Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KIMIA DASAR

PROSES PEMBENTUKAN BAJA SECARA GLOBAL

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Helmi Bagas Samudra 2613171021


2. Rifqi 2613171021
3. Adit Nugraha 2613171021
4. Ferizal Fadhli 2613171021
5. Agung Setiawan 2613171041
6. Mufrih Ramadhan 2613171021
7. Alim Nafa Alif 2613171021
8. Fauzan Muslim 2613171021
9. Gagin Widy Lugina 2613171021
10. Adriansyah 2613171021

FAKULTAS TEKNIK METALURGI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2017
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 ISI
2.1 Pembuatan Baja Secara Umum

2.2 Tungku Yang Di Gunakan

2.3 Bahan Yang Di Gunakan

2.4 Reaksi Yang Terjadi Saat Pembuatan Baja

2.5 Produk Yang Dapat Di Hasilkan

2.6 Pengaplikasian Produk Dari Baja

BAB 3 PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di seluruh dunia untuk
keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia industri. Ditemukan pertama kali oleh orang
Mesir lebih dari 4000 tahun yang lalu untuk perhiasan dan alat rumah tangga yang kemudian
berkembang menjadi bahan berharga dan dimanfaatkan orang setiap hari saat ini.Untuk
menjadikan baja, banyak proses yang dilakukan, sehingga membutuhkan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar dapat dipakai dalam berbagai keperluan.
Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin beragam pula kebutuhan manusia.
Ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil. Pada jaman dahulu orang membuat jalan hanya dengan
menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi kini semuanya telah berubah, manusia berusaha
membuat jalan sebagai sarana transportasi dengan kualitas yang baik menggunakan teknologi
rekayasa guna memenuhi kebutuhannya. Pembangunan dalam setiap bidang yang berhubungan
dalam teknik sipil dimulai dari bangunan gedung, jembatan, jalan dan bangunan lainnya tidak
akan terpisahkan dari bahan yang berasal dari dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batubara,
minyak bumi sampai berbagai macam mineral yang langsung digunakan maupun yang diolah
terlebih dahulu. Untuk itu dalam kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini diangkat
karena ingin mengetahui jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja yang harus
dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan baja. Bertitik tolak dari latar belakang masalah
diatas, timbulah suatu permasalahan dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan bagi kami
untuk melaksanakan suatu analisa tentang jenis-jenis baja, proses pembuatan baja serta syarat
apa saja yang harus dipenuhi oleh baja.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Proses Pembentukan Baja ?


2. Tungku Apa Saja Yang Di Gunakan ?
3. Bahan Apa Saja Yang Di Gunakan ?
4. Reaksi Yang Terjadi ?
5. Apa Saja Produk Yang Dapat Di Hasilkan ?
6. Apa saja pengaplikasian Produk ?
7. Apa saja contoh barang-barang yang terbuat dari baja ?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui Proses Pembentukan Baja.


2. Mengetahui Reaksi Yang Di Hasilkan Dalam Pembuatan Baja.
3. Mengetahui Bahan Dan Alat yang Di Gunakan Dalam Pembuatan Baja.
4. Mengetahui Barang-barang Apa Saja Yang Terbuat Dari Baja.
BAB II
ISI

2.1 Pembuatan Baja Secara Umum

Gambaran pembuatan baja secara umum terangkum dalam gambar di atas. Pada awalnya,
bahan baku merupakan bijih besi yang didapatkan dari hasil penambangan. bijih besi ini
biasanya mempunyai kandungan Fe (besi yang rendah). Dengan proses benefisiasi hingga
mempunyai kandungan Fe yang lebih tinggi, bisa dalam bentuk pellet atau sinter. Kandungan Fe
yang tinggi itu bisa diatas 90%. Setelah bijih besi mencapai kandungan Fe yang tinggi tersebut,
proses selanjutnya adalah peleburan untuk menjadikan besi tersebut menjadi baja.

Secara umum, ada dua metode peleburan jika dilihat dari prosesnya. Pertama,
menggunakan blast furnace yang menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya. Kedua adalah
proses direct reduction yang menggunakan natural gas sebagai reduktornya untuk kemudian
dilanjutkan ke furnace (biasanya electric arc furnace). Selama proses peleburan inilah,
kandungan karbon dikurangi menjadi dibawah 2% dan ditambahkan unsur-unsur pemadu untuk
memberikan baja tersebut sifat yang diinginkan. produk yang dihasilkan adalah baja cair. Maka
proses selanjutnya adalah casting yang berfungsi merubah baja cair tersebut menjadi padatan
yang berbentuk lembaran baja tebal yang biasanya disebut slab.

Proses berikutnya adalah merubah fisik lembaran baja tebal tersebut menjadi lebih tipis
lalu kemudian merubahnya lagi menjadi bentuk yang lebih spesifik sesuai dengan kegunaannya.
1.2 Tungku Yang Di Gunakan

1). Proses Konvertor

Konvertor adalah salah satu wadah untuk mengolah besi menjadi baja siap untuk
diproduksi. Dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling. Pada bagian dalam
konvertor dibuat dari batu yang tahan api, batu tahan api tersebut dapat bersifat asam atau basa
tergantung dari sifat baja yang akan diolah.

Di bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer) sebagai saluran udara
penghembus yang disebut sebagai air blast. Terdapat juga penyangga pada konvertor yang
dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau vertikal konvertor.

 Sistem kerja
1. Bahan baku dipanaskan dengan kokas (seperti batu bara komposisi karbon) sampai ±
1500 derajat C.
2. Konvertor miringkan untuk memasukkan bahan baku baja kurang lebih 1/8 dari volume
konvertor.
3. Setelah abhan baku baja masuk, ke=onvertor kembali ditegakkan.
4. Tekanan udara penglolahan berkisar 1,5 – 2 atm di hembuskan dari kompresor.
5. Kemudian setelah 20-25 menit, konvertor di putar balik (dijungkirkan) untuk
mengelaurkan hasilnya.

 Proses Bassemer (Asam)


Pengolahan dengan proses bassemer yaitu lapisan dalam yang digunakan adalah batu
tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar
kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO CaSiO3.
 Proses Thomas (basa)
Proses Thomas pada lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa
atau dolomit [kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)]. Bahan baku yang diolah
adalah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %.
Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5) untuk mengeluarkan
besi cair ditambahkan zat kapur (CaO), 3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)

2). Proses Siemens Martin


Proses siemens martin diolah didalam dapur pelebur baja yang dapat mencapai suhu
tinggi, Proses pengolahan baja siemens martin dibuat oleh dua orang yang bernama Siemen dan
Martin, sehingga dapurnya disebut pula dapur siemen martin. Dapur untuk proses siemens
martin mempunyai tungku kerja yang diperlengkapi dengan ruang-ruang hawa.
Tungku pengolahan ini mempunyai kapasitas 30 – 50 ton, bahan baku yang diolah selain besi
kasar juga dapat dimasukkan besi bekas atau besi tua. Jika besi yang dimasukkan mengandung
posfor, bahan lapisan dapurnya bersifat basa. Sebaliknya jika besinya tidak mengandung posfor
bahan lapisan dalam pada dapurnya bersifat asam.

 Sistem kerjanya
Sistem kerja dengan proses siemens martin menggunakan sistem regenerator dengan suhu
mencapai 3000 derajat C. Fungsi dari regenerator adalah:

1. Memanaskan gas dan udara untuk menambah temperatur dapur olah.


2. Berfungsi sebagai fundamen / landasan dapur.
3. Menghemat pemakaian ruang di dalam dapur
Bahan baku yang bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Besi kelabu dinding
dalamnya dilapisi batu silika (SiO2) sedangkan besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 %
MgCO3 + 60 % CaCO3).

3). Proses Basic Oxygen Furnace (BOF)


Proses pengolahan baja dengan proses Basic Oxygen Furnace (BOF) merupakan
modifikasi dari proses Bessemer. Pada proses Bessemer menggunakan uap air panas ditiupkan
pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Sedangkan pada proses BOF
memakai oksigen murni sebagai ganti uap air.
Dapur bejana BOF biasanya berukuran 5 m untuk diameternya dan mampu memproses 35
– 200 ton dalam satu pemanasan. Peleburan baja menggunakan BOF ini juga termasuk proses
yang paling baru dalam industri pembuatan baja. Tungku konstruksi relatif sederhana, pada
bagian luarnya dibuat dari plat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari batu tahan
api (firebrick). Sistem kerjanya,Proses BOF menggunakan besi kasar cair (65 – 85%) yang
dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama dicampur dengan besi bekas (skrap baja)
sebanyak (15 – 35%), batu kapur dan gas oksigen dengan kemurnian 99,5%.
Oksigen akan mengikat karbon yang terdapat pada besi kasar secara berangsur-angsur turun
sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Saat proses oksidasi berlangsung terjadi panas yang
sangat tinggi sehingga dapat menaikkan temperatur logam cair hingga mencapai diatas 165
derajat C.

Saat oksidasi berlangsung, ditambahkan batu kapur yang dimasukkan kedalam tungku.
Batu kapur tersebut akan mencair kemudian bercampur dengan bahan-bahan impuritas (termasuk
bahan – bahan yang teroksidasi) sehingga membentuk terak yang terapung diatas baja cair.
Ketika proses oksidasi selesai, aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen diangkat dari
tungku. Tungku BOF kemudian dimiringkan, pengambilan sampel baja cair
kemidian dilakukan analisa komposisi kimia untuk menilai kadar bajanya.

Jika komposisi kimia pada unsur baja telah tercapai maka dilakukan penuangan
(tapping). Penuangan dilakukan ketika temperature baja cair sekitar 165 derajat C. cara
penuangan yang dilakukan yaitu dengan memiringkan perlahan-lahan tungku pengolahan
sehingga cairan baja tertuang masuk kedalam ladel (wadah tuangan baja cari yang belum
dicetak).
Di dalam ladel kemudian dilakukan skimming untuk membersihkan terak dari permukaan
baja cair. Setalh terak dibersihkan dilakukan proses perlakuan logam cair (metal treatment).

 Keuntungan dari BOF:


1. Proses BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
2. Proses berjalan lebih cepat dan efektif, hanya lebih-kurang 50 menit.
3. Pada dapur olah / tungku tidak diperlukan tuyer pada bagian bawahnya.
4. Filtering zat yang tidak digunakan seperti phosphor dan sulfur dapat dipisahkan dulu
daripada karbon
5. Biaya operasional dengan proses BOF relatif lebih murah dengan proses lainnya.
(menggunkan O2, proses lebih cepat)

4). Proses Dapur Listrik


Proses pengolahan baja dengan menggunakan dapur listrik adalah metode
pengontrol temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur campuran di dalam baja yang
dilakukan selama proses pemurnian. Pada awal pemurnian baja digunakan dapur tungku terbuka
atau konvertor.

Kemudian ada proses pemurnian lagi yang dilakukan didalam dapur listrik sehingga baja
yang diperoleh menjadi lebih berkualitas. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur listrik
busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi.

 Dapur listrik busur nyala


Pada dapur lisrik busur nyala mempunyai kapasitas 25 – 100 ton, dilengkapi dengan tiga
buah elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas / atap dapur. Elektroda karbon dapat
disetel dan secara otomatis bisa menghasilkan busur nyala sehingga secara langsung dapat
memanaskan dan mencairkan logam.

Pada dapur modern ini mampu mengolah logam dengan proses asam atau basa. Bagian
dalam dapur masih berlapiskan batu tahan api. Bahan olah yang dimasukkan ke dalam dapur
adalah besi kasar dan juga logam keras (baja atau besi) yang terlebih dahulu diketahui
komposisinya.

Apabila dilakukan proses basa pada pengolahan baja, maka akan terjadi oksidasi terak dari
kapur yang ditambahkan untuk mereduksi unsur-unsur campuran. Selanjutnya diperoleh
pemisahan terak (mengandung kapur) dari baja cair. Untuk mencegah oksidasi ditambahkan lagi
logam campur pada logam baja yang telah diolah sebelum dikeluarkan dari tungku.
 Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur listrik dengan cara induksi frekuensi tinggi ini terdiri dari kumparan yang dililiti
kawat mengelilingi cawan batu tahan api. Tenaga yang dialirkan dari listrik akan menghasilkan
arus listrik yang bersirkulasi di dalam logam sehingga menyebabkan terjadinya pencairan.

Setelah bahan baku logam mencair selanjutnya peran arus listrik yaitu untuk membuat
gerak mengaduk secara berputar. Kapasitas isi dari dapur jenis ini adalah 350 kg – 6 ton, pada
umumnya dapur ini digunakan untuk meproduksi baja paduan (alloy steel) yang khusus.

 Keuntungan Dengan Busur Listrik :


1. Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
2. Temperatur dapat diatur
3. Lebih efisien dalam pengolahannya
4. Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitas baja lebih
baik
5. Kerugian akibat penguapan sangat kecil

5) Proses Dapur Kupola (Cupola Furnace)


Dapur Cupola (Cupola Funace) digunakan untuk peleburan besi kasar kelabu dan besi
bekas menjadi baja atau besi tuang, pada umumnya digunakan untuk menghasilkan peleburan
sehari-hari berdasarkan pada kapasitas dari pabrik (foundry). Cupola (kubah-kubahnya) biasanya
dioperasikan secara berpasangan, jadi pemeliharaannya bisa diatur pada satu kubah
dankubah yang lainnya tetap bisa beroperasi, demikian seterusnya secara bergantian.
 Sistem kerjanya
1. Dilakukan pemanasan terlebih dahulu pada kubah agar bebas dari uap cair.
2. Bahan bakar berupa arang kayu dan kokas dinyalakan selama ± 15 jam.
3. Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah dengan blower.
4. Setelah kokas terbakar habis kemudian dimasukan kepingan baja dan besi kasa.
5. Setelah beberapa menit 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar pospor dan sulfur, kemudian ditambahkan
batu kapur (CaCO3) dan akan terurai lagi dengan reaksi kimia dan terakhir menghasilkan gas CO
yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-
mesin lain.

Proses terkahir saat di dalam dapur setelah pembersihan terak diatas cairan dari dalam
dapur selanjutnya adalah mengeluarkan baja cair yang ditampung panci panci untuk dibawa ke
tempat penuangan besi atau baja.

2.3 Bahan Yang Di Gunakan

Karena baja adalah produk yang melalui suatu proses terlebih dahulu, maka ada material
yang harus menjadi bahan baku dalam pembuatannya. Bahan baku untuk pembuatan baja ini
adalah bijih besi. secara umum, ada 3 jenis bijih besi yang umum digunakan, yaitu:

 Bijih Besi Primer

Umumnya berupa bijih hematite (Fe2O3) atau magnetite (Fe3O4) atau campuran diantara
keduanya. Kandungan Fe nya bervariasi (tinggi dan rendah). Jenis bijih besi primer ini
merupakan bahan baku utama untuk memproduksi besi dunia. Di Indonesia, bijih besi primer ada
di Aceh, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Kalbar, Kalsel.

 Bijih Besi Laterit

Jenis batuan ini berupa goethite dan limonite. Kadar Fe sekitar 40-58% karena mengandung air
kristal. Di Indonesia, terdapat di Pulau Sebuku, Gunung Kukusan (Kalsel), Pomala, Halmahera,
dll.

 Pasir Besi jenis batuannya adalah Titanomagnetite dan bersifat magnet kuat. Kandungan
Fe sekitar 59%. Pengolahan bijih sampai menjadi besi baja secara komersial sudah dilakukan di
New Zealand dan China.
2.4 Reaksi Yang Terjadi Saat Pembuatan Baja

 Reaksi Kimia Blast Furnace

Pada waktu iron ores/ bijih‐bijih besi, bahan bakar dan tambah dimasukkan kedalam dapur, pertama
dihilangkan kelembaban dan kadar air pada daerah suhu 200‐300°C. Dengan meningkatnya suhu, terjadinya
reaksi tak langsung terhadap bijihbijih besi dengan reaksi sbb:

3 Fe2O3 + CO > 2 Fe3O4 + CO2

2 Fe2O3 + 6CO > 4 Fe + 6 CO2


Pada suhu > 535°C, karbon monoksida terurai menjadi karbon bebas dan karbon dioksida, dengan reaksi sbb :

Fe3O4 + CO > 3 FeO + CO2


Pada suhu ± 400 °C Reduksi langsung terdapat iron ores sebagai berikut :

Fe2O3 + C > 2 FeO + CO

Fe3O4 + C > 3 FeO + CO

Saat daerah suhu 700 – 800 0C reduksi langsung ferro oksida mulai dengan membentuk besi sponge
yang mengandung karbon. Batu kapur terurai pada suhu 800°C. dan dolomit pada suhu 1075OC dengan reaksi

CaCO3 > CaO + CO2

MgCO3 > MgO + CO2

Penurunan titik lebur dan dalam peleburan menyerap karbon dari kokas semakin lama semakin
banyak, terjadi saat besi sponge memperoleh kandungan karbon. Batu kapur mengikat kotorankotoran bijih
besi dan abu kokas. Semakin ke bawah suhu semakin meningkat dan terjadi reduksi langsung paduan dan
metalloid dean reaksi sbb:
SiO2 + 2C > Si + 2CO

MnO + C > Mn + O

P205 + 5C > 2P + 5CO

FeS + CaO + C > CaS + Fe + CO dan, Ca3PO4 + 3SiO2 + 5CO > 3CaSiO3 + 5CO + 3Fe3P

Didekat tuyer (Lubang tiup) ada hembusan udara panas yang mongenai kokas terjadi reaksi sbb:
2C + O2 > 2CO Sehingga selalu ada gas CO yang dipakai untuk roduksi. Jadi kokas didalam blast furnace
berfungsi selain sebagai sumber kalor juga berfungsi untuk mereduksi oksigen dalam bijihbesi.
2.5 Produk Yang Dapat Di Hasilkan Dari Pembuatan Baja

 Produk Baja Berdasarkan Komposisinya

Berdasarkan komposisi baja yang dioleh, diperoleh beberapa klasifikasi jenis baja seperti
baja karbon (carbon steel) dan baja paduan (alloy steel). Kedua jenis baja tersebut juga
banyak klasifikasinya lagi beradasarkan proses pembuatan dan kualitas yang dihasilkan.
Bentuk jadi produk baja dari bahan karbon seperti pipa baja untuk industri pertambangan,
pondasi dan kerangka baja untuk menara dan gedung bertingkat. Sedangkan produk jadi dari
baja alloy seperti peluru baja, komponen-komponen mobil seperti cakram rem, velg mobil
dan gear.

pipa baja Karbon (Carbon Steel).

Peluru Senjata Api dari Baja Alloy.


Baja diproduksi di dalam dapur pengolahan baja dengan bahan utama besi kasar yang berupa
padat maupun cair, besi bekas (skrap) dan beberapa paduan logam.
2.6 Pengaplikasian Produk Dari Baja

Kontruksi Baja untuk Kerangka Gedung Bertingkat.

Pondasi Jembatan dari Baja.

Rel Kereta Api yang Kuat Terbuat dari Bahan Baja.


BAB III
PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat dan menjadi ilmu
pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan ejaan di
dalam penulisan kata atau kalimat yang kurang jelas untuk dimengerti.

Karena bagaimanapun juga kami hanya manusia biasa yang tak pernah luput dari segala
kesalahan. Dan tentunya kami juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan makalah yang kami buat. Sekian dari kami semoga
dapat bermanfaat, kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai