PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah adalah ilmu bagian yang mempelajari cara-cara pekerjaan
pengukuran diatas permukaan bumi dan bawah tanah untuk keperluan seperti
pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi
dapat di abaikan. Ilmu ukur tanah untuk menyatakan kedudukan suatu titik atau
penggambaran situasi / keadaan secara fisik yang terdapat diatas permukaan bumi,
yang pada dasarnya bumi selalu bergerak sesuai dengan porosnya. oleh karena itu
ilmu ukur tanah diperlukan sebagai kontrol dari pergerakan tersebut dan mengetahui
seberapa besar pergeseran yang terjadi dimuka bumi. Kemudian ilmu ukur tanah
juga umum digunakan sebagai dasar dari perencanaan pembangunan.
Dalam pemetaan, ilmu ukur tanah diperlukan dalam penyusunan pembuatan
peta yang apabila telah menjadi peta, akan sangat bermanfaat bagi seluruh disiplin
ilmu, mulai dari pengairan, perencanaan pembangunan, sampai pertanian. Jadi ilmu
ukur tanah tersebut sangat diperlukan dalam berbagai disiplin ilmu sebagai faktor
penunjang yang sangat penting dalam terlaksanakannya suatu proyek.
1.3 Tujuan
1. Memahami ilmu ukur tanah
2. Memahami cara membaca alat-alat dalam ilmu ukur tanah
3. Mengenal alat-alat yang digunakan dalam ilmu ukur tanah
4. Memahami cara kerja dan penggunaan dari alat-alat dalam ilmu ukur
tanah
5. Mengetahui bagaimana cara penyelesaian suatu kondisi
6. Menguasai perhitungan dalam ilmu ukur tanah
1. Objek yang dijadikan ilustrasi adalah tinggi bangunan, tinggi lemari, tinggi pintu,
tinggi kulkas.
2. Metode pengembangan perangkat lunak dilakukan dengan cara Object Oriented
dan Tools yang digunakan yaitu UML (Unified Modeling Language) dalam
menggambarkan model fungsional dan diagram-diagram yang digunakan yaitu Use
Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Acrivity Diagram.
3. Penggunaan aplikasi ini hanya diperuntukan bagi para pengguna mobile phone
android versi froyo hingga versi yang terbaru.
5. Metode yang digunakan pada proses penghitungan tinggi bangunan yaitu metode
trigonometri.
a. Teropong
Alat ini berfungsi untuk membidik dan memperjelas sasaran/objek
yang akan diukur. Alat ini terdiri dari lensa objektif, lensa okuler dan lensa
diafragma serta dilengkapi dengan visir untuk membidik sasaran secara
kasar.
b. Nivo
Merupakan alat bantu untuk membuat sumbu satu tegak lurus sumbu
dua dan sebaliknya. Ada dua jenis nivo yakni nivo kotak dan nivo tabung.
c. Sekrup Pengatur
Terdiri dari sekrup penajam objek/tromol pengatur fokus terletak di
bagian samping terobong, berfungsi untuk memperjelas sasaran yang akan
diukur.
2. Tripod
Sering disebut kaki tiga, berfungsi sebagai tempat meletakkan alat ukur
waterpass dilengkapi dengan tiga sekrup pengunci untuk menaik turunkan alat
sesuai dengan posisi yang dikehendaki pengukur atau praktikan.
3. Rambu
4. Rol Meter
Berfungsi untuk mengukur jarak di lapangan dari alat ukur kepatok yang dituju.
5. Payung
6. Unting-unting
7. Patok
Patok ini terbuat dari kayu dan mempunyai penampang berbentuk lingkaran
atau segi empat dengan panjang kurang lebih 30-50 cm dan ujung bawahnya dibuat
runcing, berfungsi sebagai suatu tanda di lapangan untuk titik utama dalam
pengukuran.
Alat ukur waterpas yang sederhana hanya terdiri dari empat komponen atau
bagian alat yaitu :
1. Teropong yang didalamnya terdapat lensa obyektif, lensa okuler dan diafragma, 2.
Nivo kotak dan nivo tabung
3. Sumbu satudan,
4. Tiga skrup pendatar.
5. Namun bagian – bagian utama dari alat ukur waterpas NK1/NK2 dan fungsinya
sbb:
6. Teropong, berfungsi sebagai alat pembidik.
7. Visir, berfungsi sebagai alat pengarah bidikan secaara kasar sebelum dibidik
8. dilakukan melalui teropong atau lubang tempat membidik.
9. Nivo kotak, digunakansebagai penunjuk Sumbu Satu dalam keadaan tegak atau
tidak.
Bila nivo berada ditengah berarti Sumbu Satu dalam keadaan tegak.
10. Nivo tabung adalah penunjuk apakah garis bidik sejajar garis nivo atau tidak.
Bila gelembung nivo berada di tengah atau nivo U membentuk huruf U, berarti garis
bidik sudah sejajar garis nivo.
11. Pemokus diafragma, berfungsi untuk memperjelas keadaan benang diafragma.
Skrup pemokus bidikan, berfungsi untuk mengatur agar sasaran yang dibidik dari
teropong terlihat dengan jelas.
12. Tiga skrup pendatar, berfungsi untuk mengatur gelembung nivo kotak Skrup
pengatur nivo U, berfungsi untuk mengatur nivo U membentuk huruf U
13. Skrup pengatur gerakan halus horizontal, berfungsi untuk menepatkan bidikan
benang difragma tegak tepat disasaran yang dibidik
14. Sumbu tegak atau sumbu satu (tidak nampak), berfungsi agar teropong dapat
diputar kea rah horizontal
15. Lingkaran horizontal berskala yang berada di badan alat berfungsi sebagai alat
bacaan sudut horizontal
16. Lubang tempat membaca sudut horizontal.
17. Pemokus bacaan sudut, berfungsi untuk memperjelas skala bacaan sudut
• Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tenah (as) jalur pengukuran dan
dilakukan pengukuran pada setiap perubahan yang terdapat pada permukaan
tanah.
• Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis.
metode pelaksanaanya sebagai berikut :
1. Tempatkan alat sipat datar diantara titik A dan titik 1
2. Lakukan centering.
3. Gelembung nivo ketengahkan dengan 3 skrup klap.
4. Ukur tinggi alat diatas patok.
5. Bidik rambu pada titik A kemudian baca BA, BT dan BB,lalu bidik juga
rambu pada titik 1.
6. Setelah sampai ke titik B,Ulangi kembali pengukuran longsection diatas
namun sekarang dimulai dari titik B s/d titik A(poligon longsection tertutup/kering)
dimana hasil dari pengukuran Titik A -B maupun sebaliknya hasil dari elebasi titik
B-A nilai elevasi A harusnya sama.namun jika berbeda masukan pada rumus koreksi
kesalahan pembacaan yaitu : 10 akar D dimana D adalah jarak keseluruhan dari titik
A - B ditambah jarak titik B - A.
7. Hitung d (jarak) dari alat ke rambu, d=(BA-BB).100
8. Lakukan hal yang sama (2,3,4,dst)
9. Lakukan urut-urutan dari nomor A s/ B
untuk pengukuran longsection/profile memanjang dan langkah-langkahnya telah
saya bahas di atas dan siap di olah datanya dalam program desain untuk mengetahui
keadaan tanah existing secara memanjang.
Rumus untuk mencari elevasi titik 01 adalah: bedatinggi antara titik A ke titik 01
ditambah dengan elevasi titik A.
b) Pengukuran Crossection/MELINTANG
Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan setelah
pengukuran sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat
sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan as jalur memanjang
lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada jalan
raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. Arah potongan
melintang tegak lurus dengan as, kecuali pada titik tikungan (contoh pada titik B)
maka potongan diusahakan membagi sudut terseut sama besar atau bila perlu
dibuatkan 2 buah potongan melintang yang masing-masing tegak lurus pada arah
datang dan arah belokan selanjutnya
Gambar 2.9 Metode Pengukuran Crosssection
Penghitungan beda tinggi antara dua titik yang diukur dengan waterpass
dapat dihitung dengan rumus
ΔH = BTB – BTM
Keterangan :
BTB : Benang tengah belakang
BTM : Benang tengah muka
Istilah-istilah :
- 1 slag adalah satu kali alat berdiri untuk mengukur rambu muka dan rambu
belakang.
- 1 seksi adalah suatu jalur pengukuran sepanjang ± 1-2 km yang terbagi dalam
slag yang genap dan diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
(Nurjati, 2004 )
Agar didapat hasil yang teliti maka perlu adanya koreksi, dengan asumsi bahwa
beda tinggi pergi sama dengan beda tinggi pulang.
C = k / (n-1)
C = Koreksi
k = kesaahan
n = banyaknya titik
(n-1) = banyak slag (beda tinggi)
4.1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Dari praktikum yang telah dilakukan didapat data jarak dan kontur pada
pengukuran profil memanjang dan melintang.
5.2 Saran
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=250388
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjZj
o_qrcDYAhWJtpQKHcWCAkoQFgg0MAI&url=http%3A%2F%2Fshare.its.ac.id
%2Fmod%2Fresource%2Fview.php%3Fid
%3D19722&usg=AOvVaw0SNAbaTOE2pS5s7dEMnfw2
lib.unnes.ac.id/22094/1/5111311006-S.pdf
http://belajar.ditpsmk.net/wp-content/uploads/2014/09/PENGANTAR-SURVEY-
DAN-PEMETAAN-1.pdf
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjx-
5uks73YAhXJK48KHfwECAcQFggnMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.big.go.id
%2Fassets%2Fdownload%2Fsni%2FSNI%2FSNI_19-6988-
2004.pdf&usg=AOvVaw2SzTuRoG5IgQKswnTJBR_X
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjZj
o_qrcDYAhWJtpQKHcWCAkoQFgg0MAI&url=http%3A%2F%2Fshare.its.ac.id
%2Fmod%2Fresource%2Fview.php%3Fid
%3D19722&usg=AOvVaw0SNAbaTOE2pS5s7dEMnfw2
LAMPIRAN