Anda di halaman 1dari 3

Singkawang memiliki potensi wisata yang beragam.

Baik yang dibangun dan dikembangkan sampai tempat


wisata yang muncul dengan sendirinya seperti Danau Biru Singkawang.
Menurut cerita warga setempat danau ini terbentuk karena genangan air yang memenuhi kolam-kolam
eks penambangan emas. Setelah ditinggalkan para pekerja kolam tersebut menjadi sebuah danau yang cantik
seperti sekarang ini. Aku sendiri pertama kali ke Danau Biru tahun 2010 bersama adikku Rika yang
menunjukkan ada tempat wisata baru yang sedang tren saat itu. Setelah itu aku menjadi sering mengunjungi
Danau Biru bersama teman-teman untuk sekedar bersantai dan menikmati pemandangan alam seperti Gunung
Poteng.
Singkawang memiliki potensi wisata yang beragam. Baik yang dibangun dan dikembangkan sampai tempat
wisata yang muncul dengan sendirinya seperti Danau Biru Singkawang. Menurut cerita warga setempat danau
ini terbentuk karena genangan air yang memenuhi kolam-kolam eks penambangan emas. Setelah ditinggalkan
para pekerja kolam…

Danau biru di Jalan Wonosari, Roban, Singkawang Tengah itu memang ‘’anggun’’. Airnya
jernih. Kebiruan. Demikian juga puncak bukit-bukit kecil menjulang. Menjadi sebuah kawasan
yang menawan dan layak menjadi objek wisata baru. Promosinya cukup dari mulut- ke mulut.
Ahmad Fahrozy, Singkawang
KARENA air danau yang bewarna kebiruan inilah yang membuat kawasan ini kerap
disebut Danau Biru. Cukup banyak ‘’wisatawan’’ yang mendatangi dan terpikat akan
kecantikan si danau biru itu.Padahal, awalnya, kawasan ini adalah daerah tandung dan
gersang. Kebanyakan digunakan untuk tambang emas. Ketika kawasan terbuka,
membentuk kawah-kawah menganga yang dinilai merusak lingkungan.

Tatkala emas sudah tiada. Ditinggal begitu saja. Lingkungan rusak. Tetapi, keajaiban
terjadi dengan terbentunya danau-danau tersebut.‘’Memang indah. Saya sudah
beberapa kali ke sini. Airnya jernih dan membiru. Setiap kali kesini seolah ada
panggilan untuk berenang. Kapan lagi. Sayang kalau terlewati,’’ ujar Siman, 38 tahun,
warga Pontianak yang pernah bertandang ke lokasi ini.

Pemikiran Siman memang tak beda dengan lainnya. Saat bertandang ke sebuah
tempat yang dinilai bagus, selain berselfi ria, tentu ingin merasakan apa yang
ditonjolkan di kawasan itu.Padahal, sebagai lokasi eks PETI (penambangan emas
tanpa izin), belum pernah diperiksa apakah kandungan air danau biru masih
mengandung merkuri atau tidak.

Sebagai tempat kawasan penambangan emas, tentu karib dengan zat untuk
penggulung emas yang masih dalam bentuk butiran pasir tersebut. Di sisi lain, meski
demikian, banyaknya warga yang tertarik ke kawasan tersebut. Bahkan beberapa kali
terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa. Terakhir, pelajar SMP Negeri 3
bernama Yuni Witari Alias Yuni (16), Minggu (10/1) sekitar pukul 13.30 WIB ditemukan
tewas di danau Biru.

Berdasarkan data dari Bidang Wasdal Badan Lingkungan Hidup Kota Singkawang,
diakui bahwa di wilayah Wonosari, ada beberapa kubangan air semacam danau
terbentuk dari aktivitas Pertambangan emas ilegal yang berlangsung. Jika dilihat,
memang nampak bagus. Tapi belum diketahui bagaimana bahaya yang
ditimbulkannya.Lantaran karakteristiknya bukanlah danau alam, tetapi eks
penambangan. Baik dari unsur kandungan air ataupun tanah yang ada di tempat
tersebut, maupun karakteristik danau itu sendiri.

Warga sekitar Danau Biru, mengaku kurang begitu tahu persis sejak kapan Danau
tersebut ada. Hanya saja, ada yang menyatakan dulunya memang ada sebuah kolam,
namun ukurannya tidak seperti sekarang.“Ada memang danau, tapi tidak seperti
sekarang. Bahkan dulunya tempat untuk berkembang biak salah satu jenis ikan,” kata
Amran, warga sekitar.

Setelah aktivitas PETI berkurang, sekarang tempat itu telah menjadi salah satu objek
wisata. Hanya saja, terkadang disalahgunakan sebagai tempat berpacaran hingga
berbuat mesum. Melihat kondisi ini, pemkot Singkawang melalui Satpol PP, beberapa
kali melakukan razia di kawasan Danau Biru.Bukan saja itu, tempat tersebut juga sudah
beberapa kali memakan korban, diantaranya karena berenang dan tenggelam. (*)
Ketua Front Pecinta Alam Singkawang, Jayadi menuturkan untuk wilayah lahan bekas
galian emas ilegal yang berada di Jl Wonosari Singkawang Tengah memang perlu
perhatian khusus.

Sebab sudah beberapa kali merenggut korban jiwa baik itu pengunjung maupun
masyarakat yang memancing. Dalam hitungannya setahun terakhir saja ada lima nyawa
melayang sia-sia baik dikolam utama yang dikenal dengan sebutan danau biru maupun
kolam-kolam lainnya.

Kejadian tragis tenggelam saat berenang hingga terjatuh kemudian tenggelam saat
memancing memang harus diakhiri, jangan sampai terus terulang dikemudian hari.

Ia mengakui jika untuk menikmati pemandangan memang lokasi ini lumayan


menjanjikan spot yang bagus, namun jangan sampai membuat pengunjung terlena dan
melakukan perbuatan negatif.

" Tidak dapat dipungkiri memang ada pengunjung yang berbuat negatif seperti ngelem
dan sebagainya, Polsek juga telah membuat spnduk imbauan disana, namun tempat ini
pasti akan selalu didatangi warga karena juga tidak dipungut biaya dan segala macam jika
kesana ," katanya Minggu (28/2/2016)

Untuk melakukan penutupan lokasi jelas tidak mungkin kata Jayadi, sebab lokasi ini
adalah lahan-lahan milik pribadi. Jika pemerintah berkenan menurut dia sebaiknya lahan
ini diakuisisi dan dikelola menggandeng pihak yang profesional dibidang pariwisata.

" Terpenting juga dilakukan pengecekan kualitas airnya, sebab tempat ini juga menjadi
tempat pemancingan warga, bekas PETI tentu menyisakan merkuri, apakah ikan disana
kemudian layak dikonsumsi karena disana juga banyak yang memancing ," katanya
Ia berharap pengunjung lebih memperhatikan keselamatan saat berkunjung ke Danau
Biru dan tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu misalnya mandi berenang segala
macam.

Sebelumnya seorang bocah yang sedang memancing di sebuah kolam bekas galian PETI
tidak jauh dari kolam yang di kenal drngan sebutan danau biru tewas tenggelam pada
Jumat (26/2/2016). Ia diketemukan tidak bernyawa ba'da Isya usai dilakukan pencarian
sejak pukul 5 sore oleh puluhan warga.

Menurut saksi mata Manto, saat kejadian mereka memancing dua keluarga, ia sendiri
membawa serta dua anaknya. Sementara korban yang bernama Rohandi ini turut
memancing bersama orang tuanya.

" Dia memang sudah sering mancing bang, hampir tiap hari ," timpal anak dari Manto
kepada Tribunpontianak.co.id

Korban tercatat masih sebagai siswa kelas 1 SDN 5 Perum dan beralamat di Jl
Veteran Sekip Baru. Saat memancing tersebut jelang pukul lima mereka merasakan
keanehan lantaran korban tidak terlihat.

" Tanya dimana si botak (panggilan almarhum) lalu anak saya yang berumur dua tahunan
bilang dia tenggelam ," kata Manto

Pencarian pun dilakukan, puluhan warga dari Sekip Baru terjun ke kolam bekas galian
ini, sekira usai Salat Isya, korban berhasil diraih dari dasar kolam. " Kolam disana paling
tidak delapan meter, malah ada yang 20 meter dalamnya ," katanya.

Anda mungkin juga menyukai