Anda di halaman 1dari 17

MORFOLOGI BATAS KOTA SURAKARTA

Kasus: Batas Kota Surakarta, Sukoharjo dan Karanganyar

Djumiko

Abstrak

Daerah batas kota atau periphery adalah daerah yang terletak antara kota dan
desa yang ditandai dengan penggunaan tanah campuran. Hal ini dapat terjadi karena
adanya interaksi antara kota dan desa dengan berbagai faktor atau unsur yang ada
dalam desa, dalam kota dan di antara desa dan kota. Interaksi ini dapat dilihat sebagai
suatu proses sosial, ekonomi, budaya ataupun politik, yang lambat ataupun cepat dapat
menimbulkan suatu realita atau kenyataan.
Batas kota di Jalan Adi Sucipto yang terletak di bagian barat kota Surakarta
merupakan batas kota Surakarta, Sukoharjo dan Karanganyar, daerah ini mengalami
interaksi antara kota Surakarta dan desa di sekitarnya yang masuk daerah Kabupaten
Sukoharjo dan Karanganyar. Dengan adanya interaksi tersebut, menarik untuk dilakukan
penelitian yang lebih mendalam, khususnya dilihat dari aspek morfologi.
Dengan melakukan pengumpulan data, observasi lapangan,dan analisis,
dihasilkanbatas kota Surakarta, Sukoharjo dan Karanganyar berupa morfologi
lingkungan baru dengan karakter desa-kota, hal ini dapat dilihat dari: faktor-faktor yang
mendorong pertumbuhan dan perkembangan, pioneer pertumbuhan dan perkembangan,
tata guna lahan, pola jalan,fungsi bangunan,dan ketinggian bangunan.

Kata kunci: morfologi, batas kota, Surakarta.

1. PENDAHULUAN lalu-lintas antar daerah, maka sifat isolasi


desa berangsur-angsur berkurang. Desa-
Daerah batas kota atau periphery
desa yang dekat dengan kota telah banyak
adalah daerah yang terletak antara kota
mendapat pengaruh kota, sehingga secara
dan desa yang ditandai dengan
ekologis desa-kota saling ada hubungan
penggunaan tanah campuran. Hal ini
dan saling mempengaruhi. Jadi interaksi
dapat terjadi karena adanya interaksi
ini merupakan suatu proses yang sifatnya
antara kota dan desa dengan berbagai
timbal-balik, dan mempunyai pengaruh
faktor atau unsur yang ada dalam desa,
terhadap daerah batas kota.
kota dan di antara desa dan kota. Interaksi
ini dapat dilihat sebagai suatu proses Sebagaimana uraian di atas,
sosial, ekonomi, budaya ataupun politik, umumnya perkembangan daerah batas
yang lambat ataupun cepat dapat kota adalah disebabkan karena adanya
menimbulkan suatu realita atau interaksi kota dan desa yang dipengaruhi
kenyataan. oleh daya tarik dari potensi-potensi yang
ada. Hal ini juga terjadi padabatas kota
Pengaruh kota terhadap desa,
Surakarta, Sukoharjo dan Karanganyar di
adanya kebutuhan timbal-balik desa-kota
Jalan Adi Sucipto yang terletak di bagian
telah memacu terjadinya interaksi desa-
barat Surakarta, adalah merupakan daerah
kota secara bertahap. Dengan adanya
batas kota yang mengalami interaksi
interaksi antara kota dan desa, kemudian
antara kota Surakarta dan desa di
membentuk suatu lingkungan dengan
sekitanya yang masuk daerah Sukoharjo
fungsi baru. Dengan adanya kemajuan-
dan Karanganyar. Dengan adanya
kemajuan di bidang perhubungan dan
interaksi tersebut, menarik untuk
dilakukan penelitian yang lebih batasan ditandai dengan “Gerbang
mendalam, khususnya dilihat dari aspek Makhuto”, merupakan gerbang untuk
morfologinya. memasuki kota Surakarta dari arah Barat.
2. TINJAUAN LOKASI Lingkungan yang diteliti diambil
sepanjang 1 km di sebelah barat Gerbang
Lokasi penelitian merupakan batas Makhuto masuk kabupaten Sukoharjo
kota Surakarta, Sukoharjo dan dan Karanganyar, dan 1 km di sebelah
Karanganyar, terletak di ujung jalan Adi timur Gerbang Makhuto masuk kota
Sucipto pada sisi Barat. Tepat pada Per- Surakarta.

Lokasi Lingkungan
Sekitar Gerbang
Makhutho
Keraton
Surakarta

Utara

Jalan Adi Sucipto


Gambar 1.
Lokasi Lingkungan Batas Kota Surakarta di Gerbang Makhuto

Jalan Adi Sucipto Masuk


Kabupaten Sukoharjo
dan Karanganyar Jalan Adi Sucipto
Masuk Kota
Gerbang Makhuto Surakarta

Lokasi Penelitian

Gambar 2.
Detail Lokasi Batas Kota Surakarta, Sukoharjo dan Karanganyar
di Gerbang Makhuto

Gambar 3. Gambar 4.
Foto Udara Batas Kota di Jalan Adi Foto Udara Batas Kota Jalan Adi
Sucipto Masuk Daerah Kabupaten Sucipto Masuk Daerah Kota Surakarta
Sukoharjo dan Karanganyar
3. KAJIAN PUSTAKA kondisi sekitarnya. Daerah perbukitan,
3.1. Perkembangan Fisik Kota lautan dan rintangan-rintangan alam
lainnya dapat menghentikan laju
Pada kota-kota yang sudah maju,
pemekaran kota. Daerah-daerah ini
kota tidak hanya meluas secara mendatar
dianggab sebagai “daerah lemah”. Daerah
tetapi juga menegak. Gedung-gedung
lemah pemekaran ini merupakan tempat-
bertingkat merupakan ciri-ciri khas untuk
tempat di mana proses pemekaran kota
kota yang modern. Masalah-masalah yang
tidak dapat berkembang atau boleh
ditimbulkan sebagai akibat pemekaran
dikatakan berhenti.
kota adalah masalah perumahan, masalah
sampah, masalah di bidang kelalulintasan, Daerah-daerah yang memiliki
masalah terdesaknya daerah persawahan di potensi ekonomi yang baik akan
perbatasan luar kota dan masalah merupakan daerah yang mempunyai daya
administratif pemerintahan, dan tarik yang kuat untuk pemekaran kota.
sebagainya. Masalah yang bersifat fisis ini Daerah-daerah semacam ini dapat
ternyata juga bersangkut paut dengan dikatakan sebagai “ daerah kuat”. Lihat
masalah sosial ekonomi. gambar berikut ini.
Pemekaran kota mempunyai arah
yang berbeda-beda tergantung pada

(a) (b) (c)

Gambar 5.
Macam Bentuk Pemekaran Kota Akibat Rintangan dan Potensi Kota

Dari gambar di atas nampak arah Faktor penarik (pull) kota,


dari pemekaran kota dalam kondisi yang meliputi:
beraneka ragam seperti apa yang kelihatan a. Banyak pilihan lapangan
dalam contoh-contoh tersebut. pekerjaan di kota.
b. Kelengkapan prasarana san
3.2. Faktor-Faktor Yang sarana fisik.
Mempengaruhi Perkembangan c. Mengurangi biaya trans-
Kota portasi.
d. Faktor psikologis.
Pada prinsipnya perkembangan kota
dipengaruhi oleh dua faktor/ gaya Faktor pendorong (push) dari
perkembangan, yaitu: desa, meliputi:
1. Gaya Sentripetal a. Lapangan kerja di sektor
pertanian menurun.
Merupakan gaya mobilitas b. Produktifitas sektor
penduduk dari luar kota/ wilayah pedesaan pertanian menurun.
ke dalam kota khususnya pusat kota,
faktor penyebabnya:
c. Tanah milik petani apartemen, rumah susun, dan
berkurang. lain-lain.
d. Faktor sosial ekonomi di b. Karya
pedesaan . Merupakan bangunan yang
berfungsi sebagai tempat orang
2. Gaya Sentrifugal
bekerja, misalnya: berbagai
Merupakan gaya mobilitas macam kantor, berbagai macam
penduduk dari kota, khususnya pusat kota ke industri, berbagai macam usaha,
wilayah pinggiran kota, faktor penyebabnya: dan lain-lain.
Faktor pendorong kondisi kota: c. Suka
Merupakan bangunan yang
a. Kebisingan dan berbagai berfungsi untuk tempat hiburan,
bentuk pencemaran seperti: teater, panggung terbuka,
lingkungan. panggung tertutup, bioskop,
b. Harga tanah meningkat. gedung pertemuan, gedung olah
c. Spekulasi tanah. raga, dan lain-lain.
d. Tingkat kepadatan d. Tempat ibadah
bertambah. Merupakan bangunan yang
e. Berbagai macam bentuk berfungsi untuk melakukan
kemacetan. peribadahan, seperti: mesjid,
Faktor penarik dari luar: gereja, candi, vihara, klenteng,
dan lain-lain.
a. Keadaan lingkungan yang
masih leluasa. 4. ANALISIS
b. Harga tanah yang relative 4.1. Pendorong Pertumbuhan dan
lebih murah. Perkembangan
c. Memungkinkan untuk
memperoleh lahan untuk Pembangunan kota pada hakekatnya
tempat tinggal yang luas. adalah suatu proses upaya warganya
d. Tidak ada kebisingan dan bersama pemerintah, guna meningkatkan
udara masih segar. kualitas hidup dan memperbaiki kondisi
e. Kemungkinan berspekulasi sosial, ekonomi, dan budaya pada
di bidang pertanahan. lingkungan tersebut.
Suatu proses pembangunan
3.3. Fungsi Bangunan menunjukkan indikator adanya suatu
Bangunan /gedung adalah wujud perkembangan dan pertumbuhan baru, baik
fisik hasil pekerjaan konstruksi yang dari segi bentuk fisik lingkungannya
menyatu dengan tempat kedudukannya, maupun fungsi penggunaannya. Hal ini
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/ dapat terjadi karena tuntutan kebutuhan
atau di dalam tanah dan/ atau air yang masyarakatnya yang semakin meningkat.
berfungsi sebagai tempat manusia Pertumbuhan dan perkembangan di
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian lokasi penelitian, batas kota Surakarta
atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, lingkungan sekitar Gerbang Makutho di
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, samping karena faktor waktu, juga
maupun kegiatan khusus. Sedangkan fungsi dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
bangunan terdiri dari: berikut:
a. Wisma a. Pencapaian/ aksesibilitas
Merupakan bangunan yang Di lingkungan Gerbang
berfungsi untuk tempat tinggal, Makutho yang terletak di batas
seperti: rumah tinggal, asrama, kota Surakarta sebelah Barat,
terdapat jalan Adi Sucipto yang masih dapat kita jumpai sisa-sisa
merupakan jalan utama, jalan ini sawah untuk tanaman padi.
menghubungkan daerah Karena merupakan daerah batas
kecamatan Colomadu dengan kota, yang cukup jauh dari
kota Surakarta. Jalan Adi keramaian pusat kota Surakarta,
Sucipto dapat meng-hubungkan lingkungan sekitar Gerbang
daerah-daerah lain seperti Makutho cukup tenang dan
Boyolali, Sukuharjo dengan kota nyaman untuk bertempat tinggal.
Surakarta. Dengan adanya jalan
Adi Sucipto, pencapaian/ 4.2. Pioneer Pertumbuhan dan
aksesibilitas daerah lain ke kota Perkembangan
Surakarta menjadi mudah dan Lingkungan sekitar Gerbang Makutho
lancar. merupakan daerah batas kota, sekarang
b. Harga tanah telah berkembang menjadi daerah yang
Harga tanah di batas kota sekitar ramai. Hal ini kemungkinan disebabkan
Gerbang Makutho relatif lebih adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
murah bilamana dibandingkan daya tarik tertentu, sehingga menjadikan
dengan harga tanah yang ada di darah ini ramai.
pusat kota Surakarta, atau tanah-
tanah yang mendekati pusat kota. Berdasarkan pengamatan lapangan,
Dilihat dari data lapangan, fungsi daya tarik/ pionner yang menjadi pendorong
lahan pada awalnya daerah ini perkembangan dan pertumbuhan daerah ini
adalah untuk pertanian/ sawah, adalah sebagai berikut:
hal ini dapat dilihat dari sawah- a. Jalan Adi Sucipto
sawah yang saat ini masih ada. Jalan ini merupakan jalan utama
Karena harga tanah yang relative yang menghubungkan daerah
masih murah, mendorong orang/ lain seperti kota Boyolali,
pendatang untuk membeli tanah- Sukoharjo dengan kota
tanah di sini guna mendirikan Surakarta, di samping itu jalan
bangunan seperti tempat tinggal, Adi Sucipto dilalui kendaraan
ataupun kegiatan lain seperti umum dan pribadi. Karena jalan
industri, hotel, perkantoran, Adi Sucipto yang ramai, menjadi
restoran, pendidikan, dan lain- potensi bagi para penduduk di
lain. sepanjang jalan memanfaatkan
c. Kenyamanan untuk membuka usaha seperti:
Dilihat dari kondisi lapangan, pertokoan, warung, hotel, kantor
lingkungan sekitar Gerbang dan lain-lain.
Makutho awalnya merupakan
daerah pertanian, sampai saat ini

Gambar 6. Gambar 7.
Jalan Adi Sucipto Dilihat Dari Gerbang Jalan Adi Sucipto dan
Makhuto Ke arah Timur Gerbang Makhuto
b. Bangunan industri industri, mereka akan pulang
pergi kerja setiap harinya
Bangunan industri yang berada
dengan menglaju atau sebagai
di lingkungan sekitar Gerbang
commuters. Dan sebagian dari
Makutho sudah cukup lama
mereka untuk efisiensi jarak
dibangun, hal ini dapat dilihat
pencapaian ke tempat kerja,
dari kondisi bangunan yang tua.
maka mereka tinggal di sekitar
Keberadaan bangunan industri
industri ini dengan kontrak
di sini merupakan daya tarik
rumah, ataupun membuat/
tersendiri bagi pencari kerja.
membeli rumah sendiri.
Bagi karyawan yang bekerja di

Gambar 8. Gambar 9.
Bangunan Industri Bangunan Industri

c. Bangunan kampus yaitu misalnya tumbuhnya


rumah-rumah untuk tempat kos
Walaupun bangunan kampus/
atau pondokan bagi mahasiswa,
pendidikan yang ada di sini
warung-warung, tempat foto
masih relative baru di bangun,
copy, dan sebagainya.
tetapi dapat menjadi daya tarik
juga pada masa mendatang,

Gambar 10. Gambar 11.


Bangunan Kampus Kampus Polytehnic ATMI
Universitas Sahid Surakarta International Campus

d. Bangunan hotel bangunan hotel akan menjadi


daya tarik bagi tamu yang akan
Bangunan hotel merupakan
bermalam di pinggir kota
fasilitas untuk pelayanan tamu
Surakarta, disamping itu juga
yang akan bermalam, hotel di
akan menyerap tenaga kerja.
sini terdapat empat hotel yang
Lihat gambar berikut ini.
berbintang. Dengan adanya
Gambar 12. Gambar 13.
Bangunan Hotel Lor In Bangunan Hotel Narita
Berbintang Lima Berbintang Tiga

Gambar 14. Gambar 15.


Bangunan Hotel The Alana Bangunan Hotel Syariah
Berbintang Empat Berbintang Empat

e. Bangunan Bandara Adi ini menjadi daya tarik, karena


Sumarmo dari Surakarta dapat dicapai
melalui jalan Adi Sucipto
Bangunan Bandara Adi
dengan mudah, dengan waktu
Sumarmo terletak pada jarak
tempuh kurang lebih 10-15
kurang lebih 5 (lima) kilometer
menit dengan kendaraan.
dari Gerbang Makutho,
lokasinya masuk daerah
Kabupaten Boyolali. Bangunan

Gambar 16. Gambar 17.


Bandar Udara Internasional Bandar Udara Internasional
Adi Soemarmo Boyolali Adi Soemarmo Boyolali

4.3. Tata Guna Tanah digunakan untuk berbagai penggunaan


tanah, seperti:
Tata guna lahan di lingkungan
Gerbang Makhuto pada lokasi penelitian a. Perkantoran
b. Industri
c. Perumahan f. Lapangan/ Ruang terbuka
d. Komersial/ perdagangan g. Pendidikan
e. Sawah Lihat gambar di bawah ini.

Gambar 18. Gambar 19.


Tata Guna Tanah Bagian Timur Tata Guna Tanah Bagian Barat
Gerbang Makhuto Masuk Gerbang MakhutoMasuk Daerah
Kota Surakarta Sukoharjo dan Karanganyar

Tata guna tanah terdiri dari: kantor, (pertanian), hal ini dapat dilihat masih
perumahan, sawah, pendidikan, industri, banyak sawah-sawah yang berada di
komersial/ perdagangan, dan ruang antara bangunan-bangunan. Jadi ada
terbuka/ lapangan. Di belakang terdapat perubahan fungsi, dari sawah/ pertanian
kantong-kantong untuk perumahan. Dilihat menjadi bangunan.
dari data lapangan, nampaknya
lingkungan sekitar Gerbang Makhuto
awalnya digunakan untuk sawah

Gambar 20. Gambar 21.


Sawah di Sekitar Gerbang Makhuto Sawah di Sekitar Hotel Syariah

4.4. Pola Jalan a. Jalan Adi Sucipto, terdiri dari


jalur cepat dan jalur lambat,
Pola jalan di lingkungan Gerbang
dilengkapi dengan jalur
Makutho pada lokasi penelitian di
pedestrian. Lebar jalan Adi
dominasi oleh jalan Adi Sucipto, jalan ini
Sucipto secara keseluruhan
merupakan jalan utama yang
kurang lebih sekitar 30 meter.
menghubungkan daerah lain seperti kota
b. Jalan–jalan lingkungan yang
Boyolali dan Sukuharjo dengan kota
menghubungkan dengan jalan
Surakarta. Jalan-jalan lain pada
Adi Sucipto mempunyai lebar
lingkungan ini berupa jalan-jalan
antara 4-12 meter.
lingkungan yang berfungsi untuk
c. Jalan Adi Sucipto membujur
menghubungkan lingkungan satu dengan
pada arah Timur - Barat,
lainnya, dan menghubungkan dengan
merupakan jalan utuma,
jalan Adi Sucipto. Kondisi jalan-jalan
seakan-akan membelah kawa-
yang ada dapat dijelaskan sebagai berikut:
san menjadi dua bagian, yaitu d. Pola jalan berbentuk linier,
lingkungan sebelah Utara jalan dengan dominasi jalan Adi
Adi Sucipto dan lingkungan Sucipto, dan pada sisi-sisinya
sebelah Selatan. terhubung dengan jalan
lingkungan.

Gambar 22. Gambar 23.


Pola Jalan Bagian Timur Pola Jalan Bagian Barat
Gerbang Makhuto Gerbang Makhuto

Gambar 24. Gambar 25.


Kondisi Jalan Adi Sucipto pada Kondisi Jalan Adi Sucipto pada
Sisi Timur Gerbang Makhuto Sisi Timur Gerbang Makhuto

Gambar 26. Gambar 27.


Kondisi Jalan Adi Sucipto pada Kondisi Jalan Adi Sucipto pada
Sisi Barat Gerbang Makhuto Sisi Barat Gerbang Makhuto

4.5. Fungsi Bangunan dengan berbagai ukuran dan bentuk,


seperti gambar berikut ini.
Di sepanjang jalan Adi Sucipto
pada lokasi penelitian dipenuhi bangunan,
Gambar 28. Gambar 29.
Masa Bangunan Sisi Timur Masa Bangunan Sisi Barat
Gerbang Makhuto Gerbang Makhuto

Fungsi bangunan yang berada di m. Bangunan rumah dan toko/


sepanjang jalan Adi Sucipto dapat warung/ usaha.
dikelompokkan ke dalam beberapa fungsi n. Bangunan Toko bahan bangunan
sebagai berikut: o. Bangunan rumah tinggal
a. Bangunan pendidikan
b. Bangunan industri Dari fungsi bangunan di atas, dapat
c. Bangunan hotel dilihat contoh berbagai fungsi bangunan
d. Bangunan kantor seperti gambar-gambar berikut ini.
e. Bangunan pertemuan
a. Bangunan Pendidikan
f. Bangunan restoran
g. Bangunan ibadah Di lokasi penelitian terdapat dua buah
h. Bangunan rumah sakit kampus Perguruan Tinggi, yang pertama
i. Bangunan mini market Universitas Sahid Surakarta dan ke dua
j. Bangunan dealer mobil/ motor Polytechnic ATMI, lihat gambar berikut
k. Bangunan bengkel ini.
l. Bangunan olah raga

Gambar 30. Gambar 31.


Bangunan Kampus Kampus Polytehnic ATMI
Universitas Sahid Surakarta International Campus

b. Bangunan Industri penelitian , lihat beberapa bangunan


Ada beberapa bangunan industri di industri seperti berikut ini.
sepanjang jalan Adi Sucipto pada lokasi
Gambar 32. Gambar 33.
Bangunan Industri Bangunan Industri Tekstil
di Jalan Adi Sucipto PT. Tri Angga Dewi

Dari beberapa bangunan industri c. Bangunan Hotel


di lokasi penelitian yang ada di sekitar Di lokasi penelitian ada 4 buah hotel
lingkungan Gerbang Makhuto, yang berbintang , yaitu: Hotel Lor In
kebanyakan berfungsi untuk industri (bintang 5), Hotel Narita (bintang 3),
tekstil. Hotel The Alana (bintang 4), dan Hotel
Syariah (bintang 4). Lihat gambar berikut.

Gambar 34. Gambar 35.


Hotel Narita Bintang Tiga Hotel Lor In Bintang Lima

Gambar 36. Gambar 37.


Hotel The AlanaBintang Empat Hotel SyariahBintang Empat

d. Bangunan Kantor pemerintah maupun kantor swasta. Lihat


Di lokasi penelitian ada beberapa gambar-gambar berikut ini.
bangunan kantor, baik kantor untuk
Gambar 38. Gambar 39.
Bangunan Kantor Solo Pos Bangunan Kantor Imigrasi

Gambar 40. Gambar 41.


Bangunan Kantor Bulog Sub Divisi Bangunan Kantor Pengawasan dan
Regional III Surakarta Pelayanan Bea dan Cukai Surakarta

Gambar 42. Gambar 43.


Bangunan DPRD Kota Surakarta Bangunan Kantor PDAM Surakarta

Dilihat dari macam-macam kantor


yang berada di lokasi penelitian, terdapat e. Bangunan Pertemuan
kantor pemerintah maupun swasta, bahkan Di lokasi penelitain terdapat sebuah
kantor DPRD kota Surakarta. Fakta ini bagunan yang berfungsi untuk Gedung
menunjukkan bahwa lokasi sekitar Pertemuan, yaitu Gedung Purna Yudha,
Gerbang Makhuto berkembang menjadi dapat digunakan masyarakat untuk
pusat lingkungan yang berada di tepi kota/ melaksanakan upacara perkawinan, dan
perbatasan kota Surakarta dengan lain-lain. Lihat gambar berikut ini.
Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

Gambar 44. Gambar 45.


Gedung Pertemuan Purna Yudha Gedung Pertemuan Purna Yudha
f. Bangunan Restoran restoran, baik yang sederhana maupun
Di lingkungan jalan Adi Sucipto pada berkelas. Lihat gambar berikut ini.
lokasi penelitian terdapat beberapa

Gambar 46. Gambar 47.


Bangunan Restoran Hailai International Bangunan Restoran Cocoh Sambal
Executive Club Spesialis Ayam Goreng

g. Bangunan Ibadah
Pada lokasi penelitian terdapat 2 buah
bangunan ibadah, yaitu berupa bangunan
masjid. Lihat gambar berikut ini.

Gambar 48. Gambar 49.


Masjid Al Muflihun Batari Bangunan Masjid

h. Bangunan Rumah Sakit dan dan beberapa bangunan rumah praktek


Fasilitas Kesehatan dokter.
Pada lokasi sekitar Gerbang Makhuto
terdapat dua buah bangunan Rumah Sakit,

Gambar 50. Gambar 51.


Bangunan Rumah Sakit Khusus Bangunan Rumah Sakit Mata
Jiwa dan Syaraf Puri Waluyo
i. Bangunan Mini market
Terdapat fasilitas perbelanjaan
berupa Mini Market sebanyak dua unit,
lihat gambar berikut ini.

Gambar 52. Gambar 53.


Bangunan Mini Market Indomaret Bangunan Mini Market Alfamaret

j. Bangunan Dealer Mobil/ Motor


Terdapat dua unit bangunan dealer
mobil/ motor di sekitar Gerbang Makhuto,
lihat gambar berikut ini.

Gambar 54. Gambar 55.


Bangunan Dealer Mobil Bangunan Dealer
Astra Internasional Sepeda Motor Yamaha

k. Bangunan Bengkel, Cuci Mobil lingkungan sekitar Gerbang Makhuto, lihat


Terdapar beberapa bangunan bengkel gambar-gambar berikut ini.
dan tempat cuci mobil/ sepeda motor di

Gambar 56. Gambar 57.


Bengkel Sepeda Motor Honda Bangunan Cuci dan Salon Mobil

l. Bangunan Olah Raga raga untuk Mini Golf, lihat gambar berikut
Di lingkungan sekitar Gerbang ini.
Makhuto terdapat sebuah bangunan olah
Gambar 58. Gambar 59.
Bangunan Mini Golf Bangunan Mini Golf Sekaligus Berfungsi
Sebagai Restoran

m. Bangunan Rumah dan Toko/ toko, dan lain-lain. Lihat gambar berikut
Warung/ Usaha ini.
Ada beberapa rumah tinggal yang
digunakan untuk usaha seperti: warung,

Gambar 60. Gambar 61.


Bangunan Rumah dan Toko Bangunan Rumah dan Toko/ Usaha

n. Bangunan Toko Bahan Bangunan


Terdapat dua unit bangunan yang
berfungsi untuk toko bahan bangunan,
lihat gambar berikut ini.

Gambar 62. Gambar 63.


Bangunan Tempat Penjualan Kayu Bangunan Tempat Penjualan
Bahan Bangunan

o. Bangunan Rumah Tinggal tinggal hanya beberapa unit saja. Lihat


contoh beberapa bangunan rumah tinggal
Terdapat beberapa bangunan rumah
berikut.
tinggal yang terdapat di tepi jalan Adi
Sucipto, jika dibandingkan jumlahnya
dengan bangunan umum, jumlah rumah
Gambar 64. Gambar 65.
Bangunan Rumah Tinggal Bangunan Rumah Tinggal

4.6. Ketinggian Bangunan


Ketinggian bangunan di batas kota berfungsi untuk rumah tinggal, sedangkan
Surakarta, Sukoharjo dan Karanganyar bangunan bertingkat berfungsi untuk
sepanjang jalan Adi Sucipto pada lokasi bangunan: kantor, pendidikan, dan
penelitian terdiri dari satu sampai sebelas komersial. Lihat contoh bangunan
lantai, bangunan satu lantai umumnya bertingkat berikut ini.

Gambar 66. Gambar 67.


Bangunan Hotel The Alana Bangunan Hotel Syariah
Bintang Empat Tinggi 11 Lantai Bintang Empat Tinggi 11 Lantai

5. KESIMPULAN jalan Adi Sucipto, bangunan


industri, bangunan kampus,
Dari analisis yang telah dilakukan di
bangunan hotel, dan bangunan
atas, dapat ditarik kesimpulan tentang
Bandara Adi Sumarmo.
morfologi batas kota Surakarta, khususnya
di batas kota Surakarta dengan Sukoharjo c. Tata Guna Lahan
dan Karanganyar di jalan Adi Sucipto Tata guna lahan pada lokasi
sebagai berikut: penelitian meliputi : perkantoran ,
industri, komersial/ perdagangan,
a. Faktor-Faktor yang Men-
perumahan, pendidikan, ruang
dorong Pertumbuhan dan
terbuka, dan sawah. Tata guna
Perkembangan
lahan lingkungan sekitar Gerbang
Pertumbuhan dan perkembangan Makhuto awalnya digunakan
pada lokasi penelitian dipengaruhi untuk sawah (pertanian), hal ini
oleh faktor-faktor: pencapaian/ dapat dilihat masih banyak sawah-
aksesibilitas, harga tanah, dan sawah yang berada di antara
kenyamanan. bangunan-bangunan. Jadi ada
b. Pioneer Pertumbuhan dan perubahan fungsi, dari sawah/
Perkembangan pertanian menjadi bangunan.

Daya tarik/ pioneer yang menjadi d. Pola Jalan


pendorong perkembangan dan Jalan Adi Sucipto membujur pada
pertumbuhan daerah ini meliputi: arah Timur-Barat, merupakan jalan
utuma, seakan-akan membelah Howard, Ebenezer, Garden Cities of
kawa-san menjadi dua bagian, Tomorrow, Faber and Faber,
yaitu lingkungan sebelah Utara London, 1944.
jalan Adi Sucipto dan lingkungan H.K. Iskar, Pedoman Umum Merancang
sebelah Selatan. Pola jalan Bangunan, PT Gramedia Pustaka
berbentuk linier, dengan dominasi Utama, Jakarta, 1992.
jalan Adi Sucipto, dan pada sisi-
sisinya terhubung dengan jalan Johara, T. Jayadinata, Tata Guna Tanah
lingkungan. Dalam Perencanaan Pedesaan,
Perkotaan, dan Wilayah, ITB,
e. Fungsi bangunan Bandung, 1986.
Fungsi bangunan di lokasi
penelitian terdiri dari: pendidikan, Spreiregen, Paul D,Urban Design, The
industri, hotel, kantor, gedung Architecture of Town and Cities,
pertemuan, restoran, ibadah, Mc Graw Hill, New York, 1965.
rumah sakit, mini market, dealer Lynch, Kevin, The Image of The City, MIT.
mobil/ motor, bengkel/ cuci mobil, Press, Cambridge, 1960.
olah raga, rumah dan toko/ usaha,
toko bahan bangunan, dan rumah Marbun, BN, SH, Kota Masa Depan,
tinggal. Prospek dan Masalahnya, 1979.
f. Ketinggian Bangunan Pusat Penelitian Perencanaan Pembangunan
Ketinggian bangunanpada batas Nasional Universitas Gajah Mada
kota Surakarta, Sukoharjo dan (P4N UGM), Studi Pemanfaatan
Karanganyar pada lokasi Potensi Keraton Kasunanan
penelitian, antara satu sampai Surakarta, 1990.
sebelas lantai. Bangunan tertinggi Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor
berfungsi untuk hotel (11 lantai). 08 Tahun 2009.

6. DAFTAR PUSTAKA Snyder, James C, Introduction To Urban


Planning, Mc Graw Hill, 1979.
Bintarto, R. Prof. Drs, Interaksi Desa-Kota
dan Permasalannya, Ghalia Sumalyo, Yulianto, Arsitektur Modern
Indonesia, 1984. Akhir Abad XIX dan XX, Gadjah
Mada University Press, 1977.
Djumiko, Dwi Suci Sri Lestari,
Perkembangan Arsitektur dan
Lingkungan Pada Daerah Biodata Penulis :
Pinggiran Kota Surakarta, Laporan Djumiko, alumni S-1 Jurusan Teknik
Hasil Penelitian Jurusan Arsitektur Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Fakultas Teknik UTP, 2012. Diponegoro Semarang ( 1982), S-2 Teknik
Carver, Humphrey,Cities in The Suburbs, Arsitektur pada alur Perancangan Arsitektur
Un. Of Toronto Press, 1965. Program Pasca Sarjana Institut Teknologi
Bandung (1993), dan pengajar Program
Gallion, Arthur B,The Urban Pattern, City Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Planning and Design, Princeton, D. Tunas Pembangunan (FT. UTP) Surakarta
Van Nostrand, 1963. (1986- sekarang).
Gibberd, Frederick,Town Design, FA.
Praeger, New York, 1959.

Anda mungkin juga menyukai