Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DAN PENCEGAHAN HAZARD FISIK DAN RADIASI

Kelompok II :

DEVITA FEBRIANTI. M 201702047

ELLY TJITRA WARDIANNY 201702048

FRANCISCA ARY KUDDAMAYANTI 201702049

PRISKA MERRIANDA 201702060

KINANTI PUTRI R 201702054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK

ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

2018

0
LANDASAN TEORI

1.1 Pengertian Hazard Fisik dan Radiologi


1.1.1 Potensi bahaya (Hazard) ialah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat
menimbulkan kecelakaan/kerugian berupa cedera, penyakit, kerusakan atau kemampuan
melaksakan fungsi yang telah ditetapkan (P2K3 Depnaker RI, 2000).
1.1.2 Bahaya merupakan sumber energi: yakni segala sesuatu yang memiliki potensi untuk
menyebabkan cedera pada manusia, kerusakan pada equipment dan lingkungan sekitar
(Bakhtiar, 2008).
1.1.3 hazard fisik adalah potensi bahaya yang disebabka oleh faktor fisik dari seseorang yang
sedang melakukan pekerjaan. Hazard fisik erat sekali hubungannya dengan manusia.
( sugeng,2005).
1.2 Macam-macam Hazard
1.2.1 Hazard fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas
tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran,
dan radiasi.
1.2.2 Hazard kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang
digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau
mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion
(melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya
pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan
kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan
(toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.
1.2.3 Hazard biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-
kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga
kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B,
Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses
produksi.
1.2.4 Hazard fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh
penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi
yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan

1
cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak
sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
1.2.5 Hazard Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi
aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan
perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi
tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan
antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
1.3 Upaya Pencegahan Hazard Fisik
1.3.1 Pengendalian Teknis atau Rekayasa (Engineering Control)
Merupakan usaha menurunkan tingkat risiko yang terfokus pada rekayasa mesin, seperti
modifikasi alat, cara kerja mesin dan komponen mesin. Contoh pengendalian teknik atau
rekayasa yaitu:
1.3.1.1 Eliminasi
Merupakan metode pengendalian dengan cara menghilangkan bahaya dari tempat kerja,
umumnya diterapkan pada material, proses dan kadang-kadang pada teknologi.
1.3.1.2 Substitusi
Merupakan usahan menurunkan tingkat risiko dengan mengganti beberapa potensial hazard
(material dan proses) dengan sumber lain yang memiliki potensial bahaya yang lebih kecil.
1.3.1.3 Minimisasi
Merupakan usaha menurunkan tingkat risiko dengan mengurangi jumlah bahan berbahaya
yang digunakan, disimpan dan mengurangi jumlah bahan berbahaya yang disimpan.
1.3.1.4 Isolasi
Merupakan usaha untuk memindahkan sumber pajanan bahaya dari lingkungan pekerja
dengan menempatkannya pada tempat lain.
1.3.2 Pengendalian Administratif (Administrative Control)
Merupakan usaha menurunkan tingkat risiko yang lebih mengutamakan pengendalian pada
manajemen seperti:
1.3.2.1 Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistem bonus insentif,
penghargaan dan motivasi diri.

2
 Pendidikan dan pelatihan.
 Evaluasi melalui internal maupun eksternal.
 Membuat Standard Operating Procedure (SOP) yang baik untuk setiap
pekerjaan yang ada.
 Memberikan atau melampirkan data keselamatan untuk setiap jenis
pekerjaan yang menggunakan bahaya kimia.
 Mengadakan pengecekan kesehatan sebelum bekerja, berkala maupun
khusus.
 Pengaturan jadwal kerja atau shift kerja.
1.3.2.2 Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment)
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,
peralatan dan lingkungan kerja.
 Untuk petugas radiasi dapat melengkapi pakaian kerja/perlindungan dari
radiasi dengan kacamata timah apron dan pelindung leher dari apron.
 Faktor Waktu Besar Dosis atau tingkat paparan radiasi yang diterima
seseorang yang sedang bekerja dengan laju dosis tertentu berbanding lurus
dengan lama waktu ia berada ditempat itu.
 Proses atenuasi sinar-X terutama apabila mempunyai berkas sinar sempit
dalam bahan pelindung sebagai bahan penyerap bersifat eksponensial .
Laju Dosis radiasi sinar-X disuatu titik setelah melalui bahan penyerap.

3
Daftar Pustaka
Bakhtiar A. 2008. Job Safety Analysis (Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko). Jakarta :
PT Upaya Riksa Patra.
http://mia.staff.uns.ac.id/2011/07/11/tempat-kerja-potensi-bahaya/ diambil pada tanggal 5
Maret 2018 pukul 20.00 WIB.
http://www.academia.edu/7524437/PENGENDALIAN_BAHAYA_RADIASI_DI_RUANG
AN_RADIOLOGY diakses pada tanggal 5 maret 2018 pukul 20.00 WIB.
Sugeng, Budiono A.M. 2005. Pengenalan Potensi bahaya industrial dan Analisis Kecelakaan
Kerja.

Anda mungkin juga menyukai