan
pada serum trigliserida, kolesterol total dan LDL bila dibandingkan dengan diet
jangka panjang 12 minggu dimana tidak terdapat efek signifikan pada kadar HDL.31
Mungkin dapat disebabkan karena efek dari kandungan antioksidan, vitamin A dan
vitamin E yang tinggi pada minyak kelapa, tokotrienol dan tokoperol masing-masing
70% dan 30% dari vitamin e yang terdapat pada minyak kelapa sawit.32 Tokotrienol
26
sendiri diduga menghambat aktivitas enzim HMG CoA reduktase sehingga dapat
mengatur kadar kolesterol dalam darah.32 Pengaruh minyak kelapa sawit dengan
pemanasan berulang (5kali) pada serum lipid dan homosistein serta peroksida lipid
memberikan hasil terdapat peningkatan peroksida lipid dan kolesterol total dan
TBAR pada kelompok perlakuan dengan kelompok control.33 Minyak kelapa sawit
jika mengalami proses hidrogenasi akan menyebabkan perubahan konfigurasi asam
lemak tidak jenuh dari cis ke trans,34 minyak kelapa sawit juga dapat memicu
peningkatan kadar trigliserida karena kandungan asam lemak tak jenuh yang
menekan lipogenesis sehingga menyebabkan peningkatan kadar TG.35,36
27
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pemberian minyak kelapa sawit tanpa pemanasan
dan minyak kelapa sawit dengan pemanasan dapat menyebabkan perbedaan kadar
trigliserida pada mencit BALB/c pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan
kelompok kontrol negatif.
5.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
1. What Is Coronary Heart Disease? Natl Heart Lung Blood Inst [Internet]. 26 Juni
2016; Tersedia pada: https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/cad
2. Cardiovascular Risk Factors. World Heart Fed [Internet]. May 30; Tersedia pada:
https://www.world-heart-federation.org/resources/risk-factors/
6. Ilmi IMB. Kualitas Minyak Goreng dan Produk Gorengan selama Penggorengan
di Rumah Tangga Indonesia. J Apl Teknol Pangan [Internet]. 2015 [dikutip 3
Agustus 2017];04(02). Tersedia pada: http://journal.ift.or.id/node/173
7. Fan H, Sharifudin M, Chew H. Frying Stability of rice bran oil and palm olein.
Int Food Res J [Internet]. 2013; Tersedia pada: http://wwww.ifrj.upm.edu.my
8. Murray RK. Biokimia Harper. 29 ed. Jakarta: EGC; 2014. 924 hal.
10. Ngili Y. Biokimia Dasar edisi revisi. Bandung: Rekayasa Sains; 2013. 575-578
hal.
11. Sartika RA. Pengaruh Suhu dan Lama Proses Menggoreng (Deep Frying)
terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. 2009; Tersedia pada:
www.journal.ui.ac.id
12. Serena. Pengaruh Suhu dan Lama Penggorengan terhadap Kerusakan Minyak
Goreng Komersil. IPB Inst Pertan Bogor [Internet]. 16 Maret 2011 [dikutip 8
Maret 2017]; Tersedia pada: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/42640
29
14. Varbo A, Benn M, Tybjaerg-Hansen A. Remnant Cholesterol as a causal risk
factor for ischemic heart disease. PubMed. :Jan 2013.
15. Pahan I. Paduan Lengkap Kelapa Sawit. In PT. Niaga Swadaya; hal. 243.
Tersedia pada: https://books.google.co.id/booksid
19. Fauzi Y, E W. Kelapa Sawit [Internet]. Jakarta: Penebar Swadaya; 2012. Tersedia
pada: https://books.google.co.id/booksid
20. Sumbono A. Biokimia Pangan Dasar [Internet]. Sidoarjo: Penerbit Buku Dee;
2016. 26-27 hal. Tersedia pada: https://books.google.co.id
22. Hanum NN. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa Dengan Profil Lipid Pada
Pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon
Periode Januari - April 2013. 2013.
23. Fakta Sania Premium [Internet]. fakta sania premium : premium cooking oil,
mengandung vit e lebih tinggi. 2017. Tersedia pada:
http://saniaroyale.com/product/detail/2
25. ENVIGO research models and services [Internet]. ENVIGO; 2016. Tersedia
pada: http://www.envigo.com/resources/data-sheets/envigo-49-balbc-
letter_screen.pdf
26. Johnson M. Laboratory Mice and Rats, Synatom Research, Princeton, New
Jersey, United States [Internet]. 2016. Tersedia pada:
https://www.labome.com/method/Laboratory-Mice-and-Rats.html
30
27. BALB/c Nude Mouse Biochemistry [Internet]. Charles river laboratorium
international. 2012. Tersedia pada: http://www.criver.com/files/pdfs/rms/balbc-
nude/rm_rm_r_balb-c_nude_mouse_clinical_pathology_data.aspx
28. Trisviana O. Berat Badan dan Kadar Trigliserida Serum Tikus Sprague-dawley.
Univ Diponegoro Semarang [Internet]. 2012; Tersedia pada:
http://eprints.undip.ac.id
29. Ginting NF. Pengaruh Konsmsi Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Jelantah
terhadap Profil Lipid Darah Tikus Sprague Dawley [Internet]. IPB; Tersedia
pada: http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/87018/1/I16nfg.pdf
30. Susila S. Pengaruh Diet Tinggi Minyak Kelapa dan Minyak Sawit terhadap
Profil Lemak Darah Tikus. 1 April 2014;37. Tersedia pada:
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/viewFile/133/129
31. Onyeali E, Onwuchekwa A, Monago CC. Plasma lipid profile of wister albino
rats fed palm oil supplemented diets. J Biol Chem Sci [Internet]. 4 November
2010; Tersedia pada: https://www.ajol.info/index.php/ijbcs/article/view/63053
32. Sundram K, Sambanthamurthi, Tan Y. Palm fruit chemistry nutrition. Asia Pac J.
PubMed [Internet]. 2000 [dikutip 13 September 2017]; Tersedia pada:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14506001
33. Adam SK, Soelaiman IN, Umar NA, Mokhtar N, Mohamed N, Jaarin K. Effect of
repeatedly heated palm oil on serum lipid profile, lipid peroxidation and
homocysteine levels in a post menopausal rat model. PMC Free Artic PubMed
[Internet]. 11 November 2008 [dikutip 14 September 2017]; Tersedia pada:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2582674/
35. Leibowitz S, Gaysinskaya V, tayev KO. Acute hyperphagia on high fat diet :
relation to circulation triglycerides and orexigenic peptide. J Appet; 2007.
36. Laine P, Schwartz E, Wang Y. Palmitic Acid induces IP-10 expression in human
macrophages via NF-[kappa] B activation. Biochem Biophys Rescommun. 2007;
31
LAMPIRAN
Lampiran 1
foto surat persetujuan etik
32
Lampiran 2
Foto-foto penelitian
33
(Lanjutan)
34
Lampiran 3
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Uji varians
TG
.318 2 12 .735
35
(Lanjutan)
Uji ANOVA
ANOVA
TG
Total 17754.525 14
36
Lampiran 4
Riwayat penulis
Riwayat penulis
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pasir gadang, Kp pasir awi RT 15/RW 007 No. 9 Desa Pasir Jaya Cikupa
Tangerang
Email : elaherliana5@gmail.com
Riwayat pendidikan :
37