Anda di halaman 1dari 5

Implementasi

Mempertahankan Patensi Jalan Nafas

Membuat jalan nafas yang paten merupakan tujuan primer diruang bersalin dan merupakan
tanggung jawab perawat dan dokter. Akan tetapi, mempertahankan jalan nafas merupakan tujuan
prioritas dalam keperawatan, dengan memberikan perhatian pada pemberian posisi bayi yang benar
untuk memudahkan drainase sekresi, terutama setelah menyusu. American Academy of Pediatrics
(1996b) merekomendasikan posisi terlentang selama tidur untuk bayi baru lahir yang sehat.
Rekomendasi ini didasarkan pada kemungkinan hubungan antara tidur tengkurap dan kejadian
sindrom kematian bayi mendadak. Harus selalu tersedia spuit pengisap didekat bayi dan digunakan
jika sewaktu-waktu diperlukan pengisapan. Spuit pengisap yang telah dipakai harus diganti setiap 24
jam di runah sakit dan dididihkan selama 10 menit sebelum digunakan lagi di rumah untuk
menghiangkan kontaminasi bakteri.

Apabila diperlukan pengambilan sekresi yang lebih kuat, dapat digunakan pengisap mekanis.
Penggunaan kateter berukuran tepat dan teknik pengisapan yang benar sangat penting untuk
menghindari kerusakan dan edema mukosa.

Pengisapan yang lembut diperlukan untuk menghindari bradikardia reflektoris, laringospasmis, dan
aritmia jantung akibat rangsang vagal. Pengisapan orofaringeal diakukan selama 5 detik, dengan
waktu yang cukup diantara pengisapan untuk memungkinkan bayi teroksigenasi kembali. Pada
beberapa ruangan perawatan bayi, lambung secara rutin dikosongkan dengan slang untuk membuang
cairan amnion, darah dan mucus, yang dapat menyebabkan distensi abdomen dan mengganggu
pernafasan. Memasukan kateter kedalam lambung juga akan menyingkirkan atresia esofagus. Tanda
vital harus dipantau ketat, dan setiap tanda distres pernafasan harus segera dilaporkan.

Mempertahankan Kestablian Tubuh

Menjagaa panas tubuh bayi baru lahir merupakan tujuan keperawatan yang penting. Pada saat
lahir, penyebab utama kehilangan panas adalah evaporasi, kahilangan panas karena penguapan.
Cairan amnion yang membasahi kulit bayi akan memudahkan evaporasi, terutama jika disertai dengan
udara ruangan persalinan yang dingin. Kehilangan panas melaui evaporasi dapat diminimalkan
dengan secara cepat mengeringkan kulit dan rambut dengan handuk hangat dan menempatkan bayi
diruang yang dihangatkan.

Penyebab utama lain kehilangan panas adalah radiasi, kehilangan panas pada benda padat yang ebih
dingin diruangan yang tidak berkontak langsung dengan bayi. Kehilangan panas melaui radiasi
meningkat jika benda padat itu lebih dingin dan lebih dekat ke bayi. Suhu nyaman atau udara yang
ada dalam atau di sekitar incubator pada dasarnya tidak memiliki efek terhadap kehilangan panas
melalui radiasi. Ini merupakan titik kritis yang perlu diingat jika kita berusaha menjaga suhu tetap
konstan bagi bayi, karena meskipun suhu konstan udara sudah optimal, bayi masih bisa mengalami
hipotermia. Penggunaan alat pemanas radiasi seperti lampu pemanas, atau sinar fototerapi dalam
incubator dapat menyebabkan pemanasan berlebihan (overheating) pada bayi, karena bayi tidak
mampu membuang panas secara efektif melalui dinding Plexiglas incubator. Selain itu, incubator
tidak boleh terpajan pada matahari secara langsung.
Contoh kehilangan panas melalui radiasi adalah penempatan incubator dekat dengan jendela yang
dingin, lorong yang kering, atau di unit dengan pendingin udara. Sumber tersebut akan mendinginkan
dinding incubator dan selanjutnya, tubuh neonatus. Untuk mencegahnya, bayi harus dietakan sejauh
mungkin dari dinding, jendela, dan unit ventilasi. Apabila kehilangan panas terus menjadi masalah,
dapat diletakan pemanas radiasi diatas bayi atau bayi dan ibu.

Kehilangan panas juga terjadi melalui konduksi dan konveksi. Konduksi menyebabkan
kehilangan panas dari tubuh akibat kontak langsung kuit dengan benda padat yang lebih dingin. Hal
ini dapat diminimalkan dengan menempatkan bayi pada permukaan tertutup dan terlapisi yang
mampu memberi isolasi dengan kain dan selimut bukan meletakan bayi langsung di meja keras.
Sedangkan konveksi sama dengan konduksi, kecuali, kehilangan panas dibantu oeh aliran udara di
sekitarnya. Misalnya, penempatan bayi langsung pada aliran udara kipas angin dapat meyebabkan
kehilangan panas yang cepat melalui konveksi.

Lingkungan yang Protektif

Lingkungan yang protektif akan sangat diperlukan dalam perawatan bayi baru lahir. Konstruksi,
perawatan, dan pelaksanaan perawatan dibangsal bayi baru lahir dirumah sakit diakreditasi dan diatur
oleh organisasi professional nasional, seperti American Academy Pediatrics dan oleh lembaga daerah
atau badan setempat. Standard berikut meliputi hal-hal berikut :

1. Faktor lingkungan : penyediaan penerangan yang adekuat, upaya menghilangkan kondisi


yang dapat menimbulkan kebakaran, pengamanan alat-alat bertenaga listrik, ventilasi yang
adekuat, dan pengendalian temperature (hangat dan tidak berangin) dan kelembaban (kurang
dari 50%).
2. Tindakan untuk menghindari infeksi : tempat sampah terletak cukup jauh, minimal 60 cm,
terdapat tempat cuci tangan dan ruang untuk membersihkan peralatan dan ruang untuk
menyimpan barang-barang. Orang yang datang dari luar harus mencuci tangan sebelum
menyentuh bayi atau dengan peralatan yang ada. Orang-orang ini meliputi perawat, petugas
kesehatan lain, orangtua, saudara. Individu yang mengalami infeksi dilarang kontak dengan
bayi baru lahir atau harus menjalani prosedur tersendiri saat menangani mereka. Individu
yang dimaksudkan mencakup orang-orang yang menderita infeksi pada jaan nafas bagian
atas, infeksi saluran cerna, dan infeksi kulit. Banyak rumah sakit melakukan pemeriksaan
kesehatan tahunan selain mewajibkan individu memeriksa dirinya sendiri setiap hari. Petugas
kesehatan harus mengenakan sarung tangan saat merawat orang yang menderita herpes.
Teknik mencuci tangan dengan benar perlu dilakukan setiap saat. Pengunjung biasanya tidak
diwajibkan mematuhi peraturan ini.
3. Faktor-faktor keamanan. Upaya keamanan dijalankan dibanyak rumah sakit sehubungan
dengan adanya penculikan bayi di ruang rawat bayi. Gelang identifikasi yang sama
dipasangkan pada bayi dan orangtuanya. Sidik kaki atau foto bayi diambil setelah bayi lahir,
sebelum bayi dipisahkan dari ibunya. Ibu diinstruksikan untuk mengetahui dengan jelas
identitas setiap individu yang merawat bayinya dan untuk tidak pernah membiarkan orang
yang tidak mengenakan tanda pengenal yang benar mengambil bayinya.
Resiko dan Manfaat Sirkumsisi Neonatus

 Risiko

Kompikasi : perdarahan, infeksi dehisensi (terpisahnya permukaan kulit yang dijahit), meatitis (akibat
hilangnya perlindungan kulup), adhes, nyeri pada bayi yang tidak dianestesi (akibat jangka panjang
tidak diketahui, tetapi stres jangka pendek meliputi meningkatnya denyut jantung, perubahan tingkah
laku, menangis lama, meningkatnya kadar kortisol, dan menurunnya oksigensi darah).

 Manfaat

Terhindarnya kanker penis dan postitis (inflamasi prepusium), menurunnya kemungkinan infeksi
saluran kemih pada bayi lelaki, maupun beberapa penyakit menular seksual dikemudian hari,
terjaganya citra tubuh yang konsisten dengan teman.

Sirkumsisi. Sirkumsisi biasanya dilakukan diruangan asuhan bayi. Prosedur ini tidak boleh
dilakukan segera setelah lahir karena status fisiologis yang tidak stabil dan tingginya kepekaan
terhadap stres. Asuhan keperawatan praoperatif meliputi membiarkan bayi tidak menyusu sebelum
prosedur untuk menghindari aspirasi muntahan (sekitar 2 jam), memeriksa format persetujuan yang
telah ditanda tangani, dan mengikat bayi secukupnya, biasanya pada meja khusus atau kursi restrein
sirkumsisi fisiologik. Kursi sirkumsisi dialasi bantal dan memungkinkan gerak bebas eksterimitas
bayi dan tanpa mengganggu medan operasi. Selain itu, kursi tersebut memungkinkan bayi duduk
dengan sudut 30-45 derajat, dan dapat disesuaikan untuk bayi yang ukurannya kecil. Semua peralatan
yang digunakan untuk prosedur ini, seperti sarung tangan, instrument, pembalut, dan duk harus steril.

Prosedurnya meliputi pembebasan kulup dari glans penis menggunakan scalpel, klem gomco
atau mogen, atau plastibel. Pada teknik gomco kulup diklem menjepit akhiran saraf dan pembuluh
darah, sehingga memberikan hemostatis. Pada prosedur plastibell kulup diangkat menggunakan cincin
plastik dan benang diikatkan di sekeliling kulup seperti torniket. Kelebihan kulup dirapihkan. Sekitar
5 sampai 8 hari cincin pastik akan lepas dan jatuh. Setelah prosedur selesai, restrein dilepas dan bayi
dinyamankan. Apabila orangtua tidak hadir selama prosedur, mereka diberi informasi mengenai status
bayi dan dipertemukan lagi dengan anaknya.

Asuhan sirkumsisi bergantung pada tipe prosedurnya. Apabila digunakan klem (gomco atau
mogen), berikan balutan petrolatum longgar atau mencegah perlengketan ke popok. Jika digunakam
plastibell, tidak diperlukan balutan khusus. Karena bagian itu cenderung akan mengalami nyeri tekan,
maka popok harus digunakan dengan longgar untuk mencegah gesekan terhadap penis. Sirkumsisi
dievaluasi mengenai adanya perdarahan berlebih dalam beberapa jam pertama setelah prosedur, dan
kencing pertama harus dicatat. Standard yang direkomendasikan adalah melakukan evaluasi setiap 30
menit selama paling tidak 2 jam, kemudian setiap 2 jam setelahnya.

Tip keperawatan : untuk memeriksa apakah sudah terjadi kencing pertama pada popok yang terbuat
dari material jeli penyerap, cubitlah tepi popok yang akan terasa tebal dan liat, karena popok ini akan
tetap terasa kering meskipun sudah menampung urine.

Normalnya, pada hari kedua akan terbentuk eksudat putih kekuningan sebagai bagian proses
granulasi. Proses ini bukan merupakan tanda infeksi dan jangan diambil dengan paksa. Apabila
penyembuhan terjadi, eksudat tersebut akan hilang. Orang tua diedukasi untuk melaporkan setiap
bukti perdarahan yang ada, pembengkakan yang tidak biasa, atau ketiadaan berkemih pada dokter.
Berikan Nutrisi Optimal

Pemilihan metode pemberian makanan merupakan salah satu keputusan utama yang dihadapi orang
tua. Secara umum, ada tiga pilihan yang dapat diterima : ASI, susu sapi, formula komersia, dan susu
sapi evaporasi modifikasi. Ada berbagai keuntungan bermakna terkait nutrisi, ekonomi, fisiologis dari
ketiga metode tersebut. Perawat perlu memberi tahu jenis pemberian makanan untuk membantu orang
tua memilih metode yang memenuhi keinginan mereka.

ASI. ASI adalah bentuk terpilih nutrisi untuk bayi fullterm. Insidensi pemberian ASI di
amerika serikat menurun sejak 1980an, tetapi data terkini memperlihatkan peningkatan menyeluruh
atau lebih dari 14% ibu yang mulai memberi ASI di rumah sakit. Selain itu ada peningkatan (19,3%)
jumlah ibu yang tetap memberikan ASI pada 6 bulan. Peneliti sangat gembira terhadap kenyataan
bahwa insidensi pemberian ASI lebih tinggi diantara kelompok yang dahulu jarang memberikan ASI.
Angka pemberian ASI paling tinggi dilakukan oleh wanita tua, mutipara. Beberapa ahli percaya
bahwa semakin awal pemulangan ibu dari rumah sakit, semakin agresif proses pemasaran susu
formula bayi ke masyarakat, dan semakin banyak ibu yang bekerja yang menyebabkan penurunan
pemberian ASI dalam decade sebelumnya.

Terdapat bukti bahwa praktik di rumah sakit yang dimaksudkan untuk memberikan kesehatan
optimal bagi ibu bayi baru lahir, harus menekankan pada pemberian ASI. Pemisahan awal ibu dan
bayi, penundaan dalam memulai pemberian ASI, penyediaan susu formula di rumah sakit dan didalam
paket pemulangan, serta kupon susu formula yang diberikan saat pemulangannya ternyata
berimplikasi terhadap terjadinya penurunan pemberian ASI, sedangkan penggunaan empeng
berhubungan dengan penyapihan lebih awal dari ASI ke susu botol. Perubahan praktik rumah sakit
yang menekenkan pentingnya pemberian ASI ternyata memperbaiki secara bermakna durasi
keseluruhan daam pemberian ASI dalam studi (Wright, Rice, dan Wells, 1996). Meskipun beberapa
studi memperlihatkan ketersediaan susu formula komersial dalam paket pemulangan dapat
mempengaruhi ibu dalam memberikan susu botol, studi yang lain tidak menemukan efek tersebut
(Dungy dkk, 1997). Pompa payudara yang disertakan dalam paket pemulangan dapat meningkatkan
pemberian ASI.

Selain kualitas fisiologis ASI, keuntungan fisiologis yang luar biasa dari pemberian ASI adalah
keeratan hubungan ibu-anak. Bayi didekap sangat dekat dengan kulit ibu, dapat mendengarkan irama
denyut jantungnya, dan memiliki perasaan menyatu sangat dekat dengan anaknya dan merasa tuntas
dan puas ketika bayi mengisap ASI darinya.

ASI adalah makanan yang paling murah. Selau tersedia setiap saat, siap disajikan dalam suhu
kamar, dan bebas dari kontaminasi. Meskipun ASI tidak steril, tetapi bayi full-term sehat mampu
menoleransi bermacam-macam oraganisme nonpatogen dan patogen. Perlindungan terhadap infeksi
dapat memberikan keuntungan tambahan, yaitu frekuensi kunjungan ke dokter menjadi lebih sedikit
dan lebih sedikit waktu untuk mangkir bekerja bagi ibu pekerja.

ASI juga memberikan perlindungan terhadap obesitas, alergi, diabetes dan aterosklerosis,
meskipun buktinya belum ada. Bayi yang mendapat ASI, terutama di atas 2 sampai 3 bulan,
cenderung tumbuh lebih memuaskan namun lebih lambat dari bayi yang mendapat susu botol.

Keberhasilan pemberian ASI mungkin tergantung pada keinginan ibu untuk memberikan ASI-nya,
kepuasan dengan pemberian ASI, dan adanya sistem dukungan dari faktor lainnya. Berlawanan
dengan kepercayaan umum, pemberian ASI tidak bersifat instingtif. Ibu memerukan dukungan,
dorongan, dan bantuan baik asuhan pasca melahirkan maupun ketika di rumah untuk menunjang
kesempatannya dalam meraih keberhasilan dan kepuasan.

Tiga kriteria utam yang menjadi esensi dalam peningkatan pemberian ASI yang positif,
diantaranya :

 Teknik mengisap yang benar (mulut terbuka lebar, lidah dibawah areolan dan pemerahan susu
dengan isapan perlahan)
 Jadwal pemberian ASI yang tidak kaku
 Pemberian posisi yang benar agar bayi dapat menempel ke payu dara.

Intervensi berikut dapat meningkatkan pemberian ASI :

 Pemberian ASI sering dan awal, terutama selama jam pertama kelahiran
 Panutan langsung mengenai pentingnya ASI oeh pemberian asuhan kesehatan
 Meningkatkan informasi dan dukungan terhadap ibu setelah pemulangan terutama tindak
lanjut melalui telepon
 Pemompaan payudara awal setiap 2 sampai 3 jam selama 20 menit bilateral jika bayi tidak
mampu segera menyusu

Perawat berperan penting dalam pengambilan keputusan mengenai pemberian ASI dan harus setiap
saat membimbing dan mendukung keluarga.

Anda mungkin juga menyukai