ABSTRAK
Sistem transportasi dan pengembangan lahan (land development) saling berkaitan. Di dalam sistem
transportasi, tujuan dari perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang
dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sistem jaringan jalan merupakan satu
kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang
terjalin dalam hubungan hierarki. Agar sistem transportasi/lalu lintas menjadi efisien, diperlukan jaringan
jalan yang direncanakan dengan baik agar mobilitas dan aksesibilitas kendaraan dalam jaringan tersebut
dapat teroptimalkan.
Kata Kunci: Jalan, Jalan Umum, Pengelompokan Jalan Umum, Jaringan Jalan, Lalu Lintas.
2.3.3 Pengelompokan Jalan Menurut Status 2.3.4 Pengelompokan Jalan Menurut Kelas
Pengelompokkan Jenis klasifikasi jalan Jenis klasifikasi jalan di Indonesia juga
bertujuan untuk mewujudkan kepastian hukum
dikelompokkan berdasarkan muatan sumbu antara
penyelenggaraan jalan sesuai dengan
kewenangan pemerintah dan pemerintah lain jalan kelas I, jalan kelas II, jalan kelas IIIA,
daerah. Berdasarkan administrasi jalan kelas IIIB, dan jalan kelas IIIC. Berikut
pemerintahan, jalan diklasifikasikan ke dalam penjelasan dari klasifikasi jalan di Indonesia.
jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten,
jalan kota, dan jalan desa. Berikut penjelasan
jenis klasifikasi jalan di Indonesia.
1. Jalan kelas I adalah jalan arteri yang dapat
dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
1. Jalan Nasional adalah jalan arteri atau dengan ukuran lebar tidak melebihi 2500
kolektor yang menghubungkan antar milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
ibukota provinsi dan jalan strategis nasional 18000 milimeter dan muatan sumbu terberat
dan jalan tol. yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang
2. Jalan Provinsi adalah jalan kolektor yang saat ini masih belum digunakan di Indonesia
menghubungkan ibukota provinsi dengan namun sudah mulai dikembangkan di berbagai
ibukota kabupaten atau kota, antar negara maju seperti Perancis yang telah
kabupaten dan jalan strategis provinsi. mencapai muatan sumbu terberat sebesar 13
3. Jalan Kabupaten adalah jalan lokal dalam ton.
sistem jaringan jalan primer yang tidak 2. Jalan kelas II adalah jalan arteri yang dapat
termasuk jalan yang menghubungkan dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
ibukota kabupaten dengan ibokota dengan ukuran lebar tidak melebihi dari 2500
kecamatan, antaribukota kecamatan, mm. Ukuran panjang tidak melebihi 18000
ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan mm dan muatan sumbu terberat yang diizinkan
lokal, antarpusat kegiatan lokal serta jalan 10 ton. Jalan kelas ini merupakan jalan yang
umum dalam sistem jaringan jalan sekunder sesuai untuk angkutan peti kemas.
3. Jalan kelas III A adalah jalan arteri atau sistem jaringan jalan disusun dengan
kolektor yang dapat dilalui kendaraan mengacu pada rencana tata ruang
bermotor termasuk muatan dengan ukuran
wilayah dan dengan memperhatikan
lebar tidak melebihi 2500 mm, ukuran panjang
tidak melebihi 18000 mm dan muatan sumbu keterhubungan antarkawasan dan/atau
terberat yang diizinkan 8 ton. dalam kawasan perkotaan, dan kawasan
4. Jalan kelas III B adalah jalan kolektor yang
perdesaan.
dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
c. Menurut Undang-Undang Republik
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi
2500 mm, ukuran panjang tida melebihi 12000 Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang
mm. dan muatan sumbu terberat yang Jalan, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1
diizinkan 8 ton. ayat (18) bahwa sistem jaringan jalan
5. Jalan kelas III C adalah jalan lokal dan
adalah satu kesatuan ruas jalan yang
lingkungan yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran saling menghubungkan dan mengikat
lebar tidak melebihi 2100 mm, ukuran panjang pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah
tidak melebihi 9000 mm dan muatan sumbu
yang berada dalam pengaruh
terbera yang diizinkan 8 ton.
3. Keterkaitan Jaringan Jalan dan Lalu Lintas pelayanannya dalam satu hubungan
Sebelum mengetahui keterkaitan antara hierarkis.
jaringan jalan dengan lalu lintas, maka dapat
2. Lalu Lintas
dilihat pengertian jaringan jalan dan lalu lintas a. Menurut Undang-Undang Republik
sebagai berikut; Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang
1. Jaringan Jalan
a. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Bab I
Indonesia Nomor 34 Tahun 2006, Bab II Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (2)
Jalan Umum, Bagian Kedua Sistem bahwa lalu lintas adalah gerak kendaraan
Jaringan Jalan, Pasal 6 ayat (1) bahwa dan orang di ruang lalu lintas jalan.
b. Menurut Undang-Undang Republik
sistem jaringan jalan merupakan satu
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang
kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Bab I
sistem jaringan jalan primer dan sistem
Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (3)
jaringan jalan sekunder yang terjalin
bahwa angkutan adalah perpindahan
dalam hubungan hierarki.
b. Menurut Peraturan Pemerintah Republik orang dan/atau barang dari satu tempat
Indonesia Nomor 34 Tahun 2006, Bab II ke tempat lain dengan menggunakan
Jalan Umum, Bagian Kedua Sistem kendaraan di ruang lalu lintas jalan.
Jaringan Jalan, Pasal 6 ayat (2) bahwa
c. Menurut Undang-Undang Republik Penambahan/rekayasa jaringan jalan yang
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang tepat pun dapat menjadi suatu solusi jika
ruas jalan/ simpang sudah mencapai tingkat
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Bab I
kejenuhan yang tinggi, dan akan
Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (4) mengakibatkan tingkat kejenuhan semakin
bahwa jaringan lalu lintas dan tinggi dan akan merambat pada jaringan
jalan lainnya jika penambahan/rekayasa
angkutan jalan adalah serangkaian
jaringan jalannya tidak tepat.
simpul dan/atau ruang kegiatan yang
saling terhubungkan untuk Contohnya pada simpang Antapani,
Bandung. Dikarenakan flyover dibangun
penyelenggaraan lalu lintas dan
untuk menghubungkan Jl. Jakarta dan Jl.
angkutan jalan. Terusan Jalan Jakarta, lalu lintas dari arah
d. Menurut Undang-Undang Republik Kiaracondong yang akan memasuki ruas Jl.
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Terusan Jalan Jakarta selalu terjadi antrian
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Bab I panjang dan kendaraan terjebak di
persimpangan karena ketika lampu lalu
Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (11) lintas sudah merah pun kendaraan belum
bahwa ruang lalu lintas jalan adalah memasuki kaki simpang.
prasarana yang diperuntukkan bagi
Kendaraan yang masuk dari Jl. Ibrahim
gerak pindah kendaraan, orang, Adjie ke Jl. Terusan Jakarta pun seringkali
dan/atau barang yang berupa jalan dan tersendat dikarenakan arus yang memasuki
fasilitas pendukung. ruas jalan tersebut banyak tetapi ruas jalan
sempit akibat adanya flyover tersebut.
Dapat diambil kesimpulan dari pengertian
Tetapi flyover tersebut pun mengurangi
lalu lintas poin c, bahwa keterkaitan
panjang antrian lalu lintas dari arah Jl.
jaringan jalan dan lalu lintas adalah untuk
Terusan Jakarta yang menuju Jl. Jakarta.
tersenggelarakannya lalu lintas dan
angkutan jalan dibutuhkan jaringan
jalan/serangkaian simpul dan/atau ruang
kegiatan yang saling terhubungkan. 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selain itu, variabel karakteristik arus lalu Pada mata kuliah Teknik Lalu Lintas, adapun
lintas utama yaitu; volume, kecepatan, dan hal-hal yang harus dipahami yaitu mengenai
kepadatan dari suatu ruas jalan dapat apa itu jalan, penggunaan jalan, bagaimana
dipengaruhi oleh jaringan jalan, tergantung pengelompokan jalan umum, dan apa itu lalu
lintas dan keterkaitannya dengan jaringan jalan.
dari ada berapa bangkitan dan tarikan yang
menggunakan akses ruas tersebut. 3.2 Saran
Hendaknya dalam menentukan atau
merencanakan jaringan jalan untuk suatu
simpang atau ruas jalan, dibutuhkan analisa
teknik lalu lintas yang tepat agar tingkat
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor
kejenuhan dapat berkurang.
38 Tahun 2004 tentang “jalan”.